Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MULTIDISIPLIN MADANI

(MUDIMA)
Homepage: https://journal.formosapublisher.org/index.php/mudima
Volume 2, No 9, September DOI:
ISSN: 2808-5639 (Online) Page:
(2022) Research Article
https://doi.org/10.55927/mudima.v2i9.1260 3573-3582

Gambaran Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (SMK3) di PT. Telkom Witel Sultra Tahun 2021
Muhlis Ismail1*, Syawal K. Saptaputra2, La Ode A. Saktiansyah3
Universitas Halu Oleo
Corresponding Author: Syawal K. Saptaputra syawalkesker2012@gmail.com
ARTICLE INFO ABSTRAK
Keywords: K3, SMK3, Undang-Undang Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari
K3. sistem manajemen perusahaan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Received : 2 September Bagi perusahaan yang memiliki tenaga kerja dalam jumlah besar serta berpotensi
Revised : 9 September
menyebabkan kecelakaan kerja, wajib menerapkan SMK3. Penelitian ini bertujuan
Accepted : 27 September
untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan SMK3 di PT. Telkom Witel Sultra Tahun
©2022The Author(s): This is an open- 2021. Metode peneitian ini berupa orang yang menjadi responden dan terdiri dari
access article distributed under the terms informan kunci dan informan biasa. Hasil penelitian menunjukkan (1) Penetapan
of the Creative Commons Atribusi 4.0 kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di tetapkan oleh kantor pusat dan juga
Internasional. dilaksanakan di PT. Telkom Witel Sultra; (2) Perencanaan K3 dilaksanakan
berdasarkan hasil tinjauan awal kondisi K3 hasil identifikasi bahaya, penilaian dan
pengedalian resiko, persyaratan hukum dan perencanaan program K3; (3) Pelaksanaan
K3 terdapat SDM yang memiliki peran dan tanggung jawab, pelaksanaan pelatihan
K3 secara berkalah komunikasi secara rutin dan inpeksi K3; (4) Pemantauan dan
Evaluasi kinerja K3 dilakukan dengan pemantauan untuk evaluasi kesesuaian dengan
dilakukan oleh ahli K3 umum dan pembuatan laporan hasil evaluasi sementara dan
internal audit; (5) peninjauan dan peningkatan kinerja serta perbaikan SMK3 yaitu
dengan rapat antara manajemen sebagai upaya peningkatan performa dan kinerja K3.
Keterbatasan dalam penelitian ini berupa Informan kunci yang sering bepergian keluar
kota sehingga menyulitkan peneliti untk mendapatkan informasi yang jelas mengenai
penelitian yang sedang dilaksanakan, Adanya ketidaksesuaian mengenai pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner dengan jawaban dari informan biasa dan Fokus
penelitian bukan kuesioner audit SMK3.

PENDAHULUAN Dasar (UUD) 1945 sebagai sumber hukum dari


Sistem manajemen merupakan suatu ilmu segala hokum [2].
pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang Sumber hukum peraturan perundangan
terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber- berlandaskan pada pasal 27 ayat 2 UUD Tahun 1945
sumber daya yang terbatas dala musaha mencapai yang dinyatakan bahwa “Tiaptiap warga negara
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien [1]. berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Sistem Manajemen Keselamatan dan bagi kemanusiaan. UU Ketenagakerjaan No. 13
Kesehatan Kerja (SMK3) harus dilaksanakan secara Tahun 2003 pasal 86 menyatakan bahwa pengusaha
konsisten. Tidak satupun produk peraturan wajib melindungi pekerja dan Undang-Undang No.1
perundangan yang ada di Indonesia tidak bersumber Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14
dari hukum dasar tertinggi yaitu Undang-undang mengenai kewajiban pengurus untuk melindungi
3573
pekerja dari potensi bahaya di tempat kerja. pada PT. Telkom Witel Sultra yang berasal dari
Kecelakaaan kerja adalah kecelakaan berhubugan factor manusia yaitu unsafe action seperti ketika
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan mengelas pekerja tidak menggunakan safety glasses,
kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi pekerja tidak menggunakan safety shoes di area
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu tempat kerja yang terdapat tumpukan kayu dengan
melaksanakan pekerjaan [2]. banyak paku, dan terlihat beberapa pekerja
Roni menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang melakukan pekerjaan ketinggian tidak menggunakan
terjadi secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok safety body-harness ketika merakit besi untuk
yaitu tindakan tidak aman (unsafeaction) dan kondisi pengecoran.
tidak aman (unsafeconditions). Memperkirakan Data tentang kecelakaan kerja di PT. Telkom
bahwa 85% kecelakaan kerja terjadi adalah Witel Sultra tercatat bahwa pada tahun 2018 terdapat
kontribusi dari perilaku kerja yang tidak aman. 2 orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.
Berdasarkan hal tersebut dapat dilkatakan bahwa Untuk data kecelakaan kerja di tahun tahun
perilaku manusia yaitu tindakan tidak aman selanjutnya diketahui tidak ada laporan tentang hal
merupakan unsur yangmemegang peranan penting ini baik itu laporan pada perusahaan langsung
dalam mengakibatkan kecelakaan [2]. ataupun laporan pada pelayanan kesehatan PT.
Secara global, menurut data International Telkom witel sultra.
Labour Organization (ILO) diperkirakan sebanyak Pelayanan kesehatan di PT. Telkom witel sultra
337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta kematian menggambarkan tenaga medis seperti karyawan
akibat kerja terjadi setiap tahunnya. BPJamsostek yang mengalami sakit dan hal sebagainya itu di
mencatat telah jumlah kecelakaan kerja di Indonesia serahakan kepada dokter yang menanganinya.
pada tahun 2020 yaitu mencapai 129.305 kasus di Pelayanan kesehatan sangat penting dalam
antaranya 4.275 kasus kecacatan, 9 kasus cacat total penggelolaan sumber daya manusia di sebuah PT.
tetap dan 2002 kasus meninggal dunia. Jumlah Telkom hal tersebut penting mengigatkan sumber
kecelakaan kerja di Sulawesi Tenggara pada tahun daya manusia merupakan asset yang sangat berperan
2020 mencapai 1 009,00 korban di antaranya 315,00 dalam menentukan tercapainya tujuan untuk itulah
korban luka berat, 1 051,00 korban luka ringan dan maka diperlukan pengelolaan pelayanan kesehatan di
korban meninggal dunia 269,00 korban. Sedangkan setiap PT. Telkom Witel Sultra. Namun untuk
untuk kota Kendari jumlah kecelakan kerja pada pelayanan kesehatannya PT Telkom witel sultra
tahun 2020 mencapai 316,00 kecelakaan. tidak satu gedung jadi jikaada karyawan yang sakit
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan segera di di arahkan ke tempat kesehatan yang di
pada Bulan November 2021, di PT. Telkom Witel sediakan oleh PT. Telkom Witel Sultra.
Sultra terdapat beberapa kriteria penerapan SMK3 Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di
berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 sebagai acuan lokasi penelitian terdapat beberapa masalah yang
diantaranya pembangunan dan pemeliharaan sering terjadi yang dapat menjadi potensi kecelakaan
kebijakan K3, pembentukan dan pendokumentasian kerja, misalnya tidak adanya tanda atau simbol bahan
rencana K3, pengendalian perancanngan dan berbahaya pada air aki, kedaluarsanya apar yang
peninjauan kontrak, pemeliharaan dokumentasi tidak bisa digunakan lagi, FAP yang sering
seperti identifikasi bahaya konstruksi dan inspeksi, mengalami korslet dan tidak adanya tempat
penilaian dan pengendalian produk, keamanan penyimpanan untuk limbah oli. Untuk mengurangi
bekerja berdasarkan SMK3 seperti dilakukan kecelakaan kerja di PT. Telkom Witel Sultra, Sistem
pengawasan pada setiap pekerjaan dan adanya Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
laporan pada setiap bulannya, pelaporan dan (SMK3) harus diupayakan untuk beroperasi dengan
perbaikan kekurangan, pengelolaan material dan baik sesuai dengan panduan yang ada.
perpindahannya, dan pengembangan keterampilan Di PT Telkom Witel Sultra peneliti juga
dan kemampuan. menemukan beberapa risiko kecelakaanatau bahaya
Penerapam SMK3 di PT. Telkom Witel Sultra yang sering terjadi di mana masih adanya beberapa
termasuk dalam tingkat penerapan kategori objek bahaya yang mungkin bisa terjadi seperti
lanjutan. Namun masih terdapat potensi bahaya tersayat terlebih kepada pekerja yang mungkin tidak
menggunakan APD saat menggunakan alat
3574
pemotong rumput, bahaya ergonomi juga bisa Kebijakan K3 adalah ketetapan yang disahkan
mengakibatkan pekerja merasakan ketidaknyamanan dan dijalankan oleh organisasi berisi hal-hal yang
saat bekerja dan tidak rileks. Bahaya kebisingan juga ingin dicapai oleh organisasi dalam lingkup sistem
terjadi pada genset atau generator di mana suara manajemen dan keselamatan dan kesehatan kerja.
kebisingan terjadi saat pengoperasian mesin tersebut Untuk di PT. Telkom Witel Sultra sendiri
dan bahaya kimia juga terjadi di tempat tersebut kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
akibat di karenakan penggunaan BBM untuk tercantum dalam buku pedoman manual mutu.
pengoprasian mesin yang dapat menimbulkan Seperti yang kita liat dibawah ini adalah hasil
terpapar gas monoksida yang berbahaya bagi wawacara mengenai "Apakah kebijakan k3
kesehatan paru-paru dapat mengikat hemoglobin diperusahaan ini tertulis, bertanggal, ditanda tangani
dalam darah hingga mengalahkan oksigen yang oleh direktur?" Berikut 2 pernyataan dari informan:
dikandung udara bebas. Karena kekurangan oksigen,
jaringan tubuh pun tidak berfungsi dan bisa berakibat ``.. iyaa kebijakan mengenai k3 itu ada, seperti
fatal pada kematian. untuk peralatan APD dan kita lihat dalam buku pedoman manual mutu
pemadam kebakaran. Faktor bahaya PT. Telkom kebijakan" (Staff logistik dan gs di PT. Telkom
Witel Sultra bahaya (hazard) ialah semua sumber, witel sultra).
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi ``.. iyaa kebijakan mengenai k3 itu sudah
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau tercantum dalam buku pedoman manual mutu"
penyakit akibat kerja (PAK). Karena atas dasar (Ketua ahli k3 umum di PT. Telkom witel
inilah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sultra).
PT. Telkom Witel Sultra terkait dengan sistem
manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
(SMK3). disimpulkan bahwa dalam buku pedoman manual
mutu terdapat kebijakan mengenai keselamatan dan
METODOLOGI kesehayan kerja yang berbunyi "PT. Telkom witel
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian sultra mengutamakan keselamatan kesehatan kerja
kualitatif Deskriptif dengan pengumpulan data dan selalu berupayah untuk mencegah kecelakaan
secara in-depth interview (wawancara mendalam). kerja serta penyakit akibat kerja".
Penelitian in dilakukan di PT. Telkom Witel Sultra. Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam adalah hasil wawancara mengenai "Sejak kapan PT.
penelitian ini ialah teknik purposive sampling. Data Telkom Witel Sultra menetapkan kebijakan untuk
dianalisis melalui tahapan editing dan pembuatan menerapkan SMK3?" Bentuk kebijakan K3 yang
tranksip wawancara, penyaijian dalam bentuk dilaksanakan di PT. Telkom Witel Sultra tahun 2022
kuotasi (kutipan responden dalam bentuk aslinya). dapat di lihat dalam kutipan wawancara berikut:
Pengecekan Validitas Temuan menggunakan ``.. yaa bentuk kebijakan k3 di PT. Telkom
triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi Witel Sultra sendiri antara lain kita diwajibkan
waktu. untuk memenuhi peraturan perundang-
Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 undangan yang berlaku seperti Efpridawati,
orang yang terdiri dari informan kunci dan informan N., Taufik, H., Trikomara (2015) undang-
biasa. Informan kunci adalah Ahli K3 PT. Telkom undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan
Witel Sultra dengan jabatan asman asset mgt dan dan kesehatan kerja`` (Staff logistik dan gs di
facility support, sedangkan informan biasa adalah PT. Telokm Witel Sultra).
karyawan dan kepala security PT. Telkom Witel ``.. bentuk kebijakannya untuk menerapkan k3,
Sultra. di PT. Telkom Witel Sultra itu sendiri bentuk
kebijakan k3 nya itu antara lain menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja `` (bapak
HASIL DAN PEMBAHASAN kepala security di PT. Telkom Witel Sultra).

Hasil Penelitian Berdasarkan kutipan wawancara yang


a. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan bentuk kebijakan keselamatan dan
3575
kesehatan kerja yang di terapkan di PT. Telkom Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
Witel Sultra di anatara lain memenuhi semua adalah hasil wawancara mengenai "Siapa saja yang
peraturan perundang-undagan pemerintan yang perlu mengetahui kebijakan untuk menerapkan
berlaku mengenai penerapan keselamatan dan SMK3?" Yang perlu mengetahui kebijakan untuk
kesehatan kerja serta menjamin keselamatan dan menerapakan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dan bentuk kebijakan k3 terdapat kesehatan kerja dapat di lihat pada kutipan berikut:
dalam buku pedoman manual mutu di PT. Telkom
Witel Sultra. ``ya seperti kita ketahui kebijakan SMK3 ini
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini penting, maka perlu di ketahui oleh semua
adalah hasil wawancara mengenai "Siapa yang tenaga kerja disini serta tamu yang berkunjung
menetapkan kebijakan untuk menerapkan SMK3?" disini ``..(Staff logistik dan gs di PT.Telkom
PT. Telkom Witel Sultra menetapkan SMK3 hal ini Witel Sultra).
sesuai dengan wawancara sebagai berikut: ``ya tentu seluruh tenaga kerja wajib
mengetahui kebijakan ini``..bapak ketua ahli
``yaa untuk di PT. Telkom Witel Sultr sendiri k3 umum di PT.Telkom Witel Sultra).
sudah menerapkan SMK3 itu sejak 2018``
(Staff logistik dan gs di PT.Telkom Witel Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat
sultra). di simpulkan bahwa penetapan kebijakan sistem
``PT. Telkom Witel Sultra sendiri menetapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perlu di
kebijakan untuk menerapkan SMK3 itu pada ketahui oleh seluruh management dan seluruh
tahun 2018 (bapak kepala security di PT. karyawan atau tenaga kerja serta para tamu yang
Telkom Witel Sultra). berkunjung di PT. Telkom Witel Sultra hal ini telah
sesuai pp nomor 50 tahun 2012 pasal 8 yang
Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpulkan berbunyi pengusaha harus menyebarluaskan
bahwa di PT. Telkom Witel Sultra sudah kebiajakan k3 yang di tetapkan kepada seluruh
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan pekerja /buruh yang berada di perusahaan, dan pihak
kesehatan kerja pada tahun 2018. lainya yang terkait.
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
adalah hasil wawancara mengenai "Siapa yang adalah hasil wawancara mengenai "Bagaimana cara
menetapkan kebijakan untuk menerapkan SMK3?" penginformasian kebijakan untuk menerapkan
Penetapann kebijakan K3 sendiri dapat di lihat pada SMK3?" Bentuk penginformasian kebijakan sistem
kutipan wawancara sebagai berikut: manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat
dilihat dalam kutipan wawancara di bawah ini:
``yaa untuk untuk yang menetapkan kebijakan
itu Head office (Staff logistic dan gs di PT. `ya bentuk penginformasian itu biasanya
Telkom Witel Sultra) diadakan pelatihan k3 untuk semua tenaga
``yang menetapkan kebijakan itu Ho (bapak kerja di sini``..(Staff logistic dan gs di
kepala security di PT. Telkom Witel Sultra) PT.Telkom Witel Sultra)
``penetapan kebijakan itu yang di lakukan ``untuk cara penginformasian kebijakan SMK3
kantor pusat (bapak ketua ahli k3 umum di PT. yaitu dengan mengadakan sosialisasi dan rapat
Telkom Witel Sultra). masalah k3 kepada seluruh karyawan" (bapak
kepala security di PT. Telkom Witel Sultra).
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat di
simpulkan bahwa penetapan kebijakan sistem Berdasarkan kutipan diatas dapat di simpulkan
manajemen keselamatan dan kesehata kerja itu Head bahwa cara penginformasian kebijakan untuk
office (HO) kantor pusat. Sehingga jika, disesuaikan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
dengan peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 kesehatan kerja di lakukan dengan di adakan
pasal 7 ayat 1 yang berbunyi ``penetapan kebijakan pelatihan k3 untuk seluruh karyawan di PT. Telkom
k3 di laksanakan oleh pengusaha`` perusahaan ini Witel Sultra, serta sosialiasasi dan rapat terakit
telah memenuhi peraturan pemerintah tersebut. penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

3576
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini (Bapak kepala security di PT. Telkom witel
adalah hasil wawancara mengenai "Sebelum sultra).
penetapan kebijakan, apakah dilakukan tinjauan
awal K3 yang meliputi: Identifikasi sumber bahaya Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditempat kerja di simpulkan sebelumnya membuat kebijkan
dan Pemenuhan peraturan perundangan dan dilakukan identifikasi adanya resiko-resiko atau
persyartan K3" Berikut hasil pernyataan dari bahaya-bahaya yang dapat mengancam keselamatan
informan: tenaga kerja. Pemenuhan peraturan perundang-
undagan dan persyaratan k3 telah mengacu 6 aturan
``..identifikasi sumber bahaya pastinya kita kebijakan.sehingga jika disesuaikan dengan
harus mencari mengetahui bahaya-bahaya peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 pasal 7
yang ada ditemapat kerja dengan cara ayat 2 yang berbunyi `` dalam menyusun kebijkan
memantau bahaya di setiap pekerjaan yang di k3, pengusaha paling sedikit harus melakukan
lakukan. Undang-undang yang berkaitan tinjauan awal kondisi k3 yang meliputi identifikasi
dengan k3 sendiri antara lain OHSAS 18001 potensi bahaya, penilaian, dan pengedalian resiko
2007.menurut saya pelaksaan k3 di dan perbandingan penerapan k3 dengan perusahaan
perusahaan ini sudah cukup baik namun masi dan sektor lain yang lebih Baik perusahaan ini telah
ada masi ada ditemukan pekerja yang tidak memenuhi peraturan pemerintah tersebut.
memakai APD padahal penggunaanya itu
sangat penting namun seperti kita ketahui b. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pengadaan sarana kerja itu diadakan tiap Dalam melaksanakan perencanaan keselamatan
tahun ..`` (Staff logistik dan gs di PT.Telkom dan kesehatan kerja di PT. Telkom Witel Sultra telah
Witel Sultra). melakukan identifikasi bahaya kecelakaan kerja,
``..ya jadi tentunya sebelum kita membuat penilaian resiko kecelakaan kerja, dan pengedalian
kebijakan kita harus mencari tau dulu atas resiko kecelakaan kerja berdasarkan hasil
dasar apa kebijakan tersebut di buat, jadi untuk identifikasi bahaya penilaian dan pengedalian resiko
di PT.Telkom witel sultra sendri tentunya menjadi salah satu bahan untuk menetapkan program
sebelum membuat kebijakan kita kerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
mengidentifikasi adanya resiko-resiko atau kerja.
bahaya-bahaya yang dapat mengacam Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
keselamatan tenaga kerja kita sendiri dimulai adalah hasil wawancara mengenai "Apakah
dari kegiatan contohnya hal-hal kecil tentang perencanaan mengacu pada peraturan perundangan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan dan persyaratan k3? Apa saja peraturan perundangan
misalnya karena kita berhubungan kegiatan yang digunakan?". Perencanaan mengacu pada
perbaikan jaringan dan pembagunan jadi peraturan perundang-undangan dan persyaratan
tentunya disini kita sudah bisa identifikasi keselamatan dan kesehatan kerja, dapat di lihat
bahaya-bahaya atau resiko-resiko apa yang dalam hasil wawancara berikut:
bisa menimpah pekerjaanya kita di lapangan.
Untuk pundang-undangan pemenuhan ``..jadi untuk perencanaan di PT.Telkom Witel
peraturan perundang-undangan kita ada 6 Sultra sendiri kita mengacu pada aturan
acuannya kita, ada undang-undang nomor 1 OHSAS 18001 2007, jadi selain itu kita juga
tahun 1970 permenaker no 5/MEN/2012, ada aturan perundang-undangan nomor 1
undang –undang nomor 13 tahun 2003, tahun 1970, peraturan perusahaan ..``(bapak
permenaker nomor 3/MEN 1998, peraturan kepala security di PT.Telkom Witel Sultra).
perusahaan PTTA dan OHSAS 1800.2007. dari ``..ada peraturan OHSAS 18001 2007
sumber daya yang telah di sediakan oleh PT. ..``(bapak ketua ahli k3 umum di PT.Telkom
Telkom witel sultra itu misalnya penggunaan Witel Sultra).
APD belum di bagikan secara merata ke
keseluruh karyawan melainkan pengadaan Berdasarkan kutipan wawancara di atas
sumber daya yang masi beruntun tiap tahunya. disimpulkan bahwa perencanaan keselamatan dan

3577
kesehatan kerja mengacu pada aturan OHSAS 18001 keselamatan dan kesehatan kerja yang di terapakan
2007, selain itu juga ada aturan perundang-undangan dalam di PT. Telkom Witel Sultra dapat di lihat pada
yang di gunakan di PT. Telkom Witel Sultra hasil wawancara berikut:
misalnya undang-undang nomor 1 tahun 1970,
permenaker nomor 5/MEN/2012, undang-undang ``..biasanya di laksanakan pelatihan k3 kepada
nomor 13 tahun 2003 permenaker nomor semua tenaga kerja (Staff logistic dan gs di PT.
3/MEN/1998, peraturan perusahaan. Telkom Witel Sultra).
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini ``..di lapangan terus ada inspeksi kesiapan
adalah hasil wawancara mengenai "Bagaimana teknis yaitu kita mengecek APD yang di
penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3? serta gunakan serta layak di gunakan yang di
Siapa yang menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan lakukan seminggu sekali. (ketua ahli k3 umum
K3? " Penetapan tujuan dan sasaran keselamatan dan di PT. Telkom Witel Sultra).
kesehatan kerja dapat di lihat pada hasil wawancara
berikut: Berdasarkan kutipan wawancara di atas
disimpulkan bahwa program keselamatan kesehatan
``..yaa untuk penetapan tujuan dan sasaran k3 kerja yang di laksanakan di PT. Telkom Witel Sultra
itu tentunya untuk menjaga keselamatan dan itu berupa pelatihan keselamatan dan kesehatan
kesehatan kerja para pekerja yang berada di kerja, pengecekan alat yang layak di gunakan di
sekitar sini ``.. (Staff logistik dan gs di PT. lakukan seminggu sekali.
Telkom Witel Sultra). Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
``..yaa jadi tentunya ketika di buat kebijakan adalah hasil wawancara mengenai "Bagaimana
tentang k3 tentunya kita akan mempunyai sistem pertanggung jawaban yang dilaksanakan?"
tujuan dan sasaran yang harus di capai dari Sistem pertanggung jawaban yang di laksanakan di
kebijakan tersebut. Jadi untuk di PT. Telkom PT. Telkom Witel Sultra dapat di lihat dalam hasil
Witel Sultra sendiri kita berharap dengan di wawancara:
terapkan kebijakan k3 di PT. Telkom Witel
Sultra kita bertujuan untuk mencegah ``..biasanya untuk pertanggung jawaban itu di
terjadinya kecelakaan kerja, mencegah agar adakan audit tahunan (Staff logistik dan gs di
kecelakaan yag serupa tidak terulang kembali, PT. Telkom Witel Sultra).
menjamin pekerja saat melakukan pekerja dan ``..setiap kegiatan pasti ada pelaporan
dapat menetapkan potensinya. Sasaran k3 kegiatan yang nantinya akan di proses ke
sendiri yaitu tenaga kerjanya itu sendiri serta regional (Bapak ketua ahli k3 umum di
orang lain yang berada menyusun rencana k3 PT.Telkom Witel Sultra).
harus melibatkan ahli k3 umum, panitia
Pembina k3 wakil pekerja/buruh dan phak lain Berdasarkan kutipan tersebut maka dapat di
yang terikta di perusahaan, ``..(bapak ketua simpulkan bahwa sistem pertsnggung jawaban yang
ahli k3 umum di PT.Telkom Witel Sultra). di laksanakan di buatkan sebuah laporan dan akan di
teruskan ke regional.
c. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
Pelaksanaan k3 di lakukan dengan memastikan d. Pemantauanbdan evaluasi kinerja keselamatan
tersedia sumber daya manusia (SDM) yang dan kesehatan kerja
kompoten atas dasar pendidikan yang sesuai dan Pemantauan dan evaluasi kinerja k3 menurut pp
berpengalaman. Ahli k3 umum di beri tanggung nomor 50 tahun 2012 adalah pengusaha wajib
jawab dan wewenang dalam menjalankan dan melakukan evaluasi kinerja k3.
melakukan Pembinaan serta pelatihan k3 bagi tenaga Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini
kerja dan manager perusahaan saling berkordinator adalah hasil wawancara mengenai "Bagaimana
dalam pelaksanaan k3. prosedur dan proses evaluasi manajemen
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini pencegahan dan penanggulanagan kecelakaan
adalah hasil wawancara mengenai "Apa saja kerja?" Prosedur dan proses evaluasi manajemen
program k3 yang dilaksanakan?" Program
3578
pencegahan dan peanggulangan kecelakaan kerja penerapan SMK3 dan hasil temuan tahunan SMK3
dapat dilihat pada hasil wawancara berikut: di PT. Telkom Witel Sultra untuk melakukan tahap
perbaikan dan peningkatan kinerja.
``..yaa untuk kegiatan pemantauan sendiri di
lakukan sesuai dengan buku pedoman manual Pembahasan
mutu dan pemantauan evaluasi kinerja k3 a. Kebijakan K3 di PT. Telkom Witel Sultra
melalui pemeriksaaan, pengukuran dan audit Penetapan kebijakan keselamatan dan
SMK3 (Staff logistik dan gs di PT.Telkom Witel kesehatan kerja merupakan suatu bentuk komitmen
Sultra). perusahaan untuk mematuhi peraturan perundang-
``..kegiatan pemantauan dan pengukuran yang undagan yang berlaku. Kebijakan k3 telah ditetapkan
kami lakukan di PT.Telkom Witel Sultra sesuai yang menetapkan untuk melaksanakan sistem
dengan pedoman manual mutu.(Bapak kepala manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
security di PT.Telkom Witel Sultra). berdasarkan peraturan Pemerintah nomor 50 tahun
2012 pasal 7 ayat 2 yang berbunyi ``dalam menyusun
Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat kebijakan K3 pengusaha paling sedikit harus
di simpulkan bahwa prosedur dan proses evaluasi melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputih
manajemen pencegahan dan penanggulangan identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
kecelakaan kerja di PT. Telkom Witel Sultra sudah pengendalian resiko dan perbandingan penerapan K3
di atur dalam buku pedoman manual mutu. Proses dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik``
evaluasi melalui pemeriksaan, pengukuran dan audit dan seluruh pekerja di PT. Telkom Witel Sultra yang
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. di antaranya juga di terapkan oleh tenaga kerja di PT.
Telkom Witel Sultra.
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja keselamatan Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa
dan kesehatan kerja aspek dan salah satunya yaitu perlindungan
Peninjauan kinerja k3 secara berkala minimal keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar
dalam satu (1) tahun sekali melakukan peninjauan tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya
ulang SMK3 untuk menilaian kesesuaian dan sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan
keefektifannya. produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh
Selanjutnya yang dapat kita liat dibawah ini perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan
adalah hasil wawancara mengenai "Siapa yang pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu
melakukan peninjauan kinerja dan perbaikan dan dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.
kapan dilakukan peninjauan ulang?" Hasil Kesehatan kerja adalah kebebasan dari
wawancara dengan informan mengenai peninjauan kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
berikut: periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang
dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
‘’..yaa kami bersama staff logistik dan gs Kecelakaan dapat diartikan sebagai suatu kejadian
melakukan peninjauan ulang serta perbaikan yang tidak terencana, tidak diinginkan, tidak
dan akan dikonsultasikan oleh semua pihak diharapkan dan tidak terkontrol Kecelakaan tidak
yang terlibat.peninjauan kinerja dilakukan selalu menyebabkan luka namun juga dapat merusak
setelah audit tahunan. (Bapak ahli k3 umum di peralatan dan material yang ada. Perhatian terbesar
PT. Telkom Witel Sultra). tertuju pada kecelakaan yang menyebabkan luka
‘’..staff logistik dan gs yang akan melakukan bahkan korban jiwa. Kesehatan kerja adalah
dan pastinya akan dikonsultasikan kepada kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan
pihak yang terkait’’.. .(Bapak kepala security di merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja
PT.Telkom Witel Sultra). yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres
Berdasarkan peninjauan dan peningkatan
emosi atau gangguan fisik [3].
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
lakukan dengan meninjau ulang dari evaluasi b. Perencanaan K3 di PT. Telkom Witel Sultra
3579
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 50 keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan
tahun 2012 yang berbunyi ``pengusaha dalam peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 pasal 10
menyusun rencana harus melibatkan Ahli K3 umum ayat 1 pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh
dan panitia pembina k3 wakil pekerja/buruh dan pengusaha berdasarkan perencanaan K3 pelaksanaan
pihak lain yang terkait di perusahaan hal ini sudah di sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
laksanakan oleh di PT. Telkom Witel Sultra. di PT. Telkom Witel Sultra dilakukan melalui
Berdasarkan hasil penelitian proses penyelidikan dan investigasi di lingkungan kerja
perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang internal maupun eksternal.
sudah di lakukan di PT. Telkom Witel Sultra yaitu Indentifikasi sumber bahaya kecelakaan kerja
mengidentifikasi bahaya, melakukan penilaian salah satunya ditandai dengan yakni kejadian yang
resiko, pengecekan lokasi pekerjaan dan menentukan tidak direncanakan yang berpotensi menimbulkan
pengendalianya terlebih dahulu. Selanjutnya kecelakaan kerja. Sebagai contoh, terpeleset
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tersandung dan tertimpa tiang. Penilaian resiko
disusun berdasarkan penilaian awal dan berdasarkan kecelakaan kerja, telah dikategorikan dalam
peraturan perundang-undangan dan persyaratan beberapa tingkat kecelakaan, diantaranya:
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang terkait. kecelakaan ringan misalnya tergores, lecet luka
Peranan sumber daya manusia sangat bakar ringan. Kecelakaan berat misalnya cacat
penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan permanen atau kehilangan fungsi anggota tubuh; dan
terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Dengan kecelakaan fatal misalnya kecelakaan yang
cara memelihara dan meningkatkan derajat mengakibatkan kematian.
kesehatan tenaga kerja, maka pencapaian kinerja Sesuai yang tertuang di dalam Peraturan
para pekerja akan lebih maksimal. Pemeliharaan K3 Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 tentang
di setiap perkantoran dapat dilakukan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
penerapan standar operasional prosedur dengan Kesehatan Kerja (SMK3) dinyatakan bahwa untuk
mengacu pada Sistem Manajemen Keselamatan dan pembuktian penerapan sistem manajemen K3
Kesehatan Kerja (SMK3). perusahaan dapat di lakukan audit oleh badan audit
Peraturan Pemerintah mengenai Penerapan yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja Demikian
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan untuk efektivitas pencapaian audit sistem
Kerja (PP No. 50 Tahun 2012) yang merupakan manajemen K3 di suatu perusahaan, audit harus
pelaksanaan pasal 80 UU No. 13 Tahun 2003 tentang dilakukan oleh badan audit internal atau eksternal.
Ketenagakerjaan, maka perusahaan yang Adapun program keselamatan dan kesehatan
memperkerjakan minimal 100 tenaga kerja atau kerja di PT. Telkom Witel Sultra diantaranya
perusahaan memiliki tingkat potensi kecelakaan pelaksanaan pelatihan keselamatan dan kesehatan
kerja yang tinggi akibat karakteristik proses wajib kerja memastikan adanya sumber daya yang
melaksanakan SMK3. Perusahaan atau organisasi berkompeten pekerja baik yang teknis dan non
yang akan ataupun telah menerapkan SMK3 teknis. Pemantauan keburangan atau kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas tenaga kerja, penangana keadan darurat, pertolongan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang pertama pada kecelakaan kerja, pengamatan
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi, keselamatan kerja, dan alat pelindung diri.
kemudian dapat mencegah dan mengurangi Penyampaian mengenai prosedur tersebut dilakukan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan dengan mengadakan apel setiap mingguan yang di
melibatkan unsur manajemen dan pekerja, dan juga hadiri seluruh pekerja di PT. Telkom Witel Sultra
perusahaan dapat menciptakan tempat kerja yang dan safety talk atau briefing setiap pagi di area
aman, nyaman dan efisiensi untuk mendorong masing-masing sebelum bekerja [5].
produktivitas (Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 50 tahun 2012 tentang SMK3) [4]. d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di PT.
Telkom Witel Sultra
c. Pelaksanaan K3 di PT. Telkom Witel Sultra Berdasarkan hasil penelitian, pemeriksanaan
Berdasarkan hasil penelitian, PT. Telkom Witel kinerja sudah sesauai dengan peraturan pemerintah
Sultra telah menerapkan sistem manajemen nomor 50 tahun 2012 pasal 14 ayat 2 yang berbunyi
3580
pemantauan dan evaluasi kinerja k3 melalui Melalui tindakan ini, diharapkan akan mencapai
pemeriksaan, pengajian dan audit internal SMK3 kinerja SMK3 yang lebih baik dari sebelumnya.
oleh sumber daya manusia yang berkompeten. Tim Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran
ahli k3 umum secara berkala melakukan yang maupun untuk menemukan penyebab permasalahan
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap potensi dari suatu insiden, merupakan bagian dari hasil
bahaya yang dapat di timbulkan dari kondisi tempat peninjauan yang bermanfaat sebagai perbaikan dan
kerja, peralatan, bahan serta tindakan pekerja peningkatan kinerja karyawan, baik secara personal,
teridentifikasi dan berguna untuk mengambil maupun secara kolektif.
tindakan perbaikan serta pencegahan yang
diperlukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan KESIMPULAN
dari bahaya tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
Pemantauan dilaksanakan untuk menganalisa bahwa:
hasil kerja pelaksanaan kegiatan guna menentukan a. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan
keberhasilan atau untuk menentukan identifikasi kerja di tetapkan oleh kantor pusat dan juga
tingkat perbaikan Evaluasi merupakan bagian yang dilaksanakan di PT. Telkom Witel Sultra.
penting dari suatu proses manajemen karena dengan b. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja
evaluasi akan diperoleh umpan balik terhadap dilaksanakan berdasarkan hasil tinjauan awal
pelaksanaan program kegiatan. Evaluasi adalah kondisi K3 hasil identifikasi bahaya, penilaian
kegiatan untuk memuat penilaian dan dan pengedalian resiko, persyaratan hukum dan
membandingkan hasil yang telah dicapai oleh suatu perencanaan program K3.
program dengan tujuan yang direncanakan. c. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa terdapat SDM yang memiliki peran dan
aspek dan salah satunya yaitu perlindungan tanggung jawab, pelaksanaan pelatihan K3
keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar secara berkalah komunikasi secara rutin dan
tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya inpeksi K3.
sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan d. Pemantauan dan Evaluasi kinerja keselamatan
produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh dan kesehatan kerja dilakukan dengan
perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pemantauan untuk evaluasi kesesuain dengan
pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu melakukan ahli K3 umum dan pembuatan
dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya [6]. laporan hasil evaluasi sementara dan internal
audit.
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 di PT. e. Peninjauan dan peningkatan kinerja dan
Telkom Witel Sultra perbaikan sistem manajemen keselamatan dan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesehatan kerja yaitu dengan rapat antara
hasil peninjauan dan peningkatan kinerja digunakan manajemen sebagai upaya peningkatan
untuk melakukan penyempurnaan atau peningkatan performa dan kinerja K3.
terhadap penyimpanan yang ditentukan. Tindakan
peningkatan di laksanakan dan menjadi masukan
dalam menyusunan program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) selanjutnya demi peningkatan SARAN
kinerja di perusahaan. a. Untuk karyawan di PT. Telkom Witel Sultra
Peninjauan kinerja oleh pihak manajemen agar saling memberitahu tentang pelaksanaan
merupakan kajian yang dilakukan oleh manajemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
terhadap sistem manajemen K3 sesuai dengan jadwal kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas
yang ditentukan, untuk menjamin kesesuaian, kerja.
kecukupan, dan keefektifan secara berkelanjutan. b. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menelitih
Peningkatan kinerja oleh pihak manajemen lebih lanjut lagi mengenai gambaran
merupakan hasil dari evaluasi kegatan K3 di suatu pelaksanaan sistem manajemen keselamata dan
organisasi. kesehatan kerja di PT. Telkom Witel Sultra.

3581
c. Untuk di PT. Telkom Witel Sultra untuk selalu
menjaga dan memperingatkan para tenaga kerja
tentang pentingnya menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Taufik, H., Trikomara, R., &Efpridawati, N. (2015).


Tinjauan Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) (Studi
Kasus: Pembangunan Gedung Telkomsel
Pekanbaru). In Annual Civil Engineering Seminar.

Roni, F., Saragih, P., Lubis, H. S., Tarigan, L.,


Keselamatan, D., Kerja, K., Kesehatan, D., Fakultas,
K., &Masyarakat, K. (N.D.). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada
Pekerja Lapangan Pt. Telkom Cabang Sidikalang
Kabupaten Dairi Tahun 2014.

Taher, T. H. (2016). Pengaruh Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Telekomunikasi. 2, 1–12.

Siregar, R. F. (2019). Program Studi S1 Kesehaatan


Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Gangguan
Kelelahan Mata Pada Supir Bus Antar Lintas
Sumatera (ALS). Sofiana, M. (N.D.). Pelaksanaan
Manajemen K3 Pada Pt Adyawinsa T & E Di Jakarta.
Bijak, 14(01).

Fatah, K., &Pekalongan, S. M. (2021). Sistem


Pengendalian Sumberdaya Manusia Untuk
Meningkatkan Kinerja Perusahaan Dengan
Manajemen Kompensasi Pada Pt Telkom Indonesia.

Joeliaty. (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi


Kinerja Dengan Menggunakan Pendekatan Balanced
Scorecard Pada Pt. Telkom Divre III Development
Of Performance Evaluation System By Using A
Balanced Scorecard Approach On PT Telkom Drive
III. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE),18.

3582

Anda mungkin juga menyukai