Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan inayahnya serta nikmat sehat sehingga dalam penyusunan makalah
guna memenuhi tugas mata kuliah KKN (Kebijakan Kesehatan Nasional) tentang
Posyandu ini dapat selesai sesuai yang diharapkan walaupun masih banyak
memiliki kekurangan.
Dalam penyusunan makalah ini ternyata hambatan selalu mengiringi
namun atas bantuan, dorongan, dukungan dan bimbingan dari orang tua, dosen
pembimbing dan teman-teman satu persatu akhirnya semua hambatan dalam
penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata
ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Gorontalo, April 2016
Penyusun
Kelompok 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftra Isi
Bab I Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang

1.2.

Rumusan Masalah

1.3.

Tujuan

1.4.

Manfaat

Bab II Pembahasan
2.1.

Pengertian Posyandu

2.2.

Tujuan Posyandu

2.3.

Kedudukan Posyandu

2.4.

Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait

2.5.

kegiatan Posyandu

2.6.

Program dan Dampak Program Posyandu

2.7.

Sasaran dan Kader Posyandu

2.8.

Stratifikasi Posyandu

Bab III Penutup


3.1.

Kesimpulan

3.2.

Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Posyandu

diselenggarakan

untuk

kepentingan

masyarakat

sehingga

pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta


aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya,
sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan
partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita
mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita
melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare
kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita.
Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang
terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk
posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan,
karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu
dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000
posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699 posyandu (Depkes RI,
2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2009).
Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI,
2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu
merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi
posyandu

tersebut

yaitu

meningkatkan

kemampuan/pengetahuan

dan

keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem


posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka
dan kunjungan rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan
pemenuhan sarana dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta
masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan
posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari
tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).

Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi


mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak
boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang (Assauri, 2003).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi pelayanan
posyandu

yang

mencakup

pelayanan

kesehatan

ibu

dan

anak,

KB,

pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan


gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
1.2.

Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan Posyandu?


b) Apa tujuan dari Posyandu?
c) Bagaimana kedudukan Posyandu?
d) Bagaimana tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang terkait?
e) Bagaimana kegiatan Posyandu?
f) Apa program dan dampak program Posyandu?
g) Siapa Sasaran dan Kader Posyandu?
h) Bagaimana stratifikasi Posyandu?
1.3.

Tujuan

a) Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas Kebiajakan Kesehatan Nasional mengenai
Posyandu
b) Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Posyandu
1.4.

Manfaat

a) Untuk Mahasiswa
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang Posyandu untuk mahasiswa. Dan dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa apabila mendapat tugas untuk membuat makalah tentang
Posyandu.
b) Untuk Kampus
Makalah ini dapat menjadi tambahan bahan bacaan di perpustakaan.
Dan dapat di gunakan juga sebagai bahan acuan untuk mencari referensi
mempelajari Posyandu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Posyandu

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat


sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara
lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare.
Definisi

lain

Posyandu

adalah

salah

satu

bentuk

Upaya

Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,


oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2.2.

Tujuan Posyandu
Posyandu merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan

berkembang melalui dari, oleh dan untuk masyarakat diharapkan sebagai wadah
yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan sosial dasar masyarakat.
Posyandu sebagai perwujudan dari peran serta masyarakat tidak serta merta
hadir

dan

bergerak

dengan

sendirinya,

dukungan

pemerintah

terhadap

keberadaan dan kesinambungan posyandu terus diupayakan berbagai kebijakan


telah dibuat, bermacam kegiatan dan program telah dilaksanakan agar posyandu
tetap eksis dan menjadi gerbang depan pemberdayaan masyarakat (Depkes,
2011).
Menurut Shakira (2009) posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk

pengembangan

sumber

daya

manusia

sejak

dini.

Posyandu

juga

merupakan tempat kegiatan terpadu antara program keluarga berencana di


tingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan di selenggarakan untuk
dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam
rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS).
Istilah posyandu yang dikenal sebagai Pos Pelayanan Terpadu adalah suatu
tempat yang kegiatannya tidak dilakukan setiap hari melainkan satu bulan sekali
diberikan

oleh

pemberi

pelayanan

kesehatan

dan

terdiri

dari

pelayanan kesehatan yaitu


1. Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
2. Pelayanan Imunisasi

beberapa

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Pelayanan Ibu berupa pelayanan


ANC (Antenatal Care), kunjungan pasca persalinan (Nifas) sementara
Pelayanan Anak berupa Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Balita dengan maksud menemukan secara dini kelainan-kelainan pada
balita dan melakukan intervensi segera.
4. Pencegahan dan Penanggulangan diare dan Pelayanan Kesehatan
lainnya (Arali, 2008).
2.3.

Kedudukan Posyandu

Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan


atau nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap
RW, dusun, atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah :
a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan
dibina oleh pemerintah desa atau kelurahan.
b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat
binaan aspek administrasi, keuangan dan program Pokja.
c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra.
d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan
Kecamatan.
e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
2.4.

Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait


Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas

dan tangung jawab sebagai berikut :


Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan,
Posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran.

sarana dan prasarana

3. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke


Posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register Posyandu.
Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di meja
5 (lima).
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada Kepala
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
Camat
1. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2. Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
3. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
Lurah atau Kepala Desa
1. Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu.
2. Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu.
3. Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.

4. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM atau


LKD atau sebutan lainnya.
5. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
Pokja Posyandu
1. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
3. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
4. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu.
Tim Penggerak PKK (TP PKK)
1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
3. Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu
2.5.

Kegiatan Posyandu
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan

pastisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh


masyarakat

dan

untuk

masyarakat

yang

dilaksanakan

oleh

kader-kader

kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas


mengenai pelayanan dasar (Wijono, 2005 ).
Kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada,
rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RK atau di tempat khusus
yang dibangun masyarakat. Penyelenggara posyandu dilakukan dengan Sistem
Lima Meja.
Kegiatan

Posyandu

terdiri

pengembangan atau pilihan, yaitu :

Kegiatan Utama

dari

kegiatan

utama

dan

kegiatan

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


a) Ibu Hamil
Pelayanan meliputi :

Penimbangan

berat

badan

dan

pemberian

tablet

besi

yang

dilakukan oleh kader kesehatan.

Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan


darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka
segera dirujuk ke Puskesmas.

Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari


buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang
tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan
gizi ibu hamil, perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan
perawatan bayi baru lahir dan senam ibu hamil.

b) Ibu nifas dan menyusui


Pelayanannya meliputi :

Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.

Pemberian vitamin A dan tablet besi

Perawatan payudara

Senam ibu nifas

Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat


dilakukan

pemeriksaan

payudara,

tinggi

pmeriksaan lochea.
c) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :

Penimbangan

Penentuan status gizi

Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita

fundus

uteri,

dan

Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan


kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.

5.

Keluarga Berencana

Pelayanan

KB

di

Posyandu

yang

diselenggarakan

oleh

kader

adalah

pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB
suntik dan konseling KB.
6.

Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas


kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai
program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT,
hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.lll
7.

Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya


meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi
(Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk
daerah endemis gondok.
8.
Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain
dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula
garam.
Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut
dengan Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila
cakupan kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang
mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan
dengan sistem lima meja :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita.

Meja III : Pengisian KMS.

Meja IV : Penyuluhan perorangan

Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB,


Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.

2.6.

Program dan Dampak Program Posyandu


Program Posyandu

Program posyandu meliputi antara lain :


1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita, melalui :
a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita.
b. Perbaikan gizi.
c. Pencegahan terhadap penyakit (terutama imunisasi dasar).
d. Pengobatan penyakit, khususnya penanggulangan diare.
e. Penyuluhan (kelompok dan perorangan) kepada ibu atau pengasuh
bayi/anak balita.
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
:
a. Perbaikan gizi (terutama anemia gizi).
b. Pencegahan terhadap penyakit termasuk imunisasi Tetanus Toxoit
(TT).
c. Pengobat6an penyakit.
d. Pelayanan kontrasepsi (terutama pil KB).
e. Penyuluhan (kelompok dan perorangan) (Nasution, 1997).
Dampak Program Posyandu
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi

dan

pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan


AKI (Angka Kematian Ibu Dan Anak)) dan AKB (Angka Kematian
Bayi)
b. Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan
sektor lain terkait
2. Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang
terkait dengan

penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan

penurunan AKB (Angka Kematian Bayi)


b. Dapat
mewujudkan
aktualisasi
dirinya

dalam

membantu

masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan

penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian


Bayi)
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi

fungsi

pembangunan

Puskesmas

berwawasan

sebagai

kesehatan,

pusat

pusat

penggerak

pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.


b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian
pelayanan secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sector terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian
Bayi) sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui

pemberian

pelayanan

secara

terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor. Lokasi


disetiap

desa/kelurahan,

bila

dibutuhkan

dan

mampu,

dapat

didirikan di RW (Rukun Warga), dusun, nagari/desa.


Kesimpulannya bahwa pelaksanaan program Posyandu melalui programprogram kegiatan yang disebut dengan PancaKrida akan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pada umumnya, khususnya kesehatan ibu hamil,
ibu

menyusui/nifas,

bayi

dan

anak

balita

sekaligus

mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara psikis, maupun secara fisik,
sehingga terciptalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat,cerdas dan
produktif.
2.7.

Sasaran dan Kader Posyandu


d. Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah

bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, pasangan usia subur.
e. Kader Posyandu
Pada pelaksanaan kegiatan di posyandu kader merupakan penggerak
utama lancarnya kegiatan ini. Kader adalah warga masyarakat setempat yang
terpilih atau ditunjuk oleh masyarakat dengan kata lain kader kesehatan
merupakan wakil dari warga setempat, yang membantu masyarakat dalam
masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan dan
kebutuhan

masyarakat

yang

bersangkutan.

Kader

sebagai

pembaharu

diharapkan mampu membawa nilai baru yang sesuai dengan nilai yang ada di
daerahnya, dengan menggali segi-segi positifnya. Untuk dapat berperan

sebagaimana

yang

diharapkan

dalam

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat, maka dibutuhkan para kader yang dipercayai oleh masyarakat


(Depkes RI, 2006).
Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya maka pengertian kader
secara lebih jelas adalah tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat dan
mendapat kepercayaan dari masyarakat setempat. Setelah mendapat pelatihan
mereka terpanggil untuk memelihara dan mengembangkan kegiatan yang ada
dan mengatasi masalah yang timbul di masyarakat (Depkes RI, 2006).
Menurut Depkes 2011 kader posyandu diharapkan :
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang
Tugas kader posyandu untuk mengelola dan melayani masyarakat untuk
mendukung peningkatan kualitas SDM ini merupakan tugas yang berat dan
dilakukan secara sukarela.
Pelayanan petugas kader kesehatan memegang peranan penting terhadap
kunjungan ibu ke posyandu. Dengan pelayanan yang menyenangkan, ramah dan
memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan mudah dimengerti dari
petugas kesehatan sehingga orang tua sadar untuk datang ke posyandu
(Mardiati, 2001).
2.8.

Stratifikasi Posyandu
Semua

Posyandu

pengorganisasian

didata

maupun

tingkat

pencapaian

pencapaiannya,
programnya.

baik

dari

Tujuannya

segi

adalah

melakukan kategorisasi atau stratifikasi posyandu, yang bisa dikelompokkan


menjadi 4 tingkat, yaitu berturut-turut dari terendah sampai tertinggi sebagai
berikut :

Posyandu Pratama, dengan warna merah

Posyandu Madya, dengan warna kuning

Posyandu Purnama, dengan warna hijau

Posyandu Mandiri, dengan warna biru

Penggolongan diatas dilakukan atas dasar pengorganisasian dan tingkat


pencapaian programnya, dalam hal ini digunakan 8 indikator yaitu :
a. Frekuensi penimbangan pertahun

Seharusnya posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila


teratur akan ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya
tidak semua posyandu dapat berfungsi setiap bulan. Untuk itu diambil
batasannya 8 kali. Posyandu yang mapan bila kegiatannya > 8 kali.
Hal

ini

sesuai

menyimpulkan

dengan
bahwa

hasil

penelitian

Yonferizal

terdapat

hubungan

keaktifan

(2007),
kader

yang

dengan

intensitas pelayanan posyandu.29


b. Rata-rata jumlah kader pada hari H posyandu
Jumlah kader yang bertugas pada hari H dapat dijadikan indikasi lancar
tidaknya posyandu.

Bila

jumlah

kader

5 orang

atau

lebih

tanda

kegiatannya tertangani dengan baik.


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian M. Munir Salham, dkk. (2006) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
motiasi kader dan pengguna pada hari buka Posyandu dengan revitalisasi
Posyandu, karena semakin tinggi tingkat motivasi kader dan pengguna
semakin tercapai pula upaya revitalisasi atau sebaliknya.
c. Cakupan D/S
Cakupan D/S dapat dijadikan tolak ukur peran serta masyarakat dan
aktivitas kader atau tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat
setempat

untuk

memanfaatkan

posyandu.

Peran

serta

masyarakat

dianggap baik bila D/S dapat mencapai 50 %.


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2008), disebutkan bahwa
pengetahuan,

sikap,

pekerjaan,

penghasilan,

ketersediaan

PMT,

kebutuhan, ketrampilan kader, dan keterjangkauan Posyandu mempunyai


hubungan bemakna terhadap pemanfaatan Posyandu balita di Kota
semarang.
d. Cakupan Imunisasi
Cakupan imunisasi dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Cakupan kumulatif dianggap baik bila mencapai 50 % keatas.
e. Cakupan Ibu Hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamil dihitung secara kumulatif selama 1 (satu)
tahun. Batas mapan tidaknya posyandu digunakan angka 50 %.
f. Cakupan KB
Cakupan peserta KB juga
dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun. Pencapaian 50 % keatas.

g. Program Tambahan
Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program yaitu : KIA, KB,
Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penaggulangan Diare. Bila telah mantap,
maka programnya dapat ditambahan. Program tambahan disini adalah
bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat seperti : Bina
Keluarga Balita, Pos Obat Desa, Pondok Bersalin Desa, dan sebagainya.
h. Dana Sehat
Dana

sehat

merupakan

wahana

untuk

memandirikan

posyandu.

Diharapkan bila dana sehat telah mampu membiayai posyandu, maka


tingkat kemandirian masyarakat sudah baik. Sebagai ukuran digunakan
persentase kepala keluarga (KK) yang ikut dana sehat, dikatakan baik bila
cakupan > 50 %.
Secara ringkas kriteria katagorisasi posyandu sebagai berikut :
No

Indikator

Pra

Madya

ta

Purnam

Mandiri

ma
1
2
3

Frek. Penimbangan
Rerata Kader tugas
Rerata Cakupan D/S

Cakupan Kumulatif KB

Cakupan Kumulatif KIA

<8
<5

>8
>5
>50%

<50%
>50%
<50%
>50%
<50%
6

Cakupan Kumulatif

7
8

Imunisasi
Program Tambahan
Cakupan dana sehat

>50%
<50%
(-)
50%

(+)
>50%

Sumber : Depkes RI, 2004

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Posyandu

adalah

Pos

Pelayanan

Terpadu

yang

merupakan

pusat

pelayanan Keluarga Berencana (KB), dan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui,

bayi, balita, PUS (Pasangan Usia Subur), dan WUS (Wanita Usia Subur), agar
hidup sehat, dengan memperhatikan kesehatan baik jasmani dan rohani dengan
tujuan pengembangan sumber manusia sejak dini, artinya dapat melahirkan
generasi yang sehat, cerdas, produktif, dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal.
3.2.

Saran
Dengan

adanya

makalah

ini,

diharapkan

mahasiswa

dapat

lebih

memahami tentang Posyandu dan bagaimana yang harus dilakukan di Posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Propinsi Jawa Timur. Buku Pegangan Kader Posyandu. Subdin PSD,
Surabaya, 2005.
Dinkes Propinsi Jawa Timur. Panduan Pelatihan Kader Posyandu. DIPA Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, 2006.
Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2006.

Depkes RI. Modul Surveilans KIA : Peningkatan Kapasitas Agen Perubahan dan
Pelaksanaan

Program

Kesehatan

Masyarakat, Jakarta, 2007.

Ibu

dan

Anak.

Dirjen

Bina

Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai