Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN AKHIR

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

KABUPATEN : PINRANG

KECAMATAN : MATTIRO BULU

KELURAHAN : MANARANG

KELOMPOK : VII (TUJUH)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR
2009
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMENTARA KEGIATAN MAHASISWA
PBL III STIK MAKASSAR

KABUPATEN : PINRANG
KECAMATAN : MATTIRO BULU
KELURAHAN : MANARANG
KELOMPOK : V11 (TUJUH)

MENGETAHUI

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Sri Syatriani, SKM, M.Kes Riamilah, SKM

KEPALA KELURAHAN MANARANG

SULTAN ANDI WELA, SE


DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK

1. NURLELA LAMORY 20703017 1


2. A. TENRI WALE 20703044 2
3. FITRIANTI SUARDI 20703052 3
4. ALEKSANDRA S 20803075 4
5. ASRINA 20703049 5
6. MEGAWATI 20703070 6
7. NURLINAWATY 20703018 7
8. ADE SUGANDA VOTH 20703001 8
9. NURTASMIN 20603088 9.
10. ILHAM 20903069 10
11. IDA ROYANI 20903067 11
12. MILKA BOSA 20903101 12.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

petunjuk dan rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat kami susun.


Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melaporkan hasil Pengalaman Belajar

Lapangan (PBL) I yang telah kami laksanakan mulai tanggal 15 s/d 28 Juli 2009, yang

berlokasi di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.

Laporan ini dapat kami selesaikan karena adanya kerjasama dari semua anggota

kelompok dan berbagai pihakyang telah membantu dalam pelaksanaan PBL I ini, sampai

tahap penyusunan laporan. Olehnya itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Pimpinan Yayasan Pendidikan Makassar (YAPMA)

2. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar

3. Tim Pengelola PBL STIK Makassar Angkatan X

4. Bapak Kepala Kecamatan Mattiro Bulu beserta Staf

5. Kepala Puskesmas Padaidi beserta Staf

6. Bapak Kepala Kelurahan Manarang beserta Staf

7. Sry Syatriani, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan Riamilah, SKM

selaku pembimbing II

8. Tokoh Agama, tokoh Masyarakat, serta masyarakat setempat

9. Semua pihak tanpa terkecuali yang telah memberikan bantuannya selama

kegiatan PBL I berlangsung sampai pada selesainya penyusunan laporan ini

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan penyusunan

laporan ini.

Dengan selesainya penyusunan laporan ini, kami berharap dapat memberikan

pengetahuan yang bermanfaat khususnya di kalangan pembaca dan masyarakat pada

umumnya guna mengembangkan potensi yang dimilikinya terutama dalam bidang


pendidikan dewasa ini. Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan Rahmat, Petunjuk dan

Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Pinrang, 27 Juli 2009

Penyusunan

Kelompok VII ( Tujuh )

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................i


NAMA ANGGOTA KELOMPOK VI ..............................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................1

B. Maksud dan Tujuan PBL ............................................................3

C. Manfaat PBL................................................................................5

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografis.......................................................................6

B. Keadaan Demografis....................................................................8

BAB III HASIL PENDATAAN

A. Tabel Distribusi...........................................................................10

B. Tabel Distribusi PHBS Sekolah

BAB IV GAMBARAN PERMASALAHAN.................................................43

A. Faktor Perilaku............................................................................43

B. Faktor Lingkungan......................................................................46

BAB V HASIL SEMINAR DESA..................................................................49

A. Hasil Seminar Desa.....................................................................49

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan memang bukan segala-galanya, namun tanpa kesehatan segala

galanya menjadi tidak berarti meskipun kita sadari bahwa kesehatan adalah sesuatu

yang sangat berharga yang tidak mudah di capai.

Generasi muda sebagai bagian dari integral Bangsa Indonesia yang telah

berhasil membebaskan diri dari kaum penjajah, berkewajiban mengisi kemerdekaan ini

untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

Dinamika social kemasyarakatan saat ini sering menempatkan masyarakat

sebagai objek penderita dari sebuah pendekatan kebijakan yang tidak demokratis

dengan mengabaikan aspirasi serta kebutuhan dari masyarakat bawah. Karena itu,

dalam konfigurasi masyarakat saat ini perlu adanya perubahan pendekatan menjadi

lebih demokratis yang berbingkai kemitraan partisipatif. Dengan perubahan ini akan

smakin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dalam artian mereka

mengetahui apa yang dibutuhkan, mereka ikut memikirkan dan merencanakan program,

ikut berupaya dalam pelaksanaan program, ikut menilai keberhasilan program dan

sekaligus ikut dalam menikmati hasil pembangunan.

Generasi muda khususnya kader Kesehatan Masyarakat dalam fungsinya

sebagai pembaharu terlebih dalam pembangunan kesehatan, yang dituntut dalam

mewujudkan aplikasi Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat, maka idealnya mahasiswa menjadi mitra sejajar

masyarakat dalam mencari, menggali, dan mengelolah potensi lingkungan di tempat ia

berada.

Oleh karena itu kegiatan pengalaman belajar lapangan merupakan salah satu

program dalam bidang kesehatan bagi generasi penerus kader kesehatan masyarakat
sebagai wujud dari pendekatan tersebut. Pada kegiatan PBL STIK MAKASSAR ini di

maksudkan sebagai salah satu cara pengajaran kepada mahasiswa. Di samping

pengalaman belajar ceramah, pengalaman belajar praktika, dan pengalaman belajar

diskusi. Akan berdampak pada perubahan pola fikir masyarakat dalam meningkatkan

derajat kesehatan, baik perorangan maupun secara kolektif.

PBL adalah proses belajar untuk mencapai kemampuan professional kesehatan

masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh seorang

tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat, dan dapat menerapkan diagnosis kesehatan

komunitas, yang intinya mengenali,merumuskan dan menyusun prioritas masalah

kesehatan masyarakat, mengembangkan penanganan masalah kkesehatan masyarakat

yang bersifat promotif dan preventif, serta dapat bertindak sebagai manajer madiya yang

berfungsi sebagai pelaksana pengelola, pendidik dan penelitian. Untuk mampu

melakukan pendekatan masyarakat dan bekerja dalam tim multidisipliner.

Maka dari pandangan itulah, kita diajak untuk lebih menghargai arti sehat bagi

manusia, karena sehat adalah modal dasar (asset). Prefentif jauh lebih baik dari pada

kuratif, prinsip seperti itulah mutlak diperlukan bangsa Indonesia dalam menjawab

berbagai tantangan pembangunan kesehatan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia

sehat 2010.

B. Tujuan dan fokus PBL

1. Tujuan umum

a. Menetepkan diognosis kesehatan masyarakat

b. Mengembangkan prongram intervensi kesehatan


c. Melakukan pendekatan komunitas

d. Mampu bekerjasama secara tim multidisiplioner

2. Tujuan khusus

Dengan melakukan kegiatan PBL ini bertujuan :

a. Mengenal dan memahami struktur masyarakat serta organisasinya

b. Mengenal karakteristik serta norma-norma dalam masyarakat dan

lingkungannya.

c. Bekerjasama secara tim dalam kelompok kegiatan dapat mengidentifikasi

masalah hasil pengumpulan data base dan data sekunder, serta bersama-sama

masyarakat dalam menentukan masalah kesehatan setempat

d. Mengenali tugas dan fungsi-fungsi upaya pelayanan kesehatan

e. Mengenal dan memahami institusi lain dan organisasi yang terkait dalam bidang

kesehatan.

f. Mengenal dan memahami institusi lain dan organisasi yang terkait dalam bidang

kesehatan.

g. Bersama-sama dengan masyarakat membuat prioritas program dan perencanaan

untuk menyelesaikan masalah yang diprioritaskan, lalu diseminarkan di lokasi

masing-masing.

h. Mempersiapkan pelaksanaan program yang dipilih pada PBL berikut.

i. Membuat laporan PBL I

j. Hasil kegiatan diseminarkan dilokasi PBL yang dihadiri oleh masyarakat dan

aparat setempat
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografis
Sesuai dengan data yang kami peroleh di Kelurahan Manarang bahwa Kelurahan

Manarang terbagi atas 3 lingkungan yaitu : Lingkungan Bua Lapalopo, Lingkungan

Bulu Siapae, dan Lingkungan Bulu.

Adapun luas keseluruhan wilayah Kelurahan Manarang ................. dengan

batas-batas :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sawitto

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Boki Kecamatan Tiroang

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Padaidi

4. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Padakallawa dan

Secara fisik Kelurahan Manarang merupakan daerah dataran rendah, yang mata

pencaharian penduduknya mayoritas Petani Sawah dan Petani Tambak, namun sebagian

juga menjadi buruh, karyawan swasta dan PNS

B. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data primer yang kami peroleh selama 4 hari di 3

lingkungan yang ada di Kelurahan Manarang,


1. Pada Lingkungan bua lapalopo terdapat 281 KK yang terdiri dari 536

laki-laki dan 586 perempuan,

2. Pada Lingkungan bulu siapae terdapat 170KK yang terdiri dari 276 laki-

laki dan 278 perempuan,

3. Pada Lingkungan bulu terdapat 219 KK yang terdiri dari 375 laki-laki

dan 425 perempuan

b. Luas Wilayah

Kelurahan Manarang terdiri dari 3 Lingkungan dengan luas wilayah

keseluruhan 1068 Km2.

C. Satus Kesehatan Masyarakat

Untuk menentukan status kesehatan dalam kelompok masyarakat Hendrik L.

Blum membagi dalam 4 kategori yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

yaitu perilaku (behavior), lingkungan (environment), pelayanan kesehatan, dan

herediter (keturunan). Untuk menentukan status kesehatan di Kelurahan Manarang

kita perlu mengetahui lebih lanjut mengenai 4 faktor tersebut sebagai berikut :

1) Perilaku Masyarakat

Sikap dan tindakan serta perilaku merupakan salah satu faktor terpenting

dalam melakukan status kesehatan masyarakat. Dari hasil pengamatan yang

kami lakukan selama beberapa hari masih banyak masyarakat yang kurang

memperhatikan kebersihan apalagi kebersihan perorangan masih terdapat

kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik misalnya : membuang sampah di

belakang rumah ataupun di kebun. Selain itu, masih ada sebagian masyarakat
yang tidak memiliki jamban keluarga sehingga mereka membuang air besar di

kebun atau di sawah yang terdapat di belakang rumah mereka.

