Anda di halaman 1dari 17

TINJAUAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( K3 ) PADA PELAKSANAAN


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH TEGAL

Disusun oleh :
Firza Adifian ( 15 4101 2546 )
Anugerah Yudha Satria Effendi ( 15 4101 2558 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2019
Latar Belakang
Pembangunan yang dilakukan dengan teknologi sederhana maupun tinggi tak
pernah luput dari adanya risiko kecelakaan kerja. Resiko bahaya yang dihadapi oleh
tenaga kerja konstruksi pada umumnya adalah bahaya kecelakaan kerja, serta
penyakit akibat kerja yang di akibatkan karena kombinasi dari berbagai faktor.

Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) di jasa konstruksi


adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK 3 ) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Oleh karena itu, menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
sangat penting karena bertujuan untuk memberikan suasana lingkungan dan kondisi
kerja yang baik, nyaman dan aman serta dapat menghindari kecelakaan dan penyakit
kerja.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang mengenai arti pentingnya sebuah
kebijakan mengenai penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bagi kinerja
pekerja proyek, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi yang menjadi faktor kecelakaan kerja serta bagaimana penerapan
K3 pada proyek konstruksi.
2. Kendala yang dialami pada penerapan K3 pada proyek konstruksi
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang diinginkan untuk dicapai, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kecelakaan dan sejauh mana
penerapan K3 pada proyek konstruksi.
2. Untuk mengetahui kendala – kendala yang dialami dalam penerapan K3 pada
proyek kontruksi.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari tinjauan proyek ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang pentingnya penerapan K3 pada pelaksanaan
proyek konstruksi.
2. Sebagai bahan informasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman
dengan sistem manajemen K3 yang baik dan benar agar kecelakaan kerja dapat
dihindari.
Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Hanya meninjau penerapan K3 pada proyek pembangunan gedung rawat inap
RS PKU Muhammadiyah Tegal
2. Tinjauan K3 hanya dilakukan pada pelaksanaan proyek konstruksi
3. Tinjauan hanya dilakukan selama bulan Maret hingga Mei 2019
Tempat dan Waktu Penelitian
Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Tegal yang terletak di Jalan Raya Singkil KM 0,5 Kecamatan Adiwerna Kabupaten
Tegal, Sedangkan waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah bulan Maret
hingga Mei 2019
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara langsung yaitu
melakukan wawancara langsung kepada sampel. Dalam melakukan wawancara peneliti
sudah menyiapkan pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut:
 Apakah penyedia jasa konstruksi menerapkan kebijakan K3 ?
 Apakah terdapat evaluasi kebijakaan K3 dalam proyek konstruksi ini ?
 Apa yang anda ketahui tentang K3 ?
 Apakah terdapat dokumentasi terhadap penggunaan K3 ?
 Apakah terdapat penyuluhan mengenai K3 sebelum proyek dimulai ?
 Apakah terdapat pengenalan alat K3 ?
 Apakah alat K3 dapat diakses oleh semua pihak ?
 Apakah ada pemeliharaan alat K3 ?
 Apa manfaat K3 bagi pekerja ?
 Apakah terdapat pengawasan penggunaan K3 dalam proyek konstruksi ini ?
 Mengapa tidak menggunakan alat K3 ?
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini :
1. Terdapat potensi yang bisa menjadi faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja seperti :
a. Tidak adanya penyuluhan K3 dari perusahaan yang berakibat tidak sadarnya
pekerja mengenai pentingnya K3 bagi keselamatan diri.
b. Pekerjaan yang dilakukan secara buru-buru dapat meningkatkan resiko
kecelakaan.
c. Ketidaktahuan pekerja mengenai lingkungan kerja ataupun kurang terampilnya
pekerja dalam pengoperasian mesin.
d. Penggunaan perlengkapan yang tidak sesuai dengan medan kerja.
e. Minimnya rambu-rambu K3 di medan kerja.
f. Kerja lembur untuk mengejar target membuat pekerja mengalami keletihan dan
dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja.
Kesimpulan
2. Penerapan K3 pada proyek konstruksi tidak dapat dengan mudah diterapkan, Hal ini
disebabkan karena tidak semua proyek konstruksi terdapat bidang K3 yang
mengawasi perlengkapan serta penggunaan K3 oleh pekerja lapangan dan
kelengkapan K3 non-material lainnya seperti rambu-rambu petunjuk K3.
3. Kendala-kendala yang dialami dalam penerapan K3 pada proyek konstruksi adalah :
a. Pada proyek swasta pengawasan mengenai penggunaan K3 sangat minim.
b. Kebiasaan pekerja yang lebih nyaman tidak menggunakan perlengkapan K3.
c. Rendahnya kesadaran sebagian besar tenaga kerja terhadap keselamatan kerja.
Banyak tenaga kerja yang hanya patuh terhadap peraturan dan prosedur
keselamatan bila diawasi.
d. Penggunaan K3 yang dianggap menghambat dan mengurangi kebebasan gerak
pekerja
e. Kurangnya ketegasan perusahaan dalam memberi sanksi kepada para pekerja
yang tidak menggunakan perlengkapan K3.
Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil tinjauan ini adalah :
1. Mewajibkan seluruh perusahaan penyedia jasa konstruksi untuk memasukan K3
dalam RAB.
2. Memperketat seleksi pada pelelangan proyek konstruksi dengan menambah
pertimbangan kualifikasi bidang K3.
3. Setiap pekerjaan proyek harus memiliki divisi bidang K3 agar penggunaan K3
dapat selalu diawasi.
4. Sebelum memulai proyek perusahaan dapat melakukan penyuluhan serta
pengenalan alat K3 pada pekerja lapangan.
5. Diberlakukannya masa pengenalan mesin/alat kerja pada pekerja baru untuk
mengurangi resi kecelakaan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai