Anda di halaman 1dari 135

Usulan Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN


HIPERTENSI MELALUI EDUKASI PEMBERIAN DIET RENDAH GARAM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OHOIJANG WATDEK

Oleh:

Antonia Andrea Ohoilulin


P07120218051

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2021
Usulan Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN


HIPERTENSI MELALUI EDUKASI PEMBERIAN DIET RENDAH GARAM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OHOIJANG WATDEK

Usulan Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Suatu Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Kesehatan Pada
Program Studi Keperawatan Tual Jurusan Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Oleh:

Antonia Andrea Ohoilulin


P07120218051

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2021
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ANTONIA ANDREA OHOILULIN
NIM : P07120218051
Program Studi : Keperawatan Tual
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil atau pikiran

saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Langgur, ………….2021
Pembuat Pernyataan

Antonia Andrea Ohoilulin


NIM. P07120218051

Mengetahui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep Ns.YohanisLefta,S.Kep.,M.Kep


NIP. 19720723 199203 2 001 NIP. 19740327 199703 1 003
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh ANTONIA ANDREA OHOILULIN, NIM. P07120218051, Dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI MELALUI PEMBERIAN EDUKASI DIET RENDAH GARAM DI
Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek’’ telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Langgur, ………………2021

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep Ns.YohanisLefta,S.Kep.,M.Kep


NIP. 19720723 199203 2 001 NIP. 19740327 199703 1 003
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Usulan Karya Tulis Ilmiah oleh ANTONIA ANDREA OHOILULIN, NIM. P07120218051,
Dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI MELALUI PEMBERIAN EDUKASI DIET
RENDAH GARAM DI Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek’’ telah
dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal,……….2021.

Dewan Penguji
Penguji Ketua

Ns.Rahel Metanfanuan,S.Kep.,M.Kes
NIP. 19710317 199503 2 001

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep Ns.YohanisLefta,S.Kep.,M.Kep


NIP. 19720723 199203 2 001 NIP. 19740327 199703 1 003

Mengesahkan Mengetahui

Direktur Politeknik Kesehatan KetuaProgramStudiKeperawatanTual


Kemenkes Maluku

Hairudin Rasako, S.KM.,M.Kes Ns. Lucky H.Noya,S.Kep.,M.Kep


NIP. 19641205 198903 1 002 NIP. 19690618 199603 1 001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul ‘’Asuhan

Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Dengan Hipertensi Melalui Pemberian

Edukasi Tentang Diet Rendah Garam Di Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek’’.

Karya tulis ilmiah ini, disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

ujian akhir program (UAP) pada pendidikan program studi keperawatan tual poltekes

kesehatan kemenkes maluku.

Penulis menyadari bahwa rampungnya usulan penelitian ini karena adanya

dukungan serta bantuan dari beberapa berbagai pihak secara material maupun moril

untuk itu perkenankan penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada yang terhormat:

1. Hairudin Rasako, S.KM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Maluku, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Program Studi

Keperawatan Tual.

2. Antonius F.F Batilmurik, A.Md.Kep, selaku kepala puskesmas watdek yang, telah

mengizinkan penulis mengambil data awal dan sebagai tempat penelitian.

3. Ns. Lucky H.Noya, S.Kep.,M.Kep, selaku ketua program studi keperawatan tual

4. Ns.Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes, selaku penguji utama yang, telah

memberika saran, masukan dan arahan sejak Usulan hingga ujian Usulan karya

tulis ilmiah ini.

5. Ns.Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep, selaku pembimbing utama sekaligus penguji

anggota II
6. Ns.Yohanis Lefta, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing pendamping sekaligus

penguji anggota I, yang telah memberikan saran, masukan dan arahan sejak

Usulan hingga ujian karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh staf dosen dan pegawai program studi keperawatan tual yang selalu

memberikan motivasi dan semangat selama proses penelitian ini.

8. Orang tua, kakak, adik dan semua keluarga besar, yang senantiasa memberikan

kasih sayang, motivasi dan doa kepada penulis sehingga penulis mampu

melewati semua rintangan selama proses pendidikan di program studi

keperawatan tual.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan Nervus 18 dan seluruh sahabat-sahabat

tercintayang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah inii

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik saran

yang bersifat membangun dalam meningkatkan mutu Karya Tulis Ilmiah. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan semoga Tuhan Yang

Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Langgur,.....................2021

Penulis
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI MELALUI PEMBERIAN EDUKASI TENTANG DIET RENDAH GARAM DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS OHOIJANG WATDEK.

Antonia Andrea Ohoilulin


(2021)
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
Program Studi Keperawatan Tual

Pembimbing Utama : Ns.Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep

Pembimbing Pendamping : Ns.Yohanis Lefta, S.Kep.,M.Kep

Kata Kunci : Hipertensi, Diet Rendah Garam

Latar Belakang: Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140
mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg Pada umumnya hipertensi tidak
mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon atau peningkatan
tekanan perifer. diet untuk pasien hipertensi diet rendah garam. Diet rendah garam
dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi,
Tujuan: Mengambarkan Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga
Dengan Hipertensi Melalui Pemberian Edukasi Tentang Diet Rendah Garam Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek.
Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode penelitian
yaitu studi kasus yang di laksanakan pada tanggal 29-29 juli 2021. Dalam studi kasus ini
menggunakan 2 pasien.
Hasil: masalah keperawatan yang muncul adalah defisit pengetahuan

Kesimpulan: Masalah keperawatan yang muncul pada kedua subjek sudah mengerti
tentang diet rendah garam pada pasien hipertensi

Saran: Diharapkan kepada Puskesmas dapat mengelolah pasien hipertensi lebih baik
agar dapat mencegah terjadinya komplikasi

Pustaka: 25 buah (2016-2011)


ABSTRACT

Nursing Care To A Family Member With Hypertension Through Education About A Low
Salt Diet In The Work Area Of The Ohoijang Watdek Puskesmas.

Antonia Andrea Ohoilulin

(2021)

Maluku Health Polytechnic


Tual Nursing Study Program

Main Advisor : Ns.Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep

Advisor : Ns.Yohanis Lefta, S.Kep.,M.Kep

Keywords : Hypertension, Low Salt Diet

Background : Hypertension is an increase in systolic blood pressure of about 140


mmHg or diastolic pressure of about 90 mmHg. In general, hypertension has no specific
cause. Hypertension occurs in response or increased peripheral pressure. Diet
hypertensive patients is a low-salt diet. A low-salt diet can help lower blood pressure in
people with hypertension,

Objective : To describe nursing care for a family member with hypertension through the
provision of education about a low salt diet in the work area of the Ohoijang Watdek
Health Center.

Methods : The design of this study is descriptive using a research method, namely a
case study which was carried out on 29-29 July 2021. In this case study, 2 patients were
used.