Namun terdapat pula kebiasaan baik yang diperlihatkan oleh

masyarakat di Kelurahan Manarang penduduknya melakukan aktivitas/olahraga

dan rutin menimbang bayi/balita dan Mendapat imunisasi yang lengkap.

2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam menentukan status

kesehatan masyarakat. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, dan non fisik.

Jika keadaan lingkungan baik maka dapat berpengaruh baik terhadap status

kesehatan masyarakatnya. Demikian pula sebaliknya bila keadaan lingkungan

buruk maka dapat membawa pengaruh buruk terhadap status kesehatan

masyarakatnya sehinga perlu dijaga kelestarian dan kebersihan..

a. Faktor fisik

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami menemukan

keadaan lingkungan yang masih kurang baik, seperti tidak tersedianya SPAL

yang tidak memenuhi syarat di sebagain besar rumah penduduk sehingga air

limbahnya tidak mengalir melainkan tergenang sehingga menjadi penyebab

timbulnya penyakit serta masih ada penduduk yang tidak memiliki jamban

dan hanya sebagian kecil yang memiliki jamban yang memenuhi syarat

kesehatan.

b. Faktor non fisik


Sebagian Besar masyarakat pada Kelurahan Manarang pendapatannya

relatif rendah karena masih tergantung pada musim dimana mereka baru

mendapatkan penghasilan bila mereka bekerja pada musim panen.

3) Pelayanan Kesehatan

Di Kecamatan Mattiro Bulu terdapat sebuah Puskesmas yang memiliki

pelayanan unit gawat darurat. Poliklinik dan ruang perawatan yang merupakan

pusat pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Mattiro Bulu,

4) Herediter (Keturunan)

Dari hasil data serta pengamatan yang kami lakukan di lapangan kami tidak

menemukan penyakit keturunan pada masyarakat di Kelurahan Manarang

D. Sosial Budaya

Pada dasarnya keadaan dipengaruhi oleh faktor sosial budaya yang meliputi

suku, adat kepercayaan sistem nilai agama, pendidikan dan ekonomi, demikian pula

halnya dengan sosial budaya di Kelurahan Manarang dipengaruhi oleh hal-hal

seperti di atas. Kami melihat bahwa masyarakat Kelurahan Manarang telah cukup

perkembangannya. Hal ini disebabkan karena letak Kelurahan manarang sendiri

Tidak terlalu jauh dari kota Pinrang sebagai pusat informasi, pengetahuan, ekonomi

dan teknologi sehingga perilaku dan pola hidup masyarakatpun secara keseluruhan

hampir mengikuti gaya modern. Beberapa organisasi masyarakatpun telah terbentuk

yang merupakan wadah pembinaan pengetahuan dan keterampilan pemuda pemudi

serta ibu-ibu rumah tangga. Organisasi kemasyarakatan tersebut antara lain

BOMBER, PKK, remaja mesjid dan kader Posyandu.

1) Pendidikan
Dari hasil pendataan yang kami lakukan di 3 lingkungan, diketahui

bahwa masyarakat Kelurahan Manarang belum memprioritaskan pendidikan

sebagai suatu hal yang penting, di mana tingkat pendidikan masyarakat di

masing-masing lingkungan boleh dikatakan sama, yaitu jumlah penduduk

yang berpendidikan masih sangat sedikit karena masyarakat lebih

mempergunakan waktunya untuk bekerja daripada mengejar pendidikan. Hal

ini disebabkan oleh keadaan perekonomian keluarga mereka.

2) Mata Pencaharian

Masyarakat Kelurahan Manarang pada umumnya adalah petani

selain itu ada pula yang bermata pencaharian sebagai sopir, pedagang, PNS

dan karyawan swasta. Sedangkan wanitanya sebagian besar menjadi ibu

rumah tangga ataupun mereka membantu suaminya bekerja di sawah atau di

kebun.

3) Agama dan Kepercayaan

Penduduk Kelurahan Manarang mayoritas beragama Islam di mana

ditemukan mesjid di setiap lingkungan

E. Sarana dan Prasarana

1) Jalur Desa dan Transportasi

Jalan masuk ke Kelurahan Manarang Sangat mudah dijangkau karena

terdapat di jalan peros Pare - Pinrang, sehingga untuk sampai ke Kelurahan

Manarang selain itu jarak antara kota Pinrang dengan Kelurahan Manarang sekitar

5 Km . Untuk keperluan transportasi sehari-hari kebanyakan masyarakat


menggunakan kendaraan pribadi, serta angkutan umum yang cukup lancar

beroperasi di daerah tersebut.

2) Sarana Informasi

Sarana informasi yang ada di kelurahan Manarang dikatakan memadai karena

hampir di setiap rumah terdapat TV yang merupakan salah satu sarana informasi di

lingkungan ini, selain itu sarana telekomunikasi juga sudah berkembang di daerah

ini.

3) Sarana Peribadatan

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa mayoritas penduduk kelurahan

Manarang adalah agama Islam jadi tersedia mesjid di setiap lingkungan.

4) Sarana Pendidikan

Di kelurahan Manarang terdapat 3 Sekolah Dasar yang setiap lingkungan

terdapat 1 Sekolah Dasar , dan satu SMA di lingkungan Bua Lapalopo

5) Sarana dan Olahraga

Di kelurahan Manarang memiliki 1 lapangan sepak bola yang terletak di

lingkungan Bulu Siapae.


BAB III

HASIL PENDATAAN

A. IDENTITAS RESPONDEN

Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Lingk. Bulu


Total
Jenis Lapalopo Siapae

Kelamin
f (%) F (%) F (%) F (%)

Laki-Laki 536 47,8 276 49,8 375 46,9 1187 47,9


Perempuan 586 52,2 278 50,2 425 53,1 1289 52,1
Jumlah 1122 100,00 554 100,00 800 100,00 2476 100
Sumber : Data Primer

Tabel 1 menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu.

Sesuai hasil pendataan yang kami peroleh ditiga lingkungan di temukan jumlah

responden berdasarkan jenis kelamin Perempuan lebih banyak dengan frekuensi 1289

(52,1%) dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki dengan frekuensi 1187

(47,9%).

TABEL 2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Umur Lingk. Bua Lingk. Bulu Lingk. Bulu
Total
(Tahun) Lapalopo Siapae
F % F % F % F %
09 161 14,3 79 14,3 118 14,6 358 14,5
10 19 180 16,0 115 20,8 173 21,6 468 18,9
20 29 194 17,3 97 17,5 120 15,0 411 16,6
30 39 191 17,1 88 15,9 133 16,6 412 16,7
40 49 142 12,7 82 14,8 89 11,3 313 12,6
50 - 59 110 9,8 44 7,9 82 10,3 236 9,5
60 144 12,8 49 8,8 85 10,6 278 11,2

Jumlah 1122 100,00 554 100,00 781 100,00 2476 100,00

Sumber: Data Primer

Tabel 2 : Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro bulu

kabupaten Pinrang sesuai hasil pendataan yang kami peroleh di lapangan

ditemukan responden berdasarkan umur (tahun) didapatkan umur yang

paling banyak interval umur antara 10 19 tahun dengan frekuensi 468

(18,9 %) dan paling sedikit interval umur antara 50 59 tahun dengan

frekuensi 236 (9,5%).

TABEL 3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur (bulan) di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk Bua Lingk. Bulu


Umur
Lingk. Bulu TOTAL
Lapalopo Siapae
(Bulan)
F % F % F % F %
03 8 42,1 4 30,8 8 40 20 38,5
4-8 11 57,9 8 61,5 10 50 29 55,8
9 - 11 - - 1 7,7 2 10 3 5,7

Jumlah 19 100,00 13 100,00 20 100,00 52 100,00


Sumber: Data Primer

Tabel 3 : Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro bulu

kabupaten Pinrang sesuai hasil pendataan yang kami peroleh di lapangan

ditemukan responden berdasarkan umur (Bulan) didapatkan umur yang

paling banyak interval umur antara 10 19 tahun dengan frekuensi 486

(19,9 %) dan paling sedikit interval umur antara 50 59 tahun dengan

frekuensi 236 (9,7%).

TABEL 4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Sumber: Data Primer
Lingk. Bua Lingk, Bulu Lingk. Total
Pekerjaan
Lapalopo Siapae Bulu
F % F % F % F %
Belum bekerja 288 25,7 137 24,7 334 41,8 759 30,7

Tidak bekerja 507 45,2 178 32,1 229 28,6 914 36,9

Buruh/kuli 9 0,8 69 12,5 33 4,1 111 4,5

Nelayan - - - - - - - -

Petani pemilik 183 16,2 88 15,9 107 13,4 329 15,2

Pedagang 65 5,8 27 4,9 40 5,0 132 5,3

PNS/POLRI 66 5,9 26 4,7 43 5,4 135 5,5

Karyawan Swasta 2 0,2 15 2,7 9 1,1 26 1,0

Dan Lain - Lain 2 0,2 14 2,5 5 0,6 22 0,9


Jumlah 1122 100,00 554 100,00 800 100,00 2476 100,00

Tabel 4: Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro bulu

kabupaten Pinrang sesuai hasil pendataan yang kami peroleh di bahwa

penduduknya banyak yang tidak bekerja dengan frekuensi 914 (36,9%)

dan paling sedikit yaitu pekerjaan lain-lain yang diluar dari jenis pekerjaan

yang tertera diatas dengan frekuensi 22 (0,98).

TABEL 5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Lingk. Bua Lingk. Bulu
Lingk. Bulu Total
PENDIDIKAN
Lapalopo Siapae
F % F % F % F %
Belum Sekolah 88 7,8 23 4,5 82 10,2 193 7,8

Tidak sekolah 65 5,9 50 9,1 103 12,9 218 8,9

Tidak/blm tamat SD 92 8,2 78 12,6 120 15 290 11,7

Tamat SD 377 33,6 179 343 211 26,4 767 31,0

Tamat SMP 206 18,4 102 18,4 162 20,3 470 19,0

Tamat SMA 227 20,2 92 16,6 101 12,6 420 17,0

Tamat PT 66 5,9 30 5,4 21 2,6 117 4,7


Jumlah 1122 100,00 554 100,00 800 100,00 2476 100,00

TABEL 5 Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro bulu

kabupaten Pinrang sesuai hasil pendataan yang kami peroleh di lapangan

bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi adalah Tamat SD sebanyak

767(31,0 %) dan golongan pendidikan yang terendah adalah tamat perguruan

tinggi sebanyak 117 (4,7 %).

