KELOMPOK II
( KELAS D )
1. Virda Ayu Maulidina Putri (V8122097)
2. Safira Isnaini (V8122087)
3. Shinta Nur Fitri (V8122090)
4. Aisyah Fajar Imani (V8122102)
5. Ghiezka Dhafa Alifian (V8122110)
6. Iqbal Alfarizi Natadipura (V8122113)
7. Maheswara Dewa L. A. (V8122118)
8. Wahyu Tri Suseno (V8122121)
i
PENGESAHAN
Kelompok II
Hari………………..Tanggal……………….2022
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah dan mengendalikan
pencemaran udara serta menyediakan penerangan dan mikroklimat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi biaya perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan
sakit, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan moral dan
hubungan atau relasi perusahaan yang lebih baik.
2
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam identifikasi
bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja yang
diobservasi langsung sehingga dapat merencanakan
tindakan pengendalian secara praktis untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
b. Dapat menerapkan ilmu keselamatan kerja yang diperoleh
selama pelajaran kuliah dalam praktik pada kondisi
sebenarnya.
3
b. Menambah wacana dan referensi bagi program studi D4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam meningkatkan
kualitas mahasiswanya sehingga dapat menjadi mahasiswa
yang bermutu dan mampu bersaing di dunia kerja.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
5
b. Tempat Kerja
Oleh karena itu pada tiap tempat kerja yang terdapat sumber
bahaya maka pemerintah mengatur keselamatan kerja baik di
darat, di tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara
yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Tempat kerja sangat mendukung adanya suatu pekerjaan, tempat
kerja yang buruk dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga
daya kerja para pekerja. Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pengurus perusahaan
mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat kerja yang
memenuhi syarat keselamatan dan Kesehatan
6
c. Bahaya (Hazard)
7
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan
pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut
disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan
kecelakaan (Suma’mur, 1996)
8
pada umumnya menyebabkan kecelakaan dan kerugian
(Bennet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi, 1995).
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam suatu proses
dapat menimbulkan bahaya jika tidak digunakan sesuai
dengan fungsi, tidak ada pelatihan penggunaan alat
tersebut, tidak dilengkapi dengan pelindung dan
pengaman serta tidak ada parawatan dan pemeriksaan.
Perawatan atau pemeriksaan dilakukan agar bagian dari
mesin atau alat yang berbahaya dapat dideteksi sedini
mungkin (Syukri Sahab, 1997).
3. Bahan
Menurut Syukri Sahab (1997), bahaya dari bahan
meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahan, antara
lain :
a) Mudah terbakar
b) Mudah meledak
c) Menimbulkan elergi
d) Menyebabkan kanker
e) Bersifat racun
f) Radioaktif
g) Mengakibatkan kelainan pada janin
9
h) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan
tubuh
4. Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu,
panas, bising, dan bahaya mekanis seperti terjepit,
terpotong, atau tertimpa bahan. Hal ini dapat
mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tingkat bahaya dari proses ini tergantung pada teknologi
yang digunakanm(Syukri Sahab, 1997).
10
e) Faktor psikologi : Hubungan antar pekerja
atauapun pekerja dengan atasan, pemeliharaan kerja,
susunan kerja.
d. Identifikasi Bahaya
11
Menurut Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Malaysia (2008) pada tahap pertama ini dilakukan dengan tujuan
mengetahui segala potensi bahaya baik bahaya yang berasal dari
bahan, peralatan maupun dari sistem kerja. Adapun 5 (lima)
faktor sumber bahaya yang termasuk didalamnya yakni man,
methode, material, machine dan enviroment.
e. Penilaian Risiko
12
dari beberapa responden. Langkah yang dilakukan adalah
melakukan analisa dari hasil kuisioner berdasarkan ukuran
kualitatif dari likelihood dan ukuran kualitatif dari
consequences/impact.
13
kerugian finansial
besar
Consequence
Almost H H E E E
Certain (5)
Likely (4) M H H E E
Possible L M H E E
(3)
Unlikely L L M H E
(2)
Rare (1) L L M H H
14
Keterangan :
f. Kecelakaan Kerja
15
Secara umum kecelakaan selalu diartikan sebagai
“kejadian yang tidak dapat diduga”. Sebenarnya setiap
kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula
jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh
karena itu, kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur
peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan standar
kewajiban oleh UU ini (Bennet, Silalahi N.B 1984).
1) Teori Domino
16
yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti
keras kepala.
b) Kesalahan manusia / fault of person Kelalaian manusia
meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang
berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak
sesuai, dan lain-lain.
c) Sikap dan kondisi tidak aman / unsafe act or condition
Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak
mematuhi prosedur kerja, tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu di
tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya
sebelum memulai 15 pekerjaan dengan risiko tinggi, dan
sebagainya. Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi
pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai,
tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak
tersedianya APD yang lengkap.
d) Kecelakaan / accident Kecelakaan kerja, seperti
terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja
terjadi karena adanya kontak dengan sumber bahaya.
e) Dampak kerugian / injury
17
Kemudian dikembangkan oleh Bird pada tahun 1974
terdapat lima faktor kecelakaan, berikut urutannya :
18
g. Pengendalian
19
1. Eliminasi (Elimination)
2. Substitusi (Substitution)
20
4. Administrative Control
2. Industri
a. Pengertian
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mana
hal ini mengolah bahan mentah, bahan baku, serta barang yang
masih setengah jadi, maupun barang jadi menjadi barang yang
mempunyai nilai tinggi bagi penggunaannya, dan termasuk
dalam kegiatan rancang bangun serta perekayasaan industri (UU
No. 5 Tahun 1984).
21
Industri yaitu termasuk dalam suatu bentuk usaha guna
memproduksi suatu barang jadi yang melalui proses produksi
penggarapan dalam jumlah yang besar sampai barang produksi
itu bisa didapatkan dengan harga yang rendah tetpi dengan mutu
yang setinggi-tingginya (I Made Sandi).
b. Perkembangan
22
Kemudian baru pada tahun 1980-an kawasan perumahan juga
dimasukan dalam kawasan Business Park.
2. Prasarana
a. Jaringan jalan lingkungan: satu jalur dengan dua arah,
lebar perkerasan minimum 8 meter atau dua jalur
23
dengan dua arah, lebar perkerasan minimal 2 x 7
meter.
b. Saluran pembuangan air hujan (drainase)
c. Instalasi penyediaan air bersih bersumber dari PAM
dan/atau diusahakan sendiri.
d. Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga
listrik dengan sumber PLN dan/atau diusahakan
sendiri
e. Jaringan telekomunikasi
f. Instalasi pengelolaan air limbah industri
g. Penerangan jalan
h. Unit perkantoran perusahaan kawasan industri
i. Unit pemadam kebakaran Diluar prasarana yang
diwajibkan, dapat pula menyediakan prasarana
seperti TPS limbah padat dan pagar kawasan industri.
3. Sarana
Sarana yang dapat disediakan yaitu: kantin, poliklinik,
tempat ibadah, rumah penginapan sementara, fitness
center, halte, pos keamanan, perkantoran untuk bank,
pos dan wartel.
d. Jenis-Jenis Industri
24
b) Industri nonekstraktif, yaitu perusahaan atau industri yang
memanfaatkan bahan bakunya selain dari alam.
c) Industri fasilitatif, yaitu produk berupa jasa yang dijual
kepada konsumen. Sebagai contoh seperti eskpedisi,
perbankan, asuransi dan tranportasi.
25
d) Kelompok industri kecil.
26
b) Industri ringan, artinya menghasilkan barang atau produk
yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat.
3. Plastik
a. Pengertian
27
Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang
mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika,
pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan
kosmetik, mainan anak – anak dan produk – produk industri
lainnya. Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu, plastik thermoplast dan plastik thermoset.
Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-
ulang dengan adanya panas. Sedangkan palstik thermoset adalah
plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat
dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan
tiga dimensi
b. Jenis-jenis
1. PET — Polyethylene Terephthalate
a) Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis
(sekitar 60 %), dalam pertekstilan PET biasa disebut
dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 %).
Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA
SEKALI PAKAI.
b) Titik lelehnya 85ºC
c) Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang
disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi
para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan
ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk
ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat
menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
d) Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama
akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan.
e) Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah
menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak
28
mereka kemungkinan besar akan mengalami
pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
3. V — Polyvinyl Chloride
a) Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia,
minyak, dll.
b) PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan
makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini
saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut, tititk
lelehnya 70 – 140ºC
c) Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada
plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan
berminyak bila dipanaskan.
d) Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang
dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan penurunan berat badan.
29
e) Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan
racun.
f) Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan
atau kemasan minuman, seperti bahan alami (daun pisang
misalnya).
5. PP — Polypropylene
a) Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih
atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap
30
b) Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang
berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai
makanan dan minuman.
c) Titik lelehnya 165ºC
6. PS — Polystyrene
a) Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat
mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan.
b) Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada
wanita yang berakibat pada masalah reproduksi,
pertumbuhan dan sistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur
ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses
yang sangat panjang dan lama.
c) Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik,
maka bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara
terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan
ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan
meninggalkan jelaga.
d) Titik leleh pada 95ºC
7. OTHER
a) Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN -
styrene acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene
styrene, PC – polycarbonate, Nylon.
b) PC – polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya
yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang
berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah
fungsi imunitas.
31
c) Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat
makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat
berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya
dinaikkan karena pemanasan. Padahal biasanya botol susu
dipanaskan dengan cara direbus atau dengan microwave
untuk tujuan sterilisasi atau dituangi air mendidih atau air
panas.
d) SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap
reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat
kekerasan yang telah ditingkatkan.
e) SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang
sangat baik untuk digunakan.
32
B. Perundang-undangan
33
BAB III
HASIL
A. Pelaksanaan
B. Deskripsi Perusahaan
34
memerlukan sebuah plastik. Walaupun sudah banyak sekali himbauan
mengenai larangan penggunaan plastik sebagai tas belanja, namun
masyarakat masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Apalagi kita mengetahui bahwa sampah plastik merupakan sampah
yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai, sehingga sampah
plastik dapat menjadi pencemaran bagi lingkungan sekitar.
35
C. Observasi
Observasi yang kami lakukan bertujuan untuk mengamati kinerja k3
serta potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja di PT. ACC Plastik. Selain itu untuk melengkapi terkait
penelitian yang kami lakukan. Adapun yang kami observasi yaitu :
- Potensi bahaya baik itu dari proses produksi, peralatan yang
digunakan, ataupun lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja.
- Proses produksi untuk mengetahui peralatan serta bahan yang
digunakan.
- Proses kerja yang dilakukan pekerja untuk mengetahui
bagaimana peralatan yang digunakan bekerja dan berfungsi
untuk apa.
- Standar ataupun peraturan yang berlaku di tempat kerja
36
BAB IV
PEMBAHASAN
37
• Persyaratan umun instalasi listrik
1. PASAL 3 AYAT 1
a) Poin a : mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b) Poin b : mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c) Poin e : memberi pertolongan pada kecelakaan;
d) Poin f : memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
e) Poin g : mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran;
f) Poin h : mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi
dan penularan;
g) Poin j : menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
h) Poin k : menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
i) Poin l : memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
j) Poin m : memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
k) Poin r : menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
38
2. PASAL 9
a) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang :
1. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat
timbul dalam tempat kerjanya;
2. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerjanya;
3. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan;
4. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
b) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
c) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
d) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankannya.
3. PASAL 13
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
39
4. PASAL 14
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai Undangundang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang 29
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempattempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
40
C. Proses Produksi
AFAL
Ballingpress
1. Dari gudang, bahan baku lokal dan bahan baku impor dibawa
menuju bagian produksi
2. Di bagian produksi akan langsung masuk ke mesin mixing
atau pencampuran antara bahan baku dengan komponen
pelengkap lain.
3. Bahan baku dan komponen akan tercampur dalam bentuk
lelehan.
4. Lelehan tadi akan menuju mesin cetak dan mesin akan
mencetak plastik sesuai ukuran pesanan yang telah diinput.
5. Setelah dicetak, plastik masih berupa gulungan rol plastik.
6. Gulungan rol plastik akan dibawa menuju gudang rol, dan
akan diproses menurut urutan pemesanan.
7. Dari gudang rol akan diproses menuju bagian finishing untuk
di cut and seal.
8. Setelah di cut and seal, plastik akan masih menuju bagian
plong untuk diberikan pegangan.
9. Jika sudah diberi pegangan, plastik siap untuk dibawa menuju
bagian pengemasan.
41
10. Untuk bagian pengemasan dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
pengemasan untuk barang ekspor dan barang lokal.
11. Setelah dikemas, plastik akan disimpan di gudang
penyimpanan barang jadi untuk menunggu pengiriman.
Sisa-sisa plastik dari bagian HD dan juga bagian finishing akan diolah
Kembali atau didaur ulang Kembali menjadi bahan baku berupa biji
plastik. Melalui proses yang hampir sama dengan proses produksi
yaitu :
42
keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari identifikasi bahaya
(hazard identification), penilaian risiko (risk assessment) dan
pengendalian risiko (risk control)
43
Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi bahaya risiko
melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk
menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan
terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat
diditentukan peringkat nilai risiko sehingga dapat di lakukan penilaian
risiko yang memiliki dampak penting terhadap perusahaan dan risiko
tidak penting.
44
Tanggal : 4 November 2022
45
No Aktivitas Pekerjaan Bahaya Dampak Penilaian Risiko Skala Pengendalian Risiko K3
Kemungki Keparahan Skor Prioritas
nan
1. Menyambung plastik di Tangan terjepit rol - Luka robek 2 3 6 sedang Administrasi control :
mesin finishing mesin HD dan goresan Pemasangan safety sign bahaya yang
pada kulit dapat ditimbulkan dari mesin
- Tulang bagian
tangan retak Pembuatan Standard Operational
atau patah. Prosedur (SOP) yang aman untuk
- Memar setiap tahapan proses kerja
APD :
Pengadaan metal gloves bagi tenaga
kerja bagian finishing
46
plastik, bahan baku, plastik ataupun - Tulang bagian tersusun dengan rapi dan tidak
dan plastik jadi. bahan jadi. tangan, kaki, mudah jatuh
atau bahkan
badan dapat
retak atau Administrasi control :
patah Pembuatan safety poster tentang cara
penataan barang yang baik dan benar
47
3. Pemindahan bahan Kaki karyawan - Memar pada 2 3 6 sedang Engineering control :
baku dari gudang terlindas roda bagian yang Pemberian rem pada trolley.
menuju ruang produksi trolley saat terbentur
pemindahan trolley Membuat jalur khusus trolley antara
- Tulang bagian gudang bahan baku dengan bagian
kaki retak produksi.
atau patah
- Keseleo Pemberian alat peringatan untuk
- Cidera ringan memperingatkan trolley akan lewat
kepada orang-orang yang berada di
sekitar .
Administrasi control :
Pemasangan safety sign bahaya pada
jalur yang dilewati trolley.
4. Memotong afal / peled Tangan terkena - Luka robek 3 4 12 sedang Administrasi control :
perongkol mesin gergaji circle pada tangan
48
- Jari tangan Penambahan bantuan tenaga kerja
terpotong untuk mengawasi berjalannya proses
pemotongan
APD :
Mewajibkan untuk setiap pekerja
bagian pemotongan afal untuk
menggunakan metal gloves dan face
shield
49
untuk mengurangi kebisingan yang
ditimbulkan.
APD :
Mewajibkan pekerja yang berada di
sekitar mesin gergaji menggunakan
earplug untuk mengurangi
kebisingan yang terdengar
APD :
Mewajibkan pekerja untuk selalu
menggunakan masker untuk
50
menghindari terhirupnya debu ke
dalam tubuh.
51
6. Maintenance mesin Tangan terjepit - Patah tulang 2 4 8 sedang Administrasi control :
finishing bagian mesin atau retak Mengadakan pelatihan tentang cara
pada bagian pengecekan mesin sesuai dengan
tangan standar yang berlaku
7. Penarikan atau Terjatuh dari atas - Patah tulang 2 4 8 sedang Adminitrasi control :
penyambungan plastik saat menyambung atau retak Pemberian arahan kepada pekerja
pada mesin plastik di mesin HD pada bagian tiap sebelum memulai shift
tubuh, tangan,
kaki, atau Pembuatan Standard Operational
bahkan Prosedur (SOP) yang aman untuk
kepala. setiap tahapan proses kerja
- Cidera berat
dapat berupa
52
pendarahan
dalam tubuh.
Terkena lelehan - Luka bakar 3 2 6 sedang Administrasi control :
plastik ringan Pemasangan safety sign untuk
ataupun bahaya cipratan
sedang
APD :
Mewajibkan penggunaan sarung
tangan tahan panas bagi pekerja yang
bertugas menyambungkan plastik
pada mesin
53
Mewajibkan untuk para pekerja
untuk menggunakan pakaian yang
tidak terlalu besar.
8. Maintenance mesin HD Jari atau tangan - Patah tulang 2 3 6 sedang Administrasi control :
terjepit bagian atau retak Mengadakan pelatihan tentang cara
mesin pada bagian pengecekan mesin sesuai dengan
tanganatau standar yang berlaku
jari
- Memar Pembuatan Standard Operational
Prosedur (SOP) yang aman untuk
pengecekan mesin secara berkala
9. Memasang bobbin pada Tertimpa as ujung - Patah tulang 3 3 9 sedang Administrasi control :
mesin besi saat memasang atau retak Penambahan tenaga kerja untuk
tidak diturunkan pada bagian mengawasi proses pemasangan
terlebih dahulu kaki. bobbin
- Memar
54
- Kuku pada APD :
jari kaki Mewajibkan untuk para pekerja
terlepas menggunakan sepatu yang sekiranya
dapat melindungi kaki dari benda
berat.
55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari kunjungan yang telah kami lakukan, dapat kami
simpulkan bahwa kinerja K3 di PT. ACC Plastik masih belum
maksimal. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya banyak potensi
bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Dan hal tersebut, masih kurang dalam penanganannya,
dikarenakan penerapan K3 pada PT. ACC Plastik masih tergolong
baru. Adapun potensi bahaya yang kami temukan rata-rata berasal dari
bagian produksi PT. ACC Plastik.
B. Saran
Saran kami terhadap PT. ACC Plastik agar lebih menjalankan
penerapan K3 yang seharusnya memang diterapkan di perusahaan
tersebut. Contohnya seperti hal yang paling umum yaitu APD. Dan
juga mengadakan training atau seminar kepada para tenaga kerja
terkait K3.
56
DAFTAR PUSTAKA
57
International-Jabung-ltd-Jambi abstrak.pdf, diakses pada 4
November 2022
58