Anda di halaman 1dari 13

Vol.2 No.

2, November 2019 ISSN 2621-0878

Jurnal
Teknologi Dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium
(Temapela)
Nurun Studi Pelaksanaan Keselamatan Dan 65 - 74
Nayiroh, Kesehatan Kerja (K3) Pada
Kusairi Laboratorium Jurusan Fisika Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

STUDI PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3) PADA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Nurun Nayiroh1*), Kusairi2


1,2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No.50, Malang 65144

*) Email: nurun@fis.uin-malang.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); hambatan dalam
pelaksanaan (K3); dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan K3 di laboratorium
jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data meliputi: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dosen,
dan Kepala Laboratorium, dengan cara penentuan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Teknik keabsahan data
yang digunakan yaitu triangulasi sumber. Hasil penelitian: penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium
jurusan Fisika sudah dilakukan, namun masih ditemukan kondisi di mana indikator-indikator K3 belum memenuhi ketentuan
dan perlu ada perbaikan. Kemudian hambatan pelaksanaan K3 dari faktor manusia yaitu; masih terdapat pengguna yang
kurang mematuhi tata tertib dan SOP. Sedangkan di lihat dari factor lingkungan, yaitu; penanganan alat rusak yang lama,
tidak tersedia sarana dan prasarana K3 yang memadai, penataan colokan listrik yang tidak sesuai ketentuan, dan beberapa
laboratorium tidak ada ventilasi. Upaya yang dilakukan pengelola laboratorium jurusan Fisika untuk mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan K3 yaitu; membuat alternate fpengganti alat yang rusak dengan alat rakitan sendiri, meminjam alat
kebersihan ke petugas kebersihan untuk membersihkan laboratorium, membuat tulisan-tulisan tentang himbauan K3 yang di
tempel di dinding-dinding sebagai rambu-rambu K3, colokan listrik yang di lantai ditutupi dengan plester hitam dan diberi
tanda, dibuatkan ventilasi buatan dan ditambah blower, memberikan himbauan di setiap awal pertemuan praktikum
(pembekalan praktikum) dan pengawasan oleh asisten dan laboran saat praktikum, dan memasang poster-poster himbauan
tentang penggunaan alat sesuai dengan SOP yang ditempel di dinding laboratorium.
Kata Kunci:Studi, Keselamatan, Kesehatan, Kerja, Laboratorium. Program studiFisika.

Abstract

This study aims to find out the implementation of Occupational Safety and Health (K3); obstacles in implementation (K3);
and efforts that can be made to overcome obstacles in the implementation of K3 in the laboratory department of Physics UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang. This research is a qualitative descriptive study. Data collection techniques include,
interviews, observation, and documentation. The subjects in this study were students, lecturers, and the Head of the
Laboratory, by determining samples using snowball sampling techniques. The data validity technique used is source
triangulation. The results of the study: occupational safety and health in the Physics study program laboratory have been
carried out, but conditions are still found where the K3 indicators do not meet the requirements and need to be improved.
Obstacle to the implementation of K3 from human factors, namely; there are still users who do not comply with the rules and
SOP. Then seen from environmental factors, namely; handling old damaged equipment, inadequate K3 facilities and
infrastructure, improper electrical arrangement, and some laboratories without ventilation. Efforts made by the Physics
study program laboratory manager to overcome obstacles in the implementation of K3, namely; make alternative
replacements for damaged equipment with their own assemblies, borrow cleaning equipment to cleaners to clean the
laboratory, make writings on K3 appeals posted on the walls as K3 signs, electrical plugs on the floor covered with black
plaster and given signs, made artificial ventilation and added a blower, gave an appeal at the beginning of each practicum
meeting (briefing practicum) and supervision by assistants and laboratory assistants during the practicum, and put up
posters of appeals about the use of tools in accordance with the SOP posted on the laboratory wall.
Keywords: Study, Safety, Health, Work, Laboratory. Physics study program.