TABEL 6
Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Penghasilan (Rp) Lingk. Bua Lingk. Bulu Lingk. TOTAL

Lapalopo Siapae Bulu


F % F % F % F %
50.000 250.000 5 3,0 9 6,8 12 6,6 26 5,4
251.000 450.000 3 1,8 30 22,6 28 15,3 61 12,6
451.000 650.000 35 21,0 24 18,0 32 17,5 91 18,8
651.000 850.000 18 10,7 6 4,5 24 13,1 48 10,00
851.000 1.050.000 29 17,4 17 12,7 28 15,3 74 15,3
> 1.051.000 77 46,1 47 35,4 59 32,2 183 37,9

167 100 133 100 183 100 483 100


Jumlah
Sumber Data Primer

TABEL 6 : Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu

Kabupaten Pinrang, sesuai dengan data yang kami peroleh di lapangan

bahwa tingkat penghasilan yang lebih tinggi dengan jumlah penghasilan

> 1.051.000 sebanyak 183 jiwa (37,9 %) sedangkan yang terendah

dengan jumlah penghasilan 50 250.000 sebanyak 26 jiwa (5,4 %).

TABEL 7
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tidak Merokok di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu


Tidak
Lingk. Bulu Total
Lapalopo Siapae
merokok
F % f % f % f %
Ya 772 69,1 413 75,4 610 77,5 1795 73,2
Tidak 345 30,9 135 24,6 177 22,5 657 26,8
Jumlah 1117 100,00 548 100,00 787 100,00 2452 100,00
Sumber data primer

TABEL 7 : Dari hasil Pendataan yang kami peroleh di tiga lingkungan di

Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu bahwa jumlah kategori

penduduknya yang tidak merokok sebanyak 1795 jiwa (73,2 %)

sedangkan kategori merokok sebanyak 657 jiwa (26,8 %).

TABEL 8
Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan pada petugas di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Persalinan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
pada petugas
F % F % f % F %
Ya 17 88,9 13 100 20 100 50 96,2
Tidak 2 11,1 - 0 0 2 3,8
Jumlah 19 100,00 13 100,00 20 100,00 52 100,00

Sumber data
TABEL 8 : Menunjukkan bahwa di lingkungan bua lapalopo yang melakukan

persalinan dengan petugas sebanyak 17 (88,9%), lingkungan Bulu

Siapae 13 (100%) dan lingkungan Bulu 20 (100%) Kelurahan

Manarang Kecamatan Mattiro bulu kabupaten pinrang, sesuai dengan

hasil pendataan yang kami peroleh dilapangan bahwa mayoritas ibu

yang melakukan persalinan sebanyak 52 jiwa (96,2 %) sedangkan yang

tidak melakukan persalinan sebanyak 2 jiwa (3,8%).

TABEL 9
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Perilaku Pemeriksaan Kehamilan
di Kelurahan ManarangKecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Pemeriksaan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Kehamilan
F % F % f % f %
Ya 10 100 5 100 6 100 21 100
Tidak - 0 - 0 - 0 - 0
Jumlah 10 100,00 5 100,00 6 100,00 21 100,00

Sumber data primer


TABEL 9 : Menunjukkan bahwa yang melakukan pemeriksaan kehamilan di

lingkungan Bua Lapalopo sebanyak 10 (100%), lingkungan Bulu

Siapae 5 (100%) dan lingkungan Bulu 6 (100%) dari ketiga

lingkungan tersebut semua ibu-ibu yang hamil sebanyak 21

dikelurahan manarang melakukan pemeriksaan kehamilannya 100%

TABEL 10
Distribusi Responden Berdasarkan Kepesertaan KB di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepesertaan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
KB
F % F % f % f %
Ya 84 99,8 45 68,2 68 79,1 197 89,1
Tidak 1 1,2 21 31,8 2 2,9 24 10,9
Jumlah 85 100,00 66 100,00 70 100,00 221 100,00

Sumber data primer

TABEL 10 : Menunjukkan di lingkungan Bua Lapalopo yang mengikuti

kepesertaan KB 84 ( 99,8%), lingkungan Bulu Siapae 45 (68,2%) dan


lingkungan Bulu 68 (79,1%) bahwa di Kelurahan Manarang

Kecamatan Mattiro Bulu,sesuai dengan hasil pendataan yang kami

peroleh dilapangan dari 221 jiwa jumlah peserta KB sebanyak 197

jiwa (89,1) sedangkan yang tidak menggunakan KB sebanyak 24 jiwa

(10,9 %).

TABEL 11
Distribusi Responden Berdasarkan Menopouse di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Menopouse
Lapalopo Siapae
F % F % f % f %
Ya 100 100 54 100 103 100 258 100
Tidak - 0 - 0 - 0 - 0
Jumlah 100 100,00 54 100,00 103 100,00 258 100,00

Sumber data primer

TABEL 11 : Menunjukkan bahwa di Kelurahan Manarang kecamatan Mattiro Bulu

kabupaten Pinrang, sesuai hasil pendataan yang kami peroleh bahwa


mayoritas penduduknya yang termasuk dalam kategori menopause

yaitu sebesar 258 dari tiga lingkungan yang ada .

TABEL 12
Distribusi Responden Berdasarkan Imunisasi di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Imunisasi
Lapalopo Siapae
F % F % f % f %
Ya 19 100 13 100 20 100 52 100
Tidak - 0 - 0 - 0 - 0
Jumlah 19 100,00 13 100,00 20 100,00 52 100,00

Sumber data Primer

TABEL 12 : Menunjukkan di lingkungan Bua Lapalopo yang mengikuti Imunisasi

19 (100%), bulu Siapae 13 (100%), dan Lingkungan Bulu 50 (100%)

bahwa bayi yang mengikuti Imunisasi sebanyak 52 jiwa (100 %).


TABEL 13
Distribusi Responden Berdasarkan Penimbangan di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Penimbangan
Lapalopo Siapae
F % F % F % F %
Ya 92 97,9 29 90,6 69 100 190 97,4
Tidak 2 2,1 3 9,4 - 0 5 2,6
Jumlah 94 100,00 32 100,00 69 100,00 195 100,00

Sumber data Primer

TABEL 13 : berdasarkan dari pendataan yang kami lakukan d lingkungan Bua

Lapalopo yang mengikuti penimbangan sebanyak 92 (97,9%),

lingkungan Bulu Siapae 29 (90,6%) dan lingkungan Bulu 69 (!00%)

dari 195 (100 %) bayi/balita yang ditimbang secara rutin adalah


sebanyak 190 jiwa (97,4 %) sedangkan jumlah kategori yang tidak

rajin menimbang bayi / balitanya sebanyak 5 (2,6 %).

TABEL 14
Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Sayur dan Buah di Kelurahan
Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Konsumsi Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Sayur dan Lapalopo Siapae

Buah F % F % f % f %
Ya 1085 97,1 515 94 784 99,6 2384 97,2
Tidak 32 2,9 33 6 3 0,4 68 2,8
Jumlah 1117 100,00 548 100,00 787 100,00 2452 100,00

Sumber : Data primer

TABEL 14 : Menunjukkan di lingkungan bua lapalopobahwa dari 2452 jiwa (100

%) yang mengkonsumsi sayur sebanyak 2384 jiwa (97,2) sedangkan

yang tidak mengkonsumsi sebanyak 68 jiwa (2,8 %).


TABEL 15
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Dana Sehat
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Dana Sehat
F % F % f % f %
Ya 505 45,00 191 65,5 243 30,4 939 37,9
Tidak 617 55,0 363 34,5 557 69,6 1537 62,1
Jumlah 1122 100,00 554 100,00 800 100,00 2476 100,0

Sumber : Data Primer

TABEL 15 : Menunjukkan bahwa berdasarkan kepemilikan Dana Sehat lebih

banyak yang tidak memiliki dana sehat dengan frekuensi 1537

(62,1%) dibanding yang memiliki yaitu 939 (37,9%).


TABEL 16
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Cuci Tangan di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Perilaku Cuci
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Tangan
F % F % f % f %
Ya 1110 99,4 534 97,4 779 99,0 2423 99,6
Tidak 7 0,6 14 2,6 8 1,0 29 0,4
Jumlah 1117 100,00 548 100,00 787 100,00 2452 100,00

Sumber data Primer

TABEL 16 : Berdasarkan pendataan yang kami peroleh di lapangan bahwa dari

2452 jiwa (100 %) kategori perilaku cuci tangan lebih besar sebanyak

2423 jiwa (99,6 %) sedangkan jumlah kategori perilaku tidak cuci

tangan sebanyak 29 jiwa (0,4 %)


TABEL 17
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Menggosok Gigi
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Perilaku Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Menggosok Lapalopo Siapae

Gigi F % F % f % f %
Ya 1075 96,2 516 90,5 759 96,4 2350 95,8
Tidak 42 3,8 32 9,5 28 3,6 102 4,2
Jumlah 1117 100,00 548 100,00 787 100,00 2452 100,00

Sumber data primer

TABEL 17 : berdasarkan hasil pendataan yang kami peroleh di lapangan dari

2452jiwa (100 %) jumlah kategori perilaku gosok gigi lebih besar

sebanyak 2350 jiwa (95,8%) dari pada jumlah kategori perilaku yang

tidak gosok gigi sebanyak 102 jiwa (4,2 %).


TABEL 18
Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Olahraga di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Aktivitas
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Olahraga
F % F % F % F %
Ya 1049 93,9 380 69,3 740 94,0 2169 88,5
Tidak 68 6,1 168 30,7 47 6,0 283 11,5
Jumlah 1117 100,00 548 100,00 787 100,00 2452 100,00

Sumber data Primer

TABEL 18 : berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 2452 (100 %) jiwa

jumlah kategori yang berolahraga lebih besar sebanyak 2169 jiwa

(88,5%) sedangkan jumlah kategori yang tidak beraktivitas sebanyak

283 jiwa (11,5 %).


TABEL 19
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Jamban
F % F % f % f %
Ya 223 79,4 127 74,7 203 92,7 553 82,5
Tidak 58 20,6 43 25,3 16 7,3 117 17,5
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 19 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan menunjukkan bahwa

jumlah responden di Keluarahan Manarang yang memiliki JAGA

dengan frekuensi 553 (82,5 %), dibandingkan dengan yang tidak

memiliki JAGA yaitu 117 (17,5 %).


