Anda di halaman 1dari 172

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

NY.”A” DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN NURTILA


PALEMBANG TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
SALSANA ROHMIA
PO.71.24.1.18.032

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D111
KEBIDANAN TAHUN
2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
NY.”A” DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN NURTILA
PALEMBANG TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir pada Prodi DIII Kebidanan


Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

Disusun Oleh :
SALSANA ROHMIA
PO.71.24.1.18.032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021

i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar : 10)
Persembahan
Alhamdulillah atas berkah dan ridho Allah SWT, saya dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini yang ku persembahkan untuk :

1. Yang terhormat dan tersayang kedua orang tuaku (Muhammad Nasir dan
Tati Irma Yanti) yang telah memberikan doa, dukungan, nasihat, saran, dan
semangat serta cinta dan kasih sayang yang berlimpah dan tiada henti dalam
hidupku.
2. Kakak ku Ilham Hidayat dan kedua adik ku Andini Ayu Rahmawati dan
Rizky Zakiya Tuzzahra yang selalu menghadirkan senyuman, dukungan,
do’a, serta semangat dalam hidupku.
3. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan do’a kepadaku
4. Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir Ibu Heni Sumastri, SPd. M.Kes
dan Wita Asmalinda, SST, M.Kes yang selalu memberikan bimbingan,
saran dan arahan kepada saya sehingga saya depat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dengan baik.
5. Pembimbing Akademik saya Pak Kadir SPd, M.Kes.
6. Kakak pembimbingku (Kak Aisyah dan Kak Zaza) dan adik bimbinganku
(Anggita Natasha) yang telah memberikan do’a dan dukungan
7. Sahabat ku (Septy, Feny, Tribuana, Risnanda, Sabila, Nora, Zahra, Wafiq,
Triwulandari) yang telah memberikan do’a dan dukungan
8. Teman-teman angkatan XXI Poltekkes kemnekes Palembang Jurusan
Kebidanan yang telah berjuang bersama selama 3 tahun ini dan Almamater
Kebanggaanku.

iv
ABSTRAK

Rohmia,Salsana.2021 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “A” Di Praktik


Mandiri Bidan Palembang Tahun 2021. Laporan Tugas Akhir : Poltekes
Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan.
Dosen pembimbing l : Heni Sumastri, SPd. M.Kes
Dosen pembimbing ll : Wita Asmalinda, SST,. M.Kes
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. Jumlah Angka Kematian Ibu di Indonesia
berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari data Kemenkes RI tahun 2019 di
indonesia tercatat AKI sebanyak 4.221 jiwa. Oleh karena itu, untuk menurunkan
angka kematian ibu maupun bayi, dalam hal ini bidan memiliki peran penting
untuk memberikan asuhan kebidanan ibu hamil, persalinan, nifas dan menyusui
dan bayi baru lahir secara komprehensif. Tujuan dari laporan Tugas Akhir (LTA)
ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
pada Ny. “A” di Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik. Hasil asuhan komprehensif ini menunjukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan pada asuhan kebidanan yaitu
tablet Fe kurang dari 90 tablet.Melalui laporan ini, diharapkan bagi tenaga
kesehatan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan..

Daftar Bacaan : 22 (2014-2020)

v
ABSTRACT
Rohmia, Salsana. 2021. Comprehensive Midwife Care to Mrs. “A” in Nurtila
Independent Midwifery Practice Palembang 2021. Final Report : Midwifery
Departement of Poltekkes Kemenkes Palembang.
Advisors I : Heni Sumastri, SPd. M.Kes
Advisors II : Wita Asmalinda, SST,. M.Kes
Keywords : Comprehensive Midwifery Care, Pregnancy, Childbirth,
Postpartum, Newborn.

Maternal Mortality Rate (MMR) in one indicator to see the success of maternal
health efforts. The number of maternal mortality in indonesia based on the latest
data from Ministry of Healt of the Republic of Indonesia in 2019 registered
amounted to 4.221 soul. Therefore, to reduce maternal and infant mortality rates,
in this case midwives have an important role to provide maternal obstetric care,
delivery, nifas and breastfeeding, and newborns in a comprehensive. The purpose
of this Final Assignment Report (LTA) is to provide comprehensive midwifery
care with a miidwifery management approach and documentation in the form of
SOAP to Mrs. “A” at the Nurtila Independent Practice Midwife Palembang in
2021. Data accumulation technics used in this report are interview, observation,
and physical examination. The results of this study prove the difference between
theory and practice in the field in the care of pregnancy is Fe less than 90 tablets.
This report, hopefully the medical fractioned can improve the quality of health
services according to established service standards.

Reading List : 22 (2014-2020)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “A” di
Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021”
Laporan Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan
Kebidanan Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Sumastri, SPd, M.Kes
selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Wita Asmalinda, SST, M.Kes selaku Dosen
Pembimbing II yang telah memeberikan bimbingan dan saran secara lisan maupun
tulisan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur
Poltekkes Kemenkes Palembang.
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang.
3. Ibu Murdiningsih, SST, S.Pd, M.Kes sebagai Ketua Penguji dan Ibu
Eprila, SST, M.Keb sebagai Penguji Kedua.
4. Ibu Nurtila Am.Keb selaku Pemilik PMB dan Seluruh Pegawai di Praktik
Mandiri Bidan Nurtila Palembang
5. Seluruh Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Kebidanan.
6. Orangtua dan keluargaku yang selalu memberikan doa dan dukungannya,
serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah penulis.
7. Rekan seperjuangan yang telah berjuang bersama dalam suka dan duka
dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.

vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kelancaran studi kasus yang akan dating.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermamfaat bagi pembaca. Aamiin.

Palembang, April 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR/SKEMA.......................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................4
1. Tujuan Umun............................................................................4
2. Tujuan Khusus..........................................................................4
D. Mamfaat..........................................................................................4
1. Bagi Penuis...............................................................................4
2. Bagi Institusi.............................................................................5
3. Bagi PMB.................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6


A. Konsep Kehamiilan........................................................................6
1. Pengertian Kehamilan...............................................................6
2. Etiologi.....................................................................................6
3. Tanda dan Gejala Kehamilan....................................................7
4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi............................................7
5. Perubahan Psikologis................................................................13
6. Ketidak Nyamanan Selama Kehamilan....................................13
7. Tanda Bahaya Kehamilan.........................................................16
B. Asuhan Antenatal............................................................................19
1. Pengertian Asuhan Antenatal...................................................19
2. Alasan Penting Mendapatkan Asuhan Antenatal.....................19
3. Tujuan Asuhan Antenatal.........................................................20
4. Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal.......................................20
5. Pemeriksaan Antenatal.............................................................24
6. Edukasi Kesehatan Ibu Hamil..................................................29
C. Konsep Persalinan..........................................................................31
1. Pengertian Persalinan................................................................31
2. Tanda-tanda Persalinan.............................................................31
3. Penyebab Mulainya Persalinan.................................................32
ix
4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan....................................33
5. Mekanisme Persalinan..............................................................36
6. Partograf...................................................................................38
7. Tahap Persalinan.......................................................................40
8. Perubahan Fisiologi pada Masa Persalinan..............................42
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin..................................................45
10. Panggul Sempit.........................................................................47
D. Konsep Bayi Baru Lahir.................................................................53
1. Pengertian Bayi Baru Lahir......................................................53
2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir......................................53
3. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 jam Pertama...................................55
4. Tanda-tanda Bahaya.................................................................59
E. Konsep Nifas..................................................................................60
1. Pengertian Nifas........................................................................60
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas.............................................60
3. Kebutuhan pada Masa Nifas.....................................................64
4. Tahapan Masa Nifas.................................................................67
5. Deteksi Dini Penyulit Masa Nifas dan Penanganannya...........68
6. Kunjungan Masa Nifas.............................................................70
7. Tujuan Asuhan pada Masa Nifas..............................................72
F. Manajemen Asuhan Kebidanan......................................................72

BAB III METODELOGI PENELITIAN.....................................................81


A. Jenis LTA..................................................................................81
B. Subjek Penelitian......................................................................81
C. Waktu Pengkajian.....................................................................81
D. Tempat Pengkajian...................................................................81
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................82
F. Sumber Data dan Jenis Data.....................................................82
G. Instrumen Pengumpulan Data...................................................83
H. Alat dan Bahan.........................................................................83

BAB IV TINJAUAN KASUS.........................................................................86

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................128
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan................................................128
B. Asuhan Kebidanana Persalinan...............................................131
C. Asuhan Kebidanan Nifas.........................................................133
D. Asuhan Kebidanan Neonatus...................................................135

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................136


A. Kesimpulan..............................................................................139
B. Saran........................................................................................139

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................141

x
DAFTAR TABEL

2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan..............................9


2.2 Tinggi Fundus Uteri Sesuai dengan Usia Kehamilan...........................9
2.3 Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh........................................................12
2.4 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan.......................................12
2.5 Ketidaknyamanan Selama Kehamilan dan Cara Mengatasinya............13
2.6 Jadwal Suntik TT...................................................................................22
2.7 Rumus Menentukan Taksiran Berat Janin.............................................28
2.8 Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR.................56
2.9 Penanganan BBL Berdasarkan APGAR Skor.......................................57
2.10 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Masa Nifas..............................60
2.11 Jadwal Kunjungan pada Ibu dalam Masa Nifas...................................71
4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu............................87
4.2 Catatan Perkembangan Kehamilan........................................................93
4.3 Catatan Perkembangan Persalinan.........................................................98
4.4 Catatan Perkembangan Masa Nifas.......................................................104
4.5 Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir................................................117

xi
DAFTAR
2.1 Pembesaran Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan......................................8
2.2 Leopold I.....................................................................................................26
2.3 Leopold II...................................................................................................27
2.4 Leopold III..................................................................................................27
2.5 Leopold IV..................................................................................................28

xii
DAFTAR

1. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing I


2. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing II
3. Lembar Konsul Pembimbing I
4. Lembar Konsul Pembimbing II
5. Surat Pernyataan
6. Persetujuan Pembimbing
7. Buku KIA
8. Lembar Partograf
9. Informed Consent
10. Format Asuhan Kebidanan
11. Dokumentasi

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang alamia dan normal. Perubahan yang
terjadi pada wanita hamil bersifat fisiologis, bukan patologis. Dalam
praktiknya terdapat beberapa kasus yang mungkin dapat terjadi komplikasi
sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi tersebut terjadi demikian.
(Katarina & Limoy, 2020).
Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya
10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi
kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara
mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangusng
secara bertahap dan berangsur-angsur, untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara
berkelanjutan atau berkesinambungan yang membutuhkan hubungan dari
waktu kewaktu antara ibu dengan tenaga kesehatan, untuk mendeteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan pada ibu
hamil. (Prawirohardjo, 2014:281).
Masalah dalam kehamilan yang masih belum dapat ditangani dapat dilihat
dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang merupakan salah satu
indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio
kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan
oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019:97).
Berdasarkan data World Health Oganization (WHO) pada tahun 2019,
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sekitar 295.000 wanita meninggal
selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar dari kematian
ini (94%) terjadi dirangkaian daya rendah dan sebagian besar dapat di cegah
(WHO, 2019). Untuk jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada

1
2

tahun 2018-2019 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu
di indonesia. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah
perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), dan
infeksi (207 kasus) (Kemenkes RI, 2019:98).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Povinsi Sumatera Selatan tahun 2018
sebanyak 120 orang meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 orang.
Kematian ibu paling banyak terdapat di Kabupaten Banyuasin sebanyak 15
orang dan yang paling sedikit jumlah kematian ibu terdapat di Kota
Prabumulih sebanyak 1 orang. Namun pada tahun 2018 jumlah kematian ibu
semakin meningkat bukan semakin menurun dari sebelumnya (Profil
Kesehatan Provinsi Sumsel 2019:16).
Standar pelayanan yang berkualitas dapat dilihat dari cakupan pelayanan,
seperti pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal
disetiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan
dua kali pada trimester tiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan),
K1 dan K4 dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil, dan
janin berupa deteksi dini faktor resiko pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan, secara nasional target K1 dan K4 menurut Restra
(Rencana Strategis) Kemenkes yakni K1 sebesar 100% dan K4 sebesar 78%
(Kemenkes RI, 2019:99).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil di Indonesia tahun 2019 untuk
K1 mencapai 96,4% dan untuk K4 88,5% (Profil Kesehatan Indonesia 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018
untuk K1 sebesar 98,1% dan cakupan K4 sebesar 94,8%. (Kemenkes RI,
2019). Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil di Palembang tahun 2019
untuk K1 sebesar 100% dan untuk K4 sebesar 98,4%. Cakupan K1 tertinggi
terdapat pada Puskesmas Plaju dan K4 terendah terdapat di Puskesmas Karya
Jaya (Dinkes Kota Palembang 2019).
3

Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi
yaitu mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
berkompetensi yaitu dokter spesialis kandungan (SpOG), dokter umum dan
bidan, yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan program
ini diukur melalui indikator persentase persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Berdasarkan data bahwa terdapat 90,95% ibu hamil yang
menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan 88,75%
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut
telah memenuhi target Renstra yaitu sebesar 85% (Kemenkes RI, 2019:105).
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan
untuk tahun 2019 adalah 95% (Profil Kesehatan Indonesia 2019). Di Kota
Palembang cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2018 adalah
98,8% (Dinkes Kota Palembang 2019).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan
pelayanan ibu nifas (cakupan KF3). Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
pelayanan kesehatan ibu yang diperoleh selama 42 hari setelah proses
persalinan, minimal 3 kali meliputi : KF 1 (6 jam sampai 3 hari setelah
melahirkan), KF 2 (4 sampai 28 hari setelah melahirkan), dan KF 3 (29
sampai 42 hari setelah melahirkan). Untuk cakupan pelayan nifas di Indonesia
pada tahun 2019 sebesar 78,78% (Kemenkes RI, 2019:108)
Cakupan pelayanan nifas di Sumatera Selatan pada tahun 2019 sebesar
91,6% (Profil Kesehatan Indonesia, 2019). Sedangkan di Kota Palembang
cakupan pelayanan nifas pada Tahun 2018 sebesar 96,7% (Dinkes Kota
Palembang 2019).
Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah
lahir adalah cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN 1. Untuk capaian
KN 1 di Indonesia pada Tahun 2019 sebesar 94,9% dan sudah memenuhi
target Renstra Tahun 2019 yaitu sebesar 90% (Kemenkes RI, 2019:123)
4

Cakupan KN 1 di Sumatera Selatan Tahun 2019 sebesar 98,1% (Profil


Kesehatan Indonesia, 2019). Sedangkan di Kota Palembang cakupan KN 1
pada Tahun 2018 sebesar 91,4% (Dinkes Kota Palembang 2019).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Praktik Mandiri Bidan Nurtila
Palembang pada tahun 2020 didapatkan kunjungan antenatal care tercatat
sebanyak 202 orang dengan cakupan pelayanan K1 berjumlah 103 orang dan
K4 berjumlah 99 orang. Tahun 2020 terdapat 48 ibu bersalin, 48 ibu nifas dan
48 bayi baru lahir (PMB Nurtila, Register 2020).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “A” umur 26 tahun G 2P1A0 mulai
dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Nurtila
Palembang dalam laporan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. “A” di Praktik Mandiri Bidan Nurtila
Palembang Tahun 2021 ”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “A” di Praktik


Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. “A” di Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “A” di
Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “A” di
Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021.
c. Mahasiswa mampu melakukan assesment/data analisa pada Ny. “A” di
Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021.
5

d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada


Ny. “A” di Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang Tahun 2021.

D. Mamfaat

1. Bagi Penulis
Laporan tugas akhir ini bermamfaat sebagai sarana untuk belajar
dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat di
perkuliahan ke lahan praktik, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penulis dalam melakukan tindakan maupun asuhan kebidanan
secara profesional.
2. Bagi Institusi
Penulis berharap bahwa laporan tugas akhir ini dapat bermamfaat
sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk proposal
laporan tugas akhir selanjutnya.
3. Bagi PMB
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internal (FOGI), kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuhan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
pertama (0-12 minggu), trimester kedua (13-27 minggu), dan trimesteretiga
(28-40 minggu) (Prawiroharjdo, 2014:213).

2. Etiologi Kehamilan

Menurut Saifuddin (2014:139), untuk terjadi kehamilan harus ada


spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi)
hasil konsepsi.
a. Spermatozoa
Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor,
dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor,
dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.
b. Ovum
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-
mikrofilamen fimbria infumdibulum tuba ke arah ostium tuba abdominali,
dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum ini mempunyai diameter
100µ (0,1 mm). Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Jutaan spermatozoa
ditumpahkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.

6
7

Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri


dengan tuba, dan hanya satu spermatozoa mempunyai kemampuan
(kapasitas) untuk membuahi.
c. Pembuahan Ovum (Konsepsi)
Konsepsi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanam nya hasil konsepsi ke dalam
abdometrium (Walyani, 2015:44).

3. Tanda dan Gejala Kehamilan

Diagnosa kehamilan dapat ditegakan dengan mengenali tanda dan gejala


kehamilan, antara lain sebagai berikut
a. Tanda Pasti Hamil
Menurut Walyani (2015:69), tanda pasti kehamilan dapat di tentukan
melalui :
1) Gerakan janin dalam rahim.
2) Denyut jantung janin, dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler) dengan
stethoscope laenec.
3) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin
4) Kerangka janin, dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar


sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang
menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali
seperti sebelum hamil setelah persalinan dan menyusui selesai
(Mastiningsih,2019:29).
8

a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin,plasenta,amnion) sampai persalinan.
Uterus mempunyai akan melebar dan menipis. Batas antara segmen
yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut dengan lingkaran
retraksi fisiologis (Mastiningsih, 2019:31).

Gambar 2.1
Pembesaran Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Sumber : Prawirohardjo, 2014
9

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Tinggi Fundus Uteri


Kehamila (TFU)
n
(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari di bawah simfisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Sulistyawati (2016)

Tabel 2.2
Tinggi Fundus Uteri Sesuai dengan Usia Kehamilan

NO Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


(cm) dalam
Minggu
1. 12 cm 12
2. 16 cm 16
3. 20 cm 20
4. 24 cm 24
5. 28 cm 28
6. 32 cm 32
7. 36 cm 36
8. 40 cm 40
Sumber : (Walyani, 2015:76)
1

2) Serviks
Pada satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mengalami
pelunakan dan sianosis yang signifikan. Perubahan-perubahan ini
terjadi karena peningkatan vaskularitas dan edema serviks
keseluruhan, disertai oleh hipertropi dan hiperplasia kelenjar serviks
(Sutanto dan Fitriana, 2015:72).
3) Vagina dan Perinium
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan apillaa terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan ulva,sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat hipertrofi dari sel-sel otot polos. Pada dinding
vagina akan mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa,mengendornya jaringan ikat dan
hipertrofi sel otot polos (Mastiningsih,2019:33).
4) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu karpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil apilla dalam jumlah yang apilla minimal (Mastiningsih,
2019:32).
5) Payudara
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi
disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesteron, laktogen
plasental dan prolaktin. Payudara terus tumbuh pada sepanjang
kehamilan dan ukuran beratnya meningkat hingga mencapai 500 gram
untuk masing masing payudara (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:59).
1

b. Perubahan Sistem Kardiovaskuler


Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami
adaptasi fisiologis yang besar. Perubahan pada fungsi jantung mulai
tampak selama 8 minggu pertama kehamilan. Curah jantung meningkat
bahkan sejak minggu kelima dan mencerminkan berkurangnya resintesi
vaskular sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Kecepatan nadi
meningkat sekitar 10 denyu/menit selama kehamilan, antara minggu ke-
10 dan 20 (Sutanto dan Fitriana, 2015:80)
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Perubahan yang terjadi pada traktus urinarius yaitu, pada bulan-bulan
pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo,
2014:185).
d. Perubahan Sistem Pencernaan
Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena adanya
perubahan lambung dan aliran balik asam lambung ke esophagus bagian
bawah. Produksi asam lambung menurun, sering terjadi mual dan muntah
karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan
lebih lama berada dilambung dan apa yang dicerna lebih lama berada
dalam usus, saliva atau pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya,
hipersaliva sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang
terjadi (Kuswanti, 2014:84)
e. Perubahan Sistem Metabolisme
Sebagian penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
uterus dan isinya, kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg (Prawirohardjo, 2014:180).
1

Tabel 2.3
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (Kg)


Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : (Walyani,
2015:54)
Table 2.4
Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan

10 20 30 40
Jaringan dan Cairan
minggu minggu minggu minggu
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan Ekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
Sumber : (Prawirohardjo, 2014:180)

f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih
datar atau menonjol. Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan
sedikit bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen (Kuswanti, 2014:90)
g. Perubahan Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang
lebih 135%. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan
dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 kali
lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan
1

konsentrasinya pada plasma akan menurun. Kelenjar tiroid akan


mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari
hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi (Prawiroharjdo,
2014:186).

5. Perubahan Psikologis
Menurut Sulistyawati (2017) Perubahan Psikologis Trimester III, yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik saat melahirkan
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya
g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya

6. Ketidak Nyamanan Selama Kehamilan

Ketidaknyaman selama kehamilan dan cara mengatasinya


menurut Dartiwen dan Nurhayati, (2019:108)

Tabel 2.5
Ketidaknyamanan Selama Kehamilan dan Cara Mengatasinya
No Masalah Penyebab Cara Mengatasi
1. Mual muntah a. Hormonal a. Makan sedikit
(morning b. Emosional dulu setelah
sickness) bangun tidur
b. Hindari makanan
yang merangsang
mual
c. Makan dalam
porsi kecil namun
sering
d. VitaminB
kompleks,
1

vitamin C dan
sedatif

2. Sering BAK a. Tekanan pada a. Minum yang


vesika urinaria cukup namun
oleh pembesaran kurangi minum
uterus pada dimalam hari
trimester 1 b. Latihan
b. Tekanan oleh menguatkan otot
kepalaj anin sudah pubis
mulai masuk PAP
pada trimester III

3. Pengeluaran a. Peningkatan a. Lakukan vulva


lendir vagina produksi lendir hygine
dikelenjar b. Pakai celana
endoservikal dalam dari bahan
b. Bila flour Albus yang menyerap
sangat banyak c. Ganti celana jika
basah dan
keringkan
4. Ptialismus a. Secara spesifik a. Cuci mulut
(sering tidak jelas dengan
meludah) b. Hormon menggunakan
progesteron obat kumur
menyebabkan b. Isap permen atau
relaksasi kelenjar jeruk pecel
ludah sehingga
bisa
mengakibatkan
adanya
hipersalivasi
5. Nyeri Ulu Hati a. Kemungkinan a. Berikan teh
karena gelombang hangat secara
peristaltik, sering
sehingga isi b. Makan lebih
lambung masuk sering namun
esofagus dan sedikit-sedikit
mengakibatkan c. Hindari
mukosa lambung membungkuk dan
lecet sehingga tidur terlentang
rasanya perih d. Duduk tegak
b. Letak lambung sambil nafas
jadi berpindah dalam dan
karena tekanan panjang
uterus
1

6. Varises Predisposisi kongenital a. Istirahat/tiduran


yang diperberat oleh faktor dengan kaki
kehamilan yaitu faktor ditinggikan
hormonal, berdiri terlalu b. Hindari kaki
lama, berat badan yang ditegangkan
meningkat c. Memakai
stocking elastis
7. Hemoroid Muncul dan memburuknya a. memberi anastesi
hemeroid pada waktu topikal
hamil akibat tekanan pada b. Berendam air
vena hemoraidalis hangat
menyebabkan obstruksi c. Meberikan agens
vena oleh uterus yang yang melunakan
membesar waktu hamil kotoran bekuan
darah dengan
insisi (anastesi
topikal)

8. Konstipasi Tonus otot tractus a. Diet kasar yang


digestifus menurun mengandung serat
sehingga mengakbatkan: b. Beri minum
a. Tekanan lebih hangat sedikit-
lama diusus sedikit diluar jam
b. Pengeringan feses minum
c. Penekanan usus
oleh pembesaran
uterus
9. Kram Kaki a. Tekanan syaraf a. Massase dan
ekstremitas bawah hangatkan otot
oleh uterus yang terserang
b. Kekurangan daya b. Diet tinggi
serap kalsium kalsium
c. Rendam kaki
dengan air hangat
1

10. Dispnea/sesak Ekspansi diafragma a. Latihan nafas


nafas terbatas karena melalui senam
pembesaran uterus hamil
b. Tidur dengan
bantal yang
tinggi/tidur
miring
c. Makan porsi kecil
tapi sering
d. Gunakan bra yang
longgar
e. Kurangi
pekerjaan yang
memerlukan
tenaga
11. Oedema a. Tekanan rahim a. Istirahat
pada vena panggl b. Bila tidur, kaki
b. Patologis (tanda- ditinggikan/diganj
tanda pre al dengan bantal
eklampsia) c. Hindari berdiri
terlalu lama
Sumber : Dartiwen dan Nurhayati, (2019:108)

7. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Anemia
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
baik dalam kehamilan,persalinan,dan nifas dan ada masa selanjutnya.
Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah: keguguran
(abortus),kelahiran prematur,persalinan yang lama akibat kelelahan
otot rahim (atonia uteri),syok,infeksi baik saat bersalin maupun pasca
bersalin serta anemia berat. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 2,nilai
batas tersebut dan perbedaanya dengan kondisi wanita tidak
hamil,terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Sutanto
dan Fitriana, 2015:234)
b. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan adalah hal yang serius yang terjadi
pada trimester II dan III, apalagi diiringi dengan gejala edema,
1

proteinuria, kejang, diusia kehamilan diatas 22 minggu,dengan


ketentuan
1) Kelainan tekanan sistolik 30 mgHg
2) Kenaikan drah absolut 149/90 atau 160/110 yang diambil selang 6
jam dalam keadaan istirahat (Enggar, 2014:123)
c. Mual dan Muntah Berlebihan
Mual dan muntah biasanya terjadi pada kehamilan trimester
pertama. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigrvida dan 40-
60% multigravida. Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Jika muntah terus
menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainnya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan meningkatnya tekanan darah
ketika penderita muntah (Sutanto dan Fitriana, 2015:232)
d. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang
berhubungan dengan kehamilan dapat berupa abortus, kehamilan
mola, kehamilan ektopik terganggu (KET) (Sutanto dan Fitriana,
2015:221).
1) Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi
pada kehamilan 16 minggu atau sebelum pelekatan pada plasenta
selesai. Definisi abortus yaitu berakhirnya suatu kehamilan (akibat
faktor tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup bayi di
luar kandungan.
2) Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa secara awam dikenal dengan hamil anggur.
Hamil anggur adalah pertumbuhan massa jaringan dalam rahim
(uterus) yang tidak akan berkembang menjadi janin dan
merupakan hasil konsepsi yang abnormal. Massa sel abnormal
1

tumbuh sebagai kantung berisi cairan (kista) seperti rangkaian


buah anggur. Sel-sel ini tumbuh pesat dalam rahim dan sel yang
abnormal ini disebut sebagai mol, yang berasal dari bahasa latin
yang artinya massa atau benjolan.
3) Kehamilan Ektofik Terganggu
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan salah satu
bahaya yang mengancam setiap wanita hamil. Gejala yang
dikeluhkan penderita yaitu berupa perdarahan pada trimester awal
kehamilan yang disertai nyeri perut hebat.
e. Ketuban Pecah Dini
Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu,sebahagian besar KPD ini
terjadi pada kehamilan diatas 37 minggu sedangkan dibawah 36
minggu jarang terjadi. Ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra
uteri dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat
dilakukan dengan tes lakmus ( nitrazin test) merah menjadi biru.
(Enggar, 2019:123).
f. Gerakan Janin yang Kurang
Ibu merasakan gerakan bayinya antara 20 minggu sampai 24
minggu dimana ibu merasakan gerakan janinnya 3x dalam periode 3
jam gerakan ini akan lebih terasa bila ibu dalam posisi berbaring atau
istirahat. Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau
ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik. (Enggar, 2019:123).
1

g. Sakit Kepala yang Hebat


Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam
kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
saat beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat menyebabkan
penglihatan ibu hamil menjadi kabur atau terbayang. Nyeri kepala
pada masa hamil dapat merupakan gejala preeklamsia, suatu penyakit
yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke dan koagulopati (Sutanto dan
Fitriana, 2015:233).
h. Pengeluaran Lendir Vagina (Flour Albus/Keputihan)
Beberapa keputihan adalah normal. Namun dalam beberapa
kasus,, keputihan diduga akibat tanda-tanda infeksi atau penyakit
menular seksual. Infeksi ini akan membahayakan untuk bayi (Sutanto
dan Fitriana, 2015:235).
i. Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan
Bengkak atau oedema adalah penimbunan cairan yang berlebih
dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kondisi ini juga
disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan dalam air seni ibu hamil
terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium
(Sutanto dan Fitriana, 2015:236).
j. Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang merupakan
gejala utama pada kehamilan ektopik dan abortus. Komplikasi yang
dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain kehamilan
ektopik, pre-eklampsia, persalinan prematur, solusio plasenta, abortus,
ruftur uteri imminens (Prawirohardjo, 2014:283).
2

B. Asuhan Antenatal
1. Pengertian Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditunjukkan ada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim (Dartiwen, 2019). Asuhan antenatal adalah suatu
program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medic
pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan
persalinan yang aman dan memuaskan. (Walyani, 2015:74)
2. Alasan Penting Mendapatkan Asuhan Antenatal
a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
b. Megupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan merawat bayi
f. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil yang akan dikandungnnya
(Saifuddin, 2016:278)
3. Tujuan Asuhan Antenatal
Menurut Walyani (2015:74), tujuan asuhan antenatal adalah sebagai
berikut:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu juga bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi secara
umum yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umu, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
2

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian


ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
4. Standar Antenatal Care
Standar pelayanan antenatal unsur penting dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil secara memadai dan sesuai standar
pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi.(Mastiningsih, 2019:52)
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan yang normal adalah 0,5
kg mulai dari trimester 2 dan biasanya mencapai 12-15 kg.
b. Tekanan darah
Diukur setiap ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80-
120/80 mmHg.
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko
KEK.
d. Pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Pengukuran menggunakan pita sentimeter,
letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai
fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).
2

e. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)


Tablet Fe untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu
hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat
seiring dengan pertumbuhan janin.Konsumsi tablet zat besi adalah
pemakaian tablet zat besi selama kehamilannya minimal 90 tablet
untuk mencegah terjadinya anemia, pendarahan dan gangguan
pertumbuhan pada janin dalam kandungan.
f. Pemberian imunisasi TT
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk
mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT)
yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil
harus terlebih dulu ditentukan status kekebalan atau imunisasinya.
Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka
statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval
minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh
imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah
mendapatkan dosis TT yang ke-3 (interval minimal 6 bulan dari
dosis ke-2) maka statusnya T3, status T4 didapatkan bila telah
mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan
status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapatkan (interval minimal
1 tahun dari dosis ke-4).
Tabel 2.6
Jadwal suntik TT
Imunisasi Interval % Perlindungan Masa Perlindungan
TT 1 Pada saat ANC 0% Tidak ada
Pertama
TT 2 4 minggu setelah 80% 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah TT 95% 5 tahun
2
TT 4 1 tahun setelah TT 99% 10 tahun
3
TT 5 1 tahun setelah TT 99% 25 tahun / seumur
4 hidup
Sumber : (Walyani, 2015:76)
2

g. Penentuan presentasi janin dan Denyut jantung janin (DJJ)


Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksa janin ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Penilaian DJJ dilakukan
pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat
lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
h. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang
pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan
Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu
hamil. Menurut Mastiningsih (2019:82) kadar haemoglobin pada
kehamilan yaitu :
1) Tidak Anemia : Hb 11 gr%
2) Anemia Ringan : Hb 9-10 gr%
3) Anemia Sedang : Hb 7-8 gr%
4) Anemia Berat : Hb < 7 gr%
i. Temu wicara / Konseling
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik
mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapinya dengan menganut 5 prinsip
kemanusian yaitu:
1) Keterbukaan
2) Empati
3) Dukungan
4) Sikap dan respon positif
5) Setingkat atau sama derajat
j. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
2

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu


hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
k. Jadwal Kunjungan Ulang
Kunjungan Antenata Care menurut Mastiningsih (2019:51),
dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu:
1) Kunjungan 1/ K1 (Trimester 1)
K1 atau kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan yang
pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan yang ideal
adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami
terlambat datang bulan
2) Kunjungan 2/ K2 (Trimester 2)
Pada periode ini ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur
kehamilan 28 minggu.
3) Kunjungan 3/ K3 dan Kunjungan 4/ K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika
tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan
kandungannya.
5. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan Antenatal (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Kumalasari Intan,
2015:18)
a. Anamnesa
Menurut Dartiwen dan Nurhayati (2019:142), anamnesis pada ibu
hamil meliputi :
1) Identitas Klien
2

Identitas berupa umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,


agama, identitas suami dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
(a) Keluhan utama, ditanyakan untuk mengetahui alasan klien
datang, apakah untuyk memeriksakan kehamilan atau untuk
memeriksa keluhan lain.
(b) Riwayat kesehatan personal, hubungan klien dengan orang
lain, riwayat pengobatan termasuk riwayat penyakit
menular/menurun.
(c) Riwayat menstruasi, usia saat menarche, siklus, lamanya
menstruasi, nyeri, konsistensi dan masalah.
(d) Riwayat seksual, ditanyakan untuk mengetahui penggunaan
kontrasepsi klien serta masalah yang dialami penggunanya.
(e) Riwayat ginekologi
(f) Riwayat kesehatan keluarga
3) Riwayat Obstetrik
Ditanyakan untuk mengetahui riwayat kehamilan sebelumnya
seperti jumlah kehamilan sampai saat ini, hari pertama haid terakhir
(HPHT), usia kehamilan serta keluhan yang dialami selama hamil.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum, status present,
(head to toe), lalu pemeriksaan obstetri dan pemeriksaan penunjang
(Walyani, 2017:135).
1) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi kesan umum yaitu
composmentis/tampak sakit, pemeriksaan tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu, berat badan, dan pemeriksaan lain yang
dipandang lain.
2) Pemeriksaan Kebidanan
(a) Inspeksi
2

Menurut Walyani (2015:136), inspeksi adalah prosedur


pemeriksaan dengan melihat, Muka (cloasma gravidarum),
payudara (bentuk, ukuran, retraksi, bekas operasi didaerah
areola, kondisi puting, pembesaran kelenjar limfe,
hiperpigmentasi linea nigra, striae gravidarum), vulva (luka,
varises, hemeroid, pengeluaran cairan dikaji warna,
konsistensi, jumlah, bau, keadaan kelenjar bartholini dikaji
pembengkakan, cairan, kista, dan kelainan lain).
(b) Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen
dengan menggunakan manuver leopold untuk mengetahui
keadaan janin didalam abdomen. (Walyani,2015:82)
(1) Leopold I
Pemeriksaan Leopold Iuntuk mengetahui tinggi fundus
uteri dan bagian yang berada pada fundus dan mengukur
tinggi fundus uteri dari simpisis untuk menentukan usia
kehamilan (Walyani, 2015:82).

Gambar 2.2
Sumber: Walyani (2015:136)
2

(2) Leopold II
Pemeriksaan Leopold II, untuk mengetahui letak janin
memanjang atau melintang, dan bagian janin yang teraba
disebelah kiri atau kanan (Walyani, 2015:82).

Gambar 2.3
Sumber: Walyani (2015:136)

(3) Leopold III


Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian
janin yang ada dibawah (presentais) (Walyani, 2015:82).

Gambar 2.4
Sumber: Walyani (2015:136)
2

(4) Leopold IV
Pemeriksaan Leopold IV untuk menentukan apakah
bagian janin sudah masuk panggul atau belum.

Gambar 2.5
Sumber: Walyani (2015:136)

Menurut Sulistyawati (2017:154) mengukur TF


menurut Mc Donald untuk menghitung tafsiran berat
janin (TBJ). Cara pengukurannya adalah tempatkan
metline skala 0 (nol) diatas simfisis dan ukur TFU
dengan melihat metline dalam cm dengan cara :

Table 2.7
Rumus Menentukan Taksiran Berat Janin
Prawirohardjo (2014)
TBJ = (TFU – N) x 155

Keterangan :
TBJ : Berat Badan Janin (gram)
TFU : Tinggi Fundus Uteri (menurut MC Donald)
N : 11 bila belum masuk PAP
N : 12 bila kepala sudah masuk PAP
2

(c) Auskultasi
Auskultasi dengan menggunakan stetoskop monoaural atau
doppler untuk menentukan Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah
umur kehamilan 18 minggu yang meliputi frekuensi,
keteraturan dan kekuatan DJJ. DJJ normal adalah 120-
160x/menit (Walyani, 2015:82).
(d) Perkusi
Melakukan pengetukkan pada daerah patella untuk
memastikan adanya refleks pada ibu (Walyani, 2015:83).
(e) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada usia kehamilan 34-36
minggu untuk primigravida atau 40 minggu pada multigravida
dengan janin besar. Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan
serviks, ukuran panggul dan sebagainya. Dilakukan juga
pemeriksaan laboratorium seperti tes protein urine, glukosa
urine, dan hemoglobin (Walyani, 2017:83).
(f) Pemeriksaan Penunjang
Menurut Walyani (2015:82), pemeriksaan penunjang
terdiri pemeriksaan laboratorium (Kadar urine, golongan
darag, glukosa urine, dan hemoglobin), dan pemeriksaan
Utrasonografi (USG).

6. Edukasi Kesehatan Ibu Hamil


Menurut Saifuddin (2016:285) kunjungan antenatal memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi
kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana
persalinan dan cara merawat bayi. Beberapa informasi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Nutrisi yang adekuat
1) Kalori
3

Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil untuk setiap harinya


adalah 2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat
menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan
sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
2) Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari
tumbuhtumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam,
keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran
prematur, anemia dan oedema.
3) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah
diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau
osteomalasia pada ibu.
4) Zat Besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan
kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan
pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah
merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama trimester ketiga.
5) Asam Folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat
bagi pematanagn sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu
hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
3

b. Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga
dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Basuhan
lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi
retak dan lecet pada area tersebut. Karena payudara menegang , sensitif,
dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara
yang sesuai.
c. Perawatan Gigi
Pemeriksaan gigi selama kehamilan dibutuhkan dua kali, yaitu pada
trimester petama dan trimester ketiga. Penjadwalan untuk trimester
pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.
Sementara pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan
kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah
terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.
d. Kebersihan Tubuh dan Pakaian
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia, lipatan paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh miikroorganisme. Gunakan pakaian yang longgar,
bersih dan nyaman dan hindari sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan
alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut.

C. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2015).
3

2. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Sulistyawati (2015) tanda-tanda persalinan yaitu:
a. Terjadinya His Persalinan
Karakter dari his persalinan yaitu:
1) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
2) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
3) Terjadinya perubahan pada serviks
4) Jika pasien menambah aktivitasnya misalnya dengan berjalan maka
kekuatannya bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan Darah (Penanda Persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis terlepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Sebagian pasien mengeluarkan cairan air ketuban akibat pecahnya
selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetketkan
persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak
tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu,
misalnya ekstraksi vakum, ataau Sectio Caesarea.

3. Penyebab Mulainya Persalinan


Menurut Manuaba (2015:166-167) terjadinya persalinan belum
diketahui dengan pasti, sehigga menimbulkan beberapa teori yang
berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Perlu diketahui bahwa ada
dua hormon yang dominan saat hamil yaitu:
a. Estrogen yang berfungsi unrtuk meningkatkan sensitivitas otot rahim
dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanis.
3

b. Progesteron yang berfungsi untuk menurunkan sensivisitas otot rahim,


menghambat penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis dan juga
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Sulistyawati (2015) :
a. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah jalan lahir. Jalan lahir dibagi atas bagian keras
dan bagian lunak. Bagian keras meliputi tulang-tulang panggul dan
bagian lunak meliputi uterus,otot dasar panggul,dan perineum. Janin
harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif
kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan
sebelum persalinan dimulai.
1) Pelvis/Panggul
2) Pintu Atas Panggul (PAP)
3) Kavum Pelvik
4) Pintu Bawah Panggul (PBP)
5) Bidang Hodge
Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas simfisis dan promontorium
Hodge II : bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah
simfisis
Hodge III : bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika.
Hodge IV : bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis
b. Power (Kekuatan Ibu)
Yaitu kekuatan ibu yang mendorong janin keluar dalam
persalinan terdiri dari:
1) His/kontraksi
Sifat his yang baik adalah sebagai berikut :
(a) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
(b) His yang efektif
3

(1) Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan


ligamentum rotundum kemudian menjalar ke seluruh
bagian uterus
(2) Gelombang kontraksi simetris dan terkoordinasi
(3) Didominasi oleh fundus kemudian menjalar ke seluruh
otot rahim
(4) Kekuatannya seperti mekanisme memeras isi rahim.Otot
rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang
semula sehingga terjadi retraksi dan terjadi pembentukan
segmen bawah rahim
(c) Amplitudo
(1) Kekutan his diukur dengan mmHg dan menimbulkan
naiknya tekanan intrauterus sampai 35 mmHg
(2) Cepat mencapai puncak kekuatan dan diikuti relaksasi
yang tidak lengkap, sehingga kekuatannya tidak
mencapai 0 mmHg
(3) Setelah kontraksi otot rahim mengalami retraksi, artinya
panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak akan
kembali ke panjang semula
(4) Frekuensi, yaitu jumlah terjadinya his selama 10 menit
(5) Durasi his yaitu lamanya his yang terjadi setiap saat
diukur dengan detik
(6) Interval his, yaitu tenggang waktu antara kedua his. Pada
permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit,
pada kala pengeluaran (Kala II) muncul sekali dalam 2
menit
(7) Kekuatan his, yaitu perkalian antara ampitudo dengan
frekuensi yang ditetapkan dengan satuan unit
Montevideo
3

2) Tenaga Meneran
Tenaga meneran akan semakin menambah kekuatan
kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot-
otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antara his
dan tenaga meneran akan meningkatkan tekanan intrauterus
sehingga janin akan semakin terdorong ke luar.
c. Passenger (Isi Kehamilan)
1) Janin
Pembahasan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar
adalah mengenai ukuran kepala janin, karena kepala adalah
bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan. Jika
kepala janin sudah dapat lahir, maka bagian tubuh yang lain akan
dengan mudah menyusul.
2) Plasenta
Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan
rahim). Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang bertambah
tua maka menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone
sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi.
3) Air Ketuban
Air ketuban dapat dijadikan acuan dalam menentukan
diagnosa kesejahteraan janin.
Struktur Amnion :
(a) Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 500-1000 Cc
(b) Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis. Warna
keruh sampai hijau pada proses persalinan mengindikasikan
adanya kondisi janin yang tidak sejahtera, sehingga
membutuhkan tindakan khusus untuk bayi yang dilahirkan
(c) Komposisinya terdiri atas 98% air, dan sisanya albumin, urea,
asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, lanugo, verniks kaseosa,
dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%/gram liter.
3

Fungsi Amnion :
(a) Melindungi janin dari trauma/benturan
(b) Memungkinkan janin bergerak bebas
(c) Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
(d) Menahan tekanan uterus
(e) Pembersih jalan lahir
d. Psikologis Ibu
Salah satu kondisi psikologis yang dapat menghambat proses
persalinan adalah rasa cemas. Kecemasan pada ibu bersalin kala I
bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek
adrenalin adalah penyempitan pembuluh darah sehingga suplai
oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah juga
menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat
memanjangnya proses persalinan
e. Penolong (Dokter, Bidan)
Peran penolong adalah memantau dengan seksama dan
memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi
emosi atau perasaan maupun fisik, membantu mengambil tindakan
yang efektif untuk pasien, namun tetap melakukan perlindungan diri
dari adanya kemungkinan bahaya infeksi selama proses persalinan

5. Mekanisme Persalinan
Menurut (Rohani dkk 2014:20-21) Mekanisme Persalinan sebenarnya
mengadu pada bagaimana janin menyesuaikan dan meloloskan diri dari
panggul ibu, yang meliputi gerakan:
a. Turunnya kepala janin
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus menerus dalam jalan
lahir sejak kehamilan trimester III, antara lainnya masuknya bagian
terbesar janin kedalam pintu atas panggul (PAP) yang pada
primigravida 38 minggu atau selambat-lambatnya awal kala II.
b. Fleksi
3

Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam


sikap fleksi. Dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang
makin besar, maka kepala janin makin turun dan semakin fleksi
sehingga dagu janin menekan pada dada dan belakang kepala (Oksiput)
menjadi bagian bawah. Keadaan ini dinamakan fleksi maksimal.
Dengan fleksi maksimal kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan
ukuran panggul ibu terutama bidang sempit panggul yang ukuran
melintang 10cm. Untuk dapat melewatinya, maka kepala janin yang
awalnya masuk dengan ukuran diameter Oksipito Frontalis (11,5 cm)
harus fleksi secara maksimal menjadi dimeter Oksipito Bregmatik (9,5
cm).
c. Rotasi dalam/putaran paksi dalam
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan
berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul
atau diameter anterior posterior Pintu Bawah Panggul (PBP). Hal ini
mungkin karena kepala janin tergerak atau seperti sekrup sewaktu turun
dalam jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama-sama dengan kepala
akan membentuk sudut 45. Keadaan demikian disebut putaran paksi
dalam dan ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis.
d. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau depleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada PBP mengarah kedepan dan keatas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya kalau tidak terjadi
ekstensi maka kepala akan tertekan pada pertemuan dan menembusnya.
Dengan eksensi ini maka sub Oksiput bertindak sebagai Hipomochlion
(sumbu putar). Kemudian lahirlah berturut-turut sinsiput (puncak
kepala), dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.
e. Rotasi luar/putaran paksi luar
Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang
pada hakikatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu
3

panjang bahu, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang


kepala janin berada pada satu garis lurus.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu dengan sampai dibawah sympisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang, kemudian bahu
belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah
dengan paksi jalan lahir.

6. Partograf
Menurut Saifuddin (2016), Patrograf adalah alat bantu yang digunakan
selama persalinan. Partograf dipakai untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan serta mendektesi apakah proses persalinan berjalan
secara normal. Untuk menggunakan partograf dengan benar, petugas harus
mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
a. Lembar depan partograf
1) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis
sebagai jam. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat
waktu merasakan mules
2) Kondisi janin.
(a) DJJ (denyut jantung janin) Setiap kotak pada bagian DJJ
menunjukkan waktu 30 menit. Catat DJJ dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ
(b) Warna dan adanya air ketuban Gunakan lambang, catat temuan
dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ.
U : Ketuban utuh (belum pecah)
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan bercampur mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan bercampur darah
K : Ketuban sudah pecah dan tidak air ketuban (kering)
(c) penyusupan (molase) kepala janin
3

Gunakan lambang, catat temuan di kotak yang sesuai di bawah


lajur air ketuban.
0 : tulang kepala janin terpisah,sutura mudah dipalpasi
1 : tulang kepala janin saling bersentuhan
2 : tulang kepala janin saling tumpah tindih, tapi masih
dapat dipisah
3 : tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
3) Kemajuan Persalinan
(a) Pembukaan serviks Catat pembukaan serviks setiap 4 jam.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf, beri tanda “x” ditulis di garis waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks
(b) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
Penurunan bagian terbawah janin mengikuti kemajuan
pembukaan serviks. Tuliskan tanda “o” di nomor yang sesuai
dengan penurunan
(c) Garis waspada dan garis bertindak
4) Jam dan Waktu
(a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
(b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
5) Kontraksi Uterus
Catat jumlah his dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik setiap 30 menit selama fase aktif persalinan
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
(a) Oksitosin
(b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
7) Kondisi Ibu
(a) Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
Catat nadi ibu setiap 30 menit beri tanda (.), nilai dan catat
suhu tubuh setiap 2 jam dalam kotak yang sesuai, dan tekanan
4

darah setiap 4 jam beri tanda panah pada partograf pada kolom
waktu yang sesuai : ↕
(b) Urin (volume, aseton, atau protein)
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2
jam.
8) Asuhan, pengamatan dan kepurusan klinik lainnya
b. Lembar belakang partograf
Cara pengisiannya lembar belakang partograf ini diisi setelah
seluruh proses persalinan selesai. Catatan persalinan berupa data
dasar, kala I,kala II, kala III, bayi baru lahir, dan kala IV harus
disesuaikan dengan asuhan persalinan yang telah dilaksanakan.

7. Tahap Persalinan
a. Kala I
Kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga praturien masih dapat
berjalanjalan. (Manuaba, 2015). Kala pembukaan di bagi menjadi 2
fase yaitu :
1) Fase laten Pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:
(a) Periode akselerasi
Berlangsung selama 2 jam, pembu kaan menjadi 4 cm
(b) Periodedilatasi maksimal
Selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(c) Periode deselerasi
Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm (lengkap)
4

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam


sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva
Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam
dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan penghitungan
tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
(Manuaba, 2012)
b. Kala II
Menurut Manuaba (2015) Kala II atau disebut juga kala pengusiran
.gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50
sampai 100 detik
2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai keluar cairan
secara mendadak
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya pleksus frankenhauser.
4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak
sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besa, dahi,
hidung, muka dan kepala seluruhnya
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala terhadap punggung
6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dangan jalan : kepala dipegang padaos oksiput dan
dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu
depan dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah
keduabahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi,
bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban
7) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30
menit
4

c. Kala III
Menurut Manuaba (2015) Kala III disebut juga dengan kala
pelepasan uri. Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi,mulai berlangsung pelepasan plasenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda :
uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas
kesegmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi
perdaraha. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
secara crede pada fundus uteri.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum. Lamanya persalianan pada primi dan multi
adalah : kala I pada primi 13 jam,dan multi 7 jam. Kala II pada primi 1
jam, multi 1/ 2 jam, multi ¼ jam.
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi dilakukan meliputi : tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, dan
pernafasan, kontrasi uterus, terjadinya perdarahan.perdarahan masih
dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Manuaba,
2019).

8. Perubahan Fisiologis pada Masa Persalinan


Menurut Sulistyawati (2015), Selama proses persalinan beberapa
perubahan fisiologis yang dapat terjadi yaitu:
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan
pembukaan serviks serta pengeluaran bayi dalam persalinan.
4

Kontraksi uterus saat persalinan sangat unik karena kontraksi ini


merupakan kontraksi yang menimbulkan rasa yang sangat sakit.
2) Serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi
uterus yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik
keseluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah
uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian bawah janin
langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Sabagai
akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua perubahan mendasar,
yaitu pendataran dan dilatasi pada serviks yang sudah melunak.
(Saifuddin, 2014).
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol
meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg.
Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum
persalinan. Perubahan posisi ibu dari terlentang menjadi miring
dapat mengurangi peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan
darah ini juga dapat disebabkan oleh rasa takut dan khawatir.
2) Suhu
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi
karena terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu
tubuh tidak boleh melebihi 1-2 ◦F (0,5-1◦C).
3) Pernafasan
(a) Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal,
hal ini mencerminkan adanya kenaikan metabolisme.
Hiperventilasi yang terjadi dalam waktu yang lama
menunjukan kondisi tidak normal dan bisa menyebabkan
alkalosis
(b) Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat
mengenai pernapasan karena angka dan iramanya dipengaruhi
4

oleh rasa tenggang, nyeri, khawatir serta penggunaan teknik-


teknik bernapas
(c) Observasi pernapasan ibu dan bantu dalam mengendalikan
pernapasannya untuk menghindari hiperventilasi yang terlalu
lama.
4) Denyut Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung
secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi detak
jantung meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
c. Hematologi
1) Hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan dan
kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama postpartum,
asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal
2) Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan
plasma. Sel-sel darah putih secara progesif akan meningkat selama
kala I persalinan sebesar 5.000-15.000 WBC pada pembukaan
lengkap
3) Gula darah akan berkurang, kemungkinan besar disebabkan karena
peningkatan kontraksi ueterus dan otot-otot tubuh.
d. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara
substansial berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu,
pengeluaran getah lambung berkurang menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat
lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu
yang biasa. Selama persalinan, motilitas dan absorbsi saluran cerna
menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat.
e. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob
akan meningkat secara terus-menerus. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan oleh kecemasan dan kegiatan otot tubuh.
4

9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


Menurut Sulistyawati (2015) ada beberapa kebutuhan wanita saat bersalin
adalah sebagai berikut :
a. Dukungan Moril
Kelahiran seorang bayi berpengaruh terhadap seluruh anggota
keluarga. Karena itu bila suami atau anggota keluarga lainnya ingin
menemani ibu saat bersalin hendaknya diizinkan. Biarkan mereka
memberikan dukungan moril, memperhatikan dan mendengarkan
permintaan ibu, serta menolong ibu bila mungkin.Perhatian dan
penghargaan terhadap kebutuhan ibu dan keluarganya akan
menumbuhkan rasa percaya kepada penolong persalinan. Ibu mungkin
merasa tidak nyaman dan nyeri bila ibu cemas akan persalinannya atau
bila mempunyai gangguan sebelumnya. Penolong persalinan perlu
bersikap tenang dan mou meyakinkan ibu dan kelurganya, terutama
bila mereka gelisah dan khawatir
b. Kenyamanan
Anjurkan ibu untuk berbaring dalam posisi yang dirasakan pa ling
nyaman. Biarkan ibu melakukan kegiatan seperti berjalan. duduk,
jongkok, mengambil posisi seperti akan merangkak atau bersalin,
sesuai dengan keinginannya. Gerakan-gerakan tersebut membantu
turunnya bayi ke panggul, karena itu anjur kan ibu bergerak aktif.
Untuk selanjutnya, Ibu yang akan mela hirkan tidak dianjurkan
berbaring datar pada punggungnya, karena akan mengganggu
peredaran darah ke tubuhnya dan janin yang dikandungnya.
c. Cairan
Anjurkan ibu minum air selama persalinan untuk mencegah de
hidrasi dan memberikan tenaga. Untuk selanjutnya, dehidrasi dapat
mengakibatkan kelelahan, memperlambat atau menye babkan his tidak
teratur
4

d. Kebersihan
Infeksi yang terjadi pada saat persalinan dapa mengakibatkan
kematian atau kesakitan pada ibu dan bayi. Ibu hendaknya di mandikan
dan mengenakan pakaian bersih pada waktu ber salin, sedangkan
penolong persalinan harus sering mencuci tangan dan menggunakan
alat yang telah didensifeksi atau dis terilkan. Cara perawatan
kebersihan seperti :
1) Buang air besar Sebelum melahirkan, ibu sedapat mungkin buang
air besar terlebih dahulu. Rektum yang penuh akan memberikan
rasa tidak nyaman selama persalinan. Bila ibu kesulitan dalam
mengosongkan rektum, maka ibu dapat dibantu dengan melakukan
edema.
2) Buang air kecil Ibu bersalin sebaiknya buang air kecil pa ling
sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering lagi bila mungkin kandung
kemih yang penuh akan menghambat turunnya bayi ke dasar
panggul dan memberikan rasa tak nyaman bagi ibu.

10. Asuhan Persalinan Normal


a. Pengertian Asuhan Persalinan Normal
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan
asfiksia bayi baru lahir (Saifuddin, 2016).
b. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan menurut Saifuddin
(2016:336) adalah sebagai berikut :
1) Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakuka ibu
sesuai martabatnya
4

2) Jelaskan semua asuhan perawatan pada ibu sebelum memulai


asuhan tersebut
3) Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga
4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kehawatiran ibu
6) Beri dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu
serta keluarganya
7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau anggota keluarga
lain selama persalinan dan kelahiran bayi
8) Ajarkan suami dan anggota keluarga tentang bagai mana
merkungeka memperhatikan dan mendukung ibu selama
persalinan dan kelahiran bayi
9) Laksanakan praktik pencegahan infeksi yang baik secara
konsisten
10) Hargai privasi ibu
11) Anjurkan ibu untuk mencobaberbagai posisi selama persalinan
dan kelahiran bayi
12) Anjurkan ibu untuk makan dan minum sepanjang ia
mengiginkannya
13) Hargai dan perbolehkan prktik tradisional selama tidak
membahayakan
14) Hindari tindakan berlebihan atau merugikan seperti episiotomi,
pencukuran dan klisma
15) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mugkin untuk
melakukan kontak kulit ibu, bayi IMD dan membangun
hubungan psikologis
16) Membantu memulai pemberiasn ASI dalam satu jam pertama
setelah bayi lahir
17) Siapkan rencana rujukan (bila perlu)
4

18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan


mencukupi semua bahan yang diperlukan. Siap untuk melakukan
resusitasi bayi baru lahir
c. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal
Menurut Saifuddin (2016), dalam melakukan pertolongan
persalinan yang bersih dan aman sesuai standar APN maka dirumuskan
60 langkah APN sebagai berikut :
1) Mengamati tanda dan gejala kala dua
2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul dan menempatkan tabung suntik
steril sekali pakai di dalam partus set
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set
7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan dari vulva ke perineum
8) Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah sedangkan pembukaan
sudah lengkap lakukan amniotomi
9) Mendekontaminasikan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
dan membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,
pastikan DJJ dalam batas normal (100-180 x/menit)
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik
4

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk


meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman)
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran. Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan
mengambil posisi nyaman, jika ibu merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit
14) kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu
15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
16) Membuka partus set
17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan membiarkkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu meneran atau bernapas
cepat saat kepala lahir
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan
kain atau kassa yang bersih
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21) Menunggu kepala janin melakukan putar paksi luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakan ke arah atas dan distal untuk melakukan bahu belakang
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas
5

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas dari punggung kearah kaki bayi. Memegang keduan mata kaki
bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki
25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan bayi di atas perut
ibu. Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu – bayi
27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm dari klem pertama
28) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua
klem tersebut
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendaki
31) Melakukan palpasi untuk menghilangkan kemungkinan adanya
bayi kedua
32) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
33) Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di ⅓ atas paha kanan ibu bagian luar
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat
36) Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
5

hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul


kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur
37) Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)
38) Setelah plasenta terlihat di vagina, teruskan melahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Memegang plasenta dan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
42) Menilai ulang uterus dan memastikan uterus berkontraksi dengan
baik
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain yang
bersih dan kering
44) Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali
DTT dengan simpul mati sekitar 1 cm dari pusat
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama
46) Melepaskan klem dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya
5

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI


49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam
50) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
51) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30
menit selama 1 jam kedua pascapersalinan
53) Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering
56) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58) Mencelupkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60) Melengkapi partograf.

D. Konsep Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi Baru Lahir (BBL) disebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
5

intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, berusia (0-28 hari). Keadaan bayi


sangat tergantung pada pertumbuhan janin di uterus, kualitas
pengawasaan antenatal, penyakit-penyakit ibu waktu hamil, penangan
persalinan dan perawataan bayi baru lahir. Penanggulan bayi tergantung
pada keadaanya, apakah normal atau tidak (Walyani, 2016:117).

2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir


a. Termoregulasi
Menurut Saifuddin (2016:368) Bayi kehilanganpanas melalui
empat cara yaitu :
1) Konduksi
Melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi.
Kehilangan panas secara konduksi jarang terjadi kecuali jika bayi
diletakan pada alas yang dingin
2) Konveksi
Pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.Suhu kamar
bersalin tidak boleh kurang dari 200C dan sebaiknya tidak
berangin.Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka.Kipas
angin dan AC yang kuat harus cukup jauh dari area resusitasi.troli
resusitasi harus mempunyai sisi untuk meminimalkan konveksi ke
udara sekitar bayi
3) Evaporasi
Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang
basah. Bayi baru lahir dalam keadaan basah kehilangan panas
dengan cepat melalui cara ini. Karena itu, bayi harus dikeringkan
seluruhnya, termasuk kepala dan rambut, sesegera mungkin
setelah dilahirkan. Lebih baik bila menggunakan handuk hangat
untuk mencegah kehilangan panassecara konduktif
4) Radiasi Melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak
secara langsung dengan kulit bayi. Panas dapat hilang secara
5

radiasi kebenda padat yang terdekat, misalnya jendela pada musim


dingin
b. Sistem Pernafasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami
penekanaan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang
dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan
cairan di dalam paru-paru hilang karena terdorong kebagian perifer
paru untuk kemudian diabsorpsi. Karena testimulasi oleh sensor
kimia, suhu, tserta mekanisme akhirnya bayi memulai aktivasi nafas
untuk yang pertama kali.
Tekanan intratoraks yang negatif disertai dengan aktivasi napas
yang pertama memungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-
paru. Setelah beberapa kali napas pertama, udara dari luar mulai
mengisi jalan napas pada trakea dan bronkus, akhirnya semua alveolus
mengembang dan terisi udara (Walyani, 2015:120).
c. Sistem Pencernaan
Untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir memerlukan glukosa
dalam jumlah tertentu. Pada saat setelah lahir bayi akan mengalami
penurunan glukosa secara cepat ( 1-2 jam). BBL yang tidak dapat
mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa
dari glikogenkemudian persediaan disimpan dalam hati. Pada jam-jam
pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan karbohidrat.
Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan ASI, energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang
masing-masing 60% dan 40% (Walyani, 2015:124)
d. Sistem Kardiovaskuler dan Darah
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per
menit m2 (Gessner 1965 dalam Dewi, 2013:13). Aliran darah diastolik
pada hari pertama yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari
kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arterious.
Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang
5

melalui transfusi plasenta yang pada jam pertama sedikit menurun,


untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg
(Walyani, 2015:126).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 Jam Pertama


a. Penilaian Awal
Menurut Saifuddin (2015. Saat bayi lahir, lakukan penilaian
sebagai berikut :
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?
3) Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?
4) Apakah tonus otot bayi baik?
Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “ya”, lakukan
perawatan rutin. Perawatan rutin ialah memberikan kehangatan,
membuka/membersihkan jalan napas, mengeringkan, menilai
warna. Bila salah satu atau lebih pertanyaan dijawab “tidak”,
lakukan langkah awal resusitasi.
Evaluasi awal bayi baru lahir dilaksanakan segera setelah bayi
baru lahir (menit pertama) dengan menilai dua indikator
kesejahteraan bayi yaitu pernapasan dan frekuensi denyut jantung
bayi, karena menit pertama bidan berpacu dengan waktu dalam
melakukan pertolongan bayi dan ibunya, sehingga dua aspek ini
sudah sangat mewakili kondisi umum bayi baru lahir.
Evaluasi nilai APGAR digunakan mulai 5 menit pertama
sampai 10 menit. Dibawah ini adalah tabel penilaian APGAR pada
bayi baru lahir :
5

Tabel 2.8
Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR

Aspek Skor
pengamatan 0 1 2
bayi baru lahir
Appearance/ Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit
warna kulit bayi berwarna normal, tetapi tangan seluruh tubuh
kebiruan dan kaki berwarna normal
kebiruan
Pulse/ denyut Tidak ada <100 >100
jantung
Grimace/ Tidak ada Wajah meringis saat Meringis,
respon reflex respon terhadap distimulasi menarik, batuk
stimulasi atau bersin saat
diatimulasi
Activity/ tonus Tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif
otot gerakan dalam posisi fleksi dan spontan
dengan sedikit
gerakan
Respiration/ Tidak ada Menangis lemah, Menangis kuat,
pernapasan terdengar seperti pernapasan baik
merintih dan teratur
Sumber : Walyani, dkk, 2015.

