TUGAS PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Program Studi D IV Teknik
Navigasi Udara Angkatan Ke-28
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
A. Latar Belakang
K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang dalam
Bahasa asing K3 disebut dengan OSH (Occupational Safety and Health) merupakan
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan
dari K3 yaitu untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan orang lain
yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya. Tetapi juga untuk
mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset, dan sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Pemahaman akan K3 sangat diperlukan ketika sedang bekerja agar terhindar
dari adanya kecelakaan dalam bekerja. Banyak sekali kasus kecelakaan dalam bekerja
yang timbul akibat kurang pahamnya akan penerapan K3.
Politeknik Penerbangan Indonesia Curug merupakan sekolah kedinasan yang
mengharuskan para Taruna bekerja di lapangan. Sekolah ini memiliki sistem
pembelajaran 30% teori dan 70% praktek. Oleh karena itu, Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug menyediakan laboratorium untuk melaksanakan praktek, sehingga
penerapan K3 sangat diperlukan pada sekolah ini. Sejalan dengan pelaksaan kegiatan
pendidikan, penelitian, dan analisis informasi yang jelas dan terperinci tentang bahaya
di laboratorium perlu kiranya terus diupyakan agar mengurangi kecelakaan dalam
bekerja di Laboratorium. Salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman dan sehat yaitu dengan penerapan K3 secara baik dan sesuai dengan prosedur.
Sehingga dapat dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu
penerapan K3 sangat diperlukan dala segala bentuk kegiatan apapun termasuk di
Laboratorium.
Kesadaran akan pentingnya penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan Laboratorium sangat penting bagi Taruna. Program Studi sangat berperan
sebagai penyelenggara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan
kepada para Taruna. Untuk itu para Taruna wajib mendapatkan pelatihan dan
pembelajaran tentang arti, tujuan, dan manfaat dari Kesehatan dan keselamatan kerja.
Pelatihan dan Pembelajaran K3 ini juga berguna agar Taruna memiliki pengetahuan
dan kemapuan mencegah kecelakaan saat praktek. Akan tetapi, belakangan ini
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerap diabaikan oleh sebagian Taruna.
Taruna kerap lalai akan penerapan K3 dalam melaksanakan praktek, sehingga banyak
sekali kerugian-kerugian yang ditimbulkan. Taruna kerap lalai akan mengenakan
safety property dalam melaksanakan praktek. Baik dalam hal kecil yaitu mengenakan
sarung tangan saat bekerja Taruna sering kali tidak mengindahkan aturan tersebut.
Selain itu juga Taruna sering kali mengabaikan masalah safety terhadap diri sendiri
sehingga menyebabkan kerugian dalam diri sendiri. Safety yang dimaksud disini yaitu
bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. Taruna kerap bekerja sesuai dengan
keinginan mereka sendiri. Apa yang mereka anggap baik dan instan untuk mereka,
mereka akan melakukannya walaupun itu belum tentu baik dan aman untuk
keselamatan diri sendiri.
Upaya untuk mengatasi kerugian-kerugian tersebut yaitu dengan menerapkan
program keselamatan dan Kesehatan kerja di dalam melaksanakan praktek. Manfaat
dari merapkan K3 dalam pelaksanaan praktek sangat banyak diantaranya, melindungi
dan memelihara keselamatan para taruna, menjaga dan memastikan keselamatan dan
Kesehatan semua taruna di lingkungan laboratorium, serta memastikan tidak
terjadinya kerusakan peralatan karena kesalahan penggunaan yang tidak sesuai
dengan SOP. Dari beberapa manfaat tersebut terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan oleh para taruna dalam pelaksanaan K3. Aspek-aspek inilah yang dapat
mebantu taruna agar terhindar dari kecelakaan.
Berdasarkan contoh kasus yang ada maka diperlukan komitmen dalam
mewujudkan budaya keselamatan kerja di Laboratorium. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan K3 baik untuk tenaga pengajar maupun Taruna sendiri. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2018) menunjukkan bahwa masih ada
penerapan K3 yang kurang baik dalam menerapkan keterampilan di Laboratorium.
Notoadmodjo (2007) menyebutkan bahwa kecelakaan kerja dalam Laboratorium
banyak disebabkan oleh factor manusia dan factor fisik. Contohnya yaitu kelengahan,
kecerobohan, mengantuk, kelelahan dan sebagainya termasuk faktor manusia yang
menjadi pemicu kecelakaan dalam bekerja. Ementara itu, lantai licin, pencahayaan
yang kurang, silau, dan lain sebagainya merupakan factor fisik yang dipengaruhi oleh
kondisi sekitar.
Dari penjelasan diatas maka penulis mengambil judul “Analisa Penerapan
Budaya K3 Dalam Praktikum Taruna di Laboratorium Workshop Gedung
Teknik Penerbangan Politeknik Penerbangan Indonesia Curug” untuk dibahas
lebih lanjut dan lebih terperinci.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis mencoba menguraikan
permasalahan yang timbul, antara lain :
1. Kurangnya pemahaman tentang K3 oleh Taruna.
2. Masih ditemukan kecelakaan dalam bekerja di Laboratorium milik TNU.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan dari pokok utama pembahasan yang telah disebutkan di atas, penulis
membatasi permasalahan, yaitu : upaya yang akan dilakukan dalam mencegah
kecelakaan dalam bekerja di Laboratorium serta bagaimana penerapan K3 dapat
diterapkan dengan baik oleh Taruna pada saat melaksanakan praktek.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis membuat perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan K3 sudah diterapkan dengan baik di Laboratorium milik TNU
oleh taruna?
2. Apakah Laboratorium milik TNU sudah memiliki alat untuk menunjang
penerapan K3?
3. Bagaimana cara agar seluruh Taruna dapat menerapkan K3 dengan baik agar
tidak adanya kecelakaan di Laboratorium?
E. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Taruna dalam
menerapkan keselamatan dan Keamanan Kerja. Selain itu juga untuk mengetahui
apakah sudah berjalan dengan lancar penerapan dari K3 di Laboratorium.
F. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi agar penerapan
K3 di Laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Dalam upaya pemecahan masalah yang telah dikemukakan pada BAB 1, maka
dibutuhkan pembahasan teori – teori yang mendukung dalam pembuatan rancangan.
Terkait dengan hal tersebut, maka dalam BAB ini akan diuraikan beberapa teori yang
berhubungan dengan analisis ini. Adapun beberapa teori yang akan digunakan sebagai
berikut:
1. Laboratorium Workshop
a. Definisi Laboratorium
Laboratorium adalah tempat penunjang akademik pada lembaga pendidikan, dapat
berupa ruang terbuka atau tertutup (Vendamawan, 2015). Laboratorium dapat bersifat
permanen atau sementara, dikelola dikelola secara sistematis dalam rangka
melaksanakan penelitian atau pendidikan. Berdasarakan pengertian Vendamawa
(2015) dan Sitorus (2012) laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan
sebagai sarana belajar siswa.
Menurut PERMENPAN No. 3 Tahun 2010 laboratorium adalah unit penunjang
akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,
kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rang kapelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium (lab) adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-
bahanberdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah,
penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
bahan tertentu.
Dengan adanya laboratorium mempermudah mahasiswa dalam melakukan
percobaan. Jumlah siswa atau mahasiswa yang melebihi kapasitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu
ruangan laboratorium difungsikan juga sebagai tempat memberikan teori-teori
pembelajaran sebelum melakukan percobaan.
b. Fungsi dan Tujuan Penggunaan Laboratorium
Dari pengertian dan tujuan adanya laboratorium yang telah dijelaskan, berikut
merupakan fungsi dari laboratorium.
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori
dan praktik.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan
siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan
laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji,
tetapi juga menuntut seorang untuk melakukan eksperimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi
keilmuanlainnya) untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu obyek
keilmuwan dalam lingkungan alam dan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan
alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan
menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau
eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuwan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan
mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, uji coba, maupun
eksperimentasi.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat
dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
7. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan
berbagaimasalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam
pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah
masyarakat yang membuatuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, dan peneliti untuk memahami segala ilmu pegetahuan yang masih
bersifat abstrak sehigga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata
Jadi Kesimpulan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatuh usaha
dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan
dan bahaya fisik, mental, maupun emosional terhapad pekera, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, tenaga kerja dapat merasa aman
melakukan pekerjaannya guna meningkatkan produktivitas kerja.
3. Jenis-jenis Keselamatan dan Keamanan Kerja
APD (Alat Perlindungan Diri) merupakan peralatan yang harus disediakan saat
bekerja di laboratorium. Cahyono (2010, hlm. 94), menyatakan bahwa APD adalah
peralatan yang harus digunakan oleh praktikan bila berada pada suatu tempat yang
berbahaya. Menurut Occuupational safety and Healthy Administration (2011), APD
adalah peralatan yang dibutuhkan untuk menjaga agar tetap aman dan bersifat protective.
Alat perlindungan diri yang digunakan untuk bahan berbahaya, diantaranya sebagai
berikut:
1) Pelindung kepala
Pelindung kepala atau safety helmet terdapat beberapa jenis:
a. Hard hat kelas A dapat melindungi kepala dari arus listrik sampai 2200 volt.
b. Bump cap terbuat dari plastic untuk melindungi kepala dari gesekan benda yang
menonjol.
2) Pelindung Wajah
Pelindung wajah atau goggles melindungi lebih baik dari kaca mata. Goggles
melindungi dari terjadi percikan cairan, uap, serbuk, uap logam, dan debu. Pelindung
Wajah dapat dilihat pada gambar.
3) Pelindung Tangan
Kontak fisik dengan bahan kimia dapat menyebabkan iritasi atau membakar
tangan. Salah satu APD yang cukup penting adalah pelindung tangan atau safety glove
dengan berbagai jenis penggunaannya. Berikut ini jenis-jenis sarung tangan dan
penggunaannya.
a) Sarung tangan neoprene melindungi terhadap bahan kimia beracun.
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari
R= skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap
4. Menghitung skor rata-rata setiap sub-indikator K3 laboratorium yang diukur :
A. Hasil Penelitian
Observasi dilakukan untuk menganalisis penerapan keselamatan dan
keamanan kerja di laboratorium Workshop TNU. Berdasarkan lembar observasi,
diperoleh informasi mengenai kemampuan penerapan keselamatan dan keamanan
kerja oleh taruna di laboratorium Workshop TNU. Laboratorium workshop adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan komponen untuk
kepentingan pelaksanaan praktek prodi TNU. Laboratorium memiliki fungsi utama
yaitu untuk melaksanakan kerja laboratorium (laboratory work), eksperimen
(experiments), praktikum (practicals), dan pelaksanaan didaktik pendidikan. Sebelum
mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan
memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam
laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium.
[1] Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktik, Jakarta: Rineka
Cipta, hlm 3
[2] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: CV
Alfabeta, hlm 119
[3] Yudiono. (2015). Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jakarta: PT
Gunung Agung