Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

HIDUP (K3LH) DALAM PRAKTEK MENJAHIT SISWA KELAS XII


BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK BANTUL

E-JOURNAL STUDENT

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Wieke Putri Martinawati
12513244016

Pembimbing : Enny Zuhni Khayati, M. Kes


Penguji : Dr. Sri Wening
Sekretaris : Dr. Widihastuti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 1

PENERAPAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PRAKTEK MENJAHIT SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMKN 1 PANDAK BANTUL

APPLICATION OF SAFE AND HEALTH AT WORK ENVIRONMENT IN PRACTICE TO SEW


BOUTIQUE CLOTHING CLASS XII STUDENTS SMKN1 PANDAK, BANTUL

Penulis 1 : Wieke Putri Martinawati


Penulis 2 : Enny Zuhni Khayati, M.Kes
Universitas Negeri Yogyakarta
wieke.putri94@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan Hidup oleh siswa kelas XII Busana Butik SMKN1 Pandak pada saat praktek menjahit, dilihat dari sisi
penggunaan alat pelindung diri, ergonomi, 5R dan penggunan mesin. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena seluruh siswa kelas
XII busana butik SMKN1 Pandak Bantul yang berjumlah 60 siswa diambil datanya. Teknik pengambilan data
menggunakan angket dan observasi. Validitas isi dan konstruk serta Reliabilitas stabilitas menggunakan program
SPSS 16. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan: (1) K3LH sudah diterapkan oleh siswa kelas XII Busana Butik SMKN1 Pandak dan dalam kategori
”tinggi” (80%), sementara pada kategori “sangat tinggi” (20%), kategori “rendah” dan “sangat rendah” (0%); (2)
penerapan alat pelindung diri sudah diterapkan oleh siswa kelas XII dalam praktek menjahit di laboratorium dan
dalam kategori “tinggi” (53,3%), sementara pada kategori “sangat tinggi” (20%), kategori “rendah” (26,7%) dan
“sangat rendah” (0%); (3) penerapan ergonomi sudah diterapkan oleh siswa kelas XII dalam praktek menjahit di
laboratorium dan dalam kategori “tinggi” (85%), sementara pada kategori “sangat tinggi” (15%), kategori
“rendah” dan “sangat rendah” (0%); (4) penerapan 5R sudah diterapkan oleh siswa kelas XII dalam praktek
menjahit di laboratorium dan dalam kategori “tinggi” (75%), sementara pada kategori “sangat tinggi” (25%),
kategori “rendah” dan “sangat rendah” (0%); (5) penerapan penggunaan mesin sudah diterapkan oleh siswa kelas
XII dalam praktek menjahit di laboratorium dan dalam kategori “tinggi” (51,7%), sementara pada kategori “sangat
tinggi” (48,3%), kategori “rendah” dan “sangat rendah” (0%).

Kata kunci: Penerapan, K3LH, Praktek Menjahit

Abstract

This study aims to describe the application of Safe and Health at Work environment by students of class
XII Pandak SMKN1 Boutique Clothing at a time when the practice of tailoring, seen from the use of self protector,
ergonomics, 5R and the use of the machine. This research is a type of quantitative research with the descriptive
approach. This research includes studies of the population because the entire class XII students of fashion
boutiques SMKN1 Pandak, Bantul that add up to 60 students taken the data. Engineering data retrieval using
question form and observation. Content validity and Reliability and stability of invalid constructs using program
SPSS 16. This research data analysis using descriptive analysis. The results showed that the application of: (1)
She already applied by students of class XII, Fashion Boutiques and Pandak SMKN1 in the category of "high"
(80%), while in the category of "very high" (20%), the category of "low" and "very low" (0%); (2) the application
of protective tools themselves are already applied by students of class XII in practice to sew in the laboratory and
in the category of "high" (53.3%), while in the category of "very high" (20%), the category of "low" (26.7%) and
"so low" (0%); (3) the application of ergonomics is already applied by students of class XII in practice to sew in
the laboratory and in the category of "high" (85%), while in the category of "very high" (15%), the category of
"low" and "very low" (0%);(4) in applying the 5R already applied by students of class XII in practice to sew in the
laboratory and in the category of "high" (75%), while in the category of "very high" (25%), the category of "low"
and "very low" (0%); (5) the application of the use of the machine are already applied by students of class XII in
practice to sew in the laboratory and in the category of "high" (51.7%), while in the category of "very high"
(48.3%), the category of "low" and "very low" (0%).

Keyword: Application of Safe and Health at Work Environment, the practice of Tailoring
2 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

