PROTEKSI RADIASI
DALAM PEMANFAATAN
TENAGA NUKLIR
BIDANG KESEHATAN
PELATIHAN PENYEGARAN
PETUGAS PROTEKSI RADIASI MEDIK 2
04-06 Oktober 2016
STANDAR KESELAMATAN RADIASI
STANDAR KESELAMATAN RADIASI
INTERNASIONAL DIKELUARKAN OLEH BADAN
TENAGA ATOM INTERNASIONAL (IAEA) DALAM
BENTUK STANDAR KESELAMATAN DASAR (BASIC
SAFETY STANDARD) DAN SERI KESELAMATAN
ATAU PEDOMAN KESELAMATAN (SAFETY SERIES
DAN SAFETY GUIDES)
UNTUK PENETAPAN STANDARD TSB, IAEA
DIBANTU OLEH INTERNATIONAL COMMISSION
ON RADIOLOGICAL PROTECTION (ICRP) DAN
INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIATION
UNIT AND MEASUREMENTS (ICRU) DAN BADAN-
2
BADAN LAINNYA
STANDAR INTERNASIONAL
3
• IAEA Safety Series
• IAEA Tecdoc
• Code of Conduct on the Safety and
Security of Radioactive Sources
• GSR Part 3 (revisi dari BSS IAEA) disahkan
pada 2014
4
BSS N0.115 dan Code of Conduct on the
safety and Security of Radioactive Sources
5
Rekomendasi ICRP 26/1977
PENGENALAN FILOSOFI BARU TENTANG
TUJUAN KESELAMATAN RADIASI
INTRODUKSI FAKTOR RESIKO DAN FAKTOR
BOBOT ORGAN TUBUH
PENETAPAN NBD BERDASARKAN RESIKO
PENETAPAN BATAS MASUKAN TAHUNAN (ALI)
PENERIMAAN DOSIS DIHITUNG DARI JUMLAH
DOSIS DARI PENYINARAN EKSTERNA DAN
INTERNA
6
PRINSIP DASAR PROTEKSI RADIASI.
• Sistim Pembatasan Dosis (ICRP No. 26 tahun 1977) dan
Sistem Proteksi Radiasi (ICRP 60 tahun 1990).
JUSTIFIKASI
Penggunaan radiasi hanya dibenarkan jikka
manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
resikonya
LIMITASI
Dosis radiasi tidak boleh melampaui NBD yang
telah ditetapkan
OPTIMISASI
Penerimaan radiasi harus diupayakan serendah-
7
Rekomendasi ICRP 60 Tahun 1990
9
EFEK NON STOKASTIK (DETERMINISTIK)
– KEPARAHAN MENINGKAT DENGAN
PERTAMBAHAN DOSIS
– TIMBUL DALAM WAKTU YANG RELATIF
SINGKAT (BEBERAPA JAM SAMPAI
BEBERAPA MINGGU)
– ADA DOSIS AMBANG
• Contoh : kerusakan sistem pencernaan,
10 sistem darah, saraf pusat, luka radiasi,
EFEK STOKASTIK
– KEMUNGKINAN TERJADINYA EFEK
BERTAMBAH BESAR DENGAN
PERTAMBAHAN DOSIS
– TIMBUL DALAM WAKTU YANG LAMA (5-
15 TAHUN)
– TIDAK ADA DOSIS AMBANG
– Contoh : leukemia, kanker, Cacat turunan
11
(genetik)
• Untuk tujuan optimisasi ICRP
merekomendasikan penetapan pembatas
dosis (dose constraint).
• Dalam rekomendasi ICRP 60 diperkenalkan
filosofi proteksi dengan berdasarkan
pembedaan antara :
– praktik (practice) dan
– intervensi (intervention)
12
• Sistem proteksi berubah dari berdasarkan
proses menjadi berdasarkan situasi
penyinaran.
• ICRP 103 merekomendasikan 3 situasi
penyinaran yaitu :
– situasi penyinaran direncanakan (planned
exposure situation),
– situasi penyinaran darurat (emergency
exposure situation)
13 – situasi penyinaran yang telah ada (exsting
• Situasi penyinaran direncanakan
menggantikan istilah praktik yang
sebelumnya digunakan dalam ICRP 60
14
• Tingkat panduan paparan medik untuk
pasien dapat dilampaui apabila ada
justifikasi berdasarkan kebutuhan klinis.
• Setiap pekerja radiasi yang melaksanakan
pemeriksaan radiologi harus mencegah
terjadinya pengulangan paparan dan
melaksanakan optimisasi proteksi radiasi
terhadap pasien.
15
• Dalam rekomendasi ICRP No. 26
dikemukakan pula suatu sistim tentang :
– Tingkat Referensi
16
• Tingkat referensi bukanlah suatu nilai batas,
dan digunakan untuk menentukan tindakan
yang akan diambil apabila nilai suatu
bilangan melebihi atau diperkirakan melebihi
tingkat referensi.
– Tindakan bisa berupa :
• pencatatan informasi yang sederhana,
melalui investigasi sebab-akibat
17 • tindakan intervensi
• PERKEMBANGAN NILAI BATAS DOSIS.
• Perkembangan Pembatasan Dosis Sampai Tahun 2011.
• Pada waktu pesawat sinar X pertama kali ditemukan
yaitu pada tahun 1895, tidak pernah terbayang bahwa
radiasi sinar-X ini yang merupakan radiasi pengion
dapat membahayakan manusia.
• Laporan pertama tentang kerusakan jaringan biologis
– adanya iritasi pada mata dibuat pada tahun 1896,
– pada tahun 1902 salah seorang peneliti yang terlibat
dalam pembuatan tabung pesawat sinar-x
meninggal dunia akibat cancer.
18
PERKEMBANGAN NILAI BATAS DOSIS
untuk pekerja (rekomendasi ICRP)
1925 30 R/Th (100 kV) DAN 70 R/Th (200 kV)
1934 1 R/MINGGU DAN 50 R/Th
1951 0,3 R/MINGGU DAN 15 R/Th
1955-1959 0,1 R/MINGGU DAN 5 R /Th
1959-1977 5 R /Th DAN 3 R/13 MINGGU,
5(N-18) rem
1977 50 mSv/ Th ATAU 5 R /Th
1990 20 mSv ATAU 2 R /Th RATA-RATA
DALAM 5 TH, MAKS 50 mSv /Th
19
NBD ini yang terakhir diadopsi oleh BSS-IAEA
• 1990
– dosis efektif sebesar 20 mSv tiap tahunnya,
dirata-ratakan selama 5 tahun berturut-turut
– dosis efektif sebesar 50 mSv untuk satu tahun.
– dosis ekivalen pada lensa sebesar 150 mSv
dalam satu tahun, dan
– dosis ekivalen pada ekstrimitas (tangan dan
kaki) atau kulit sebesar 500 mSv dalam satu
tahun
20
• 2007, NBD sama seperti pada rekomendasi
tahun 1990.
• 2011, NBD sama seperti pada rekomendasi
tahun 1990, kecuali untuk lensa mata. Pada
bulan April 2011 ICRP mengeluarkan
pernyataan tentang reaksi jaringan (statement
on tissue reaction) yang merekomendasikan:
– Nilai batas untuk lensa mata bagi pekerja radiasi
sebesar 20 mSv per tahun yang dirata-ratakan
selama periode 5 tahun, dan tidak melebihi 50 mSv
dalam 1 tahun. Pada rekomendasi ICRP sebelumnya
21
adalah sebesar 150 mSv per tahun.
• Dalam Perka No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi
dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan
Tenaga Nuklir dicantumkan bahwa dosis yang
diterima lensa mata perlu dipantau dengan
menggunakan dosimeter untuk memantau dosis
ekivalen lensa mata.
