Disusun Oleh :
Ade Tria M
Firda Rozak R
Indri Dwi W
Maya Widiasari
Novita Purnamasari
Ratna Wulan
Rosi Maulani
Sely Zulfia M
Siti Khoeriyah
1. Fenty Agustini, SST., M.Kes selaku ketua program ketua studi DIII
Kebidanan.
2. Tufriliany Danefi, SST.,M.Kes selaku pembimbing sekaligus
penanggung jawab kegiatan praktik kebidanan komunitas
3. Annisa Rachmidini, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
4. Hapi Apriasih, SST.,M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
5. Erwina Sumartini, SST.,M.Keb selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
6. Chanty Yunie, HR, SST, M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
7. Lilis Lisnawati, SST., M.Keb selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
8. Santi Susanti, S. SiT., M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
9. Bidan Dewi Lestari, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan yang
memberikan bimbingan kepada penulis selama di lapangan dalam
pelaksanaan praktik kebidanan komunitas dan selaku bidan
pendamping saat pendataan dilakukan.
10. Seluruh pihak yang membantu dalam kelancaran penyusunan laporan
praktik kebidanan komunitas.
Laporan ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab tertulis kami untuk
memenuhi salah satu tugas Kebidanan Komunitas. Kami menyadari kekurangan
kami sebagai manusia biasa dan juga keterbatasan sumber referensi yang kami
miliki sehingga kiranya dalam laporan ini masih banyak terdapat kekeliruan baik
itu dalam isi ataupun penyusunnya.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen pembimbing atau pihak-pihak lain demi sempurnanya
penyusunan Laporan ini
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Demografi desa padasari...................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
A. Permasalahan ...................................................................................
B. Rencana tindak lanjut ......................................................................
C. Implementasi hasil MMD................................................................
A. SIMPULAN ....................................................................................
B. SARAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu masalah penting
pencapaian pembangunan kesehatan dunia. Pencapaian program KIA dapat
dilihat dari Laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA yang
pencatatannya bulanan yang merupakan hal yang sangat penting, karena
hasil laporan tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai
pengendalian masalah kesehatan di seluruh wilayah kabupaten atau kota.
Puskesmas memiliki upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan wajib terdiri dari Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
Upaya Perbaikan Gizi, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular dan Upaya Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan
ditetapkan sesuai dengan kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014)
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu
program wajib di Puskesmas, perhatian khusus harus diberikan terhadap
kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Hal ini karena ibu, bayi dan
balita termasuk dalam penduduk yang rentan terhadap penyakit. Selain itu,
Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) merupakan salah satu indicator derajat
kesehatan suatu negara. Kegiatan pokok Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi
dini ibu hamil beresiko, penanganan komplikasi kebidanan, pelayanan
kesehatan neonatal, dan ibu nifas (Depkes RI, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis data PWS KIA pada target K1, K4, KN1, KN3, Bulin,
KF3, PN, PKN, PKO, Bayi, Balita, Balita Sakit, CPR di wilayah
Puskesmas Cimalaka Desa Padasari tahun 2021
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui data cakupan K1, K4, KN1, KN3, Bulin, KF3, PN,
PKN, PKO, Bayi, Balita, Balita Sakit, CPR
- Membuat rencana tindak lanjut
C. Kondisi Demografi Tempat
PKO PN KF
N RAN RA
POSYANDU KUMULAT KUMULAT KUMULATI RANKI
o BLN INI KIN BLN INI NKI BLN INI
IF IF F NG
G NG
Ab
Abs % Abs % Abs % Abs % s % Abs %
PADAASIH I 0.0 14. 4
1 0 0 0 0.00 3 1 29 1 14.29 4 0 0.00 0 0.00
PADAASIH II 0.0 100.0 16.
2 1 0 1 0 4 1 67 2 33.33 1 0 0.00 1 16.67 1
PADAASIH 0.0 11.