TABEL 20
Distribusi Responden Berdasarkan Jamban Yang Memenuh Syarat
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Jamban Yg Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Memenuhi Lapalopo Siapae

Syarat F % F % f % f %
Ya 133 59,6 78 61,4 181 89,2 392 70,9
Tidak 90 40,4 49 38,66 22 10,8 161 29,1
Jumlah 223 100,00 127 100,00 203 100,00 553 100,00

Sumber : data primer

TABEL 20 : berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 553 KK (Kepala

Keluarga) yang memiliki jamban jumlah jamban yang memenuhi

syarat sebanyak 392 (70,9 %), sedangkan yang tidak memenuhi syarat

kesehatan adalah 161 (29,1 %)


TABEL 21
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Air Bersih di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Air Bersih
F % f % F % f %
Ya 266 94,7 147 86,5 212 96,8 625 81,3
Tidak 15 5,3 23 13,5 7 3,2 45 5,7
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber Data primer

TABEL 21 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan menunjukkan bahwa

sebagian besar responden di kelurahan manarang memiliki Sarana air

bersih dengan frekuensi 625 (81,3 %) KK, sedangkan yang tidak

memiliki sarana air bersih adalah 45 (5,7%) KK.


TABEL 22
Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Sarana Air Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Bersih Yg Lapalopo Siapae

Memenuhi
F % F % F % f %
Syarat
Ya 147 55,3 86 58,5 208 98,1 441 70,6
Tidak 119 44,7 61 41,5 4 1,9 184 29,4
Jumlah 266 100,00 147 100,00 212 100,00 625 100,00

Sumber data primer

TABEL 22 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 625 KK (Kepala

Keluarga) yang memiliki sarana air bersih, sebagian besar sarana air

bersih yang memenuhi syarat sebanyak 441 (70,6 %) KK, dan yang

tidak memenuhi syarat adalah 184 (29,4%).


TABEL 23
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Sampah
F % F % F % f %
Ya 188 66,9 57 35,5 165 75,3 410 61,2
Tidak 93 33,1 113 66,4 54 24,7 260 38,8
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 23 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK (Kepala

Keluarga) sebagian besar kepemilikan tempat sampah yang memenuhi

syarat sebanyak 410 (61,2 %) KK, dan yang tidak memenuhi syarat

adalah 260 (38,8 %).

TABEL 24
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah
Yang Memenuhi Syarat di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Sumber data primer

Tempat Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Sampah Yg Lapalopo Siapae

Memenuhi
F % F % F % f %
Syarat
Ya 181 96,3 57 100 162 98,2 400 97,6
Tidak 7 3,7 - 0,00 3 1,8 10 2,4
Jumlah 188 100,00 57 100,00 165 100,00 410 100,00

TABEL 24 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 410 KK (Kepala

Keluarga) yang memiliki tempat sampah, sebagian besar kepemilikan

sampah yang memenuhi syarat sebanyak 400 (97,6 %) KK, dan yang

tidak memenuhi syarat adalah 10 (402,4%).

TABEL 25
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan SPAL di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Lingk. Bua Lingk. Bulu Total
Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
SPAL
F % F % F % f %
Ya 152 54,1 44 25,9 174 79,5 370 55,2
Tidak 129 45,9 126 74,1 45 20,5 300 44,8
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 25 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK (Kepala

Keluarga) sebagian besar kepemilikan SPAL sebanyak 370 (55,2 %)

KK, dan yang tidak memiliki SPAL adalah 300 (44,48 %).

TABEL 26
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan SPAL Yang Memenuhi Syarat
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
SPAL Yg Lingk. Bua Lingk. Bulu Total
Lingk. Bulu
memenuhi Lapalopo Siapae

Syarat F % F % F % F %
Ya 99 65,1 44 100 174 100 317 85,7
Tidak 53 34,9 - 0,00 - 0,00 53 14,3
Jumlah 152 100,00 44 100,00 174 100,00 370 100,00

Sumber data primer

TABEL 26 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 370 KK yang

memiliki SPAL, sebagian besar tidak memiliki SPAL yang memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 317 (85,7 %) RT, sedangkan yang memiliki

SPAL yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 53 (14,3 %).

TABEL 27
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Lingk. Bua Lingk. Bulu Total
Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Ventilasi
F % F % F % F %
Ya 266 94,7 147 86,5 205 93,6 618 92,2
Tidak 15 5,3 23 13,5 14 6,4 52 7,5
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 27 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK sebagian

besar memiliki ventilasi sebanyak 618 (92,2 %), sedangkan yang tidak

memiliki ventilasi sebanyak 45 (7,5%).

TABEL 28
Distribusi Responden Berdasarkan Ketidakpadatan Penghuni Rumah
di Kelurahan ManarangKecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Ketidakpadatan Lingk. Bua Lingk. Bulu Total
Lingk. Bulu
Penghuni Lapalopo Siapae

Rumah F % F % F % F %
Ya 218 77,6 161 94,7 197 90,0 576 86,0
Tidak 63 22,4 9 5,3 22 10,0 94 14,0
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 28 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK sebagian

besar menunjukkan bahwa ketidakpadatan rumah di Kelurahan

Manarang sebanyak 576 (86,0 %), sedangkan rumah yang padat

sebanyak 94 (14,0%).

TABEL 29
Distribusi Responden Berdasarkan Lantai Rumah di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Lingk. Bua Lingk. Bulu Total
Lantai
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Rumah
F % F % F % F %
Ya 274 97,5 147 86,5 214 97,7 635 94,8
Tidak 7 2,5 23 13,5 5 2,3 35 5,2
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

TABEL 29 : Berdasarkan hasil pendataan yang kami peroleh di lapangan

menunjukkan bahwa lantai yang memenuhi syarat kesehatan dari 670

KK adalah 635 (94,8%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah 34

(5,2%).

TABEL 30
NILAI PHBS di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Fekuensi Persentase

Nilai PHBS (1) (%)


Sehat I 5 0,7
Sehat II 76 11,3
Sehat III 478 71,4
Sehat IV 111 16,6
Jumlah 670 100,00
Sumber data primer

TABEL 30 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan menunjukkan bahwa di

Kelurahan Manarang klasifikasi PHBS tertinggi adalah sehat III dengan

frekuensi 478 (71,4 %) dan terendah adalah Sehat I sebesar 5 (0,5 %).

TABEL 31
Nilai IPKS di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk Bulu


Lingk. Bulu TOTAL
IPKS Lapalopo Siapae
F % F % F % F %
0,2 4 1,4 5 2,4 4 1,8 13 1,9

0,4 15 5,3 24 14,1 9 4,1 48 7,2

0,5 5 1,8 5 2,9 5 2,3 15 2,2

0,6 78 27,8 42 24,7 50 22,8 170 25,4

0,7 18 6,4 10 5,9 22 10,1 50 7,5

0,8 114 40,6 56 34,0 86 39,3 256 38,2

0,9 - - 5 2,9 - - 5 0,7

1 47 16,7 23 13,5 43 19,6 113 16,9

Jumlah 281 100,00 168 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber Data Primer

TABEL 31 : Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan menunjukkan bahwa di

Kelurahan Manarang klasifikasi PHBS tertinggi adalah sehat III dengan

frekuensi 478 (71,8 %) dan terendah adalah Sehat I sebesar 5 (0,7%).

TABEL 32

TABEL DISTRIBUSI PHBS ANAK SEKOLAH

Tabel 1: Jamban Yang Bersih

Jamban SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 F PRESENTASE

LAPALOPO BULU BULU MATTIROBULU

SIAPAE
YA 1 1 2 50%
TIDAK 1 1 2 50%
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi I : Tabel 1 Menunjukksn bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

jamban yang be rsih di Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro

Bulu, Kabupaten Pinrang adalah 2 (50 %) dan yang tidak memiliki

jamban yang bersih adalah 2 ( 50 %).

Tabel II : Air Bersih

Air Bersih SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

LAPALOPO BULU BULU

SIAPAE
YA 1 1 3 75 %
TIDAK 1 1 1 25 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi II : Tabel II menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

Air Bersih di Lingkungan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu


Kabupaten Pinrang adalah 3 (75 %) dan yang tidak memiliki air bersih

1 (25 %).

Tabel III : Lingkungan Sekolah dalam Keadaan Bersih

Ling. SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

Bersih LAPALOPO BULU BULU

SIAPAE
YA 1 1 1 3 75 %
TIDAK 1 1 25 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi III : Tabel III menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

lingkungan Sekolah yang bersih di Kelurahan Manarang Kecamatan

Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang adalah 3 (75 %) dan yang tidak

memiliki air bersih 1 (25 %)

Tabel IV : UKS berfungsi dengan baik

UKS SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

LAPALOPO BULU BULU

SIAPAE
YA 1 1 1 1 4 100 %
TIDAK
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi IV : Tabel IV menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

UKS dan berfungsi dengan baik yang di Kelurahan Manarang

Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang adalah 4 ( 100 % ).

Tabel V : Dana Sehat ( JPK )

Dana Sehat SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

( JPK ) LAPALOPO BULU BULU


SIAPAE
YA 1 1 1 3 75 %
TIDAK 1
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi V : Tabel V menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

Dana Sehat Sekolah di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro

Bulu Kabupaten Pinrang adalah 3 (75 %) dan yang tidak memiliki

Dana Sehat adalah 1 (25 %).

Tabel VI : Kebersihan Kuku

Kebersihan SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

Kuku LAPALOPO BULU BULU

SIAPAE
YA 1 1 1 3 75 %
TIDAK 1 1 25 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi VI : Tabel VI menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang memiliki

Kuku Pendek dan bersih di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro

Bulu Kabupaten Pinrang adalah 3 (75 %) dan yang tidak memiliki

Kuku adalah 1 (25 %).

Tabel VII : Tidak Merokok

Tidak SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 F PRESENTASE

Merokok LAPALOPO BULU BULU MATTIROBULU

SIAPAE
YA 1 1 25 %
TIDAK 1 1 1 3 75 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%
Interpretasi VII : Tabel VII menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang

memiliki Siswa yang tidak merokok di Kelurahan Manarang

Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang adalah 3 (75 %) dan

siswa yang merokok adalah 1 (25 %).

Tabel VIII : Dokter Kecil atau Kader Kesehatan

Dokter SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 BUA F PRESENTASE

Kecil LAPALOPO BULU BULU

SIAPAE
YA 1 1 2 50 %
TIDAK 1 1 2 50 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100%

Interpretasi VIII : Tabel VIII menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang ada

Dokter Kecilnya atau Kader Kesehatan di Kelurahan Manarang

Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang adalah 2 (50 %) dan

yang tidak ada Dokter Kecilnya atau Kader Kesehatan adalah 2 (50

%).
Tabel IX : Pengaplikasian

KLasifikasi SDN 80 BUA SDN 81 SDN 237 SMAN 1 F Persentase

LAPALOPO BULU BULU BUA

SIAPAE
Klasifikasi I 1 1 25 %
Klasifikasi II 0
Klasifikasi III 0
Klasifikasi IV 1 1 1 3 75 %
JUMLAH 1 1 1 1 4 100 %

Interpretasi IX : Tabel IX menunjukkan bahwa jumlah instansi pendidikan yang ada di

Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro BuLu Kabupaten

Pinrang mendapat klasifikasi I ada 1 (25 %) dan mendapat klasifikasi

IV ada 3 (75 %).


BAB IV

ANALISIS MASALAH DAN HASIL SEMINAR DESA

A. Analisis masalah.

1. Tempat Sampah

Pada lingkungan Bua lapalopo masih ditemukan beberapa KK (Kepala

Keluarga) yang tidak memiliki tempat sampah sebanyak 93 (33,1%) dari 281 KK

(Kepala Keluarga), ada pula yang memiliki tempat sampah tetapi belum memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 7 (35,7%) dari 188 KK (Kepala Keluarga). Pada

lingkungan Bulu Siappae jumlah KK yang tidak memiliki tempat sampah sebanyak

113 (66,5%) dari 170 KK, dan yang memiliki tempat sampah dan belum memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 57 (100%) dari 57 KK (Kepala Keluarga). Dan pada

lingkungan Bulu jumlah KK yang tidak memiliki tempat sampah sebanyak 54

(24,7%) dari 219 KK, dan ada yang memiliki tempat sampah namun belum

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 3 (1,8%) dari 165 KK. Karena kurangnya

pengetahuan masyarakat akan pentingnya penyediaan tempat sampah.

2. SPAL

Pada lingkungan Bua lapalopo ditemukan 129 (45,9%) dari 281 KK (Kepala

Keluarga) yang tidak memiliki SPAL dan ada yang memiliki SPAL namun tidak

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 53 (34,9%) dari 152, pada lingkungan Bulu

Siappae jumlah KK yang tidak memiliki SPAL sebanyak 126 (74,1%) dari 170 KK

(Kepala Keluarga), dan yang memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 44 (100%) dari 44 KK. Sedang pada lingkungan Bulu jumlah KK yang

tidak memiliki SPAL sebanyak 45 (20,5%) dari 219 KK. Ini dikarenakan kurangnya

pengetahuan masyarakat akan manfaat dari SPAL yang memenuhi syarat kesehatan.

B. Hasil Seminar Desa

Berdasarkan hasil seminar desa yang dilakukan didapatkan beberapa masalah yang

menjadi perioritas sebagai berikut :

No Masalah Usulan / tanggapan


1 Tempat sampah Membuat tempat sampah percontohan dengan

sumber daya yang ada

Menghimbau (penyuluhan) kepada warga untuk

membuat tempat sampah di rumah masing-masing

untuk mencegah terjadinya berbagai macam

penyakit yang ditimbulkan akibat tidak memiliki

tempat sampah

2 SPAL Memberikan penyuluhan tentang SPAL dan

bahaya yang ditimbulkan

BAB V

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


A. Perioritas Masalah

Penetapan perioritas masalah dilakukan berdasarkan data yang kami peroleh

baik data primer maupun sekunder.Kami mengangkat perioritas masalah tersebut

setelah melakukan pendataan dan tabulasi data serta penerapan perioritas masalah

tersebut telah dilaksanakan pada saat seminar desa.

Demikian seminar tersebut di vahas masalah-masalah yang ditemukan dilapangan

yang ada kaitannya dengan kesehatan masyarakat.

Adapun kriteria yang menjadi vahan pertimbangan yaitu :

1. Besarnya masalah

2. Jenis atau sifat masalah

3. Kemungkinan dan kemudahan masalah tersebut dapat dirubah

4. Perhatian masyarakat terhadap masalah yang ada

Dengan mempertimbangkan keempat kriteria diatas serta adanya kesepakatan antara

mahasiswa dan toko masyarakat maka masalah yang menjadi fokus dan survey

dekskriptif yang kami lakukan pada dasarnya yaitu :

1. Penyuluhan tentang SPAL

2. Penyuluhan tentang Tempat Sampah

3. Penyuluhan PHBS tentang merokok (program tambahan)

4. Penyuluhan PHBS cuci tangan (program tambahan)

5. Penyuluhan PHBS sikat gigi (program tambahan)

6. Penyuluhan tentang jamban (program tambahan)

B. Rencana intervensi

1. Intervensi Non Fisik


Secara umum intervensi non fisik ini yaitu dengan penyuluhan antara lain :

a. Penyuluhan tentang SPAL (yang memenuhi syarat bentuk-bentuk SPAL

sederhana)

b. Penyuluhan tentang Tempat Sampah yang memenuhi syarat

c. Penyuluhan PHBS merokok,tentang bahaya yang diakibatkan oleh zat-zat

kimia yang terkandung dalam rokok

d. Penyuluhan PHBS menggosok gigi, arti pentingnya menggosok gigi sesudah

makan dan sebelum tidur dan cara menggosok gigi yang benar

e. Penyuluhan PHBS cuci tangan,arti pentingnya mencuci tangan dan cara

mencuci tangan yang benar

f. Penyuluhan tentang jamban,arti pentingnya jamban dan dampak negatif yang

dapat ditimbulkan akibat buang tinja disembarang tempat

2. Intervensi Fisik

Program intervensi fisik yang kami lakukan adalah pembuatan tempat sampah

percontohan
BAB VI
PLANNING OF ACTION
PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PBL II
DI KELURAHAN MANARANG
KEC. MATTIROBULU

No Jenis Tujuan Sasaran Target Biaya / Penanggung Waktu / Kriteria Indikator


Kegiatan Sumber Jawab Tempat Penilaian Keberhasilan
1. Intervensi
Non Fisik

Penyuluhan Untuk Masyarakat di 25 responden Rp. 25.000, - Fitrianti Kamis,11- -kategori tahu Peningkatan
tempat meningkatkan Di - Nurlinaw 02-2010 jika mampu pengetahuan
sampah kesadaran Lingkungan ati Pukul: 15.30 menjawab masyarakat
masyarakat agar Bulu Siapae di rumah benar tentang
membuang sampah kepala 62,5% tempat
pada tempatnya lingkungan -kategori sampah yang
dan memberikan Bulu Siapae tdk tahu jika memenuhi
informasi tentang hanya syarat
dampak yang menjawab kesehatan di
timbul akibat dibawah 62,5 lingkungan
membuang sampah % Bulu Siapae
disembarang sebesar 10 %.
tempat
Intervensi Memberikan Masyarakat di 2 Unit Rp 150.000, - Nurtasmin Kamis,11- Masyarakat Bertambahnya
Fisik contoh kepada Di - Ade 02-2010 tahu dan tempat
masyarakat tentang Lingkungan Sugandha PukuL : mampu sampah di
Pembuatan tempat sampah Bulu Siapae - ilham 16.00 membuat Lingkungan
Tempat yang memenuhi Di salah satu tempat Bulu Siapae
Sampah syarat kesehatan rumah sampah yang sebanyak 2
Percontohan dan untuk penduduk memenuhi unit.
meningkatkan syarat
keterampilan kesehatan
masyarakat dalam
membuat tempat
sampah
2. Intervensi
non Fisik

Penyuluhan u/ meningkatkan Masyarakat di 25 responden Rp. 20.000, - Asrin Kamis, 11- - katego Meningkatnya
SPAL pengetahuan masy lingkungan a 02-2010 ri tahu jika pengetahuan
ttg pentingnya Bulu siapae - Nurlel Pukul : mampu masyarakat di
memiliki SPAL a lamori 16.45 di menjawab 9- Lingk. Bulu
yang memenuhi - alexa Lingkungan 15 soal dgn Siapae sebesar
syarat kesehatan. ndra Bulu Siapae benar 10%
62,5%
-kategori tdk
tahu jika
hanya
menjawab 1-
8 soal dgn
benar <
62,5%
No Jenis Tujuan Sasaran Target Biaya/Sumber Penanggung Waktu Kriteria Indikator
Kegiatan Jawab Penilaian Keberhasilan

3. Penyuluhan
Tentang
PHBS
Sekolah
Untuk Siswa kelas Rp 25.000, Kamis, 11 Meningkatnya
Penyuluhan Meningkatkan 4,5 dan 6
30 Responden - Megawati
-02-2010 pengetahun
kesadaran SDN 80 buah Waktu : dan kesadaran
Jamban -A.Tenriwale
10.00 -kategori
siswa/siswi akan Lapalopo - milka bosa siswa/ siswi SD
Di SD 80 Bua tahu jika
pentingnya Bua Lapalopo
jumlah
memperhatikan lapa lopo tentang
jawaban yg
kebersihan mulai benar masalah
dari diri sendiri. 62,5% pemanfaatan
-kategori jamban yg
Rp 25.000, tdk tahu jika memenuhi
hanya
Siswa kelas 1 -adhe Rabu, 10-02- syarat
Untuk menjawab
dan 2 SMUN I suganda 2010 kesehatan
Meningkatkan dibawah
Mattiro Bulu 15 responden Waktu : Sebesar 10%
kesadaran para voth 62,5 %
- ida royani 12.00
siswa/siswi Di SMUN 1 Meningkatka
tentang Mattiro Bulu pengetahuan
pentingnya dan kesadaran
-kategori siswa/siswi
Penyuluhan bahaya merokok tahu jika SMUN 1
Merokok jumlah Mattiro Bulu
jawaban yg tentang
benar
dampak yang
62,5%
ditimbulkan
-kategori
tdk tahu jika akibat
hanya merokok
menjawab Sebesar 10%
dibawah
62,5 %
%
BAB VII
HASIL INTERVENSI
A. Program Intervensi Non Fisik
Intervensi yang kami lakukan pada PBL II yaitu intervensi fisik dan non fisik, yang

mana kedua bentuk intervensi tersebut dibuat dalam bentuk POA (Planning Of Action).

Intervensi yang telah kami lakukan :


1. Penyuluhan tentang SAMPAH
a. Waktu : Kamis, 11 februari 2010 pukul 15.30 wita
b. Jumlah responden : 25 orang
c. Tempat : Rumah salah satu warga di Lingkungan Bulu Siapae
d. Materi : pengertian Sampah dan syarat-syarat tempat sampah yang memenuhi

syarat kesehatan, serta pentingnya memiliki tempat sampah


e. Pembawa Materi: Fitrianti Suardi dan Nurlinawati
f. Tujuan : Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar membuang sampah

pada tempatnya dan memberikan informasi tentang dampak yang timbul akibat

membuang sampah disembarang tempat.


g. Sasaran : Masyarakat di Kelurahan Bulu Siapae
h. Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai yang telah

direncanakan. Saat memberikan penyuluhan masyarakat begitu memperhatikan

dan menyimak dengan baik dan setelah penyuluhan diberikan kesempatan untuk

bertanya bagi yang tidak mengerti mengenai sampah tersebut.

2. Penyuluhan tentang SPAL


a. Waktu : Kamis, 11 februari 2010 pukul 16.45 wita
b. Jumlah responden : 20 orang
c. Tempat : Rumah kepala Lingkungan Bulu Siapae
d. Materi : Memberi pengetahuan SPAL yang baik yang memenuhi syarat kesehatan

serta dampak yang ditimbulkan SPAL yang tidak baik serta pemanfaatan SPAL
e. Pembawa materi : Asrina,NurLela Lamori dan Alexandra
f. Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan


g. Sasaran : Masyarakat di Lingkungan Bulu Siapae
h. Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai yang telah

direncanakan. Saat memberikan penyuluhan masyarakat begitu memperhatikan


dan menyimak dengan baik dan setelah penyuluhan diberikan kesempatan untuk

bertanya bagi yang tidak mengerti mengenai SPAL tersebut.


3. Penyuluhan tentang Merokok di Sekolah
a. Waktu : Rabu, 10 februari 2010 pukul 10.00
b. Jumlah responden : 15 orang
c. Tempat : Sekolah SMAN 1 Mattiro Bulu
d. Materi : Memberi pengetahuan tentang kandungan rokok yang sangat berbahaya,

serta bahaya yang ditimbulkan jika merokok.


e. Pembawaa materi : Ade suganda voth dan Ida royani
f. Tujuan : Untuk memberi pengetahuan tentang pentingnya bahaya merokok
g. Sasaran : Siswa/Siswi SMUN 1 Mattiro Bulu
h. Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai yang telah

direncanakan. Saat memberikan penyuluhan para siswa begitu memperhatikan

dan menyimak dengan baik dan setelah penyuluhan diberikan kesempatan untuk

bertanya bagi yang belum mengerti tentang dampak atau bahaya yang

ditimbulkan jika merokok.


4. Penyuluhan tentang Jamban di Sekolah
a. Waktu : Kamis, 11 Februari 2010 pukul 10.00 wita.
b. Jumlah responden : 30 orang
c. Tempat : SDN 80 Bua Lapalopo
d. Materi : Memberi pengetahuan tentang pemanfaatan jamban, syarat-syarat

jamban, contoh jamban yang baik, serta bahaya yang ditimbulkan jika jamban

tidak memenuhi syarat kesehatan.


e. Pembawa materi : Megawati, A.Tenri Wale dan Milka bosa
f. Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan

jamban.
g. Sasaran : Siswa/siswa SDN 80 Bua Lapalopo kelas 4 s/d 6
h. Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai yang telah

direncanakan. Saat memberikan penyuluhan para siswa begitu memperhatikan

dan menyimak dengan baik dan setelah penyuluhan diberikan kesempatan untuk

bertanya bagi siswa yang belum mengerti tentang jamban.


B. Program Intervensi Fisik
5. Pembuatan tempat sampah percontohan
a. waktu : Kamis, 11 februari 2010 pukul 16.00 wita
b. Tempat : Rumah kepala Lingkungan Bulu Siapae
c. Pembawa materi : Nurtasmin, Ade suganda voth dan Ilham
d. Tujuan :Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya manfaat

tempat sampah dan dampak yang dapat terjadi jika tidak memiliki tempat

sampah.
e. Sasaran : masyarakat di Lingkungan Bulu Siapae
f. Deskripsi Kegiatan : kegiatan ini berlangsung dengan baik, hal ini dapat dilihat

dari reaksi masyarakat yang ikut serta dalam pembuatan tempat sampah

percontohan.
C. Program Intervensi Tambahan
Penyuluhan tentang Merokok
a. Waktu : Selasa, 11 Februari 2010 pukul 10.00 wita.
b. Tempat : SDN 281 Bua Lapalopo
c. Materi : Memberi pengetahuan tentang kandungan rokok yang sangat

berbahaya, serta bahaya yang ditimbulkan jika merokok.


d. Pembawa materi : Megawati dan Ade suganda voth
e. Tujuan : Untuk menambah pengetahuan siswa tentang pentingnya bahaya

rokok
f. Sasaran : Siswa/siswi SDN 281 Bua Lapolo kelas 5 s/d 6

Penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut


g. Waktu : Kamis, 11 Februari 2010 pukul 11.00 wita.
h. Tempat : SDN 80 Bua Lapalopo
i. Materi : Cara menggosok gigi yang benar, kapan harus menggosok gigi, dan

penyakit yang timbul akibat tidak menggosok gigi dengan teratur


j. Pembawa materi : A.Tenri Wale dan Nurtasmin
k. Tujuan : Untuk menambah pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut.


l. Sasaran : Siswa/siswi SDN 80 Bua Lapalopo kelas 4 s/d 6
Penyuluhan tentang cuci tangan
a. Waktu : Kamis, 11 Februari 2010 pukul 11.45 wita.
b. Tempat : SDN 80 Bua Lapalopo
c. Materi : Cara mencuci tangan yang benar, kapan harus mencuci tangan, dan

penyakit yang timbul akibat tidak mencuci tangan


d. Pembawa materi : Nurlinawati,Ilham dan Nurlela lamori
e. Tujuan : Untuk menambah pengetahuan para siswa tentang pentingnya

mencuci tangan dengan memakai sabun


f. Sasaran : Siswa/siswi SDN 80 Bua Lapalopo kelas 4 s/d 6

Adapun hasil tabel-tabel distribusi responden berdasarkan pengetahuan setiap

kegiatan penyuluhan kami adalah :

Tabel 32
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang SPAL
Di Lingkungan Bulu Siapae Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2010
Pengetahuan Peningkatan
SPAL Pre Test Post Test Pengetahuan
n % n %
Tahu 7 35 20 100 65%

tidak tahu 13 65 0 0

Total 20 100 20 100 65%


Sumber Data Primer

Berdasarkan Tabel 32 di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum diadakan penyuluhan

tentang SPAl terhadap Masyarakat Lingkungan Bulu Siapae data yang diperoleh yang tahu

tentang SPAL sebanyak 7 orang (35 %), sedangkan Masyarakat yang tidak mengetahui tentang

SPAL sebanyak 13 orang (65 %). Setelah diadakan penyuluhan maka telah ada peningkatan

pengetahuan tentang SPAL sebanyak 20 orang (100%).


Tabel 33
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tempat Sampah
Di Lingkungan Bulu Siapae Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2010
Pengetahuan Peningkatan
Tempat Pre Test Post Test Pengetahuan
Sampah
n % N %
Tahu 9 36 25 100 64 %

tidak tahu 16 64 0 0

Total 25 100 25 100 64 %


Sumber Data Primer

Berdasarkan Tabel 33 di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum diadakan penyuluhan

tentang Tempat Sampah terhadap Masyarakat Lingkungan Bulu Siapae data yang diperoleh yang

tahu tentang Tempat Sampah sebanyak 9 orang (36 %), sedangkan Masyarakat yang tidak

mengetahui tentang Tempat Sampah sebanyak 16 orang (64 %). Setelah diadakan penyuluhan

maka telah ada peningkatan pengetahuan tentang Tempat Sampah sebanyak 25 orang (100%).
Tabel 34
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penggunaan
Jamban di SDN 281 Bulu Siapae Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2010

Pengetahuan Peningkatan
Jamban Pre Test Post Test Pengetahuan
n % n %
Tahu 17 56,6 30 100 43,4%

Tidak tahu 13 43,33 0 0


Total 30 100 30 100 43,4%
Sumber Data Primer

Berdasarkan Tabel 34 di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum diadakan penyuluhan

tentang Jamban terhadap Murid Sekolah Dasar 281 Bulu Siapae, Maka data yang diperoleh yang

tahu tentang Pengetahuan Jamban sebanyak 17 orang (56,6 %), sedangkan Murid yang tidak

mengetahui tentang Jamban sebanyak 13 orang (43,33 %). Setelah diadakan penyuluhan tentang

Jamban, Maka telah ada peningkatan Pengetahuan tentang Jamban sebanyak 30 orang (100%).
Tabel 35
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Merokok
di SMUN I Mattiro Bulu Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2010

Pengetahuan Peningkatan
Rokok Pre Test Post Test Pengetahuan
n % n %
Tahu 4 26,7 15 100 73,3%

Tidak tahu 11 73,3 0 0 0


Total 15 100 15 100 73,3%
Sumber Data Primer

Berdasarkan Tabel 35 di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum diadakan penyuluhan

tentang Rokok terhadap Murid SMUN 1 Mattirobulu, Maka data yang diperoleh yang tahu

tentang PHBS Rokok sebanyak 4 orang (26,7 %), sedangkan Murid yang tidak mengetahui

tentang PHBS Rokok 11 orang (73,3 %). Setelah diadakan penyuluhan tentang PHBS Rokok,

Maka telah ada peningkatan Pengetahuan tentang PHBS Rokok sebanyak 15 orang (100%).

D. Indikator Keberhasilan Intervensi

Untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai dalam melakukan intervensi,

maka dilakukan indikator keberhasilan sebagai berikut :


1. Penyuluhan tentang saluran pembuangan air limbah (SPAL).

Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengetahuan,

perubahan sikap, dan perilaku dengan kategori sebesar 10%.

