Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361339082

PENERAPAN PRINSIP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA


INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Conference Paper · June 2022

CITATIONS READS

0 225

3 authors, including:

Abimanyu Tri Pamungkas Bayu Adji Pangestu


UNTIRTA UNTIRTA
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bayu Adji Pangestu on 16 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

PENERAPAN PRINSIP KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA
Alief Maulana1, Abimanyu Tri Pamungkas 2, Bayu Adji Pangestu3
1
aliefmaulana@untirta.ac.id,23332190099@untirta.ac.id,33332190063@untirta.ac.id
Jurusan Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Jalan Raya Jakarta KM. 04, Kec. Serang, Banten

Abstrak – Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang luas dengan perkembangan tiap daerah serta sumber daya
alam yang tidak merata, sehingga PLTS merupakan salah satu alternatif yang diminati. PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan energi
surya/panas dari matahari yang diserap oleh panel surya melalui proses fotovoltaik. Kelebihan PLTS adalah PLTS dapat
mandiri (langsung pakai), dapat masuk ke grid (PLN) dan juga dapat berkolaborasi dengan pembangkit lainnya.
Tuntutan terhadap kebutuhan tenaga kerja yang kompeten untuk memasangan dudukan modul, kelistrikan dan proteksi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin banyak sehingga diperlukan prinsip-prinsip mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja pada instalasi PLTS, dengan mengikuti proses sertifikasi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi Energi Terbarukan (LSP-ET)
Kata kunci : PLTS, Kesehatan, Keselamatan Kerja

Abstract – Indonesia is a vast archipelagic country with uneven development of each region and natural resources, so
solar power plants are one of the alternatives in demand. SOLAR (Solar Power Plant) is a system used to produce
electrical energy by utilizing solar energy / heat from the sun absorbed by solar panels through a photovoltaic process.
The advantage of solar power plants is that solar power plants can be independent (directly used), can enter the grid
(PLN) and can also collaborate with other plants. The demands for competent manpower to install module mounts,
electricity and protection of Solar Power Plants (PLTS) are increasing so that principles regarding occupational health
and safety are needed in solar power plant installations, by following the certification process carried out by the
Renewable Energy Professional Certification Institute (LSP-ET)
Keywords : PLTS, Healty, safety work

I. PENDAHULUAN mengubah sinar matahari untuk menghasilkan energi


listrik.
Pembangkit listrik tenaga surya (Photovoltaic Farm) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal
adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan
menjadi energi listrik. Photovoltaic mengubah secara sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
fotoelektrik. Photovoltaic merupakan salah satu pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai
distributed generation (DG) yang bersumberkan energi dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja.
terbarukan dengan memanfaatkan teknologi dalam Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan
1
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. kecelakaan, tetapi kurang lebih berada di luar kendali
Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai manajemen
kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi
setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. 1. Kondisi yang Tidak Aman dan Faktor
Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 Lain yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kondisi yang
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga tidak aman adalah salah satu penyebab utama kecelakaan.
dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang Hal ini termaksuk hal-hal seperti
telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan a. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. b. Peralatan yang rusak.
Menurut data dari International Labour Organization c. Prosedur berbahaya di dalam, pada, atau di sekitar
(ILO), pada tahun 2012 ILO mencatat angka kematian mesin atau peralatan.
yang diakibatkan karena kecelakaan kerja dan Penyakit d. Penyimpanan yang tidak aman, kepadatan, kelebihan
Akibat Kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. beban.
Sedangkan data pada tahun 2013, disebutkan bahwa setiap e. Penerangan yang tidak tepat, cahaya yang menyorot,
15 detik terdapat 1 tenaga kerja yang meninggal dunia atau tidak cukup.
akibat kecelakaan kerja dan Setiap hari, 6.300 orang f. Ventilasi yang tidak baik, pertukaran udara yang tidak
meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat cukup sumber udara yang tidak murni.
kerja yang berhubungan dengan pekerjaan, lebih dari 2,3
juta kematian pertahun. Sebanyak 317 juta kecelakaan 2. Penyebab Tindakan yang Tidak Aman
terjadi pada pekerjaan pertahun mengakibatkan absen Tindakan yang tidak aman dapat merusak upaya
diperpanjang dari pekerjaan . terbaik untuk meminimalkan kondisi yang tidak aman,
Oleh karena itu, penerapan prinsip K3 sangat penting tetapi sayangnya tidak mudah menjawab pertanyaan
untuk dilakukan oleh seluruh pekerja Pembangkit listrik tentang apa
tenaga surya (PLTS). yang menyebabkan hal tersebut. Karenanya, meskipun
sebagian orang yakin bahwa hampir semua orang yang
II. TINJAUAN PUSTAKA mudah celaka adalah orang yang implusif (Dessler,
2007:282).
Kepatuhan dalam bekerja Pada praktiknya, pencegahan kecelakaan bermula dari

