Oleh :
Oleh
Pembuat Pernyataan
Mengetahui:
Karya Tulis Ilmiah oleh RESTI NILA SARI, NIM. P07120218081, Dengan judul
Mengetahui :
Karya Tulis Ilmiah oleh RESTI NILA SARI, NIM. P07120218081, Dengan judul
Dewan Penguji
Penguji Ketua
Mengesahkan Mengesahkan
Direktur Politeknik Kesehatan Plt, Ketua Program Studi
Kemenkes Maluku
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Karya Tulis Ilmiah ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas penghargaan
Kemenkes Maluku
Tual
4. Ns. Lusia Metubun, selaku kasubag rekam medik beserta staf yang telah
memberi izin dalam pengambilan data terkait penelitian yang akan penulis
lakukan
Anggota II
7. Ns. Rahil Metanfanuan,S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing pendamping,
9. Keluarga tercinta, Ayah, Mama, Kakak, dan Kembar aku tersyang yang tak
namun demikian tak luput dari kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
Penulis
ABSTRAK
Latar Belakang: Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk sindrom atau kumpulan
gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa perut penuh. Keluhan tersebut dapat secara bergantian dirasakan pasien atau
bervariasi baik dari segi jenis keluhan ataupun kualitasnya. Nyeri juga merupakan sensasi rumit,
unik, universal, sehingga tidak ada dua kejadian nyeri menghasilkan respon atau perasaan yang
identik pada individu. Tindakan relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan pada pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam
lmbat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimn mengembuskan nafas secara perlahan
Tujuan: Menggambarkan Asuhan Keperwatan Pada Pasien Dispepsia Dalam Pelaksanaan
Tindakan Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Di Ruang Pria RSU Karel Sadsuitubun
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode penelitian yaitu
studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 14 September-25 September 2021. Dalam studi
kasus ini menggunakan 2 pasien
Hasil: Pelaksanaan Asuhan Keperwatan Pada Pasien Dengan Dispepsia Dalam Pelaksanaan
Tindakan Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri terlaksanakan dengan baik sehingga
masalah kesehatan yang dialami pasien 1 dan pasien 2 teratasi dengan baik selama 3 hari
Kesimpulan: Asuhan Keperwatan Pada Pasien Dispepsia Dalam Pelaksanaan Tindakan
Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Di Ruang Pria RSU Karel Sadsuitubun melalui
proses keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi pada pasien 1 dan pasien 2 dapat
terlaksanakan dengan baik, hal ini ditandai dengan adanya perubahan status kesehatan pada
kedua subjek
Saran: Diharapkan bagi petugas RSU Karel Sadsuitubun untuk lebih giat dalam memberikan
pelayanan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Bagi responden untuk memperhatikan pola
makanan yang teratur hindari makanan yng menyebabkan dispepsia
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
HALAM PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTACT
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
4.3. Keterbatasan
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Hasil anamnesa
BAB 1
PENDAHULUAN
atau kumpulan gejalah yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman pada
ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh.
lambung. Dispepsia organik paling sering terjadi pada usia lebih dari 40
umum. Gejalah yang ditimbulkan kondisi ini bisa mirip dengan yang
organik yaitu ulkus peptikum lmbung atau duodenum (usus dua belas jari),
orang dewasa pernah mengalami dispepsia, dan dari data pustaka negara
barat didapatkan angka prevelensinya berkissar 7-14%, tapi hanya 10-20%
termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap dirumah sakit tahun 2010,
pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada
pria dan 15.122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk 10 besar penyakit
rawat jalan dirumah sakit tahun 2010, dispepsia berada pada urutan ke-6
dengan angka kejadian kasus sebesar 34.981 kasus pada pria dan 53.616
pada kasus wanita, jumlah kasus baru sebesar 88.599 kasus dan 163.428
rawat di RSU Karel Sadsuitubun, untuk tahun 2018 sebanyak 196 orang,
tahun 2019 sebanyak 275 orang dan tahun 2020 sebanyak 126 orang,
2017). Salah satu faktor dispepsia yaitu nyeri. Dimana nyeri sendiri
presepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka ( Barbara, 1991 )
ada dua kejadian nyeri menghasilkan respon atau perasaan yang identik
pada indifidu, secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada
pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya
Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri
kronik. Nyeri akut biasanya timbul tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik, waktunya kurang lebih enam bulan dan biasanya kurang
dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermetten yang
enam bulan atau lebih (potter & perry, 2006). Dari yang diketahui, pasien
yang mengalami penyakit dispepsia sering mengeluh rasa nyeri atau tidak
untuk nyeri pada pasien dispepsia adalah tindakan relaksasi nafas dalam
dapat menurunkan intesitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
Sadsuitubun
Sadsuitubun
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1. Pengkajian
keluarga)
ekskresi
penuaan.