2. Penyuluhan Tentang Tempat Sampah.


Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengatahuan, perubahan

sikap, dan perilaku dengan kategori sebesar 10%


3. Penyuluhan tentang Jamban di Sekolah
Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengetahuan, perubahan

sikap, dan perilaku dengan kategori sebesar 10%


4. Penyuluhan tentang bahaya merokok di Sekolah
Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengetahuan, perubahan

sikap, dan perilaku dengan kategori sebesar 10%


5. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengatahuan, perubahan

sikap, dan perilaku para siswa


6. Penyuluhan tantang cuci tangan
Setelah mengadakan penyuluhan diharapkan peningkatan pengatahuan, perubahan

sikap, dan perilaku para siswa


BAB VIII

HASIL EVALUASI PROGRAM

A. Penyusunan Rencana Evaluasi

Dalam isi bab ini disusun rencana evaluasi program intervensi dengan

mengembangkan komponen 5 W + 1H berikut ini,contoh :

1. Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi adalah u ntuk mengetahui capaian target dari program yang

dilaksanakan pada PBL II baik program fisik maupun program non fisik.

2. Jenis program yang akan di evaluasi

Adapun jenis program yang akan dievaluasi adalah :

a. Program fisik

1) Pembuatan Tempat Sampah Percontohan

a) Sasaran program adalah seluruh masyarakat di lingkungan bulu siapae

b) Target pembuatan dua unit

c) Rencana peningkatan dua unit

b. Program Non Fisik

1) Penyuluhan Tentang Tempat Sampah

a) Sasaran program adalah masyarakat dilingkungan bulu siapae

b) Target penyuluhan : meningkatnya pengetahuan tentang bahaya yang

timbul akibat buang sampah disembarangan tempat

c) Rencana peningkatan : meningkatnya pengetahuan sebanyak 10 %


2). Penyuluhan tentang SPAL

a) Sasaran program adalah masyarakat di lingkungan bulu siapae

b) Target penyuluhan : Meningkatnya pengetahuan tentang pentingnya

SPAL dan manfaatnya.

c) Rencana peningkatan : meningkatnya pengetahuan masyarakat sebanyak

10 %.

3. Waktu pelaksanaan program evaluasi

a) Evaluasi peningkatan Tempat sampah

Dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 juli 2010

b) Evaluasi peningkatan SPAL

Dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 juli 2010

4. Instrumen dalam melaksanakan evaluasi

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi kepemilikan WC dan SPAL

digunakan check list / lembar observasi kepemilikan yang terlampir dalam laporan

ini.

B. Hasil Kegiatan Evaluasi

Dalam sub bab ini disusun hasil evaluasi program intervensi dengan memaparkan

komponen berikut :

1. Gambaran Masalah

a. Kepemilikan Tempat Sampah

Dari hasil pendataan dan masalah pada PBL I didapatkan bahwa jumlah

kepala keluarga yang memiliki tempat sampah pada lingkungan bua lapalopo
sebanyak 188 unit (45,9 %), lingkungan bulu siapae sebanyak 57 unit (13,9 %)

sedangkan linkungan lingkungan bulu sebanyak 165 unit (40,2 %), secara

keseluruhan kepemilikan tempat Sampah pada kelurahan Manarang hanya 410

(61.2%). Sedangkan yang tidak memiliki tempat sampah sebanyak 260 kk

(38.8%). Dari segi pemenuhan syarat pada lingkungan bua lapalopo dari 188

tempat sampah hanya 181 (45,3%) yang memenuhi syarat, di lingkungan bulu

siapae dari 57 yang memiliki tempat sampah semuanya memenuhi syarat,

sedangkan di lingkungan bulu dari 165 yang memiliki tempat sampah 162

(40,5%) yang memenuhi syarat.

Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah


di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Kepemilikan
Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
Sampah
F % F % F % f %
Ya 188 66,9 57 35,5 165 75,3 410 61,2
Tidak 93 33,1 113 66,4 54 24,7 260 38,8
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK (Kepala Keluarga)

sebagian besar tempat sampah yang memenuhi syarat sebanyak 410 (61,2 %)

KK, dan yang tidak memenuhi syarat adalah 260 (38,8 %).
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah
Yang Memenuhi Syarat di Kelurahan Manarang
Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009
Sumber data primer

Tempat Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
Sampah Yg Lapalopo Siapae

Memenuhi
F % F % F % f %
Syarat
Ya 181 96,3 57 100 162 98,2 400 97,6
Tidak 7 3,7 - 0,00 3 1,8 10 2,4
Jumlah 188 100,00 57 100,00 165 100,00 410 100,00

Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 410 KK (Kepala Keluarga)

yang memiliki tempat sampah, sebagian besar kepemilikan sampah yang

memenuhi syarat sebanyak 400 (97,6 %) KK, dan yang tidak memenuhi syarat

adalah 10 (402,4%).

Rendahnya kepemilikan tempat sampah dan tempat sampah yang

memenuhi syarat pada kelurahan Manarang terutama lingkungan bulu siapae

dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki

tempat sampah, juga kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit

yang ditimbulkan serta dapat dampaknya terhadap lingkungan serta rendahnya

pengetahuan masyarakat tentang cara pembuatan tempat sampah sederhana tetapi

memenuhi syarat.

b. Kepemilikan SPAL
Dari hasil pendataan dan masalah pada PBL I didapatkan bahwa jumlah

kepala keluarga yang memiliki SPAL pada lingkungan bua lapalopo sebanyak

152 unit (41,1 %), lingkungan bulu siapae sebanyak 44 unit (11,9 %) sedangkan

lingkungan bulu sebanyak 174 unit (47 %), secara keseluruhan kepemilikan

SPAL pada kelurahan Manarang hanya 370 (55.2%). Sedangkan yang tidak

memiliki SPAL sebanyak 300 kk (44.8%)

Dari segi pemenuhan syarat pada lingkungan bua lapalopo dari 152 SPAL

hanya 99 (31,2%) yang memenuhi syarat,dilingkungan bulu siapae dari 44 yang

memiliki SPAL semuanya memenuhi syarat,sedangkan di lingkungan bulu dari

174 yang memiliki SPAL semuanya memenuhi syarat.

Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan SPAL di Kelurahan Manarang


Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

Total
Lingk. Bua Lingk. Bulu
Kepemilikan Lingk. Bulu
Lapalopo Siapae
SPAL
F % F % F % f %
Ya 152 54,1 44 25,9 174 79,5 370 55,2
Tidak 129 45,9 126 74,1 45 20,5 300 44,8
Jumlah 281 100,00 170 100,00 219 100,00 670 100,00

Sumber data primer

Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 670 KK (Kepala Keluarga)

sebagian besar kepemilikan SPAL sebanyak 370 (55,2 %) KK, dan yang tidak

memiliki SPAL adalah 300 (44,48 %).


Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan SPAL Yang Memenuhi Syarat
di Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang
Tahun 2009

SPAL Yg Lingk. Bua Lingk. Bulu Total


Lingk. Bulu
memenuhi Lapalopo Siapae

Syarat F % F % F % F %
Ya 99 65,1 44 100 174 100 317 85,7
Tidak 53 34,9 - 0,00 - 0,00 53 14,3
Jumlah 152 100,00 44 100,00 174 100,00 370 100,00

Sumber data primer

Berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan dari 370 KK yang memiliki

SPAL, sebagian besar tidak memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan

sebanyak 317 (85,7 %) RT, sedangkan yang memiliki SPAL yang memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 53 (14,3 %).

Rendahnya kepemilikan SPAL pada kelurahan Manarang khususnya di

lingkungan bulu siapae dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya memiliki SPAL, juga kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya

penyakit yang ditimbulkan serta dampaknya terhadap lingkungan serta rendahnya

pengetahuan masyarakat tentang cara pembuatan SPAL sederhana tapi memenuhi

syarat.

2. Gambaran Hasil Evaluasi

a. Kepemilikan Tempat Sampah


Dari hasil pendataan PBL III terhadap kepemilikan didapatkan bahwa

jumlah kepala keluarga yang memiliki tempat sampah pada lingkungan bua

lapalopo bertambah hanya 1(satu) unit. Pada lingkungan bulu siapae bertambah

4(empat) unit. Pada lingkungan bulu betambah 1(satu) unit, secara keseluruhan

kepemilikan tempat sampah pada kelurahan Manarang bertambah sebesar

6(enam) unit. Dapat ditarik kesimpulan dari ketiga lingkungan pertambahan

kepemilikan Tempah Sampah tidak mencapai target yang telah ditetapkan pada

POA PBL II.

Untuk lebih jelasnya terlihat pada table berikut ini :

Tabel 36
Perbandingan Kenaikan Kepemilikan Tempat Sampah Di Kelurahan
Manarang Sebelum dan Sesudah Intervensi
Tahun 2010

Lingkungan Kepemilikan Temapat Sampah Jumlah


Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Memiliki Tdk Memiliki Memiliki Tdk Memiliki Kenaikan
n % n % n % n %
Bua Lapalopo 188 45,9 93 35,8 189 45,4 92 36,2 1
Bulu siapae 57 13,9 113 43,4 61 14,7 109 42,9 4
Bulu 165 40,2 54 20,8 166 39,9 53 20,9 1
jumlah 410 100 260 100 416 100 254 100 6
Sumber data primer

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa sebelum intervensi jumlah

kepemilikan Tempat sampah pada kelurahan Manarang sebanyak 410 kk, setelah

intervensi ada pembahan sebanyak 6 unit, sehingga jumlah kepemilikan tempat

sampah di kelurahan Manarang menjadi 416 kk.

Tabel 37
Perbandingan Kenaikan Kepemilikan Tempat Sampah Yang Memenuhi Syarat
Di Kelurahan Manarang Sebelum dan Sesudah Intervensi
Tahun 2010

Temapat Sampah yang memenuhi syarat


Jumlah
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Lingkungan
Memenuhi Tdk Memenuhi Memenuhi Tdk Memenuhi
Kenaikan
n % n % n % n %
Bua Lapalopo 181 45,3 7 70 185 45,1 4 66,7 4
Bulu siapae 57 14,2 - - 61 14,9 - - 4
Bulu 162 40,5 3 30 164 40 2 33,3 2
jumlah 400 100 10 100 410 100 6 100 10
Sumber data primer
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa sebelum intervensi jumlah

kepemilikan Tempat sampah yang memenuhi syarat pada kelurahan Manarang

sebanyak 400 kk, setelah intervensi ada penambahan sebanyak 10 unit. sehingga

jumlah kepemilikan tempat sampah yang memenuhi syarat di kelurahan

Manarang menjadi 410 kk.

Hal ini menunjukan bahwa walaupun ada peningkatan sebanyak 6 unit tetapi

tidak mencapai target yang ditentukan pada PBL II sebanyak 10 %. Berdasarkan

hasil evaluasi, melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat, hal tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Perilaku

Kebiasaan dari masyarakat setempat untuk membuang sampah disungai,dan

dilahan kosong dekat rumah masing-masing sehingga mereka kurang peduli

akan pentingnya tempat sampah.

2. Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah sehingga mengakibatkan kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan apabila

membuang sampah disembarang tempat (penyakit,banjir,pencemaran

lingkungan)

3. Faktor Ekonomi

Tidak adanya kemampuan masyarakat untuk membuat tempat sampah yang

sederhana dan memenuhi syarat.

4. Faktor Pemerintah
Kurangnya fasilitas yang disediakan seperti Tempat pembuangan sampah

umum, dan kurangnya ketegasan dari pemerintah untuk menghimbau warga

untuk tidak membuang sampah disembarang tempat.

b. Kepemilikan SPAL

Dari hasil pendataan PBL III terhadap kepemilikan didapatkan bahwa

jumlah kepala keluarga yang memiliki SPAL pada lingkungan bua lapalopo

bertambah hanya 3(tiga) unit. Pada lingkungan bulu siapae bertambah 3(tiga)

unit. Pada lingkungan bulu betambah 4(empat) unit, secara keseluruhan

kepemilikan SPAL pada kelurahan Manarang bertambah sebesar 10(sepuluh)

unit. Dapat ditarik kesimpulan dari ketiga lingkungan pertambahan kepemilikan

SPAL tidak mencapai target yang telah ditetapkan.Untuk lebih jelasnya terlihat

pada table berikut ini

Tabel 38
Perbandingan Kenaikan Kepemilikan SPAL Di Kelurahan Manarang
Sebelum dan Sesudah Intervensi
Tahun 2010

Kepemilikan SPAL
Jumlah
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Lingkungan
Memiliki Tdk Memiliki Memiliki Tdk Memiliki
Kenaikan
n % n % n % n %
Bua Lapalopo 152 42,1 129 43 155 40,8 126 43,5 3
Bulu siapae 44 11,9 126 42 47 12,4 123 42,4 3
Bulu 174 47 45 15 178 46,8 41 14,1 4
jumlah 370 100 300 100 380 100 290 100 10
Sumber data primer

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa sebelum intervensi jumlah

kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat pada kelurahan Manarang sebanyak


370 kk, setelah intervensi ada penambahan sebanyak 10 unit. sehingga jumlah

kepemilikan SPAL di kelurahan Manarang menjadi 380 kk.

Tabel 39
Perbandingan Kenaikan Kepemilikan SPAL Yang Memenuhi Syarat Di
Kelurahan Manarang Sebelum dan Sesudah Intervensi
Tahun 2010

SPAL yang memenuhi syarat


Jumlah
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Lingkungan
Memenuhi Tdk Memenuhi Memenuhi Tdk Memenuhi
Kenaikan
n % n % n % n %
Bua Lapalopo 99 31,2 53 100 105 31,8 50 100 6

Bulu siapae 44 13,9 - - 47 14,2 - - 3


Bulu 174 54,9 - - 178 54 - - 4

jumlah 317 100 53 100 330 100 50 100 13


Sumber data primer

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa sebelum intervensi jumlah SPALyang

memenuhi syarat pada kelurahan Manarang sebanyak 317 kk, setelah intervensi

ada penambahan sebanyak 13 unit. sehingga jumlah SPAL yang memenuhi syarat

di kelurahan Manarang menjadi 330 kk.

Hal ini menunjukan bahwa walaupun ada peningkatan sebanyak 13 unit tetapi

tidak mencapai target yang ditentukan pada PBL II sebanyak 10 %. Berdasarkan


hasil evaluasi, melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat, hal tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Perilaku

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuat SPAL,sehingga mereka

membuang air limbahnya dihalaman rumah yang mengakibatkan limbahnya

tergenang.

2. Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah sehingga mengakibatkan kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan apabila

membuang air limbah sembarangan (penyakit, pencemaran lingkungan).

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya SPAL dan cara

pembuatan SPAL yang sederhana..

3. Faktor Pemerintah

Kurangnya peran serta pemerintah dalam mengawasi dan memberikan

himbauan kepada masyarakat tentang manfaat dan pentingnya SPAL.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Yang berhubungan dengan peserta

Para peserta yang yang aktif dalam menjalankan setiap kegiatan yang

dilaksanakan mulai dari pendataan, intrvensi dan evaluasi.

b. Yang berhubungan dengan pengelola PBL

Fasilitas yang memadai


c. Yang berhubungan dengan pembimbing

Arahan serta bimbingan dari para pembimbing sehingga seluruh rangkaian

kegiatan dan laporan PBL dapat terselesaikan dengan baik.

d. Yang berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat setempat

Kerja sama yang sangat baik dari masyarakat dan dari pemerintah setempat

sehingga memudahkan kami dalam memperoleh data dan informasi yang kami

butuhkan.

e. Yang berhubungan dengan lingkungan

Rasa aman selama proses PBL berlangsung di lingkungan tersebut yaitu di

lingkungan Bua Lapalopo dan Bulu Siapae.

2. Fakor Penghambat

a. Yang berhubungan dengan peserta

Masih kurangnya peran serta dati tenman-teman dalam memberikan ide untuk

pembuatan laporan (kurang berperan aktif)

b. Yang berhubungan dengan pengelola PBL

Kurangnya transparansi pengguanaan biaya PBL yang menurut kami sangat

mahal, sehingga menjadi beban tersendiri bagi para peserta PBL.

c. Yang berhubungan dengan pembimbing

Dalam menyampaikan masukan mengenai pembuatan laporan masih kurang

penjelasan sehingga terjadi miss communication (salah pengertian) antara

pemmbimbing dengan peserta.

d. Yang berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat setempat


Kurangnya peran serta dari masyarakat untuk meluangkan waktunya pada saat

pemberian penyuluhan.

BAB IX

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasrakan hasi evaluasi yang dilakukan pada PBL 3 maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Jumlah kepemilikan tempat sampah di kelurahan Manarang mengalami

peningkatan dari 410 unit (61,2 %) menjadi 416 unit (62%), atau meningkat

sebanyak 6 unit (0,8%), dan penambahan ini tidak mencapai target yang

ditetapkan pada POA PBL 2, sehingga program pembuatan tempat sampah

percontohan di PBL 2 di nyatakan tidak berhasil. Sedangkan jumlah

kepemilikan tempat sampah yang memenuhi syarat di Kelurahan Manarang

mengalami peningkatan dari 400 unit (59,7%) menjadi 410 unit (61,2%), atau

meningkat sebanyak 10 unit (1,5%), dan penambahan ini tetap tidak memenuhi

target yang telah ditetapkan pada PBL 2, sehingga program penyuluhan

mengenai manfaat tempat sampah dan cara pembuatan tempat sampah yang

memenuhi syarat yang dilakukan pada PBL 2 dianggap tidak berhasil dalam

merubah perilaku dan kesadaran masyarakat.

2. Jumlah SPAL di kelurahan Manarang mengalami peningkatan dari 370 unit

(55,2 %) menjadi 380 unit (56,7%), atau meningkat sebanyak 10 unit (1,5%),.
Sedangkan jumlah SPAL yang memenuhi syarat di Kelurahan Manarang

mengalami peningkatan dari 317 unit (47,3%) menjadi 330 unit (49,2%), atau

meningkat sebanyak 13 unit (1,9%), dan penambahan ini tidak memenuhi target

yang telah ditetapkan pada PBL 2, sehingga program penyuluhan mengenai

manfaat dari SPAL dan cara pembuatan SPAL yang memenuhi syarat yang

dilakukan pada PBL 2 dianggap tidak berhasil dalam merubah perilaku dan

kesadaran masyarakat.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil evaluasi di atas, maka diberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Kepemilikan tempat sampah di kelurahan Manarang sebaiknya ditingkatkan dan

diberikan pengarahan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di

sembarang tempat khususnya di lingkungan Bulu Siapae, karena berdasarkan

data yang kami peroleh di lingkungan tersebut kebanyakan penduduknya tidak

memiliki tempat sampah.

2. Kepemilikan SPAL di kelurahan Manarang sebaiknya ditingkatkan dan

diberikan pengarahan kepada masyarakat agar membuat SPAL yang memenuhi

syarat sehingga masyarakat tidak membuang limbahnya di halaman rumah

khususnya di lingkungan Bulu Siapae, karena berdasarkan data yang kami

peroleh di lingkungan tersebut kebanyakan penduduknya tidak memiliki SPAL.

3. Kepada pemerintah setempat di harapakan terus melakukan pemyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya memiliki tempat sampah dan SPAL yang


memenuhi syarat di rumah masing-masing, agar pemerintah menyediakan

tempat sampah umum bagi masyarakat.


STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN

KELURAHAN MANARANG

KELURAHAN

SULTAN ANDI WELA,SE

KEL.FUNGSIONAL

BABINSA
BINMAS

AIPTU.AGUS
SEKERTARIS

JAMALUDDIN

PPL

JOHAN

PEMERINTAHAN TRANTIB PEMBANGUNAN KEMASYARAKATAN PELAYANAN UMUM

ABDULLAH.P MUH.NURDIN SYAMSUL

KEP.LING.BUA KEP.LING.BULU KEP.LING.BULUSIAPAE

A.DALLE ABD.RASYID MANTO.DB

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK VII

DESA MANARANG KEC.MATTIRO BULU

KORLAP

ANDI AYUMAR.SKM

ILHAM SYAM.SKM


KORCAM

AHMAD MISWAR

KORDES

ADE SUGANDA


KETUA

BENDAHARA ASRINA
ANGGOTA SEKRETARIS

ALEKSANDRA S A.TENRI WALE

MEGAWATI

FITRIANTI SUARDI

NURLELA LAMORI

NURLINAWATY

NURTASMIN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai