Anda di halaman 1dari 40

I.

DATA TEKNIS

A. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan sebagai Super Market.

B. Denah Balok dan Kolom


C. Properti Material
Mutu beton, fc = 20 MPa
Mutu tulangan
 Diameter ≤ 12 mm = BJTP 24
fy = 235 MPa
fu = 382 MPa
 Diameter > 12 mm = BJTD 35
fy = 343 MPa
fu = 490 MPa
Beton bertulang, Wc = 2400 kg/m³
= 23,54 kN/ m³
Berat dinding bata ringan, Wd = 200 kg/m²
= 2,00 kN/m²
Berat pasir, Ws = 1800 kg/m³
= 17,66 kN/m³
Berat adukan, Wa = 21 kg/m²/tebal
= 0,21 kN/m²/tebal
Berat keramik, Wk = 24 kg/m²/tebal
= 0,24 kN/m²/tebal
Berat plafon plus rangka, Wp = 11 kg/m²
= 0,11 kN/m²
II. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR

A. Pelat Lantai dan Pelat Atap


Tulangan pelat lantai dan pelat atap digunakan baja tulangan polos (plain/round
bar) Mutu BJTP 24.
Dimensi luasan (ly = bentang panjang dan lx = bentang pendek) pelat lantai
sama untuk semua panel lantai, yaitu :
Lx = 3,50 m = 3500 mm
Ly = 5,50 m = 5500 mm

Maka tebal pelat lantai dan pelat atap minimum adalah sebagai berikut:
1
 Kondisi 1 (satu tumpuan menerus), h min = . 3500 = 109,37 mm
32
1
 Kondisi 2 (dua tumpuan menerus), h min = . 3500 = 94,59 mm
37
Digunakan tebal pelat lantai dan pelat atap 120 mm.

B. Balok Induk
1. Balok Induk Arah Sumbu X
Tulangan utama balok induk arah sumbu x digunakan baja tulangan ulir
(deformed bar) Mutu BJTD 35.

Maka tinggi penampang balok minimum adalah sebagai berikut (W.C. Vis,
Gideon Kusuma) :
1
h min = . 5500 = 297,30 mm
18,5
Digunakan dimensi balok induk arah sumbu x,
Tinggi penampang, h = 400 mm
Lebar penampang, b = 250 mm
2. Balok Induk Arah Sumbu Y
Tulangan utama balok induk arah sumbu y digunakan baja tulangan ulir
(deformed bar) Mutu BJTD 35.

Maka tinggi penampang balok minimum adalah sebagai berikut (W.C. Vis,
Gideon Kusuma) :
1
 Kondisi 1 (satu tumpuan menerus), h min = . 7000 = 378,38 mm
18,5
1
 Kondisi 2 (dua tumpuan menerus), h min = . 7000 = 333,33 mm
21
Digunakan dimensi balok induk arah y :
Tinggi penampang, h = 400 mm
Lebar penampang, b = 250 mm

C. Balok Anak
Tulangan utama balok induk arah sumbu x digunakan baja tulangan ulir
(deformed bar) Mutu BJTD 35.

Maka tinggi penampang balok minimum adalah sebagai berikut :


1
h min = . 5500 = 297,30 mm
18,5
Digunakan dimensi balok anak arah sumbu x :
Tinggi penampang, h = 350 mm
Lebar penampang, b = 200 mm

D. Kolom
1. Kolom Lantai Dasar
Dimensi kolom lantai dasar semua koordinat b x h = 300 x 300 mm.
2. Kolom Lantai I
Dimensi kolom lantai I semua koordinat b x h = 300 x 300 mm
III. PERHITUNGAN PENULANGAN PLAT

A. PERHITUNGAN BEBAN KERJA


1. Beban Kerja Pelat Lantai
a. Beban Mati
 Berat sendiri pelat lantai (tebal 120 mm), DL1 = 23,54 . 0,12 = 2,82 kN/m²
 Berat pasir urug (tebal 3 cm), DL2 = 17,66 . 0,03 = 0,53 kN/m²
 Berat adukan (tebal 3 cm), DL3 = 0,21 . 3 = 0,63 kN/m²
 Berat keramik (tebal 1 cm), DL4 = 0,23 . 1 = 0,23 kN/m²
 Berat plafon , DL5 = 0,11 kN/m²
Beban mati total DL total = 4,32 kN/m²
b. Beban Hidup
Peruntukan bangunan Super Market maka beban hidup diambil (SNI 03-1727-
1989) :
LL = 250 kg/m²
250 .9,81
= = 2,45 kN/m²
1000
c. Beban Ultimit
Beban ultimit (terfaktor) adalah sebagai berikut,
UL = (1,2 . DL) + (1,6 . LL)
= (1,2 . 4,32 + (1,6 . 2,45)
= 9,10 kN/m²

2. Beban Kerja Pelat Atap


a. Beban Mati
 Berat sendiri pelat lantai (tebal 120 mm), DL1 = 23,54 . 0,12 = 2,82 kN/m²
 Berat plafon , DL5 = 0,11 kN/m²
Beban mati total DL total = 2,93 kN/m²
b. Beban Hidup
Beban hidup diambil:
LL = 100 kg/m²
100 .9,81
= = 0,98 kN/m²
1000
c. Beban Ultimit
Beban ultimit (terfaktor) adalah sebagai berikut,
UL = (1,2 . DL) + (1,6 . LL)
= (1,2 .2,93) + (1,6 . 0,98)
= 5,08 kN/m²

3. Beban Kerja Dinding Terhadap Balok Keliling


a. Beban Mati
 Berat dinding beton aerasi, DL = 2 . 3.8 = 7,6 kN/m’

B. PERHITUNGAN MOMEN PELAT


1. Momen Pelat Lantai
a. Pelat lantai tipe 1
Pelat lantai tipe 1 yaitu segmen (1 -2) x (A – A’)
Sisi menerus
Sisi tidak menerus

Sisi menerus

Lx

Sisi tidak menerus

Ly
Ix = 3,50 m
Iy = 5,50 m
Iy
= 1,57 m ≈ 1,6 m
Ix
 Koefisien Momen
klx = 61
kly = 22
ktx = 106
kty = 77
 Momen Pelat Lantai
Mlx = 0,001 . UL . Ix² . klx
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 61
= 6,79 kNm/m
Mly = 0,001 . UL . Ix² . kly
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 22
= 2,45 kNm/m
Mtx = 0,001 . UL . Ix² . ktx
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 106
= 11,82 kNm/m
Mty = 0,001 . UL . Ix² . kty
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 77
= 8,58 kNm/m
Mtix = ½ . Mlx
= ½ . 6,79
= 3,39 kNm/m
Mtiy = ½ . Mly
= ½ . 2,45
= 1,22 kNm/m

b. Pelat lantai tipe 2


Pelat lantai tipe 2 yaitu segmen (1 -2) x (A’ - B)

Sisi menerus
Sisi tidak menerus

Sisi menerus

Lx

Sisi menerus

Ly
Ix = 3,50 m
Iy = 5,50 m
Iy
= 1,57 m ≈ 1,6 m
Ix
 Koefisien Momen
klx = 50
kly = 18
ktx = 80
kty = 54

 Momen Pelat Lantai


Mlx = 0,001 . UL . Ix² . klx
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 50
= 5,57 kNm/m
Mly = 0,001 . UL . Ix² . kly
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 18
= 2,01 kNm/m
Mtx = 0,001 . UL . Ix² . ktx
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 80
= 8,92 kNm/m
Mty = 0,001 . UL . Ix² . kty
= 0,001 . 9,10 . (3,50)². 54
= 6,02 kNm/m
Mtix = ½ . Mlx
= ½ . 5,57
= 2,78 kNm/m

2. Momen Pelat Atap


a. Pelat atap tipe 1
Pelat atap tipe 1 yaitu segmen (1 -2) x (A – A’)
Sisi menerus

Sisi tidak menerus

Sisi menerus
Lx

Sisi tidak menerus

Ly

Ix = 3,50 m
Iy = 5,50 m
Iy
= 1,57 m ≈ 1,6 m
Ix

 Koefisien Momen
klx = 61
kly = 22
ktx = 106
kty = 77
 Momen Pelat Atap
Mlx = 0,001 . UL . Ix² . klx
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 61
= 3,80 kNm/m
Mly = 0,001 . UL . Ix² . kly
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 22
= 1,37 kNm/m
Mtx = 0,001 . UL . Ix² . ktx
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 106
= 6,60 kNm/m
Mty = 0,001 . UL . Ix² . kty
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 77
= 4,79 kNm/m
Mtix = ½ . Mlx
= ½ . 3,80
= 1,9 kNm/m
Mtiy = ½ . Mly
= ½ . 1,37
= 0,68 kNm/m

b. Pelat atap tipe 2


Pelat lantai tipe 2 yaitu segmen (1 -2) x (A’ - B)

Sisi menerus
Sisi tidak menerus

Sisi menerus
Lx

Sisi menerus

Ly
Ix = 3,50 m
Iy = 5,50 m
Iy
= 1,57 m ≈ 1,6 m
Ix
 Koefisien Momen
klx = 50
kly = 18
ktx = 80
kty = 54
 Momen Pelat Atap
Mlx = 0,001 . UL . Ix² . klx
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 50
= 3,11 kNm/m
Mly = 0,001 . UL . Ix² . kly
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 18
= 0,12 kNm/m
Mtx = 0,001 . UL . Ix² . ktx
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 80
= 4,98 kNm/m
Mty = 0,001 . UL . Ix² . kty
= 0,001 . 5,08 . (3,50)². 54
= 3,36 kNm/m

Mtix = ½ . Mlx
= ½ . 3,11
= 1,55 kNm/m

C. PERHITUNGAN TULANGAN PELAT


1. Tulangan Pelat Lantai
Tulangan pelat lantai akan disamakan untuk tumpuan dan lapangan, untuk arah
sumbu x dan sumbu y, dan untuk semua tipe pelat sehingga momen lentur pelat
lantai yang menentukan adalah:
Mu = 11,82 kNm/m
= 11820000 Nmm/m
Diketahui : Mutu beton fc’ = 20 Mpa
Mutu baja fy = 240 Mpa
Tebal pelat lantai, h = 120 mm
Digunakan : Diameter tulangan, Ø = 10 mm
Selimut beton p = 20 mm
Tinggi efektif penampang d’= h - p - (½ .Ø)
= 120 – 20 – (½ .10)
= 95 mm
Lebar Penampang b = 1000 mm
𝑀𝑢 11820000
K= 2= = 1,64
Ø.𝑏.𝑑 0,8.1000.(95)²

𝑓𝑦2
𝑓𝑦−√𝑓𝑦 2 −2,36.( )k
𝑓𝑐′
ρ= 𝑓𝑦²
1,18.( )
𝑓𝑐′

2402
240 − √2402 − 2,36. ( 20 ) . 1,64
ρ=
240²
1,18. ( 20 )
240 − 215,53
ρ=
3398
ρ = 0,0072
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0058
fy 240
0,85 . 𝑓𝑐′ . 𝛽1 600
ρb = .
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
0,85 . 20 . 0,85 600
ρb = .
240 600+240
= 0,043
ρmaks = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,043 = 0,032
ρ terjadi > ρ min, maka di pakai ρ yang terjadi = 0,0072
As = ρ . b . d
= 0,0072 . 1000 . 95
= 684 mm²
Di pakai tulangan pelat lantai Ø10 - 110 mm dengan As = 714 mm²

2. Tulangan Pelat Atap


Tulangan pelat atap akan disamakan untuk tumpuan dan lapangan, untuk arah
sumbu x dan sumbu y, dan untuk semua tipe pelat sehingga momen lentur pelat
atap yang menentukan adalah:
Mu = 6,60 kNm/m
= 6600000 Nmm/m
Diketahui : Mutu beton fc’ = 20 Mpa
Mutu baja fy = 240 Mpa
Tebal pelat lantai, h = 120 mm
Digunakan : Diameter tulangan, Ø = 10 mm
Selimut beton p = 20 mm
Tinggi efektif penampang d’= h - p - (½ .Ø)
= 120 – 20 – (½ .10)
= 95 mm
Lebar Penampang b = 1000 mm
𝑀𝑢 6600000
K= 2= = 0,91
Ø.𝑏.𝑑 0,8.1000.(95)²

𝑓𝑦2
𝑓𝑦−√𝑓𝑦 2 −2,36.( )k
𝑓𝑐′
ρ= 𝑓𝑦²
1,18.( )
𝑓𝑐′

2402
240 − √2402 − 2,36. ( 20 ) . 0,91
ρ=
240²
1,18. ( 20 )
240 − 226,75
ρ=
3398
ρ = 0,0039
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0058
fy 240
0,85 . 𝑓𝑐′ . 𝛽1 600
ρb = .
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
0,85 . 20 . 0,85 600
ρb = .
240 600+240
= 0,043
ρmaks = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,043 = 0,032
ρ terjadi < ρ min, maka di pakai ρ min yang terjadi = 0,0058
As = ρ . b . d
= 0,0058 . 1000 . 95
= 551 mm²
Di pakai tulangan pelat atap Ø10 - 140 mm dengan As = 561 mm²
V. Analisis SAP2000

A. Permodelan Struktur
B. Mendefinisikan Material
C. Mendefinisikan Struktur
D. Kombinasi Pembebanan

E. Aplikasi Pembebanan Pada Plat Atap


1. Beban Mati
2. Beban Hidup

F. Aplikasi Beban Pada Plat Lantai


1. Beban Mati
2. Beban Hidup

G. Aplikasi Beban Dinding Pada Balok Tepi Lantai 2


H. Analisa Struktur
1. Analisa Kegagalan Struktur

Terjadi kegagalan struktur pada balok tepi sumbu X lantai 2 yang disebabkan oleh
gaya lintang, Oleh karena itu diambil tindakan desain ulang struktur pada bagian
tersebut dengan cara memperbesar dimensi balok.
2. Desain Ulang Struktur

3. Analisa Ulang Struktur

Setelah dilakukan desain ulang struktur aman, maka diambil desain terakhir
sebagai acuan perhitungan tulangan.
VI. PERHITUNGAN TULANGAN BALOK DAN KOLOM

A. PERHITUNGAN TULANGAN BALOK LANTAI ATAP


1. Penulangan Balok B1
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 16 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 602 mm2 , diambil tulangan tumpuan 3 ø 16 (As = 603 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 462 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 16 (As = 603 mm2).
2. Penulangan Balok B2
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 13 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 362 mm2 , diambil tulangan tumpuan 3 ø 13 (As = 398 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 343 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 13 (As = 398 mm2).

3. Penulangan Balok B3
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 13 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 513 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 13 (As = 531 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 504 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 13 (As = 531 mm2).

4. Penulangan Balok B4
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 13 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 531 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 13 (As = 531 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 362 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 13 (As = 398 mm2).

5. Penulangan Balok B5
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 19 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1120 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 13 (As = 1134 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 846 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 19 (As = 850 mm2).

6. Penulangan Balok B6
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 19 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1014 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 19 (As = 1134 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 701 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 19 (As = 850 mm2).

7. Penulangan Balok BA1


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 12 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 300 mm2 , diambil tulangan tumpuan 3 ø 12 (As = 339 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 364 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 12 (As = 452 mm2).

8. Penulangan Balok BA2


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 12 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 352 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 12 (As = 452 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 364 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 12 (As = 452 mm2).
B. PERHITUNGAN TULANGAN BALOK LANTAI 2
1. Penulangan Balok B7
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 22 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1457 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 22 (As = 1520 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 1003 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 22 (As = 1140 mm2).
2. Penulangan Balok B8
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 16 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 738 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 16 (As = 804 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 566 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 16 (As = 603 mm2).

3. Penulangan Balok B9
Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 19 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 903 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 19 (As = 1134 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 925 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 19 (As = 1134 mm2).

4. Penulangan Balok B10


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 22 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1274 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 22 (As = 1520 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 814 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 22 (As = 1140 mm2).

5. Penulangan Balok B11


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 25 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1905 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 25 (As = 1963 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 1565 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 25 (As = 1963 mm2).

6. Penulangan Balok B12


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 25 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 1733 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 25 (As = 1963 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 1420 mm2 , diambil tulangan lapangan 3 ø 25 (As = 1472 mm2).

7. Penulangan Balok BA3


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 13 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 458 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 13 (As = 531 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 508 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 13 (As = 531 mm2).

8. Penulangan Balok BA4


Diambil, ø sengkang = 6 mm
ø utama = 13 mm
a. Mencari Tulangan Tumpuan
As perlu = 496 mm2 , diambil tulangan tumpuan 4 ø 13 (As = 531 mm2).
b. Mencari Tulangan Lapangan
As perlu = 508 mm2 , diambil tulangan lapangan 4 ø 13 (As = 531 mm2).
C. PERHITUNGAN TULANGAN KOLOM LANTAI 2

Gambar As Perlu Portal Exterior


Gambar As Perlu Portal Interior

1. Penulangan Kolom K1
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 2827 mm2 , diambil tulangan 8 ø 22 (As = 3040 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 22 = 352 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.

2. Penulangan Kolom K2
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 900 mm2 , diambil tulangan 8 ø 13 (As = 1061 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 13 = 208 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.
3. Penulangan Kolom K3
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 3736 mm2 , diambil tulangan 8 ø 25 (As = 3925 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 25 = 400 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.

4. Penulangan Kolom K4
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 900 mm2 , diambil tulangan 8 ø 13 (As = 1061 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 13 = 208 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.
D. PERHITUNGAN TULANGAN KOLOM LANTAI 1

Gambar As Perlu Portal Exterior


Gambar As Perlu Portal Interior

1. Penulangan Kolom K5
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 1570 mm2 , diambil tulangan 8 ø 16 (As = 1608 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 16 = 256 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.

2. Penulangan Kolom K6
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 900 mm2 , diambil tulangan 8 ø 13 (As = 1061 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 13 = 208 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.
3. Penulangan Kolom K7
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 2527 mm2 , diambil tulangan 8 ø 22 (As = 3040 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 22 = 352 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.

4. Penulangan Kolom K8
Digunakan formasi tulangan pokok 4 sisi dengan jumlah tulangan 8, maka :
As perlu = 900 mm2 , diambil tulangan 8 ø 13 (As = 1061 mm2).
Untuk tulangan sengkang diambil ø 6,
Perhitungan jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
- 48 kali diameter sengkang = 48 . 6 = 288 mm
- 16 kali diameter tulangan pokok = 16 . 13 = 208 mm
- Lebar kolom = 300 mm
Diambil tulangan sengkang ø 6-300.

Anda mungkin juga menyukai