nyeri.
dispepsia
ini
5). Pemerikaan fisik (head to too)
b). Mata
c). Hidung
tidak.
d). Telinga
telinga.
f). Leher
h). Abdomen
g). Genitalia
ruangan, mengidentifikasi
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan) dapat
membuat klien
nyaman
Edukasi :
1. Pemberian teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemaan
2. Dengan menjelaskan
strategi meredahkan
membantu klien
dapat mengurangi
merasa rileks
3. Untuk mengetahui
dapat mengontrol
nyeri
4. Memberikan teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemasan
Kolaborasi :
1. Pemberian analgetik
pusat
kurang dari selama 3x24 jam : maka 1. Identifikasi status dilakukan untuk
sehubungan dengan terpenuhi dengan kriteria 2. Idntifikasi elergi dan nutrisi klien sehingga
ditoleransi tepat
pasien dalam
melakukan diet
teratur
3. Dengan memberikan
makanan secara
membantu pasien
untuk meningkatkan
nafsu makan
4. Untuk dapat
meningkatkan nafsu
makan
Edukasi :
nyaman
2. Kepatuhan terhadap
kompikasi terjadinya
hiperglikemia
Kolaborasi :
1. Supaya mengetahui
dialami pasien
b.d kelemahan fisik intervensi selama 3x24 1. Identifikasi gangguan menentukan derajat
psikologis
2.1.1.3. Implementasi
2.1.1.4. Evaluasi
bahasa Yunani, “Dys” yang berarti jelek atau buruk dan “pepsia”
ulu hati, rasa mual dan kembung. Gejala ini bisa berhubungan
Taufan,2011)
adalah rasa tidak enak pada ulu hati yang berhubungan atau tidak
(Ida, 2016).
tertentu.
dinding lambung
2.2.3.2. Merokok
2.2.3.6. Alkohol
permukaan lambung
lambung.
2.2.4. Patofisiologi Dispepsia
menonjol, cepat kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut
nyeri ulu hati dan dada atau regurgitas asam lambung ke mulut.
bulan meliputi : rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual,
Dispepsia
Peningkatan
Produksi Hcl Vasolidatasi Pengelupasan
mukosa lambung
Mual
Hcl kontak dengan
Muntah mukosa Ansietas
pemeriksaan penunjang :
2.2.5.1. Tes darah
saluran pencernaan
keganasan
(Mansjoer, 2000)
(Declan, 2001)
2.2.9. Penanganan Dispepsia Secara Farmakologi
a) Antasida
asam lambung
mnghebatnya stimulasi nyeri ada tiga hal yang utama dalam teknik
relaksasi :
b. Piran beristirahat
2.3.3. Indikasi
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
berkurang
d) Cuci tangan
2.3.4.5. Dokumentasi
tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau
setiap individu (Potter & Perry, 2010). Nyeri adalah sensory yang
muncul akibat stimulus nyeri yang berupa biologis, zat kimia, panas,
(Mubarak, 2007)
antara lain :
antara lain :
2.4.4.1. Usia
anak
mengeluh nyeri)
2.4.4.3. Kultur
2.4.4.5. Perhatian
2.4.4.6. Ansietas
menjadi cemas
dan disaat ini nyeri yang sama muncul, maka ia akan lebih
mengatai nyeri
a) Distraksi
Perry, 2010)
2.4.6.2. Skala numerik
Perry, 2010).
METODE PENULISAN
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013)
Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Di Ruang Pria RSU Karel
Sadsuitubun.
penelitih atau ubjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian
(Arikanto, 2006)
dan eksklusi :
3.6.1. Observasi
3.6.2. wawancara
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
perawatan pasien.
3.7.1. Lokasi
3.7.2. Waktu
September 2021
Dalam penelitian ini, analisa data dilakukan dengan cara mengukur secara
responden.
3.9.2. Anatomty (tanpa nama)
4.1. Hasil
Pada BAB ini menguraikan tentang hasil studi kasus mengenai proses
evluasi keperawatan
sebanyak 355 orang yang terdiri dari 190 PNS, Non PNS 165.
honorer.
A. Identitas Klien :
Pendidikan S1 S1
Penanggung jawab :
Pendidikan SMA S1
T : kadang-kadang tusuk
memperberat : memperberat : T :
Sedang kadang-kadang/timbul
menerus Sedang
e. Keluhan yang
menyertai :
dirasakan terus-
menerus
menular/keturunan/kr menular/keturunan/kr
tidak ada
3 sendok)
gelas/hari – 6 gelas/hari
banyaknya ± 1 - 2 banyaknya ± 1 – 2
gelas/hari
frekuensi BAK ± 2 -
keluarganya keluarganya
Composmentis Composmentis
- N: - N : 87 x/menit mmHg
- S: - S : 36,5 ˚C - N : 8 x/menit
- - S : 36,5 ˚C
20x/menit 24x/menit
normal, tidak
menggunakan alat
kotoran/secret,
fungsi penciuman
mengunyah atau
Pergerakan leher
menggunakan alat
tekan pada
anus : organ
baik
Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan diagnostik pada Pasien Dengan
Pelaksanaan Tindakan Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi
Nyeri Di Ruang Pria RSU Karel Sadsuitubun (pasien 1 & pasien 2)
Pemeriksaan Penunjang
a. Pasien 1
MCV FI 76-96
MCH Pg 26-32
Monosit Pr : 37-47
CT 2-7 menit
BT 1-6 menit
Golongan Darah
b. Pasien 2
RDW – SD 35,4 37 – 54
a. Pasien 1
Antasida 4 x 1 tab
Perawatan :
a. Monitor TTV
b. Pasien 2
Ranitidine 1 amp / IV
Ketarolac 1 amp / IV
Perawatan :
a. Monitor TTV
Pasien 1:
DS :
- Pasien mengatakan
nafsu makan
- Wajah pasien terlihat kurang dari kebutuhan tubuh Peningkatan asam lambung
- TD : 110/70 mmHg
- S : 37,5 ˚C
- RR : 20x/menit
makan
Q : nyeri seperti
tertusuk-tusuk
hati)
S: 6-7
T : kadang-kadang
hilang/timbul
- Tampak mual
Pasien 2 :
DS :
- pasien mengatakan
meringis
- TTV ; TD : 110/70
mmHg, RR : 30 x/menit,
S : 36,5 ˚C, N : 76
x/menit
1. Pasien 1
2. Pasien 2
1 Pasien 1
nonfarmakologis 4. Dengan
dapat membantu
klien dalam
mengurangi rasa
Edukasi :
1. Pemberian teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemaan
2. Dengan
menjelaskan strategi
meredahkan nyeri
agar dapat
membantu klien
dapat mengurangi
merasa rileks
3. Untuk mengetahui
dapat mengontrol
nyeri
4. Memberikan teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemasan
kurang dari selama 3x24 jam : maka 1. Identifikasi status dilakukan untuk
Peningkatan asam terpenuhi dengan kriteria 2. Idntifikasi elergi dan nutrisi klien sehingga
lambung hasil : intoleransi makanan dapt menentukan
Teraupetik : perencanaan
2. Fasilitas pulang.
Edukasi : proses
nafsu makan
2. Dengan meberikan
pyramida makanan
dapat membantu
pasien dalam
melakukan diet
teratur
3. Dengan
memberikan
makanan secara
membantu pasien
untuk meningkatkan
nafsu makan
4. Untuk dapat
meningkatkan nafsu
makan
1. Edukasi :
nyaman
3. Kepatuhan terhadap
diet dapat
mencegah
kompikasi terjadinya
hiperglikemia
2 Pasien 2
nonfarmakologis 4. Dengan
dapat membantu
klien dalam
mengurangi rasa
2. Edukasi :
3. Pemberian teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemaan
4. Dengan
menjelaskan strategi
meredahkan nyeri
agar dapat
membantu klien
dapat mengurangi
merasa rileks
5. Untuk mengetahui
dapat mengontrol
nyeri
6. Memberikan teknik
nonfarmakologis
dapat membantu
klien dalam
mengurangi
kecemasan
4.1.2.4. Implementasi
DX
Pasien 1 Tgl 14 sepeteber 2021 Tgl 15 Sep 2021 Tgl 16 Sep 2021
Intervensi di hentkan
makanan pedas
atau asam
Pasien 2 Tgl 25 septeber 2021 Tgl 25 september 2021 Tgl 27 sep 2021
Pukul : 09:00 WIT Pukul : 09:00 WIT Pukul : 09:00 WIT
1. Mengkaji tingkat
1. Hasil P : nyeri karena
1. Hasil P : nyeri
nyeri
terlambat makan, Q :
karena terlambat
I
tertusuk-tusuk, R :
makan, Q : tertusuk-
bagian perut (ulu
tusuk, R ; bagian
hati), S : 0 – 3 (skala
perut (ulu hati), S : 0
ringan), T : kadang –
– 4 (skala sedang), Pasien pulang
kadang/hilang timbul
T : kadang – kadang intervensi dihentikan
2. Menganjurkan pasien
/ hilang timbul
untu tidak makan –
2. Menganjurkan
2. Anjurkan pasien
makanan tinggi serat
pasien untuk tidak
untuk mengatur
3. Anjurkan klien makan
mengkonsumsi
waktu makannya
sedikit tapi sering
makanan pedas dan
4. Hasil TTV :
asam,
- TD : 110/70
3. Sering makan dalm
3. Mengobservasi
mmHg
porsi yang sedikit
TTV
- S : 38,7 ˚C
4. Hasil TTV :
- N : 80 x/menit
- TD : 110/70
mmHg 5. mengajarkan teknik
- N : 80 x/menit
5. mengajarkan teknik
dalam untuk
pasien
4.1.2.5. Evaluasi
Pasien 1 Tgl 16 September 2921 tgl 16 Sep 2021 Tgl 16 Sep 2021
Jam 09:00 WIT Jam : 14:00 WIT Jam : 17:00 WIT
1. Diagnosa I
2. Diagnosa II
hari ke 2
4.2. Pembaasan
antara teori dengan fakta lapangan dalam pelaksnaan Studi Kasus seperti
dibawah ini :
4.2.1. Pengkajian
mengalami dispespia ditemukan keluha antara lain : nyeri ulu hati dan
antara lain : adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut
lain nyeri ulu hati dan mual muntah sedangkan yng tidak ditemkan
pada pasien 2 antara lain adanya gas diperut, rasa penuh setelah
pasien 1 dan pasien 2. Hal ini karena adanya perbedaan usia, sistem
4.2.2.Diagnsa Keperawatan
keperawatan pasien 1 dan pasien 2 yaitu nyeri akut b.d iritasi mukosa
elektrolit b.d adanya mual muntah, nyeri epigastrium b.d iritasi pada
dua diagnosa dari empat sesuai gejalah yang uncu, dimana karena
sasaran.
sepuluh tujuan yang akan dicapai yaitu kaji tingkat nyeri, berikan terapi
sedikit tapi sering, kaji pola makan pasien monitor take dan output
pasien, berikan makan sedikit tapi sering, kaji pola makan pasien
terdapat pada teori. Hal ini sejalan antara teori dan praktik lapangan,
dan pasien 2.
4.2.4. Implementasi Keperawatan
TTV, pantau haluran tiap jam dan dokumentasikan, berikan makan tapi
sering, kaji makan pasien, monitor intake dan output secara priodik.
kerja sama yang baik dari keluarga yang menjadi studi kasus.
masalah nyeri akut b.d iritasi pada mukosa lambung dan gangguan
berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil : tidak terjadi nyeri akut,
dan pasin tidak meringis menahan sakit lagi. Pada pasien 1 pda
pasien mengatakan sudah tida nyeri ulu hati lagi, udah makan sedikit
pasien.
dilapangan. Hal ini terjadi karena tujuan dan standar penilaian dibuat
secara baik dan mudah diukur baik tingkat kognitif, efektif maupun
psikomotor dari pasien serta adanya dukungan dan kerja sama yang
4.3. Keterbatasan
Dalam penulisan Karya Tulis Tulis Ilmiah ini penulis menemui beberapa
4.3.1. Saat pengkajin sampai dengan evluasi tidak dapat dilkukan secara
hasil penulisan
4.3.2. sumber buku yang digunakan tidak terlalu banyak sehingga kenyataan
dengan teori.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
dan pasien 2 (Tn.N) dapat terlaksanakan dengan baik, hal ini ditandai
serta adanya dukungan kerja sama dari keluarga kedua subjek penelitian
5.2. Saran
teknik relaksasi nafas dalam untu kenguragi nyeri pada pasien dengan
dispepsia
Rani, A. A., Jacobus, A., 2011. Buku Ajar Gastrointerologi, In: Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing. 55-
65
Rohman, N., & Walid, S., (2016). Proses Keperawatan teori dan aplikasi.
Jogjakarta : ISBN.