Feryan Firdaus
5101417024
1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH)
pada Pekerjaan Pengukuran Tanah
Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH pada pekerjaan
pengukuran tanah.
4.2 Melaksanakan K3LH pada pekerjaan pengukuran tanah.
Tujuan Pembelajaran
1. Menerapkan prosedur keselamatan kerja pada pekerjaan pengukuran tanah.
2. Menerapkan prosedur kesehatan kerja pada pekerjaan pengukuran tanah
3. Melaksanakan keselamatan kerja pada pekerjaan pengukuran tanah.
4. Melaksanakan kesehatan kerja pada pekerjaan pengukuran tanah
Peta Konsep
2
Materi Pembelajaran
Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Pengukuran Tanah
Dinas Pendidikan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga
pendidikan yang menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) supaya memiliki skill atau
keterampilan yang sesuai dengan bidang keahlian tertentu. Sementara itu tujuan khusus
pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, adalah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi
lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang
keahlian yang diminatinya.
3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4) Membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian
yang dipilih. Dari tujuan umum dan khusus di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
menengah kejuruan bertujuan untuk membentuk lulusan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap yang baik, serta kesiapan masuk dalam dunia kerja.
Maka mengacu pada hal tersebut di atas, pembelajaran di sekolah menengah kejuruan,
khususnya kegiatan praktik di bengkel mempunyai peranan dan arti yang sangat penting
dalam mengembangkan keterampilan siswa karena menjadi bekal untuk bekerja di dunia
industri dan dunia usaha. Kecerobohan dan kurangnya pengetahuan, serta tidak mengikuti
aturan yang dilakukan saat praktik dapat menimbulkan efek yang sangat fatal, yaitu kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, dan kecelakaan
kerja memiliki dampak lain yang tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga bagi sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan. Oleh sebab itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan hal yang penting bagi siswa maupun sekolah sebagai penyelenggara pendidikan.
3
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembang, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, ei sien, dan produktif. SMK3 tersebut meliputi
penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, pemantauan serta evaluasi K3,
dan peninjauan serta peningkatan K3.
6
Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa
kegiatan antara lain:
a. Memperhatikan keadaan lapangan.
b. Melaksanakan pengukuran sesuai syarat ketentuan yang ditetapkan, mengikuti SOP.
c. Mempersiapkan diri untuk bekerja sesuai langkah-langkah melakukan pengukuran.
d Mobilisasi Tim Pengukuran.
e. Persiapan base camp.
f. Persiapan material yang dibutuhkan.
g. Koordinasi dengan instansi terkait.
h. Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan).
i. Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan.
j. Menentukan batas-batas areal pengukuran.
Semua persiapan yang ditetapkan dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi
kecelakaan kerja dan alat dapat dipergunakan dengan baik dan benar sehingga tidak
terjadi kerusakan.
3. Manfaat APD
Salah satu usaha yang dilakukan dalam melindungi pekerja baik siswa maupun guru
di sebuah bengkel kerja, maupun laboran atau praktikan di laboratorium mempunyai
penilaian penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga dapat mencapai
produktivitas yang optimal. Salah satu wujud dari penerapan K3 adalah dengan
menggunakan APD secara disiplin.
Pengunaan APD merupakan suatu kewajiban. Pemanfaatan APD oleh tenaga kerja/
praktikan sampai saat ini masih merupakan masalah rumit dan sulit dipecahkan. Hal ini
karena faktor disiplin tenaga kerja/praktikan yang masih rendah. Tujuan penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang
dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat
pelindung diri memegang peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan
saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan.
Manfaat APD bagi tenaga kerja/laboran/praktikan seperti:
1) Tenaga kerja/praktikan dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk terhindar
dari bahaya-bahaya kerja.
2) Dapat mencegah kecelakaan akibat tenaga kerja/laboran/praktikan dapat
memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan martabatnya sehingga tenaga
kerja/laboran/praktikan akan mampu bekerja secara aktif dan produktif.
3) Tenaga kerja/laboran/praktikan bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan
hasil produksi/praktiknya. Khusus bagi tenaga kerja, hal ini akan menambah
keuntungan bagi tenaga kerja yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial
sehingga kesejahteraan akan terjamin.
7
4. Tujuan kesehatan dan keselamat an kerja
Dari pemahaman di atas sasaran keselamatan kerja adalah:
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3) Mencegah/mengurangi kematian.
4) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
8
5) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat
kerja, mesin-mesin, instalasi, dan sebagainya.
6) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
7) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat, dan sumber-sumber produksi
lainnya.
8) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman, dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9) Memperlancar, meningkatkan, dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja yang ditujukan bagi:
a. Manusia (pekerja dan masyarakat), benda (alat, mesin, bangunan, dan lain-lain).
b. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-tumbuhan).
Perlengkapan badan yang harus digunakan pada pekerjaan konstruksi adalah sebagai
berikut:
10
4) Jas Hujan (Rain Coat)
Berperan melindungi dari percikan air saat bekerja (contoh bekerja pada saat
hujan atau tengah membersihkan alat). Jas hujan juga bisa dimanfaatkan sebagai
pelindung diri dari hujan, juga dapat digunakan untuk pelindung alat, agar
seluruh alat terselimuti oleh jas hujan. Demi menghindari air hujan yang bisa
merusak atau menggangu sistem kerja alat survei yang digunakan.
5) Rompi Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
di permukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.
11
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan APD
APD akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan standar yang
ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Sediakanlah APD yang telah teruji dan telah memiliki SNI atau standar internasional
lainnya yang diakui.
2) Pakailah APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut
hanya memerlukan waktu yang singkat.
3) APD harus dipakai dengan tepat dan benar.
4) Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam
memakai APD jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya.
5) APD tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya, kalau memang terasa tidak nyaman
dipakai harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat
tersebut.
6) APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
7) Semua pekerja, pengunjung, dan mitra kerja yang ada dilokasi proyek konstruksi
harus memakai APD yang diwajibkan, seperti topi keselamatan.
6. Standar yang dipakai
Apabila akan membeli APD kita harus berpedoman kepada standar industri yang
berlaku. Belilah hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar Nasional
Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP, dan sebagainya. Tergantung dari
negara asal berang kebutuhan proyek dan dinyatakan layak untuk pekerjaan dimaksud.
Di bawah ini beberapa contoh standar APD dengan SNI dan standar internasional
lainnya.
1) Helmet (topi pengaman): ANZI Z 89,1997 standar.
2) Sepatu pengaman (safety boot): SII-0645-82, DIN 4843.
3) Australian standard AS/NZS 2210.3.2000.ANZI Z 41PT 99, SS 105,1997
4) Sabuk pengaman: EN 795 Class C ANZI OSHA
Banyak lagi standar-standar yang diberlakukan di negara maju, tetapi yang lebih penting
kalau kita memakai produk dalam negeri ujilah ketahanannya terhadap suatu beban
yang akan diberikan kepadanya dengan toleransi minimal 50%. Hal ini penting karena
mungkin bagi kontraktor kecil dan menengah apabila harus menyediakan produk impor
akan menjadi beban yang berat bagi keuangan perusahaan. Perlu juga dipertimbangkan
daya tahan dan kualitas barang yang ada untuk pemakaian beberapa proyek pekerjaan
atau beberapa periode pekerjaan sehingga akan menghemat pengeluaran.
12
7. Kekurangan dan kelebihan pada APD
APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD rusak atau
rusak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan. Beberapa
APD juga memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan
dicatat waktu pembelian serta masa pemakaiannya. Dalam Peraturan Menakertrans ini
juga disebutkan bahwa pengadaan APD dilakukan oleh perusahaan dan pekerja berhak
untuk menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan jika alat keselamatan kerja
yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
Berikut merupakan contoh bentuk kekurangan-kekurangan yang ada pada alat
perlindungan diri, seperti:
1) Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna, karena memakai alat pelindung
diri yang kurang tepat.
2) Fungsi dari alat pelindung diri ini hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi yang
berpotensi menimbulkan bahaya.
3) Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan.
4) Cara pemakaian alat pelindung diri yang salah.
5) Alat pelindung diri tidak memenuhi persyaratan standar.
6) Alat pelindung diri yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
7) Alat pelindung diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter,
dan penyerap (cartridge).
8) Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.
Geomatika merupakan sebuah istilah ilmiah yang lahir pada era modern kini. Geomatika
yang berarti pendekatan yang terpadu dalam mengukur, menganalisis, dan mengelola
deskripsi dan lokasi data-data kebumian, yang pada umumnya disebut sebagai data spasial.
Geomatika mempunyai aplikasi dalam disiplin ilmu yang berhubungan dengan data spasial,
misalnya studi lingkungan, perencanaan wilayah dan kota, kerekayasaan, navigasi, geologi,
geoi sika, dan pengelolaan pertanahan. Oleh karena itu, geomatika sangat fundamental
terhadap semua disiplin ilmu kebumian yang menggunakan data spasial, salah satunya
ilmu ukur tanah (pemetaan).
Ilmu ukur tanah (pemetaan) adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau
absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi
kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Aplikasi pemetaan
dalam dunia teknik sipil sangat berkaitan erat terutama dalam kerja lapangan teknik sipil.
Aplikasi tersebut misalnya dalam membantu suatu pekerjaan untuk konstruksi jalan, navigasi,
13
perencanaan, analisis data spasial (salah satunya perhitungan volume), sebagai data informasi,
serta membantu dalam pembuatan suatu desain bangunan.
Disiplin ilmu geomatika khususnya dalam pendekatan ilmu ukur tanah di bidang teknik
sipil menggunakan alat khusus guna untuk mendapatkan suatu data spasial. Data tersebut
berasal dari berbagai sumber, dari satelit-satelit yang mengorbit bumi, sensor-sensor laut
dan udara, dan peralatan ukur di daratan. Alat yang digunakan tersebut antara lain kompas
yang digunakan untuk mengukur azimut atau besaran sudut berdasarkan magnetis utara
bumi. Klinometer untuk menghitung bidang datar pada area permukaan bumi yang tidak
datar. GPS (Global Positioning System) untuk menghitung atau menentukan lokasi dari daerah
yang diaktifkan GPS tersebut. Receiver GPS Garmin 12XL alat penerima GPS yang gunakan
untuk pemetaan partisipasif. Peralatan teknologi informasi yang mutakhir menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut vertikal dan sudut horizontal.
14
Pelaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan
Pengukuran Tanah
Saat ini pemerintah tengah melakukan revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan. Upaya-
upaya yang sedang dilakukan di antaranya menitikberatkan pada peningkatan kualitas dan
kuantitas pengawas, penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan, serta merumuskan
dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan pengawasan
ketenagakerjaan. Revitalisasi meliputi penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, menurunkan pelanggaran norma ketenagakerjaan, mengurangi pekerja anak,
peningkatan efektivitas pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan, peningkatan kepesertaan
dan kualitas jaminan sosial tenaga kerja, serta peningkatan kualitas kondisi lingkungan kerja.
Kegiatan profesi survei pemetaan harus memenuhi standar SMK3, mengingat lingkungan dan
peralatan kerja yang digunakan dapat menyebabkan risiko kecelakaan kerja. Baik perusahaan
maupun surveyor pemetaan memenuhi hak dan kewajiban sesuai standar keselamatan
kerja. Lingkungan kerja survei pemetaan cukup beragam, di antaranya: surveyor tambang
(termasuk tambang bawah tanah), land surveying, bathimetry, dan sebagainya.
Lingkungan kerja tambang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Untuk
contoh pekerjaan di tambang dapat disimpulkan risiko keselamatan kerja sebagai berikut:
a. Keterbatasan ruang gerak, menyebabkan bahaya tertabrak kendaraan bergerak (loader,
truk bawah tanah), yang menjadi salah satu penyebab kecelakaan cukup tinggi.
b. Keterbatasan cahaya penerangan.
c. Tertimpa runtuhan bebatuan.
Adanya gas-gas yang berbahaya, misalnya metan. Di tambang batu bara bawah tanah,
udara yang mengandung 5—15% metan dan sekurangnya 12.1% oksigen akan meledak
jika terkena percikan api.
15
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan alat untuk mengukur jarak langsung di lapangan yang Anda anggap teliti dan akurat
2. Coba perhatikan perbedaan dari Alat Pelindung Diri (APD) K3LH tentang APD Pekerjaan
Konstruksi Bangunan, dan APD pada Pekerjaan Pengukuran Tanah (Buatlah seperti tabel
berikut):
16