Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN CAPAIAN TARGET PWS KIA DI DESA PADASARI

Diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
Ade Tria M
Firda Rozak R
Indri Dwi W
Maya Widiasari
Novita Purnamasari
Ratna Wulan
Rosi Maulani
Sely Zulfia M
Siti Khoeriyah

PRODI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan karunia – Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “Laporan Hasil Pendataan K1,
K4, Kby, Kbal Dan Faktor Resiko Bulan Januari, Februari, Dan Maret Di Desa
Padasari Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Tahun 2021”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini sehingga laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya diantaranya yang terhormat :

1. Fenty Agustini, SST., M.Kes selaku ketua program ketua studi DIII
Kebidanan.
2. Tufriliany Danefi, SST.,M.Kes selaku pembimbing sekaligus
penanggung jawab kegiatan praktik kebidanan komunitas
3. Annisa Rachmidini, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
4. Hapi Apriasih, SST.,M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
5. Erwina Sumartini, SST.,M.Keb selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
6. Chanty Yunie, HR, SST, M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
7. Lilis Lisnawati, SST., M.Keb selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
8. Santi Susanti, S. SiT., M.Kes selaku pembimbing kegiatan praktik
kebidanan komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
9. Bidan Dewi Lestari, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan yang
memberikan bimbingan kepada penulis selama di lapangan dalam
pelaksanaan praktik kebidanan komunitas dan selaku bidan
pendamping saat pendataan dilakukan.
10. Seluruh pihak yang membantu dalam kelancaran penyusunan laporan
praktik kebidanan komunitas.

Laporan ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab tertulis kami untuk
memenuhi salah satu tugas Kebidanan Komunitas. Kami menyadari kekurangan
kami sebagai manusia biasa dan juga keterbatasan sumber referensi yang kami
miliki sehingga kiranya dalam laporan ini masih banyak terdapat kekeliruan baik
itu dalam isi ataupun penyusunnya.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen pembimbing atau pihak-pihak lain demi sempurnanya
penyusunan Laporan ini

Sumedang, maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Demografi desa padasari...................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Jumlah Penduduk dan Jumlah Sasaran..............................................


B. Target dan Capaian Indikator PWS KIA Tahun 2021......................
C. ]Permasalahan...................................................................................
D. Penyebab...........................................................................................
E. Pemecahan Masalah..........................................................................
F. Rencana Tindak Lanjut.....................................................................
G. Grafik PWS KIA ..............................................................................

BAB III HASIL MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA ...........

A. Permasalahan ...................................................................................
B. Rencana tindak lanjut ......................................................................
C. Implementasi hasil MMD................................................................

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN....................................................

A. SIMPULAN ....................................................................................
B. SARAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

LAMPIRAN ..........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu masalah penting
pencapaian pembangunan kesehatan dunia. Pencapaian program KIA dapat
dilihat dari Laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA yang
pencatatannya bulanan yang merupakan hal yang sangat penting, karena
hasil laporan tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai
pengendalian masalah kesehatan di seluruh wilayah kabupaten atau kota.
Puskesmas memiliki upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan wajib terdiri dari Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
Upaya Perbaikan Gizi, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular dan Upaya Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan
ditetapkan sesuai dengan kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014)
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu
program wajib di Puskesmas, perhatian khusus harus diberikan terhadap
kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Hal ini karena ibu, bayi dan
balita termasuk dalam penduduk yang rentan terhadap penyakit. Selain itu,
Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) merupakan salah satu indicator derajat
kesehatan suatu negara. Kegiatan pokok Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi
dini ibu hamil beresiko, penanganan komplikasi kebidanan, pelayanan
kesehatan neonatal, dan ibu nifas (Depkes RI, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis data PWS KIA pada target K1, K4, KN1, KN3, Bulin,
KF3, PN, PKN, PKO, Bayi, Balita, Balita Sakit, CPR di wilayah
Puskesmas Cimalaka Desa Padasari tahun 2021
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui data cakupan K1, K4, KN1, KN3, Bulin, KF3, PN,
PKN, PKO, Bayi, Balita, Balita Sakit, CPR
- Membuat rencana tindak lanjut
C. Kondisi Demografi Tempat

Padasari adalah sebuah Desa yang berada di kecamatan Cimalaka


Kabupaten Sumedang.
1. Batas Wilayah
a. Utara : Desa Boros Kec.tanjungkerta
b. Selatan : Desa Citimun
c. Timur : Desa Licin
d. Barat : Desa Banyuasih Kec. Tanjungkerta
2. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Poskesdes Padasari 159,70 Ha terdiri dari:
a. Pesawahan : 70,090 Ha
b. Permukiman : 16 Ha
c. Perkebunan : 41,87 Ha
d. Perkantoran : 1 Ha
e. Prasaranan umum lainnya : 3,06 Ha
3. Pemerintahan
Terdiri dari :
a. Jumlah dusun : 2
b. Jumlah RW : 2
c. Jumlah RT : 15

Jarak Dan Waktu Tempuh Rw Ke Poskesdes


NR Jumlah Wilayah Jarak Rata-Rata Jarak Rata-
o w Rt Dusun (Km) Waktu (Km) Rata
Tempuh Tempuh Tempuh Waktu
Ke Ke Ke Tempuh
Kebupate Kabupate Puskesma Ke
n n s Poskesdes
1 1 4 Bangbayan 15 Km 45 Menit 7 Km 20 Menit
g
2 2 4 Bangbayan 15 Km 45 Menit 7 Km 25 Menit
g
3 3 3 Mulyasari 13 Km 40 Menit 6 Km 10 Menit
4 4 4 Mulyasari 13 Km 40 Menit 6 Km 5 Menit

Fasilitas Kesehatan Rujukan


No Fasilitas Rujukan Jarak (Km) Waktu Tempat
1 Poned Cimalaka 7 Km 20 Menit
2 RSUD Sumedang 15 Km ±45 Menit
3 RSUD Pakuwon 15 Km ±45 Menit
4 Poned Kotakaler 13 Km ±35 Menit
5 RB Mitra Anugrah 15 Km ±45 Menit
6 RB Bunda Medika 10 Km ±30 Menit
A. JUMLAH PEDUDUK DAN JUMLAH SASARAN
No POSYANDU Pddk Bumil Bulin Bufas Neo Bayi Balita PUS Bumil WUS Pddk CB 12- 37-
. pryks kompl resti Rill R 36 60
bln bln
Konstanta
1 Padaasih I 526 8 7 7 1 7 28 95 2 133 521 18 11
2 Padaasih Ii 454 7 6 6 1 6 25 83 1 114 490 10 15
3 Padaasih Iii 509 9 9 9 1 8 32 101 2 150 564 11 16
4 Padaasih Iv 727 11 10 10 1 10 39 124 2 180 721 24 22
Desa 2.276 35 32 32 4 31 124 403 7 579 2.296 63 64

B. Target dan Capaian Indikator PWS KIA Tahun 2021

PKO PN KF
N RAN RA
POSYANDU KUMULAT KUMULAT KUMULATI RANKI
o BLN INI KIN BLN INI NKI BLN INI
IF IF F NG
G NG
Ab
Abs % Abs % Abs % Abs % s % Abs %
PADAASIH I 0.0 14. 4
1 0 0 0 0.00 3 1 29 1 14.29 4 0 0.00 0 0.00
PADAASIH II 0.0 100.0 16.
2 1 0 1 0 4 1 67 2 33.33 1 0 0.00 1 16.67 1
PADAASIH 0.0 11.
3 III 0 0 1 50.00 1 1 11 2 22.22 2 0 0.00 1 11.11 2
PADAASIH 0.0 0.0
4 IV 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0.00 3 0 0.00 0 0.00 3
DESA 0 0.0 1 28.57 3 9.3 5 15.63 0 0..00 2 6.25
0 8
a. Cakupan Indikator K1 dan K4
DESA : PADASARI
KECAMATAN : CIMALAKA
KABUPATEN : SUMEDANG

MARET
N Posyandu Jumlah K1 K4
O Sasaran MURNI AKSES Bln Bln Kum Ranking
Bumil Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking Lalu Ini
Lalu Ini Lalu Ini
1 Padaasih I 2 4 1 5 1 0 0 0 1 1 2 1
2 Padaasih II 2 2 0 2 2 0 0 0 1 0 1 3
3 Padaasih III 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2
4 Padaasih IV 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4
9 6 1 7 0 0 0 4 2 6
b. Cakupan Indikator Bayi
N POSYANDU JLH CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI
O SASARA JANUARI FEBRUARI MARET
N Bln Bln Ku Ranking Bln Bln Ku Ranking Bln Bln Ku Rankin
BALITA Lalu Ini m Lalu Ini m Lalu Ini m g
1 Padaasih I 2 0 0 0 0 2 2 1 2 0 2 2
2 Padaasih II 2 0 0 0 0 2 2 2 2 2 4 1
3 Padaasih III 2 0 0 0 0 0 0 4 0 1 1 4
4 Padaasih IV 3 0 0 0 0 1 1 3 1 1 2 3
9 0 0 0 0 5 5 5 4 9
c. Cakupan Indikator Balita
NO POSYANDU SASARAN CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA
BALITA JANUARI FEBRUARI MARET
Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking Bln Bln Kum Ranking
Lalu Ini Lalu Ini Lalu Ini
1 Padaasih I 7 0 1 1 2 1 3 4 2 4 1 5 4
2 Padaasih II 6 0 2 2 1 2 0 2 4 2 3 5 2
3 Padaasih III 8 0 1 1 3 1 1 2 3 2 2 4 3
4 Padaasih IV 10 0 1 1 4 1 4 5 1 5 3 8 1
Desa 31 0 5 5 5 8 13 13 9 22
d. Sasaran Kn1
K
N N1
Posyand Sasara
o BLN LALU BLN INI KUMULATIF RANGKIN
u n KN1
Ab Abs % G
% Abs %
s
PADAASI 2 28,57 2
1 7 2 28,57 0 0,00
HI
PADAASI 33,3 4 66,66 1
2 6 2 33,33 2
H II 3
PADAASI 12,5 1 12,50 4
3 8 0 0,00 1
H III 0
PADAASI 10,0 2 20,00 3
4 10 1 10,00 1
H IV 0
12,9
DESA 31 5 16,13 4 9 29,03
0
e. Sasaran Kn3

KN3

N Sasar BLN KUMUL


Posyan BLN INI
o an LALU ATIF
du RANGKI
KN3 Ab %
A A NG
% % s
bs bs
PADAA 0,0 0,0 0 0,0 3
1 7 0 0
SIH I 0 0 0
PADAA 0,0 16, 1 16, 2
2 6 0 1
SIH II 0 67 67
PADAA 11, 11, 2 22, 1
3 8 1 1
SIH III 11 11 22
PADAA 0,0 0,0 0 0,0 4
4 10 0 0
SIH IV 0 0 0
6,2 9,3
DESA 31 1 2 3
5 8
f. Sasaran Pkn

PKN

N BLN KUMULAT
Posyand Sasara BLN INI
o LALU IF RANGKIN
u n PKN
Ab Ab Abs %
% % G
s s
PADAASI 0.0 10,0 1 10,0 1
1 1 0 1
HI 0 0 0
PADAASI 0,0 0 0,00 2
2 1 0 0 0,00
H II 0
PADAASI 0,0 0 0,00 3
3 1 0 0 0,00
H III 0
PADAASI 0,0 0 0,00 4
4 1 0 0 0,00
H IV 0
0,0 25,0 25,0
DESA 4 0 1 1
0 0 0
g. Sasaran Balita Sakit (MTBS)

Balita sakit

KUMULATIF
No
Posyandu BLN INI RANGKING

Abs % Abs %

1 PADAASIH I 1 20,00 1 20,00 3

2 PADAASIH II 1 20,00 1 20,00 4


PADAASIH 2 40,00 1
3 2 40,00
III
PADAASIH 1 20,0 2
4 1 20,00
IV 0
DESA 5 100 5 100
h. Sasaran Cpr
CPR
No Sasaran KUMULATIF
Posyandu BLN INI
CPR
RANGKING
Abs % Abs %
PADAASIH 82,1 78 82,1 2
1 95 78
I 0 0
PADAASIH 84,3 70 84,3 1
2 83 70
II 3 3
PADAASIH 70,2 71 70,2 4
3 101 71
III 9 9
PADAASIH 80,6 105 80,6 3
4 124 105
IV 7 7
80,4 80,4
DESA 403 324 324
0 0
Pengguna MKJP
Di posyandu padaasih I ada 12 orang.
Di posyandu padaasih II ada 19 orang.
Di posyandu padaasih III ada 12 orang.
Di posyandu padaasih IV ada 26 orang.
Pengguna non-MKJP
Di posyandu padaasih I ada 66 orang.
Di posyandu padaasih II ada 51 orang.
Di posyandu padaasih III ada 59 orang.
Di posyandu padaasih IV ada 79 orang.
4. Permasalahan

Permasalahan penanganan komplikasi obstetrik adalah Ketika ada ibu hamil

yang sedang hamil namun sebagian besar ada yang kurang sadar terkait penting nya

melakukan usg pada saat hamil sehingga kurang terdeteksi nya komplikasi sejak dini

pada ibu dan kebanyakan ibu hamil belum mengetahui secara detail terkait tanda

bahaya selama kehamilan. Untuk penanganan komplikasi terdapat 2 kasus yaitu ibu

yang melahirkan dengan KPD dan plasenta previa namun semua nya sudah bisa

tertangani oleh tenaga Kesehatan.

Permasalahan pada K1 yaitu terjadinya K1 akses. Penyebab K1 akses yaitu

karna terjadinya kehamilan tidak diinginkan. Sehingga saat melakukan kunjungan

pertama tidak pada trimester 1. Pada bulan Januari, Februari, Maret 2021 pada

cakupan indicator K1 tidak terjadi kesenjangan dan tidak ada masalah pada indicator

K1 sehingga cakupan K1 selama 3 bulan sudah tercapai.

Permasalahan pada K4 yaitu terjadinya K1 akses atau ibu hamil yang tidak

melakukan kunjungan pertama pada trimester 1 sehingga tidak mendapatkan K4. Pada

bulan Januari, Februari, Maret 2021 di Desa Padasari Cakupan Indikator K4

(Kunjungan ke 4) sudah tercapai dan tidak ada kesenjangan atau masalah.

Untuk di desa Padasari pada bulan Januari, Februari, Maret 2021 tidak ada

masalah pada bayi sehingga cakupan pada bayi selama 3bulan tercapai bahkan

melebihi target yang sudah ditentukan. Kesadaran orang tua untuk terus
memeriksakan bayi nya setiap bulan di posyandu sangat baik sehingga tidak terjadi

permasalahan pada cakupan indicator bayi.

Permasalahan pada balita umumnya terjadinya kasus stunting. Di Desa

Padasari telah terjadi kasus stunting sebanyak 25 balita dari total 150 balita. Tetapi

untuk cakupan target di Desa Padasari sudah memenuhi target.

PKO

POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS


TERHADAP BULAN LALU
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
PADAASIH I + + Kurang
PADAASIH + + Baik
II
PADAASIH + + Cukup
III
PADAASIH + + Kurang
IV
DESA + + Baik

PN

POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS


TERHADAP BULAN LALU
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
PADAASIH I + + Baik
PADAASIH + + Baik
II
PADAASIH + + Baik
III
PADAASIH + + Kurang
IV
DESA + + Baik

Ketika capaian K4 tidak mencapai target otomatis Pn dan KF tidak mencapai

target.seperti di posyandu padaasih IV yang berstatus kurang perlu didorong agar cakupan

bulan berikutnya bisa mencapai target dan cakupan bulannnya bisa tercapai. Untuk persalinan
terdapat 5 ibu bersalin dari 5 ibu bersalin tersebut semua proses persalinannya ditolong oleh

tenaga Kesehatan.

KF

DESA CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS


TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
PADAASIH I + + Kurang
PADAASIH + + Kurang
II
PADAASIH + + Jelek
III
PADAASIH + + Kurang
IV
DESA + + Jelek

Ketika capaian K4 tidak mencapai target otomatis Pn dan KF tidak mencapai

target.seperti di posyandu PADAASIH I,II dan IV yang berstatus kurang perlu didorong agar

cakupan bulan berikutnya bisa menapai target dan cakupan bulanan nya bisa tercapai. Pada

posyandu padaasih IV berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga dapat

mencapai target bulanan yang ditentukan. Untuk KF terdapat 2 ibu nifas yang sudah harus

memeriksakan KF dan 2 orang ibu nifas tersebut telah melakukan pemeriksaan secara

lengkap.

K1 Januari

POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS


TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Baik
Padaasih II + + Jelek
Padaasih III + + Jelek
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data K1 Januari
Ketika capaian K1 tidak mencapai target otomatis K1 tidak mencapai target seperti di
Posyandu Padaasih II, Padaasih III, Padaasih IV karena berstatus jelek. Untuk yang berstatus
jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang
ditentukan.
Februari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Kurang
Padaasih II + + Baik
Padaasih III + + Jelek
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data
Untuk K1 februari Posyandu Padaasih I berstatus cukup sehingga perlu didorong agar
cakupan bulan berikutnya tidak turun dan tetap diatas target yang sudah ditentukan Padaasih
II berstatus baik dan Padaasih III, Padaasih IV berstatus jelek sehingga perlu diprioritaskan
untuk pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang sudah ditentukan
Maret
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Baik
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Jelek
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data
Untuk K1 bulan Maret Posyandu Padaasih I berstatus baik, Padaasih II berstatus cukup,
sehingga perlu didorong agar cakupan bulan berikutnya tidak dibawah target yang sudah
ditentukan, Padaasih III dan Padaasih IV berstatus jelek sehingga perlu diprioritaskan untuk
pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang sudah ditentukan
K4 Januari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Jelek
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data k4 Januari
Ketika capaian K4 tidak mencapai target otomatis K4 tidak mencapai target seperti di
Posyandu Padaasih I, Padaasih II, Padaasih III, dan Padaasih IV. Padaasih II dan Padaasih III
berstatus cukup sehingga perlu di dorong agar cakupan bulan berikutnya tidak lebih daripada
cakupan bulanan sebelumnya. Untuk yang berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk
pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang sudah ditentukan.
Februari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Cukup
Padaasih II + + Jelek
Padaasih III + + Jelek
Padaasih IV + + Cukup
Analisa Data k4 Februari
Ketika capaian K4 tidak mencapai target seperti di Posyandu Padaasih I, Padaasih II,
Padaasih III, dan Padaasih IV dan yang berstatus cukup Padaasih I, Padaasih IV perlu
didorong agar cakupan bulan berikutnya tidak lebih daripada cakupan bulanan untuk yang
berstatus jelek Padaasih II dan Padaasih III perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga
dapat mencapai target bulanan yang ditentukan.
Maret
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Cukup
Padaasih II + + Jelek
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data
Capaian K4 pada bulan Maret yang mencapai target yaitu Padaasih I dan Padaasih III tetapi
untuk cakupan terhadap bulan lalunya masih tetap jadi berstatus cukup jadi perlu adanya
dorongan agar cakupan bulan berikutnya tidak lebih daripada cakupan bulanan sebelumnya,
untuk padaasih II dan Padaasih IV karena status nya dibawah dan Padaasih II statusnya tetap
turun sehingga status desanya jelek maka perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga
dapat mencapai target bulanan yang sudah ditentukan.
Bayi Januari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Jelek
Padaasih II + + Jelek
Padaasih III + + Jelek
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data
Capaian indicator pada bayi bulan Januari tidak mencapai target dan berstatus jelek di 4
Posyandu sehingga perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga dapat mencapai target
bulanan yang sudah ditentukan
Februari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Baik
Padaasih II + + Baik
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Cukup
Analisa Data
Ketika capaian indicator pada bayi Padaasih I dan Padaasih II sudah baik, dan untuk Padaasih
III, Padaasih IV berstatus cukup sehingga untuk Padaasih III dan Padaasih IV perlu didorong
agar cakupan bulan berikutnya tidak lebih daripada cakupan bulanan sebelumnya atau tidak
dibawah target cakupan yang sudah ditentukan
Maret
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Jelek
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Jelek
Analisa Data
Untuk cakupan indicator bayi untuk Padaasih I dan Padaasih IV berstatus jelek sehingga
perlu diprioritaskan untuk pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang sudah
ditentukan, untuk Padaasih II dan Padaasih III berstatus cukup sehingga perlu didorong agar
cakupan bulan berikutnya tidak lebih dari cakupan bulanan yang lalu atau tidak kurang dari
target yang sudah ditentukan
Balita Januari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Cukup
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Cukup
Analisa Data
Cakupan indicator balita pada bulan januari di Posyandu Padaasih I, Padaasih II, Padaasih III,
Padaasih IV berstatus cukup sehingga perlu didorong agar cakupan bulan berikut nya dapat
mencapai target atau tidak kurang dari target yang sudah ditentukan.
Februari
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + jelek
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Cukup
Analisa Data
Cakupan indicator balita pada bulan februari di Posyandu Padaasih I berstatus jelek sehingga
perlu diprioritaskan untuk pembinaan supaya dapat mencapai target bulanan yang sudah
ditentukan sedangkan untuk Padaasih II, Padaasih II, dan Padaasih IV berstatus cukup
sehingga perlu didorong agar cakupan bulan berikutnya mencapai target atau dibawah target
Maret
POSYANDU CAKUPAN TERHADAP CAKUPAN STATUS
TERHADAP BULAN LALU DESA
TARGET
DIATAS DIBAWA NAIK TURUN TETAP
H
Padaasih I + + Jelek
Padaasih II + + Cukup
Padaasih III + + Cukup
Padaasih IV + + Cukup
Analisa Data
Cakupan indicator balita maret untuk Padaasih I berstatus jelek sehingga perlu diprioritaskan
untuk pembinaan sehingga dapat mencapai target bulanan yang sudah ditentukan untuk
Padaasih II, Padaasih III, dan Padaasih IV berstatus cukup perlu didorong agar cakupan bulan
berikutnya naik dan tidak dibawah target yang sudah ditentukan.
C. Penyebab
1. Penanganan Komplikasi Obstetrik

- Bumil dengan hyperaktivitas

- Anjuran bides untuk usg kurang dipatuhi

- Kurangnya PHBS di keluarga

- Kurangnya personal hygiene

2. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

- Kurangnya kesadaran P4K

- Jangkauan nakes jauh

- Tidak memiliki jaminan kesehatan

- Mitos yang kental

3. Cakupan Kunjungan NIfas

- Kurang nya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kunjungan nifas

- Mitos yang kental

4. Cakupan kunjungan k1

- Karena banyak pasangan usia subur (PUS) yang menunda kehamilan

5. Cakupan kunjungan balita

- Kunjungan bayi ke posyandu sampai 100% karena kesadaran orang tua untuk

memeriksakan anaknya baik


- Adanya kasus stunting di Desa Padasari karena kesadaran ibu untuk memeriksakan

anaknya ke Posyandu kurang

6. Cakupan KN1

- 1 bayi dengan BBLR dan Bayi BBLR tidak mendapatkan imunisasi Hb0 sehingga

tidak memenuhi kriteria KN.