PENDAHULUAN pelajaran praktek pada program studi tata


Kesehatan Keselamatan Kerja dan busana. Peralatan, mesin dan fasilitas lain yang
Lingkungan Hidup (K3LH) merupakan salah ada dilaboratorium tersebut diharapkan selalu
satu mata pelajaran yang diberikan pada saat siap dioperasikan pada saat praktek. Kebersihan,
kelas X semester pertama program studi tata kerapihan, tata letak, penjagaan inventaris
busana di SMKN 1 Pandak Bantul. Tujuan laboratorium tersebut perlu selalu terjaga,
Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan terpelihara dan terawat dengan baik. Oleh karena
Hidup ini diberikan pada siswa program studi itu siswa yang melakukan praktek diharapkan
tata busana adalah untuk memberikan ilmu dapat menerapkan kesehatan keselamatan kerja
tentang kesehatan keselamatan kerja dan dan lingkungan hidup (K3LH) yang telah
lingkungan hidup (K3LH) yang harus dipelajari. Apabila siswa menerapkan K3LH saat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari terutama praktek menjahit diharapkan lingkungan kerja
pada saat siswa tersebut praktek di laboratorium dapat selalu bersih, rapi, tertata dengan baik
tata busana. sehingga memudahkan penggunaan peralatan,
Praktek di laboratorium busana yang bahan dan fasilitas lain yang dibutuhkan saat
dimaksud dalam penelitian ini adalah praktek praktek menjahit berlangsung dan agar siswa
menjahit. Menurut Ernawati (2008:357) dapat terhindar dari kecelakaan kerja dan sakit
menjahit merupakan proses menyatukan bagian- akibat kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat
bagian kain yang telah digunting berdasarkan Mangkunegara (2002:170) yang menyatakan
pola. Istilah praktek dalam (KBBI :2005.400) bahwa didalam ruang kerja, keadaan lingkungan
merupakan bagian dari pengajaran yang kerja seperti penataan dan penyimpanan
bertujuan agar siswa mendapatkan kesempatan inventaris berbahaya yang kurang diperhatikan
untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan keamanannya, penataan ruang kerja yang terlalu
nyata dari sebuah teori yang ia dapat. Sehingga padat dan sesak, serta pembuangan sampah atau
dalam penelitian ini praktek menjahit merupakan sisa produksi yang tidak pada tempatnya
kegiatan pembelajaran produktif yang merupakan salah satu penyebab kecelakaan
dialakukan oleh siswa busana butik SMKN 1 kerja. Suma’mur (1987:1) juga mengemukaan
Pandak Bantul. Kegiatan ini merupakan bahwa Keselamatan Kerja sangat berkaitan
pengaplikasian teori yang didapat siswa, mulai dengan peralatan kerja, bahan, proses produksi,
dari kegiatan pemotongan kain yang diproses lingkungan tempat kerja serta cara melakukan
hingga menjadi sebuah karya nyata. pekerjaan yang merupakan tugas semua orang
Pada saat praktek menjahit di laboratorium yang berada dilingkungan kerja untuk
tata busana siswa akan berhadapan dengan menjaganya karena keselamatan kerja adalah
mesin-mesin seperti mesin obras, mesin jahit, dari, untuk dan oleh semua orang yang berada
setrika dan fasilitas-fasilitas lainnya yang ditempat kerja.
mendukung siswa tersebut melaksanakan
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 3

K3LH mempunyai banyak aspek yang perlu praktek menjahit yang dilihat dari penggunaan
diterapkan dalam praktek sehari-hari, Alat Pelindung Diri (penggunaan
diantaranya: penerapan K3LH sesuai dengan celemek,sepatu dan bidal), ergonomi (sikap
standar operasional prosedur (SOP), pemakaian memotong dan sikap menjahit), penerapan 5R
alat pelindung diri (APD) saat praktek, (perawatan mesin, kebersihan ruang praktek,
penampilan diri, sikap kerja yang baik, standar kesadaran diri dalam menerapkan K3, ringkas
dan prosedur menjahit, serta penerapan konsep dalam penggunaan peralatan praktek dan
Resik, Rapi, Ringkas, Rawat, Rajin (5R). Akan kerapihan pada saat praktek) serta penggunaan
tetapi menurut pengamatan awal yang telah mesin (penggunaan mesin sesuai standar
dilakukan oleh peneliti saat Praktik Pengalaman operasional prosedur), karena masalah tersebut
Lapangan pada bulan Agustus 2015 dianggap penting dalam Kesehatan dan
menunjukkan bahwa tidak semua aspek yang Keselamatan Kerja pada saat praktek menjahit di
diajarkan pada mata pelajaran kesehatan SMKN 1 Pandak. Aspek kesehatan keselamatan
keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) kerja dan lingkungan hidup (K3LH) apa saja
diterapkan oleh siswa tata busana di SMKN 1 yang sudah dan belum diterapkan ketika praktek
Pandak, buktinya belum semua siswa memakai perlu dipantau dan diamati supaya pelaksanaan
celemek dan sepatu sebagai Alat Pelindung Diri pembelajaran kesehatan keselamatan kerja dan
(APD) saat praktek, beberapa siswa bergurau lingkungan hidup (K3LH) dapat lebih optimal
ketika melakukan kegiatan menjahit, belum dan pelaksanaan mata pelajaran produktif dapat
semua siswa berpenampilan diri dengan baik lebih efisien lagi.
seperti seragam rok yang mereka kenakan terlalu Zero Accident merupakan hal yang penting
panjang hingga menyapu lantai dan penataan dilakukan oleh semua lembaga yang menerapkan
rambut yang dibiarkan terurai saat menjahit, praktek di laboratorium, terutama lembaga
ketika istirahat tiba beberapa siswa makan pendidikan bidang kejuruan yaitu Sekolah
didalam laboratorium busana bahkan bungkus Menengah Kejuruan (SMK) yang mengharuskan
bekas makanan terkadang masih ditingalkan siswa belajar didalam laboratorium supaya
didalam ruang, dan belum semua siswa produktifitas siswa dalam mata pelajaran
melakukan prosedur menjahit dan penggunaan produktif tetap terjaga bahkan meningkat.
mesin dengan baik. Sebaliknya, apabila siswa tidak menerapkan
Karena luasnya aspek K3LH yang didapat kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan
oleh siswa maka pada penelitian ini dibatasi hidup (K3LH) dapat berakibat terjadinya
pada bagaimana penerapan Kesehatan, kecelakaan dan sakit akibat kerja serta
Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup produktifitas dapat menurun. Menurut pendapat
(K3LH) pada saat siswa melakukan kegiatan Sutrisni dan Kusmawan Ruswandi (2007:7) tujuan
4 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

kesehatan keselamatan kerja dilakukan agar menjahit oleh siswa kelas XII Busana Butik
keselamatan karyawan saat dan setelah bekerja SMKN 1 Pandak dengan pengambilan data dan
tercapai. Dalam penelitian ini bagaimana analisis data secara statistik serta dilakukan
penerapan K3LH dalam praktek menjahit siswa untuk mendeskripsikan suatu obyek apa adanya
kelas XII Busana Butik di SMKN 1 Pandak tanpa menguji hipotesa.
menjadi rumusan masalah yang perlu dipecahkan,
untuk itu penelitian ini bertujuan untuk Waktu dan Tempat Penelitian
mendeskripsikan penerapan K3LH siswa kelas Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
XII Busana Butik SMKN1 Pandak pada saat Februari 2017 sebelum siswa kelas XII
praktek menjahit yang dilihat dari sisi penerapan melaksanakan Uji Kompetensi yang berlokasi di
alat pelindung diri, ergonomic, 5R dan SMKN 1 Pandak, Bantul dengan alamat
penggunaan mesin agar dapat memberikan Gilangharjo, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa
wawasan dan sebagai acuan bagi dunia Yogyakarta 55761.
pendidikan terkait penerapan K3LH oleh siswa
SMK khususnya bidang busana yang nantinya Subyek Penelitian
dapat dijadikan motivasi untuk sekolah kejuruan Penelitian ini merupakan penelitian
lain supaya pengawasan penerapan K3LH lebih populasi, maka dalam penelitian ini tidak
ditingkatkan, kemudian dapat memberikan menggunakan sampel, melainkan populasi akan
informasi tetean seberapa jauh penerapan K3LH digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah
pada mata pelajaran praktek menjahit di SMKN 1 60 siswa kelas XII Busana Butik SMKN 1
Pandak Bantul. Pandak tersebut semuanya diambil sebagai
Sehubungan dengan hal di atas maka responden penelitian.
dilakukannya penelitian yang sungguh-sungguh
tentang Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja Data, Intrumen dan Teknik Pengumpulan
dan Lingkungan Hidup (K3LH) Dalam Praktek Data
Menjahit Siswa Kelas XII Busana Butik di SMKN Teknik pengumpulan data dilakukan
1 Pandak Bantul menjadi sangat penting. menggunakan angket dan observasi. Data
penelitian diperoleh dari hasil pengisian angket
METODE PENELITIAN oleh siswa kelas XII Busana Butik dan observasi
Jenis Penelitian yang dilakukan oleh observer ketika praktek
Penelitian ini merupakan jenis penelitian menjahit berlangsung.
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini peneliti bermaksud untuk penelitian ini berupa instrument angket dan
memperoleh gambaran variabel yang diteliti instrument observasi. Instrument angket
mengenai penerapan Kesehatan Keselamatan digunakan untuk mengetahui prndapat siswa
Kerja dan Lingkungan Hidup dalam praktek tentang penerapan K3LH pada saat praktek
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 5

menjahit berlangsung, kemudian pada menggambarkan data yang telah terkumpul


instrument observasi digunakan untuk emgetahui sebagaimana adanya, karena penelitian ini
perilaku siswa dalam menerapkan K3LH pada merupakan penelitian populasi maka dalam
saat praktek menjahit. Angket pada penelitian ini analisis data ini tidak bermaksud membuat
menggunakan skala likert dengan empat pilihan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
jawaban yaitu setuju sangat (SS), setuju (S), generalisasi tetapi berlaku untuk populasi dalam
kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS) penelitian ini.
sedangkan pada instrument observasi terdapat
dua pilihan jawaban “ya” dan “tidak” dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

