Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Standarisasi Keamanan Keselamatan & Hukum ketenagakerjaan


“ Metode PDKB ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

NAMA MAHASISWA : Ridho Wahyudi (5173230013)


Dicky Setiawan (5173530011)
DOSEN PENGAMPU : Dr. Agus Junaidi,S.T., M.T.

Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng.

MATA KULIAH : Standarisasi Sistem Keamanan Dan Keselamatan


Ketenaga Kerjaan

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah presentasi mata kuliah Standarisasi Keamanan
Keselamatan & Hukum ketenagakerjaan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mempelajari Metode PDKB . Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan
terima kasih juga penyusun sampaikan kepada dosen pengampu, yaitu Dr. Agus Junaidi,S.T.,
M.T. Dan Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng. yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.

Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik isi
maupun penyusunnya.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.

Medan, 19 November 2020

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................................
1.3 Manfaat ..........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan ..........................................
2.2 Metode PDKB ................................................................................................
2.3 Metode Kerja PDKB-TM Rubber Gloves (Sentuh Langsung) ....................
2.4 Resiko Pekerjaan PDKB-TM Sentuh Langsung ............................................
2.5 Contoh Peralatan APD Dan Peralatan Kerja PDKB ......................................

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai
sektor baik itu perindustrian, pendidikan maupun perkembangan teknologi dan lain-lain. PT PLN
(Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai satu-satunya perusahaan
negara yang bertugas menyiapkan daya listrik dan sebagai penyalur tenaga listrik telah berupaya
secara optimal untuk mengatasi permasalahan keandalan jaringan distribusi tenaga listrik.Tingkat
keandalan (standar kinerja) jaringan distribusi tenaga listrik, pada umumnya diukur dengan
SAIDIyaitu rata-rata lama padam (jam/pelanggan/tahun) dan SAIFI yaitu rata-ratajumlah
gangguan perpelanggan (kali/pelanggan/tahun). Tingkat keandalanyang buruk disamping akan
berdampak pada kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pasokan tenaga listrik yang berujung
pada dampak tingkat pengaduan yang tinggi, juga kerugian secara finansial berupa tuntutan ganti
rugi, hilangnya kWhjual, hilangnya rupiah jual, kerusakan aset, dll bagi pemasok dalam hal ini
adalah PT PLN (Persero) itu sendiri.Saat ini sedang dikembangkan pemeliharaan tanpa perlu
melakukan pemadaman tenaga listrik dengan cara PDKB (Pemeliharaan Dalam Keadaan
Bertegangan) sehingga tetap dapat melakukan pemeliharaan tanpa mengurangi kepuasan
pelanggan dikarenakan pemadaman akibat pemeliharaan yang dapat diaplikasikan dalam
pemeliharaan Air Break Switch.Dengan adanya PDKB maka tidak akan lagi ada pemadaman
akibat pemeliharaan, sehingga dapat menekan angka SAIDI dan SAIFI sehingga kerugian PT
PLN (Persero) akan semakin kecil.

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana
perhitungan nilai kWh dan nilai Rupiah yang terselamtkan, perbandingan nilai keandalanSAIDI
dan SAIFI, perhitungan potensi kerugian PT. PLN jika pekerjaan pemeliharaan tidak dilakukan
PDKB (padam) dan perhitungan laba bersih yang didapat PT. PLN bila pekerjaan pemeliharaan
dilakukan dengan metode PDKB.
1.2.Tujuan penulisan
1. Memenuhi salah satu tugas Standarisasi Keamanan Keselamatan & Hukum
ketenagakerjaan .
2. Memahami Tentang Metode PDKB.
3. Memahami Alat Pengaman Diri dan Peralatan Keselamatan Kerja
4. Memahami Implementasi Penggunaan APD
5. Memahami Peraturan Umum K3 yang perlu dilaksanakan
6. Memahami Jenis Pekerjaan dan Kecelakaan PDKB
7. Memahami Risiko Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
1.2.Manfaat penulisan
1. Untuk menambah wawasan Tentang Standarisasi Keamanan Dan Hukum Ketenaga
Kerjaan.
2. Sebagai referensi tentang Sistem Pentanahan bagi para pembacanya.
3. Dapat Memahami Tentang Metode PDKB.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan)


PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) seperti dikenal di Indonesia, terutama
dilingkungan PT PLN (Persero) adalah pekerjaan dalam kondisi bertegangan (hot line
maintenance), dimana pekerjaan ini bisanya menggunakan peralatan-peralatan yang sifatnya
isolasi dengan tingkat ketahanan tegangan tertentu, untuk dapat melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan pada jaringan listrik terutama untuk tegangan menegah (TM) dan tegangan tinggi
(TT).PDKB di PT PLN (Persero) terbagi menjadi dua, yaitu PDKB-TM (PDKB Tegangan
Menengah) dan PDKB-TT (PDKB Tegangan Tinggi), yang membedakan antara keduanya yaitu
lingkup pelaksanaan pekerjaan. PDKB-TM bekerja diwilayah kerja distribusi dengan egangan 20
kV, sedangkan PDKB-TT bekerja diwilayah kerja transmisi dengan tegangan 150 kV hingga 500
kV.

Gambar 2.1. PDKB Tegangan Menengah

Gambar 2.2. PDKB Tegangan Tinggi


Peran utama PDKB adalah sebagai solusi untuk meminimalisir pemadaman terencana
akibat adanya pekerjaan dalam jaringan listrik. Keuntungan yang diperoleh jika meminimalkan
pemadaman terencana yaitu menekan rasio SAIDI dan SAIFI, menyelamatkan energi listrik
(kWh) tidak tersalurkan, serta yang paling penting pelayanan terhadap pelanggan akan semakin
baik. Semakin sering listrik mengalir maka semakin banyak pendapatan untuk perusahan

2.2. Metode PDKB


Metode Kerja PDKB-TM Berjarak/Distace Metode Yaitu Pekerjaan dengan berjarak atau
kerja dengan galah Prosedur pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, dimana
dilakukan oleh petugas PDKB yang dilengkapi dengan APD dan peralatan, menggunakan tangga
dan stick berisolasi dengan jarak minimum kerja adalah 60 cm dari Sistem distribusi yang
bertegangan. Pada Metode Kerja Berjarak pekerja berada di luar daerah terlarang dalam
hubungan dengan penghantar (atau struktur bertegangan) di tempat ia bekerja.

pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan perkakas yang dipasang pada ujung galah
berisolasi atau tali isolasi. Jarak aman minimum yang harus ditaati antara pekerja dan penghantar
telanjang atau antara pekerja dan penghantar berisolasi tidak kurang dari 0,3 meter. Jika jarak
minimum tersebut tidak bisa dicapai maka penghantar wajib ditutup dengan tutup isolasi yang
sesuai.

2.2.1. Pekerjaan yang bisa dikerjaan dengan Metode Berjarak :


1. Pemeliharaan Isolator Tumpu
2. Pemeliharaan Cross Arm
3. Penyambungan Jaringan Baru Lurus
4. Penyambungan Jaringan Baru Percabangan
5. Pemeliharaan Jamper Trafo
6. Pemasangan Arester
7. Menggeser Jaringan
2.2.2. Pesyaratan Pekerjaan Metode Berjarak :
1. Harus ada lineman (Lineman adalah pekerjan kelistrikan )
2. Harus ada Groundman (Groundman adalah penjaga pekerjaan)
3. Harus ada Pengawas K3 dan Pengawas Pekerjaan (Penjelasan K3 diartikel
selanjutnya)
4. Menandatangani SP2B (Surat Perintah melaksanakan Pekerjaan Bertegangan) untuk
Linesman dan Groundman.
5. Menandatangani SP3B (Surat Perintah Pengawas Pekerjaan Bertegangan).
6. APD (Alat Pelindung Diri) wajib dalam keadaan baik dan dicek oleh pengawas K3
sebelum bekerja.
7. Peralatan diberi laporan silicon untuk mencegah aliran air disaat pekerjaan dalam
kondisi hujan.
2.2.3. Daftar Peralatan pekerjaan Metode Berjarak :
1. Peralatan Persiapan
2. Alat Pelindung Diri
3. Peralatan Kerja

2.3. Metode Kerja PDKB-TM Rubber Gloves (Sentuh Langsung)

Dalam hal kerja sentuhan atau sentuh langsung, pekerja harus mengenakan sarung tangan
isolasi sesuai standart. Disamping itu, penghantar telanjang atau penhantar berisolasi tidak
penuh yang mungkin dapat tersentuh olehnya, harus ditutup. Secara umum, penghantar yang
mungkin dapat tersentuh harus ditutup dengan tutup isolasi yang sesuai.

Metode kerja Sentuh Langsung memiliki komponen utama dalam pelaksanaan pekerjaan
antara lain :

1. Rubber gloves,
2. Sleeves dan
3. Mobil Hydroelevator berisolasi.

Gambar 2.3. Metode kerja Sentuh Langsung


2.3.1. Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan maka, regu PDKB-TM Metode
Sentuh Langsung dapat dibagi menjadi :
1. Kelas Berat
2. Kelas Menengah
3. Kelas Ringan

2.3.2. Regu Kelas Berat PDKB-TM Sentuh Langsung : terdiri atas 5 orang (dan paling
sedikir 3 orang) petugas untuk pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan
bertegangan, yang menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban minimum 6,000
dan, dilengkapi dengan peralatan Hydroelevator 2 bucket, dan tegangan kerja hingga
69 kV (fase ke fase).
2.3.3. Regu Kelas Menengah PDKB-TM Sentuh Langsung : terdiri atas 3 orang (dan paling
sedikit 2 orang) petugas untuk pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan
bertegangan, yang menggunakan kendaraan dengan kapasitas beban mancapai 4,000
dan, dilengkapi dengan peralatan Hydroelevator 1 bucket, dan tegangan kerja hingga
46 kV (fase ke fase).
2.3.4. Regu Kelas Ringan PDKB-TM Sentuh Langsung : terdiri atas 2 orang petugas untuk
pemeliharaan sistem distribusi dalam keadaan bertegangan, yang menggunakan
kendaraan dengan kapasitas beban mencapai 1,800 dan, dilengkapi dengan peralatan
hydroelevator 1 bucket, dan tegangan kerja hingga 46 kV (fase ke fase).

2.3.5. Penyaratan Menjadi Seorang petugas PDKB dalam metode rubber gloves (Sentuh
Langsung).

1. Petugas Harus Lulus Kemampuan Fisik dan Psikologis


2. Memiliki Brevet PDKB Metode Berjarak.

2.3.6. Uji kemampuan medis :

1. Kemampuan Visual
2. Electrocardiogram
3. Electroencephalogram
4. Pengujian Rutin
5. Audiometri
6. Penyakir yang memiliki resiko tinggi (Epilepsi, Hypolycemia, Kencing manis, dll)

2.3.7. Uji Kemampuan Psikologis :

1. Kecerdasan
2. Konsentrasi
3. Sikap dan perilaku
4. Tingkat pendidikan
5. Kemampuan bekerja sebagai tim
6. Kemampuan bekerja dibawah tekanan
7. Tidak menggunakan obat-obatan dan alkohol.
Pada metode kerja PDKB Sentuh Langsung Rubber Gloves dan Sleeves sangatlah
penting maka dari itu pengujian alat tersebut harus dites secara berkala.

1. Rubber Gloves dites setiap hari sebelum bekerja dengan menggunakan Gloves
Tester dan pemeriksaan visual sebelum melakukan pekerjaan untuk memeriksa
adanya lubang atau tidak.

Gambar 2.4. Rubber Gloves

2. Sleeves atau pelindung lengan harus dites pengujian elektrikal setiap 6 bulan sekali
dan setiap menggunakan Sleeves harus dilakukan pemeriksaan secara visual.

2.4.Resiko pekerjaan PDKB-TM Sentuh Langsung :

Tegangan kerja harus selalu diperiksa karena Sarung Tangan Rubber Gloves dan Sleeves
memiliki tingkat tegangan. Sesuai tabel Standar tegangan peralatan :

Tabel 2.1. Tabel Standar tegangan peralatan

Jika ada lebih dari 1 tegangan kerja dalam satu area kerja, gunakan class paling tinggi dari
Sarung Tangan Rubber Gloves dan Sleeves untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Petugas PDKB Metode Sentuh Langsung diproteksi dari tegangan antara fasa ke ground,
karena itu 2 fasa pada conductor tidak dapat disentuh dalam waktur bersamaan, karena alasan ini
mengapa class insulasinya harus sesuai dengan nilai tegangan nominalnya (fasa ke fasa).

2.5.Contoh Peralatan APD dan Peralatan Kerja PDKB-TM Sentuh Langsung


2.5.1. Alat Pengaman Diri dan Peralatan Keselamatan Kerja
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya
dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di
sekelilingnya.

Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.

Berikut adalah Spesifikasi APD (alat pelindung diri) PDKB-TM Sentuh Langsung
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Peran utama PDKB adalah sebagai solusi untuk meminimalisir pemadaman terencana akibat
adanya pekerjaan dalam jaringan listrik. Keuntungan yang diperoleh jika meminimalkan
pemadaman terencana yaitu menekan rasio SAIDI dan SAIFI, menyelamatkan energi listrik
(kWh) tidak tersalurkan, serta yang paling penting pelayanan terhadap pelanggan akan semakin
baik. Semakin sering listrik mengalir maka semakin banyak pendapatan untuk perusahan

3.2.Saran
Saran dari kami yaitu jika makalah kami masih belum lengkap sebaiknya pembaca
memperbanyak membaca jurnal atau buku mengenai Metode PDKB, agar lebih dalam
memahamii Tentang PDKB.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bayu Setiawan, C., dan Rijanto, T., (2017), Analisis KWh Terselamatkan pada
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) di PT.PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur Area Surabaya Selatan, Jurnal Teknik Elektro Universitas Negeri
Surabaya, Vol 6(2), 81-88.
2. Eka Putra, D., (2016), Analisa Kontribusi Peran Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB) Terhadap Peningkatan KWh Jual Pada Penyulang Virgo di
PT. PLN (Persero) WS2JB Area Lahat, Jurnal Ampere Universitas PGRI
Palembang, Vol 1(1), 7-13.
3. Erhanelidan Fitrizon, Z., (2017), Pengaruh Pengaturan Titik Pemindahan
Jaringan Terhadap Nilai SAIDI, SAIFI dan kWh Salur pada Penyulang CADNAS
dan KHATIB SULAIMAN di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti Area Padang,
Jurnal Teknik Elektro Institut Teknologi Padang, Vol 6(1), 20-27.
4. Perusahaan Umum Listrik Negara, (1993), SPLN 82-3 Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan, Jakarta: Perusahaan Umum Listrik Negara.
5. PT. PLN (Persero), (2015), Standing Operation Procedure (SOP), PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta, Purwokerto: PT. PLN
(Persero) Area Purwokerto.E. H. Miller, “A note on reflector arrays (Periodical
style—Accepted for publication),” IEEE Trans. Antennas Propagat., in press.

Anda mungkin juga menyukai