7. Cakupan PUS

- Adanya wanita yang hipertensi jadi memilih alat kontrasepsi pil. Jadi takut

menggunakan alat kontrasepsi jangka Panjang seperti IUD

D. Pemecahan Masalah

1. Penanganan Komplikasi Obstetrik

- Meningkatkan pemantauan dan penjaringan bumil resti melalui konseling via

whatsapp

- Melaksanakan pendampingan P4K

- Memastikan bumil melahirkan di nakes dengan cara bekerja sama dengan tokoh

masyarakat untuk memotivasi bumil

- Meningkatkan kerjasama dengan PMB

2. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

- Memberikan konseling tentang persiapan P4K dan memastikan P4K sudah siap

- Memastikan seluruh ibu bersalin melahirkan oleh tenaga kesehatan

- Pemantauan ANC rutin

- Mempersiapkan dana persalinan dengan TABULIN

3. Cakupan Kunjungan Nifas

- Mengingatkan dan memotivasi ibu untuk kunjungan nifas dan memberitahu

manfaat penting nya pemeriksaan nifas

4. Cakupan balita
- Melakukan penyuluhan di posyandu

- Melaksanakan SDIDTK sesuai dengan usia anak

- Bekerja sama dengan petugas gizi untuk memantau gizi pada ibu hamil.

5. Cakupan KN1

- Melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang

pentingnya gizi pada ibu hamil dan pemantauan minum TTD.

6. Cakupan PUS

- Berkerja sama dengan petugas KB untuk mensosialisasikan manfaat KB

jangka Panjang.

- Pembinaan kepada seluruh akseptor KB resti maupun PUS

E. Rencana Tindak Lanjut

1. Penangan Komplikasi Obstetrik

- Meningkatkan pemantauan dan penjaringan bumil resti melalui konseling via

whatsapp

- Melaksanakan pendampingan p4k

- Memastikan bumil melahirkan di nakes dengan cara bekerja sama dengan tokoh

masyarakat untuk memotivasi bumil

- Meningkatkan kerjasama dengan PMB

2. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

- Memberikan konseling tentang persiapan P4K dan memastikan P4K sudah siap

- Membuat dana persalinan dengan TABULIN untuk ibu hamil

- Memastikan semua ibu bersalin semua di tolong oleh tenaga kesehatan

3. Cakupanm Kunjingan Nifas

- Mengingatkan dan memotivasi ibu untuk kunjungan nifas dan memberitahu

manfaat penting nya pemeriksaan nifas


4. Cakupan kunjungan balita

- Bekerjasama dengan lintas program yaitu petugas gizi, kesling, promkes,

- Bekerjasama dengan lintas sector yaitu pemberian PMT

- Pemantauan tumbuh kembang di posyandu

- Mengadakan ANC class dan class balita.

5. Cakupan KN1

- Memastikan telah mendapatkan kunjungan ke 1 dan ke 2.

- Berkolaborasi dengan petugas pelayanan gizi

- Meningkatkan kujungan rumah.

- Melaksanakan kelas ibu hamil.

- Kunjungan rumah pada bumil resti.

- Kolaborasi dengan BPM,laboratorium USG.

- Pertemuan penguatan P4K melibatkan aparat dan TOMA.

6. Cakupan PUS

- Berkolaborasi dengan PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).

- Konseling yang lebih mendalam tentang KB IUD & implant.

- Berkerja sama dengan tokoh masyarakat untuk memberi motivasi kepada

masyarakat.
F. Grafik PWS KIA

a. Grafik PKO

GRAFIK CAKUPAN PKO


BULAN JANUARI
DESA PADASARI
TAHUN 2021

Des 78.00
Nop 71.50
Okt 65.00
Sep 58.50
52.00
Ags
45.50
Jul
39.00
Jun 32.50
Mei 26.00
Apr 19.50
Mar 13.00
Peb 6.50
0.00
Jan

50,0 0,0 0,0


Kumulatif 0,00   14,29
0 0 0
50,0 0,0 0,0
Bln Ini 0,00   14,29
0 0 0
0,0 0,0
Bln Lalu 0,00 0,00   0,00
0 0
Trend            

Status B J J J   B
PADASARI
PADAASIH

PADAASIH

PADAASIH

PADAASIH
Posyandu

DESA
III

IV

II
1

Rangking 1 2 3 4  
b. Grafik Pn

GRAFIK CAKUPAN LINAKES


BULAN JANUARI
DESA PADASARI
TAHUN 2021

Des 96.00
Nop 88.00
Okt 80.00
72.00
Sep
64.00
Ags
56.00
Jul
48.00
Jun
40.00
Mei
32.00
Apr 24.00
Mar
16.00
Peb 8.00
Jan 0.00

16,6 0,0 0,0 6,2


Kumulatif 11,11  
7 0 0 5
16,6 0,0 0,0 6,2
Bln Ini 11,11  
7 0 0 5
0,0 0,0 0,0 0,0
Bln Lalu 0,00  
0 0 0 0
Trend            

Status B B K K   K
DESA padasari
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH 1
Posyandu

 
Rangking 1 2 3 4  

c. Grafik KF

GRAFIK CAKUPAN PWS KF


DESA PADASARI
BULAN MARET
TAHUN 2021

91.92
Des 84.26
Nop 76.60
Okt 68.94
Sep 61.28
Ags 53.62
Jul 45.96
Jun 38.30
Mei 30.64
Apr 22.98
Mar 15.32
Peb 7.66
Jan 0.00

16,6 11,1 0,0 0,0


Kumulatif   6,25
7 1 0 0
0,0 0,0 0,0
Bln Ini 0,00   0,00
0 0 0
Bln Lalu 0,00 11,1 0,0 0,0   3,13
1 0 0
Trend            

Status B J J J   J

DESA PADASARI
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH I
DESA

 
Rangking 1 2 3 4

f. Grafik K1

GRAFIK CAKUPAN K1

BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021

100.00
Des 91.66
Nop 83.33  
Okt 75.00  
Sep 66.66  
Ags 58.33
Jul 50.00
Jun 41.67
Mei 33.33
Apr 25.00
Mar 16.67  
Peb 8.33  
Jan 0.00  
 
Kumulatif 37,50 0,00 0,00 0,00   8,57      
Bln Ini 37,50 0,00 0,00 0,00   8,57      
Bln Lalu 0,00 0,00 0,00 0,00   0,00
Status B J J J    

Trend            

PADAASIH III

PADAASIH IV

PADAASIH II
PADAASIH 1

PADASARI
Posyandu

DESA
 
Rangking 1 2 3 4  

g. Grafik K4

GRAFIK CAKUPAN K4
BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021

Des 96.00
Nop 88.00
Okt 80.00
Sep 72.00
64.00
Ags
56.00
Jul
48.00
Jun
40.00
Mei 32.00
Apr 24.00
Mar 16.00
Peb 8.00
Jan 0.00
Kumulatif 14,29 11,11 0,00 0,00   5,71
Bln Ini 14,29 11,11 0,00 0,00   5,71
Bln Lalu 0,00 0,00 0,00 0,00   0,00
Trend            

Status B B J J   J

PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH 1

PADASARI
DESA
DESA

 
Rangking 1 2 3 4  

h. Grafik bayi

GRAFIK CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI


BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021

93.00
Des 85.25
Nop 77.50
Okt 69.75
Sep 62.00
Ags 54.25
Jul 46.50
Jun 38.75
Mei 31.00
Apr 23.25
Mar 15.50
Peb 7.75
Jan 0.00
66,6 28,5 20,0 12,5
Kumulatif   29,03
7 7 0 0
33,3 10,0 12,5
Bln Ini 0,00   12,90
3 0 0
33,3 28,5 10,0
Bln Lalu 0,00   16,13
3 7 0
Trend            

Status B B K J   B
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH I

PADASARI
posyandu

DESA
 
Rangking 1 2 3 4

i. Grafik balita

GRAFIK CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA


BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021

85.92
Des 78.76
Nop 71.60
Okt 64.44
Sep 57.28
Ags 50.12
Jul 42.96
Jun 35.80
Mei 28.64
Apr 21.48
Mar 14.32
Peb 7.16
0.00
Jan

20,5 20,0 17,8 12,5


Kumulatif   17,74
1 0 6 0
12,0
Bln Ini 7,69 3,57 6,25   7,26
0
10,2 10,7
Bln Lalu 0,00 3,13   6,45
6 1
Trend            

Status J B J J   J

DESA PADASARI
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH I
Posyandu

 
Rangking 1 2 3 4

j. Grafik KN1

GRAFIK CAKUPAN KN1


BULAN MARET
DESA PADASARI
TAHUN 2021

Des
Nop
Okt
Sep
Ags
Jul
Jun
Mei

93.00
85.25
69.75
62.00
54.25
46.50
38.75
Apr 31.00
Mar 23.25
Peb 15.50
Jan 7.75
0.00
66,6 28,5 20,0 12,5
Kumulatif   29,03
7 7 0 0
33,3 10,0 12,5
Bln Ini 0,00   12,90
3 0 0
33,3 28,5 10,0
Bln Lalu 0,00   16,13
3 7 0
Trend            

Status B B K J   B
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH I

PADASARI
Posyandu

DESA
 

Rangking 1 2 3 4

k. Grafik KN3

GRAFIK CAKUPAN KNL


BULAN FEBRUARI
DESA PADASARI
TAHUN 2021

88.80
Des 81.40
Nop 74.00
Okt 66.60
Sep 59.20
Ags 51.80
Jul 44.40
37.00
29.60
22.20
14.80
7.40
Jun
Mei
Apr
Mar
Peb
Jan

22,2 16,6 0,0 0,0


Kumulatif   9,38
2 7 0 0
16,6 0,0 0,0
Bln Ini 11,11   6,25
7 0 0
0,0 0,0
Bln Lalu 11,11 0,00   3,13
0 0
Trend            

Status B B J J   J
PADAASIH III

PADAASIH IV
PADAASIH II

PADAASIH 1

PADASARI
posyandu

DESA
 

Rangking 1 2 3 4

l. Grafik PKN

GRAFIK CAKUPAN PWS PKN

DESA PADASARI
TAHUN 2021
BULAN MARET

Des 37.62
Nop 34.20          
Okt 30.78          
Sep 27.36  
23.94
20.52
17.10
13.68
10.26
3.42
0.00

Ags
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar          
Peb          
Jan          
         
100,0 0,0 0,0 0,0      
Kumulatif   25,00
0 0 0 0
100,0 0,0 0,0 0,0      
Bln Ini   25,00
0 0 0 0
0.0 0,0 0,0
Bln Lalu 0,00   0,00
0 0 0
Trend            

Status b J J     b

DESA PADASARI
PADAASIH III
PADAASIH IV

PADAASIH II
PADAASIH I
Posyandu

Rangking 1 2 3 4

BAB III

HASIL MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

A. Permasalahan

a. Terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi, salah satunya KPD dan plasenta previa

b. Terdapat 1 kasus BBLR

c. Terdapat kasus KB jangka pendek ibu usia >35 tahun dan penderita PTM

( penyakit tidak menular)


d. Terdapat 1 ibu hamil dengan K1 akses dan ibu hamil abortus

e. Terdapat 25 bayi dan balita stunting atau 16,7% dari total seluruh balita

B. Rencana tindak lanjut

a. Mengadakan ANC class di damping oleh keluarga

b. Konseling tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil dan pemantauan minum TTD

c. Penyuluhan di posyandu

d. Edukasi tentang KB jangka Panjang

e. Melakukan pembinaan kepada akseptor KB.

f. Konseling tentang bahaya KB bagi ibu usia >35 tahun dan penderita PTM

g. Konseling bagi remaja

h. Memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kespro

i. Mengadakan Posyandu remaja

j. Bekerjasama dengan lintas sector yaitu pemberian PMT bagi bayi dan balita

pemantauan tumbang setiap bulan di desa padasari

C. Implementasi kegiatan

a) Penyuluhan tentang KB di pengajian rutin pada tanggal 15 april 2021

LAPORAN TENTANG KB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi
dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta
komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi
yang lain. MKJP merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat
bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP) dan
medis operasi pria (MOP).
AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat
kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang dalam rahim.
Efektifitas penggunaan sampai 99,4% (mencegah 1-5 kehamilan per 100 wanita
pertahun) dan dapat mencegah kehamilan hingga 5-10 tahun, tergantung jenis AKDR
yang dipilih. Ada 2 jenis AKDR  yaitu yang mengandung tembaga dan yang
mengandung hormone progesteron. AKDR dapat dipasang setiap waktu dalam siklus
haid, pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid atau segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, atau setelah 6 bulan
apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran.
MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang
bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis berupa penutupan tuba
uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka
kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun
pertama penggunaan. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong atau
memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii). MOW dapat dilakukan setiap
waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak
hamil. MOW juga dapat dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi 
serta pascapersalinan. MOW jenis minilaparaskopi dapat dilakukan dalam waktu 2
hari atau 6 minggu atau 12 minggu pasca persalinan. MOW dapat pula dilakukan
pasca keguguran dengan persyaratan tertentu.
MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode kontrasepsi
permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan
reproduksi pria dengan jalan melakukan pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas
deferens) sehingga pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi.
Implan adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit pada
lengan atas bagian samping dalam. Implan sangat efektif , ditunjukkan dengan
kegagalan mencegah kehamilan yang kecil, yaitu pada tahun pertama yang hanya 0,2
– 1 kehamilan per 100 perempuan pasca pemasangan implan. Implan berupa batang
silastik lembut berongga dengan panjang antara 34-40 mm, dengan diameter 2-2,4
mm, yang berisi hormon levonogestrel atau etonogestrel yang lama kerjanya berkisar
antara 3 sampai 5 tahun. Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid hari ke-
2 sampai hari ke-7.
Pemerintah mensosialisasikan dan memberikan layanan kontrasepsi sebagai
salah satu langkah untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang berkaitan
dengan dampak negatif bonus demografi , seperti tingkat pendidikan yang rendah,
kurangnya lapangan kerja, pengangguran, efek sosial yang buruk, hilangnya
momentum untuk mengumpulkan tabungan, sehingga pada akhirnya menyebabkan
kemiskinan jika pengendalian ini tidak dilakukan akan banyak dampak yang
ditimbulkan, salah satunya dibidang kesehatan ibu dan anak.
Semakin banyak yang menggunakan MKJP, penurunan angka kelahiran
semakin dapat diharapkan. Sayangnya, dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, keikutsertaan masyarakat dalam MKJP masih di bawah target.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan MKJP, salah satunya
adalah sarana dan prasarana serta metode komunikas, informasi dan edukasi (KIE)
dari petugas medis.
B. Tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PUS dalam pemilihan
alat kontrasepsi di Wilayah Desa Padasari.
C. Manfaat
Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan menjadi referensi
yang dapat digunakan untuk PUS di desa Padasari.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga Berencana

Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil


yang bahagia sejahtera (Undang-Undang No.10/1997). Keluarga Berencana (family
planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Ari
Sulistiyawati, 2014). Adapun tujuan dari ber-KB yaitu :

1. Menunda kehamilan.
2. Menjarangkan kehamilan.
3. Mengakhiri kehamilan.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga.
Beberapa manfaat untuk ibu adalah:
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3. Menjaga kesehatan ibu
4. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
B. Alat Kontrasepsi Untuk WUS dengan Riwayat Penyakit Tidak Menular
1. IUD
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya
adalah spiral.
a. Jenis-jenis IUD di Indonesia
1) Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik.IUD bentuk T yang baru. IUD in melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil
penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi.Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek
samping hormonal dan amenorhea.
2) Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis in mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm
dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
3) Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4
tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu
T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100
pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
2. Implant

Alat kontrasepsi ini berbentuk menyerupai tabung plastik kecil dan fleksibel

yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan. Tabung akan dimasukka ke

dalam kulit lengan atas.

a) Cara Kerja

Implan melepaskan hormon progestin ke dalam darah sedikit demi

sedikit. Progestin akan mencegah indung telur (ovarium) melepaskan sel

telur, serta mempertebal lendir pada serviks, sehingga mencegah sperma

masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur.

b) Efektifitas

KB implan adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif mencegah

kehamilan. Dalam jangka waktu satu tahun, hanya sekitar 1 dari 100

pengguna KB Implan yang kebobolan

3. Metode alamiah

Adapun beberapa metode KB alamiah yang dapat di jadikan pilihan oleh ibu

dan suami yaitu kalender, suhu basal tubuh, lendir serviks dan senggama

terputus.

C. Cara Memilih Alat Kontrasepsi Yang Tepat


Adapun beberapa tips untuk memilih alat kontrasepi yang tepat untuk ibu dan suami,

yaitu:

1. Buat rencana dengan suami ingin memiliki berapa anak.

2. Konsultasikan dengan bidan/dokter.

3. Lakukan pemeriksaan fisik oleh bidan/dokter.

4. Pilih metode yang diinginkan sesuai kebutuhan dan keinginan setelah berdiskusi

dengan suami

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu.Implant Alat kontrasepsi ini berbentuk menyerupai tabung
plastik kecil dan fleksibel yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan.

B. Saran

adapun beberapa saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Cimalaka untuk


diharapkan untuk meningkatkan upaya menanggulangi ketidakikutsertaan
pasangan usia subur dalam program Keluarga Berencana dengan cara
mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan efek samping KB
pada PUS di seluruh wilayah Kecamatan Cimalaka,
2. Bagi suami untuk meningkatkan dukungan dengan selalu melakukan komunikasi,
memberikan informasi, fasilitas, dan juga perhatian kepada istri dalam masalah
Keluarga Berencana.

LAMPIRAN
b) Mengadakan ANC Class di damping dengan keluarga pada tanggal 19 April 2021

LAPORAN ANC CLASS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita
dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Setiap
kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh
wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilanya serta mengancam jiwanya (Hani, 2010).
Antenatal care sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko
kehamilan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus Menurut
(Depkes RI, 2015). Menurt WHO, antenatal care merupakan cara untuk mendeteksi
dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan dan dapat menurunkan
angka kematian ibu serta memantau keadaan janin (Hardiani, 2012).
Kematian ibu menunjukan lingkup yang luas, tidak hanya terkait dengan
kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi mencakup kematian ibu yang
sedang dalam masa hamil dan nifas. Dua kategori kematian ibu pertama adalah
kematian yang disebabkan oleh penyebab langsung obsteri (direk) yaitu kematian
yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinanya, kedua adalah kematian
yang disebabkan oleh penyebab tidak langung (indirek) yaitu kematian yang terjadi
pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau
persalinannya
Menurut Hailu (dalam Isdiaty, 2013), penyebab kematian maternal antara lain
perdarahan (25%), infeksi (15%), aborsi yang tidak aman (13%), eklampsia12%),
persalinan yang buruk (8%), penyebab obstetrik langsung lainya (8%) dan penyebab
tidak langsung (20%), beberapa penyebab kematian maternal tersebut disebabkan
adanya komplikasi yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamila. Morbiditas
dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan keluarganya mampu
mengenali tanda bahaya kehmilan dan mencoba untuk mencari pertolongan
kesehatan. Menurut Sulistiawati (Lestari, 2014) Tanda bahaya kehamilan antara lain
sakit kepala yang hebat, penglihatan yang kabur, bengkak diwajah dan jari-jari
tangan, perdarahan pervaginam, gerakan janin yang tidak terasa dan nyeri perut yang
hebat dan lain sebagainya.
Untuk mencegah risiko yang lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janinya,
maka penegtahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan perlu ditingkatkan.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, 2012)
B. TUJUAN
Untuk meningkatkan pengetahuan prsepsi Ibu Hamil DI Desa Padasari
C. Manfaat
Memperoleh pengalaman secara langsung sekaligus sebagai pegangan dalam
menerpkan ilmu yang di peroleh selama ini, serta sebagai prsepsi ibu hamil dalam
meningkatkan kelas ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu
maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangna
dan pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung
(Hutahaean, 2013).
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul – betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20 – 40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sedikit itu,
hanya 1 sperma yang bisa membuahi sel telur.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu.
Dari pendapat para ahli tersebut dikemukakan bahwa Kehamilan adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam
kehidupan seorang wanita pada umumnya. Pada masa kehamilan juga dapat
terjadi gangguan dan perubahan fisiologis maupun psikologis pada ibu.
2. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
a. Perdarahan Pervaginam
1) Abortus
Berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu hidup di luar kandungan.
2) Kehamilan Ektopik
Kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium,
rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter
rahim. Kehamilan ektopikdikatakan terganggu apabila berakhir dengan
abortus atau rupture tuba.
3) Mola Hidatidosa
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis
disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan adanya janin,
cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur
korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk
gelembung – gelembung seperti anggur.
b. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada
umur kehamilankurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah
6 minggu pasca persalinan.
c. Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala
utama kehamilan ektopik atau abortus.
d. Hyperemesis Gravidarum
Muntah terus menerus (hyperemesis gravidarum) yang menimbulkan
gangguan kehidupan sehari – hari dan dehidrasi. Gejala – gejala hyperemesis
yaitu nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri daerah epigastrium,
tekanan darah menurun dan nadi meningkat, lidah kering, mata tampak
cekung.
e. Demam tinggi
Demam tinggi terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit
seluruh tubuh, sangat pusing. Demam ini biasanya disebabkan oleh virus
gigitan nyamuk seperti malaria dan DBD. Pengaruh malaria terhadap
kehamilan yaitu dapat memecahkan butir darah merah sehingga menimbulkan
anemia, infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan menyalurkan
nutrisi ke janin, panas badan tinggi merangsang terjadi kontraksi rahim.
Akibat gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan premature,
dismaturitas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang, dan retensio
plasenta.
f. Anemia
Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus,
IUGR, infeksi, hyperemesis gravidarum dan lain – lain. Anemia ditandai
dengan bagian dalam kelopak mata, lidah, dan kuku pucat, lemah dan merasa
cepat lelah, kunang – kunang, napas pendek, nadi meningkat, pingsan.
3. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
a. Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak,
mislanya pandangan kabur atau ada bayangan. Penyebabnya yaitu karena
penagurh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan penglihatan ini
mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari
pre-eklampsia.
b. Bengkak pada Wajah dan Jari – Jari Tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berta badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk
penentuan diagnosis preeclampsia. Bengkak biasanya menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Hal ini dapat disebabkan
adanya pertanda anemia, gagal jantung dan preeclampsia.
c. Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air – air dari vagina pada trimester 3 atau pada
waktunya persalinan. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila
tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan premature adalah ketuban pecah dini sebelum
waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10% mendekati dari semua persalinan
dan 4% pada kehamilan kurang dari 34 minggu. Penyebabnya adalah serviks
inkompeten, ketegangan rahim berlebih (kehamilan ganda, hidramnion),
kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
d. Gerakan Janin tidak Terasa
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16 –
18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya)
dan 18 -20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring / beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan
baik. Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerakan janin tidak dirasakan, kematian janin, perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada
kehamilan aterm.
e. Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri
abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang –
kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis
dan sosial. Setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilanya serta mengancam
jiwanya (Hani, 2010).
1. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
a. Perdarahan Pervaginam
1) Abortus
2) Kehamilan Ektopik
3) Mola Hidatidosa
4) Hipertensi Gravidarum
5) Hyperemesis Gravidarum
6) Demam tinggi
7) Anemia
2. Tanda Bahaya Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
a. Penglihatan Kabur
b. Bengkak pada Wajah dan Jari – Jari Tangan
c. Keluar Cairan Pervaginam
d. Gerakan Janin tidak Terasa
e. Nyeri Perut yang Hebat
B. Saran
Diperlukan adnaya evaluasi dalam penerapan di lapangan dari teori yang
didapatkan, sehingga Asuhan Kebidanan yang diberikan selalu terupdate.
LAMPIRAN
c) Penyuluhan posyandu remaja pada tanggal 24 april 2021