Pengertian Kepatuhan Kepatuhan pada peraturan dua aktifitas dasar: (1) mengurangi kondisi yang tidak

keselamatan menggambarkan aktivitas inti yang harus aman dan (2) mengurangi tindakan yang tidak aman.

dilaksanakan oleh seseorang untuk memelihara Disebagian besar fasilitas, kepala petugas keamanan

keselamatan tempat kerja (Neal & Griffin, 2002 dalam bertanggung jawab untuk kegiatan ini (Dessler,

Prihatiningsih dan Sugiyanto, 2010). Lebih lanjut, 2007:282).

dikatakan bahwa kepatuhan keselamatan meliputi


kepatuhan terhadap peraturan keselamatan,mengikuti III. METODE PENELITIAN

prosedur yang benar, dan menggunakan peralatan yang


tepat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif

Adapun penyebab dasar kecelakaan di tempat kerja: yang berisikan pelaksana penelitian guna menjawab

kejadian karena ada kemungkinan, kondisi yang tidak permasalahan dan disampaikan dalam penelitian, langkah

aman, dan tindakan yang tidak aman dari pihak karyawan. yang telah tetapkan adalah penetapan tempat dan waktu

Kejadian karena ada kemungkinan berkontribusi terhadap pelaksanaan penelitian, bahan penelitian, penetapan
metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
2
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan


beberapa langkah karna data adalah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Penelitian yang dilakukan pada
jurnal ini, diantaranya :
1. Pengamatan dan pengumpulan data.
2. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen.
Pada proses mencari dan menyusun data ini dapat
diperoleh dari hasil pengamatan, lau dibuat catatan
Tujuan adanya peraturan mengenai keselamatan kerja
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
adalah sebagai berikut:
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan nya
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam melaksanakan pekerjaan
dalam pola, memilih mana yang penting , dan yang akan
2. Menjamin keselamatan setiap orang ditempat kerja
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
3. Fasilitas produksi dipelihara dan dipergunakan
dipahami diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono
secara aman dan efisien
2010:335).
Dalam penelitian ini juga terdapat metode analisis
Dalam kesehatan dan keselamatan kerja ada yang
data dalam penelitian ini dimana peneliti menggunkan
nama nya “SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
teknik analisis Interactive Model yakni dengan tahapan
DAN KESEHATAN KERJA”
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan atau verifikasi, sehingga dalam metode ini
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
akan meliputi pengamatan berskala dan mendalam,
adalah bagian dari system manajemen perusahaan secara
mencari data referensi, dan menyimpulkan bersama.
keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
kewajiban k3 dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan
Menerapkan prinsip prinsip keselamatan dan
tempat kerja yang aman, efesien, dan produktif.
kesehatan di lingkungan kerja
Definisi tempat kerja adalah kegiatan suatu usaha
dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja dan ada
potensi sumber bahaya.

Alat pelindung diri

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat


yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/ sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/ kecelakaan kerja.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha


melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
demikian pemakaian APD bukanlah sebagai pengganti

3
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

dari kedua usaha tersebut, hal ini hanya sebagai usaha


akhir.

