Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTEK HIGIEN INDUSTRI I

IDENTIFIKASI POTENSI DAN FAKTOR BAHAYA


DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTIL

Oleh :

Ade Maharani ( R0216002 )


Ahkamil Hakim ( R0216006 )
Diela Ayu N ( R0216024 )
Elinda Eka E ( R0216032 )
Galuh Saraesti ( R0216040 )
Muhammad Anggit I ( R0216068 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2015
PENGESAHAN

Laporan Praktikum dengan Judul :


Identifikasi Potensi Dan Faktor Bahaya
Di PT Iskandar Indah Printing Tekstil

Ade Maharani ( R0216002 )


Ahkamil Hakim ( R0216006 )
Diela Ayu N ( R0216024 )
Elinda Eka E ( R0216032 )
Galuh Saraesti ( R0216040 )
Muhammad Anggit I ( R0216068 )

telah disahkan pada :

Hari ............. Tanggal .............. 20 .......

Dosen Pengampu, Pembimbing Praktikum,

Nip. - Nip. -
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 4
C. Manfaat ...................................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6
B. Perundang-Undangan.................................................................. 7
BAB III. HASIL .............................................................................................. 8
A. Pelaksanaan ................................................................................ 8
B. Deskripsi Perusahaan ................................................................. 8
C. Observasi ................................................................................... 14
BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................. 20
A. Devinisi Hazard dan Resiko ....................................................... 20
B. Macam Hazard dalam K3 ........................................................... 20
C. Analisa Kunjungan .................................................................... 21
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 28
A. Simpulan .................................................................................... 28
B. Saran ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang kini sudah memasuki zaman modern
dan memiliki kemajuan dalam penggunaan dan proses produksi teknologi
dan bahan material lainnya sudah sangat maju untuk memenuhi kebutuhan
pokok dan kebutuhan lainnya untuk manusia. Penggunaan teknologi
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan yang ada didalam lingkungan
kerja atau didalam suatu perusaan di dunia baik dinegara berkembang
maupun negara maju yang semakin pesat. Banyak sekali dari sektor
perusahaan maupun industri yang kini bermunculan dan tumbuh dengan
pesat. Bertambahnya perusahan dan pabrik industri tersebut diikuti dengan
banyaknya kebutuhan alat-alat industri yang digunakan dalam proses
produksi mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih.
Dengan menggunakan alat dan mesin-mesin produksi yang meningkat
maka potensi bahaya yang timbul maka akan meningkat pula potensi
bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pergeseran teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin sudah
cukup dirasakan dampak positifnya, yaitu kemudahan dalam proses
produksi yang dihasilkan. Akan tetapi, apabila dalam penggunaan
teknologi tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja, maka yang sering terjadi adalah dampak buruk yang mengakibatkan
kerugian, baik terhadap manusia, kerusakan lingkungan, atau
terganggunya proses produksi di dalam kelangsungan operasional
perusahaan.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri, dan
perubahan secara global dalam bidang pembangunan secara umum di
dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Proses
industrialisasi, dan modernisasi teknologi selalu disertai dengan mesin-
mesin atau alat-alat mekanis lainnya yang dijalankan dengan suatu motor.
Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya berbagai macam sumber potensi
bahaya yang dapat timbul dari mesin-mesin produksi. ILO memperkirakan
bahwa tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan
penyakit di lingkungan kerja termasuk didalamnya 360.000 kecelakaan
fatal dan diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul
di lingkungan kerja. Hal tersebut berarti bahwa pada akhir tahun hampir 1
juta pekerja akan mengalami kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja
meninggal akibat kecelakaan atau penyakit di lingkungan kerja.
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi solusi mutlak
untuk melindungi aset-aset perusahaan yang sangat berharga dalam
kelangsungan dan kesinambungan proses produksi. Di mana sudah kita
ketahui banyak sekali usaha yang terpuruk karena ketidakmampuannya
dalam mengelola sumber daya manusia termasuk di dalamnya melindungi
keselamatan kerja dari tenaga kerja dan memberikan kesehatan yang
memadai. Selain itu, sekarang banyak dari konsumen yang sudah jeli
dalam mencari produk yang mereka kehendaki, termasuk menuntut produk
yang ramah lingkungan dan yang aman baik material maupun proses
produksinya.
Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Kegiatannya bertujuan agar
tenaga kerja terlindung dari berbagai macam bahaya akibat lingkungan
kerja. Menurut Suma’mur (1976) Higiene Perusahaan adalah spesialisasi
dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada
faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan
kerja perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif
pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat di sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Di Indonesia, upaya kesehatan lingkungan kerja dikembangkan
selaras dengan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja, baik dari
segi keilmuan maupun penerapannya. Sedang pada perusahaan besar di
berbagai negara, pelaksananya adalah Industrial Hygienist yang
mempunyai latar belakang pendidikan teknis yang memperoleh tambahan
pengetahuan di bidang lain yang terkait seperti fisika, kimia, kesehatan,
kedokteran dan sebagainya.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli higiene perusahaan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, seringkali
telah dapat menentukan permasalahan lingkungan kerja di perusahaan,
secara garis besar. Dengan demikian, pengenalan lingkungan bermanfaat
guna mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja,
menentukan lokasi, jenis dan metode pengujian yang perlu dilakukan.
Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu
produsen dan distributor kain yang cukup terkemuka di Indonesia
khususnya di daerah Surakarta dan sekitarnya. Perusahaan ini
memproduksi dan mendistribusikan produk kain hingga mengekspornya
ke Dubai, Singapura, dan Malaysia.
Karena dampak yang buruk bagi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya, maka dari itu sudah sewajarnya PT. Iskandar Indah Printing
Textile menerapkan aspek higiene perusahaan yang baik, dan
meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terstruktur untuk mendukung dalam meminimalisir kecelakaan serta
gangguan kesehatan bagi tenaga kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile.
Tujuan diadakannya kunjungan industri adalah untuk dapat mengamati
faktor dan potensi bahaya yang ada di PT. Iskandar Indah Printing Textile,
sehingga para mahasiswa D4 K3 Fakultas Kedokteran UNS diharapkan
dapat menganalisis faktor dan potensi bahaya yang ada di PT. Iskandar
Indah Printing Textile.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil perusahaan PT. Iskandar Indah Printing Textile.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang penyakit yang
timbul faktor bahaya fisik dan pentingnya penggunaan Alat Pengaman
Diri.
3. Untuk mengetahui faktor–faktor bahaya yg mempengaruhi keselamatan
kerja di lingkungan perusahaan
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengolahan limbah di proses
5. Untuk mengetahui sejauh mana pengendalian k3 dalam perusahaan
tersebut

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengetahui profil perusahaan PT. Iskandar Indah Printing
Textile
b. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses penerapan k3 di dalam
industri secara langsung
c. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
keselamatan pekerja
d. Mahasiswa dapat mengetahui proses industry dari PT. Ikandar Printing
Textil
e. Mengetahui cara membuat kain mentah dengan baik dan benar
f. Dapat mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
PT. Iskandar Indah Printing Textile
2. Untuk Progam Study Diploma IV Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
a. Dapat menambah hubungan yang luas antara kampus dengan
perusahaan.
b. Diharapkan agar kampus dapat menempatkan para mahasiswa untuk
bekerja maupun magang di PT. Iskandar Indah Printing Textile dan
diterima dengan baik pula oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile.
c. Dapat menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dan kampus.
d. Dapat menambah masukan ilmu dan materi dari hasil observasi yang
dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile.
e. Sebagai sarana pengembangan ilmu K3 bagi peserta program
Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja saat melaksanakan
praktek kerja lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Kesehatan adalah factor sangat penting bagi produktivitas dan


peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi
kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang
baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktifitas kerja yang tinggi hanya akan
didapat dengan kondisi kesehatan yang prima.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja, sedangkan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi berhubungan dengan hubungan kerja. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penyakit akibat kerja maupun kecelakaan akibat kerja adalah penyakit
dan kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit dan Kecelakaan
akibat kerja timbul karena adanya factor- factor dan potensi bahaya yang ada di
lingkungan sekitar kerja.
Faktor yang menyebabkan bahaya di bedakan menjadi 5, yaitu :
a) Faktor Fisik.
Yang termasuk pada factor fisik adalah :
 Kebisingan
 Radiasi
 Suhu
 Tekanan udara
 Penerangan/ Pencahayaan
b) Faktor Kimia.
Yang termasuk factor kimia adalah :
 Debu
 Uap
 Gas
 Larutan Zat Kimia
 Awan atau kabut
c) Factor Biologi. Faktor Biologi misalnya bibit penyakit yang
menyebabkan penyakit akibat kerja pada pekerja.
d) Faktor Fisiologi. Faktor fisiologi yaitu antara lain kesalahan
konstruksi mesin, sikap badan yang tidak benar dalam melakukan
pekerjaan yang menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan
kesehatan bahkan lambat laun dapat terjadi perubahan fisik tubuh
pekerja atau kecacatan.
e) Faktor Psikologi. Faktor psikologi yang terlihat misalnya pada
hubungan kerja yang tidak baik dapat menimbulkan depresi atau
penyakit psikomatis.
Sedangkan untuk mengendalikan factor dan potensi bahaya tersebut
maka dibutuhkan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan berdasarkan
Hierarki of Control yaitu :
 Eliminasi
 Subsitusi
 Engginering Control
 Administrasi Control
 Alat Pelindung Diri
 Safety Behaviour

B. Perundang – Undangan

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran


dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi
dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun
jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No. 14 tahun 1969 tentang pokok-
pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan
menjadi UU No. 12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah
peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl
No. 406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan
dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja,
baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Undang-Undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
BAB III
HASIL

A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester 1 Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan
pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 04 Oktober 2016
Waktu : 08.00 - selesai
Lokasi : PT. Iskandar Indah Printing Textile
Alamat : Jalan Pakel 91 Laweyan Surakarta

B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan bahan tekstil atau kain
mentah maupun kain jadi. PT. Iskandar Textile didirikan pada tangal 23
Mei 1975, berbentuk badan usaha CV (Commanditer Vennonschamp)
dengan nama CV. Varia Tex, berdasar akta perusahaan No 98 tanggal 23
Mei 1975. Nama CV. Varia Tex ini berasal dari nama salah satu teman
pemilik perusahaan ini. Karena yang mempunyai perusahaan adalah
warga negara asing, sedangkan dulu warga negara asing tidak boleh
mendirikan suatu perusahaan, maka nama perusahaan ini menggunakan
nama salah satu teman pemilik perusahaan yang sudah memiliki
kewarganegaraan Indonesia. CV. Varia Tex memulai produksinya satu
tahun setelah berdiri yaitu pada tahun 1976. Pada awal berdirinya
perusahaan bermodalkan kurang lebih 40 unit mesin tenun, dan kemudian
mengalami perkembangan hingga pada tahun 1977 perusahaan memiliki
77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus meningkat, hal ini
dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji dari
Taiwan yang fungsinya mengeringkan kain secara otomatis. Pada tahun
yang sama perusahaan juga memperluas bangunan dan menambah mesin
5 tenun hingga 300 unit. Karena permintaan yang semakin meningkat,
maka perusahaan merasa perlu menambah kapasitas produksi dengan
menambah mesin tenun, hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin
tenun yang dimiliki perusahaan berjumlah 614 unit.
Melihat usaha yang terus berkembang,maka pimpinan
perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk
perusahaan dari bentuk CV (Commanditer Vennonschamp) atau
Persekutuan Komanditer menjadi bentuk PT (Perseroan Terbatas).
Perubahan bentuk ini didasarkan alasan bahwa dengan bentuk PT,
perusahaan lebih mempunyai peluang dalam mengembangkan
usahanya.Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada tanggal 2
Januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199/II.16/PB/VIII/1991/PT.
Namun, pada tahun 1997 diubah namanya menjadi PT. Iskandar Indah
Printing Textile. Sekarang, PT. Iskandar Indah Printing Textile
merupakan perusahaan tekstil yang besar di daerah Surakarta, karena
perusahaan ini telah mampu mengekspor produknya ke luar negeri yaitu
di negara Malaysia, Singapura dan Qatar. Perusahaan ini juga telah
menunjukan peningkatan yang sangat signifikan, yaitu dapat dilihat dari
awal berdirinya yang hanya memiliki 25 mesin tenun yang digunakan
dalam proses pembuatan kain sekarang menjadi 632 mesin tenun yang
telah dimiliki oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile. Dari 632 mesin
tenun tersebut merupakan buatan dari berbagai macam negara. Negara-
negara tersebut adalah Cina yang berjumlah 176 mesin, Belgia 108 mesin,
dan terbanyak adalah buatan Jepang yang berjumlah 348 mesin. PT.
Iskandar Indah Printing Textile memiliki kurang lebih 970 tenaga kerja
dengan luas tanah kurang lebih 4 hektar, dengan waktu kerja mengacu
Undang-undang No. 01 Tahun 1970 bahwa tenaga kerja bekerja maksimal
40 jam/minggu. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan dan efektifkan
dalam proses produksi.
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Iskandar Indah Printing Textile sempat
mengalami vakum untuk waktu yang cukup lama. Kemudian pada tahun
2009, untuk memenuhi persyaratan perusahaan ideal maka di bentuklah
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang sekarang
berjumlah kurang lebih 7 orang utuk mengawasi seluruh proses produksi
di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

2. Proses Produksi
Idealnya, sebuah perusahaan tekstil memiliki 3 proses produksi di
dalamnya, diantaranya yaitu :
a. Spinning yaitu proses pengolahanbahan baku kapas menjadi benang.
b. Weaving yaitu proses pengolahan benang menjadi kain, persilangan
dari dua benang yaitu lusi dan pakan.
c. Printing yaitu proses pengolahan dari kain menjadi kain jadi yang
siap dipasarkan.
Namun, PT. Iskandar Indah Printing Textile hanya memiliki 2 proses
produksi di dalamnya, yaitu weaving dan printing.
a. Proses Weaving
Proses weaving adalah proses menyilangkan atau menganyam antara
dua benang. Sebelum masuk ke proses penenunan atau weaving,
benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Benang yang di gunakan
adalah benang lusi dan benang pakan. Proses pada benang lusi yaitu
dari proses warping (penggulungan), selanjutnya sizing (penganjian)
dengan menggunaan bahan penolong. Ada 4 unsur bahan penolong
yaitu tepung jagung, PVA, akrelik dan WAX (lilin). Selanjutnya
Recing (benang dicucuk) yaitu benang dimasukkan ke aksesorisnya.
Setelah itu baru masuk ke dalam loom (mesin tenun) untuk
disilangkan dengan benang pakan. Dalam proses weaving terdapat
banyak mesin untuk proses penenunan, di atas mesin-mesin itu
terdapat saluran yang berguna untuk penyemprotan air sebagai
pendingin ruangan yang berfungsi agar benang-benang yang sedang
ditenun tidak mudah putus.
Setelah proses penenunan selesai maka menghasilkan
lembaran kain. Kain-kain dari hasil mesin tenun ini kemudian masuk
ke proses pemeriksaan atau disebut shiage. Dalam proses ini kain
akan dicek dan ditentukan grade-nya (tingkat). Bila dari
pemeriksaan ditemukan kecacatan maka kain akan dikirim ke bagian
perbaikan. Dalam proses ini juga dilakukan pengklasifikasian kain
sesuai dengan jenisnya. Kemudian kain dilipat dan dikolding
(dirapikan). Pada pengkoldingan kain telah menjadi kain grey. Pada
proses pengkoldingan, dilakukan pula proses mende. Proses mende
adalah proses pemotongan benang-benang kain yang kurang rapi dan
dilakukan proses pemutihan.

b. Proses Printing
Lulus dari proses pemeriksaan atau finishing, kain akan masuk ke
proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan
(handling) disebut dengan proses printing. Proses ini merupakan
proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan
baku kapas atau poliester hingga menjadi kain. Pada proses Printing
dapat dilakukan langsung dari kain putih. Namun, dapat juga dengan
dicelupkan atau diwarna terlebih dulu. Hal ini tergantung dari
permintaan dan efisiensi dari proses produksi. Jika semua diwarna
terlebih dulu, maka kain akan lebih mahal harganya, karena akan
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Setelah
printing adalah fiksasi yaitu diberi penguat warna agar tidak luntur.
Kemudian kain masuk ke dalam proses pencucian, dan distenter atau
dikembalikan ke bentuk semula. Tidak lupa pula di kalender atau
penganjian kedua, dikontrol, dilipat, diberi label, dan dipacking yang
kemudian adalah proses pengiriman ke distributor.

c. Pengelolaan Limbah
PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu
pabrik tekstil yang berupaya untuk mengelola limbah yang dihasilkannya
agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pengolahan limbah tersebut
dengan mengalirkan limbah cair yang dikeluarkan ke dalam suatu
instalasi pengolah limbah yaitu Effluent Treatment Plant (ETP).
Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi beban
pencemaran terhadap lingkungan sekitar pabrik dan sekitarnya agar tidak
ada penyakit yang timbul akibat proses produksi kain pada PT. Iskandar
Indah Printing Texstile. Proses pengolahan limbah tersebut meliputi :
1) Proses Equalisasi
Proses equalisasi atau proses penghomogenitas, yaitu
proses pendahuluan yang akan membantu proses aerasi anaerob.
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan, namun
merupakan suatu teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses
pengolahan berikutnya. Pada bak ini digunakan untuk
menyeragamkan limbah untuk masuk ke dalam proses koagulasi.
2) Proses Koagulasi dan Flokulasi
Optimisasi proses koagulasi flokulasi air limbah adalah
suatu proses yang bertujuan untuk mendapatkan mutu air limbah
yang optimal dengan melakukan perlakuan penambahan koagulan
dan pengadukan pada air limbah sehingga diperoleh butiran partikel-
partikel melalui proses pengumpalan dan tarik-menarik antar
partikel.
3) Proses Sedimentasi I
Proses sedimentasi I adalah pemisahan partikel-partikel
yang lebih berat dari air, dengan prinsip gravitasi. Sedimentasi
merupakan suatu unit yang sering dipakai pada pengolahan limbah
cair. Tujuan utama dari penggunaan unit ini adalah untuk
menghasilkan cairan clarified, dan juga mendapatkan konsentrasi
padatan yang akan dapat mudah dikelola. Pada proses sedimentasi I
lumpur dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan drying
pen.
4) Proses Aerasi I
Aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara udara dengan air. Proses aerasi
bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen dalam air limbah.
Peningkatan konsentrasi oksigen dalam air ini akan memberikan
berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan
limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri
aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak
memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan
tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka
bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan
bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air
limbah.
5) Proses Sedimentasi II
Setelah penurunan konsentrasi zat organik di dalam cairan
limbah proses pengendapan II dapat dilakukan. Ditambah dengan
menggunakan lumpur aksi lebih memudahkan untuk memisahkan
antara partikel dan air limbah.
6) Proses Aerasi dan Filter
Pemisahan padatan yang berukuran kecil setelah proses
biologi atau kimia.

C. Observasi
Segala macam kegiatan pekerjaan baik menggunakan mesin yang
modern maupun mesin tua, proses-proses dalam prosuksi, dan lingkungan
tempat kerja selalu mempunyai potensi kecelakaan kerja yang dapat timbul
dari proses-proses didalamnya yang akan atau dapat menyebabkan penyakit
yang timbul akibat kerja. Potensi bahaya ini dapat timbul atau berasal dari
luar maupun dari dalam proses kerja. Macam-macam potensi bahaya ini dapat
menimbulkan atau menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara
lain :
1. Potensi bahaya dari proses produksi.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar
Indah Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya dari proses
produksi antara lain yaitu :
a. Dalam proses penenunan dapat terjadi atau timbul penyakit dan akan
menyebabkan suatu accident karena dalam proses ini para pekerja
didapati tidak menggunakan APD.
b. Pada ruangan kerja sangat minim sekali dalam pencahayaan, hal ini
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja karena minimnya
pencahayaan yang mengakibatkan mata berakomondasi lebih besar.
c. Kurangnya sirkulasi udara, sehingga menimbulkan keadaan yang
pengap dan suhu ruangan menjadi sangat panas.
d. Masih banyak terdapat genangan air didalam ruangan produksi dan
saluran pipa pembuangan gas hasil produksi yang bocor, hal ini
dapat menyebabkan kecelakaan pada proses kerja bagi para pekerja.
e. Masih banyak ditemukan mesin-mesin yang sudah tua dan berkarat
pada proses produksi yang dapat menimbulkan potensi bahaya dalam
melakukan proses produksi.
f. Tata letak ruang dan mesin yang tidak baik mengakibatkan pekerja
sulit untuk bergerak.
2. Potensi bahaya fisik.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisik dari proses
produksi antara lain :
a. Pada ruangan produksi pencahayaan didalamnya masih sangat
minim, sehingga mata berkomondasi lebih besar dan akan
mengakibatkan mata cepat lelah.
b. Suara bising yang dihasilkan dari mesin-mesin produksi dapat
menimbulkan penurunan pendengaran pekerja yang tidak memakai
APD yang sudah ditentukan.
c. Sirkulasi udara didalam ruangan produksi masih kurang, hal ini
dapat menimbulkan suhu didalam ruangan produksi sangat tinggi
sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
d. Mesin-mesin produksi banyak yang sudah berkarat dan pekerja tidak
memakai APD yang ditentukan sehingga dapat menimbulkan injury
pada pekerja.
e. Banyak pipa saluran pembuangan uap panas yang bocor dan dapat
mengakibatkan injury pada pekerja disaat bekerja.
f. Banyak pipa dan bagian dari mesin berserakan di lantai sehingga
dapat mengakibatkan cedera.
g. Lantai yang tidak rata dapat mengakibatkan pekerja terjatuh.
3. Potensi bahaya biologis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya biologis antara
lain :
a. Sanitasi yang kurang memadai didalam ruangan kerja dapat menjadi
perkembang biakan bakteri dan kuman yang dapat menimbulkan
penyakit hepatitis, TBC dan diare.
b. Kurangnya pekerja yang menggunakan masker dapat menularkan
penyakit kepada pekerja lain apabila salah satu pekerja sedang
mengalami penyakit.
c. Pada saat proses pemeriksaan kain, dikhawatirkan adanya bakteri
yang dapat mengkontaminasi kain tersebut karena pekerja yang tidak
menggunakan APD.
d. Kurangnya pekerja yang menggunakan masker dapat menimbulkan
penyakit yang berasal dari kuman dan virus yang berasal dari kapas
yang berterbangan di dalam pabrik maupun proses produksi.
e. Mesin-mesin yang sudah tua banyak yang sudah berkarat dan bisa
menimbulkan penyakit kepada pekerja yang menggunakannya.
4. Potensi bahaya fisiologis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisiologis antara
lain :
a. Penggunan peralatan mesin yang kurang layak pada proses produksi.
Hal ini dapat menyebabkan potensi bahaya bagi pekerja.
b. Kurangnya pengetahuan tantang K3 pada pekerja.
c. Pekerja tidak menggunakan APD yang diberikan oleh perusahaan
dengan alasan ketidaknyamanan dalam pemakaian APD.
d. Pekerja kurang terampil dalam melakukan atau mengoprasionalkan
mesin produksi karena kurangnya training oleh pihak perusahaan
dan kurangnya pengetahuan tantang penggunaan yang baik dan
benar.
e. Pekerja kurang disiplin dalam bekerja, karena tidak menggunakan
alas kaki dalam bekerja yang dapat menimbulkan injury, khususnya
pada saat proses pengolahan limbah.
5. Potensi bahaya kimia.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Pipa pembuangan uap harus diperbaiki karena jika tidak akan
menimbulkan kecelakaan kerja apabila uap panas itu mengenai
pekerja.
b. Pekerja yang tidak menggunakan masker saat proses produksi, dapat
menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma, dan ISPA.
c. Pekerja yang sudah selesai melakukan pekerjaannya seharusnya
mencuci tangan, agar tidak terkontaminasi dari bahan-bahan kimia
dan bakteri yang ada didalam proses produksi.
d. Pada pekerja tidak menggunakan APD yang berada di bagian
pengolahan limbah, dan proses printing sangat berpotensi kontak
langsung dengan bahan kimia yang bisa menggangu kesehatan.
e. Debu yang dihasilkan dari proses produksi perlu diukur apakah
melebihi nilai ambang batas, karena dapat menimbulkan penyakit
akibat kerja.
6. Potensi bahaya psikososial.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Kurangnya training atau pelatihan-platihan yang diberikan
perusahaan kepada pekerja dan pengetahuan tentang alat produksi.
b. Tidak adanya motivasi yang diberikan kepada pekerja berupa
imbalan atau hadiah.
c. Kurangnya hiburan yang diadakan perusahaan agar pekerja tidak
merasa jenuh dalam bekerja.
7. Faktor lingkungan.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa potensi bahaya kimia antara lain :
a. Perusahaan yang terletak kurang strategis ditengah kota sehingga
dapat menggangu lingkungan sekitarnya dalam proses produksi.
b. Pada proses produksi suara bising yang dihasilkan dari mesin-mesin
tenun dapat menimbulkan penyakit kepada pekerja dan lingkungan
sekitar
c. Hasil pengolahan limbah yang harus diukur kembali apakah limbah
tersebut sudah bebas dari bahan-bahan kimia.
d. Sanitasi yang kotor dapat menyebabkan faktor bahaya pembawa
penyakit. Hal ini dapat diketahui bahwa apabila sanitasi kotor maka
kuman akan berkembangbiak dengan baik sehingga penularan
penyakit akan lebih mudah.
8. Faktor teknis.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa faktor teknis antara lain :
a. Tidak ada petunjuk teknis penggunaan mesin produksi yang
digunakan secara jelas.
b. Para pekerja tidak menggunakan APD berupa ear plug pada proses
penenunan. Padahal mesin tersebut memiliki kebisingan yang sangat
tinggi, dan harus dilakukan pengukuran kebisingan.
c. Pekerja tidak menggunakan APD dan bisa menimbulkan kecelakaan
akibat kerja karena menggunakan mesin yang kondisinya sudah tua
namun masih tetap digunakan dalam proses produksi.
9. Faktor manusia.
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil, dapat diketahui bahwa faktor teknis antara lain :
a. Kebanyakan pekerja yang tidak mau menggunakan APD yang
disediakan oleh perusahaan dengan alasan tidak nyaman dan
menghambat kinerja.
b. Masih ada pekerja yang merokok di lingkungan pabrik dan saat
bekerja. Hal ini menimbulkan kurang efektifnya dalam bekerja.
c. Banyak pekerja yang ceroboh melakukan pekerjaannya.
d. Pikiran pekerja yang memutuskan bekerja dengan cepat, praktis,
namun tidak memikirkan keamanannya.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Definisi Hazard dan Risiko

Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat mengakibatkan


(berpotensi) menimbulkan kerugian (injury atau penyakit) bagi pekerja
sedangkan risiko adalah kemungkinan atau peluang suatu hazard menjadi suatu
kenyataan dengan mempertimbangkan pajanan, frekuensi, konsekuensi dan
dose – response.

B. Macam-Macam Hazard K3

1. Hazard Somatik
Hazard yang sudah ada pada tubuh pekerja sebelum menjadi tenaga
kerja. Hazard somatik juga disebut faktor risiko. Contohnya hipertensi,
diabetes mellitus, obesitas, dyslipidemia, asthma. Pengendalian dari hazard
somatik dengan pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak merokok,
cek up teratur, dan lain-lain).
2. Hazard Perilaku (Behaviour)
Misalnya merokok, pola makan (fast food), minum minuman
beralkohol, workaholic. Dampak pada kesehatan penyakit jantung koroner,
diabetes melitus, stroke dan stress. Cara pengendaliannya dengan pola hidup
sehat.
3. Hazard Ergonomi
Ergonomi adalah Ilmu yang mempelajari kesesuaian antara manusia
dengan sistem kerjanya. Ilmu aplikasi ini untuk mendesain pekerjaan dan
tempat kerja agar sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan tubuh
manusia.
C. Analisa Hasil Kunjungan

Segala macam pekerjaan pasti memiliki potensi-potensi bahaya


akibat bekerja yang timbul dari dalam segala kegiatan didalam pabrik
termasuk proses-proses produksi. Mesin-mesin dan peralatan untuk proses
produksi merupakan salah satu ancaman yang bisa menyebabkan potensi
bahaya begitu pula dengan lingkungan kerja sekitar, tantu hal itu yang akan
dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja bisa terjadi. Potensi
bahaya itu bisa atau dapat berasal dari luar ataupun dalam proses kerja
dipabrik. Potensi bahaya itu bisa berupa gangguan fisik maupun
psikis.pengenalan potensi bahaya kepada para pekerja ini sangatlah penting.
Hal ini dilakukan agar para pekerja paham akan bahaya yang sudah ada saat
dia melakukan pekerjaan dipabrik dan diharapkan agar dapat
meminimalisirka terjadinya accident yang menyebebkan cidera pada tenaga
kerja potensi bahaya ini merupakan suatu kejadian yang mungkin dapat
menyebabkan kerugian baik direct cost (biaya langsung) maupun indirect
cost (biaya tidak langsung).hal itu akan terjadi dikarenakan oleh beberapa
faktor, diantaranya : faktor tindakan tidak aman (unsafe actions), faktor
lingkungan atau kondisi tidak aman (unsafe conditions) dan faktor saran
interaksi antara manusia dengan mesin yang digunakan sebagai
saranapendukung kerja tidak sesuai (unsafe man-mechine interaction).
1. Potensi bahaya dari proses produksi.
Banyak potensi bahaya yang dapat timbul dari proses produksi di
PT. Iskandar Indah Printing Textile, potensi bahaya itu dapat berasal atau
ditimbulkan oleh beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses
produksi, yang sangat bergantung dari bahan-bahan kimia dan mesin
mesin yang sudah canggih yang digunakan oleh pihak perusahaan, serta
jenis kegiatan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produksi yang
baik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Iskandar Indah
Printing Textile dapat diketahui bahwa potensi bahaya dari proses
produksi sangatlah vital, apabila terdapat atau terjadi sebuah accident
maka akan menghambat proses-proses produksi di perusahaan yang akan
merugikan perusahaan baik berupa kerugian waktu maupun biaya yang
timbul dari kecelakaan itu. Oleh karena itu penggunaan peralatan mesin
seharusnya dioperasikan dengan benar dan hai-hati agar tidah terjadi
accident. Pemberian petunjuk pemakaian mesin dan alat-alat support
dalam proses produksi lainnya harusnya sudah tersedia degan baik,
sesusai dengan SOP dan petunjuk pelaksanaan yang berlaku. Petunjuk
penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) seharusnya dapat
ditemukan disetiap sudut ruangan pekerjaan, sehingga apabila terjadi
kecelakaan maka kebakaran api itu dengan mudah dipadamkan dengan
menggunakan APAR yang bisa digunakan oleh pekerjanya. Banyak juga
pipa saluran uap yang bocor dan menyemburkan uap panas di dalam
maupun luar ruangan produksi, hal ini dapat menimbulkan kecelakaan
kepada pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya dan dapat
menghambat pekerjaan apabila terjadi sebuah accident terjadi pada
pekerja. Pekerja juga harus berhati-hati agar tidak tetabrak forklift dan
terkena timpaan kain ketika sedang bekerja. Genangan air juga sebaiknya
diisolasi karena dapat menimbulkan potensi bahaya pekerja tersengat
aliran listrik dan bisa mengotori kain yang sedang dibawa kegudang.
Kurangnnya pencahayaan dalam ruangan kerja juga dapat membuat mata
berakomondasi lebih besar yang menakibatkan mata cepat lelah, maka
harus adanya pengukuran tentang intensitas cahaya pada ruangan di PT.
Iskandar Indah Printing Textile.
Semua hal yang tadi dapat dijadikan acuan bagi PT. Iskandar
Indah Printing Textile agar kedepannya bisa mengambil tindakan
preventif apa yang harus diambil dan harus dilakukan agar dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat bekerja. Mesin-mesin dan
peralatan yang digunakan dalam proses produksi yang sudah berkarat
pun sebaiknya tidak sering digunakan, dalam hal ini mengurangi
pemakaian mesin-mesin dan peralatan yang sudah berkarat akan
mangurangi potensi bahaya maupun kecelakaan dari proses produksi.
2. Potensi bahaya fisik.
Potensi bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan–gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang
terpapar. Berdasarkan pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing Textile
dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisik seperti kebisingan,
pencahayaan, suhu dan kelembaban, serta sikulasi udara sangat
mempengaruhi dalam terjadinya kecelakaan akibat kerja maupun
penyakit akibat kerja. Harus dilakukan pengukuran tentang intensitas
cahaya, kebisingan, suhu, kelembaban udara. Nilai ambang batas pada
pengukuran tersebut sudah ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Sehingga apabila sudah melampaui nilai ambang batas harus
dilakukan tindakan yang preventif agar tidak menimbulkan kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja. Setiap ruangan maupun sudut ruangan
dapat dijadikan sampel dalam pengukuran tersebut. Karena dengan suatu
sampel diharapkan dapat mewakili dari seluruh data yang ada di ruangan
tersebut. Sehingga dapat dibenahi masalah atau potensi bahaya tersebut
dan akan menghasilkan tampat kerja yang aman dan nyaman bagi
pekerjanya.
3. Potensi bahaya biologis.
Potensi bahaya biologis yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh macam-macam faktor biologi seperti bekteri, virus,
jamur, parasit, binatang, tanaman dan kuman-kuman yang penyakit yang
terdapat diudara yang berasal dari sumber pada tenaga kerja yang
menderita penyakit-penyakit tertentu. Berdasarkan pengamatan di PT.
Iskandar Indah Printing Textile dapat diketahui bahwa potensi bahaya
biologis yaitu mengenai sanitasi dan banyaknya genangan air yang
kurang memenuhi standar kesehatan. Dari genangan air itu sendiri akan
dapat menyebabkan tempat berkembangbiaknya telur nyamuk. Telur itu
akan berkembang menjadi pupa, larva dan akhirnya menjadi nyamuk
dewasa. Nyamuk ini adalah sebagai vektor pembawa penyakit seperti
cikungunya, demam berdarah dan malaria. Oleh sebab itu, perlu adanya
tindakan preventif seperti meminimalisir adanya genangan air tersebut.
Selain dari genangan air , yang dapat sebagai agen penyebab sakit adalah
dari sanitasi yang kumuh. Sanitasi ini dapat menyebabkan penyakit
seperti hepatitis, diare dan TBC. Perlu penelitian pula mengenai dampak
sanitasi yang kumuh terhadap kesehatan para pekerja. Tidak lupa pula
untuk mecegah terjadinya penyakit kontaminan malalui udara, seperti
influenza, SARS, TBC, para pekerja yang sedang sakit diwajibkan
menggunakan masker. Hal ini selain dapat memberikan rasa aman
kepada dirinya, namun juga meminimalisir terjadinya penulara penyakit
kepada pekerja lainnya di lingkungan pabrik.
4. Potensi bahaya fisiologis.
Potensi bahaya fisiologis yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak
sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan
pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang
tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara
manusia dan mesin. berdasarkan pengamatan di PT. Iskandar Indah
Printing Textile dapat diketahui bahwa potensi bahaya fisiologis seperti
Kurangnya pengetahuan tentang K3 pada pekerja. Sehingga pekerja
cenderung menganggap cara kerjanya adalah yang benar dan nyaman,
tetpi mereka tidak memikirkan efek dan dampak ke depannya. Pekerja
juga harus diberi pelatihan yang cukup mengenai penggunaan mesin. Hal
ini dimaksudkan agar pekerja tidak kikuk dalam bekerja. Sehingga proses
produktivitas berjalan dengan lancar. Pekerja juga sebaiknya bekerja
secara disiplin dengan menggunakan APD. Hal ini dimaksudkan agar
meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kerja maupun penyakit yang
timbul akibat kerja.
5. Potensi bahaya kimia.
Potensi bahaya kimia yaitu potensi bahaya yang berasal dari
bahan-bahan kimia yang terdapat ditempat kerja yang dapat berupa
pertikel seperti : Debu, awan, kabut, fume, serat yang memiliki sifat
perangsang, toksik, menyebabkan fibrosis, menyebabkan alergi,
menyebabkan demam dan inert. Bahan kimai yang bukan parikel seperti :
gas, uap, cairan dan pelarut yang memiliki sifat asfiksian, perangsang,
racun-racun organik maupun anorganik dan mudah menguap dalam
proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tenaga kerja melalui cara inhalation (jalan pernafasan), ingestion
(melalui mulut/saluran pencernaan), atau skin contact (melalui kulit).
Dari pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing Textile dapat diketahui
bahwa potensi bahaya kimia dapat menyebabkan penyakit secara tidak
langsung. Harus adanya tindakan yang tegas dan menjanjikan untuk
mengendalikan potensi bahaya ini agar terciptanya zero accident di PT.
Iskandar Indah Printing Textile. Oleh sebab itu, perlu adanya
reindependence atau peran serta dari para pekerja dan saling
mengingatkan agar tetap menggunakan APD yang telah diberikan
perusahaan kepada seluruh pekerjanya, seperti masker dan sarung tangan.
Dan kedisiplinan yang tinggi terutama pada pekerja yang berada pada
unit pengolahan limbah dan printing.
6. Potensi bahaya psikososial.
Potensi bahaya psikososial yaitu potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian, seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi
dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya
latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak
harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Semua hal tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat
kerja. Berdasarkan pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing Textile
dapat diketahui bahwa potensi bahaya psikososial seperti pekerja
terkadang merasa jenuh dengan pekerjaannya. Oleh sebab itu,
manajemen harus senantiasa mengontrol kepribadian dan tingkat
psikologis dari pekerja. Apabila pekerja bekerja dengan senang, maka
hasil produuktivitas akan meningkat. Namun, apabila pekerja selalu
merasa jenuh dengan pekerjaannya, maka produktivitas semakin lama
akan menurun. Terjalinnya hubungan yang baik antara atasan dengan
pekerja juga harus baik. Sehingga interaksi antar keduanya tetap
terlaksana demi produktivitas pabrik yang maksimal.
7. Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan adalah potensi bahaya yang berasal dari atau
berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi
termasuk bahan baku, baik produk maupun hasil akhir. Berdasarkan
pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing Textile dapat diketahui
bahwa faktor bahaya dari lingkungan seperti limbah yang dapat
mengganggu aktivitas warga sekitar. Limbah B3 sangatlah berbahaya
bagi manusia dan lingkungan. Apabila terpajang dalam waktu yang
relatif lama akan menimbulkan dampak negatif seperti keracunan dan
masih banyak lagi. Oleh sebab iu, perlu adanya sistem pengelolaan
limbah yang baik dan sistem manajemen lingkungan yang baik pula agar
proses produksi tidak mengganggu terhadap lingkungan pabrik ataupun
lingkungan diluar sekitar pabrik.
8. Faktor teknis.
Faktor teknis yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat
pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
Berdasarkan pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing Textile dapat
diketahui bahwa faktor bahaya teknis yang dapat menimbulkan
kecelakaan yaitu para pekerja tidak menggunakan APD berupa ear plug
atau ear muff pada proses penenunan. Padahal mesin tersebut memiliki
kebisingan yang sangat tinggi, dan dapat membahayakan anggota tubuh
para pekerja. Perlu adanya pengukuran secara berkala. Apabila melebihi
85 dB, maka tindakan yang utama daan preventif adalah merolling
pekerja yang terpajan di lingkungan yang bising tersebut. Hal ini sebagai
tindakan preventif yang paling utama. Namun, apabila tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dapat dengan menggunakan APD. APD
bukanlah satu-satunya tindakan prevetif adanya kecelakaan kerja, tetapi
dapat sebagai kunci akhir dalam mengatasi kecelakaan kerja. Dengan
menggunakan APD berupa ear plug maka bisa menumbat kebisingan
yang dihasilkan oleh mesin-mesin tenun sehingga akan megurangi
potensi bahaya dan kesehatan kerja. Adanya petunjuk yang jelas dalam
penggunaan mesin juga, agar para pekerja dapat senantiasa bekerja
dengan kemampuan dan rasa aman, sehingga hasil produktivitas dapat
meningkat dan pekerja tetap aman dari potensi bahaya.
9. Faktor manusia.
Manusia merupakan yang memiliki potensi bahaya yang cukup
besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tidak dalam
keadaan atau tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima, baik fisik
maupun psikis. berdasarkan pengamatan di PT. Iskandar Indah Printing
Textile dapat diketahui bahwa faktor bahaya manusia seperti
kecerobohan pada pekerja. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengontrol
pekerja setiap waktu. Sehingga tidak akan terjadi kecerobohan pada
pekerja. Pekerja yang tidak disiplin atau tidak menggunakan APD juga
sebaiknya dilakukan peneguran, karena dengan memberi peneguran
kepada pekerja dan memberitahu bahwa pentingnya keamana mereka
untuk kesehatan mereka sendiri. Pemberian reward kepada yang taat
akan peraturan yang berlalu dan pemberian hukuman kepada yang
melanggar adalah suatu hal yang sangat dianjurkan. Sehingga faktor
manusia dapat teratasi dengan baik dan potensi bahaya akibat kerja bisa
perkurang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang tekstil yang didirikan oleh Bapak Iskandar pada tahun
1975 terletak di jalan Pakel 11 Laweyan Solo.
2. PT. Iskandar Indah Printing Textile hanya memiliki 2 proses produksi,
yaitu weaving (penenunan) dan printing (pewarnaan).
3. Kurangnya perbandingan jumlah Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) dengan jumlah karyawan di PT. Iskandar Indah
Printing Textile mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di dalam proses
produksi yang berdampak buruk pada karyawan.
4. Sistem pengelolaan limbah dirasa cukup baik karena telah menggunakan
berbagai metode yang standar dan sesuai dengan persyaratan.

B. Saran
1. Menambahan jumlah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) di PT. Iskandar Indah Printing Textile agar dapat dilakukan
pengawasan secara merata terhadap karyawan.
2. Pengadaan APD untuk para karyawan dan perbaikan di setiap ruangan
perlu di lakukan secara berkala untuk menambah kenyamanan pekerja
dalam bekerja.
3. Penjagaan kebersihan, tidak hanya dari pihak perusahaan, tapi juga
pribadi setiap karyawan perlu di tingkatkan mengingat sanitasi yang
buruk di PT. Iskandar Indah Printing Textile.
4. Menggunakan mesin tenun yang lebih ramah lingkungan untuk
mengurangi kebisingan yang terjadi pada saat proses produksi
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. H. Santoso, dr. M.S. Sp.OK. 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Surakarta : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

Stam. 1989. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Bandung : PT.
Intergrafika

Suma’mur. (1984). Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja. Jakarta : Gunung


Agung.

Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan
Press

Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg. 2012. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta


Pencegahan Kecelakaan Di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press

Anda mungkin juga menyukai