22
• Berdasarkan Tecdoc IAEA No. 1731 Pekerja
Radiasi yang perlu menggunakan dosimeter lensa
mata adalah:
– radiologi dan kardiologi intervensional;
– fluoroskopi intervensional
– brachiterapy manual
– CT Intervensional
– penyiapan sumber terbuka/radiofarmaka untuk
PET/CT
23 – produksi radioisotop (cyclotron)
NILAI BATAS DOSIS
• NBD diatur dalam buku Peraturan Kepala
BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
• Penetapan NBD ini mengacu pada
rekomendasi ICRP 103 tahun 2007 dan BSS
IAEA (GSR Part 3 Tahun 2014, yang pada
waktu itu masih dalam tahap pembahasan
rancangan)
24
• NBD untuk pekerja radiasi :
– Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam
periode 5 tahun, sehingga Dosis yang terakumulasi
dalam 5 tahun tidak boleh melebihi 100 mSv ;
– Dosis Efektif sebesar 50 mSv dalam 1 tahun tertentu;
– Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20
mSv per tahun dalam periode 5 tahun dan 50 mSv
dalam 1 tahun tertentu;
– Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 500 mSv per tahun;
dan
– Dosis Ekivalen untuk tangan atau kaki sebesar 500 mSv
per tahun
25
• Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat :
– Dosis Efektif sebesar 1 mSv pertahun;
– Dosis Ekivalen untuk lensa mata sebesar 15
mSv pertahun; dan
– Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 50 mSv
pertahun
26
DOSE CONSTRAINT
– Ditetapkan untuk setiap penggunaan sumber
radiasi suatu nilai yang tidak boleh dilampaui
dalam upaya optimisasi
27
TINGKAT PANDUAN
(GUIDANCE LEVELS)
2 Lumbal 35
3 Abdomen 25
TINGKAT PANDUAN UNTUK
MAMMOGRAFI
• Dosis glandular rata-rata untuk setiap proyeksi
cranio-caudal :
– Tanpa grid : 1 mGy
– Dengan grid : 3 mGy
TINGKAT PANDUAN LAJU DOSIS
FLUOROSKOPI
No Cara pengoperasian ESD rata-rata
(mGy/menit)
1 Normal 25
34
• Nilai batas Dosis seperti yang tertera diatas tadi
adalah:
• merupakan jumlah dari dosis radiasi
eksterna dan interna, atau salah satu dari
keduanya, yaitu dosis radiasi eksterna
saja atau dosis radiasi interna saja;
• tidak termasuk penyinaran medik;
• tidak termasuk penyinaran radiasi alam.
35
ICRP mendefinisikan besaran dosis yang
digunakan untuk pembatasan dosis
Dosis Efektif
Dosis Ekivalen
dQ
X
dm
Di mana dQ adalah muatan ion yang dihasilkan di
udara dengan massa dm
X digunakan untuk menunjukkan jumlah ionisasi di
udara yang dihasilkan oleh sinar-X atau sinar
gamma
HT = Σ WR DT,R
E= wT·HT
T
Di mana HT adalah dosis ekivalen pada jaringan T
dan wT adalah faktor bobot jaringan T
Jaringan jaringan
atau organ wT atau organ wT
Scattered dose
mGy/h at 0.5m mGy/h at 1m
100 kV
rate is lower
1 mA
Tube
THE BEST INTENSIFIER UP
undercouch
position
CONFIGURATION
reduces, in
X-RAY TUBE DOWN
general, high
SAVES A FACTOR OF
dose rates to
3 OR MORE IN DOSE
the specialist’s
X-RAY TUBE UP
eye lens
IN COMPARISON
TO: INTENSIFIER DOWN
2.2 (100%)
100 kV
1m 1m patient distance
X-Ray tube
CHANGING INCREASES
FROM NORMAL DOSE RATE BY
FLUOROSCOPY A FACTOR OF 2
MODE TO THE OR MORE
HIGH DOSE
RATE MODE
CHANGING
FROM HIGH TO INCREASES DOSE
LOW NOISE PER IMAGE BY A
MODE (FOR FACTOR OF 2 TO
CINE AND DSA 10
- Digital
Subtraction
Angiography)
Scattered
dose is higher
at the X-ray
tube side
6 12
X-ray tube
100 cm 50 cm 0
Scale
THYROID
SHIELD
SCREEN AND
CURTAIN
GOGGLES
60 %
SCATTERED
RADIATION WITH W THE
GLOVE
ATENUATION IS 3 TIMES
WITH W
BETTER THAN WITH Pb!!
From: Avoidance of radiation injuries from interventional procedures. ICRP draft 2000
67
16.2: Optimization of protection in fluoroscopy
Practical radiation protection rules (I)
ARTICULATED SHIELDING, LEADED
APRONS, GLOVES, THYROID
PROTECTORS, ETC, MUST BE READILY
AVAILABLE IN THE X-RAY ROOMS
POSSIBLE
PROBLEM:
74