keterangan. Instrument angket dan observasi Hasil Penelitian

telah melalui proses validasi konstruk oleh tiga Deskripsi Penerapan K3LH siswa kelas XII
ahli dalam bidang K3 (judgment expert) Busana Butik SMKN1 Pandak dalam praktek
kemudian validitas isi dilakukan menggunakan menjahit:
analisis faktor, karena penelitian ini merupakan a. Penerapan K3LH siswa kelas XII Busana
penelitian populasimaka sampel uji coba Butik SMKN 1 Pandak dalam praktek
instrumen dilakukan pada populasi yang berbeda menjahit
namun tetap representative yaitu dilakukan pada Berdasarkan jumlah populasi yang
siswa kelas XII Busana Butik SMKN1 Sewon berjumlah 60 siswa data siswa yang
dengan jumlah 30 siswa. Analisis faktor menyatakan menerapkan alat pelindung diri
dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 saat praktek mempunyai rata-rata (Me)
dengan hasil 3 item dari 53 pernyataan tidak sejumlah 3 dengan kategori nilai yang
valid dan digugurkan yaitu item nomor 19, 28 sering muncul (Mo) 3 dan nilai tengah (Md)
dan 29. Reliabilitas stabilitas juga dilakukan 3, kemudian dari perhitungan tersebut
dengan bantuan program SPSS 16 dan menghasilkan standar deviasi sejumlah 403
menggunakan Koefisien Alpha dari Cronbach’s. dengan nilai minimum 3 dan nilai maximum
Hasil reliabilitas menunjukkan 0,751 termasuk 4 sehingga hasil perhitungan dapat disajikan
dalam interval 0.60-0,80 berati dalam kategori dengan tabel hasil penelitian penerapan
cukup (Suharsimi Arikunto). K3LH dalam praktek menjahit siswa kelas
XII Busana Butik SMKN1 Pandak sebagai
Teknik Analisis Data berikut:
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
dengan persentase. Analisis ini digunakan
dengan cara mendeskriptifkan atau
6 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

Tabel 17. Hasil penelitian penerapan K3LH Tabel 17. Hasil penelitian penerapan
dalam praktek menjahit siswa kelas XII APD dalam praktek menjahit siswa kelas XII
Busana Butik SMKN1 Pandak Busana Butik SMKN1 Pandak
Persentase Persentase
Skor F Kategori Penerapan Skor F Kategori Penerapan
% %

≥160 12 20% Sangat Tinggi ≥9.6 12 20% Sangat Tinggi

160>X≥120 48 80% Tinggi 9.6>x≥7.2 32 53.3% Tinggi


120>x≥80 0 0% Rendah 7.2>x≥4.8 16 26.7% Rendah
<80 0 0% Sangat Rendah <4.8 0 0% Sangat Rendah
60 100% 60 100%
Tabel 17. diatas, menunjukkan bahwa Tabel 17. diatas, menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kelas XII Busana sebagian besar siswa kelas XII Busana
Butik sudah mempunyai kesadaran untuk Butik sudah mempunyai kesadaran untuk
menerapakan K3LH dalam praktek menjahit menerapakan penggunaan alat pelindung
di laboratorium busana. Terbukti dengan 48 diri dalam praktek menjahit di laboratorium
siswa dari 60 siswa (80%) tergolong dalam busana. Terbukti dengan 32 siswa dari 60
kategori tinggi paling banyak menyatakan siswa (53.3%) tergolong dalam kategori
menerapkan alat pelindung diri saat praktek tinggi paling banyak menyatakan
dan 12 siswa dari 60 siswa (20%) tergolong menerapkan alat pelindung diri saat praktek
dalam kategori sangat tinggi. yaitu 32 siswa tergolong dalam kategori
b. Penerapan K3LH siswa kelas XII Busana tinggi (53.3%) dan 12 siswa tergolong
Butik SMKN 1 Pandak dalam praktek dalam kategori sangat tinggi (20%).
menjahit dilihat dari segi penerapan Alat c. Penerapan K3LH siswa kelas XII Busana
Pelindung Diri (APD) Burik SMKN 1 Pandak dalam praktek
Berdasarkan jumlah populasi yang menjahit dilihat dari segi penerapan
berjumlah 60 siswa data siswa yang Ergonomi
menyatakan menerapkan alat pelindung Berdasarkan jumlah populasi yang
diri saat praktek mempunyai rata-rata (Me) berjumlah 60 siswa data siswa yang
sejumlah 3 dengan kategori nilai yang menyatakan menerapkan ergonomi saat
sering muncul (Mo) 3 dan nilai tengah praktek mempunyai rata-rata (Me) sejumlah
(Md) 3, kemudian dari perhitungan 3,15 dengan kategori nilai yang sering
tersebut menghasilkan standar deviasi muncul (Mo) 3 dan nilai tengah (Md) 3,
sejumlah 0,686 dengan nilai minimum 2 kemudian dari perhitungan tersebut
dan nilai maximum 4 sehingga hasil menghasilkan standar deviasi sejumlah
perhitungan dapat disajikan dengan tabel 0,360 dengan nilai minimum 3 dan nilai
hasil penelitian penerapan tentang APD maximum 4 sehingga hasil perhitungan
dalam praktek menjahit siswa kelas XII dapat disajikan dengan tabel hasil penelitian
Busana Butik SMKN1 Pandak sebagai penerapan Ergonomi dalam praktek
berikut:
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 7

menjahit siswa kelas XII Busana Butik penerapan 5R dalam praktek menjahit siswa
SMKN1 Pandak sebagai berikut : kelas XII Busana Butik SMKN1 Pandak
Tabel 19. Hasil penelitian penerapan sebagai berikut:
ergonomi dalam praktek menjahit siswa Tabel 21. Hasil penelitian penerapan 5R
kelas XII Busana Butik SMKN1 Pandak dalam praktek menjahit siswa kelas XII Busana
Persentase Butik SMKN1 Pandak
Skor F Kategori Penerapan
% Persentase
Skor F Kategori Penerapan
%
≥57.6 9 15% Sangat Tinggi
≥35 15 25% Sangat Tinggi
57.6>x≥43 51 85% Tinggi
35>x≥26 45 75% Tinggi
43>x≥29 0 0% Rendah
26>x≥18 0 0% Rendah
<29 0 0% Sangat Rendah
<18 0 0% Sangat Rendah
Total 60 100%
Total 60 100%
Tabel 19. diatas, menunjukkan bahwa
Tabel 21. diatas, menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kelas XII Busana
sebagian besar siswa kelas XII Busana
Butik sudah mempunyai kesadaran untuk
Butik sudah mempunyai kesadaran untuk
menerapakan Ergonomi dalam praktek
menerapakan 5R dalam praktek menjahit di
menjahit di laboratorium busana. Terbukti
laboratorium busana. Terbukti dengan 45
dengan 51 siswa dari 60 siswa (85%) paling
siswa dari 60 siswa (75%) tergolong dalam
banyak menyatakan menerapkan ergonomi
kategori tinggi paling banyak menyatakan
saat praktek dan 9 siswa tergolong dalam
menerapkan 5R saat praktek dan sisanya 15
kategori sangat tinggi (15%).
siswa dalam kategori sangat tinggi (25%).
d. Penerapan K3LH siswa kelas XII Busana
e. Penerapan K3LH siswa kelas XII Busana
Butik SMKN 1 Pandak dalam praktek
Butik SMKN 1 Pandak dalam praktek
menjahit dilihat dari segi penerapan
menjahit dilihat dari segi penerapan
Konsep 5R
Penggunaan Mesin
Berdasarkan jumlah populasi yang
Berdasarkan jumlah populasi yang
berjumlah 60 siswa data siswa yang
berjumlah 60 siswa data siswa yang
menyatakan menerapkan konsep
menyatakan menerapkan penggunaan mesin
5R(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
sesuai standar operasional prosedur saat
saat praktek mempunyai rata-rata (Me)
praktek mempunyai rata-rata (Me) sejumlah
sejumlah 3,25 dengan kategori nilai yang
3,48 dengan kategori nilai yang sering muncul
sering muncul (Mo) 3 dan nilai tengah (Md)
(Mo) 3 dan nilai tengah (Md) 3, kemudian dari
3, kemudian dari perhitungan tersebut perhitungan tersebut menghasilkan standar
menghasilkan standar deviasi sejumlah deviasi sejumlah 0,504 dengan nilai minimum 3
0,437 dengan nilai minimum 3 dan nilai dan nilai maximum 4 sehingga hasil perhitungan
maximum 4 sehingga hasil perhitungan dapat disajikan dengan tabel hasil penelitian
dapat disajikan dengan tabel hasil penelitian penerapan penggunaan mesin dalam praktek
menjahit siswa kelas XII Busana Butik SMKN1
8 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

Pandak sebagai berikut: Tabel 23. Hasil penelitian yang aman. Hal ini sesuai dengan pendapat
penerapan penggunaan mesin dalam praktek menjahit (Adam dan Enny Zuhni:2010,23) yang
siswa kelas XII Busana Butik SMKN 1 Pandak
menyatakan bahwa dalam kegiatan
Skor F Persentase Kategori
% Penerapan dilaboratorium semua pihak harus menyadari
≥25.6 29 48,3% Sangat Tinggi
pada setiap kegiatan mempunyai potensi bahaya
25.5>x≥19.2 31 51,7% Tinggi
19.2>x≥0.32 0 0% Rendah dan menimbulkan dampak lingkungan sehingga
<0.32 0 0% Sangat Rendah
aspek K3 didalam laboratorium sangat penting,
Total 60 100%
serta diperlukan suatu panduan K3 untuk
Tabel 23. diatas, menunjukkan bahwa
ditempatkan pada prioritas tertinggi dan setiap
sebagian besar siswa kelas XII Busana Butik
praktikan bertanggung jawab akan laboratorium
sudah mempunyai kesadaran untuk
yang aman.
menerapakan penggunaan mesin dalam
K3LH dari segi penerapan APD oleh siswa
praktek menjahit di laboratorium busana.
kelas XII Busanan Butik SMKN 1 Pandak
Terbukti dengan 31 siswa dari 60 siswa
tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini dapat
(51.7%) tergolong dalam kategori tinggi
diatikan bahwa siswa kelas XII Busana Butik
paling banyak menyatakan menerapkan
sudah mempunyai kesadaran dalam menerapkan
penggunaan mesin saat praktek dan sisanya
APD saat praktek menjahit, agar siswa terhindar
29 siswa dalam kategori sangat tinggi
dari potensi bahaya yang timbul ketika praktek
(48,3%).
menjahit di baboratorium buasana. Sehingga

Pembahasan Hasil Penelitian


siswa terhindar dari kecelakaan dan sakit akibat

Penelitian ini bertujuan untuk kerja, seperti yang diutarakan (Tarwaka, 2008)

mendeskripsikan penerapan K3LH siswa kelas bahwa Alat Pelindung Diri (APD) merupakan

XII Busana Butik SMKN1 Pandak pada saat seperangkat alat keselamatan yang digunakan

praktek menjahit, dilihat dari sisi penggunaan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau

Alat Pelindung Diri (APD), Ergonomi, 5R, dan sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya

penggunaan mesin. Berdasarkan hasil penelitian pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja

diatas diperoleh hasil penerapan K3LH oleh terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

siswa kelas XII Busana Butik SMKN 1 Pandak Namun berdasarkan observasi yang dilakukan

sudah mencapai kategori tinggi. Hal ini dapat peneliti dan tanya jawab dengan beberapa siswa,

diartikan bahwa siswa kelas XII Busana Butik masih terdapat kekurangan dalam penerapan

SMKN1 Pandak mempunyai kesadaran untuk APD yaitu dalam penggunaan celemek siswa

menerapkan K3LH pada saat praktek menjahit di cenderung malas membawa karena barang-

laboratorium busana, kemudian K3LH barang yang mereka bawa saat praktek terlalu

diterapkan pada prioritas tertinggi agar terhindar banyak dan berat. Siswa juga tidak

dari potensi bahaya dan terciptanya laboratorium menggunakan sepatu saat praktek menjahit
dikarenakan ruangan akan menjadi kotor akibat
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 9

sepatu yang membawa kotoran dari luar perancangan dan pembuatan peralatan oleh
sehingga sepatu diletakkan dan ditata rapi diluar manusia sehingga manusia dapat
kelas. menggunakannya secara efektif dan aman dan
Hal tersebut dilakukan karena mengingat menciptakan kesesuaian di lingkungan pekerjaan
lingkungan sekolah yang sebagian besar masih dan kehidupan mereka.
tanah dan masih dalam pembangunan, (Suma’mur,1986) juga menyatakan bahwa
olehkarena itu sepatu dilepas diluar kelas untuk ergonomi adalah komponen kegiatan dalam
mengantisipasi banyaknya butiran tanah yang ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi
masuk kedalam kelas yang akan mengakibatkan penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja
kelas cepat kotor. Apabila APD tidak digunakan secara timbal balik untuk efisiensi dan
dalam praktek menjahit, tentunya sangat kenyamanan kerja. Namun pada observasi yang
mengkhawatirkan sebab ketika praktek siswa peneliti lakukan masih terdapat kelemahan
dihadapkan oleh mesin-mesin yang dalam menerapkan ergonomi ketika praktek
menggunanakan listrik yang dapat menyebabkan berlangsung seperti tempat sampah yang
siswa tersengat listrik pada saat praktek apabila sebaiknya berada didekat mesin atau berada
tidak menggunakan sepatu sebagai alas kaki. didalam ruang praktek justru tidak diletakkan
Sehingga perlu adanya ketegasan dari guru dan didekat mesin bahkan tidak terdapat didalam
motivasi lebih mendalam agar siswa lebih sadar ruang praktek tetapi berada diluar ruang praktek.
pentingnya menerapkan APD dan tentunya agar Kemudian peraturan laboratoium busana dalam
lebih menyayangi kesehatan pribadi serta kelas praktek tidak terpampang pada tembok,
sekitarnya. dikarenakan ruang laboratorium baru saja ditata
Penerapan K3LH oleh siswa kelas XII ulang sehingga banyak barang yang belum
Busana Butik SMKN 1 Pandak dari segi diletakkan pada tempat semestinya. Hal ini dapat
ergonomi dalam kategori tinggi. Hal ini dapat berpengaruh pada efektifitas praktek di
diartikan bahwa siswa kelas XII Busana Butik laboratorium, apabila tempat sampah diletakkan
sudah mempunyai kesadaran untuk menerapkan diluar ruang bisa saja siswa hanya mondar-
sistem kerja secara ergonomi saat praktek mandir untuk membuang sampah dan
menjahit agar keamanan, kesehatan dan kemungkinan terbesar ruang praktek dapat
keselamatan kerja terjamin sehingga menjadi banyak tumpukan sampah dan
produktifitas lebih efektif, aman dan nyaman. berserakan.
Hal tersebut sesuai pendapat yang dikemukakan Terlepas dari pengertian ergonomi itu
(Sritomo Wignjosoebroto:1995) yang sendiri, dalam modul SMK dijelaskan bahwa
mendefinisikan bahwa ergonomi merupakan ergonomic merupakan rencana kerja yang
suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan memungkinkan manusia bekerja dengan baik
10 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

tanpa melewati batas kemampuannya. Kemudian dan meja di laboratorium busana, hal ini dapat
dalam pengaplikasian ilmu ergonomi ini mengganggu aktifitas siwa apabila kain yang
seharusnya dapat membentuk kondisi yang akan dijahit terkena debu dan juga dapat
Efektif, Aman, Sehat, Nyaman dan Efisien menganggu saluran pernafasan siswa ketika
(EASNE). Dengan demikian perlu adanya praktek menjahit di laboratorium.
arahan dari guru dan motivasi dalam diri siswa Hal ini diartikan bahwa masih terdapat
masing-masing agar bekerja dengan aman sebagian siswa yang tidak menerapkan konsep
sehingga sakit dan kecelakaan dapat dihindari resik yaitu menciptakan ruang praktek selalu
kemudian siswa dapat terus masuk dan bersih agar terhindar dari bakteri dan penyakit,
mengikuti praktek disekolah serta kegiatan selain itu bahan yang akan dijahit atau dipotong
praktek dapat lebih efisien dan efektif. akan terhindar dari noda yang ditimbulkan debu.
Penerapan K3LH lainnya yaitu penerapan Untuk itu siswa perlu menerapkan konsep 5R
5R, penerapan ini juga sudah diterapkan oleh agar dapat bekerja dengan efisien dan efektif
siswa kelas XII Busana Butik SMKN 1 Pandak karena apabila siswa bekerja dengan lingkungan
dan dalam kategori tinggi. Sehingga dapat yang kotor maka hasil produktifitas pun dapat
diartikan bahwa siswa kelas XII Busana Butik beresiko terkena kotoran selain resiko dari
sudah mempunyai kesadaran untuk menerapkan kesehatan siswa itu sendiri. Sehingga itu perlu
konsep 5R saat praktek menjahit, agar tempat adanya ketegasan dari peraturan laboratorium
kerja selalu efektif untuk bekerja, efisien dan yang ada agar diterapkan oleh siswa dan praktek
produktifitas terjaga serta siswa lebih aman dilaboratorium busana jauh lebih efektif dan
nyaman dan terhindar dari kecelakaan. Hal ini efisien.
sejalan dengan pendapat (Kristanto Jahja, 2009) Kemudian penerapan K3LH dari segi
yang mengemukakan bahwa, metode 5R dan penggunaan mesin juga diterapkan oleh sebagian
penerapkan sikap kerja 5R merupakan tahap besar siswa dan dalam kategori tinggi, hal ini
untuk mengatur kondisi tempat kerja yang dapat diartikan bahwa siswa kelas XII Busana
berdampak terhadap efektifitas kerja, efisiensi, Butik sudah mempunyai kesadaran untuk
produktifitas dan keselamatan kerja serta menerapkan penggunaan mesin jahit, obras dan
kenyamanan kerja. setrika sesuai standar operasionalanya agar
Namun dari hasil tanya jawab dengan terhindar dari resiko kecelakaan atau sakit akibat
beberapa siswa kelas XII busana butik masih kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat
ditemukan kelemahan seperti lantai laboratorium (Ernawati:2008, 82) yang menjelaskan bahwa
busana tidak pernah disapu sebelum memulai SOP sangat besar manfaatnya dalam
praktek dikarenakan ruang praktek telah melasanakan pekerjaan, menangani bahaya atau
dibersihkan pada akhir kegiatan, sehingga pada resiko, dalam menggunakan peralatan dan
awal kegiatan tidak perlu dibersihkan lagi. melakukan pekerjaan dalam keadaan yang sehat
Namun demikian masih banyak debu pada lantai dan selamat, dengan menerapkan standar k3
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 11

diharapkan siswa akan terlindungi dari SIMPULAN DAN SARAN


kemungkinan resiko kecelakaan atau sakit yang Simpulan
disebabkan oleh lingkungan kerja maupun Berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan
kesalahan siswa itu sendiri (human error). penelitian dan kajian teori yang telah dijabarkan
Aspek penggunaan mesin ini meliputi pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan:
petunjuk penggunaan mesin, penggunaan mesin Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja
jahit, mesin obras dan setrika. Menurut dan Lingkungan Hidup oleh siswa kelas XII
pengamatan yang dilakukan peneliti, sebagian Busana Butik SMKN 1 Pandak dalam praktek
siswa tidak membaca atau mencermati tata-cara menjahit sudah dalam kategori tinggi. Terbukti
menggunakan mesin yang ditempel pada bagian dari aspek-aspek K3 yang diteliti meliputi
mesin sebelum melakukan praktek. Hal ini penerapan APD, Ergonomi, 5R dan Penggunaan
dikarenakan siswa telah mendapat pengetahuan Mesin saat praktek menjahit. 12 siswa dari 60
saat pertama kali menjahit, kecuali pada mesin- tergolong dalam kategori sangat tinggi (20%),
mesin baru yang belum pernah dijumpai 16 siswa dari 60 tergolong dalam kategori
disekolah. Namun demikian, tata cara rendah (26.7%) dan paling banyak 32 siswa dari
penggunaan mesin yang ditempelkan pada 60 tergolong dalam kategori tinggi (53.3%).
bagian mesin sudah sesuai dengan pendapat Apabila ditinjau lebih mendalam
(suma’mur, 1986) bahwa, setiap alat yang penerapan K3LH dari segi Alat Pelindung Diri
dioperasikan dengan menggunakan mesin harus oleh siswa kelas XII Busana Butik di SMKN 1
dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja Pandak sudah menerapkan penggunaan alat
tersebut ditempelkan pada alat atau tempat pelindung diri dalam praktek menjahit dan
tertentu agar stiap operator dapat membaca dalam kategori “tinggi”(53.3%), terbukti 73,3%
petunjuk penggunaan alat. Hal ini dilakukan menyatakan telah menerapkan alat pelindung
untuk menghindari terjadi kesalahan penggunaan diri saat praktek menjahit. Alat pelindung diri
alat dan pengguna mesin dapat terhindar dari yang banyak diterapkan adalah celemek, dapat
kecelakaan kerja atau kerusakan alat. dilihat pada data frekuensi hasil penelitian 58
Walaupun cara ini sudah benar adanya, dari 60 siswa menyatakan memakai celemek saat
namun dalam praktek sehari-hari di laboratorium praktek menjahit.
busana guru harus serta merta mngingatkan Kemudian penerapan K3LH dari segi
siswa dalam hal penggunaan mesin, dan siswa Ergonomi oleh siswa kelas XII Busana Butik di
juga harus lebih teliti lagi dalam menggunakan SMKN 1 Pandak juga sudah diterapkan dengan
mesin. benar sesuai prosedur dan dalam kategori
“tinggi”(85%). Terbukti semua siswa (100%)
menyatakan telah menerapkan ergonomi
12 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Edisi…Tahun… ke.. 20…