Hasil penilaian APGAR skor merupkan patokan dalam penentuan


penanganan BBL segera setelah lahir. Berikut tabel penanganan BBL
berdasarkan APGAR skor :
Tabel 2.9
Penanganan BBL Berdasarkan APGAR Skor
Nilai APGAR Penanganan
0 – 3 : Asfiksia 1. Tempatkan ditempat hangat dengan lampu
Berat sebagai sumber penghangat
2. Pemberian Oksigen
3. Resusitasi
4. Stimulasi
5. Rujuk
4 – 6 : Asfiksia 1. Tempatkan dalam tempat yang hangat
Sedang 2. Pemberian oksigen
3. Stimulasi taktil
7 – 10 : Asfiksia 1. Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi
Ringan normal
Sumber : Walyani, dkk, 2015.
5

b. Pemotongan Tali Pusat


Pemotongan tali pusat sampai denyut nadai tali pusat terhenti
dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high
risk baby) dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin
agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit
dengan klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi 1,5 cm dari pusat.
Pemotongan dilakukan antara kedua klem tersebut (Nurasiah dkk,
2017:128)
c. Resusitasi
Menurut Saifuddin (2016). Resusitasi neonatus tidak rutin
dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan tetapi, penilaian untuk
menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi harus dilakukan pada
setiap neonatus oleh petugas terlatih dan kompeten dalam resusitasi
neonatus. Langkah awal resusitasi :
1) Tempatkan bayi dibawah infant radian warmer
2) Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk
membuka jalan napas (gulungan handuk diletakkan di bawah
bahu)
3) Bersihkan jalan napas atas dengan mengisap mulut terlebih dahulu
kemudian hidung, dengan menggunakan alat pengisap lendir
4) Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang
kering, dan reposisi kepala
5) Tindakan yang dilakukan dari bayi lahir sampai reposisi kepala
dilakukan tidak lebih dari 30 detik
6) Menilai pernapasan
7) Jika bayi mulai bernapas secara teratur dan memadai, periksa
denyut jantung. Jika denyut jantung >100x/ menit dan bayi tidak
mengalami sianosis, hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika sianosis
ditemui, berikan oksigen aliran bebas.
Ventilasi Tekanan Positif (VTP) :
5

(a) Jika tidak terdapat pernapasan atau bayi megap – megap, VTP
diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup,
dengan frekuensi 40 – 60 x/ menit.
(b) Jika denyut jantung < 100 x/ menit, bahkan dengan pernapasan
memadai, VTP harus dimulai pada kecepatan 40 – 60 x/ menit.
Kompresi Dada :
(a) Jika denyut jantung < 60 x/ menit setelah 30 detik VTP yang
memadai, kompresi dada harus dimulai.
(b) Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari prosesus
sifoideus, jangan menekan/ di atas sifoid. Kedua ibu jari
petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum,
sementara jari-jari jari-jari yang lain mengelilingi dada, atau
jari tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan
untuk kompresi sementara tangan lain menahan punggung
bayi. Sternum dikompresi sedalam 1/3 tebal antero-posterior
dada.
(c) Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi
dengan rasio 3 : 1. Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut
harus 120/ menit (yaitu 90 kompresi dan 30 ventilasi). Setelah
30 detik evaluasi respons. Jika denyut jantung > 60 x/ menit,
kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga
denyut jantung mencapai 100x/ menit dan bayi bernapas
efektif.
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat
normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat
menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit
juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang
5

lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat meningkat dan
lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi ibu, IMD dapat
mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin, dan secara
psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi
(Saifuddin, 2016).
4. Tanda-tanda Bahaya
Jika ditemukan 1 (satu) atau lebih tanda bahaya pada bayi maka segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
a. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat >60/memit atau
menggunakan obat nafas tambahan
b. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan
c. Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning
d. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia)
e. Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa
f. Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
g. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau
h. Tidak BAB dan BAK dalam 24 jam, ada lendir atau darah pada tinja
i. Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, kejang-kejang.

E. Konsep Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2016)
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Menurut Walyani (2015) Pada masa nifas, organ reproduksi interna
dan eksterna akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur dan berlangsung selama
lebih kurang tiga bulan. Selain organ reproduksi, beberapa perubahan
fisiologi yang terjadi selama masa nifas sebagai berikut :
a. Uterus
6

Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga dan


berotot, berbentuk seperti buah alpukat yang sedikit gepeng dab
berukuran sebesar telur ayam, selama kehamilan, uterus berfungsi
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi.pada akhir
kehamilan berat uterus dapat mencapai 1000 gram. Satu minggu
setelah persalinan berat uterus menjadi sekitar 500 gram, dua minggu
setelah persalinan menjadi 300 gram dan 40-60 gram setelah 6
minggu persalinan.perubahan ini terjadi karena segera setelah
persalinan kadar hormone estrogen dan progesterone akan menurun
dan mengakibatkan proteolisis pada dinding uterus.

Tabel 2.10
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Masa Nifas

No Waktu Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


1 Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
2 Plasenta Lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
3 1 Minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
4 2 Minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
5 6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
6 8 Minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : Walyani dkk, 2015.

b. Serviks
Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut sebagai leher rahim. Selama kehamilan,
serviks mengalami perubahan karena pengaruh hormone
estrogen.setelah persalinan bentuk serviks akan menyangga seperti
corong. Hal ini disebabkan oleh korpus uteri yang berkontraksi.
Setelah 2 jam persalinan serviks hanya dapat melewati oleh 2-3 jari
dan setelah 1 minggu persalinan hanya dapat dilewati oleh 1 jari.
c. Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan rongga uterus
dengan tubuh bagian luar. Selama proses persalinan vagina
mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar, terutama
6

pada saat melahirkan bayi. Beberapa hari pertama sesudah proses


tersebut, vagina tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali.vagina juga berfungsi sebagai
saluran tempat dikelurkannya sekret yang berasal dari cavum uteri
selama nifas yang disebut lochea.
Karakteristik lochea dalam masa nifas sebagai berikut :
1) Lochea Rubra
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-2 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo, dan mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
4) Lochea Alba
Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba
ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
d. Vulva
Vulva merupakan organ reproduksi eksternal, berbentuk lonjong,
bagian depan dibatasi oleh clitoris, bagian belakang oleh perineum,
bagian kiri dan kanan oleh labia minora. Vulva juga mengalami
penekanan serta peregangan sangat besar selama proses melahirkan
bayi.
6

e. Payudara (Mammae)
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas otot
dada.fungsi dari payudara adalah memproduksi ASI sebagai nutrisi
bagi bayi. Sejak kehamilan pertama kelenjar mammae sudah
dipersiapkan untuk menghadapi masa laktasi,setlah proses persalinan
selesai, pengaruh hormone estrogen dan progesterone terhadap
hipofisis mulai menghilang. Hipofisis mulai mensekresi hormone
kembali yang salah satu diantaranya adalah lactogenic hormone atau
hormone prolaktin.
f. Tanda-tanda vital
Menurut Sulistyawati (2015). Perubahan tanda-tanda vital nya
adalah sebagai berikut:
1) Suhu
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5 0C dari
keadaan normal tapi tidak lebih dari 39 0C setelah 12 jam pertama
melahirkan, umumnya suhu badan kembali normal. Bila > 38 0C
mungkin ada infeksi.
2) Nadi
Nadi umumnya 60 - 80 denyut per menit dan segera setelah
melahirkan dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan
badan tidak terasa panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau
ada penyakit jantung. Pada masa nifas umumya denyut nadi labil
dibanding suhu badan.
3) Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat
penyakit lain yang menyertainya dalam 1/2 bulan tanpa
pengobatan.
4) Pernafasan
6

Frekuensi pernafasan normal berkisar antara 18-24 kali per


menit. Pada saat partus frekuensi pernafasan akan meningkat
karena kebutuhan oksigen yang tinggi.
g. Perubahan sistem perkemihan
Sistem perkemihan yaitu buang air kecil sering sulit selama 24
jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar
akan dihasil kan dalam waktu 12- 36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar estrogen yang bersifat menahan air
mengalami penurunan, keadaan ini menyebabkan di uresis. Ureter
yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu
(Walyani 2015).
h. Perubahan integument
Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpigmentasi pada
wajah (cloasma gravidarum), leher, mammae, dinding perut dan
beberapa lipatan sendi karena pengaruh hormone, dan akan
menghilang selama masa nifas.
i. Perubahan sistem musculoskeletal
Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan menjadi
longgar, kendur dan melebar selama beberapa minggu atau bahkan
sampai beberapa bulan akibat peregangan yang begitu lama selama
hamil. Ambulasi dini mobilisasi dan senam nifas sangat dianjurkan
untuk mengatasi hal tersebut.
j. Perubahan berat badan
Perubahan berat badan yaitu kehilangan/penurunan berat badan
pada ibu setelah melahirkan terjadi akibat kelahiran/ keluarnya bayi,
plasenta dan keluarnya bayi, plasenta dan cairan amnion/ketuban.
Diuresis puerperalis juga menye babkan kehilangan berat badan
selama masa puerperium awal. Pada minggu ke-7 sampai ke-8,
kebanyakan ibu telah kembali ke berat badan sebelum hamil, sebagian
6

lagi mung kin membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk kemi
ke berat badan semula.

3. Kebutuhan pada Masa Nifas


a. Nutrisi dan cairan
Menurut Yanti & Sundawatin (2014), nutrisi dan cairan yang
diperlukan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah mela hirkan
cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Zat-zat
yang dibutuhkan ibu pasca persalinan meliputi kalori, protein, kalsium
dan vitamin D, sayuran hijau dan buah, karbohidrat kompleks, lemak,
garam, cairan, vitamin, zinc, DHA. Ibu nifas dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizinya yaitu :
1) Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap
hari
2) Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebu tuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4) Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari postpartum; dan
5) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
b. Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan
normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring
ke kiri atau ke kanan untuk mencegah adanya trombosit). Keuntungan
lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Kesempatan yang baik untuk mengajarkan ibu
merawat/memelihara anaknya
4) Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal
6

5) Tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di


perut
6) Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio
c. Eliminasi
Eliminasi BAK/BAB, diuresis yang nyata akan terjadi pada satu
atau dua hari pertama setelah melahirkan, dan kadang kadang ibu
mengalami kesulitan untuk mengosongkan kan kandung kemih.
Penatalaksanaan defekasi diperlukan suhu hubungan kerja usus
cenderung melambat dan ibu yang baru melahirkan mudah mengalami
konstipasi. Faktor-faktor diet memegang peranan yang penting dalam
memulihkan faal usus. Ibu mungkin memerlukan bantuan memilih
jenis makanan yang tepat untuk menghindari konstipasi.
d. Kebersihan diri dan perinium
Kebersihan diri dan berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman Kebersihan diri meliputi kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingku ngan. Beberapa hal yang
dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga kebersihan diri yaitu:
Mandi teratur mini mal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas
tempat ti dur, menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal, melakukan
perawatan perineum, mengganti pembalut minimal 2 kali sehari,
mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.
e. Istirahat yang cukup
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi
kebutuhan istirahatnya antara lain Anjurkan ibu untuk cukup istirahat,
sarankan ibu un melakukn kegiatan rumah tangga secara perlahan,
tidur siang atau istirahat saat bayi tidur. Kurang istirahat dapat
menyebabkan jumlah ASI berkurang. memperlambat in volusio uteri,
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi
sendiri.
6

f. Hubungan seksual
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu
6-8 minggu. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari
ke dalam vagian tanpa rasa nyeri. Sebaiknya hubungan seksual dapat
ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan karena
pada saat itu diharapkan organ-organ tbuh telah pulih kembali, begitu
darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan,
maka aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri.
g. Program KB
Program KB sebaiknya dilakukan ibu setelah nifas selesai 40 hari
dengan tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat melakukan hubungan
seksual sebaiknya perhatikan waktu, penggunaan kontrasepsi,
dispareunia, kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri. Beberapa
cara dapat mengatasi kemesraan suami istri setelah periode nifas an
tara lain: Hindari menyebut nama ayah dan ibu, mencari pengasuh
bayi, membantu kesibukan istri, menyempatkan berkencan,
meyakinkan diri, bersikap terbuka, konsult dengan ahlinya.
h. Latihan/senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. Senam nifas
bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya
komplikasi, serta memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung,
otot dasar panggul dan otot perut. Pada saat hamil, otot perut dan
sekitar rahim, serta vagina telah teregang dan melemah. Latihan
senam nifas dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot
tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung di
kemudian harridan terjadinya kelemahan pada otot panggul sehingga
dapat mengakibatkan ibu tidak bias menahan BAK. Gerakan senam
nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang
tersulit. Sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terus-menerus
6

(kontinu). Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan


setiap hari sampai 10 kali.

4. Tahapan Masa Nifas


Menurut Maritalia (2014:12) masa nifas dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu :
a. Puerperium dini
Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial
Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reprouksi secara
berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil.
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan semprna terutama bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi. Waktu remote puerperium berbeda
untuk setiap ibu, tergantung dari berat ringannya komplikasi yang
dialami selama hamil atau persalinan.

5. Deteksi Dini Penyulit Masa Nifas dan Penanganannya


a. Perdarahan postpartum pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan atau perdarahaan postpartum adalah
perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dengan jumlah perdarahan >
500 ml atau jumlaah perdarahan yang keluar melebihi normal, yang
berpotensi mempengaruhi perubahan tanda-tanda vital. Perdarahan
postpartum dii bagi menjadi 2 yaitu perdarahan primer yang terjadi
pada 24 jam pertama postpartum dan perdarahan sekunder yang
terjadi setelah 24 jam postpartum.
Penanganannya :
1) Pada kasus kegawatdaruratan diupayakan untuk bekerja secara
tim,panggil bantuan tim untuk tata laksna awal secara simultan
6

2) Menilai jalan nafas,sirkulasi dan pernafasan ibu postpartum


3) Lakukan penatalaksanaan syok apabila menemukan tanda-tanda
syok
4) Berikan oksigen dan pasang infus
5) Lakukan pengambilan sampel pengambilan darah
6) Lakukan observasi ketat tanda-tanda vital ke ibu postpartum
7) Melakukan pemeriksaan abdomen (kontraksi uterus, nyeri tekan,
luka parut, dan tinggi fundus uteri)
8) Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan area perineum untuk
mengecek laserasi
9) Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
10) Memasang kateter untuk memantau volume urin dibandingkan
jumlah cairan yang masuk
11) Menyiapkan transfusi darah
12) Menentukan penyebab dari perdarahan.
b. Inspeksi masa nifas
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genetalia yang
terjadi setelah persalinan ditandai dengan adanya kenaikan suhu
sampai 380 C0 atau lebih yang terjadi antara hari kedua sampai
kesepuluh postpartum,suhu diukur peroral sedikitnya 4 kali sehari.
Penanganannya :
1) Istriahat
2) Melakukan kompres untuk menurunkan demam
3) Memberikan hidrasi oral (memberikan air minum yang banyak
pada ibu postpartum)
4) Memberikan pengobatan yang rasional dan efektif
5) Menganjurkan ibu postpartum untuk tidak pulang apabila masa
kritis belum selesai
c. Payudara bengkak
Menurut Maritalia (2014), Payudara bengkak disebabkan karena
menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada
6

daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah
melahirkan.
Gejala pada payudara bengkak adalah oedema, sakit, puting susu
kencang, kulit mengkilat walau tidak merah dan ASI tidak keluar
kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.
Pencegahan :
1) Menyusui bayi dengan posisi dan perlekatan yang benar.
2) Menyusui bayi tanpa jadwal (on demand).
3) Keluarkan ASI dengan tangan bila produksi melebihi kebutuhan
bayi.
4) Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
5) Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
6) Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase
dan sebagainya).
Penanganannya :
1) Merangsang refleks oksitosin (Walyani, 2015).
2) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya kedalam mulut
bayi.
3) Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan
atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau sendok.
4) Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai
bendungan teratasi.
5) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan
dingin.
6) Bila ibu demam diberikan obat penurun demam dan
pengurang sakit.
7) Pada saat menyusui sebaiknya ibu tetaap rileks.
8) Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
perbanyak minum.
7

6. Kunjungan Masa Nifas


Menurut Kemenkes Rl, (2017:113). Pelayanan kesehatan ibu nifas
adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan
sekurangkurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada
enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan pada hari keempat
sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pacsa persalinan.

Tabel 2.11
Jadwal Kunjungan Pada Ibu Dalam Masa Nifas

kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III


6 jam s/d 3 hari Pasca Hari ke-4 s/d 28 hari Hari ke-29 s/d 42 hari
Salin Pasca Salin Pasca Salin
Memastikan involusi Bagaimana persepsi ibu Permulaan hubungan
uterus tentang persalinan dan seksual
kelahiran bayi
Menilai adanya tanda- Kondisi payudara Metode Kb yang digunakan
tanda demam, infeksi atau
perdarahan
Memastikan ibu Ketidaknyamanan yang Latihan pengencangan otot
mendapatkan cukup dirasakan ibu perut
makan, cairan dan istirahat
Memastikan ibu menyusui Istirahat ibu Fungsi pencernaan
dengan baik dan tidak ada konstipasi dan bagaimana
tanda-tanda infeksi penanganannya
Bagaimana perawatan bayi Hubungan bidan, dokter,
sehari-hari dan RS dengan masalah
yang ada
Menanyakan pada ibu apa
sudah Haid
Sumber : Pusdiklatnakes 2014

Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :


a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu)
b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (Fundus uteri)
c. Pemeriksaan lokhia dan cairan pervaginam lain
d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI ekslusif
e. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Kesehatan
ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana
f. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
7

7. Tujuan Asuhan pada Ibu Nifas


Tujuan asuhan masa nifas menurut Walyani (2015) sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
b. Tujuan Khusus
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif.
3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya.
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
5) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

F. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka piker
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Sutanto dan
Fitriana, 2015:256)
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien (Mastiningsih, 2019:7).
2. Standar manajemen kebidanan
a. Menurut (Mastiningsih, 2019) ada 6 standar menajemen kebidanan
yaitu
1) Pengkajian
7

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan


dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.
(a) Data tepat, akurat dan lengkap
(b) Terdiri dari data subjektif (hasil Anamesa : biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya).
(c) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang).
2) Perumusan Diagnosis atau Masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian.
Mengiterprestasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
(a) Diagnosa dengan nomenklatur kebidanan.
(b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
(c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
3) Perencanaan
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, effisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien, dalam bentu upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan.
(a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan anstisipasi, dan asuhan
secara komprehensif.
(b) Melibatkan klien/pasien dan keluarga.
(c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien atau
keluarga.
7

(d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dn kebutuhan


klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermamfaat untuk klien.
(e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
4) Implementasi
Bidan melaksankan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efisien, efektif dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien,dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Dilaksankan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan.
(a) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio-psiko-
sosisal-spiritual-kultural.
(b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien dan atau kelurganya (inform consent).
(c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidance base.
(d) Melibatkan klien atau pasien.
(e) Menjaga privasi klien atau pasien.
(f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
(g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambungan.
(h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai.
(i) Melakukan tindakan sesuai standar.
(j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5) Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifkan dari asuhan yang
sudah diberikan ,sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien.
7

(a) Penilaian dilakukan segerah setelah selesai melaksanakan


asuhan sesuai kondisi klien.
(b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan keluarga.
(c) Evaluasi dilakukan dengan standar.
(d) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesaui dengan kondisi klien atau
pasien.
6) Pencatatan Asuhan Kebidanan
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap secara lengkap,
akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang
ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA.
Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
dan ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
S : adalah data subjektif, mencatat hasil anamesa
O : adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A : adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
P : adalah penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif:
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up,
dan rujukan.
b. Menurut Walyani, (2015:159-160), dalam proses manajemen
kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini,penatalaksanaan
asuhan kebidanan menurut varney 7 langkah, meliputi:
1) Langkah I
Pengumpulan Data Dasar. Mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan,
kegiatan pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan
7

dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan


berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber
melalui tiga macam teknik, yaitu wawancara (anamesis),
observasi, dan pemeriksaan fisik. Wawancara adalah perbincangan
terarah dengan cara tatap muka dan pertanyaan yang diajukan
mengarah pada data yang relevan dengan pasien. Observasi adalah
pengumpulan data melalu indera penglihatan (perilaku pasien,
ekspresi wajah, bau, suhu, dan lain-lain). Pemeriksaan adalah
proses untuk mendapatkan data objektif dari pasien dengan
menggunakan instrumen tertentu.
2) Langkah II
Interpretasi Data Dasar, data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa atau
masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti
diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hasil pengkajian.
3) Langkah III
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada
langkah ini bidan mengidentifikasih masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasih. Langkah ini memburuhkan antisipasi bila
memungkinan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien
bidanbersiap-siap bila masalah potensial benar-benar terjadi.
4) Langkah IV
Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penaganan segera dan kolaborasi, mengantisipasi
perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter dan/dokter untuk
konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
lain.
5) Langkah V
7

Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh, rencana asuhan


yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasih dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan
perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk
karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama
klien dan keluaerga, kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya.
6) Langkah VI
Melaksanakan asuhan, pada langkah ini rencana asuhan yang
komprehensif yang telah dibuat dapat dilaksanakan secara efisien
seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim kesehatan lain.
7) Langkah VII
Evaluasi, melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa/masalah.

3. Dokumentasi asuhan kebidanan


a. Pendokumentasian dalam Bentuk SOAP
Menurut Walyani (2015:161). Model dokumentasi yang
digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP yaitu :
1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data
klien melalui anamnese tanda gejala subjektif yang diperoleh dan
hasil bertanya dari pasien, suami dan keluarga pasien.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik
klien, hasil lab, dan tes diagnostic yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assessment. Tanda gejala objektif yang
7

diperoleh dari hasil pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan


fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang.
3) Assesment
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau di
simpulkan.
4) Planning
Perencanaan berarti membuat rencana asuhan untuk saat ini dan
untuk yang akan datang. Rencana asuhan ini disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data. Tujuannya untuk
mengupayakan tercapainya kondisi pasien yang seoptimal
mungkin.
b. Fungsi dokumentasi kebidanan
1) Bentuk Tanggung Jawab Profesi Bidan
Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu
alasan diadakannya dokumentasi kebidanan. Dokumentasi
kebidanan membantu kelancaran dan kontinuitaspemberian asuhan
kebidanan, membantu koordinasi rangkaian asuhan kebidanan serta
membantu merumuskan evaluasi kemajuan status kesehatan pasien
setelah pemberian asuhan kebidanan.
2) Perlindungan Hukum
Informasi dapat digunakan pada saat terjadi kasus malpraktik
yang menyangkut pmberian asuhan kebidanan oleh bidan.
Dokumentasi yang dibuat tepat waktu, akurat dan lengkap akan
melindungi diri pasien mendapatkan asuhan kebidanan terbaik,
serta melindungi diri bidan dari adanya gugatan hukum.
3) Mematuhi Standar Pelayanan
Dokumentasi merupakan landasan hukum dan upaya
menegakkan hukum yang berhubungan dengan standar pelayanan.

4) Efisiensi Kegiatan dan Pembiayaan Asuhan


7

Dokumentasi merupakan sumber data dan informasi untuk


menyusun rencana kegiatan yang berhubungan landasan dengan
aspek efisiensi dan pembiayaan, selain itu dokumentasi juga
merupakan sumber data dan informasi untuk pendidikan lainnya
khususnya riset.
c. Tujuan dan Mamfaat Dokumentasi
1) Tujuan Dokumentasi
Menurut Sutanto dan Fitriana, (2015:283) tujuan
dokumentasi adalah sebagai berikut :
(a) Sebagai sarana komunikasi.
(b) Sebagai mekanisme pertanggungjawaban.
(c) Sebagai sarana informasi statistik.Sebagai sarana pendidikan
dan sumber data penelitian.
(d) Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan.
(e) Sebagai sumber data asuhan kebidanan berkelanjutan.
2) Mamfaat Dokumentasi
Menurut Sutanto dan Fitriana, (2015:290) manfaat
dokumentasi adalah sebagai berikut :
(a) Aspek akreditasi
Dokumentasi kebidanan dapat menjadi acuan tentang
keberhasilan asuhan yang diberikan bidan kepada pasien dan
dapat memperlihatkan sejauh mana peran dan kompetensi
bidan.
(b) Aspek penelitian
Dokumentasi kebidanan berisi data pasien secara lengkap
dan terperinci, informasi yang ada di dalamnya dapat diolah
demi kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
(c) Aspek dokumentasi
7

Dokumentasi kebidanan berguna sebagai arsip dan bahan


pertanggungjawaban bidan atas kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan.
(d) Aspek statistik
Dokumentasi kebidanan mengandung data yang dapat
menjadi sumber pengolahan statistik lembaga terkait, yang
pada ujungnya berguna untuk menyusun rencana dan
kebijakan yang tepat.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Laporan Tugas Akhir (LTA)

Laporan ini ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan


komrehensif, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case
study) yang merupakan studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari (unit tunggal dan
kelompok masyarakat). Meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti
hanya berbentuk unit tunggal, namun perlu analisi yang mendalam dan
penggunaan teknik yang integratif.
Studi kasus dalam asuhan ini dilakukan dengan cara memberikan
intervensi terhadap Ny.”A” usia 26 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu ,
Janin Tunggal Hidup, Preskep. Asuhan kebidanan ini diberikan secara
berkesinambungan (continuity of care) mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, hingga bayi baru lahir.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Ny. “A” usia 26
tahun, G2P1A0 di Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang.

C. Waktu Pengkajian

Asuhan Kebidanan Komprehensif ini dilakukan pada bulan


Desember–Maret 2021

D. Tempat Pengkajian
Asuhan Kebidanan Komprehensif ini dilaksanakan di Praktik mandiri
Bidan Nurtila, Jl. Sersan Sani Lr. Patal Blok M-17 Palembang

81
8

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam asuhan kebidanan
komprehensif ini dengan cara :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dan seseorang sasaran penelitian (responden)
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face).
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) adalah suatu prosedur yang berencana
yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah
taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.

F. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data dan jenis data dalam studi kasus ini menggunakan data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer pada studi kasus ini didapat dari wawancara lansung,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada Ny. “A” di
Praktik Mandiri Bidan Nurtila Palembang.
2. Data Sekunder
Untuk melengkapi data yang ada hubungannya dengan masalah
yang ditemukan maka peneliti mengambil data dengan studi
dokumentasi yaitu mendapatkan data dari dokumen atau catatan
medik.
8

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan


oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data
atau informasi agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.

H. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
1. Alat
a) Alat yang digunakan untuk observasi pemeriksaan kehamilan :
(1) Stetoskop
(2) Tensimeter
(3) Doppler
(4) Senter
(5) Metlin
(6) Timbangan BB
(7) Pengukur BB
(8) Termometer
(9) Pita LILA
(10) Refleks Hammer
b) Alat yang digunakan untuk observasi dalam persalinan :
(1) Tensimeter
(2) Stetoskop
(3) Termometer
(4) Doppler
(5) Metlin
(6) APD (alat pelindung diri)
(7) Partus set
(8) Heacting set
c) Alat yang digunakan untuk observasi bayi baru lahir :
(1) Timbangan bayi
8

(2) Termometer
(3) Stetoskop
(4) Mistar pengukur panjang badan
d) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang
(1) Pen lanset
(2) Pengukur Hb digital
(3) Bengkok
(4) Kom
(5) Urine strip (kertas tes urine)
e) Alat yang digunakan untuk wawancara
(1) Format asuhan kebidanan pada ibu hamil
(2) Format asuhan kebidanan pada ibu bersalin
(3) Format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
(4) Pena
(5) Buku KIA
2. Bahan
a) Bahan yang digunakan untuk observasi
(1) Handschoon
(2) Tisu
(3) Jeli
b) Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang
(1) Kapas alkohol
(2) Blood lanset
(3) Plaster
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.”A”


DI PMB NURTILA PALEMBANG
TAHUN 2021

A. WAKTU PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Desember 2020 pukul 19:00 WIB oleh
Salsana Rohmia
B. BIODATA
Nama : Ny. “A” Nama Suami : Tn. “H”
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Lebak Mulyo.
C. DATA SUBJEKTIF
1) Alasan Datang / Keluhan Utama
Ibu datang ke PMB Nurtila Palembang ingin memeriksakan
kehamilannya, mengaku hamil 8 bulan anak ke-2, mengeluh badan sering
terasa pegal-pegal.
2) Data Kebidanan
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Jumlah : 3x ganti pembalut
e. Sifat : Cair
f. Teratur/Tidak : Teratur
g. Warna : Merah Kehitaman

86
8

h. Disminorhea : Tidak Disminorhea


2. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu kawin : 21 tahun
b. Status perkawinan : Menikah
c. Lamanya : ± 5 tahun
d. Perkawinan yang : Pertama
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Tabel. 4.1
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

N Tahun Usia PenolongKomplikas Keadaan Anak Nifas Penyuli


o. Lahir Kehamilan i t
/ Jenis
Persalinan BB PB
JK (Kg) (cm)
2016 Aterm/ Bidan Tidak LK 3,2 50 Baik Tida
1. Spontan ada kg cm k
Ada
Ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. GPA : G2P1A0
b. HPHT : 26-04-2020
c. TP : 03-02-2021
d. Usia Kehamilan : 34 minggu 1 hari
e. ANC : TM I : 1x di PMB Nurtila
(29-07-2020)
TM II : 2x di PMB Nurtila
(23-08-2020, 24-09-2020)
TM III : 2x di PMB Nurtila
(11-10-2020, 30-11-2020.)
f. Tablet Fe : 50 tablet Fe (tablet Fe telah habis diminum
secara teratur pada pagi hari)
g. Imunisasi TT : Status Imunisasi T4
TT1 : Pada saat pra nikah
8

TT2 : Pada saat kehamilan pertama


TT3 : Pada saat kehamilan pertama
TT4 : Pada saat kehamilan kedua
h. Keluhan saat hamil : TM I : mual dan muntah
TM II : Tidak Ada
TM III : Badan sering terasa pegal
5. Riwayat KB
a. Pernah mendengar tentang KB : Pernah
b. Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
c. Jenis kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 1 bulan
d. Lamanya menjadi akseptor KB : ± 3 tahun
e. Alasan berhenti menjadi akseptor : Ingin mempunyai anak lagi
f. Masalah atau keluhan : Tidak ada

3) Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
a) Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC, dsb) : tidak ada
b) Penyakit keturunan (Hipertensi/Jantung/Ginjal, dsb) : tidak ada
2. Riwayat penyakit yang diderita keluarga
a) Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC, dsb) : tidak ada
b) Penyakit keturunan (Hipertensi/Jantung/Ginjal, dsb) : tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah dijalan : tidak ada
4. Riwayat kehamilan dan Persalinan Kembar : tidak ada
4) Data Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1. Pola makan
Frekuensi : 3x/hari
a) Pagi : Nasi Goreng
b) Siang : Nasi, lauk pauk, sayur dan buah
c) Sore : Nasi, lauk pauk, sayur dan buah
2. Pola Minum
8

a. Air putih : ± 7 gelas (250 cc)/hari


b. Susu : tidak pernah

b) Pola Eliminasi
1. BAK
Frekuensi : ± 7 x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak Ada
2. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
c) Pola Istirahat dan Tidur
1. Malam : ± 7 jam (tidur pada pukul 22.00-05.00 WIB)
2. Siang : ± 1 jam (tidur pada pukul 13.00-14.00WIB)
d) Pola Aktivitas
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e) Personal Hygiene
1. Mandi : 2 x/hari, pagi dan sore
2. Gosok gigi : 2 x/hari, pagi dan malam
3. Ganti pakaian dalam : 2 x/hari, sehabis mandi atau saat
Terasalembab
5) Data Psikososial
1. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
2. Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Bahagia
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
4. Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak Ada
5. Rencana persalinan : Normal
9

D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Denyut nadi : 84 x/menit
3) Suhu tubuh : 36,5 0C
4) Pernapasan : 24x/menit
d. Tinggi badan : 154 cm
e. BB sebelum hamil : 54 kg
f. BB sekarang : 63 kg
g. Pertambahan BB : 9 kg
h. LILA : 30 cm
i. IMT : 63/(1,54)² = 26.58

2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan rambut tidak rontok
b. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
c. Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
d. Mulut : Bibir tidak pucat dan tidak pecah-pecah
e. Leher : Tidak ada pembengkakam kelenjar tiroid dan pelebaran
vena jugularis
f. Payudara : Simetris, putting susu menonjol, kolostrum (+), tidak ada
Massa
g. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat gerakan janin.
Tinggi Fundus Uteri (TFU) terletak pada pertengahan
pusat-px (Mc Donald = 27 cm), pada fundus teraba
bokong, punggung kanan, dan bagian kiri teraba tangan
dan kaki bayi, bagian bawah teraba bagian kepala, belum
9

masuk PAP.
Taksiran Berat Janin (TBJ)= (27 - 12) x 155 = 2,325 gr.

Detak Jantung Janin (DJJ)


1. Frekuensi : 138 x/menit
2. Sifat : Kuat dan Teratur
3. Lokasi : Sebelah kanan perut ibu dibawah
pusat
h. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
i. Ekstremitas
1. Atas : Simetris, ujung kuku jari tidak pucat
2. Bawah : imetris, tidak ada varises, tidak ada oedema
Refleks patella :
1. Kanan : Positif
2. Kiri : Positif

3. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : Tidak dilakukan
Golongan Darah : A (+)
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan

E. ANALISA DATA
Diagnosis : G2P1A0 34 minggu, Janin Tunggal Hidup, Presentasi Kepala.

F. PENATALAKSANAAN
1. Mengimformasikan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan pada ibu dan janin.
(Ibu mengerti keadan dirinya dan janinnya)
2. Memberitahu ibu bahwa rasa pegal-pegal pada badan yang ibu alami biasa
terjadi pada ibu hamil karena rahim yang terus membesar seiring
9

bertambanya usia kehamilan dan berat badan yang bertambah sehingga


membuat ibu mudah merasa pegal.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
3. Menganjurkan ibu utnuk tidak melakukan aktivitas yang berat, namun ibu
tetap bisa melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di waktu pagi, melakukan
olahraga seperti senam untuk ibu hamil.
(Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makannya dan banyak
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan serta minum air putih yang cukup
minimal 8 gelas/hari setiap hari nya guna mencukupi kebutuhan nutrisi ibu
dan janin.
(Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
5. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
6. Memberikan ibu asam folat, dan calcifar plus serta mengingatkan ibu
untuk mengkonsumsinya secara teratur dan menggunakan air putih agar
membantu proses penyerapannya.
(Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan)
7. Meberikan konseling kepada ibu mengenai jadwal kunjungan ulang yaitu
dilakukan 2 minggu lagi pada tanggal 03 januari 2021 atau apabila ada
keluhan segera datang ke fasilitas kesehatan.
(Ibu setuju untuk kunjungan ulang)
9

G. CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN

Tabel 4.2
Catatan Perkembangan Kehamilan

Hari /Tanggal Diagnosa SOAP

jumat/ 08 G2P1A0 36 S:
Januari 2021 minggu 3 hari A : Ibu datang ke bidan ingin memeriksakan
Pukul 17:00 janin tunggal kehamilannya mengatakan hamil 9 bulan dan
WIB hidup, gerakan janin masih dirasakan.
(Kunjungan II) presentasi
kepala. B. Data Kebiasaan Sehari - Hari
1. Nutrisi
a) Pola Makan : 3x sehari
Pagi : Roti
Siang : Nasi, lauk pauk, sayur dan
buah
Sore : Nasi, lauk pauk, sayur dan
buah
b) Pola Minum
Air Putih : ± 8 gelas (250 cc)/ hari
2. Pola Eliminasi
a) BAK
Frekuensi : 8 x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
3. Pola Aktivitas dan Istirahat
a. Tidur Malam : ± 7 jam (tidur pada
pukul 22:00-05.00
WIB)
b. Tidur Siang : ± 1 jam (tidur pada
pukul 13:00-14:00
WIB)
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x/hari, pagi dan
sore
b. Gosok gigi : 2 x/hari, pagi
dan malam
c. Ganti pakaian dalam : 2 x/hari, sehabis
mandi atau
saat terasa
lembab
9

O:
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda-Tanda Vital
1) TD :120/70 mmHg
2) RR : 23x/m
3) Nadi : 86x/m
4) Suhu : 36,5 oC
5) BB : 63 kg
6) TB : 155 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a) Muka : Tidak pucat, tidak
oedema
b) Mata : Simetris, sklera putih,
konjungtiva merah muda
c) Mulut : Bibir tidak pucat dan
tidak pecah-pecah
d) Abdomen : Tidak ada luka bekas
operasi, terdapat linea
nigra, terdapat gerakan
janin.
Tinggi Fundus Uteri
(TFU) terletak pada
Pertengahan pusat-px
(Mc Donald = 29 cm),
pada fundus teraba
bokong, punggung
kanan, bawah teraba
bagian kepala, belum
masuk PAP.
Taksiran Berat Janin
(TBJ)= (29 - 12) x 155 =
2,635 gr.

Detak Jantung Janin (DJJ)


1. Frekuensi : 138x/menit
2. Sifat : Kuat dan Teratur
3. Lokasi : Sebelah kanan perut
Ibu dibawah pusat
e) Genetalia : Bersih, tidak ada Kelainan
f) Ekstremitas
1. Atas : Tidak oedema, ujung
kuku jari tidak pucat
2. Bawah : Simetris, tidak ada
varises, tidak ada oedema
Refleks patella
Kanan : Positif
Kiri : Positif
9

3. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin : 12,3 g%
2. Golongan Darah : A (+)
3. Protein : (-)
4. Glukosa : (-)

A : G2P1A0 36 minggu 3 hari janin tunggal hidup,


presentasi kepala

P:
1. Mengimformasikan kepada ibu mengenai
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
pada ibu dan janin dalam serta
memberitahu usia kehamilan ibu saat ini
adalah 36 minggu dan bagian terbawah
janin adalah kepala.
(Ibu mengerti keadaannya dan janinnya)
2. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan di
waktu pagi hari agar mempercepat proses
penurunan kepala janin.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
3. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan
aktivitas yang berat serta istirahat yang
cukup dan teratur.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
4. Menganjurkan ibu untuk tidur dengan
posisi miring kearah sebelah kiri untuk
memperlancar pernapasan ibu serta agar
ibu lebih rileks.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
5. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-
tanda persalinan.
(ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
6. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga
pola makannya serta banyak
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin
tercukupi.
(ibu mengerti dan mau mengikuti)
7. Memberikan ibu asam folat, calcifar plus
dan tablet Fe, serta mengingatkan ibu
untuk mengkonsumsinya secara teratur
dan menggunakan air putih agar
9

membantu proses penyerapannya.


(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
8. Mengimformasikan kepada ibu mengenai
kunjungan ulang yaitu 1 minggu lagi pada
tanggal 15 januari 2021 atau apabila ada
keluhan segera datang ke fasilitas
kesehatan.
(ibu akan melakukan kunjungan ulang)
98

H. CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Tabel 4.3
Catatan Perkembangan Persalinan
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan (SOAP)

04-02-2021/ G2P1A0 40 S:
03:00 WIB minggu 1 hari, Ibu mengatakan sakit perut yang menjalar ke
kala I fase aktif, pinggang semakin sering dan lama sejak pukul
Janin Tunggal 22:00 WIB.
Hidup, A. Data Kebiasaan Sehari-hari
Presentasi 1. Pola Nutrisi
Kepala Terakhir makan : pukul 19:00 WIB
Jenis : sepiring nasi + lauk pauk
Terakhir minum : pukul 22:30 WIB
Air putih : 1 gelas (250 cc)
2. Pola Eliminasi
a. Terakhir BAK : pukul 21:00 WIB
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
b. Terakhir BAB : pukul 16:00 WIB
Warna : kecoklatan
Konsistensi : lembek
O:
1. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
His : 4x 10 menit 45 detik
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,2 oC
DJJ : positif
Frekuensi : 139x/menit
Sifat : kuat dan teratur

Pemeriksaan da;am :
Portio lunak, pendataran 75%,
pembukaan 8 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, penurunan Hodge III,
penunjuk UUK kanan depan.
A:
G2P1A0 40 minggu 1 hari kala 1 fase aktif,
janin tunggal hidup, preentasi kepala

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan yaitu keadaan umum ibu
baik, pembukaan 8 cm dan janin
99

dalamkeadaan baik.
2. Membantu ibu memilih posisi yang
nyaman untuk mengurangi rasa sakit, serta
menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
untuk mempercepat penurunan kepala
janin.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum disela-sela kontraksi untuk
menambah tenaga saat proses persalinan
nanti.
4. Memberikan KIE kepada ibu mengenai
teknik relaksasi dengan cara menarik nafas
dengan dalam melalui hidung lalu
menghembuskannnya lewat mulut.
(ibu mengerti dan mau melakukan teknik
relaksasi)
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar
yaitu meneran seperti saat BAB keras,
kepala diangkat dan mata melihat kepusar.
(ibu mengerti dan akan melakukan teknik
meneran yang benar)
6. Memberitahu suami/keluarga untuk
mendampingi ibu pada saat persalinan
untuk memberikan dukungan.
(ibu akan didampingi suami)
7. Melakukan observasi keadaan umum, TTV,
DJJ dan kemajuan persalinan.
(observasi telah dilakukan)
8. Menyiapkan partus set dan heacting set,
serta mendekatkan pada tempat persalinan.
(partus set dan heacting set sudah
disiapkan)
9. Menyiapkan APD (alat perlindungan diri)
yaitu, afron, masker, handscoon, sepatu
bertutup, celemek dan kaca mata.
(APD sudah disiapkan)

04-02-2021/ G2P1A0 40 S:
04:00 WIB minggu inpartu Ibu mengatakan rasa mules yang semakin
kala II, janin sering dan lama disertai rasa ingin BAB dan
tunggal hidup meneran.
presentasi O:
kepala KU : baik
Kesadarn : composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 81x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,4 0C
10

Inspeksi
1. Genetalia : terdapat lendir bercampur
darah bertambah banyak. Terdapat
tekanan pada anus, perinium menonjol,
vulva dan sfinger ani membuka.
2. Palpasi
His : 5 x 10’ 45’’
3. Auskultasi
DJJ : 146x/menit
4. Pemeriksaan dalam
Porsio : tidak teraba
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-) pecah sendiri, berwarna
jernih
Presentasi : kepala
Penurunan : Hodge III-IV
Petunjuk : UUK kanan depan
A:
G2P1A0 40 minggu 1 hari inpartu kala II, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
P:
1. Memberitahu ibu mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaan ibu dan janin baik dan pembukaan
sudah lengkap.
2. Memastikan kelengkapan perlengkapan
dan obat-obatan untuk menolong
persalinan, mematahkan ampul oksitosin
dan menempatkan spuit 3ml sekali pakai di
dalam partus set
3. Memakai APD (masker, celemek, sepatu
tertutup dan kaca mata).
4. Melepaskan dan menyimpan semua
perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir
kemudian keringkan tangan dengan handuk
bersih dan kering.
5. Memakai satu sarung tangan DTT
6. Memasukan oksitosin 10 unit ke dalam
spuit dan meletakkannya kembali kedalam
partus set tanpa mengontaminasi spuit.
7. Memakai sarung tangan satu lagi dan
melakukan vulva hygiene.
8. Mendekontaminasi sarung tangan dengan
cara mencelupkannya ke dalam larutan
klorin 0,5% kemudian melepaskan dan
merendam sarung tangan selama 10 menit
lalu cuci tangan.
9. Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir
10

untuk memastikan bahwa DJJ normal.


10. Memakai handscoon
11. Memimpin persalinan, ibu boleh meneran
saat terasa sakit, seperti orang BAB keras
meneran dibawah, mata melihat kearah
pusat, tangan merangkul kedua paha dan
tidak boleh bersuara saat meneran.
(ibu mengerti)
12. Menganjurkan ibu untuk bernafas yang
baik selama persalinan, saat kontraksi
hilang anjurkan ibu untuk menarik nafas
dalam dari hidung dan keluarkan melalui
mulut,
(ibu mengerti)
13. Memberi support dan menganjurkan
keluarga untuk terus mendukung ibu
supaya ibu dapat melalui masa persalinan
dengan tenang.
14. Melindungi perinium dengan kain bersih,
setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm di depan vulva, dan tangan
yang lain menahan kepala bayi tetap
defleksi sampai kepala lahir. Kemudian
membersihkan jalan nafas (hidung dan
mulut) bayi serta memeriksa adanya lilitan
tali pusat (tidak ada lilitan tali pusat )
15. Setelah putaran paksi luar, memegang
kepala bayi secara biparietal. Dengan
lembut gerakan kepala kearah bawah dan
bahu depan muncul dibawah pubis, dan
kemudian gerakan kearah atas untuk
melahirkan bahu belakang, kemudian
melakukan sanggah susur untuk melahirkan
seluruh badan bayi.
16. Setelah seluruh badan bayi lahir, lakukan
penilaian kepada bayi secara cepat. Bayi
menangis, warnah kulit kemerahan dan
tonus otot aktif. Pukul : 04:20 wib, Bayi
lahir spontan, jenis kelamin perempuan
17. Mengeringkan bayi serta melakukan
rangsangan taktil.
18. Melakukan penjepitan tali pusat dengan
menggunakan 2 klem, potong tali pusat
diantara 2 klem dan ikat tali pusat. (tali
pusat telah dipotong)
19. Melakukan IMD dengan meletakkan bayi
diantara payudara ibu, dan diselimuti
dengan kain.
10

04-02-2021/ 04: P2A0 kala III S:


25 WIB Ibu senang karena bayinya telah lahir, ibu
merasa lelah dan perutnya terasa mules.
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Genetalia : Terlihat tali pusat di vulva
Palpasi : TFU sepusat, kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
Inspeksi : terdapat tanda-tanda lahirnya
plasenta yaitu uterus menjadi
bulat, tali pusat memanjang,
serta semburan darah tiba-tiba
A:
P2A0 kala III
P:
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan
bayi baik.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu akan
disuntikan oksitosin 10 IU 1/3 paha atas
bagian luar secara IM ( oksitosin telah
disuntikan di 1/3 paha kanan atas bagian
luar ibu)
3. Terdapat tanda pelepasan plasenta (uterus
membundar,tali pusat memanjang,
semburan darah tiba- tiba)
4. Melakukan manajemen aktif Kala III,
Pindahkan klem 5-6 cm depan vulva dan
melakukan peregangan tali pusat
terkendali sambil melakukan dorso kranial,
melahirkan plasenta (Plasenta lahir lengkap
pukul 04:30 WIB) lalu Melakukan massase
uterus.
5. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta
lahir lengkap, selaput ketuban utuh dan
meletakan plasenta ke wadah plasenta
6. Memeriksa jalan lahir (terdapat laserasi
pada jalan lahir derajat 2)
7. Memberitahu ibu bahwa terdapat luka pada
jalan lahir (ibu bersedia untuk dilakukan
penjahitan pada luka jalan lahir)
8. Melakukan heacting
9. Mengevaluasi jalan lahir yang sudah di
jahit (tidak ada lagi laserasi pada jalan
lahir)
10

04-02- P2A0 kala IV S:


2021/ Ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran
04:45 WIB bayinya dan perut ibu masih terasa mules.
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 120 / 70 mmHg
N : 82x/menit
RR : 21x/menit
T : 36,2 C
A:
P2A0 kala IV
P:
1. Membersihkan ibu dari paparan darah
dengan menggunakan air bersih dan
mendekontaminasikan tempat bersalin
ibu.
2. Mengganti pakaian ibu dengan pakaian
yang bersih
3. Merendam semua peralatan bekas pakai
ke dalam larutan klorin 0.5% selama 10
menit
4. Mencuci tangan
5. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga
teknik massase uterus yaitu dengan
mengusap perut dengan gerakan memutar
searah jarum jam.
6. Memberitahu keluarga untuk memberikan
ibu makan dan minum.
7. Memeriksa keadaan umum, TTV,
kandung kemih, perdarahan, kontraksi
selama 2 jam postpartum yaitu satu jam
pertama setiap 15 menit dan satu jam
kedua setiap 30 menit. ( hasil
pemeriksaan normal, tidak ditemukan
kelainan maupun kegawatdaruratan)
8. Melengkapi partograf
10

I. CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS

Tabel 4.4
Catatan Perkembangan Nifas

Waktu / Diagnosis Catatan Perkembangan (SOAP)


Tempat

Kunjungan Post Partum S:


ke-1 6 jam A. Ibu mengatakan bahwa perutnya masih terasa
04-02 mulas dan lelah setelah proses persalinan. namun
2020/06.45 sangat senang atas kelahiran bayinya.
Wib

B. Data kebiasaan sehari-hari


1. Nurisi
a. pola makan
Frekuensi : 1x
Jenis : nasi + lauk pauk
b. Pola minum
Frekuensi : 2 gelas
Jenis : air putih

2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 1x
Warna : Kuning Jernih
Keluhan : Tidak ada
b. BAB
Frekuensi : Belum BAB

3. Pola aktivitas dan istirahat


a. Istirahat : ibu mengaku belum
tidur
b. Aktivitas : Miring kiri dan
kanan,duduk dan
berjalan ke kamar mandi

4. Pola kebersihan diri


Mandi :Belum Mandi
Sikat gigi : Belum sikat
gigi Ganti pakaian
dalam :1x Ganti pembalut
: 2x
5. Data Psikososial
a. Hubungan ibu dengan suami dan
keluarga : Baik
b. Tanggapan suami dan keluarga
terhadap kelahiran bayi : Sangat bahagia
dan senang
c. Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Musyawarah
d. Adat istiadat yang mempengaruhi nifas :
Tidak ada
10

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis,
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/m
N : 81 x/m
T : 36 C
Involusio uteri baik, Konsistensi Keras, TFU 3 jari
dibawah pusat, kandung kemih tidak penuh ,
perdarahan normal serta pengeluaran darah
berwarna merah (lochea rubra).

A:
P2A0 Postpartum 6 jam

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal.
(ibu mengerti dengan keadaannya)
2. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas yang
dialami ibu adalah hal yang normal yaitu sebagai
proses kembalinya rahim ke bentuk semula
(ibu mengerti bahwa mulas yang dialaminya
adalah normal)
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dengan
cara miring kekiri-kenanan apabilah sudah
mampu anjurkan ibu untuk duduk dan berjalan
(ibu telah melakukan mobilisai)
4. Memberikan KIE tentang ASI ekslusif
dan menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan apapun pada bayinya.
(Ibu mengerti dan akan memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pada bayinya)
5. Memberitahu ibu pentingnya menjaga kebersihan
diri terutama kebersihan payudara dan genetalia,
dengan cara mengganti celana dalam dan
pembalut minimal 2x atau sudah terasa tidak
nyaman atau lembab serta membersihkan vagina
ibu dengan sabun dan air bersih apabila setelah
BAK dan BAB
(ibu mengerti dan akan melakukannya)
6. Mengingatkan ibu jangan membersihkan
kemaluan dengan air hangat karena akan
menyebabkan rapuhnya benang Jahit
sehingga menyebabkan lepasnya jahitan
sebelum luka sembuh atau kering (ibu
mengerti)
7. Memberikan ibu terapi obat Asam Mefenamat,
Amoxicillin, dan Caviplex yaitu untuk suplemen
makan dan ASI, sebanyak 10 tablet yang
diminum 3x setiap hari
10

8. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada masa


nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar
cairan berbau dari jalan lahir, bengkak pada
wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan
kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,
payudara bengkak, merah disertai rasa nyeri dan
ibu sedih, murung dan menangis tanpa sebab. Ibu
di anjurkan untuk segera ke fasilitas kesehatan
terdekat jika terdapat tanda bahaya tersebut
(ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas
kesehatan terdekat jika ada tanda-tanda tersebut).

S:
Kunjungan Postpartum A. Ibu mengatakan bahwa dia merasa sehat,
ke-2 hari ke-5 pengeluaran ASI lancar, bayinya sehat dan
09-02-202 sering menyusui.
/10:00 WIB
B. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
a. Pola Makan
Pagi : sepiring nasi
goreng/roti Siang : sepiring
nasi, lauk pauk
(ikan/telur/danging/tahu tempe/ayam),
semangkuk kecil sayur
(Kangkung/bayam/sawi), sepotong
buah (pepaya/pisang)
Malam : sepiring nasi/semangkuk mie, lauk
pauk (ikan/telur/danging/tahu
tempe/ayam), semangkuk kecil sayur
(Kangkung/bayam/sawi), sepotong
buah-buahan (pepaya/pisang)

b. Pola Minum
Air putih : 6-8 gelas/hari (±250cc)
Susu : 1 gelas/haari (±250 cc)
Teh/kopi : -

2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frukuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : ± 4x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada

3. Pola Aktivitas dan Istirahat


a. Tidur Malam : (22:00-04.00 WIB) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayinya lapar
b. Tidur Siang : 1 jam (13:00-14:00) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayi lapar
c. Aktivitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah
10

dan menguurus anak

4. Pola Kebersihan Diri


Mandi : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
ganti pembalut : 3x/hari
O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Tampak baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vita :
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/m
N : 85x/m
T : 36 C
TFU pertengahan pusat-simfisis, kandung kemih
tidak penuh , perdarahan normal serta
Pengeluaran darah berwarna merah (lochea
rubra).

A:
Postpartum hari ke- 5

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal.
(ibu mengerti dengan keadaannya)
2. Menjelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup.
Ketika bayi tidur ibu istirahat.
(Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang
dianjurkan)
3. Mejelaskan kembali pada ibu untuk tetap
memberikan ASI setiap 2-3 jam, atau on demand
dan menganjurkan ibu untuk memberikan bayi
ASI eksklusif selama 6 bulan.
(Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang
dianjurkan)
4. Memberika KIE kepada ibu mengenai
pentingnnya menjaga pola makan yang teratur
serta gizi seimbang dengan bnyak mengkonsumsi
sayur-sayuran, daging dan buah-buahan serta
minum air putih yang cukup minimal 8 gelas/hari,
untuk memenuhi ibu dan juga ASI bagi bayi. (ibu
mengerti dan mau mengikuti anjuran yang
diberikan)
5. Menjelaskan kembali pada ibu mengenai tanda
bahaya nifas (demam, nyeri pada payudara/alat
kelamin dan saat penekan pada betis, terjadi
perdarahan terus menerus, demam tinggi.) dan
tanda-tanda bayi sakit (bayi tidak mau menyusui,
panas, kejang dll) serta meminta ibu untuk segera
ke pelayanan kesehatan jika terdapat tanda-tanda
tersebut.
10

(ibu mengerti dan mau ke pelayanan kesehatan


jika terdapat tanda diatas)
S:
Kunjungan Postpartum A.Ibu mengatakan bahwa dia merasa sehat,
ke-3 tanggal hari ke-14 pengeluaran ASI lancar, bayinya sehat
18-02-2021 dan sering menyusui danibu tidak ada
pukul/ 13.30 keluhan
Wib
B. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Pagi : sepiring nasi goreng
Siang : sepiring nasi, lauk pauk
(ikan/telur/danging/tahu tempe/ayam),
semangkuk kecil sayur (bayam/tumis
genjer), sepotong buah
(pepaya/pisang,semangka)
Malam : sepiring nasi/, lauk pauk
(ikan/telur/danging/tahu tempe/ayam),
semangkuk kecil sayur (Kacang, kubis,
sop), sepotong buah-buahan
(jeruk/pisang)
b. Pola Minum
Air putih : 8 gelas/hari (±250cc)
Susu : 1 gelas/haari (±250 cc)
Teh/kopi : -

2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frukuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : ±4x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada

3. Pola Aktivitas dan Istirahat


Tidur Malam : (22:00-05.00 WIB) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayinya lapar
Tidur Siang : 1 jam (13:00-14:00) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayi lapar
Aktivitas : Ibu melakukan kegiatan
rumah tangga ringan
seperti menyapu, masak
mengurus anak dan
mengepel.
4. Pola Kebersihan Diri
Mandi : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
Ganti pembalut : 2x/hari
10

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran :
Composmentis Tanda-
tanda vital
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/m
N : 85x/m
T : 36 C
TFU tidak teraba, kandung kemih
tidak penuh, serta Pengeluaran vagina
kekuningan/kecoklatan (lochea serosa).
A:
Postpartum hari ke-14

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, dengan hasil ibu dalam keadaan baik dan
tanda-tanda voital dalam batas normal.
(ibu mengerti dengan keadaannya)
2. Memberitahu ibu agar tetap menjaga pola makan
dengan teratur agar kebutuhan nutrisi ibu dan juga
ASI untuk bayi terpenuhi.
(ibu mengerti penjelasan bidan)
3. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai
pentingnnya menjaga kebersihan diri terutama pada
bagian payudara dan juga genetalia agar terhindar
dari infeksi.
(ibu mengerti dan telah melakukannya sesuai
anjuran bidan)
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI on
demand atau setiap bayi menginginkannya. (ibu
mengerti dan mau memberikan ASI on demand
atau setiap bayi ingin menyusu)
5. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai tanda
bahaya nifas seperti : demam, nyeri pada
payudara/alat kelamin dan saat penekan pada betis,
terjadi perdarahan terus menerus dan banyak.
Apabila terdapat tanda tersebut segera dating ke
fasilitas kesehatan terdekat.
(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
kunjungan ke- Pastpartum S:
4 tanggal 16- hari ke-40 A. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan merasa senang
03-2021/ melihat perkembangan bayinnya
10:30 WIB
B. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Pagi : sepiring nasi, telor ceplok/ bubur
Siang : sepiring nasi, lauk pauk
(ikan/telur//tahu tempe/ayam),
semangkuk kecil sayur (bayam/sop),
sepotong buah (jeruk/pisang)
Malam : sepiring nasi/, lauk pauk (ikan/tahu
tempe/ayam), semangkuk kecil sayur
11

(capcay, sambal tahu), sepotong buah-


buahan (jeruk/pisang)

b. Pola Minum
Air putih : 8 gelas/hari (±250cc)
Susu : 1 gelas/haari (±250 cc)
Teh/kopi : -

2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frukuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : ± 3 x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada

3. Pola Aktivitas dan Istirahat


Tidur Malam : (22:00-05.00 WIB) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayinya lapar
Tidur Siang : 1 jam (12:00-13:00) ibu
terbangun dari tidurnya
saat bayi lapar
Aktivitas : Ibu melakukan kegiatan
rumah tangga seperti menyapu, masak
mengurus anak dan mengepel.
4. Pola Kebersihan Diri
Mandi : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
ganti pembalut : 2x/hari
O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Tampak baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
RR : 21 x/m
N : 84x/m
T : 36,20C

A:
Postpartum hari ke-40

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, dengan hasil ibu dalam keadaan baik dan
tanda-tanda vital dalam batas normal.
(ibu menger ti dengan keadaannya)
2. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ibu alami selama masa nifas.
(tidak ada penyulit yang dialami)
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
11

pada bayi sesering mungkin, ASI eksklusif sampai


bayi usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun,
dan dilanjutkan memberi ASI sampai bayi usia 2
tahun.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan)
4. Memberikan konseling tentang KB pada ibu beserta
jenis-jenis KB untuk menjaga jarak kehamilan.
(ibu sudah mendiskusikan dengan suami untuk
menggunakan KB suntik 1 bulan)
5. Menganjurkan ibu segera dtaing ke petugas
kesehatan apabila ada keluhan.
(ibu mengerti)
11

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY “A”


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN NURTILA PALEMBANG
TAHUN 2021

Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis/04 febuari 2021


Waktu Pengkajian : 06:20WIB
IDENTITAS BAYI
Nama : By Ny“A”
Umur : 2 jam
Tanggal/Jam Lahir : 04 febuari 2021/ 04:20 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
IDENTITAS ORANG TUA
Nama : Ny. “A” Nama Suami : Tn. “H”
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Lebak Mulyo.

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Bayi lahir pukul 04:20 Wib ,jenis kelamin perempuan menangis spontan
2. Riwayat Persalinan
Anak ke 2
Umur kehamilan : 40 minggu
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
BB/PB Lahir : 3200 gram/48 cm
Komplikasi Persalinan : Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular dan menurun
11

4. Pola Nutrisi
Jenis : ASI
Frekuensi : On demand
Penyulit : Tidak ada
5. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : 1x
Keluhan : kuning jernih
BAB
Frekuensi : belum BAB
Konsistensi : -
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : tangis kuat
TTV
N : 140 x/menit
RR : 48 x/menit
T : 36,7 ºC
Berat Badan : 3200 gram
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal
haematoma
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak juling
Hidung : Simetris, bersih, ada septum
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan microtia dan protruding ear
Mulut : Bersih, tidak ada labioskiziz dan labiopalatoskiziz, reflek
rooting, sucking, dan swallowing baik
Leher : tidak ada trauma lahir dan reflek tonic neck baik
Dada : simetris, puting susu sudah terbentuk dengan baik, tidak ada
retraksi dinding dada
11

Abdomen : tidak ada perdarahan tali pusat, terdapat 2 arteri umbilikalis


dan 1 vena umbilikalis
Genetalia : jenis kelaminPerempuan, labia mayora telah menutupi labia
minora
Anus : Berlubang, tidak ada atresia rekti
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak pucat, tidak odem, tidak ada polidaktili dan
sindaktili, reflek grasping baik.
Bawah : simetris, tidak pucat, tidak oedema, tidak ada polidaktili dan
sindaktili, reflek babinsky baik.
Kulit : kemerahan
3. Pemeriksaan Antropometri
BB Lahir : 3200 gram LD : 34 cm
PB Lahir : 48 cm LK : 32 cm
LiLa : 12 cm

C. ANALISA
Diagnosa : NCBSMK 2 jam

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaaan yang


dilakukan yaitu,keadaan umum bayi baik, BB:3200 gam, PB:48 cm, bayi
dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan ( ibu mengetahui keadaan
bayinya)
2. Menginformasikan kepada ibu bahwa bayi telah diberikan injeksi Vitamin
K (phytomeradione) dengn dosis 0,5 cc pada paha kiri secara IM untuk
mencegah pendarahan pada otak dan tali pusat serta memberikan salep
mata (oxtetracycline) pada kedua mata bayi kanan dan kiri untuk
mencegah infeksi pada mata (tindakan telah dilakukan)
11

3. Melakukan perawatan tali pusat, yakni dengan membungkus tali pusat


dengan menggunakan kassa steril( tindakan telah dilakukan)
4. Merapikan bayi dengan pakaian bersih dan kering untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi.
5. Melakukan pengambilan cap kaki bayi.
6. Memberitahu ibu 6 jam kemudian bayi akan diberikan imunisasi yang
pertama yaitu Hb0 yang bertujuan memberi kekebalan pada bayi untuk
mencegah penyakit hepatitis atau kerusakan hati
(ibu mengetahi rencana tindakan yang akan di berikan)
7. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi selama 6 jam pertama setelah
lahir.
11

E. CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR

Tabel 4.5
Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan perkembangan
04-02- NCBSMK S:
2021/09:40 6 jam Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan dan
WIB menyusu dengan baik

1. Pola Nutrisi
Minum : ASI ekslusif
Frekuensi : on demand
2. Pola Eliminasi:
BAK
Frekuensi : 2 x
Warna : kuning jernih
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : hijau kehitaman
3. Pola istirahat
Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika
lapar,BAK,BAB,dan bila terasa tidak nyaman

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
RR : 46x/menit
N : 142x/menit
T : 36,40C
d. Warna kulit :Kemerahan
2. Pemeriksaaan
Antropometri BB : 3200
gram
PB : 48 cm
LK : 32 cm
LD : 34 cm
Lila :12 cm
3. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Bersih tidak ada kelainan
b. Muka : Simetris,tidak pucat,tidak
sianosis, tidak ada kelainan
c. Mata : Simetris,konjungtiva merah
muda sklera tidak ikterik
d. Telinga : Simetis dan tidak ada kelainan
e. Mulut : Bersih,tidak ada labioskizis dan
labiopalatoskizis,refleks hisab
positif
f. Leher : Refleks Tonick keck positif
g. Dada : Simetris,tidak ada rekraksi dada
h. Abdomen : Tidak kelainan, tidak kembung
dan tidak ada tanda infeksi tali
11

pusat
i. Tungkai : Simetris,tidak sianosis,tidak ada
kelainan
j. Genetalia : Labia mayora telah menutupi
labia minora dan tidak ada
kelainan
k. Anus : (+)
4. Pemeriksaan refleks
a. Refleks rooting : bayi mencari saat jari
ditempelkan di pipi
b. Refleks moro : bayi memberi respon secara
tiba-tiba akibat suara atau
gerakan yang mengejutkan
c. Refleks sucking : bayi dapat menghisap
d. Refleks palmar graps : baik fleksi seluruh jari
e. Refleks babinsky : kepala bayi ke kiri dan
ke kanan
f. Refleks tonickneck : jari membuka
saat
diberi rangsangan

A:
NCBSMK 6 jam

P:
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan dengan hasil bahwa keadaan bayi sehat.
(ibu mengetahui keadaan bayinya)
2. Meganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap 2 jam
sekali atau on demand atau jika bayi merasa lapar, dan
menganjurkan ibu untuk menyendawakan dengan cara
menepuk punggung bayi dengan lembut.
(Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan)
3. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan perawatan tali
pusat dengan kassa kering, serta menjaga agar kassa
tali pusat tidak basa.
(Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan)
4. Menganjurkan ibu untuk mengoleskan ASI ke puting
sebelum mulai memberikan ASI kepada bayi.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya dengan menggunakan pakaian yang bersih
dan kering.
(Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan)
6. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya pada
bayi seperti demam tinggi, kejang, muntah berlebihan,
kesulitan bernafas, bayi terus-menerus tidur tanpa
bangun untuk makan, warna kulit atau bibir kebiruan
atau kuning, mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
Jika bayi mengalami tanda bahaya terasebut, segera
datang ke fasilitas layanan kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
11

09-02-2021 NCBSMK S:
/10:00 WIB 5 Hari Ibu mengatakan bayi nya sehat, tidak rewel dan
menyusu dengan kuat dan baik, serta tali pusat
belum lepas.

1. Pola Nutrisi
Minum : ASI ekslusif
Frekuensi : On demand
2. Pola Eliminasi:
BAK
Frekuensi :6-7x/hari
Warna : kuning jernih
BAB
Frekuensi : 2-3x/hari
Konsistensi : lembek
3. Pola istirahat
Bayi lebih banyak tidur, bangun ketika
lapar,BAK,BAB,dan bila terasa tidak nyaman

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
RR : 44x/menit
N : 140x/menit
T : 36,50C
2. Pemeriksaaan
Antropometri BB : 3500
gram
PB : 49 cm
LK : 32 cm
LD : 34 cm
Lila :12 cm
3. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Bersih tidak ada kelainan
b. Muka : Simetris,tidak pucat,tidak
sianosis, tidak ada kelainan
c. Mata : Simetris,konjungtiva merah
muda sklera tidak ikterik
d. Telinga : Simetis dan tidak ada kelainan
e. Mulut : Bersih,tidak ada labioskizis dan
labiopalatoskizis,refleks hisab
positif
f. Leher : Refleks Tonick Neck Positif
g. Dada : Simetris,tidak ada rekraksi dada
h. Abdomen : Tidak kelainan, tidak kembung
dan tidak ada tanda infeksi tali
pusat
i. Tungkai : Simetris,tidak sianosis,tidak ada
Kelainan
j. Genetalia : Labia mayora telah menutupi
labia minora dan tidak ada
kelainan
k. Anus : (+)
11

A:
NCBSMK 5 hari

P:
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan bayi sehat dan tanda-tanda vital
dalam keadaan baik.
(ibu mengerti dengan keadaan bayinya)
2. Menjelaskan kepada ibu agar tetap melakukan
perawatan tali pusat dengan kassa kering,
serta menjaga agar kasa tidak basah dan
lembab. (ibu mengerti dan mau
melakukannya)
4. Menjelaskan kepada ibu agar tetap rajin menyusui bayi
sesering mungkin atau secara on demand.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya 15-30 menit
di waktu pagi hari agar bayi tidak ikerus/kuning dan
sebaiknya dilakukan dibawah jam 10 pagi tanpa
menggunakan pakaian.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
6. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya dengan menggunakan pakaian yang bersih dan
kering.
(Ibu mengerti dan mau melakukannya)
7. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai
tanda bahaya pada bayi seperti demam tinggi, kejang,
muntah berlebihan,kesulitan bernafas, bayi terus-menerus
tidur tanpa bangun untuk makan, warna kulit atau bibir
kebiruan atau kuning, mata bengkak atau mengeluarkan
cairan. Jika bayi mengalami tanda bahaya terasebut,
segera bawa ke fasilitas layanan kesehatan.
(Ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang dianjurkan).
04-03- NCBSMK S:
2021/13:30 28 hari Ibu mengatakan bayi nya sehat, tidak rewel, aktif
WIB menyusu.

a. Pola Nutrisi
Minum : ASI ekslusif
Frekuensi : on demand
b. Pola Eliminasi:
BAK
Frekuensi : 6-7x/hari
Warna : kuning jernih
BAB
Frekuensi : 3x/hari
Konsistensi : lembek

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
RR : 45x/menit
N : 144x/menit
12

T : 360C

2. Pemeriksaan Antopometri
BB : 4000 gram
PB : 51 cm
LK : 35 cm
LD : 33 cm
LILA : 13 cm

3. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Bersih tidak ada kelainan
b. Muka : Simetris,tidak pucat,tidak
sianosis, tidak ada kelainan
c. Mata : Simetris,konjungtiva merah
muda sklera tidak ikterik
d. Telinga : Simetis dan tidak ada kelainan
e. Mulut : Bersih,tidak ada labioskizis dan
labiopalatoskizis,refleks hisab
positif
f. Leher : tidak ada pelebaran
venajugularis
dan pembengkakan kelenjar tiroid
g. Dada : Simetris,tidak ada rekraksi dada
h. Abdomen : tidak ada kelainan, dan tidak
kembung
i. Tungkai : Simetris,tidak sianosis,tidak ada
Kelainan
j. Genetalia : bersih dan tidak ada kelainan
k. Anus : (+)

A:
NCBSMK 28 hari
P:
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi sehat dan tanda-tanda vital dalam keadaan
baik.
(ibu mengerti dengan keadaan bayinya)
2. Menjelaskan kepada ibu agar tetap rajin menyusui bayi
sesering mungkin atau secara on demand. (ibu
mengerti dan mau melakukannya)
3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya dengan menggunakan pakaian yang bersih dan
kering.
(Ibu mengerti dan mau melakukannya)
4. Memberitahu ibu untuk rutin datang ke fasilitas
kesehatan, bidan, posyandu atau puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi sesuai jadwal serta mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan bayi nya.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
5. Mengingatkan ibu untuk banya minum air putih setelah
menyusui bayinya.
(ibu mengerti dan mau melakukannya)
BAB V

PEMBAHASA

A. Pembahasan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. “A”. Maka
dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemantauan kehamilan Ibu dengan
identitas Ny. “A” usia 26 tahun hamil anak kedua, ibu dan janin dalam
keadaan normal, tidak ditemukan adanya komplikasi. Ibu mengatakan
mengalami menstruasi terakhir pada tanggal 26-04-2021. Ibu telah
melakukan pemeriksaan sebanyak 5 kali selama kehamilan, yang terdiri
dari 1 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester ke II, dan 2 kali pada
trimester ke III di Praktik Mandi Bidan. Kunjungan kehamilan ini sesuai
dengan teori kebijakan program pelayanan antenatal yang menetapkan
frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama
kehamilan, yaitu : Minimal satu kali pada trimester pertama (K1),
minimal satu kali pada trimester kedua (K2), minimal dua kali pada
trimester ketiga (K3 dan K4) (Yulizawati, dkk, 2017).
Standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah empat belas bentuk
yang disingkat 14T, antara lain yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi
badan, pemeriksaan tekanan darah, penilaian status gizi dengan ukuran
LILA ibu, pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan presentasi janin dan
pengukuran denyut jantung janin, skrinning imunisasi TT, pemberian
tablet Fe, tes laboratorium, (rutin dan khusus), tata laksana kasus, temu
wicara (konseling), pemberian obat malaria, senam hamil dan perawatan
payudara (Mastiningsih, 2019).
Tinggi badan Ny. “A” yang diukur pada saat kunjungan pertama
yaitu 154 cm. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya satu kali yakni
pada saat kunjungan pertama antenatal. Dalam kasus pada Ny. “A” tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik. Ibu hamil dengan tinggi badan

121
12

kurang dari 145 cm dicurigai memiliki panggul yang sempit,


kemungkinan sulit melahirkan secara normal (Kemenkes RI, 2018).
Berat badan Ny. “A” sebelum hamil 54 kg kemudian pada akhir
kehamilan menjadi 63 kg, penambahan berat badan ibu selama
kehamilan sebesar 9 kg. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik. Penambahan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya ganggguan pertumbuhan janin.
Normalnya, penambahan berat badan ibu selama kehamilan lebih dari 9
kg atau 1 kg setiap bulannya (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan data pengkajian pada Ny. “A” dari pemeriksaan
kehamilan tekanan darah 110/70 mmHg. Pengukuran tekanan darah pada
setiap kali kunjungan dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi dan
pre-eklamsia dalam kehamilan. Dalam hal ini tekanan darah ibu dalam
batas normal, tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
(Saifuddin, 2016)
Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama untuk deteksi dini
adanya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Status gizi Ny “A”
dapat di nilai baik, yaitu dinilai dari ukuran lingkar lengan atas ibu 30
cm. LiLA pada kasus Ny. “A” tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik. Ibu hamil di diagnosa KEK jika LiLA kurang dari 23,5 cm dan
berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Kemenkes RI
(2018).
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan. Dari hasil
pemeriksaan tinggi fundus uteri pertengahan pusat-px yaitu 27 cm di usia
kehamilan 32 minggu dan pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri
3 jari dibawah px yaitu 29 cm. Dalam hal ini sesuai dengan teori
(Manuaba, 2014:87).
Pada pemeriksaan bagian terbawah janin adalah kepala dan denyut
jantung janin terdengar 138 x/menit, kuat dan teratur. Frekuensi denyut
jantung janin pada Ny. “A” berada dalam batas normal dan hal ini sesuai
12

dengan teori dan tidak ada kelainan. Frekuensi denyut jantung janin
normal yaitu 120-160 x/menit (Kemenkes RI, 2018).
Pada kunjungan pertama Ny. “A” telah diskrining imunisasi TT, dan
hasilnya yaitu Ny. “A” memiliki status imunisasi TT4. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil diskrining pada kontak pertama dan
disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat itu (Kemenkes RI, 2018).
Selama memeriksakan kehamilannya, Ny.“A” mendapatkan Tablet
Fe sebanyak 50 tablet Fe dan sudah habis diminum. Hal ini tidak sesuai
dengan teori standar asuhan pelayanan kehamilan, yaitu jumlah suplemen
zat besi yang diberikan selama kehamilan sebanyak 90 tablet (Kemenkes
RI, 2018)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan rutin dan khusus yang harus dilakukan pada setiap ibu
hamil, tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan,tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu
kekurangan darah (anemia), tes pemeriksaan urine, tes pemeriksaan
darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan malaria
dilakukan di daerah endemis.(Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny “A”
pemeriksan Hb yaitu 12,3 gr%, dan golongan darah ibu (A). Hb pada Ny
“A” dalam batas normal.
Tatalaksana yang diberikan yaitu dengan cara Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) yang efektif pada Ny “A” dilakukan setiap kunjungan
antenatal dan memperhatikan trimester ibu hamil yang diberikan KIE.
Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu setiap kunjungan antenatal
mendapatkan KIE yang efektif (Kemenes RI, 2018).
Dari hasil pembahasan terhadap asuhan kebidanan kehamilan pada
Ny. “A” terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan praktik, antara
lain tablet Fe kurang dari 90 tablet, sehingga asuhan kebidanan
kehamilan di lahan praktik tidak sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang terdiri atas 14T.
12

2. Asuhan Kebidanan Persalinan


a. Kala I
Hasil anamnesa yang telah dilakukan pada Ny.“A” tanggal 04
Februari 2020 pukul 03:00 WIB didapatkan ibu mengatakan sakit
perut menjalar ke pinggang sejak puku 22.00 WIB, sudah keluar
lendir bercampur darah sejak jam 01.00 WIB, gerakan janin masih
dirasakan, sakitnya sudah semakin sering dan lama, belum keluar air-
air. Dilakukan pemeriksaan umum dalam batas normal dan his : 4x
10’45”, DJJ : 138x/menit kuat dan teratur, pemeriksaan dalam: portio
teraba lunak, pendataran 75%, pembukaan 8 cm, ketuban (+),
presentasi kepala, penurunan kepala H-III, penunjuk ubun-ubun kecil
kanan depan.
Menurut Manuaba (2016). Pembukaan pada primigravida 1
cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan
penghitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan, dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kenyataannya.
b. Kala II
Setelah melakukan anamnesa ibu mengatakan semakin mules
bertambah sering dan lama, disertai rasa ingin meneran. Terlihat tanda
persalinan, dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
dalam pada pukul 04:00 WIB dengan hasil portio tidak teraba,
pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah (jernih), presentasi kepala,
penurunan kepala H III-IV, penunjuk ubun-ubun kecil kanan depan.
Menurut Sulistyawati (2017), kala II persalinan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kebidanan dan teori
disimpulkan bahwa Ny.“A” G2P1A0 40 minggu 1 hari inpartu kala II,
janin tunggal hidup, presentasi kepala.
12

Kala II pada Ny. “A” berlangsung selama 20 menit dari


pembukaan lengkap, pukul 04:20 WIB bayi lahir spontan jenis
kelamin perempuan, BB 3200 gram, PB 48 cm, menangis kuat,
pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, lingkar kepala 32 cm,
lingkar dada 34 cm.
Menurut Sulistyawati (2017), kala II berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan kenyataannya.
c. Kala III
Dari anamnesa di dapatkan ibu mengatakan merasa lelah dan
perutnya masih terasa mules, tetapi ia lega dan bahagia atas kelahiran
bayinya, keadaan umum ibu baik, kontraksi uterus baik, TFU sepusat,
kandung kemih kosong, terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
seperti semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, dan uterus
membulat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan dalam (Manuaba,
2016) tanda lepasnya plasenta adalah uterus menjadi bundar, uterus
terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali
pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kebidanan dan teori disimpulkan bahwa Ny. “A” P 2A0
Inpartu Kala III.
Setelah bayi lahir, dilakukan manajemen aktif kala III pemberian
oksitosin 10 IU secara IM, peregangan tali pusat terkendali dan
masase fundus segera setelah plasenta lahir. Pukul 04:30 WIB
plasenta lahir lengkap, lama proses kala III pada Ny. “A” adalah 10
menit dari kelahiran bayi, sesuai dengan teori oleh, Kala III dimulai
segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
d. Kalan IV
Persalinan kala IV berlangsung setelah lahirnya plasenta dan
berakhir selama 2 jam setelah proses tersebut, Ny.“A” mengatakan
12

masih merasa lelah tetapi ia merasa senang karena proses persalinan


berjalan dengan lancar, TD: 120/70 mmHg, RR: 21x/m, N: 82x/m, T:
36,20C, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, pengeluaran
lochea rubra, perdarahan ±100 cc, kandung kemih kosong. Dalam hal
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Asuhan Kebidanan Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu
nifas sesuai standar yang dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan.
Dalam melaksanakan asuhan secara komprehensif pada Ny. “A” pada
masa nifasnya dilakukan dengan baik, dan telah dilakukan kunjungan
sebanyak 4 kali. Masa nifas dimulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Adapun jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang
diberikan meliputi:
a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu).
b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri).
c. Pemeriksaan lochea dan cairan pervaginam lain.
d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif.
e. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu
nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana.
f. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan (Kemenkes RI, 2018).

Kunjungan nifas pertama dilakukan pada 6 jam postpartum,


didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Involusio uteri baik,
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh.
perdarahan normal, pengeluaran lochea rubra. Penyusunan rencana
asuhan yaitu mengenai mobilisasi dini, istirahat cukup, makanan bergizi,
ASI ekskusif, perawatan bayi, personal hygiene, memberikan ibu terapi
obat paracetamol dan amoxicillin, serta tanda bahaya pada masa nifas.
12

Kunjungan nifas kedua dilakukan saat postpartum 5 hari pada tanggal


09 Februari 2021 pukul 10.00 WIB. Tanda-tanda vital dalam batas
normal. Payudara bersih dan pengeluaran ASI lancar, involusio uterus
baik, TFU: pertengahan pusat-simfisis, Pengeluaran lochea
sanguinolenta, luka jahitan tidak ada tanda infeksi. Pada kunjungan ini,
diberikan KIE mengenai nutrisi, mengingatkan kembali tentang
pemberian ASI ekslusif, istirahat yang cukup, personal hygiene, tanda
bahaya masa nifas, menjaga kehangatan bayi.
Kunjungan nifas ketiga dilakukan saat postpartum 14 hari pada
tanggal 18 Februari 2021 pukul 13.00 WIB. Tanda-tanda vital dalam
batas normal. Payudara bersih dan tidak bengkak serta pengeluaran ASI
lancar, TFU: tidak teraba, pengeluaran lochea serosa, luka jahitan sudah
kering. Pada kunjungan ini, diberikan KIE mengenai nutrisi dan istirahat
yang cukup dan teratur, mengingatkan kembali tentang pemberian ASI,
personal hygiene, tanda bahaya masa nifas, menjaga kehangatan bayi.`
Kunjungan nifas ke empat dilakukan saat postpartum 40 hari pada
tanggal 16 Maret 2021 pukul 10.30 WIB. Tanda-tanda vital dalam batas
normal, payudara bersih, tidak bengkak dan pengeluaran ASI lancar dan
banyak, luka jahitan sudah kering dan sembuh Pada kunjungan ini,
diberikan KIE mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup dan teratur
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu maupun ASI bagi bayi,
mengingatkan kembali tentang pemberian ASI ekslusif dan dilanjutkan
sampai bayi usia 2 tahun, personal hygiene, dan memberikan konseling
mengenai keluarga berencana (KB).
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
masa nifas ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Asuhan Kebidanan Neonatus


a. Penilaian Bayi Baru Lahir
Bayi Ny.”A” lahir Pada tanggal 04 Februari 2021 pukul 04:20
WIB di PMB Nurtila, bayi lahir spontan, bayi cukup bulan, segera
12

menangis, gerakan aktif dan kulit kemerahan, jenis kelamin


perempuan, berat badan 3200 gr, panjang badan 48 cm, lingkar kepala
32 cm, lingkar dada 34 cm. Diagnosa bayi baru lahir normal. Asuhan
yang diberikan yaitu menjaga kehangatan bayi saat melakukan
pemeriksaan dengan menghidupkan lampu dan menutup tubuh bayi
dengan kain kering/handuk, melakukan injeksi Vitamin K 0,5 ml pada
paha kiri anterolateral secara IM untuk mencegah perdarahan pada
otak dan tali pusat dan memberikan salep mata pada bayi untuk
mencegah infeksi pada mata bayi yang diberikan segera setelah bayi
lahir atau 1 jam setelah IMD.
b. Asuhan yang diberikan
Setelah bayi lahir, bayi dijaga kehangatannya, lalu dibersihkan
jalan napasnya dengan menggunakan kassa, lalu bayi dikeringkan dan
dilakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat bayi dengan tetap
menjaga kehangatan bayi. Setelah itu bayi diletakkan di salah satu
payudara ibu untuk dilakukan Inisisasi Menyusu Dini (IMD). Hal ini
sesuai dengan Kemenkes RI (2018), yaitu lakukan perawatan tali
pusat dengan cara mengklem dan memeotong tali pusat setelah bayi
lahir kemudian mengikat tali pusat tanpa diberikan apapun, segera tali
pusat diikat bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu dengan
kontak langsung ke kulit ibu.
Menurut Nurasiah (2015) inisiasi menyusu dini disebut sebagai
tahap keempat persalinan sampai satu jam setelah persalinan,
meletakkan bayi baru lahir dengan posisi tengkurap setelah
dikeringkan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan
ibunya paling sedikit 1 jam, menemukan puting susu, serta
mendapatkan kolostrum. IMD dilakukan dengan cara meletakkan bayi
diantara kedua payudara ibu secara skin to skin dan tetap menjaga
kehangatan bayi, IMD dilakukan selama 1 jam dan bayi Ny. R
menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrum. Hal ini sesuai
12

dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan Praktik
Mandiri Bidan Nurtila Palembang.
c. Jadwal Kunjungan
Kunjungan pertama yaitu NCBSMK 6 jam pada tanggaL 04-02-
2021 pukul 09:40 WIB di dapatkan hasil keadan umum bayi baik
dengan kesadaran bayi menangis, suhu 36.40C, denyut jantung 142
x/m, pernapasan 46 x/m, Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu
ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan menggunakan
pakaian yang bersih dan kering, mengajarkan ibu cara perawatan tali
pusat bayi menggunakan kasa kering, memberitahu ibu agar tetap
memberikan bayi ASI sesering mungkin, memberikan KIE pada ibu
mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Kunjungan kedua yaitu pada NCBSMK umur 5 hari, pada tanggal
09-02-2021 pukul 10:00 WIB di dapatkan hasil keadaan umum bayi
baik, suhu 36.50C, denyut jantung 140x/m, pernapasan 44 x/m, Ny.
“A” mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan tidak ada
kesulitan dalam mengurus bayi, tali pusat bayi belum lepas namun
tidak ada tanda-tanda infeksi dan tali pusat dalam keadaan kering,
Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa tali pusat bayi
akan lepas dalam waktu 1 minggu, menganjurkan ibu agar tetap
memberikan bayi ASI sesering mungkin atau on demand,
menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya 15-30 menit di waktu pagi
hari agar bayi tidak icterus/kuning dan sebaiknya dilakukan dibawah
jam 10 ppagi, memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayinya.
Kunjungan ketiga yaitu pada NCBSMK 28 hari dilakukan pada
tanggal 04-03-2021 pukul 13:30 WIB, di dapatkan hasil keadaan
umum bayi baik, suhu 360C, denyut jantung 144x/m, pernapasan 45
x/m, Ny. “A” mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan tali
pusat bayi sudah lepas pada hari ke tujuh. Asuhan yang diberikan
ialah mengenai menjaga kehangatan bayi, menyusui on demand ASI
13

ekslusif, personal hygiene dan memberitahu ibu untuk rutin datang ke


fasilitas kesehatan / bidan untuk mendapatkan imunisasi sesuai jadwal
sserta mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi nya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada


Ny. “A” yang dimulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP dimulai dari bulan
Desember 2020 sampai dengan Maret 2021. Maka dapat
disimpulkan:
1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian data subjektif secara
lengkap pada Ny. “A” di PMB Nurtila Palembang Tahun 2021
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir.
2. Mahasiswa telah melakukan pengkajian data objektif secara
lengkap pada Ny “A” di PMB Nurtila Palembang Tahun 2021
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
pemeriksaan dalam, dan laboratorium.
3. Mahasiswa telah melakukan assessment pada Ny “A” di PMB
Nurtila Palembang Tahun 2021 dengan menganalisis data
subjektif dan data objektif selama masa kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir.
4. Mahasiswa telah melakukan penatalaksanaan pada Ny “A” di
PMB Nurtila Palembang Tahun 2021 mulai dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dan dilakukan
evaluasi sehingga asuhan yang diberikan telah terlaksana
dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Melalui laporan ini penulis berharap agar dapat memahami
konsep dasar asuhan kebidanan baik pada ibu hamil, bersalin,

131
132

nifas dan bayi baru lahir serta menerapkan asuhan kebidanan


yang efektif, efisien, dan komprehensif pada klien.
2. Bagi Institusi Pendidukan
Diharapkan bagi pihak institusi pendidikan dapat melengkap
buku-buku referensi dengan cetakan terbaru agar mahasiswa
dapat memperoleh rangkuman materi dari sumber kepustakaan
secara lengkap dan terbaru.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan agar lahan praktik dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar yang
ada serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan
dalam menangani pasien terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Dartiwen, dan Yati Nurhayati, 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.


Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Profil Kesehatan Kota Palembang


Tahun 2018. Palembang : Dinkes Kota Palembang.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. (2018). Rencana Kinerja Tahunan


Deskonsentralisasi Dinas Kesehatan (Issue 62).
https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/2-110009-
2tahunan-847.pdf

Enggar, A.S Rini, dan Pont A.V. 2019. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Bogor : In
Media.

Fitriana, Yuni dan Widy Nurwiandani. 2018. Asuhan Persalinan Konsep


Persalinan secara Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.

Katarina, dan Megalina Limoy. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Kunjungan
Kehamilan di Puskesmas. Jurnal Kebidanan. 10 (1): 464-465.

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta : Kemenkes
RI.

. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Kemenkes RI.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita., dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.

Mastiningsih, Putu dan Yayuk Chrisyanti Agustina. 2019. Buku Ajar Asuhan
Kehamilan. Jakarta : In Media.

Permenkes. 2014. PMK No. 53 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.


Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

133
134

Saifuddin, Abdul Bari. 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Santjaka, I. H., Walin, & Handayani, R. (2011). Studi Ketepatan Taksiran Berat
janin Berdasarkan Statistik dan Tinggi Fundus Uteri. Jurnal Bidan Prada:
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 1–14

Sulistyawati, Ari. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Sutanto, Andina Vita dan Yuni Fitriana. 2015. Asuhan pada Kehamiilan.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas


dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta


: Pustaka Baru.

. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Walyani, Elisabeth Siwi dan Th. Endang Purwoastuti. 2016. Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru.

World Health Oganization (WHO). 2019. “Maternal Mortality”.


(https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality).
Diakses tanggal 12 januari 2021.

Yulizawati, Detty Iryani, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan. Padang:


Penerbit Erka.
LAMPIRAN
¥EMENTERIAl4¥ESEHATAW REPUSLIKINDONESIA
BADAN fiENGENBAfiGAN DAN PENBERDAYAAN
SUPIBER DAYA FsANU5IA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALENBANG
3alardenderalSudirman KN 3,5Homor 1365 Camping Nasjlrl Ash-Shofa
komplek RS Mart. Hoesin Paleebang 30t26 Tefepon/FaMimil (071 I) 373104
Website : r'¿rW_,l@Ife6e$DaleMbanO OC id EM6iI ' II\9kkW o0lemDdno6yahDO.Com

I F.MBAR PENGAJUAN JUDU L

NamaVahasiswz :SasanzRofimia

NIM PO,7 1.24. 1. 18. 032

Pcmhimhing I :Heni Sumastfi, S.Pd.,M.kes

No IdanfTanggal Judul Has \ Paraf


Konsultasi
Senin, 04 Asuhan kcbidanan Komprebensi f
J&nuari 2021 pada Ny. “A” di Praktilt
Mandru Bidan Nurlila
Palcmbung Tahun 202 I

Xetua Juruslin Kebidanao


Poltekkes Kcmenkcs Palembong

Nesi Novita, S.SiT.,NI.Kes


NIP. 197308121992032002
KEb4ENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
BADAN PENGEF1BANGAN DAN PEF1BERDAVAAN
5Uf1BER DAYA 04ANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIKKESEHATAN PALEMBANG
JalarUendera15udirman EH 3,5Nomor 1365 Samgng Masjid Ash-Shofa
Xomplek RS Noh. Ncx'sm Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 37310d
Website :www ooltekkesoclemba 0 Email : pplt {embang@y0hoo.Com

LEMBAR PENGAJ UAN IU DUL

Nama Mahasiswa : Salsana Rohmia

NIM
: PO.71.24.1. 18.032

Wita Asmalinda, SST., M.Kes

No Hari/Tanggal Judul

Lenin, 04 Asuhan Kebtdanan Komprehenst£


Januafi 202 1 pada Ny. “A” di Praktifi jew
Mandiri Bids Nurtila
Palembcng Tchun 202 i

Pa(embang, *+ Juvcri 202 I


ñ4engctahui,
Ketua Jurusan Kcbidanao
Poltekkes Keraenkos Palembang

Nesi Novila, 5.5iT.,M.Xcs


NIP. 197108121992032002
KEI ENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
5UPIBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALENBANG
Jabn Jerderal Sudlrman KI I 3,S Nomor t365 Samplng Nasjld Ash Chola
Komplek RS f4oh. Hcesin Palembanq 30126 Tebpon/Fatsirnil (071t) 3Y3I6
Website : ›n•nv.pdtekkespalembang.auld Email :
poItetkes_pakmbang@yahoo.com

LEMBAR XONSUL.TASI

NIM : PO.71.24.l .l8.032


JLtdU) : Asuhau Kcbidnan Knmpichcnsif pads Ny. A di Praktik
Man0iri Aidan Wurti)a Patembang tahun 202t
Pcmbimbing I : Hcni Sumasiri, S.Pd., M.Kes.

No, l4ari/Tanggal Materi Konsul Kcterangan Pvt


Senin, 04 Jan«ari 202t Judul I ACC /
Rabu. \ 3 Januari 202 I BAR I — RAR III I Perba kan
Jum'aL I S Januari 2021 ^ !* I I'crba Fan
4. Rabu. 20 Januari 2021 Kaut Pcngantar ACC
Rahu. 20 Janucri 202 l Daftar Pustaka ACC
6. Rabu. *0 Januari 2021 K a« B s i ccc

Sch 20 April 2O2l B•tDl | Pcrbaka» !,


8. Rabu. 28 April 202 I BABlt-III t Pcrb«kan /,
Kamis. 29 Ayril 202 I BAB IV Perbai£a« Qty
] 0. Jum”a\ 30 A pri) 2021 BAB V Perbaikan
ii. um’at, 30 April 2021 BAI3 VI Pcrba‹k»n I
i z. Seem, I D Mei 2021 Cover, 4aRar isi, ABC
abst›ak, kata penganlar
13. Daftar Pustaka ACC
Rabu, 19 Met 202 1 Kcscluruhan LTA ACC
BAB 1 - IV

Paleinbang, *0 Mci 2021


Mengetabui,
Ketua Jurussn Kebidxnao
KEMENTERIAN KESENATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUFtBER D1YA MANUSIA KESEMATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
3abn 3er<Ieral Sudlr«ian KN 3,5 Nomor l365 Camping I as}id 8h0fâ
Komplek RS Noh. Hoesln Palembang 30t26 Telepon/FaksiMll t0711) Z7310l
Website . www.poll:ekkespaIembang.ac.Id Emall : pa\tekkesVIemban9@yakoo.com

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mohasisw« : S»lsaa Rohmia


SIM : PO.71.24.\
.1g.032
Judul : Asuhan Kebidznan Komprehensif pada Ny. A di PraktiL
Mandiri i3idak Nurtila Palcmbang Tahun 2021
Pcnibinsbing II : Wita Asmalinda, SST., M.Kes.

Nc. ITori/Tsnggal Motcri Konsul Ketcrangon Paraf


in
). Scntn, 04 Jajjucri *02 T Judul ACC
ñ. Rabu. 13 Jatitiaf› 20* 1 BAB I - llAB I II P0fbatttaft
3. Jum’st. 15 Jaaoari 2021 kAB IV Perbaikao
4. Rfim20finuv202 K%a%*gan ACC
3. Rab HQ JantJari 202\ Oaftar Pustaka Parba\kan
6. Rabu, 20 Januati 2021 Keseluruan Proposal ACC ‘
BAB I - BAB IV
7. Selasa, 20 April 202 I Covet, dattn isi, Perbmkan
ainuak, kata pengantar
8 Babu, 21 April 2021 BAB I
9. Kamts, 29 April 2021 BAB IV

1 1. Jom ’aC 3O April 202 1 I’erbaikan


I2. Scoin, 17 Mn 2021 ACC
13. Seoio. 1 7 Mei 2021 Daftar PustoLa ACC
14. Rabu, 19 Met 2021 Keseluruhan LTA ACC
BAB I - IV

Palcmbang, 20 Mei 2021

2032002
SURATPERNYATAN
5«ya bcrtxnda tungon di bawxh ini Mahasiswa D-111 Kebidanan Poitckkcs
Kemsnkcs Palcmharig:

: Safsana Roh¥fflB
NIM : PO.71.24.1.18.032
Alamai : iiampung Jaq Tambang 2S I:langka Barat

Oengsn ini menyatakan bahsva seya akan melaksanakan asuhan kebidarian pada:

Nama
:N Annie
Uma
: 26 Tahun
ATamel
: 11- Lebak Mulyo RT.004 RW.DOI No.292
Data Kehamilan
ChPiAo
PMB/RS/PKM
: PMB Nurtila Pal embnng
Pembimbin2
Lahan Nwtila, Amkeb

Demikian surat pemyatuan ini soya buat untuti keperluan studi kasus

Palembang, January 2021


Yang membuat ymyataan

Satxaaa Robasia
PO.YIJ4.1.15.032
L Mg,qR peRSETUJ tlAf4 PEMBlJMBlhtG

/1ys yang bertandc tangan di bawch i0i?

«•• : Salsana Rohmia


N|M : rO.7t.24. I . I R.032
Alamal : Ka«jjung Ja1\s, Tamkang 25. Bangka Barat

Dengan ini mcnyxjukan }›crsetujuan kepacla down pcmbimbiny untuk


penyusunan Laporan Tugs Akhir (LTA) yang bcrj•a el “Asuhaa Xebidanan

Komprehcnsif pada Ny."A" di Fraktik Ofandiri Bitten Nurtila Palembung

Tshun 2fl2 t^. DCmiLvanlah alas kcscdiaan ibu, saya ucapkan tcfiITIa kasih.

I’alcmban ,*+ .lanuan 202 I

Sslsana Robniia
PO.7I.24.1.18.032
Menyclujui
,

Pembimbing I Pcmhimhing TT

Wita An0islinda, SSTT Nf.Kes


Heni Sumastri, S.Pd., Gf.Kes
MP.l97d4l22 l99H1 2 tD2
NI P.19691023 1990113 2
lEll
BUKU KIA
LEMBAR PARTOGRAF
17, osaeb 6ua . * S7. Penuun bayl6aru lahtr . ml eas g

TABEL PEKtANTAUM tt»LA iV


PERYATAAN XES DIAAN MENJADI RESPONDEN DALAIt/t KECfATA I
T'ENYELB5AIAN TUCAS AKHIR MAt7A5lMYA D III XEByDANAIq
POLTEKKES XE6'lBPfKES PAL.EMBANG

Saya yang hcrtanda tangan di bawah ini :


Nama : Annisa
Umtir : 26 Tabun
PendidYan : 5htP
Alamat : JI. Lcbak ]\duIyo RT.004 ItW.001 No.293

Setelah mendapatkan pcnjela.szn tent:ing maksxul dan tujuan serta manfaat dari
anihan kebidanan ini. Dengan ini xaya menyatakan bersedia, berpartisipasi menjadi
responden daiam pelaL-sanaan asuhan ini, yang berjudul "Asuhzn Kebidzaan
Koniprebensif pads Ny.”A” di Pr»kiik Slaodiri Bidnn Nortila Paleinbang
Tahun 202 I” dengan sukarela mcnyetujui dii£ui seriukan dan berpartisipasi dalam
asuhan tersebut dengan catalan apabila siuitu waklu me sa dirub'ikan dalam bentuk

Demiktazs pemyalaan ini saya buat tanpa ada paksd n pihak lain dan dipergunakan
sebagaJa+ana mcsbnya

Palcrcbanp Januari 202 I


CONTOH FORMAT ASUHAN KEHAMILAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. “
’’ DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
PALEMBANG TAHUN

A. WAKTU PENGKAJIAN
B. BIODATA
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

I. DATA SUBJEKTIF
a. Alasan Datang / Keluhan Utama
b. Data Kebidanan
1. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Siklus :
Lamanya :
Jumlah :
Sifat :
Teratur/Tidak :
Warna :
Disminorhea :
2. Riwayat Perkawinan
Umur waktu kawin :
Status perkawinan :
Lamanya :
Perkawinan yang :
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Tabel. 4.1
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
N Tahun Usia Penolong Komplikasi Keadaan Anak Nifas Penyulit
o. Lahir Kehamilan/
Jenis
Persalinan BB PB
JK (Kg) (cm)

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


GPA :
HPHT :
TP :
Usia Kehamilan :
ANC : TM I :
TM II :
TM III :
Tablet Fe :
Imunisasi TT :
Keluhan saat hamil : TM I :
TM II :
TM III :
5. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB :
Pernah menjadi akseptor KB :
Jenis kontrasepsi yang digunakan :
Lamanya menjadi akseptor KB :
Alasan berhenti menjadi akseptor :
Masalah atau keluhan :
c. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC, dsb) :
Penyakit keturunan (Hipertensi/Jantung/Ginjal, dsb) :
2. Riwayat penyakit yang diderita keluarga
Penyakit menular (AIDS/Sifilis/TBC, dsb) :
Penyakit keturunan (Hipertensi/Jantung/Ginjal, dsb) :
3. Riwayat operasi yang pernah dijalan :
4. Riwayat kehamilan dan Persalinan Kembar :
d. Data Kebiasaan Sehari-Hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Pagi :
Siang :
Sore :
b. Pola Minum
Air putih :
Susu :
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi :
Warna :
Keluhan :
b. BAB
Frekuensi :
Konsistensi :
Warna :
Keluhan :
3. Pola Istirahat dan Aktivitas
Malam :
Siang :
4. Personal Hygiene
Mandi :
Gosok gigi :
Ganti pakaian dalam :
e. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga :
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan :
Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan :
Rencana persalinan :

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
Kesadaran :
Tanda-tanda vital
TD :
N :
T :
RR :
Tinggi badan :
BB sebelum hamil :
BB sekarang :
Pertambahan BB :
LILA :
IMT :
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Kepala :
Muka :
Mata :
Mulut :
Leher :
Payudara :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstremitas : Atas :
Bawah :
b. Refleks patella
Kanan :
Kiri :
c. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin :
Golongan Darah :
Protein :
Glukosa :

III. ANALISA DATA


Diagnosis :

IV. PENATALAKSANAAN
CONTOH FORMAT ASUHAN BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY “ ”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
PALEMBANG TAHUN

Hari/Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
IDENTITAS BAYI
Nama :
Umur :
Tanggal/Jam Lahir :
Jenis Kelamin :
IDENTITAS ORANG TUA
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Persalinan
Anak ke :
Umur kehamilan :
Jenis persalinan :
Penolong :
BB/PB Lahir :
Komplikasi Persalinan :
3. Riwayat Kesehatan
4. Pola Nutrisi
Jenis :
Frekuensi :
Penyulit :
5. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi :
Keluhan :
b. BAB
Frekuensi :
Konsistensi :

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
TTV
N :
RR :
T :
BB :
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
Leher :
Dada :
Abdomen :
Genetalia :
Anus :
Ekstremitas Atas :
Bawah :
Kulit :
3. Pemeriksaan Antropometri
BB Lahir : LD :
PB Lahir : LK :
LiLa :

C. ANALISA
Diagnosa :

D. PENATALAKSANAAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

A. Kehamilan

B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir


C. Kunjungan Nifas
RIWAYAT HIDUP

Nama : Salsana Rohmia


NIM : PO.71.24.1.18.032
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuasin 19 Juli 1999
Agama : Islam
Alamat : Kampung Jawa, Tambang 25
Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten
Bangka Barat
Nama Orang Tua : 1. Ayah : Muhamad Nasir
2. Ibu : Tati Irma Yanti
Nama Saudara : 1. Ilham Hidayat
2. Andini Ayu Rahmawati
3. Rizky Zakiyyah Tuzzarah
Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Negeri 23 Betung
2. SMP : SMP Negeri 1 Betung
3. SMA : SMA Negeri 1 Sekayu
4. Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan Angkatan
XXI Tahun 2018-2021

Anda mungkin juga menyukai