Spesifikasi dan persyaratan kelayakan APD

1) Harus memenuhi standar SNI


2) Harus memenuhi standar ANSI
3) Lulus uji laboratory (underwater laboratories-
UL, factory mutual FM, American society of
testing and materials
Simbol simbol APD K3 dan keamanan lingkungan
kerja

Peraturan, Norma, dan standar sistem keselamatan


kerja

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk


menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani
maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya
tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara
meliputi : pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah
dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan,
mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan

4
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, 3. Pengetahuan tentang simbol APD K3 dan keamanan
konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju lingkungan kerja. Menjadi hal yang wajib
pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat diketahui oleh pekerja.
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia
antara lain telah diatur dalam Undang-Undang RO No. 1 [1] A. Fasya (2018). Pengaruh Karakteristik
Th 1970. Pada pasal satu ayat lima misalnya, Intermittency Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga (PLTS) Photovoltaic Farm Pada Sistem Kelistrikan.
teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Tesis Teknik Elektro Universitas Islam Negeri
Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk Sunan Gunung Djati Bandung.
mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970. Organisasi [2] M. Yusuf (2018). Gambaran Program Inspeksi K3
keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di pada area BC 6 (Belt Conveyor) di PT. PJB UBJOM
tingkat pusat diwadahi dalam bentuk Direktorat PLTU Pacitan Tahun 2018. Tugas Akhir Jurusan
Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul.
Direktoral Perlindungan Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi [3] Dwistya A, N. (2010). Aplikasi Sel Surya Sebagai
Direktorat ini antara lain: melaksanakan pembinaan, Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Pada Solar
pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan Home System. Jurusan Fisika Fakultas Matematika
norma keselamatan kerja di bidang mekanik, bidang dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
listrik, uap dan kebakaran. Padjadjaran.
[4] Fischbach, J. (2008). Interactive Lucas Nuele
Selain Undang-Undang yang mengatur keselamatan
Labsoft Renewable Energy Sources-Design and
kerja, terdapat pula suatu organisasi lain yang dibentuk
Operating of Photovoltaic Systems Course number
oleh perusahaan-perusahaan sebagai bagian dari struktur
SO2800-3A Version 1.0. German : Lucas Nuele
organisasi yang ada di perusahaan, yang disebut bidang
GmbH.
keselamatan kerja. Selain organisasi-organisasi di atas ada
[5] Gilbert, M. Masters. (2004). Renewable and Efficient
satu organisasi yang konsen terhadap keselamatan kerja,
Electric Power Systems Chapter 7 and Chapter 9.
misalnya organisasi Ikatan Higine Perusahaan, Kesehatan
Stanford University: A Jhon Wiley & Sons Inc
dan Keselamatan Kerja, yang didirikan pada tahun 1971.
Publication.

V. KESIMPULAN [6] Hardiansyah. (2012). Perancangan Dual Axis Solar


Tracker. Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro
Kesimpulan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[7] Herlina. (2009). Analisis Dampak Lingkungan dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan yang
Biaya Pembangkitan Listrik Pembangkit Listrik
bisa didapatkan adalah sebagai berikut:
Tenaga Hibrida di Pulau Sebesi Lampung Selatan.
Tesis Teknik Elektro Universitas Indonesia.
1. Dalam melakukan suatu pekerjaan di pembangkit
[8] Santhiarsa, I Gusti N. N. dan I Gusti B. W. K. (2008).
listrik, pekerja wajib patuh terhadap peraturan K3
Kajian Energi Surya Untuk Pembangkit Tenaga
yang berlaku.
Listrik. Jurusan Teknik Elektro Universitas
2. Alat pelindung diri yang digunakan adalah alat Udayana.
pelindung diri yang memiliki standar SNI, ANSI,
dan lulus uji laboratorium.

5
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 1, No.1, Juni 2022 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X

[9] Kunaifi. (2010). Program Homer Untuk Studi


Kelayakan Pembangkit Listrik Hibrida Di Propinsi
Riau. Seminar Nasional Informatika 2010 UPN.
[10] Mintorogo, D. (2000). Strategi Aplikasi Sel Surya
(Photovoltaic Cells) pada Perumahan dan
Bangunan Komersial. Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya.
[11] S. Kumara, N. (2010). Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah Tangga
Urban dan Ketersediaanya di Indonesia.
Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana,.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai