Oleh :
Nip. - Nip. -
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 4
C. Manfaat ...................................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6
B. Perundang-Undangan.................................................................. 7
BAB III. HASIL .............................................................................................. 8
A. Pelaksanaan ................................................................................ 8
B. Deskripsi Perusahaan ................................................................. 8
C. Observasi ................................................................................... 14
BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................. 20
A. Devinisi Hazard dan Resiko ....................................................... 20
B. Macam Hazard dalam K3 ........................................................... 20
C. Analisa Kunjungan .................................................................... 21
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 28
A. Simpulan .................................................................................... 28
B. Saran ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang kini sudah memasuki zaman modern
dan memiliki kemajuan dalam penggunaan dan proses produksi teknologi
dan bahan material lainnya sudah sangat maju untuk memenuhi kebutuhan
pokok dan kebutuhan lainnya untuk manusia. Penggunaan teknologi
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan yang ada didalam lingkungan
kerja atau didalam suatu perusaan di dunia baik dinegara berkembang
maupun negara maju yang semakin pesat. Banyak sekali dari sektor
perusahaan maupun industri yang kini bermunculan dan tumbuh dengan
pesat. Bertambahnya perusahan dan pabrik industri tersebut diikuti dengan
banyaknya kebutuhan alat-alat industri yang digunakan dalam proses
produksi mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih.
Dengan menggunakan alat dan mesin-mesin produksi yang meningkat
maka potensi bahaya yang timbul maka akan meningkat pula potensi
bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pergeseran teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin sudah
cukup dirasakan dampak positifnya, yaitu kemudahan dalam proses
produksi yang dihasilkan. Akan tetapi, apabila dalam penggunaan
teknologi tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja, maka yang sering terjadi adalah dampak buruk yang mengakibatkan
kerugian, baik terhadap manusia, kerusakan lingkungan, atau
terganggunya proses produksi di dalam kelangsungan operasional
perusahaan.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri, dan
perubahan secara global dalam bidang pembangunan secara umum di
dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Proses
industrialisasi, dan modernisasi teknologi selalu disertai dengan mesin-
mesin atau alat-alat mekanis lainnya yang dijalankan dengan suatu motor.
Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya berbagai macam sumber potensi
bahaya yang dapat timbul dari mesin-mesin produksi. ILO memperkirakan
bahwa tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan
penyakit di lingkungan kerja termasuk didalamnya 360.000 kecelakaan
fatal dan diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul
di lingkungan kerja. Hal tersebut berarti bahwa pada akhir tahun hampir 1
juta pekerja akan mengalami kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja
meninggal akibat kecelakaan atau penyakit di lingkungan kerja.
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi solusi mutlak
untuk melindungi aset-aset perusahaan yang sangat berharga dalam
kelangsungan dan kesinambungan proses produksi. Di mana sudah kita
ketahui banyak sekali usaha yang terpuruk karena ketidakmampuannya
dalam mengelola sumber daya manusia termasuk di dalamnya melindungi
keselamatan kerja dari tenaga kerja dan memberikan kesehatan yang
memadai. Selain itu, sekarang banyak dari konsumen yang sudah jeli
dalam mencari produk yang mereka kehendaki, termasuk menuntut produk
yang ramah lingkungan dan yang aman baik material maupun proses
produksinya.
Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Kegiatannya bertujuan agar
tenaga kerja terlindung dari berbagai macam bahaya akibat lingkungan
kerja. Menurut Suma’mur (1976) Higiene Perusahaan adalah spesialisasi
dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada
faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan
kerja perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif
pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat di sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Di Indonesia, upaya kesehatan lingkungan kerja dikembangkan
selaras dengan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja, baik dari
segi keilmuan maupun penerapannya. Sedang pada perusahaan besar di
berbagai negara, pelaksananya adalah Industrial Hygienist yang
mempunyai latar belakang pendidikan teknis yang memperoleh tambahan
pengetahuan di bidang lain yang terkait seperti fisika, kimia, kesehatan,
kedokteran dan sebagainya.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli higiene perusahaan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, seringkali
telah dapat menentukan permasalahan lingkungan kerja di perusahaan,
secara garis besar. Dengan demikian, pengenalan lingkungan bermanfaat
guna mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja,
menentukan lokasi, jenis dan metode pengujian yang perlu dilakukan.
Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu
produsen dan distributor kain yang cukup terkemuka di Indonesia
khususnya di daerah Surakarta dan sekitarnya. Perusahaan ini
memproduksi dan mendistribusikan produk kain hingga mengekspornya
ke Dubai, Singapura, dan Malaysia.
Karena dampak yang buruk bagi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya, maka dari itu sudah sewajarnya PT. Iskandar Indah Printing
Textile menerapkan aspek higiene perusahaan yang baik, dan
meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terstruktur untuk mendukung dalam meminimalisir kecelakaan serta
gangguan kesehatan bagi tenaga kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile.
Tujuan diadakannya kunjungan industri adalah untuk dapat mengamati
faktor dan potensi bahaya yang ada di PT. Iskandar Indah Printing Textile,
sehingga para mahasiswa D4 K3 Fakultas Kedokteran UNS diharapkan
dapat menganalisis faktor dan potensi bahaya yang ada di PT. Iskandar
Indah Printing Textile.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil perusahaan PT. Iskandar Indah Printing Textile.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang penyakit yang
timbul faktor bahaya fisik dan pentingnya penggunaan Alat Pengaman
Diri.
3. Untuk mengetahui faktor–faktor bahaya yg mempengaruhi keselamatan
kerja di lingkungan perusahaan
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengolahan limbah di proses
5. Untuk mengetahui sejauh mana pengendalian k3 dalam perusahaan
tersebut
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengetahui profil perusahaan PT. Iskandar Indah Printing
Textile
b. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses penerapan k3 di dalam
industri secara langsung
c. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
keselamatan pekerja
d. Mahasiswa dapat mengetahui proses industry dari PT. Ikandar Printing
Textil
e. Mengetahui cara membuat kain mentah dengan baik dan benar
f. Dapat mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
PT. Iskandar Indah Printing Textile
2. Untuk Progam Study Diploma IV Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
a. Dapat menambah hubungan yang luas antara kampus dengan
perusahaan.
b. Diharapkan agar kampus dapat menempatkan para mahasiswa untuk
bekerja maupun magang di PT. Iskandar Indah Printing Textile dan
diterima dengan baik pula oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile.
c. Dapat menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dan kampus.
d. Dapat menambah masukan ilmu dan materi dari hasil observasi yang
dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile.
e. Sebagai sarana pengembangan ilmu K3 bagi peserta program
Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja saat melaksanakan
praktek kerja lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
B. Perundang – Undangan
A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester 1 Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan
pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 04 Oktober 2016
Waktu : 08.00 - selesai
Lokasi : PT. Iskandar Indah Printing Textile
Alamat : Jalan Pakel 91 Laweyan Surakarta
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan bahan tekstil atau kain
mentah maupun kain jadi. PT. Iskandar Textile didirikan pada tangal 23
Mei 1975, berbentuk badan usaha CV (Commanditer Vennonschamp)
dengan nama CV. Varia Tex, berdasar akta perusahaan No 98 tanggal 23
Mei 1975. Nama CV. Varia Tex ini berasal dari nama salah satu teman
pemilik perusahaan ini. Karena yang mempunyai perusahaan adalah
warga negara asing, sedangkan dulu warga negara asing tidak boleh
mendirikan suatu perusahaan, maka nama perusahaan ini menggunakan
nama salah satu teman pemilik perusahaan yang sudah memiliki
kewarganegaraan Indonesia. CV. Varia Tex memulai produksinya satu
tahun setelah berdiri yaitu pada tahun 1976. Pada awal berdirinya
perusahaan bermodalkan kurang lebih 40 unit mesin tenun, dan kemudian
mengalami perkembangan hingga pada tahun 1977 perusahaan memiliki
77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus meningkat, hal ini
dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji dari
Taiwan yang fungsinya mengeringkan kain secara otomatis. Pada tahun
yang sama perusahaan juga memperluas bangunan dan menambah mesin
5 tenun hingga 300 unit. Karena permintaan yang semakin meningkat,
maka perusahaan merasa perlu menambah kapasitas produksi dengan
menambah mesin tenun, hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin
tenun yang dimiliki perusahaan berjumlah 614 unit.
Melihat usaha yang terus berkembang,maka pimpinan
perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk
perusahaan dari bentuk CV (Commanditer Vennonschamp) atau
Persekutuan Komanditer menjadi bentuk PT (Perseroan Terbatas).
Perubahan bentuk ini didasarkan alasan bahwa dengan bentuk PT,
perusahaan lebih mempunyai peluang dalam mengembangkan
usahanya.Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada tanggal 2
Januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199/II.16/PB/VIII/1991/PT.
Namun, pada tahun 1997 diubah namanya menjadi PT. Iskandar Indah
Printing Textile. Sekarang, PT. Iskandar Indah Printing Textile
merupakan perusahaan tekstil yang besar di daerah Surakarta, karena
perusahaan ini telah mampu mengekspor produknya ke luar negeri yaitu
di negara Malaysia, Singapura dan Qatar. Perusahaan ini juga telah
menunjukan peningkatan yang sangat signifikan, yaitu dapat dilihat dari
awal berdirinya yang hanya memiliki 25 mesin tenun yang digunakan
dalam proses pembuatan kain sekarang menjadi 632 mesin tenun yang
telah dimiliki oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile. Dari 632 mesin
tenun tersebut merupakan buatan dari berbagai macam negara. Negara-
negara tersebut adalah Cina yang berjumlah 176 mesin, Belgia 108 mesin,
dan terbanyak adalah buatan Jepang yang berjumlah 348 mesin. PT.
Iskandar Indah Printing Textile memiliki kurang lebih 970 tenaga kerja
dengan luas tanah kurang lebih 4 hektar, dengan waktu kerja mengacu
Undang-undang No. 01 Tahun 1970 bahwa tenaga kerja bekerja maksimal
40 jam/minggu. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan dan efektifkan
dalam proses produksi.
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Iskandar Indah Printing Textile sempat
mengalami vakum untuk waktu yang cukup lama. Kemudian pada tahun
2009, untuk memenuhi persyaratan perusahaan ideal maka di bentuklah
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang sekarang
berjumlah kurang lebih 7 orang utuk mengawasi seluruh proses produksi
di PT. Iskandar Indah Printing Textile.
2. Proses Produksi
Idealnya, sebuah perusahaan tekstil memiliki 3 proses produksi di
dalamnya, diantaranya yaitu :
a. Spinning yaitu proses pengolahanbahan baku kapas menjadi benang.
b. Weaving yaitu proses pengolahan benang menjadi kain, persilangan
dari dua benang yaitu lusi dan pakan.
c. Printing yaitu proses pengolahan dari kain menjadi kain jadi yang
siap dipasarkan.
Namun, PT. Iskandar Indah Printing Textile hanya memiliki 2 proses
produksi di dalamnya, yaitu weaving dan printing.
a. Proses Weaving
Proses weaving adalah proses menyilangkan atau menganyam antara
dua benang. Sebelum masuk ke proses penenunan atau weaving,
benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Benang yang di gunakan
adalah benang lusi dan benang pakan. Proses pada benang lusi yaitu
dari proses warping (penggulungan), selanjutnya sizing (penganjian)
dengan menggunaan bahan penolong. Ada 4 unsur bahan penolong
yaitu tepung jagung, PVA, akrelik dan WAX (lilin). Selanjutnya
Recing (benang dicucuk) yaitu benang dimasukkan ke aksesorisnya.
Setelah itu baru masuk ke dalam loom (mesin tenun) untuk
disilangkan dengan benang pakan. Dalam proses weaving terdapat
banyak mesin untuk proses penenunan, di atas mesin-mesin itu
terdapat saluran yang berguna untuk penyemprotan air sebagai
pendingin ruangan yang berfungsi agar benang-benang yang sedang
ditenun tidak mudah putus.
Setelah proses penenunan selesai maka menghasilkan
lembaran kain. Kain-kain dari hasil mesin tenun ini kemudian masuk
ke proses pemeriksaan atau disebut shiage. Dalam proses ini kain
akan dicek dan ditentukan grade-nya (tingkat). Bila dari
pemeriksaan ditemukan kecacatan maka kain akan dikirim ke bagian
perbaikan. Dalam proses ini juga dilakukan pengklasifikasian kain
sesuai dengan jenisnya. Kemudian kain dilipat dan dikolding
(dirapikan). Pada pengkoldingan kain telah menjadi kain grey. Pada
proses pengkoldingan, dilakukan pula proses mende. Proses mende
adalah proses pemotongan benang-benang kain yang kurang rapi dan
dilakukan proses pemutihan.
b. Proses Printing
Lulus dari proses pemeriksaan atau finishing, kain akan masuk ke
proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan
(handling) disebut dengan proses printing. Proses ini merupakan
proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan
baku kapas atau poliester hingga menjadi kain. Pada proses Printing
dapat dilakukan langsung dari kain putih. Namun, dapat juga dengan
dicelupkan atau diwarna terlebih dulu. Hal ini tergantung dari
permintaan dan efisiensi dari proses produksi. Jika semua diwarna
terlebih dulu, maka kain akan lebih mahal harganya, karena akan
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Setelah
printing adalah fiksasi yaitu diberi penguat warna agar tidak luntur.