LAPORAN POSYANDU REMAJA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami transisi dari anakanak

menuju ke dewasa baik dari segi fisik maupun psikologis. Masa remaja merupakan masa

peralihan seorang remaja menjadi labil dan mudah terpengaruh. Jumlah kelompok

remaja di dunia diperkirakan sekitar 1,2 miliyar atau 18% dari total jumlah penduduk

dunia. Jumlah penduduk yang berusia remaja di Indonesia mencapai 45 juta jiwa atau

sekitar seperlima dari estimasi total jumlah penduduk Indonesia.

Kelompok remaja merupakan harapan dan menjadi modal dalam suatu pembangunan

bangsa jika remaja memiliki kualitas yang baik dan memadai. Sebaliknya, kelompok

remaja dapat menjadi suatu beban dalam pembangunan bangsa jika tidak memiliki

kualitas yang diharapkan dan dapat menjadi ancaman, seperti melakukan perilaku

beresiko. Perilaku beresiko dan masalah kesehatan reproduksi di antaranya yaitu

Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, Infeksi Menular Seksual (IMS)

termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), kekerasan seksual, serta masalah

keterbatasan akses informasi dan pelayanan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi.

Laporan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007 dan

SKRRI 2012 menyatakan gaya berpacaran remaja di Indonesia sudah semakin berani, hal

ini dibuktikan adanya peningkatan dari tahun 2007 ke 2012, perilaku berpacaran remaja

yang berpegangan tangan pada perempuan dari 63,3% menjadi 72% dan laki-laki dari

69% menjadi 80%. Sedangkan yang berciuman laki-laki 2 41,2% meningkat menjadi

48% dan perempuan sebanyak 29,3 meningkat menjadi 30%. Meraba/merangsang terjadi
peningkatan pada laki-laki sebanyak 26,5% meningkat menjadi 30%, sedangkan

perempuan 9,1% menjadi 6% pada tahun 2012. Remaja perempuan memiliki persepsi

bahwa keperawanan bagi seorang perempuan lebih penting sebanyak 77% dibandingkan

dengan laki -laki yaitu 66% pada tahun 2012 , persepsi ini lebih rendah jika

dibandingkan dengan data SKRRI 2007 (masing-masing 99% dan 98%).

Survei demografi dan kesehatan terutama komponen Kesehatan Reproduksi Remaja

(KRR) dalam Infodatin 2015 didapatkan alasan melakukan hubungan seksual pranikah

sebagian besar karena penasaran/ingin tahu sebanyak 57,5% pada pria, terjadi begitu saja

sekitar 38% pada perempuan dan dipaksa oleh pasangan sekitar 12,6% pada perempuan.

Hal ini mencerminkan kurangnya pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat,

risiko hubungan seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka

inginkan. Selain itu perilaku tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami resiko

masalah kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS.

Tahun 2015 di Indonesia, jumlah infeksi HIV yang dilaporkan untuk rentang usia 15-

19 tahun sebanyak 1.119 kasus. Kasus AIDS, dilaporkan pada tahun 2015 terdapat

sebanyak 110 kasus untuk rentang usia 15-19 tahun.(6) Pada Tahun 2016 terdapat 41.250

kasus HIV di Indonesia, 3,7% diantaranya atau sekitar 1.510 adalah kelompok umur 15-

19 tahun. Pada Maret tahun 2017 kasus HIV sebanyak 10.376 kasus, 3,2% diantaranya

atau sebanyak 334 adalah kelompok umur 15-19 tahun.

Permasalahan kesehatan remaja di atas disebabkan karena keterbatasan akses

informasi bagi remaja Indonesia mengenai kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi

yang di dalamnya mencakup seksualitas disebabkan karena masyarakat Indonesia masih

beranggapan bahwa seksualitas adalah hal yang tidak layak untuk dibicarakan secara

terbuka. Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi

membuat remaja berusaha untuk mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri.
Remaja sering kali menjadikan media internet, televisi, majalah dan bentuk media massa

lainnya yang dijadikan sumber untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang seksualitas dan

reproduksi. Oleh karena itu remaja memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi

dengan benar sehingga diharapkan remaja akan memiliki sikap dan tingkah laku yang

bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksinya.

Upaya Departemen Kesehatan RI untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut

dilakukan melalui pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di

puskesmas yang dimulai sejak tahun 2003. Pencapaian PKPR akhir tahun 2014

Kabupaten/Kota di Indonesia yang memiliki minimal 4 puskesmas adalah 81,69% hal ini

masih di bawah target yaitu 90%, dari 9.731 puskesmas hanya 2.999 yang mampu

melaksanakan PKPR. Sumatera Barat merupakan satu dari 14 provinsi yang telah

mencapai target persentase Kabupaten/Kota dengan minimal empat puskesmas mampu

melaksanakan PKPR tahun 2014 yaitu sebesar 94,74% namun, pelaksanaan PKPR masih

ditemui permasalahan.

Permasalahan yang ditemui pelaksanaan program PKPR di Puskesmas belum menjadi

prioritas, akan tetapi isu kesehatan remaja dalam 4 program PKPR ini sangat penting

untuk mendapatkan perhatian khusus dalam mewujudkan remaja yang sehat baik lahir

maupun batin. Informasi adanya program PKPR di Puskesmas belum banyak diketahui

remaja secara luas sehingga perlu adanya perhatian berbagai pihak. Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR) dapat terlaksana dengan optimal bila membentuk jejaring dan

terintegrasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi swasta, dan LSM terkait

kesehatan remaja.

Permasalahan remaja di wilayah Desa Padasari masih kompleks, berdasarkan hasil

analaisis PWS KIA kesehatan remaja yaitu remaja yang mengalami kasus gangguan
haid, kasus seks pra nikah, kasus kehamilan yang tidak diinginkan, kasus persalinan

remaja,

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan kegiatan dan

penyuluhan Kesehatan reproduksi pada remaja yang kegiatan tersebut berjudul

“Kegiatan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan

pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada remaja agar setiap individu

mampu menjalani reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab serta terbebas

dari diskriminasi dan kekesan.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan Pengetahuan Terkait Menstruasi Pada Remaja dan Gangguan

Menstruasi Pada Remaja.

b. Memberikan Pengetahuan Tentang Tanda-tanda Pubertas

c. Memberikan Pengetahuan Tentang Resiko kehamilan di bawah umur.

C. Manfaat

Memperoleh pengalaman secara langsung sekaligus sebagai pegangan dalam

menerapkan ilmu yang di peroleh selama ini serta sebagai kegiatan yang dapat

menambah pengetahuan remaja di Desa Padasari.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Menstruasi Pada Remaja

1. Pengertian
Menstruasi adalah tanda pubertas yang terjadi pada wanita. Proses menstruasi

merupakan proses peluruhan lapisan bagian dalam pada dinding rahim wanita

(endometrium) yang mengandung banyak pembuluh darah dan umumnya

berlangsung selama 5-7 hari setiap bulannya. Biasanya siklus menstruasi

berlangsung hingga usia 50 tahun. Pada beberapa wanita, ada yang merasakan

nyeri haid atau kram, yang juga disebut sebagai dismenore

2. Gangguan yang Berhubungan dengan Menstruasi

a. Premenstrual Syndrome

Keluhan dari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadi selama fase

menstruasi dan menghilang setelah menstruasi dimulai.

b. Mastodinial/Mastalgia

Rasa berat dan bengkak pada payudara menjelang menstruasi

c. Nyeri Saat Haid (Dismenorea)

Nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri

terjadi di perut bagian bawah yang bisa menyebar sampai ke punggung

bawah, dan paha bagian dalam. Nyeri haid muncul 1-2 hari sebelum

menstruasi atau di awal menstruasi rasa sakit teras intens.

1) Cara Mengatasi Nyeri Haid

a) Beristirahat yang cukup

b) Menghindari makanan yang mengandung kafein

c) Menghindari merokok dan minuman beralkohol

d) Pijat punggung bagian bawah

e) Mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium

f) Kompres hangat

B. Tanda-Tanda Pubertas
1. Pengertian

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan erat antara masa kanak-kanak

dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12/13 tahun dan berakhir pada

usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahun.

2. Kesulitan pada masa remaja

a. Remaja mulai ingin bebas menyampaikan pendapat

b. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya

c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya dan

seksualitasnya.

d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence)

3. Perubahan Pada Masa Remaja

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang

dikenal sebagai masa storm atau stress.

b. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual /

mulai tertarik pada lawan jenis

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan

orang lain.

d. Kebanyakan remaja bersikaf ambivalen dalam menghadapi perubahan yang

terjadi.

4. Kebutuhan Masa Remaja

a. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu

b. Kebutuhan akan rasa superior,ingin menonjol ingin terkenal

c. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan

d. Kebutuhan akan keteraturan

e. Kebutuhan akan adanya kebebasan untuk sikaf sesuai kehendaknya


f. Kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan

g. Adanya keingan untuk berempati

h. Kebutuhan mencari bantuan dan simpati

i. Keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai

j. Menganggap diri sendiri rendah

k. Adanya kesediaan untuk membantu orang lain

l. Kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan

m. Adanya keuletan dalam melaksanakan ttugas

n. Kebutuhan untuk bergaul dengan lawan jenis

o. Adanya sikap suka mengkritik orang lain

C. Resiko Kehamilan Di Bawah Umur

1. Pengertian KTD (Kehamilan Tidak Diingankan)

KTD atau kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan saat dimana salah

satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan terjadinya

kehamilan sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada

saat itu.

2. Penyebab terjadinya KTD :

a. Pemerkosaan

b. Seks bebas atau seks pranikah

c. Kegagalam memakai alat kontrasepsi

d. Kepercayaan terhadap mitos – mitos seperti berhubungan seksual sekali tidak

akan menyebabkan kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat pasca

berhubungan seksual dapat menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga

tidak akan menyebabkan kehamilan.

e. Pengaruh lingkungan.
3. Kerugiam dan bahaya KTD bagi remaja

a. Keguguran

Risiko yang paling besar yang mungkin dihadapi kehamilan remaja

adalah keguguran. Keguguran bisa terjadi karena tidak disengaja, baik itu

akibat stres, organ reproduksinya yang belum siap untuk hamil, dan faktor

lainnya dapat menyebabkan keguguran. Aborsi yang dilakukan sembarangan

dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi, yang bisa berdampak pada

kemandulan atau bahkan kematian sang ibu.

b. Kurangnya nutrisi pada ibu dan bayi

Remaja sering kali tidak begitu memperhatikan apa yang mereka

makan, dan hal ini akan membahayakan bila ia sedang hamil. Remaja juga

umumnya masih kurang pengetahuan dan kesadaran mengenai gizi.

Kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan kandungannya

kekurangan nutrisi, termasuk berpotensi lahir dengan berat badan rendah

Kehamilan di usia muda dan kurangnya nutrisi juga bisa menyebabkan ibu

hamil mudah mengalami anemia dan terkena infeksi.

c. Keracunan kehamilan (gestosis)

Kondisi alat reproduksi yang belum siap dan anemia dapat

menyebabkan ibu hamil mengalami keracunan kehamilan. “Keracunan

kehamilan dapat menyebabkan kejang, pendarahan otak, sampai dengan

meninggal”.

d. Kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah

Kehamilan remaja juga memiliki risiko bayinya lahir prematur atau di

bawah 37 minggu. Hal ini juga berhubungan dengan kurangnya nutrisi yang

dikonsumsi selama kehamilan oleh ibu yang masih remaja. Ada kalanya
remaja tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, bahkan ada juga mereka

baru memeriksakan dirinya ketika sudah hamil beberapa bulan. Hal ini tentu

berbahaya karena selama ibu tidak menyadari kehamilannya, maka ia tidak

pernah melakukan pemeriksaan kandungan dan tidak menjaga asupan gizinya.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Menstruasi adalah tanda pubertas yang terjadi pada wanita umumnya berlangsung

selama 5-7 hari setiap bulannya. Biasanya siklus menstruasi berlangsung hingga usia 50

tahun. gangguan yang berhubungan dengan menstruasi yaitu premenstrual syndrome,

mastodinial/mastalgia dan nyeri saat haid (Dismenorea).

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan erat antara masa kanak-kanak dan

dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12/13 tahun dan berakhir pada usia akhir

belasan tahun atau awal 20 tahun. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada

masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm atau stress, perubahan yang cepat

secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual / mulai tertarik pada lawan jenis,

perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan orang lain dan

kebanyakan remaja bersikaf ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

KTD atau kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan saat dimana salah satu

atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan terjadinya kehamilan sama

sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu. Penyebab

terjadinya KTD diantaranya pemerkosaan, seks bebas atau seks pranikah, kegagalam

memakai alat kontrasepsi, kepercayaan terhadap mitos – mitos seperti berhubungan

seksual sekali tidak akan menyebabkan kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat

pasca berhubungan seksual dapat menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga tidak
akan menyebabkan kehamilan dan Pengaruh lingkungan. Kerugiam dan bahaya KTD

bagi remaja diantaranya keguguran, keracunan kehamilan (gestosis) dan kelahiran

prematur dan berat badan bayi rendah.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan

keterampilan dalam memberikan penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi pada

remaja.

2. Bagi Remaja

Hasil laporan kasus ini dapat menjadi sumbang saran bagi masyarakat

khususnya para remaja untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan

remaja.

LAMPIRAN
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Desa Padasari terdiri dari 2 dusun yaitu dusun mulyasari dan bangbayang yang

terdiri dari 4 Rw dan 4 posyandu yaitu Padaasih I, II, III dan IV. Jumlah penduduk

yang berada di Desa Padasari adalah sebanyak 2.296 orang. Di desa Padasari PWS
KIA berjalan dengan baik namun untuk bulan Maret antara capaian target (PKO, Pn,

KF,K1, K4,Kby,Kbalita,KN1, KNL,PKN, BS, PUS) semua penanganan komplikasi

telah ditangani oleh tenaga Kesehatan, semua persalinan pun telah ditangani oleh

tenaga Kesehatan dan ibu nifas yang waktunya KF pun sudah melakukan pemeriksaan

hanya saja untuk capaian target Pn dan KF belum mencapai target yang seharusnya

dikarenakan jumlah ibu bersalin yang sedikit. Terdapat 3 target yang belum tercapai

yaitu K1,K4, Balita, KN1, dan KNL.

B. Saran

Demikianlah laporan ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan kita tentang pendataan PWS KIA di Desa. Kami selaku penulis sadar

bahwa laporan ini masih jauh dari katasempurna. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar laporan

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terimakasih.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai