i
MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI
APENDISITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI RSUD LAHAT TAHUN 2023
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Pembuat pernyataan
mengetahui
Dr. Muliyadi,S.Kp,M.Kep
Abdul Somad,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP: 197205231994031003
NIP: 197811081997031001
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Lahat, 2023
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Mengetahui
H.A.GANI,SPd,SKM,S.Kep,M.Kes
NIP: 196609041989031003
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan karya
Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palembang saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada:
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar Karya Ilmiah akhir ini dapat
bermanfaat.
vi
DAFTAR ISI
vii
2.3.2. Penyebab ..................................................................................................18
2.3.3 Gejala dan Tanda Nyeri Akut ....................................................................18
2.3.4 Kondisi Klinis Terkait ...............................................................................19
2.3.5 Prosedur Luaran Nyeri Akut .....................................................................19
2.4 Asuhan Keperawatan ......................................................................................19
2.4.1. Pengkajian ................................................................................................19
2.4.2 Diagnosa ....................................................................................................24
2.4.3 Perencanaan ...............................................................................................25
2.4.4 Implementasi .............................................................................................26
2.4.5 Evaluasi .....................................................................................................27
2.5 Implementasi keperawatan ...............................................................................27
2.5.1 Jenis implementasi ....................................................................................27
2.5.2 Metode Implementasi ................................................................................27
3.2 Kerangka Studi Kasus ..................................................................................29
3.3 Definisi Istilah ..................................................................................................30
3.4 Subjek Studi Kasus ..........................................................................................30
3.5 Fokus Studi Kasus ............................................................................................31
3.6 Tempat dan Waktu Studi Kasus .......................................................................31
3.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ......................................................31
3.8 Analisis dan Penyajian Data ............................................................................31
LAMPIRAN ...........................................................................................................33
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH ..................34
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH ..................35
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL .....................................................................36
INFORMED CONSENT .......................................................................................37
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)..............................39
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN NYERI ...................40
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ..........................................................42
TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM ............................................................42
LEAFLET ..............................................................................................................49
FORMAT PENGKAJIAN .....................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
viii
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini, kesehatan banyak dipengaruhi oleh gaya hidup
atau kebiasaan sehari-hari. Misalnya saja untuk mengkonsumsi makanan berserat
sangatlah kurang yang menjadikan salah satu penyebab apendisitis. Apendisitis
merupakan peradangan pada apendiks vermiformis atau biasa dikenal di
masyarakat dengan peradangan pada usus buntu yang penyebabnya masih di
perdebatkan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa adanya peradangan atau
sumbatan pada apendiks yang bersifat Episodik dan hilang timbul dalam waktu
yang lama (Amalia, et al,2018).
Menurut WHO di asia insiden apendisitis adalah 4,8% penduduk dari total
populasi. Terdapat 259 juta kasus Apendisitis pada laki-laki di seluruh Dunia yang
tidak terdiagnosis, sedangkan pada perempuan terdapat 160 juta kasus Apendisitis
yang tidak terdiagnosis. Prevalensi Apendisitis Akut di Indonesia berkisar 24,9
kasus per 10.000 populasi. apendisitis ini bisa menimpa pada laki-laki maupun
perempuan dengan risiko menderita apendisitis selama hidupnya mencapai 7-8%.
Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 20-30 tahun. apendisitis perforasi memiliki
prevalensi antara 20-30% dan meningkat 32-72% pada usia >60 tahun dari semua
kasus Apendisitis (Wijaya, et al, 2020). Di RSUD Lahat untuk pasien Apendisitis
rawat inap pada tahun 2020 berjumlah 88 orang dan pada tahun 2021 berjumlah 71
orang. Kemudian pada tahun 2022 meningkat menjadi 99 orang (data RSUD Lahat,
2023).
1
Tindakan apendiktomi dapat menimbulkan nyeri akut dan menghambat proses
penyembuhan. Dampak dari nyeri yang berkepanjangan pada pasien maka pasien
akan mengeluh perasaan lemah, gangguan tidur, dan keterbatasan fungsi. Dampak
tersebut akan ditunjukkan dengan suasana hati depresif menjadi frustasi dengan
pengobatan medis (Nurjannah Desi, et al, 2020).
Nyeri post operasi disebabkan oleh berbagai faktor dan tiap individu
mempunyai pengaruh intensitas dan nyeri yang berbeda. Seseorang yang
mengalami nyeri akan berdampak pada aktifitas sehari-harinya, sehingga akan
terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya, pemenuhan individual juga
aspek interaksi sosialnya yang berupa menghindari percakapan, menarik diri, dan
menghindari kontak. Rasa nyeri yang dialami pasien maka diperlukan manajemen
nyeri (Nurjannah Desi, et al, 2020). Dampak dari nyeri yang tidak segera diatasi
akan menyebabkan ketidaknyamanan, ketidakmampuan, keterbatasan gerak, dan
imobilisasi terganggu pada individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri.
(Nandasari, 2022)
2
pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, monitor keberhasilan
terapi komplementer yang sudah diberikan, monitor efek samping penggunaan
analgetic. Terapeutik seperti berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, fasilitasi istirahat dan
tidur, pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri. Selanjutnya edukasi seperti jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri,
jelaskan strategi meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri,
anjurkan menggunakan analgetik secara tepat, ajarkan Teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri. Terakhir, kolaborasi pemberian analgetic.
3
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini sebagai dasar pengembangan standar/pedoman
pengembangan penerapan teknik relaksasi napas dalam terhadap intensitas nyeri.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Apendisitis ialah inflamasi saluran usus yang tersembunyi serta kecil yang
berdimensi dekat 4 inci (10 centimeter) yang buntu pada ujung sekum. Apendiks
dapat terobstruksi oleh masa feses keras, yang akibatnya akan terjadi inflamasi,
infeksi, gangren,dan mungkin perforasi. Apendiks yang ruptur ialah indikasI
sungguh-sungguh sebab isi usus bisa masuk kedalam abdomen menimbulkan
peritonitis ataupun abses (Caroline & Kowalski, 2017).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing atau disebut Apendiks. Infeksi ini bisa mengakibatkan komplikasi apabila
tidak segera mendapatkan tindakan bedah segera untuk penanganannya. Apendiks
adalah penyebab utama inflamasi akut di kuadran kanan bawah abdomen (Awan
Hariyanto &vRini Sulistyowati, 2018).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (Apendiks). Usus buntu sebenernya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (NANDA NIC NOC 2016).
5
2.1.2 Anatomi sistem pencernaan
Sumber: Saintif.com
6
Sesuai urutan makanan yang melewatinya, organ-organ sistem pencernaan
adalah:
A. Mulut
Sumber: Saintif.com
B. Kerongkongan (Esofagus)
7
Gambar 2.3
Sumber: Saintif.com
C. Lambung
8
Gambar 2.4
Sumber: Saintif.com
D. Usus Halus
9
dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam
amino. Lalu vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat
langsung diserap oleh usus halus.
Gambar 2.5
Sumber: Saintif.com
E. Usus Besar
10
Gambar 2.6
Sumber: Saintif.com
F. Umbai cacing (Apendiks)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Secara anatomi, umbai cacing merupakan tabung berujung buntu yang
menyambung dengan caecum. Pada orang dewasa, umbai cacing rata-rata
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa juga bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda-
beda, mungkin berada di retrocaecal atau di pinggang (pelvis), namun yang
jelas tetap terletak di peritoneum.
gambar 2.7
11
G. Rektum
Rektum adalah bagian paling akhir Bagian akhir usus besar disebut
rektum, yakni semacam “waduk” yang menampung tinja sebelum bisa keluar
tubuh. Rektum berbentuk sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kokon sigmoid) dan berakhir di anus.
Gambar 2.8
Sumber: Jeda.id
Usus illeum atau usus penyerapan merupakan bagian terakhir dariusus halus.
Illeum berbatasan langsung dengan usus besar.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi yangmelibatkan
berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak
dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam
amino. Lalu vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat
langsung diserap oleh usus halus.
2.1.3 Etiologi
12
berikut:
1) Faktor sumbatan merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis
(90%) yang diikutin oleh infeksi.
2) Faktor adanya bakteri beberapa bakteri yang bisa menyebabkan
apendisitis antara lain Bacteriodes fragililis, E.coli, Splanchicus, Lacto-basilus,
Pseudomonas, dan Bacteriodes splanicus.
3) Faktor keturunan pada radang apendiks diduga juga merupakan faktor
herediter. Hal ini juga dihubungkan dengan kebiasaan makanan dalam keluarga
terutama yang kurang serat dapat memudahkan terjadinya fekhalith dan
mengakibatkan obstruksi lumen.
4) Faktor ras dan diet Negara yang mengonsumsi makanan tinggi serat
berisiko lebih rendah terkena apendisitis daripada Negara berkembang yang
tidak mengonsumsi tinggi serat.
2.1.5 Patofisiologi
13
akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan
mukus diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut
makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen, tekanan yang meningkat
tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema. Diaforesis
bakteri dan ulserasi mukosa pada saat inilah terjadi Apendisitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri epigastrium.
Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan meenembus
dinding apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum
setempat sehingga menimbulkan nyeri di abdomen kanan bawah.
14
2.1.6 Pathway
Tabel 2.1
Apendisitis
Peradangan jaringan
Apendiktomi
Kerusakan
integritas Luka Post Operasi Keterbatasan
jaringan aktivitas
Luka Insisi
Risiko tinggi infeksi
kelemahan
Nyeri Akut
Gangguan
Aktivitas terganggu mobilitas fisik
Intoleransi Aktivitas
15
2.1.7 Manifestasi klinis
2.1.8 Penatalaksanaan
Menurut (Wijaya & Putri 2017) Penatalaksanaan medis pada appendisitis adalah :
a. Sebelum operasi
1. Observasi
2. Antibiotik
16
b. Operasi
c. Pasca Operasi
17
2.1.9.3 Pemeriksaan Laboratorium
Terjadi leukositosis ringan (10.000-20.000 / ml) dengan peningkatan
jumlah netrofil.
2.1.9.5 USG
Menunjukkan densitas kuadran kanan bawah / kadar aliran udara
terlokalisasi (Deden Dermawan & Tutik Rahayuningsih, 2014).
2.3.2. Penyebab
18
Gejala dan tanda minor
Untuk gejala dan tanda minor secara objektif tekanan darah pasien
meningkat, pola napas berubah, nafsu makan juga berubah, proses berpikir
terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri dan diaforesis.
a. kondisi pembedahan
b. cedera traumatis
c. infeksi
d. sindrom koroner akut
e. glaukoma
Kriteria hasil yang diharapkan untuk luaran nyeri akut adalah keluhan nyeri
menurun, meringis menurun, perasaan tertekan menurun, frekuensi nadi membaik,
tekanan darah membaik
a. Identitas klien
19
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan.
Nama, umur, jenis kelamin alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: sesuai dengan data yang akan dikaji
nanti saat studi kasus.
20
tidak. Nyeri post operasi laparatomi eksplorasi biasanya memiliki skala 4-5 (1-10).
T: Time/waktu. Kapan nyeri timbul, seberapa sering nyeri tersebut timbul dan
apakah nyeri dirasakan bertahap atau tiba-tiba. Saat post operasi laparatomi
eksplorasi nyeri bisa dirasakan hilang timbul.
g. Pola nutrisi
Pola nutrisi yang harus dikaji meliputi frekuensi, jenis makan minum, porsi
21
makan minum, dan keluhan saat makan atau setelah makan seperti mual dan
muntah. Kemudian kaji pola kebiasaan makan makanan yang rendah serat karena
makan rendah serat merupakan faktor pencetus terjadinya apendiksitis.
h. Pola eliminasi
Pada klien post operasi biasanya susah BAB atau susah flatus karena
pengaruh dari anastesi yang menurunkan peristaltik usus.
k. Pola aktivitas
Pada pola aktivitas apakah klien melakukan tugas secara mandiri atau
dibantu oleh keluarga ataupun perawat, pada klien dengan post operasi biasanya
dengan adanya nyeri pola aktivitas dibantu.
l. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan biasanya menggunakan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi dan aukultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan persistem secara
berurutan dimulai dari sistem pernafasan, cardiovaskuler, pencernaan,
genitourinaria, endokrin, persyarafan, integumen, musculoskeletal, penglihatan,
wicara dan THT. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik persistem, terlebih dahulu
dilakukanpemeriksaaan TTV dan antropometri.
22
1. Sistem pernapasan
2. Sistem kardiovaskuler
Adanya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah sebagai respon dari nyeri post
operasi.
3. Sistem pencernaan
Terdapat luka post operasi laparatomi eksplorasi di abdomen dan adanyanyeri pada
luka saat palpasi abdomen. Klien post operasi laparatomi eksplorasi biasanya akan
mengalami penurunan bising usus namun akan kembali berangsur-angsur normal
dan biasanya akan timbul rasa mual.
4. Sistem genitourinaria
Penurunan jumlah output urine dapat terjadi pada klien post operasi laparatomi
eksplorasi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanyapembatasan intake oral
pada awal post operasi laparatomi (biasanyaklien dipuasakan).
5. Sisten integumen
Adanya luka post operasi laparatomi eksplorasi pada abdomen. Sehingga perlu
dikaji tanda-tanda radang pada daerah luka, kemerahan atau dekubitus pada daerah
yang tertekan. Kemudian turgor kulit akan membaik seiring dengan peningkatan
intake oral.
6. Sistem musculoskeletal
Pada klien post operasi laparatomi eksplorasi dapat mengalami kelemahan post
operasi. Peningkatan toleransi aktivitas akan meningkatkan kekuatan otot secara
berangsur-angsur.
7. Sistem penglihatan
Pada klien post operasi laparatomi eksplorasi biasanya tidak mengalami gangguan
pada sistem penglihatan.
23
m. Data psikologis
Data psikologi yang dikaji pada klien meliputi status emosi klien,
kecemasan, pola koping, gaya komunikasi dan konsep diri. Klien post operasi
laparatomi eksplorasi biasanya memiliki kekhawatiran pada proses penyembuhan
luka, dan terkadang jadi cepat merasa tersinggung atau cepat marah
n. Data sosial
Dikaji hubungan klien dengan keluarganya sendiri, klien dengan petugas
pelayanan kesehatan tempat klien dirawat dan hubungan klien dengan sesama
pasien di ruangan tempat klien dirawat.
o. Data spiritual
Menyangkut keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan akan
kesembuhan, harapan kesembuhan serta kegiatan ibadah sebelum dan selama
dirawat. Dan mengkaji keyakinan klien akan Tuhan yang berhubungan dengan
kondisi sakit klien saat ini.
p. Data penunjang
Pada klien apendisitis biasanya penegakkan diagnosa medik akan ditunjang
oleh hasil pemeriksaan laboratorium, dan USG abdomen. Pada kasus apendisitis
biasanya terjadi peningkatan jumlah leukosit.
2.4.2 Diagnosa
Diagnosa yang biasa muncul pada pasien post operasi apendisitis adalah:
24
Berdasarkan buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI),
penelitian ini berfokus pada pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan adanya
insisi pembedahan.
2.4.3 Perencanaan
25
-Fasilitasi istirahat dan
tidur
-Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
-Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
-Jelaskan strategi
meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
-Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
-Ajarkan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik
2.4.4 Implementasi
26
2.4.5 Evaluasi
Manajemen Nyeri terhadap Nyeri Akut pada pasien Pot Operasi Apendisitis.
27
pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, monitor keberhasilan
terapi komplementer yang sudah diberikan, monitor efek samping penggunaan
analgetic. Selanjutnya terapeutik yaitu berikan terapi non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, fasilitasi
istirahat dan tidur, pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri. Kemudian edukasi yaitu jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri,
anjurkan menggunakan analgetik secara tepat,ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri. Terakhir kolaborasi pemberian analgetic (SIKI DPP
PPNI, 2018).
28
BAB III
Melaksanakan tindakan
Pelaksanaan keperawatan Manajemen nyeri pada pasien
Post Operasi Apendisitis dengan
masalah Nyeri Akut
29
= Fokus penelitian
3.3 Definisi Istilah
3.3.1 Apendisitis
Untuk studi kasus tidak mengenal populasi dan sampel, namun lebih
mengarah pada istilah subjek studi kasus oleh karena yang menjadi subjek studi
kasus adalah dua orang yang diteliti secara mendalam
Adapun subjek dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah seseorang
yang yang mengalami Post Operasi Apendisitis yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Lahat kabupaten Lahat.
30
b) Pasien tidak bersedia untuk dilakukan penelitian
Fokus studi kasus ini adalah Manajemen Nyeri pada pasien Post Operasi
Apendisitis dengan masalah Nyeri Akut.
Studi kasus dilaksanakan di zaal bedah Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
kabupaten dilaksanakan pada bulan maret-april 2023.
1) Observasi
Tindakan yang langsung digunakan kepada klien dengan cara mengamati keadaan
umum dari klien dan untuk mengetahui perubahan tingkah laku klien.
2) Wawancara
Proses tanya jawab yang dilakukan langsung kepada klien dan keluarganya.
3) Studi Dokumentasi
Proses pencatatan yang dilakukan perawat dari keadaan klien, seperti catatan medis
maupun catatan keperawatan dan laboratorium.
31
mendalam yang digunakan observasi peneliti dengan teori-teori yang ada sebagai
bahan untuk membuat rekomendasi intervensi. Setelah data diolah untuk
mendapatkan hasil penelitian, data atau hasil evaluasi (Kartikawati, 2018).
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah masalah lainya. Semua informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
32
LAMPIRAN
33
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN LAHAT
Jl. Srikaton No. 81 Lk. III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatera Selatan.
Telepon. (0731) 324257 faximile 321654
34
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
35
5 Kamis, 19-01-2023 Konsultasi BAB 1,2,3 (perbaikan)
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini mengajukan judul Karya Tulis
Ilmiah (KTI) :
Nama : Ilham Arif Bangsawan
NIM : PO.71.20.5.20.059
Tingkat : III B
Pembimbing I : DR. Mulyadi, S.KP, M.Kep
Pembimbing II : Abdul Somad,S.Kep,Ns,M.Kes
36
NO JUDUL KETERANGAN
1 Manajemen Nyeri Pada Pasien Post Op Apendisitis dengan masalah ACC
Nyeri Akut di RSUD Lahat Tahun 2023
2 Implementasi penerapan batuk efektif pada pasien asma dengan
bersihan jalan napas tidak efektif di RSUD Lahat tahun 2023.
3 Penerapan dukungan ambulasi pada anggota keluarga pasien stroke
dengan masalah resiko jatuh di wilayah puskesmas pagar agung tahun
2023
Lahat, Januari 202
Pembuat pernyataan
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh Ilham Arif Bangsawan dengan judul “Manajemen Nyeri Pada Pasien Post Op
Apendisitis dengan masalah Nyeri Akut di RSUD Lahat Tahun 2023”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan untuk
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu waktu tanpa sanksi
apapun.
37
Lahat, 2023
38
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)
39
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN NYERI
STANDAR
PROSEDUR
KEBIJAKAN Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dari skala 1-10
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan
baik)
4-6 = nyeri sedang (pasien menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat
mengikuti perintah)
7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat
mendeskripsikan, napas Panjang, dan distraksi)
10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)
PETUGAS Perawat
40
5) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan
non farmakologi)
6) Ajarkan Teknik non farmakologi Teknik relaksasi napas
dalam
7) Berikan analgetik sesuai order dokter untuk mengurangi
nyeri
8) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
EVALUASI 1) Respon pasien
2) Skala nyeri
41
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR
PROSEDUR
42
3) Cuci tangan
43
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Waktu : 20 Menit
3. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
4. Media
Leaflet
44
5. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
6. Kegiatan Penyuluhan
2 10 Tahap Kerja
menit a. Menyimak
a. Menjelaskan materi terapi
relaksasi nafas dalam b. Memperhatikan
b. Mendemonstrasikan terapi
relaksasi nafas dalam c. Responden bertanya
c. Memberikan kesepatan apabila ada yang ingin
responden untuk bertanya ditanyakan
d. Menjawab pertanyaan
d. Evaluasi materi terapi
relaksasi nafas dalam yang
telah disampaikan e. mempraktekan
e. Redemonstrasi terapi
relaksasi nafas dalam oleh
klien
45
3 5 Terminasi
menit a. Mengungkapkan perasaan
a. mengevaluasi perasaan setealah terapi
responden. b. Mendengarkan
b. memberikan reinforcement memperhatikan
positif
c. Menjawab salam
c. mengakhiri kegiatan dengan
baik.
d. Salam Penutup.
46
7. Evaluasi
1. Prosedur : Tanya-Jawab
2. Bentuk : lisan
3. Jenis Tes : Pertanyaan Lisan
4. Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian terapi relaksasi nafas dalam?
b. Jelaskan manfaat terapi relaksasi nafas dalam?
c. Jelaskan cara melakukan terapi relaksasi nafas dalam?
B. Pengorganisasian
47
MATERI RELAKSASI NAFAS DALAM
1. Pengertian
48
LEAFLET
49
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
FORMAT PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Nama (inisial) : ………………......
Tgl MRS : ……………...
TTL : …………………..
Sumber : ……………...
(kab/kota, umur) /………tahun Informasi
Jenis kelamin : Perempuan/Laki-laki
Alamat : ………………………………………………………
……………………………………………………….
Status perkawinan : Kawin Janda Duda Belum kawin
Agama : …………………...
Suku : …………………...
Pendidikan : SD SMP SMA PT
Pekerjaan : PNS ABRI / POLRI Pensiunan Wiraswasta Tani
Buruh
50
II. Status Kesehatan saat ini
1. Alasan kunjungan/ : ..............................................................
Keluhan utama
..............................................................................
..............................................................................
Sendiri : ..............................................................................
a. Kanak-kanak : ..............................................................................
b. Kecelakaan
c. Pernah dirawat : Penyakit : ...... Waktu/lama: ........... /.......
d. Operasi : ..............................................................................
2. Alergi : ..............................................................................
..............................................................................
3. Imunisasi : ................................... ...........................................
51
..............................................................................
..............................................................................
4. Kebiasaan : Merokok Kopi Alkohol
Lain-lain, sebutkan .......................................
5. Obat-obatan
Sendiri : Jenis :.............. , lamanya: ..........
Orang lain (resep) : Jenis :.............. , lamanya: ..........
6. Pola nutrisi
a. Frekuensi makan : ............................. x / hari
b. Berat Badan (BB) : ............................. kg
c. Tinggi Badan (TB) : ............................. cm
d. Jenis makanan : ..............................................................................
..............................................................................
e. Nafsu makan : Baik
Sedang, alasan; mual/muntah/sariawan
Kurang, alasan; mual/muntah/sariawan
f. Perubahan BB : Tetap
3 bulan terakhir Bertambah ........ kg
Berkurang ........ kg
7. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Frekuensi : ......... x/hari Pengg. pencahar: Ya Tidak
Waktu : Pagi Sore Malam
Warna : Kuning Hitam Abu-abu Lain..........
Konsistensi : Keras Lunak LembekCair
b. Buang Air Kecil
Frekuensi : ........... x/hari
Warna : Kuning/jernih Coklat Coklat tua
Bau : Putih Merah Lain-lain, sebutkan............
52
b. Lama tidur (jam) : ........................... jam
c. Kebiasaan pengantar : ..............................................................................
tidur
..............................................................................
d. Kesulitan dalam : Menjelang tidur hal tidur
Sering/mudah terbangun
Merasa tidak puas setelah bangun tidur
9. Pola aktivitas dan Latihan
a. Kegiatan dalam : ..............................................................................
pekerjaan
b. Olahraga : Jenis, sebutkan ..................... frekuensi: ..........
c. Kegiatan dalam :
waktu luang ..............................................................................
..............................................................................
d. Kesulitan/keluhan Pergerakan tubuh dalam hal :
Mandi mengenakan pakaian
Bersolek
Berhajat
53
IV. Riwayat Keluarga
Genogram
V. Riwayat Lingkungan
1. Kebersihan : ..............................................................................
2. Bahaya
.............................................................................
: .............................................................................. 3. Polusi :
54
..............................................................................
..............................................................................
c. Perubahan yang :
dirasa setelah sakit
3. Suasana hati : ..............................................................................
Rentang perhatian :
..............................................................................
4. Hubungan / Bahasa utama : ................................................
komunikasi Bahasa daerah : ................................................
a. Bicara : JelasRelevan
Mampu mengekspresikan
Mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal : Sendiri
Bersama orang lain, yaitu .................................
c. Kehidupan keluarga : Adat istiadat yang dianut: ....................................
Pembuatan keputusan dalam keluarga:................
Pola komunkasi : .................................................
Keuangan : Memadai Kurang
e. Kesulitan dalam : Hubungan orang tua
keluarga Hubungan sanak saudara
Hubungan perkawinan
5. Kebiasaan Seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi :
Fertilitas Libido Ereksi
Menstruasi Kehamilan Alat kontrasepsi
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : ................................................
........................................................................................................................
6. Pertahanan Koping
a. Pengambilan : Sendiri
keputusan Dibantu orang lain, sebutkan ..........................
b. Yang disukai tentang : ..............................................................................
diri sendiri
55
..............................................................................
c. Yang ingin dirubah : ..............................................................................
dari kehidupan
..............................................................................
d. Yang dilakukan jika : Pemecahan masalah Stress Makan
Tidur
Makan obat
Cari pertolongan
Lain-lain (misal. marah, diam, dll),
sebutkan .........................................................
e. Yang dilakukan : ..............................................................................
perawat agar anda
..............................................................................
.............................................................................. nyaman dan aman
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa atau apa : .............................................................................. sumber
kekuatan ..............................................................................
b. Apakakah Tuhan, Agama, Ya
Kepercayaan Tidak
.............. .................................................
.............. .................................................
56
.............. .................................................
Akomodasi : ........................................................
Bentuk : ...............................................................
Konjungtiva : .......................................................
Operasi : ..............................................................
57
Lensa Kontak : ....................................................
Perdarahan : .........................................................
Batuk : Ya Tidak
Dispnea : Ya Tidak
58
Sputum : ....................... Nyeri : Ya Tidak
8. Eliminasi
Buang Air Besar : Penggunaan laxantif : Ya Tidak
59
Colostomy : .........................................................
Ileostomy : .........................................................
Konstipasi : ........................................................
Diare : ..................................................................
Buang Air Kecil : Inkontinensia : Ya Tidak
Infeksi : ...........................................................
Hamaturia : Ya Tidak
Kateter : Ya, sebutkan .............. Tidak
Urin – Output : .................................... cc
60
Integritas : ............................................................
Turgor : ................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
61
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
XIII. Kesimpulan
..............................................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
Amalina, A., Suchitra, A., & Saputra, D. (2018). Artikel Penelitian Hubungan
Jumlah Leukosit Pre Operasi dengan Kejadian Komplikasi Pasca Operasi
Apendektomi pada Pasien. Jurnal Kesehatan Andalas., 7(4), 491–497.
Bagus Sista Satyarsa, A., Sepa, K., Gede Rama Pradnyana Anugrahanta, I., &
Komang Weka, I. (2022). Apendisitis Akut Pada Masa Pandemi Covid-19:
Sebuah Laporan Kasus. Indonesian Journal for Health Sciences, 6(2), 43.
Cristie, J. O., Wibowo, A. A., Noor, M. S., Tedjowitono, B., Aflanie, I., Studi, P.,
Dokter, P., Kedokteran, F., Mangkurat, U. L., Digestif, D. B., Ilmu, D.,
Masyarakat, K., Kedokteran, F., Mangkurat, U. L., Onkologi, D. B., Forensik,
D., Kedokteran, F., & Mangkurat, U. L. (2021). Analisis Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Apendisitis Akut. Universitas Lambung
Mangkurat, 4(1), 59–68.
Dareh, S. (2020). Hubungan Pola Makan dan Jumlah Leukosit dengan Jenis
Apendisitis di RSUD Sungai Dareh. 20(2), 538–540.
Erianto, M., Fitriyani, N., Siswandi, A., & Sukulima, A. P. (2020). Perforasi pada
Penderita Apendisitis Di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Lampung. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 490–496
Erianto, M., Mandala, Z., & Anam, R. C. (2020). Hubungan Jumlah Kadar Limfosit
dan Neutrofil Segmen Pada Apendisitis Akut. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 12(2), 1088–1093. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.473.
Mediarti, D., Akbar, H., Jaya, H., Studi, P., Keperawatan, D., Kesehatan, P., &
Kesehatan, K. (2022). APENDISITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT
Meilicha, M., Syahfitri, R. D., Nyeri, I., Relaksasi, T., & Jari, G. (2020). Penerapan
Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Op Appendiktomi. 9, 42–50.
Tamrin, I. N., Rosa, E. M., & Subagyo, D. (2019). Effect slow deep breathing of
pain in post op apendisitis. 3(1), 37–43.
Wardiyah, A. W., Wandini, R. W., & Rahmawati, R. P. (2022). Implementasi
Fisioterapi Dada Untuk Pasien Dengan Masalah Bersihan Jalan Napas Di Desa
Mulyojati Kota Metro. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat
(Pkm), 5(8), 2348–2362.
63