Kemudian kain masuk ke dalam proses pencucian, dan distenter atau
dikembalikan ke bentuk semula. Tidak lupa pula di kalender atau
penganjian kedua, dikontrol, dilipat, diberi label, dan dipacking yang
kemudian adalah proses pengiriman ke distributor.
c. Pengelolaan Limbah
PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu
pabrik tekstil yang berupaya untuk mengelola limbah yang dihasilkannya
agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pengolahan limbah tersebut
dengan mengalirkan limbah cair yang dikeluarkan ke dalam suatu
instalasi pengolah limbah yaitu Effluent Treatment Plant (ETP).
Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi beban
pencemaran terhadap lingkungan sekitar pabrik dan sekitarnya agar tidak
ada penyakit yang timbul akibat proses produksi kain pada PT. Iskandar
Indah Printing Texstile. Proses pengolahan limbah tersebut meliputi :
1) Proses Equalisasi
Proses equalisasi atau proses penghomogenitas, yaitu
proses pendahuluan yang akan membantu proses aerasi anaerob.
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan, namun
merupakan suatu teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses
pengolahan berikutnya. Pada bak ini digunakan untuk
menyeragamkan limbah untuk masuk ke dalam proses koagulasi.
2) Proses Koagulasi dan Flokulasi
Optimisasi proses koagulasi flokulasi air limbah adalah
suatu proses yang bertujuan untuk mendapatkan mutu air limbah
yang optimal dengan melakukan perlakuan penambahan koagulan
dan pengadukan pada air limbah sehingga diperoleh butiran partikel-
partikel melalui proses pengumpalan dan tarik-menarik antar
partikel.
3) Proses Sedimentasi I
Proses sedimentasi I adalah pemisahan partikel-partikel
yang lebih berat dari air, dengan prinsip gravitasi. Sedimentasi
merupakan suatu unit yang sering dipakai pada pengolahan limbah
cair. Tujuan utama dari penggunaan unit ini adalah untuk
menghasilkan cairan clarified, dan juga mendapatkan konsentrasi
padatan yang akan dapat mudah dikelola. Pada proses sedimentasi I
lumpur dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan drying
pen.
4) Proses Aerasi I
Aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara udara dengan air. Proses aerasi
bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen dalam air limbah.
Peningkatan konsentrasi oksigen dalam air ini akan memberikan
berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan
limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri
aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak
memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan
tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka
bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan
bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air
limbah.
5) Proses Sedimentasi II
Setelah penurunan konsentrasi zat organik di dalam cairan
limbah proses pengendapan II dapat dilakukan. Ditambah dengan
menggunakan lumpur aksi lebih memudahkan untuk memisahkan
antara partikel dan air limbah.
6) Proses Aerasi dan Filter
Pemisahan padatan yang berukuran kecil setelah proses
biologi atau kimia.
C. Observasi
Segala macam kegiatan pekerjaan baik menggunakan mesin yang
modern maupun mesin tua, proses-proses dalam prosuksi, dan lingkungan
tempat kerja selalu mempunyai potensi kecelakaan kerja yang dapat timbul
dari proses-proses didalamnya yang akan atau dapat menyebabkan penyakit
yang timbul akibat kerja. Potensi bahaya ini dapat timbul atau berasal dari
luar maupun dari dalam proses kerja. Macam-macam potensi bahaya ini dapat
menimbulkan atau menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara
lain :
1. Potensi bahaya dari proses produksi.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar
Indah Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya dari proses
produksi antara lain yaitu :
a. Dalam proses penenunan dapat terjadi atau timbul penyakit dan akan
menyebabkan suatu accident karena dalam proses ini para pekerja
didapati tidak menggunakan APD.
b. Pada ruangan kerja sangat minim sekali dalam pencahayaan, hal ini
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja karena minimnya
pencahayaan yang mengakibatkan mata berakomondasi lebih besar.
c. Kurangnya sirkulasi udara, sehingga menimbulkan keadaan yang
pengap dan suhu ruangan menjadi sangat panas.
d. Masih banyak terdapat genangan air didalam ruangan produksi dan
saluran pipa pembuangan gas hasil produksi yang bocor, hal ini
dapat menyebabkan kecelakaan pada proses kerja bagi para pekerja.
e. Masih banyak ditemukan mesin-mesin yang sudah tua dan berkarat
pada proses produksi yang dapat menimbulkan potensi bahaya dalam
melakukan proses produksi.
f. Tata letak ruang dan mesin yang tidak baik mengakibatkan pekerja
sulit untuk bergerak.
2. Potensi bahaya fisik.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisik dari proses
produksi antara lain :
a. Pada ruangan produksi pencahayaan didalamnya masih sangat
minim, sehingga mata berkomondasi lebih besar dan akan
mengakibatkan mata cepat lelah.
b. Suara bising yang dihasilkan dari mesin-mesin produksi dapat
menimbulkan penurunan pendengaran pekerja yang tidak memakai
APD yang sudah ditentukan.
c. Sirkulasi udara didalam ruangan produksi masih kurang, hal ini
dapat menimbulkan suhu didalam ruangan produksi sangat tinggi
sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
d. Mesin-mesin produksi banyak yang sudah berkarat dan pekerja tidak
memakai APD yang ditentukan sehingga dapat menimbulkan injury
pada pekerja.
e. Banyak pipa saluran pembuangan uap panas yang bocor dan dapat
mengakibatkan injury pada pekerja disaat bekerja.
f. Banyak pipa dan bagian dari mesin berserakan di lantai sehingga
dapat mengakibatkan cedera.
g. Lantai yang tidak rata dapat mengakibatkan pekerja terjatuh.
3. Potensi bahaya biologis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya biologis antara
lain :
a. Sanitasi yang kurang memadai didalam ruangan kerja dapat menjadi
perkembang biakan bakteri dan kuman yang dapat menimbulkan
penyakit hepatitis, TBC dan diare.
b. Kurangnya pekerja yang menggunakan masker dapat menularkan
penyakit kepada pekerja lain apabila salah satu pekerja sedang
mengalami penyakit.
c. Pada saat proses pemeriksaan kain, dikhawatirkan adanya bakteri
yang dapat mengkontaminasi kain tersebut karena pekerja yang tidak
menggunakan APD.
d. Kurangnya pekerja yang menggunakan masker dapat menimbulkan
penyakit yang berasal dari kuman dan virus yang berasal dari kapas
yang berterbangan di dalam pabrik maupun proses produksi.
e. Mesin-mesin yang sudah tua banyak yang sudah berkarat dan bisa
menimbulkan penyakit kepada pekerja yang menggunakannya.
4. Potensi bahaya fisiologis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisiologis antara
lain :
a. Penggunan peralatan mesin yang kurang layak pada proses produksi.
Hal ini dapat menyebabkan potensi bahaya bagi pekerja.
b. Kurangnya pengetahuan tantang K3 pada pekerja.
c. Pekerja tidak menggunakan APD yang diberikan oleh perusahaan
dengan alasan ketidaknyamanan dalam pemakaian APD.
d. Pekerja kurang terampil dalam melakukan atau mengoprasionalkan
mesin produksi karena kurangnya training oleh pihak perusahaan
dan kurangnya pengetahuan tantang penggunaan yang baik dan
benar.
e. Pekerja kurang disiplin dalam bekerja, karena tidak menggunakan
alas kaki dalam bekerja yang dapat menimbulkan injury, khususnya
pada saat proses pengolahan limbah.
5. Potensi bahaya kimia.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Pipa pembuangan uap harus diperbaiki karena jika tidak akan
menimbulkan kecelakaan kerja apabila uap panas itu mengenai
pekerja.
b. Pekerja yang tidak menggunakan masker saat proses produksi, dapat
menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma, dan ISPA.
c. Pekerja yang sudah selesai melakukan pekerjaannya seharusnya
mencuci tangan, agar tidak terkontaminasi dari bahan-bahan kimia
dan bakteri yang ada didalam proses produksi.
d. Pada pekerja tidak menggunakan APD yang berada di bagian
pengolahan limbah, dan proses printing sangat berpotensi kontak
langsung dengan bahan kimia yang bisa menggangu kesehatan.
e. Debu yang dihasilkan dari proses produksi perlu diukur apakah
melebihi nilai ambang batas, karena dapat menimbulkan penyakit
akibat kerja.
6. Potensi bahaya psikososial.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Kurangnya training atau pelatihan-platihan yang diberikan
perusahaan kepada pekerja dan pengetahuan tentang alat produksi.
b. Tidak adanya motivasi yang diberikan kepada pekerja berupa
imbalan atau hadiah.
c. Kurangnya hiburan yang diadakan perusahaan agar pekerja tidak
merasa jenuh dalam bekerja.
7. Faktor lingkungan.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Perusahaan yang terletak kurang strategis ditengah kota sehingga
dapat menggangu lingkungan sekitarnya dalam proses produksi.
b. Pada proses produksi suara bising yang dihasilkan dari mesin-mesin
tenun dapat menimbulkan penyakit kepada pekerja dan lingkungan
sekitar
c. Hasil pengolahan limbah yang harus diukur kembali apakah limbah
tersebut sudah bebas dari bahan-bahan kimia.
d. Sanitasi yang kotor dapat menyebabkan faktor bahaya pembawa
penyakit. Hal ini dapat diketahui bahwa apabila sanitasi kotor maka
kuman akan berkembangbiak dengan baik sehingga penularan
penyakit akan lebih mudah.
8. Faktor teknis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa faktor teknis antara lain :
a. Tidak ada petunjuk teknis penggunaan mesin produksi yang
digunakan secara jelas.
b. Para pekerja tidak menggunakan APD berupa ear plug pada proses
penenunan. Padahal mesin tersebut memiliki kebisingan yang sangat
tinggi, dan harus dilakukan pengukuran kebisingan.
c. Pekerja tidak menggunakan APD dan bisa menimbulkan kecelakaan
akibat kerja karena menggunakan mesin yang kondisinya sudah tua
namun masih tetap digunakan dalam proses produksi.
9. Faktor manusia.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa faktor teknis antara lain :
a. Kebanyakan pekerja yang tidak mau menggunakan APD yang
disediakan oleh perusahaan dengan alasan tidak nyaman dan
menghambat kinerja.
b. Masih ada pekerja yang merokok di lingkungan pabrik dan saat
bekerja. Hal ini menimbulkan kurang efektifnya dalam bekerja.
c. Banyak pekerja yang ceroboh melakukan pekerjaannya.
d. Pikiran pekerja yang memutuskan bekerja dengan cepat, praktis,
namun tidak memikirkan keamanannya.
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Macam-Macam Hazard K3
1. Hazard Somatik
Hazard yang sudah ada pada tubuh pekerja sebelum menjadi tenaga
kerja. Hazard somatik juga disebut faktor risiko. Contohnya hipertensi,
diabetes mellitus, obesitas, dyslipidemia, asthma. Pengendalian dari hazard
somatik dengan pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak merokok,
cek up teratur, dan lain-lain).
2. Hazard Perilaku (Behaviour)
Misalnya merokok, pola makan (fast food), minum minuman
beralkohol, workaholic. Dampak pada kesehatan penyakit jantung koroner,
diabetes melitus, stroke dan stress. Cara pengendaliannya dengan pola hidup
sehat.
3. Hazard Ergonomi
Ergonomi adalah Ilmu yang mempelajari kesesuaian antara manusia
dengan sistem kerjanya. Ilmu aplikasi ini untuk mendesain pekerjaan dan
tempat kerja agar sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan tubuh
manusia.
C. Analisa Hasil Kunjungan
A. Simpulan
1. PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang tekstil yang didirikan oleh Bapak Iskandar pada tahun
1975 terletak di jalan Pakel 11 Laweyan Solo.
2. PT. Iskandar Indah Printing Textile hanya memiliki 2 proses produksi,
yaitu weaving (penenunan) dan printing (pewarnaan).
3. Kurangnya perbandingan jumlah Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) dengan jumlah karyawan di PT. Iskandar Indah
Printing Textile mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di dalam proses
produksi yang berdampak buruk pada karyawan.
4. Sistem pengelolaan limbah dirasa cukup baik karena telah menggunakan
berbagai metode yang standar dan sesuai dengan persyaratan.
B. Saran
1. Menambahan jumlah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) di PT. Iskandar Indah Printing Textile agar dapat dilakukan
pengawasan secara merata terhadap karyawan.
2. Pengadaan APD untuk para karyawan dan perbaikan di setiap ruangan
perlu di lakukan secara berkala untuk menambah kenyamanan pekerja
dalam bekerja.
3. Penjagaan kebersihan, tidak hanya dari pihak perusahaan, tapi juga
pribadi setiap karyawan perlu di tingkatkan mengingat sanitasi yang
buruk di PT. Iskandar Indah Printing Textile.
4. Menggunakan mesin tenun yang lebih ramah lingkungan untuk
mengurangi kebisingan yang terjadi pada saat proses produksi
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. H. Santoso, dr. M.S. Sp.OK. 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Surakarta : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Stam. 1989. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Bandung : PT.
Intergrafika