3 III 0 0 1 50.00 1 1 11 2 22.22 2 0 0.00 1 11.11 2
PADAASIH 0.0 0.0
4 IV 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0.00 3 0 0.00 0 0.00 3
DESA 0 0.0 1 28.57 3 9.3 5 15.63 0 0..00 2 6.25
0 8
a. Cakupan Indikator K1 dan K4
DESA : PADASARI
KECAMATAN : CIMALAKA
KABUPATEN : SUMEDANG
MARET
N Posyandu Jumlah K1 K4
O Sasaran MURNI AKSES Bln Bln Kum Ranking
Bumil Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking Lalu Ini
Lalu Ini Lalu Ini
1 Padaasih I 2 4 1 5 1 0 0 0 1 1 2 1
2 Padaasih II 2 2 0 2 2 0 0 0 1 0 1 3
3 Padaasih III 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2
4 Padaasih IV 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4
9 6 1 7 0 0 0 4 2 6
b. Cakupan Indikator Bayi
N POSYANDU JLH CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI
O SASARA JANUARI FEBRUARI MARET
N Bln Bln Ku Ranking Bln Bln Ku Ranking Bln Bln Ku Rankin
BALITA Lalu Ini m Lalu Ini m Lalu Ini m g
1 Padaasih I 2 0 0 0 0 2 2 1 2 0 2 2
2 Padaasih II 2 0 0 0 0 2 2 2 2 2 4 1
3 Padaasih III 2 0 0 0 0 0 0 4 0 1 1 4
4 Padaasih IV 3 0 0 0 0 1 1 3 1 1 2 3
9 0 0 0 0 5 5 5 4 9
c. Cakupan Indikator Balita
NO POSYANDU SASARAN CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA
BALITA JANUARI FEBRUARI MARET
Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking
Lalu Ini Lalu Ini Lalu Ini
1 Padaasih I 7 0 1 1 2 1 3 4 2 4 1 5 4
2 Padaasih II 6 0 2 2 1 2 0 2 4 2 3 5 2
3 Padaasih III 8 0 1 1 3 1 1 2 3 2 2 4 3
4 Padaasih IV 10 0 1 1 4 1 4 5 1 5 3 8 1
Desa 31 0 5 5 5 8 13 13 9 22
d. Sasaran Kn1
K
N N1
Posyand Sasara
o BLN LALU BLN INI KUMULATIF RANGKIN
u n KN1
Ab Abs % G
% Abs %
s
PADAASI 2 28,57 2
1 7 2 28,57 0 0,00
HI
PADAASI 33,3 4 66,66 1
2 6 2 33,33 2
H II 3
PADAASI 12,5 1 12,50 4
3 8 0 0,00 1
H III 0
PADAASI 10,0 2 20,00 3
4 10 1 10,00 1
H IV 0
12,9
DESA 31 5 16,13 4 9 29,03
0
e. Sasaran Kn3
KN3
PKN
N BLN KUMULAT
Posyand Sasara BLN INI
o LALU IF RANGKIN
u n PKN
Ab Ab Abs %
% % G
s s
PADAASI 0.0 10,0 1 10,0 1
1 1 0 1
HI 0 0 0
PADAASI 0,0 0 0,00 2
2 1 0 0 0,00
H II 0
PADAASI 0,0 0 0,00 3
3 1 0 0 0,00
H III 0
PADAASI 0,0 0 0,00 4
4 1 0 0 0,00
H IV 0
0,0 25,0 25,0
DESA 4 0 1 1
0 0 0
g. Sasaran Balita Sakit (MTBS)
Balita sakit
KUMULATIF
No
Posyandu BLN INI RANGKING
Abs % Abs %
yang sedang hamil namun sebagian besar ada yang kurang sadar terkait penting nya
melakukan usg pada saat hamil sehingga kurang terdeteksi nya komplikasi sejak dini
pada ibu dan kebanyakan ibu hamil belum mengetahui secara detail terkait tanda
bahaya selama kehamilan. Untuk penanganan komplikasi terdapat 2 kasus yaitu ibu
yang melahirkan dengan KPD dan plasenta previa namun semua nya sudah bisa
pertama tidak pada trimester 1. Pada bulan Januari, Februari, Maret 2021 pada
cakupan indicator K1 tidak terjadi kesenjangan dan tidak ada masalah pada indicator
Permasalahan pada K4 yaitu terjadinya K1 akses atau ibu hamil yang tidak
melakukan kunjungan pertama pada trimester 1 sehingga tidak mendapatkan K4. Pada
Untuk di desa Padasari pada bulan Januari, Februari, Maret 2021 tidak ada
masalah pada bayi sehingga cakupan pada bayi selama 3bulan tercapai bahkan
melebihi target yang sudah ditentukan. Kesadaran orang tua untuk terus
memeriksakan bayi nya setiap bulan di posyandu sangat baik sehingga tidak terjadi
Padasari telah terjadi kasus stunting sebanyak 25 balita dari total 150 balita. Tetapi
PKO
PN
target.seperti di posyandu padaasih IV yang berstatus kurang perlu didorong agar cakupan
bulan berikutnya bisa mencapai target dan cakupan bulannnya bisa tercapai. Untuk persalinan
terdapat 5 ibu bersalin dari 5 ibu bersalin tersebut semua proses persalinannya ditolong oleh
tenaga Kesehatan.
KF
target.seperti di posyandu PADAASIH I,II dan IV yang berstatus kurang perlu didorong agar
cakupan bulan berikutnya bisa menapai target dan cakupan bulanan nya bisa tercapai. Pada
posyandu padaasih IV berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga dapat
mencapai target bulanan yang ditentukan. Untuk KF terdapat 2 ibu nifas yang sudah harus
memeriksakan KF dan 2 orang ibu nifas tersebut telah melakukan pemeriksaan secara
lengkap.
K1 Januari
4. Cakupan kunjungan k1
- Kunjungan bayi ke posyandu sampai 100% karena kesadaran orang tua untuk
6. Cakupan KN1
- 1 bayi dengan BBLR dan Bayi BBLR tidak mendapatkan imunisasi Hb0 sehingga
7. Cakupan PUS
- Adanya wanita yang hipertensi jadi memilih alat kontrasepsi pil. Jadi takut
D. Pemecahan Masalah
- Memastikan bumil melahirkan di nakes dengan cara bekerja sama dengan tokoh
- Memberikan konseling tentang persiapan P4K dan memastikan P4K sudah siap
4. Cakupan balita
- Melakukan penyuluhan di posyandu
- Bekerja sama dengan petugas gizi untuk memantau gizi pada ibu hamil.
5. Cakupan KN1
6. Cakupan PUS
jangka Panjang.
- Memastikan bumil melahirkan di nakes dengan cara bekerja sama dengan tokoh
- Memberikan konseling tentang persiapan P4K dan memastikan P4K sudah siap
5. Cakupan KN1
6. Cakupan PUS
masyarakat.
F. Grafik PWS KIA
a. Grafik PKO
Des 78.00
Nop 71.50
Okt 65.00
Sep 58.50
52.00
Ags
45.50
Jul
39.00
Jun 32.50
Mei 26.00
Apr 19.50
Mar 13.00
Peb 6.50
0.00
Jan
Status B J J J B
PADASARI
PADAASIH
PADAASIH
PADAASIH
PADAASIH
Posyandu
DESA
III
IV
II
1
Rangking 1 2 3 4
b. Grafik Pn
Des 96.00
Nop 88.00
Okt 80.00
72.00
Sep
64.00
Ags
56.00
Jul
48.00
Jun
40.00
Mei
32.00
Apr 24.00
Mar
16.00
Peb 8.00
Jan 0.00
Status B B K K K
DESA padasari
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH 1
Posyandu
Rangking 1 2 3 4
c. Grafik KF
91.92
Des 84.26
Nop 76.60
Okt 68.94
Sep 61.28
Ags 53.62
Jul 45.96
Jun 38.30
Mei 30.64
Apr 22.98
Mar 15.32
Peb 7.66
Jan 0.00
Status B J J J J
DESA PADASARI
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH I
DESA
Rangking 1 2 3 4
f. Grafik K1
GRAFIK CAKUPAN K1
BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021
100.00
Des 91.66
Nop 83.33
Okt 75.00
Sep 66.66
Ags 58.33
Jul 50.00
Jun 41.67
Mei 33.33
Apr 25.00
Mar 16.67
Peb 8.33
Jan 0.00
Kumulatif 37,50 0,00 0,00 0,00 8,57
Bln Ini 37,50 0,00 0,00 0,00 8,57
Bln Lalu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Status B J J J
Trend
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH 1
PADASARI
Posyandu
DESA
Rangking 1 2 3 4
g. Grafik K4
GRAFIK CAKUPAN K4
BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021
Des 96.00
Nop 88.00
Okt 80.00
Sep 72.00
64.00
Ags
56.00
Jul
48.00
Jun
40.00
Mei 32.00
Apr 24.00
Mar 16.00
Peb 8.00
Jan 0.00
Kumulatif 14,29 11,11 0,00 0,00 5,71
Bln Ini 14,29 11,11 0,00 0,00 5,71
Bln Lalu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Trend
Status B B J J J
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH 1
PADASARI
DESA
DESA
Rangking 1 2 3 4
h. Grafik bayi
93.00
Des 85.25
Nop 77.50
Okt 69.75
Sep 62.00
Ags 54.25
Jul 46.50
Jun 38.75
Mei 31.00
Apr 23.25
Mar 15.50
Peb 7.75
Jan 0.00
66,6 28,5 20,0 12,5
Kumulatif 29,03
7 7 0 0
33,3 10,0 12,5
Bln Ini 0,00 12,90
3 0 0
33,3 28,5 10,0
Bln Lalu 0,00 16,13
3 7 0
Trend
Status B B K J B
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH I
PADASARI
posyandu
DESA
Rangking 1 2 3 4
i. Grafik balita
85.92
Des 78.76
Nop 71.60
Okt 64.44
Sep 57.28
Ags 50.12
Jul 42.96
Jun 35.80
Mei 28.64
Apr 21.48
Mar 14.32
Peb 7.16
0.00
Jan
Status J B J J J
DESA PADASARI
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH I
Posyandu
Rangking 1 2 3 4
j. Grafik KN1
Des
Nop
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei
93.00
85.25
69.75
62.00
54.25
46.50
38.75
Apr 31.00
Mar 23.25
Peb 15.50
Jan 7.75
0.00
66,6 28,5 20,0 12,5
Kumulatif 29,03
7 7 0 0
33,3 10,0 12,5
Bln Ini 0,00 12,90
3 0 0
33,3 28,5 10,0
Bln Lalu 0,00 16,13
3 7 0
Trend
Status B B K J B
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH I
PADASARI
Posyandu
DESA
Rangking 1 2 3 4
k. Grafik KN3
88.80
Des 81.40
Nop 74.00
Okt 66.60
Sep 59.20
Ags 51.80
Jul 44.40
37.00
29.60
22.20
14.80
7.40
Jun
Mei
Apr
Mar
Peb
Jan
Status B B J J J
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH 1
PADASARI
posyandu
DESA
Rangking 1 2 3 4
l. Grafik PKN
DESA PADASARI
TAHUN 2021
BULAN MARET
Des 37.62
Nop 34.20
Okt 30.78
Sep 27.36
23.94
20.52
17.10
13.68
10.26
3.42
0.00
Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Peb
Jan
100,0 0,0 0,0 0,0
Kumulatif 25,00
0 0 0 0
100,0 0,0 0,0 0,0
Bln Ini 25,00
0 0 0 0
0.0 0,0 0,0
Bln Lalu 0,00 0,00
0 0 0
Trend
Status b J J b
DESA PADASARI
PADAASIH III
PADAASIH IV
PADAASIH II
PADAASIH I
Posyandu
Rangking 1 2 3 4
BAB III
A. Permasalahan
a. Terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi, salah satunya KPD dan plasenta previa
c. Terdapat kasus KB jangka pendek ibu usia >35 tahun dan penderita PTM
e. Terdapat 25 bayi dan balita stunting atau 16,7% dari total seluruh balita
b. Konseling tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil dan pemantauan minum TTD
c. Penyuluhan di posyandu
f. Konseling tentang bahaya KB bagi ibu usia >35 tahun dan penderita PTM
j. Bekerjasama dengan lintas sector yaitu pemberian PMT bagi bayi dan balita
C. Implementasi kegiatan
LAPORAN TENTANG KB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi
dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta
komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi
yang lain. MKJP merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat
bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP) dan
medis operasi pria (MOP).
AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat
kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang dalam rahim.
Efektifitas penggunaan sampai 99,4% (mencegah 1-5 kehamilan per 100 wanita
pertahun) dan dapat mencegah kehamilan hingga 5-10 tahun, tergantung jenis AKDR
yang dipilih. Ada 2 jenis AKDR yaitu yang mengandung tembaga dan yang
mengandung hormone progesteron. AKDR dapat dipasang setiap waktu dalam siklus
haid, pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid atau segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, atau setelah 6 bulan
apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran.
MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang
bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis berupa penutupan tuba
uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka
kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun
pertama penggunaan. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong atau
memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii). MOW dapat dilakukan setiap
waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak
hamil. MOW juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi dapat dilakukan dalam waktu 2
hari atau 6 minggu atau 12 minggu pasca persalinan. MOW dapat pula dilakukan
pasca keguguran dengan persyaratan tertentu.
MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode kontrasepsi
permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan
reproduksi pria dengan jalan melakukan pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas
deferens) sehingga pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi.
Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit pada
lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif , ditunjukkan dengan
kegagalan mencegah kehamilan yang kecil, yaitu pada tahun pertama yang hanya 0,2
– 1 kehamilan per 100 perempuan pasca pemasangan implan. Implan berupa batang
silastik lembut berongga dengan panjang antara 34-40 mm, dengan diameter 2-2,4
mm, yang berisi hormon levonogestrel atau etonogestrel yang lama kerjanya berkisar
antara 3 sampai 5 tahun. Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari ke-
2 sampai hari ke-7.
Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi sebagai
salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang berkaitan
dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat pendidikan yang rendah,
kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek sosial yang buruk, hilangnya
momentum untuk mengumpulkan tabungan, sehingga pada akhirnya menyebabkan
kemiskinan jika pengendalian ini tidak dilakukan akan banyak dampak yang
ditimbulkan, salah satunya dibidang kesehatan ibu dan anak.
Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka kelahiran
semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam MKJP masih di bawah target.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan MKJP, salah satunya
adalah sarana dan prasarana serta metode komunikas, informasi dan edukasi (KIE)
dari petugas medis.
B. Tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PUS dalam pemilihan
alat kontrasepsi di Wilayah Desa Padasari.
C. Manfaat
Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan menjadi referensi
yang dapat digunakan untuk PUS di desa Padasari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menunda kehamilan.
2. Menjarangkan kehamilan.
3. Mengakhiri kehamilan.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga.
Beberapa manfaat untuk ibu adalah:
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3. Menjaga kesehatan ibu
4. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
B. Alat Kontrasepsi Untuk WUS dengan Riwayat Penyakit Tidak Menular
1. IUD
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya
adalah spiral.
a. Jenis-jenis IUD di Indonesia
1) Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik.IUD bentuk T yang baru. IUD in melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil
penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi.Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek
samping hormonal dan amenorhea.
2) Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis in mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm
dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
3) Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4
tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu
T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100
pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
2. Implant
Alat kontrasepsi ini berbentuk menyerupai tabung plastik kecil dan fleksibel
a) Cara Kerja
b) Efektifitas
kehamilan. Dalam jangka waktu satu tahun, hanya sekitar 1 dari 100
3. Metode alamiah
Adapun beberapa metode KB alamiah yang dapat di jadikan pilihan oleh ibu
dan suami yaitu kalender, suhu basal tubuh, lendir serviks dan senggama
terputus.
yaitu:
4. Pilih metode yang diinginkan sesuai kebutuhan dan keinginan setelah berdiskusi
dengan suami
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu.Implant Alat kontrasepsi ini berbentuk menyerupai tabung
plastik kecil dan fleksibel yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan.
B. Saran
LAMPIRAN
b) Mengadakan ANC Class di damping dengan keluarga pada tanggal 19 April 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita
dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Setiap
kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh
wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilanya serta mengancam jiwanya (Hani, 2010).
Antenatal care sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko
kehamilan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus Menurut
(Depkes RI, 2015). Menurt WHO, antenatal care merupakan cara untuk mendeteksi
dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan dan dapat menurunkan
angka kematian ibu serta memantau keadaan janin (Hardiani, 2012).
Kematian ibu menunjukan lingkup yang luas, tidak hanya terkait dengan
kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi mencakup kematian ibu yang
sedang dalam masa hamil dan nifas. Dua kategori kematian ibu pertama adalah
kematian yang disebabkan oleh penyebab langsung obsteri (direk) yaitu kematian
yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinanya, kedua adalah kematian
yang disebabkan oleh penyebab tidak langung (indirek) yaitu kematian yang terjadi
pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau
persalinannya
Menurut Hailu (dalam Isdiaty, 2013), penyebab kematian maternal antara lain
perdarahan (25%), infeksi (15%), aborsi yang tidak aman (13%), eklampsia12%),
persalinan yang buruk (8%), penyebab obstetrik langsung lainya (8%) dan penyebab
tidak langsung (20%), beberapa penyebab kematian maternal tersebut disebabkan
adanya komplikasi yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamila. Morbiditas
dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan keluarganya mampu
mengenali tanda bahaya kehmilan dan mencoba untuk mencari pertolongan
kesehatan. Menurut Sulistiawati (Lestari, 2014) Tanda bahaya kehamilan antara lain
sakit kepala yang hebat, penglihatan yang kabur, bengkak diwajah dan jari-jari
tangan, perdarahan pervaginam, gerakan janin yang tidak terasa dan nyeri perut yang
hebat dan lain sebagainya.
Untuk mencegah risiko yang lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janinya,
maka penegtahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan perlu ditingkatkan.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, 2012)
B. TUJUAN
Untuk meningkatkan pengetahuan prsepsi Ibu Hamil DI Desa Padasari
C. Manfaat
Memperoleh pengalaman secara langsung sekaligus sebagai pegangan dalam
menerpkan ilmu yang di peroleh selama ini, serta sebagai prsepsi ibu hamil dalam
meningkatkan kelas ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu
maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangna
dan pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung
(Hutahaean, 2013).
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul – betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20 – 40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sedikit itu,
hanya 1 sperma yang bisa membuahi sel telur.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu.
Dari pendapat para ahli tersebut dikemukakan bahwa Kehamilan adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam
kehidupan seorang wanita pada umumnya. Pada masa kehamilan juga dapat
terjadi gangguan dan perubahan fisiologis maupun psikologis pada ibu.
2. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
a. Perdarahan Pervaginam
1) Abortus
Berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu hidup di luar kandungan.
2) Kehamilan Ektopik
Kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium,
rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter
rahim. Kehamilan ektopikdikatakan terganggu apabila berakhir dengan
abortus atau rupture tuba.
3) Mola Hidatidosa
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis
disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan adanya janin,
cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur
korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk
gelembung – gelembung seperti anggur.
b. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada
umur kehamilankurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah
6 minggu pasca persalinan.
c. Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala
utama kehamilan ektopik atau abortus.
d. Hyperemesis Gravidarum
Muntah terus menerus (hyperemesis gravidarum) yang menimbulkan
gangguan kehidupan sehari – hari dan dehidrasi. Gejala – gejala hyperemesis
yaitu nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri daerah epigastrium,
tekanan darah menurun dan nadi meningkat, lidah kering, mata tampak
cekung.
e. Demam tinggi
Demam tinggi terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit
seluruh tubuh, sangat pusing. Demam ini biasanya disebabkan oleh virus
gigitan nyamuk seperti malaria dan DBD. Pengaruh malaria terhadap
kehamilan yaitu dapat memecahkan butir darah merah sehingga menimbulkan
anemia, infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan menyalurkan
nutrisi ke janin, panas badan tinggi merangsang terjadi kontraksi rahim.
Akibat gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan premature,
dismaturitas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang, dan retensio
plasenta.
f. Anemia
Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus,
IUGR, infeksi, hyperemesis gravidarum dan lain – lain. Anemia ditandai
dengan bagian dalam kelopak mata, lidah, dan kuku pucat, lemah dan merasa
cepat lelah, kunang – kunang, napas pendek, nadi meningkat, pingsan.
3. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
a. Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak,
mislanya pandangan kabur atau ada bayangan. Penyebabnya yaitu karena
penagurh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan penglihatan ini
mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari
pre-eklampsia.
b. Bengkak pada Wajah dan Jari – Jari Tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berta badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk
penentuan diagnosis preeclampsia. Bengkak biasanya menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Hal ini dapat disebabkan
adanya pertanda anemia, gagal jantung dan preeclampsia.
c. Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air – air dari vagina pada trimester 3 atau pada
waktunya persalinan. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila
tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan premature adalah ketuban pecah dini sebelum
waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10% mendekati dari semua persalinan
dan 4% pada kehamilan kurang dari 34 minggu. Penyebabnya adalah serviks
inkompeten, ketegangan rahim berlebih (kehamilan ganda, hidramnion),
kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
d. Gerakan Janin tidak Terasa
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16 –
18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya)
dan 18 -20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring / beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan
baik. Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerakan janin tidak dirasakan, kematian janin, perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada
kehamilan aterm.
e. Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri
abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang –
kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis
dan sosial. Setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilanya serta mengancam
jiwanya (Hani, 2010).
1. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
a. Perdarahan Pervaginam
1) Abortus
2) Kehamilan Ektopik
3) Mola Hidatidosa
4) Hipertensi Gravidarum
5) Hyperemesis Gravidarum
6) Demam tinggi
7) Anemia
2. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
a. Penglihatan Kabur
b. Bengkak pada Wajah dan Jari – Jari Tangan
c. Keluar Cairan Pervaginam
d. Gerakan Janin tidak Terasa
e. Nyeri Perut yang Hebat
B. Saran
Diperlukan adnaya evaluasi dalam penerapan di lapangan dari teori yang
didapatkan, sehingga Asuhan Kebidanan yang diberikan selalu terupdate.
LAMPIRAN
c) Penyuluhan posyandu remaja pada tanggal 24 april 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami transisi dari anakanak
menuju ke dewasa baik dari segi fisik maupun psikologis. Masa remaja merupakan masa
peralihan seorang remaja menjadi labil dan mudah terpengaruh. Jumlah kelompok
remaja di dunia diperkirakan sekitar 1,2 miliyar atau 18% dari total jumlah penduduk
dunia. Jumlah penduduk yang berusia remaja di Indonesia mencapai 45 juta jiwa atau
Kelompok remaja merupakan harapan dan menjadi modal dalam suatu pembangunan
bangsa jika remaja memiliki kualitas yang baik dan memadai. Sebaliknya, kelompok
remaja dapat menjadi suatu beban dalam pembangunan bangsa jika tidak memiliki
kualitas yang diharapkan dan dapat menjadi ancaman, seperti melakukan perilaku
Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, Infeksi Menular Seksual (IMS)
Laporan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007 dan
SKRRI 2012 menyatakan gaya berpacaran remaja di Indonesia sudah semakin berani, hal
ini dibuktikan adanya peningkatan dari tahun 2007 ke 2012, perilaku berpacaran remaja
yang berpegangan tangan pada perempuan dari 63,3% menjadi 72% dan laki-laki dari
69% menjadi 80%. Sedangkan yang berciuman laki-laki 2 41,2% meningkat menjadi
48% dan perempuan sebanyak 29,3 meningkat menjadi 30%. Meraba/merangsang terjadi
peningkatan pada laki-laki sebanyak 26,5% meningkat menjadi 30%, sedangkan
perempuan 9,1% menjadi 6% pada tahun 2012. Remaja perempuan memiliki persepsi
bahwa keperawanan bagi seorang perempuan lebih penting sebanyak 77% dibandingkan
dengan laki -laki yaitu 66% pada tahun 2012 , persepsi ini lebih rendah jika
(KRR) dalam Infodatin 2015 didapatkan alasan melakukan hubungan seksual pranikah
sebagian besar karena penasaran/ingin tahu sebanyak 57,5% pada pria, terjadi begitu saja
sekitar 38% pada perempuan dan dipaksa oleh pasangan sekitar 12,6% pada perempuan.
Hal ini mencerminkan kurangnya pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat,
risiko hubungan seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka
inginkan. Selain itu perilaku tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami resiko
Tahun 2015 di Indonesia, jumlah infeksi HIV yang dilaporkan untuk rentang usia 15-
19 tahun sebanyak 1.119 kasus. Kasus AIDS, dilaporkan pada tahun 2015 terdapat
sebanyak 110 kasus untuk rentang usia 15-19 tahun.(6) Pada Tahun 2016 terdapat 41.250
kasus HIV di Indonesia, 3,7% diantaranya atau sekitar 1.510 adalah kelompok umur 15-
19 tahun. Pada Maret tahun 2017 kasus HIV sebanyak 10.376 kasus, 3,2% diantaranya
beranggapan bahwa seksualitas adalah hal yang tidak layak untuk dibicarakan secara
terbuka. Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi
membuat remaja berusaha untuk mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri.
Remaja sering kali menjadikan media internet, televisi, majalah dan bentuk media massa
lainnya yang dijadikan sumber untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang seksualitas dan
reproduksi. Oleh karena itu remaja memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi
dengan benar sehingga diharapkan remaja akan memiliki sikap dan tingkah laku yang
puskesmas yang dimulai sejak tahun 2003. Pencapaian PKPR akhir tahun 2014
Kabupaten/Kota di Indonesia yang memiliki minimal 4 puskesmas adalah 81,69% hal ini
masih di bawah target yaitu 90%, dari 9.731 puskesmas hanya 2.999 yang mampu
melaksanakan PKPR. Sumatera Barat merupakan satu dari 14 provinsi yang telah
melaksanakan PKPR tahun 2014 yaitu sebesar 94,74% namun, pelaksanaan PKPR masih
ditemui permasalahan.
prioritas, akan tetapi isu kesehatan remaja dalam 4 program PKPR ini sangat penting
untuk mendapatkan perhatian khusus dalam mewujudkan remaja yang sehat baik lahir
maupun batin. Informasi adanya program PKPR di Puskesmas belum banyak diketahui
remaja secara luas sehingga perlu adanya perhatian berbagai pihak. Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) dapat terlaksana dengan optimal bila membentuk jejaring dan
terintegrasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi swasta, dan LSM terkait
kesehatan remaja.
analaisis PWS KIA kesehatan remaja yaitu remaja yang mengalami kasus gangguan
haid, kasus seks pra nikah, kasus kehamilan yang tidak diinginkan, kasus persalinan
remaja,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mampu menjalani reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab serta terbebas
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
menerapkan ilmu yang di peroleh selama ini serta sebagai kegiatan yang dapat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Menstruasi adalah tanda pubertas yang terjadi pada wanita. Proses menstruasi
merupakan proses peluruhan lapisan bagian dalam pada dinding rahim wanita
a. Premenstrual Syndrome
Keluhan dari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadi selama fase
b. Mastodinial/Mastalgia
Nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri
bawah, dan paha bagian dalam. Nyeri haid muncul 1-2 hari sebelum
f) Kompres hangat
B. Tanda-Tanda Pubertas
1. Pengertian
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan erat antara masa kanak-kanak
dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12/13 tahun dan berakhir pada
c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya dan
seksualitasnya.
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
b. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual /
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan
orang lain.
terjadi.
KTD atau kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan saat dimana salah
satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan terjadinya
kehamilan sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada
saat itu.
a. Pemerkosaan
e. Pengaruh lingkungan.
3. Kerugiam dan bahaya KTD bagi remaja
a. Keguguran
adalah keguguran. Keguguran bisa terjadi karena tidak disengaja, baik itu
akibat stres, organ reproduksinya yang belum siap untuk hamil, dan faktor
makan, dan hal ini akan membahayakan bila ia sedang hamil. Remaja juga
Kehamilan di usia muda dan kurangnya nutrisi juga bisa menyebabkan ibu
meninggal”.
bawah 37 minggu. Hal ini juga berhubungan dengan kurangnya nutrisi yang
dikonsumsi selama kehamilan oleh ibu yang masih remaja. Ada kalanya
remaja tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, bahkan ada juga mereka
baru memeriksakan dirinya ketika sudah hamil beberapa bulan. Hal ini tentu
BAB III
A. Simpulan
Menstruasi adalah tanda pubertas yang terjadi pada wanita umumnya berlangsung
selama 5-7 hari setiap bulannya. Biasanya siklus menstruasi berlangsung hingga usia 50
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan erat antara masa kanak-kanak dan
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12/13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal 20 tahun. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada
masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm atau stress, perubahan yang cepat
secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual / mulai tertarik pada lawan jenis,
perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan orang lain dan
KTD atau kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan saat dimana salah satu
atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan terjadinya kehamilan sama
sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu. Penyebab
terjadinya KTD diantaranya pemerkosaan, seks bebas atau seks pranikah, kegagalam
seksual sekali tidak akan menyebabkan kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat
pasca berhubungan seksual dapat menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga tidak
akan menyebabkan kehamilan dan Pengaruh lingkungan. Kerugiam dan bahaya KTD
B. Saran
1. Bagi Penulis
remaja.
2. Bagi Remaja
Hasil laporan kasus ini dapat menjadi sumbang saran bagi masyarakat
remaja.
LAMPIRAN
BAB IV
A. Kesimpulan
Desa Padasari terdiri dari 2 dusun yaitu dusun mulyasari dan bangbayang yang
terdiri dari 4 Rw dan 4 posyandu yaitu Padaasih I, II, III dan IV. Jumlah penduduk
yang berada di Desa Padasari adalah sebanyak 2.296 orang. Di desa Padasari PWS
KIA berjalan dengan baik namun untuk bulan Maret antara capaian target (PKO, Pn,
telah ditangani oleh tenaga Kesehatan, semua persalinan pun telah ditangani oleh
tenaga Kesehatan dan ibu nifas yang waktunya KF pun sudah melakukan pemeriksaan
hanya saja untuk capaian target Pn dan KF belum mencapai target yang seharusnya
dikarenakan jumlah ibu bersalin yang sedikit. Terdapat 3 target yang belum tercapai
B. Saran
pengetahuan kita tentang pendataan PWS KIA di Desa. Kami selaku penulis sadar
bahwa laporan ini masih jauh dari katasempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar laporan
LAMPIRAN