I. Pendahuluan pengusaha sebagai upaya pencegahan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan
sering disingkatdengan K3 merupakan suatu penyakit akibat kerja di dalam lingkungan
sistem program yang dibuat bagi pekerja dan kerja(Effendi, 2018: 1). Bekerja di laboratorium

65
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

tidak lepas dari kemungkinan terjadinya bahaya keselamatan mahasiswa, dan menjadi suatu
kecelakaan kerja dari berbagai jenis alat dan kekhawatiran akan terjadi hal yang serupa. Dari
bahan yang dapat berisiko tinggi bagi fenomena ini dapat di simpulkan bahwa
penggunanya apabila digunakan tidak sesuai seharusnya penerapan K3 di laboratorium
dengan teknik dan prosedur yang benar, baik jurusan Fisika perludioptimalkan karena melihat
yang berbahan kimia ataupun tidak. Di pentingnya K3bagi mahasiswa dan instansi
Indonesia telah banyak terjadi kasus kecelakaan terkait untuk menunjang pembelajaran yang
di laboratorium yang menyebabkan luka tepat guna.
ringan, luka berat hingga yang menyebabkan Indikator keselamatan dan kesehatan kerja di
kematian pada pekerjanya. Contohnya kasus laboratorium-laboratorium jurusan Fisika akan
kecelakaan di laboratorium kimia kualitatif menjadi pengukur keberhasilan K3. Menurut
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) Budiono, Jusuf, & Pusparini (2003), dalam K3
pada 16 Maret 2015. Empat belas orang terdapat indikator-indikator yang digunakan
mahasiswanya terluka akibat kecelakaan kerja sebagai dasar penentu baik buruk suatu
yaitu terkena pecahan dari ledakan labu keselamatan dan kesehatan kerja, indikator K3
destilasi pada saat sedang melakukan dibagi menjadi dua macam yaitu: faktor
praktikum di laboratorium tersebut (Virdhani, manusia dan lingkungan. Adapun unsur –unsur
2015). keselamatan dan kesehatan kerja menurut
Wacana tersebut membuktikan bahwa Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007)
kecelakaan kerja di laboratorium sangat antara lain ; 1) adanya APD (Alat Pelindung
mungkin terjadi. Oleh karena itu, pelaksanaan Diri) di tempat kerja , 2) adanya buku petunjuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu penggunaan alat dan atau isyarat bahaya, 3)
dilakukan, diajarkan dan diterapkan khususnya adanya peraturan pembagiaan tugas dan
di sebuah laboratorium tempat kegiatan tanggungjawab, 4) adanya tempat kerja yang
eksperimen (praktikum) dan penelitian bagi aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat
mahasiswa dan dosen, sebagai bentuk upaya lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril
mencegah kecelakaan kerja melalui dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
pembiasaan penerapan keselamatan dan getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat
kesehatan kerja. kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang cukup memedai, ventilasi dan sirkulasi udara
Keselamatan Kerja tidak hanya diterapkan seimbang, adanya aturan kerja atau aturan
dalam industri. Tetapi di sekolah atau perguruan keprilakuan, 5) adanya penunjang kesehatan
tinggi harus diterapkan, mengingat pentingnya jasmani dan rohani ditempat kerja, 6) adanya
hal tersebut. Untuk itu perlu perhatian yang sarana dan prasarana yang lengkap ditempat
khusus dalam sarana dan prasarana dan dapat di kerja, 7) adanya kesadaran dalam menjaga
praktikkan dalam kegiatan pembelajaran setiap keselamatan dan kesehatan kerja.
hari Tujuan penelitian ini adalah Tujuan
Kegiatan praktikum di laboratorium penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
merupakan salah satu kegiatan pendukung tentang; 1) pelaksanaan Keselamatan dan
pembelajaran di jurusan Fisika yang sifatnya Kesehatan Kerja pada laboratorium jurusan
rutin dilakukan tiap semester. Namun dalam Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2)
pelaksanaannya masih terdapat permasalahan hambatan dalam pelaksanaan Keselamatan dan
dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja di Kesehatan Kerja (K3) dan upaya dalam
laboratorium tersebut. Hal tersebut pemecahan masalah terhadap faktor
teridentifikasi dengan budaya tertib dan disiplin penghambat dalam pelaksanaan Keselamatan
mahasiswa dalam mematuhi tata tertib dan Kesehatan Kerja di laboratorium tersebut.
laboratorium yang masih rendah. Kemudian Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
cara pengoperasian alat yang tidak sesuai mencakup hal-hal sebagai berikuti:
dengan SOP praktikum. Hal ini terbukti dari 1. Implementasi prosedur K3 pada kegiatan
hasil wawancara dengan salah satu mahasiswa, praktikum di laboratorium.
dia mengungkapkan bahwa pernah terjadi 2. Perlengkapan K3 pada laboratorium
kecelakaan kerja di sebuah laboratorium. 3. Kondisi lingkungan padaLaboratorium
Kejadian ini terjadi karena mahasiswa tidak
menghiraukan SOP praktikum yang ada. II. Metode Penelitian
Terdapat korban luka dalam kecelakaan kerja Jenis penelitian ini adalah penelitian
ini, yaitu mahasiswa terpapar lampu UV kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus,
sterilisasi sehingga matanya menjadi merah di mana peneliti berusaha untuk
dan berair di mana hal ini dapat membahayakan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan

66
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium, dan foto kegiatan praktikum di
laboratorium Fisika UIN Maulana Malik laboratorium.
Ibrahim Malang dan mendeskripsikan upaya
pemecahan masalah terhadap faktor Setelah data terkumpul maka tahap
penghambat dalam pelaksanaan Keselamatan selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis
dan Kesehatan Kerja di laboratorium tersebut. data dalam penelitian kualitatif merupakan
Penelitian ini dilakukan di laboratorium proses pelacakan dan pengaturan secara
program studiFisikaUIN Maulana Malik sistematis transkrip wawancara, catatan
Ibrahim Malang.Adapun subyek dalam lapangan, dan bahan-bahan lain yang
penelitian ini adalah semua pihak yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
dipandang mampu memberikan informasi terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat
selengkap-lengkapnya mengenai pelaksanaan diinterprestasikan temuannya kepada orang lain
K3 di laboratorium jurusan Fisika UIN (Zuriah, 2006). Tahapan dalam menganalisis
data yang digunakan adalah model interaktif,
Maulana Malik Ibrahim Malang, yaitu; 1)
yaitu; 1)reduksi data, 2) penyajian data, dan 3)
Kepala Laboratorium, 2) dosen, 3) verifikasi data, dan 4) penarikan kesimpulan.
mahasiswa dan 5) laboran di program studi Dalam penelitian ini, data yang telah
Fisika. Subyek penelitian ditentukan dengan dianalisis perlu diperiksa keabsahannya. Teknik
teknik Snowball Sampling, yaitu suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi, memilih dan teknik triangulasi sumber, yaitu dengan
mengambil sampel dalam suatu jaringan atau menanyakan kebenaran dan keabsahan data
rantai hubungan yang menerus. Peneliti langsung pada sumber yang terpercaya.
menyajikan suatu jaringan melalui gambar Menurut Sugiyono (2012:127) triangulasi teknik
sociogram berupa gambar lingkaran-lingkaran untuk menguji kredibilitas data dilakukan
yang dikaitkan atau dihubungkan dengan garis- dengancara mengecek data kepada sumber
garis. Setiap lingkaran mewakili satu responden yangsama dengan teknik yang berbeda.
atau kasus, dan garis-garis menunjukkan Misalnya membandingkan data yang diperoleh
hubungan antar responden atau antar kasus melalui wawancara dari subjek penelitian yang
(Neuman, 2003). satu dengan yang lain, dengan demikian data
. Teknik penggalian data yang digunakan yang diperoleh dapat diakui kebenarannya.Data
dalam penelitian ini yaitu observasi, yang bisa dibandingkan melalui wawancara,
wawancara dan dokumentasi. Jenis observasi observasi, dan dokumentasi adalah komponen
yang dilakukan adalah observasi non sikap dalam praktikum, arana dan prasarana K3
partisipatif. Dengan teknik dan jenis observasi di laboratorium jurusan Fisika UIN Maulana
ini, peneliti berusaha untuk memperoleh Malik Ibrahim Malang.
informasi yang diperlukan sebanyak mungkin
mengenai pelaksanaan K3 di Laboratorium III. Hasil dan Pembahasan
jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Adapun hal – hal yang akan 1. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
diobservasi di laboratorium ini meliputi sikap Kerja (K3) di Laboratorium Jurusan
pengguna saat praktikum di laboratorium, buku Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim
petunjuk praktikum, SOP pengoperasian alat, Malang
struktur pengelola laboratorium, laboratorium Jurusan Fisika UIN Maulana Malik
sesuai SSLK, sarana dan prasarana K3, dan Ibrahim Malang memiliki 12 ruang
peralatan pengaman tambahan di Laboratorium laboratorium untuk menunjang kegiatan
jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim akademik baik untuk kegiatan praktikum
Malang. Teknik wawancara dimaksudkan untuk maupun penelitian.Pelaksanaan keselamatan
menggali data mengenai belum optimalnya dan kesehatan kerja merupakan kegiatan
pelaksanaan K3 di laboratorium jurusan Fisika untuk mewujudkan kondisi yang bebas dari
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. gangguan fisik maupun psikis akibat
Wawancara dilakukan kepada Kepala bekerja. Penelitian yang telah dilakukan di
laboratorium, Dosen, dan mahasiswa di jurusan jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim
Fisika tersebut. Dokumentasi digunakan untuk Malang mengenai pelaksanaan K3 di
memperoleh data yang telah tersedia, yaitu laboratorium-laboratorium yang mencakup 2
berupa bahan-bahan atau keterangan-keterangan (dua) indikator, yaitu faktor manusia dan
yang mendukung penelitian. Adapun dokumen faktor lingkungan. Faktor manusia dalam
yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ini meliputi sikap dalam bekerja
foto sarana K3, foto-foto keadaan fisik (praktikum), pengetahuan dalam menjaga

67
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

K3, disiplin mematuhi tata tertib, dan berpraktek, memasuki ruangan dengan
bekerja sesui ketentuan kerja atau SOP. tertib, duduk dengan posisi duduk yang
Sedangkan faktor lingkungan yaitu benar, serta berhati-hati dan tidak bersenda
ketersediaan buku petunjuk praktikum, gurau saat praktikum di ruang
adanya pembagian tugas dan tanggung laboratorium. Hasil wawancara dengan 10
jawab pengelola laboratorium, laboratorium orang mahasiswa mengenai sikap dalam
sesuai SSLK, ketersediaan sarana dan praktikum dapat dilihat pada Tabel 1.
prasarana K3, dan ketersediaan alat Kemudian berdasarkan hasil observasi
pengaman tambahan. menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
Berikut sub-sub indikator program membaca buku petunjuk praktikum saat
keselamatan dan kesehatan kerja: akan praktikum, masuk ruangan dengan
tertib, masih ditemukan mahasiswa yang
a. Sikap dalam Praktikum
sering ngobrol saat praktikum,
Indikator sikap dalam praktikum kebanyakan praktikum dilakukan dengan
merupakan sub indikator dari faktor posisi berdiri, dan mayoritas mahasiswa
manusia. Sikap pengguna laboratorium telah menggunakan APD saat praktikum.
yang baik ditunjukkan dengan kebiasaan
membaca petunjuk praktikum sebelum

Tabel 1. Sikap dalam praktikum.


Kadang- Tidak
No. Sikap Selalu
kadang
Membaca petunjuk praktikum sebelum
1. 8 2 0
berpraktik
2. Memasuki ruangan dengan tertib 6 4 0
Duduk dengan posisi duduk praktikum
3. 4 3 3
yang benar
4. Berahti-hati dan tidak bersenda gurau 5 4 1

5. Menggunakan APD saat praktikum 9 1 0

(a) (b)
Gambar 1. (a) Mahasiswa saat praktikum menggunakan APD berupa jas lab dan (b) praktikum saat
pengambilan data.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa semua Pengetahuan dalam menjaga K3 di tempat


mahasiswa menggunakan APD berupa jas kerja seperti laboratorium wajib dimiliki oleh
lab saat praktikum dan praktikum setiap orang yang akan melakukan
dilakukan dengan posisi berdiri. pekerjaannya. Kaitannya penggunaan
laboratorium di program studi Fisika,
b. Pengetahuan Menjaga K3

68
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

pengetahuan menjaga K3 dapat diwujudkan saat praktikum tidak disampaikan himbauan


dengan pengetahuan/ketrampilan dalam mengenai menjaga K3 di laboratorium.
menggunakan alat dan bahan dan pengetahuan
c. Disiplin Mematuhi Peraturan dan Tata
mengenai cara menjaga K3 di laboratorium
Tertib
yaitu dengan selalu mematuhi tata tertib,
bersikap tenang dan hati-hati, menggunakan Disiplin mematuhi peraturan kerja dan
APD saat bekerja di laboratorium, dan tata tertib merupakan hal yang mutlak
mengikuti SOP laboratorium. dilakukan oleh setiap pengguna
Hasil observasi menguatkan bahwa laboratorium. Hasil observasi
mayoritas pengguna mampu mengoperasika menunjukkan bahwa masih terdapat
alat dan menggunakan bahan. Pada setiap mahasiswa yang melanggar tata tertib.
praktikum selalu dijelaskan tentang prinsip Pelanggaran tata tertib yang sering mereka
kerja alat dan cara penggunaannya oleh asisten lakukan yaitu terlambat praktikum, tidak
praktikum akan tetapi tidak disampaikan membuat password praktikum berupa
himbauan mengenai cara menjaga K3 tulisan BAB I, BAB II dan BAB III,
laboratorium. Berdasarkan uraian tersebut membawa makanan dan minuman ke
dapat diketahui bahwa sebagian besar dalam laboratorium dan membuang
pengguna laboratorium mampu sampah sembarangan, dan ramai saat
mengoperasikan alat dan menggunakan bahan kegiatan praktikum. Sebagaimana
karena mereka sudah mendapatkan pengakuan dari salah satu mahasiswa
penjelasan tentang penggunaan alat dan bahan praktikan di laboratorium, dia mengaku
pada saat akan mulai praktikum. Selain itu, tidak selalu mematuhi semua tata tertib.
sebagaian besar pengguna telah mengetahui Pelanggaran tata tertib yang sering ia
cara menjaga K3 di laboratorium, hanya saja lakukan yaitu terlambat masuk
masih terdapat pengguna yang belum laboratorium dan tidak membuat password
memahami cara menjaga keselamatan dan praktikum.
kesehatan kerja di laboratorium karena pada
Tabe2. Pengetahuan menjaga K3.
No. Sikap Ya Tidak
1. Terampil menggunakan alat dan bahan 18 0

2. Pengetahuan cara menjaga K3 14 4

Hasil observasi menguatkan bahwa


d. Disiplin Mematuhi Peraturan dan Tata
mayoritas pengguna mampu
Tertib
mengoperasika alat dan menggunakan
bahan. Pada setiap praktikum selalu Disiplin mematuhi peraturan kerja dan tata
dijelaskan tentang prinsip kerja alat dan tertib merupakan hal yang mutlak
cara penggunaannya oleh asisten dilakukan oleh setiap pengguna
praktikum akan tetapi tidak disampaikan laboratorium. Hasil observasi
himbauan mengenai cara menjaga K3 menunjukkan bahwa masih terdapat
laboratorium. Berdasarkan uraian tersebut mahasiswa yang melanggar tata tertib.
dapat diketahui bahwa sebagian besar Pelanggaran tata tertib yang sering mereka
pengguna laboratorium mampu lakukan yaitu terlambat praktikum, tidak
mengoperasikan alat dan menggunakan membuat password praktikum berupa
bahan karena mereka sudah mendapatkan tulisan BAB I, BAB II dan BAB III,
penjelasan tentang penggunaan alat dan membawa makanan dan minuman ke
bahan pada saat akan mulai praktikum. dalam laboratorium dan membuang
Selain itu, sebagaian besar pengguna telah sampah sembarangan, dan ramai saat
mengetahui cara menjaga K3 di kegiatan praktikum. Sebagaimana
laboratorium, hanya saja masih terdapat pengakuan dari salah satu mahasiswa
pengguna yang belum memahami cara praktikan di laboratorium, dia mengaku
menjaga keselamatan dan kesehatan kerja tidak selalu mematuhi semua tata tertib.
di laboratorium karena pada saat Pelanggaran tata tertib yang sering ia
praktikum tidak disampaikan himbauan lakukan yaitu terlambat masuk
mengenai menjaga K3 di laboratorium.

69
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

laboratorium dan tidak membuat password kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
praktikum. getaran mesin dan peralatan, kebisingan,
aman dari arus listrik, lampu penerangan
e. Bekerja Sesuai dengan SOP
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi
SOP atau pedoman kerja meruapakan udara seimbang, dan adanya aturan kerja.
pedoman untuk menggunakan suatu alat Laboratorium-laboratorium di jurusan
yang ada di dalam ruang laboratorium, Fisika, aman dari debu, kotoran, asap
dalam hal ini adalah alat-alat praktikum rokok, radiasi, getaran mesin dan
tipe 2 dan 3. SOP pengoperasian alat di peralatan, aman dari arus listrik, hanya saja
laboratorium telah tersedia di samping alat penataan kabel yang kurang rapi, penataan
atau dinding alat. Sebagian besar pengguna colokan listrik yang tidak sesuai dengan
telah bekerja sesuai dengan SOP. posisi meja terutama colokan yang berada
Walaupun mayoritas pengguna telah di lantai. Kemudian di laboratorium Fisika
bekerja sesui dengan SOP, pihak pengelola tidak memiliki almari asam dan almari
dalam hal ini adalah Kepala Laboratorium penyimpanan bahan kimia terutama larutan
selalu melakukan pengawasan agar seluruh asam, sehingga kadang masih tercium bau
pengguna tidak mencoba-coba pelanggaran menyangat dari bahan kimia. Untuk lampu
SOP. penerangan sudah cukup dengan 6 buah
f. Buku Petunjuk Praktikum lampu di laboratorium pendidikan dan 4
buah lampu untuk laboratorium penelitian,
Keberadaan buku petunjuk praktikum
sirkulasi udara seimbang dengan adanya
mutlak adanya. Menurut pengakuan
ventilasi yang cukup di laboratorium,
Kepala laboratorium menyatakan bahwa
namun ada beberapa laboratorium yang
setiap pratikum selalu tersedia buku
tidak terdapat ventilasi sehingga suhu di
petunjuk praktikum dan telah ruangan panas saat praktikum dan lembab
disosialisasikan pada saat pembekalan saat musim hujan sehingga banyak alat
praktikum, buku petunjuk praktikum juga
yang berkarat. Setiap laboratorium sudah
telah di-upload di website jurusan.
ada tata tertib yang tertempel di dinding
Sebagian besar laboratorium telah
labortaorium dan SOP pengoperasian alat
menyediakan buku petunjuk praktikum
tertera di samping alat.
baik hard copy dan soft copy yang di-
upload di website jurusan Fisika. Beberapa i. Sarana dan Prasarana K3
laboratorium yang tidak menyediakan Sarana dan Prasarana K3 merupakan
buku petunjuk praktikum adalah pendukung terlaksananya program K3
laboratorium yang berbasis riset dan sebagai upaya pencegahan terjadinya
laboratorium pengujian yang hanya resiko bekerja. Sarana dan Prasarana K3
menyediakan SOP pengoperasian alat saja. yang hendaknya tersedia di laboratorium
g. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab adalah kotak P3K yang berisiobat-obatan,
Pengelola Laboratorium rambu-rambu K3, alat kebersihan, APAR
dan ruang kesehatan. Salah satu Kepala
Pembagian tugas dan tanggung jawab
Laboratorium menyatakan bahwa sarana
hendaknya terstruktur dengan jelas beserta
dan prasarana yang disediakan di
pendelegasian tugas untuk setiap laboratorium adalah kotak P3K dan obat-
pengelola. Struktur organisasi obatan dan APAR, namun tidak semua
laboratorium di program studi Fisika
laboratorium tersedia dengan jumlah yang
berada di bawah Ketua/Sekertaris jurusan,
memadai. Berdasarkan hasil observasi
pengelola laboratorium terdiri dari kepala
menunjukkan bahwa peralatan K3 seperti,
laboatorium dan satu orang laboran.
kotak P3K serta obat-obatan, rambu-
Namun uraian tugas dan tanggung jawab rambu K3 dan alat kebersihan tidak semua
untuk pengelola laboratorium belum laboratorium tersedia. APAR tidak tersedia
tersedia sehingga masih ada tugas dan
di ruangan, hanya terdapat di sisi lorong
tanggungjawab yang masih tumpang
gedung itupun jarang dilakukan
tindih.
pemeriksaan (lihatGambar 2). Dan ruang
kesehatan belum ada di jurusan Fisika, jadi
perawatan kesehatan masih terpusat di
h. Laboratorium sesuai dengan SSLK klinik Universitas sehingga ketika terjadi
Berdasarkan teori syarat-syarat lingkungan kecelakaan kerja di laboratorium maka
kerja yang aman adalah steril dari debu,

70
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

penanganannya dilakukan di ruangan yang seadanya.

Gambar 2. Alat APAR dipasang di luar ruangan yakni di dinding lorong gedung.

j. Peralatan Pengaman Tambahan hambatan pelaksanaan Keselamatan dan


Peralatan pengaman tambahan sebuah Kesehatan Kerja dapat dilihat dari dua
laboratorium adalah saluran air, UPS, faktor, yaitu faktor manusia dan faktor
stabilizer, dan AC. Peralatan pengaman lingkungan (sarana dan prasarana). Dari
tambahan di laboratorium jurusan faktor manusia, yaitu; masih terdapat
Fisikaseperti saluran air dan AC sudah pengguna yang kurang mematuhi tata tertib
cukup memadai. Adapun UPS, stabilizer dan SOP seperti masih ramai saat praktikum,
dan alat pendeteksi kebakaran belum datang terlambat, membuang sampah
tersedia di semua labiratorium padahal di sembarangan dan tidak membuat password
laboratorium jurusan Fisika banyak alat- parktikum. Kemudian dilihat dari faktor
alat elektronik sehingga memerlukan UPS lingkungan, hambatan yang dihadapi yaitu
dan stabilizer sebagai pengaman ketika (1) penanganan alat rusak yang lama
listrik padam. sehingga kegiatan praktikum tertunda, (2)
Dari pembahasan di atas dapat Tidak tersedia sarana dan prasarana K3
disimpulkan bahwa jurusan Fisika UIN seperti alat kebersihan, rambu-rambu K3,
Maulana Malik Ibrahim Malang sudah APAR dan ruang kesehatan, (3) penataan
berusaha untuk menerapkan Kesehatan dan colokan listrik yang tidak sesuai terutama
Keselamatan Kerja (K3) meskipun masih colokan yang berada di lantai sehingga
ada kekurangan yang harus diperbaiki. banyak yang tersandung, (4) beberapa
Sesuai yang diutarakan Kepala laboratorium tidak ada ventilasi sehingga
Laboratorium RisetFisika dan Material suhu di ruangan cukup panas ketika
yaitu secara garis besar/menyeluruh sudah praktikum.
melaksanakan K3 namun masih ada 3. Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi
beberapa yang perlu pembenahan terutama Hambatan dalam Pelaksanaan
terkait sarana dan prasarana K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
2. Hambatan dalam Pelaksanaan Laboratorium Program Studi Fisika
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Upaya yang telah dilakukan oleh
Kerja di Laboratorium Program Studi pengelola laboratorium untuk mengatasi
Fisika hambatan pelaksanaan K3, yaitu; 1) untuk
Hal-hal yang menghambat penerapan K3 mengatasi sikap pengguna yang melanggar
bisa dari manusia, alat, sarana dan prasarana. tata tertib, asisten menyampaikan himbauan
Faktor manusia merupakan hal yang sering di setiap awal pertemuan praktikum
menjadi penghambat penerapan K3. Berikut (pembekalan praktikum) dan penagawasan
merupakan hal-hal yang menghambat oleh aisiten adan laboran saat praktikum.
penerapan K3 dari hasil wawancara dan Jika tetap melanggar, maka langkah awal
pengamatan lapangan. adalah dengan menegur langsung dan akan
Penelitian yang dilakukan di diberi sanksi jika masih tetap melanggar
laboratorium jurusan Fisika mengenai seperti tidak diperkenankan mengikuti pre

71
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

test praktikum bagi yang terlambat, tidak (1) Penanganan alat rusak yang lama, dapat
diizinkan mengikuti praktikum jika tidak diupayakan dengan membuat arternatif
membuat password praktikum. Dalam hal pengganti alat yang rusak dengan alat
ini Laboran penanggung jawab praktikum rakitan sendiri seperti power supply
menyatakan bahwa bagi praktikan yang yang rusak bisa diganti dengan alat
melanggar tata tertib akan dikenai sanksi power supply mini rakitan sendiri seperti
sesuai dengan kesepakan pada saat yang terlihat pada Gambar 4.
pembekalan praktikum. 2) Untuk mengatasi (2) Tidak tersedianya sarana dan prasarana
sikap yang mengabaikan SOP, yaitu dengan K3 seperti alat kebersihan, rambu-rambu
memasang poster-poster himbauan tentang K3, APAR dan ruang kesehatan.
penggunaan alat sesui dengan SOP yang Berdasarkan wawancara dengan Kepala
ditempel di dinding laboratorium seperti Laboratorium Riset Fisika menyatakan
yang ditunjukkan pada Gambar 3. bahwa untuk alat kebersihan sementara
pinjam di petugas kebersihan jika ada
kerja bakti, karena memang untuk
kebersihan ruangan sudah menjadi tugas
petugas kebersihan. Kemudian membuat
tulisan-tulisan tentang himbauan K3
yang ditempel di dinding-dinding
sebagai rambu-rambu K3. Sementara ini
belum pernah terjadi kebakaran di
laboratorium, jika nanti terjadi kebakaran
maka bisa menggunakan kain goni yang
dibasahi untuk meredam kebakaran kecil.
Selama ini jika terjadi kecelakaan kerja
seperti pingsan saat praktikum,
penanganannya dilakukan di musholla
kecil di laboratorium.
(3) Penataan colokan listrik yang tidak
sesuai terutama colokan yang berada di
lantai, maka semenatara ini masih
ditutupi dengan plester hitam dan diberi
Gambar 3. Tulisan tentang himbauan untuk tanda agar orang yang lewat tidak
bekerja sesuai SOP. tersandung (lihat Gambar 5).
(4) Laboratorium yang tidak ada
Beberapa upaya yang dilakukan oleh ventilasinya, solusinya adalah dengan
pengelola laboratorium terkait faktor dibuatkan ventilasi buatan dan ada yang
penghambat dari segi sarana dan prasarana ditambah blower (lihat Gambar 6).
adalah sebagai berikut;

(a) (b)
Gambar 4. (a) Power supply yang rusak, (b) power supply rakitan sendiri

72
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

Gambar 5. Tanda peringatan yang ditempel di lantai.

(a) (b)
Gambar 6. (a) Ventilasi buatan, dan (b) Blower di pasang di ruang tanpa ventilasi

kebersihan ke petugas kebersihan untuk


membersihkan laboratorium, membuat tulisan-
Kesimpulan tulisan tentang himbauan K3 yang ditempel di
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dinding-dinding sebagai rambu-rambu K3,
laboratorium program studi Fisika UIN Maulana colokan listrik yang dilantai ditutupi dengan
Malik Ibrahim Malang sudah dilakukan. plester hitam dan diberi tanda, dibuatkan
Penerapan K3 yang telahdilakukan adalah ventilasi buatan dan ditambah blower,
membacabukupraktikumsebelumpraktikum, (5)memberikan himbauan di setiap awal
pengguna sudah menggunakan APDsaat pertemuan praktikum (pembekalan praktikum)
praktikum, bekerja sesuai dengan SOP, mampu oleh asisten dan laboran saat praktikum, dan
menggunakan alat dan bahan dengan baik, buku memasang poster-poster himbauan tentang
petunjuk praktikum sudah tersedia, organisasi penggunaan alat sesui dengan SOP yang
pengelola laboratorium sudah terstruktur, ditempel di dinding laboratorium.
laboratorium telah memenuhi syarat-syarat Ucapan Terimakasih
lingkungan kerja. Namun masih ditemukan Terimakasih kepada LP2M UIN Maulana
kondisi di mana indikator-indikator K3 belum Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan
memenuhi ketentuan dan perlu ada perbaikan. hibah bantuan penelitian pada pada program
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan BOPTN 2019 dan semua pihak dari jurusan
K3 dilihat dari dua faktor, yaitu faktor manusia Fisika baik Ketua Jurusan, Kepala
dan faktor lingkungan (sarana dan prasarana). Laboratorium, Dosen, laboran dan mahasiswa
Dari faktor manusia, yaitu; masih terdapat yang telah memberikan informasi yang
pengguna yang kurang mematuhi tata tertib dan sebenar-benarnya terkait pelaksanaan K3 di
SOP. Kemudian dilihat dari faktor lingkungan, laboratorium.
hambatan yang dihadapi yaitu penanganan alat
rusak yang lama, tidak tersedia sarana dan
Daftar Pustaka
prasarana K3 yang memadai, penataan colokan
Budiono, Jusuf, Pusparini. Bunga Rampai
listrik yang tidak sesuai ketentuan, beberapa
laboratorium tidak ada ventilasi. HIPERKES & KK Cetakan I. Badan Penerbit
Upaya yang dilakukan pengelola Universitas Diponegoro, Semarang (2003):p.
laboratorium program studi Fisika untuk 67-69.
mengatasi hambatan dalam pelaksanaan K3
yaitu; membuat arternatif pengganti alat yang Effendi, Abdurrachman. K3 Laboratorium
rusak dengan alat rakitan sendiri, meminjam alat Pendiidkan. Bandar Lampung (2018), p. 1-2.

73
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.2, November 2019

Neuman, W. L. Social Research Methods, Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian


Qualitative and Quantitative Approaches. Fifth Sosial dan Pendikan: Teori Aplikasi. Jakarta:
Edition. Pearson Education, Boston (2003): p. BumiAksara.
123. Undang-undang Republik Indonesia no 1 tahun
1970 tentang keselamatan kerja.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung Virdhani, M. H. 2015. Kecelakaan di Lab Kimia
(2012): p. 127. UI, 14 Mahasiswa
Terluka.http://news.okezone.com/read/2015/03/
Sutrisno. Ruswandi, Kusmawan. Modul 16/338/1119515/kecelakaan-di-lab kimia-ui-14-
Prosedur Keamanan, Keselamatan, dan mahasiswa-terluka. Diakses 27 Agustus 2016
Kesehatan Kerja. Ghalia Indonesia Printing,
Sukabumi (2007):p.24-25.

74

Anda mungkin juga menyukai