membuktikan bahwa ergonomi diterapkan lancar tanpa adanya sakit akibat kerja dan
dengan baik. Aspek ergonomi yang paling kecelakaan kerja.
banyak diterapkan oleh siswa adalah menjahit DAFTAR PUSTAKA
dengan badan tegak. A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2007
Manajenen Sumber Daya Manusia
Penerapan K3LH lain yang perlu Perusahaan. PT.Remaja Rosdakarya,
diterapkan adalah penerapan 5R (ringkas, rapi, Bandung

resik, rawat, rajin). Penerapan 5R ini diterapkan Adam dan Enny Zuhni (2010). Modul
oleh semua siswa (100%) dan dalam kategori keselamatan dan kesehatan
kerja.Yogyakarta:UNY
“tinggi” (75%), hal ini membuktikan bahwa
siswa kelas XII Busana Butik SMKN 1 Pandak Ana Tri Yulianti. (2016). Analisi Perawatan
Laboratorium Busana Di SMKN 3
sudah menerapkan 5R dalam praktek menjahit Magelang.Yogyakarta. UNY
diterapkan dengan baik. Aspek 5R yang paling
Ernawati,dkk. 2008. Tata busana untuk smk jilid
banyak diterapkan oleh siswa adalah 1. Semarang: Direktorat Pembinaan
pengembalian peralatan menjahit yang telah Sekolah Menengah Keuruan,Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
digunakan pada tempatnya serta penerapan dan Menengah, Departemen Pendidikan
K3LH oleh siswa kelas XII Busana Butik di Nasional Sugiyono, Prof. Dr. (2015).
Metode Penelitian Pendekatan
SMKN 1 Pandak dalam praktek menjahit dilihat (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
dari segi Penggunaan Mesin yang sudah R&D). Bandung. Alfabeta

diterapkan dengan baik sesuai standar Eny Susilaningsih. 2012. Perilaku siswa dalam
operasional prosedur oleh siswa dengan implementasi keselamatan dan
kesehatan kerja praktek membatik di
presentase mencapai 100%. Hal ini smk negeri 6 yogyakarta. Yogyakarta:
membuktikan bahwa siswa kelas XII Busana UNY

Butik SMKN1 Pandak sudah menerapkan Jahja, Kristanto. (2009). Seri Budaya Unggulan
penggunaan mesin dalam kategori tinggi 5R (Ringkas, Rapi,Resik, Rawat, Rajin),
3th ed.Jakarta: Productivity and Quality
(51,7%). Penggunaan mesin yang paling banyak Management Consultans
diterapkan adalah melepas kabel dari stopkontak
Kusmawan, Sutrisno. (2007). Pengelolaan
setelah selesai menggunakan mesin jahit Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Bandung: Abdi Raya Utama

Saran Modul kesehatan, keselamatan kerja (K3).


Yogyakarta. SMKN 6 Yogyakarta
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan
diatas, maka disarankan bagi siswa, agar tetap Nur Hidayat dan Indah Wahyuni. (2016). Kajian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mempertahankan aspek K3LH yang telah
Bengkel di Jurusan Pendidikan Teknik
diterapkan dalam praktek menjahit di Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
UNY. Yogyakarta. UNY
laboratorium busana dan lebih sadar serta teliti
dalam menerapkan K3LH ketika praktek Putut Hargiyanto. (2011). Analisis Kondisi dan
Pengendalian Bahaya di
menjahit sehingga kegiatan praktek menjahit
Penerapan Kesehatan Keselamatan...(Wieke Putri..) 13

bengkel/Laboratorium Sekolah
Menengah Kejuruan. Yogyakarta. UNY

Ragil Kumoyo Mulyono. 2015. Implementasi


keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
pada praktik membubut di sekolah
menengah kejuruan negeri 1 sedayu
bantul yogyakarta. Yogyakarta: UNY

Sri Widarwati, Emy Budiastuti, dan Prapti


Karomah. (2014). Implementasi Alat
Evaluasi Menggambar Busan Di SMKN
Swasta Kelompok Pariwisata
Kabupaten Sleman. Yogyakarta. UNY

Suharsimi Arikunto. (2007). Manajemen


Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.

Suma’mur. (1987). Kesehatan Kerja dan


Pencegahan Kesehatan. Jakarta .
CV.Haji Mas

________ . (1986). Higiene Perusahaan dan


Kesehatan kerja. Jakarta. Gunung
Agung

Tarwaka. (2008). Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. Surakarta : Harapan Press

Wignjosoebroto, Sritomo. (1995). Ergonomi,


Studi Gerak dan Waktu . Surabaya:
Prima Printing

Anda mungkin juga menyukai