Result : the nursing problem that arises is a knowledge deficit

Conclusion : Nursing problems that arise in both subjects already understand about a
low-salt diet in hypertensive patients

Suggestion: It is hoped that the Puskesmas can manage hypertension patients better in
order to prevent complications

Libraries: 25 pieces (2016-2011)


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN……………………………………………………i

HALAMAN SAMPUL DALAM……………………………………………………ii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN………………………………………………..iii

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………...iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………………………………………......v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………viii

DAFTAR lAMPIRAN………………………………………………………………..x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………........xi

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN dan ISTILAH………………………..xii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………3

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..4

1.3 Tujuan Studi Kasus………………………………………………….4

1.4 Manfaat Studi Kasus………………………………………………...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………5

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi…...22

2.2 Konsep Keluarga……………………………………………………27

2.3 Konsep Hipertensi..........…………………………………………..31

2.4 Konsep Diet Rendah Garam………………………………………35

2.5 konsep pendidikan kesehatan……………………………………42

BAB 3 METODE STUDI KASUS……………………………………………….43

3.1 Rancangan Studi Kasus……………………………………………43

3.2 Subjek Studi Kasus…………………………………………………44


3.3 Fokus Studi Kasus………………………………………………….44

3.4 Defenisi Operasional……………………………………………….45

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..………45

3.6 Instrumen Pengumpulan Data……………………………..……..45

3.7 Pengumpulan Data…………………………………............…….46

3.8 Analisa Data……………………………………………….......…...46

3.9 Penyajian Data..........................................................................46

3.10 Etika Studi Kasus.....................................................................47

BAB 4 HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN…………………………48

4.1 Hasil Studi Kasus……………………………………………………49

4.1.1 Pengkajian…………………………………………………….57

4.1.2 Analisa Data…………………………………………………..76

4.1.3 Diagnosa Keperawatan……………………………………...77

4.1.4 Perencanaan………………………………………………….87

4.1.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan…………………91

4.2 Pembahasan………………………………………………………..91

4.2.1 Pengkajian……………………………………………………92

4.2.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………..93

4.2.3 Intervensi……………………………………………………..94

4.2.4 Implementasi…………………………………………………94

4.2.5 Evaluasi……………………………………………………….95

4.3 Keterbatasan………………………………………………………..95

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………..96

5.1 Kesimpulan………………………………………………………….96

5.2 Saran………………………………………………………………..99

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 kriteria dan skor asuhan keperawatan keluarga

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Keluarga

Tabel 2.3 Evaluasi menggunakan SOAP secara operasional

Tabel 2.4 Secara klinis derajat hipertensi

Tabel 2.5 Makanan yang boleh dimakan dan tidak

Tabel 2.6 jadwal menu diet rendah garam

Tabel 4.1 Identitas Kepala Keluarga

Tabel 4.1.2 Komposisi Keluarga

Tabel 4.2.Tipe Keluarga

Tabel 4.3 Suku Bangsa

Tabel 4.4 Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

Tabel 4.5 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tabel 4.6Lingkungan Rumah Keluarga

Tabel 4.7Struktur Keluarga

Tabel 4.8 Fungsi Keluarga

Tabel 4.9 Stres dan Koping Keluarga

Tabel 4.10Harapan Keluarga

Tabel 4.11Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.12 Analisa Data

Tabel 4.13 Hasil Skoring

Tabel 4.14 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.15 Perencanaan

Tabel 4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan (Infomed Consent)

Lampiran 3 Format Pengkajian Keluarga

Lampiran 4 Leaflet Nutrisi Pada Pasien Hipertensi

Lampiran 5 Jadwal Penelitian

Lampiran 6 Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 7 Daftar Konsul

Lampiran 8 Dokumentasi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Arti lambang:

1. / = atau
2. % = persen
3. °c = derajat selsius
4. ≥ = lebih dari atau sama dengan
5. () = kolom
6. ≤ = kurang dari
Singkatan:

1. WHO = World Health Organization


2. IPPA = Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
3. mmHg=Milimeter air raksa
4. gr =Gram
5. mg = Magnesium
6. na = Natrium
7. ca = Kalium

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional individu mempunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Keluarga mempunyai tugas di

bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam

bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) yaitu

mengenal masalah dalam kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan yang

tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

atau mengusahakan suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada di masyarakat. tugas keluarga tersebut harus selalu dijalankan.

apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru

akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.

Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga adalah

hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg

atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg ( Nurarif A.H. dan Kusuma H 2016). Pada

umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi

sebagai respon peningkatan cardic output atau peningkatan tekanan perifer. faktor

pencetus terjadinya diperkirakan multifaktoral yang timbul terutama karena interaksi

faktor-faktor resiko tertentu yaitu diet dan asupan garam, stres, obesitas, merokok,

usia dan kurang aktivitas fisik, jenis kelamin dan genetik riwayat keluarga (Sudoyo,

2009). Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam

jumlah yang tinggi, misalnya monosodium glutamate (MSG), dapat menaikan

tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebihan

(Tanumang, 2012).
Masalah keperawatan pada hipertensi adalah penurunan curah jantung, nyeri

akut, kelebihan volume cairan, dan intoleransi aktivitas serta resiko jatuh. Dan

dilakukan penanganan yaitu pantau tekanan darah sebelum dan sesudah aktivitas,

menghindari stres, pantang makanan pencetus tekanan darah meningkat, ciptakan

lingkungan yang nyaman, istirahat yang cukup, olaragah yang teratur (Nurarif Amin

Huda, 2016)

Menurut Hanson (2005 dalam Kaakinen, Gedaly, Coehlo, & Hanson, 2010)

Asuhan Keperawatan Keluarga adalah sebuah seni dan ilmu pengetahuan tentang

cara berpikir dan bekerja sama dengan keluarga ketika salah satu anggota memiliki

masalah kesehatan.

Menurut Almatesier S (2014) diet untuk pasien hipertensi yaitu diet rendah

garam. Diet rendah garam dapat membantu menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi, anjuran pembatasan konsumsi garam dapur yaitu 6 gram

setara dengan 1 sdt sehari. Asupan natrium yang berlebihan terutama dalam bentuk

natrium klorida dapat menyebabkan hipertensi.

Penatalaksanaan pencegahan dan pengobatan pada hipertensi dapat

dilakukan dengan melakukan kegiatan fisik (olaragah) secara aktif, menurunkan

atau mengendalikan berat badan, mengurangi konsumsi alkohol, diet rendah

garam, mengurangi stres, dan berhenti merokok (Aji et al.,2015).

Dukungan sosial keluarga sering memainkan peran vital dalam diri pasien

hipertensi. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu

yang memiliki hubungan erat satu sama lain. keluarga memberikan dukungan

dalam pemilihan dan persiapan makanan membantu pasien untuk mengikuti

perilaku yang di anjurkan (misalnya diet rendah garam) mendukung pasien dalam

kepatuhan diet rendah garam (Padila, 2012).


Di tahun 2020 sekitar 1,56 milyar orang dewasa hidup dengan hipertensi.

Dua per tiga di antaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan

rendah dan sedang (WHO, 2020).

Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan prevalensi hipertensi

tertinggi di dunia, Prevalensi hipertensi akan terus meningkat, dan diprediksi pada

tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di dunia terkena serangan hipertensi.

Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥

18 tahun yaitu sebesar 25,8% (WHO, 2013).

Berdasarkan data dari Puskesmas Watdek jumlah penderita hipertensi pada

tahun 2018 sebanyak 975 orang, tahun 2019 sebanyak 968 orang dan pada tahun

2020 sebanyak 809 orang (Data PKM Watdek, 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan klien hipertensi hasil didapat, klien

mengonsumsi garam dengan takaran yang tidak sesuai dan tidak teratur, kadang

garam dilebihkan sampai 1 sendok teh penuh.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

studi kasus tentang “asuhan keperawatan pada salah satu anggota keluarga

dengan hipertensi melalui pemberian edukasi tentang diet rendah garam di wilayah

kerja Puskesmas Watdek”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada salah satu

anggota keluarga dengan hipertensi melalui pemberian edukasi tentang diet

rendah garam di wilayah kerja Puskesmas ohoijang Watdek?”

1.3 Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan Asuhan keperawatan pada salah satu anggota keluarga

dengan hipertensi melalui pemberian edukasi tentang diet rendah garam di

wilayah kerja Puskesmas ohoijang Watdek.

1.4 Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1.4.1 Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya penderita hipertensi

tentang diet rendah garam

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam meningkatkan

program pelayanan keperawatan keluarga terutama dalam pemberian

edukasi tentang diet rendah garam pada hipertensi agar mencegah sedini

mungkin.

1.4.3 Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada salah satu anggota

keluarga dengan hipertensi dalam pemberian diet rendah garam.


BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga adalah: suatu rangkaian kegiatan yang diberikan

melalui praktik keperawatan pada keluarga, untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnose keperawatan keluarga,

perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan

(Friedman, 2010).

2.1.1 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya (Friedman, 2010).

Sumber informasi dari tahapan pengkajian, Hal-hal yang perlu di kaji

dalam keluarga adalah:

2.1.1.1. Identitas pasien

1) Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

a) Nama kepala keluarga (KK)

b) Alamat dan telepon

c) Pekerjaan kepala keluarga

d) Pendidikan kepala keluarga

e) Komposisi Keluarga

f) Genogram Keluarga
Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga

generasi (keluarga inti dan keluarga asal orang tua

keluarga inti).

g) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis

tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah

yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

h) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait

dengan kesehatan.

i) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

j) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh

pendapatan baik dar kepala keluarga maupun anggota

keluarga lannya. Selain itu status sosial ekonomi

ditentukan pula oleh kebutuhan yang dikeluarkan

keluarga sertabarang-barang yang dimiliki oleh

keluarga siapa yg mengatur keuangan.

k) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja

keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi

tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton


televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2.1.1.2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan

anak tertua dari keluarga ini.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi :

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti :

Menjelaskan riwayat keluarga pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

keluarga perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan

penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan

yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

2.1.1.3. Riwayat keluarga sebelumnya :

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

2.1.1.4. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas

rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,

pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,


jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air

minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karateristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan

fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya

setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga dengan kebiasaan berpindah

tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauh

mana interaksinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas

mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

dari masyarakat setempat.

2.1.1.5. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota

keluarga. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota

keluarga mengendalikan dan mempengaruhi.


2) Struktur peran

Menjelaskan peran dari anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

3) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut.

2.1.1.6. Fungsi Keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota,

perasaan dimiliki dalam keluarga dan bagaimana keluarga

mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga

belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Hal-hal yang di kaji sejauh mana keluarga melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yg tepat.

c) Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui

keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplisi,

prognosa dan cara perawatannya).

d) Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat


4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah Berapa juamlah anak ,Bagaimana keluarga

merencanakan jumlah anggota keluarga Metode apa yang

di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga

5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan.

2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang

ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status

kesehatan keluarga

2.1.1.7. Stress dan Koping keluarga

1) Stresor Jangka pendek

Stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan.

2) Stresor jangka panjang

yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu lebih dari 6 Bulan

3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap

situasi /stressor

4) Strategi koping yang di gunakan


Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

5) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan

bila menghadapi permasalahan.

6) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode

yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan

pemeriksaan fisik klinik.

7) Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

8) Analisa data

a) Data

Data terdiri dari data subyektif dan data obyektif dengan

mengacu pada tanda dan gejala yang dialami oleh masing-

masing anggota keluarga.

b) Kemungkinan penyebab/etiologi

Kemungkinan penyebab yang bersumber dari lima tugas

keperawatan keluarga.

c) Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan didapatkan berdasarkan kesimpulan data

yang tertulis pada pengelompokan data. Sifat masalah sesuai

kategori dari keluhan penyakit atau masalah yang dialami oleh

masing- masing anggota keluarga. Sifat masalah keperawatan


keluarga terdiri dari masalah aktual, resiko/resiko tinggi, dan

potensial/ keadaan sejahtera (Setiadi, 2008).

9) S kala Prioritas

Tabel 2. 1 : Skala untuk menentukan prioritas Asuhan

Keperawatan Keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978 dalam

Friedman M, 2010)

2.1 Tabel kriteria dan skor asuhan keperawatan keluarga

NO Kriteria Score Bobot

1 Sifat masalah 1
Skala : Tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat dirubah 2


Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah 1


Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring:

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2. Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Skor x Bobot =
Angka tertinggi

3. Jumlahkan skor semua kriteria.


2.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga adalah: suatu pernyataan yang

menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan

pola) dari individu atau kelompok di mana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan menurunkan, mencegah,dan merubah (Hedman, T. 2011).

Adapun daftar diagnosa keperawatan Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia 2017 yang sesuai dengan studi kasus peneliti adalah sebagai

berikut:

a) Defisit Pengetahuan

Adapun rumusan diagnosa keperawatan keluarga Aktual sesuai dengan

kasus penelitian, antara lain:

1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami oleh anggota

keluarga karena sakit hipertensi

2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengambil keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga

dengan hipertensi dalam pemberian edukasi diit rendah garam

3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

memberikan perawatan yang tepat bagi anggota keluarga yang

mengalami hipertensi dengan pemberian edukasi diit rendah garam

4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

memberikan pengetahuan tentang hipertensi dengan pemberian

edukasi diit rendah garam


5) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di daerahnya untuk

meningkatkan status kesehatan anggota keluarga.

b) Risiko defisit Nutrisi

Adapun rumusan diagnosa keperawatan keluarga Resiko sesuai dengan

kasus penelitian, yaitu: Resiko (ancaman kesehatan) resiko tinggi

terhadap perubahan nutrisi yang tidak adekuat berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah penurunan sistem

tubuh.

c) Kesiapan peningkatan pengetahuan

2.1.3 Intervensi (Perencanaan)

Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga,

dengan merumuskan tujuan,mengidentifikasi strategi intervensi alternatife

dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak

atau standar tetapi di rancang bagikeluarga tertentu dengan siapa perawat

keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).


Tabel Intervensi Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Defisit pengetahuan berhubungan Tujuan: Setelah Setelah diberikan Verbal 1. Keluarga menyetujui 1. Kontrak dengan
dengan ketidak mampuan keluarga dilakukan tindakan keperawatan untuk melakukan keluarga
mengenal edukasi diit rendah garam edukasi berupa selama 3x30 tindak pada waktu
yang dialami oleh anggota keluarga pemberian diit menit, keluarga mampu yang disepakati 2. Kaji tingkat
karena sakit hipertensi rendah garam 1.Mengetaui diit rendah pengetahuan pasen
agar keluarga garam pada penyakit 2. Keluarga belum
mengetahui apa itu dan keluaraga tentang
dan pasien hipertensi dan cara
semakin paham diet yang benar: hipertensi dan penyakit hipertensi
tindakan apa yang
 Pengetian harus dilakukan  Menjelaskan
hipertensi keluarga pengertan hipertensi
 Penyebab  Menjelaskan
hipertensi 3. Keluarga dan klien penyebab
dapat menjelaskan menjelaskan gejala
 Gejala hipertensi
tentang: hipertensi
 Menejelaskan tanda
 Pengertian dan gejalah
hipertensi adalah hipertensi
peningkatan  Membantu keluarga
tekanan darah dan pasien untuk
sistolik sedikitnya
memutusankan
140 mmHg atau
tekanan diastolik melaksanakan
sedikitnya 90 tindakan pemberian
mmHg diet rendah garam
untuk mengatasi
 Penyebab hipertensi
hipertensi
meningkatnya
resistensi
pembuluh darah
perifer

 Tanda dan gejala


hipertensi adlah
sakit kepala,
lemas, nyeri dada
sesak nafas

 memberikan diet
rendah garam
dalah tindakan
untuk mencegah
hipertensi

2. Membuat Afektif 1. Edukasi pemberian 1. Berikan dukukangn


keputusan diet rendah garam atas keputusan yang
yang tepat adalah untuk diambil keluarga
bagaimana mengatur pola
cara untuk makan dengan baik 2. Berikan kesempatan
merawat bagi pasien
keluarga bertanya.
anggota hipertensi
keluarga
yang
mengalami
hipertensi
dengan
pemberian
edukasi diet
rendah
garam
3. Memberikan Psikomotor 1. Keluarga melakukan 1. Menjelaskan dan
perawatan berupa pemberian diet mendemonstrasikan
pemberian edukasi rendah garam pada memberikan edukasi
diet rendah garam
pasien hipertensi cara pemberian diet
sesuai edukasi yang rendah garam
telah diberikan
2. Bersama keluarga
mengatur diet rendah
garam pada pasien
4. Memodifikasi Pengetahu 1. Keluarga 1. Memotovasi keluarga
lingkungan rumah an dan memodifikasikan untuk menciptakan
yang sehat dan Afektif lingkungan dengan lingkungan rumah yang
bersih untuk
cara: aman nyama untuk
mencegah penyakit
hipertensi mencegah penyakit
 Membersihkan hipertensi pada
dalam rumah dan anggota keluarga
lingkungan rumah lainnya

 Membuat ruang
senyaman
mungkin

 Membuat ruangn
terhindar dari
suara musik yang
keras dan
keributan

5. Menggunakan Afektiv 1. Merekomendasi 1. Mengkaji kebiasaan


fasilitas kesehatan kepada Keluarga keluarga
untuk mendapatkan untuk menggunakan menggunakan fasilitas
perawatan dan
puskesmas watdek kesehatan terdekat
pengobatan bagi
anggota keluarga untuk memeriksa
keluarga 2. Memotivasi keluarga
yang sakit hipertensi
untuk secara rutin
memeriksakan
kesehatan keluarga di
puskesmas dan rumah
sakit.

3. Meminta keluarga
membawa anggota
keluarga yang sakit
hipertensi untuk
dirawat dirumah sakit
bila kondisi kesehatan
tidak membaik
2.1.4 Implementasi (Pelaksanaan)

Tahap implementasi/tahap pelaksanaan keperawatan keluarga adalah suatu

proses aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di

dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan, Keluarga di

didik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkanya

melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk : mengenal

masalah kesehatannya, mengambilkeputusan berkaitan dengan persoalan

kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi

kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga

serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Friedman, 2010).

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut:

2.1.4.1 Menstimulasikan pengetahuan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara:

1) Menentukan metode yang tepat untuk pemberian diet rendah garam

2) Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimal pemberian

diet rendah garam

2.1.4.2 Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara:

1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan yang

dilakukan

2.1.4.3 Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara:

1) Mendemonstrasikan cara pemberian diet rendah garam

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah


3) Mengawasi keluarga melakukan pemberian diet rendah garam

2.1.4.4 Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat dengan cara:

1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan

keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal

mungkin.

2.1.4.5 Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara:

1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan

keluarga.

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada.

2.1.5. Evaluasi

2.1.5.1 Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian

untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun

rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak

dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk dapat

dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan

keluarga (Herdman, T. 2011).

Tabel Evaluasi menggunakan SOAP secara operasional:

S Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara

subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya :

keluarga mengatakan panasnya berkurang

O Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif


setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya :suhu

badan menjadi turun

A Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu

pada tujuan yang terkait dengan diagnosis

P Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon

dari keluarga pada tahapan evaluasi .

Tabel 2.3 Evaluasi menggunakan SOAP secara operasional:

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian

Keluaraga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup Bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam

Achjar, 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,

atau suami istri dan anak-anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU

No.10 dalam APD Salvari, 2013).

2.2.2 Karakteristik Keluarga

Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut.

2.2.2.1 Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi.

2.2.2.2 Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka

tetap memperhatikan satu sama yang lain.

2.2.2.3 Anggota keluarga berinteraksi atau sama lain dan masing-masing

mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak, dan adek.

2.2.2.4 Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya

dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.


2.2.3 Bentuk atau tipe keluarga

Bentuk keluarga menurut Friedman, Marilyn M (2010)

2.2.3.1 Keluaraga inti (Nuclear Family)

Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh

dari keturunannya, adopsi atau keduanya.

2.2.3.2 Keluarga besar (Extended Family)

Keluarga ini ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).

2.2.3.3 Keluarga bentukan Kembali (Dyadic Family)

Keluarga baru yang dibentuk dari pasangan yang bercerai atau

kehilangan pasangannya.

2.2.3.4 Orang tua tunggal (Single Parent Family)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anaknya

akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

2.2.3.5 Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried

Teenage Mother).

2.2.3.6 Orang dewasa (laki-laki dan perempuan) yang tinggal sendiri tanpa

pernah menikah (The Single Adult Living Alone).

2.2.3.7 Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The

Non Marital Heterosexsual Cobabiting Family).

2.2.3.8 Keluaraga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(Gay And Lesbian Family).

2.2.3.9 Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family),

karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam

satu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI

dalam Achjar,2010).
2.2.4 Struktur Keluarga

Menurut APD Salvari (2013), struktur keluaraga sebagai berikut.

2.2.4.1 Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

2.2.4.2 Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu.

2.2.4.3 Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

2.2.4.4 Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

2.2.5 Ciri-Ciri Keluarga

Ciri-ciri keluarga menurut Salvari, APD (2013) adalah :

2.2.5.1 Terorganisir adalah saling berhubungan, saling ketergantungan

antara anggota keluarga.

2.2.5.2 Ada keterbatasan adalah setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya masing-masing.

2.2.5.3 Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.

2.2.6 Tugas Keluarga di bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluaraga mempunyai tugas

di dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan.


Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan

(Friedman, dalam Achjar, 2010).

2.2.6.1 Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya

perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluaraga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu

segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan

seberapa perubahannya.

2.2.6.2 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siap diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga

maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika

keluarga mempunyai keterbatasan agar meminta bantuan orang

lain dilingkungan sekitar keluarga.

2.2.6.3 Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cact atau usianya

terlalu mudah. Perawat ini dapat dilakukan di rumah apabila

keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk

memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi (Suparyanto, 2012).

2.2.6.4 Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya personal

hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang


dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang

dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata

lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak pada

kesehatan keluarga.

2.2.6.5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan

keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan,

keberadaan fasilitas kesehatan, adakah pengalaman yang kurang

baik dipersepsikan keluarga.

2.2.7 Pemegang kekuasaan dalam keluarga

Pemegang kekuasaan dalam keluarga menurut APD Salvari (2013) adalah:

2.2.7.1 Patrikal

Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah pihak ayah.

2.2.7.2 Matrikal

Yaitu dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

pihak ibu.

2.2.7.3 Equaltarial

Yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan

ibu.

2.2.8 Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut APD Salvari (2013), dimensi dasra struktur keluarga sebagai berikut

2.2.8.1 Pola dan proses komunikasi

a) Bersifat terbuka dan jujur

b) Selalu menyelesaikan konflik keluarga

c) Berpikiran positif

d) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri


2.2.8.2 Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan dapat bersifat format dan informat.

Peranan dalam keluarga terdiri dari ayah,ibu, dan anak.

2.2.8.3 Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan

atau mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain kearah

positif.

Nilai-nilai keluarga

1) Nilai, merupakan suatu system, sikap dan kepercayan yang

secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman

perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

2) Norma, adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan sistem niai dalam keluarga.

3) Budaya, adalah kumpulan dari perilaku yang baik yang dapat

dipelajari, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan

masalah

2.3 Konsep Dasar Hipertensi

2.3.1 Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit

lain seperti penyakit saraf,ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi

tekanan darah makin besar resikonya (sylvia A.price).


2.3.2 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan

1) hipertensi primer (esensial)

disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui

penyebabnya. faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik,

lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem renin. faktor-faktor

yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

2) Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

sindromcushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi Pada Usia Lanjut Dibedakan Atas:

a) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari

90mmHg.

b) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90mmHg.

Table klinis derajat hipertensi

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1(ringan) 140-159 90-99
Grade2(sedang) 160-179 100-109
Grade3(berat) 180-209 100-119
Grade4(sangat berat) >210 >120
Table 2.4 Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan

2.3.3 Patofisiologi hipertensi

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan secara

akut yang disebabkan oleh gangguan sirklus,yang berusaha


mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang revleks

kardiovaskuller melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang beraksi

segera.

Kestabilan tekanan darah jangka panjang di pertahankan oleh sistem yang

mengatur jumlah cairan yang melibatkan organ terutama ginjal.

1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah

Aterosklerosi adalah kelainan pada pembuluh darah yang di tandai

dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. aterosklerosi

merupakan proses multifaktoral.terjadi inflamasi pada dinding

pembuluh darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolestrol,

produk sampah seluler kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam

lapisan pembuluh darah, pertumbuhan disebut plak.

2) Sistem renin-angiotestin

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I angiotensin II inilah yang memiliki

peranan kunci dalam menaikan tekanan darah melalui dua aksi utama.

a) Meningkatkan sekresi (ADH) dan rasa haus.dengan

meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekresikan keluar

tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.

b) Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk

mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara

mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.

3) Sistem saraf simpatis

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor,pada medula di otak. dari pusat


vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah

ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia

simpatis di toraks.

2.3.4 Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

1) Tidak ada

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa.hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2) Gejala yang lazim

Sering di katakan bahwa gejala yang lazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan Beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu

a) Mengeluh sakit kepala, pusing

b) Lemas, kelelahan

c) Sesak nafas

d) Gelisah

e) Mual

f) Muntah

g) Epistaksis

h) Kesadaran menurun

2.3.5 Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium

a) Hb/Ht

b) BUN/Kreatinin
c) Glucosa

d) Urinalisa

2) CT SCAN

3) EKG

4) IUP

5) Photo dada

2.3.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan terapi

farmakologi terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi

pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi

alkohol. Terapi farmakologis dapat diberikan anti hipertensi tunggal

maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi tunggal maupun

kombinasi pemilihan obat anti hipertensi dapat di dasari ada tidaknya

kondisi khusus (komorbid maupun komplikasi).

Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut:

1) penurunan berat badan

2) mengurangi asupan garam

3) diet rendah garam

4) olaragah

5) mengurangi konsumsi alkohol

6) berhenti merokok

2.4 Konsep Diet Rendah Garam

2.4.1 Defenisi diet rendah garam

Menurut Almatesier S (2014) diet untuk pasien hipertensi yaitu diet

rendah garam. Diet rendah garam dapat membantu menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi, anjuran pembatasan konsumsi garam dapur


yaitu 6 gram setara dengan 1 sdt sehari. Asupan natrium yang berlebihan

terutama dalam bentuk natrium klorida dapat menyebabkan hipertensi.

Sedangkan menurut Sandjaja Dkk (2009) dalam kasus gizi pelengkap

kesehatan keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan pola makan dan

konsumsi makanan dan minuman yang dilarang, dimodifikasi atau

diperbolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang

diderita, kesehatan dan penurunan berat badan. Dalam ilmu kimia, garam

adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif

(anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam

terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa,garam asam (Kurlansky, 2002).

Menurut Burharudin (2001), secara fisik, garam adalah benda padatan

berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan

bagian terbesar natrium cholidra (>80%) serta senyawa lainnya seperti

magnesium cholidra, magnesium sulfat, calsium chlorida, dan lain-lain. garam

mempunyai sifat /karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air,

bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat

suhu 801°C. Diet rendah garam adalah diet yang mengandung makanan

yang terdiri dari bahan makanan yang rendah natrium seperti yang terdapat

dalam garam dapur, soda kue, baking powder & fistin monosodium glutamat

(MSG) Dalimartha (2008).

2.4.2 Macam-macam diet rendah garam

1) Diet Rendah Garam I (200-400 Mg Na)

Dalam pemasakan tidak di tambahkan garam dapur sama sekali, hindari

makanan tinggi natrium dan diet ini diberikan pada penderita hipertensi berat

(systole> 180,diastole >110 mmHg).

Contoh menu:
Pagi: nasi 1 gelas belimbing (70 gr), telur 1 butir (50 gr), sayuran ½ gelas (50

gr), minyak ½ sdk makan (5gr), gula pasir 1 sdk makan( 10gr).

Siang dan sore: nasi 2 gelas belimbing ( 140 gr), daging 2 potong (50gr),

sayuran ¼ gelas(75 gr), 1 buah pisang (75gr), minyak 1 sdk makan (10gr).

2) Diet rendah garam II (600-800mg Na)

Pemberian makan sehari sama dengan diet rendah garam dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sendok garam dapur

(2gr).makanan ini di berikan pada penderita odema,asitesi dan hipertensi

sedang (systole 160-179mmHg, diastole 100-110mmHg).

Contoh menu:

Pagi : nasi, telur rebus, tumis kacang panjang, sayur lodeh, pepaya

atau semangka.

Siang : nasi, ikan acar, telur bacem, pisang

Sore: nasi, daging, tempe kering, sayuran.

3) Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)

Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I, dalam

pemasakannya boleh diberikan 1 sendok garam dapur (4gr). makanan ini

diberikan pada penderita hipertensi ringan (systole 140-160mmHg, diastole

90-99mmHg). Untuk mempertinggi cita rasa dapat digunakan gula, cuka,

bawang merah/bawang putih Dalimartha (2008).

2.4.4.Syarat dan bahan makanan diet rendah garam

Syarat untuk diet rendah garam adalah:

1) Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

2) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit

3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi

garam dan air/ hipertensi


2.4.5 Cara diet rendah garam

Cara diet rendah garam yang bisa anda lakukan untuk menjaga kadar garam

yang sesuai dalam tubuh anda menurut WHO 2012 yaitu 2400 mg natrium

setiap harinya adalah sebagai berikut:

a) Gunakan bahan makanan yang segar. jauhi makanan yang

di proses terlebih dahulu seperti sosis, makanan kaleng

ataupun telor asin.

b) Kurangi penggunaan garam, bumbu penyedap, terasi dan

kecap saat masak.

c) Untuk mengganti rasa asin dalam masakan anda bisa

menggunakan gula atau cuka pada masakan anda. Tomat

segar pada sup atau gunakan bumbu kare bumbu gulai dan

bumbu rawon. anda juga bisa menggunakan bahan rempah

lain sesuai selera anda seperti jahe, kunyit.

d) Makan makanan anda selagi hangat agar aroma

masakannya masih segar sehingga menutupi rasa asin

yang kurang terasa.

2.4.6 Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan

Table Makanan Yang Boleh Dan Tidak Boleh Dimakan

Bahan makanan Boleh diberikan Tidak boleh diberikan

Sumber hidrat arang Beras, kentang, singkongRoti, biskuit, dan kue yang
di masak dengan dan
soda
Sumber protein hewan Daging, ikan, telur Otak, keju, abon dan
makanan yang diawetkan
dengan garam.
Sumber protein nabati Semua kacang dan Keju,kacang tanah dan
hasilnya yang di olah hasilnya yang di masak
tanpa garam dengan garam
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang di awetkan
dari garam
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah yang di awetkan dari
segar garam dapur
Lemak Minyak,margarin tanpa Margarin dan mentega
garam biasa
Bumbu Semua bumbu segar dan Garam dapur, baking
kering yang tidak powder, soda kue, kecap,
mengnandung garam tauco
dapur
Minuman Teh dan minuman botol Coklat
ringan

Table.2.5 Makanan Yang Boleh Dimakan Dan Tidak

2.4.6 Jadwal Menu Diet Rendah Garam

Table.2.6. Jadwal Menu Diet Rendah Garam

HARI WAKTU

Pagi07.00 10.00 siang 12.00 16.00 20.00

1 Nasi goreng Sari buah segar Nasi, bening Buah Nasi, laksa
Sayur ketimun pepaya serabut
ayam
2 Mi hokian Ketimun, Nasi,sayur Jus Nasi, tumis
nangka bubur,bakwan mentimun tahu,
kentang

3 Nasi goreng Singkong manis Nasi, sayur Mix fruit Nasi,tempe


kunyit rica rodo jus kukus cabai
hijau

4 Nasi, tempe Talam ubi Nasi, Jus Nasi,kukus


pesmol kangkung belimbing telur bumbu
bumbu kare, semur
prekedel
jagung
5 Orak arik Talam nangka Nasi, tumis Sari Nasi, tumis
Bening ikan tongkol seledri buncis
soun Sari seledri campur wortel bintik
Talam campur
nangka
2.5 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.5.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri

keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatanya melalui kegiatan

pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidikan (Suliha,

ddk,2002).

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya

persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau

melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah

suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan

yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran.

2.5.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan (Nursalam Dan Efendi, 2008) yaitu:

terjadi perubahan sikkap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup

sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

2.5.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3

kelompok, yaitu:

a) Sasaran Primer (Primary Target)

masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segalah.

Upaya pendidikan atau promosi kesehatan. sesuai dengan

permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokan


menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil

dan menyusui untuk masalah KIA(kesehatan ibu dan anak) dan juga

sebagainya.

b) Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat tokoh

agama, tokoh adat, dan sebagainya.

c) Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Parah pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat

pusat, maupun daerah.

2.5.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi menurut

Fitriani (2011) yaitu:

a) dimensi sasaran

b) dimensi tempat pelaksanaan

c) dimensi tingkat pelayanan kesehatan

2.5.5 langkah-langkah dalam pendidikan kesehatan

menurut Swanson dan Nies dalam Nursalam dan Efendi (2008)

ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan

pendidikan kesehatan, yaitu:

a) tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi

tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan

dilakukan oleh pendidik kesehatan dan juga merupakan kunci penting

untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan mengetahui

sasaran atau pesan yang disampaikan.


Tindakan perawat yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:

1) Review data yang berhubungan dengan kesehatan, keluhan,

kepustakaan, media masa, dan tokoh masyarakat.

2) Cari data baru melalui wawancara, fokus grup (dialog masalah

yang dirasakan).

3) Bedakan kebutuhan sasaran dan presepsi terhadap masalah

kesehatan, termasuk identifikasi sasaran.

4) Identifikasi kesenjangan pengetahuan kesehatan.

5) Tulis tujuan yang spesifik, dapat dilakukan, menggunakan prioritas,

dan ada jangka waktu.

6) Kaji sumber-sumber yang tersedia (dana, sarana,dan manusia).

b) Tahap II. Memilih saluran dan materi/media.

Pada tahap pertama diatas membantu untuk memilih saluran yang

efektif dan materi yang releven dengan kebutuhan sasaran. Saluran

yang dapat digunakan adalah melalui kegiatan yang ada

dimasyarakat. Sedangkan materi yang digunakan disesuaikan dengan

kemampuan sasaran.

Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah:

1) Identifikasi pesan dan media yang digunakan.

2) Gunakan media yang sudah ada atau menggunakan media

baru.

3) Pilihlah saluran dan caranya.

c) Tahap III. Mengembangkan materi dan uji coba

Materi yang ada sebaiknya diuji coba (diteliti ulang) apakah

sudah sesuai dengan sasaran mendapat respon atau tidak.


Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah:

1) Kembangkan materi yang relevan dengan sasaran.

2) Uji terlebih dahulu materi dan media yang ada. Hasil uji coba

akan membantu apakah meningkatkan pengetahuan, dapat diterima,

dan sesuai dengan individu.

d) Tahap IV, implementasi

Merupakan tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan.

Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1) Bekerja sama dengan organisasi yang ada dikomunitas agar

efektef

2) Pantau dan catat perkembanganya .

3) Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan.

e) Tahap V, mengkaji efektifitas

Mengkaji kefektifan program dan pesan yang telah disampaikan

terhadap perubahan perilaku yang diharapkan. Evaluasi hasil

hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu (panjang/pendek)

yang telah ditetapkan

f) Tahap VI, umpan balik untuk evaluasi program

Langkah ini merupakan tanggung jawab perawat terhadap

pendidikan kesehatan yang telah di berikan. Apakah perlu diadakan

perubahan terhadap isi pesan dan apakah telah sesuai dengan

kebutuhan sasaran. Informasi dapat memberikan gambaran tentang

kekuatan yang telah digunakan dan kemungkinan adanya modifikasi.


Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengan kebutuhan

2) Modifikasi strategi bila tidak berhasil.

3) Lakukan kerja sama lintas sektor dan program.

4) Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan

kesehatan yang telah dilakukan.

5) Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan

a. Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan

kesehatan.

2.5.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pendidikan

kesehatan.J.Guilbert dalam Nursalam dan Efendi (2008) mengelompokan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan:

a) Faktor materi atau hal yang dipelajari yang meliputi kurangnya

persiapan,kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh

pemberi materi.

b) Faktor lingkungan, dikelompokan menjadi dua yaitu:

1) Lingkungan fisik yang terdiri atas suhu,kelembaban udara, dan

kondisi tempat belajar.

2) Lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya serta

representasi.

2.5.7 Media dalam pendidikan kesehatan

a) Media cetak

1) Booklet

2) Leaflet

3) Flyer (selebaran)

4) Flip chart (lembar balik)


5) Rubrik /tulisan-tulisan

6) Poster

7) Foto

b) Media elektronik

1) Televisi

2) Radio

3) Video

4) Slide

5) Film strip

c) Media papan bill board

Papan/ bill board yang dipasang ditempat umum dapat dipakai dan diisi

dengan kata pesan dan informasi.

2.5.8 strategi dan metode pendidikan kesehatan

a. strategi pendidikan kesehatan

strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara

yang dipilih untuk menyampaikan materi dalam lingkungan

pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup

dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman

belajar pada klien (Ririn,2013)

b. Metode pendidikan kesehatan

Menurut notoatmodjo (20003) metode pendidikan kesehatan dibagi

menjadi:

1) Metode pendidikan individu. Metode ini bersifat individual

digunakan untuk membina perilaku atau membina seseorang

yang mulai tertarik untuk melakukan sesuatu perubahan perilaku

Bentuk pendekatan ini antara lain:


a) Bimbingan dan penyuluhan

b) Wawancara

2) Metode pendidikan kelompok Metode tergantung dari besar

sasaran kelompok serta pendidikan formal dari sasaran.

a) Kelompok besar

Kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan

lebih dari 15. metode yang baik untuk kelompok besar

adalah:

1) Ceramah

2) Seminar

b) Kelompok kecil

Jumlah sasaran kurang dari 15 orang, metode yang cocok

adalah :

1) Diskusi kelompok

2) Curah pendapat

3) Bola salju

4) Memainkan peran

5) Simulasi

3) Metode pendidikan masa

Metode ini menyampaikan pesan – pesan kesehatan yang

ditujukan untuk masyarakat umum. beberapa contoh metode

ini antara lain:

a) Ceramah umum

b) Pidato atau diskusi melaluli media elektronik.

c) Simulasi dialog antar pasien dengan dokter/petugas

kesehatan tentang suatu penyakit


BAB 3

METODOLOGI PENULISAN

3.1. Rancangan Studi Kasus

Desain peneliti merupakan rencana peneliti yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai

tujuan penelitian.

Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif dalam

bentuk studi kasus dengan hipertensi pemberian edukasi tentang diet rendah garam di

wilayah kerja puskesmas ohoijang watdek

3.2. Subjek Studi Kasus

Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau

subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian (Arikunto,2006).

Subjek pada studi kasus ini adalah salah satu anggota keluarga dengan hipertensi

melalui pemberian edukasi tentang diet rendah garam di wilayah kerja puskesmas

ohoijang watdek. Pada studi kasus ini, subjek penelitian yang akan diteliti sebanyak 2

subjek dengan kriteria:

3.2.1. Kriteria inklusif

3.2.1.1. Keluarga dengan salah satu anggota yang hipertensi

3.2.1.2. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya hipertensi dan

bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas watdek

3.2.1.3. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya mengidap hipertensi

yang dapat berkomunikasi dengan baik.

3.2.1.4. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya menderita hipertensi

yang bersedia menjadi responden.


3.2.2. Kriteria eklusif

3.2.2.1. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya menderita hipertensi

3.2.2.2. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya menderita dan tidak

bertempat tinggal diwilaya kerja puskesmas watdek

3.2.2.3. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya menderita hipertensi

yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

3.2.2.4. Keluarga dengan salah satu anggota keluarganya menderita hipertensi

yang tidak bersedia menjadi responden.

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus identik dengan variable penelitian yaitu perilaku yang memberikan

nilai berbeda terhadap sesuatu (Nursalam, 2011). Fokus studii kasus dalam penulisan

ini adalah hipertensi dengan pemberian diet rendah garam diwilayah kerja Puskesmas

Watdek

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan

digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudahkan

pembaca dalam menggantikan makna penelitian (Setiadi, 2013).

3.4.1. Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu tindakan keperawatan yang

diberikan secara langsung kepada pasien dengan keluarga untuk memnuhi

kebutuhannya yang dilakukan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan

tahap evaluasi keperawatan.

3.4.2. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

3.4.3. Hipertensi bisa disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat
3.4.4. Diet rendah garam pengaturan pola makan yang sesuai dengan tujuan

seseorang melakukan pengaturan makan tersebut.

3.5. Tempat dan Waktu Penelitian

3.5.1. Tempat

Rencana penelitian di wilayah kerja Puskesmas ohoijang watdek

3.5.2. Waktu

Rencana penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2021

3.6. Instrumen Pengumpulan Data

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen yaitu lembar pengkajian dan

lembar observasi yang digunakan oleh institusi. Data yang diperoleh dari  suatu

pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidence) dari suatu

penelitian.

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancari

langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung

(Hidayat, 2008). Pada studi kasus iini sumber data di peroleh dar wawancara

terhadap klien dan keluarga.

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen yaitu lembar pengkajian

danlembar observasi yang digunakan oleh institusi. Data yang diperoleh

dari  suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti

(evidence) dari suatu penelitian.

3.7.2 Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode pengumpulan data dengan

cara melakukan pengamatan secara langsug kepada responden penelitian untuk

mencari perubahan hal – hal yang diteliti (Hidayat, 2008). Pada studi kasus ini
observasi dan pemeriksaan fisik menggunakan pendekatan IPPA (inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi) pada semua system tubuh klien.

3.8 Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara mengukur secara sistematis

pedoman pengkajian, selanjutnya memproses data dengan tahapan pengkajian, analisa

data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan

evaluasi. Penyajian data dilaporkan dalam bentuk Asuhan Keperawatan

3.9 Penyajian Data

Penyajian data merupakan penelitian yang dilakukan melalui berbagai bentuk dari

data yang sudah terkumpul dan diolah dan disajikan serta di bahas dalam bentuk

tekstular atau verbal.Penyajian data dijabarkan dalam bentuk narasi untuk mengetahui

hasi lpenelitian (Notoatmodjo,2010). Hasil dari penelitian studi kasus ini akan disusun

dalam bentuk narasi secara mendalam dan terperinci tentang asuhan keperawatan

pada salah satu anggota keluarga dengan hipertensi pemberian edukasi tentang diet

rendah garam diwilayah kerja puskesmas watdek.

3.10 Etika Studi Kasus

Menurut Notoatmodjo (2010), masalah penelitian keperawatan sangat penting karena

penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia sehingga perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

3.10.1 InformenConcent (Lembaran Persetujuan)

Informenconcent merupakan lembaran persetujuan yang akan di teliti agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian .bila responden tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati hak-hak responden (Form persetujuan

menjadi partisipi dan Informed concent, lampiran 2 dan 3).


3.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan nama responden penelititi dan mencantumkan

nama responden dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data.

3.10.3 Confedentially (Kerahasiaan)

Semuainformasi yang sudah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak

yang terkait dengan peneliti.


BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Hasil studi kasus tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal

29 juni sampai 29 juli 2021 di wilayah kerja puskesmas ohoijang watdek. Asuhan

keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi keperawatan. Data yang didapatkan dari hasil

wawancara sedangkan data penunjang adalah dokumen puskesmas ohoijang

watdek.

Tempat penelitian subjek 1 di kelurahan ohoijang, saat penulis melakukan

kunjungan rumah, keluarga menerima kehadiran peneliti dengan sikap ramah dan

kooperatif di teras rumah. Rumah pasien terletak di kelurahan ohoijang dengan

jenis rumah permanen jumlah kamar ada 6, ruangan tamu 1, ruangan nonton 1,

ruangan makan 1, ruangan dapur 1, kamar mandi 1. Pecahannya di dalam rumah

baik, lantai bersih, rumah memiliki plavon. Setiap pertemuan dengan pasien

dilakukan di teras rumah.

Tempat penelitian subjek 2 di pokarina desa langgur, saat penulis melakukan

kunjungan rumah, keluarga menerima kehadiran peneliti dengan sikap ramah dan

kooperatif di teras rumah. Rumah pasien terletak di pokarina dengan jenis rumah

permanen jumlah kamar ada 3, Ruangan tamu 1, ruangan nonton 1, ruangan

makan 1, ruangan dapur 1, kamar mandi 1. Pencahayaan di dalam rumah baik,

lantai bersih, rumah memiliki plavon. Setiap pertemuan dengan pasien dilakukan

di teras rumah.
Puskesmas ohoijang watdek meliputi kelurahan ohoijang sampai ohoi faan

ada 3 poskesdes, yang terdiri dari poskesdes ohoibun, poskesdes faan dan

wearlilir. Jumlah posyandu sebanyak 19 posyandu yang terdiri dari: kelurahan

ohoijang watdek memiliki 11 posyandu, ohoi langgur 6 posyandu, ohoi faan 1

posyandu dan ohoi wearlilir 1 posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan yang ada

di puskesmas ohoijang watdek terdiri dari dokter PNS 1 orang, dokter PTT 2

orang, S1 kesehatan masyarakat PNS 1 orang, S1 farm 1 orang tenaga kontrak,

ners S1 keperawatan 1 orang, tenaga perawat PNS: 20 orang, tenaga perawat

honorer 4 orang, bidan PNS: 4 orang, tenaga gizi 4 orang, tenaga kesling 2 orang,

SMA 1 orang, cleaning service 1 orang tenaga honorer.

4.1.2 Pengkajian Data Umum

Tabel 4.1 Identitas Kepala Keluarga

Subjek 1 Subjek 2

Nama : Ny. A.U Nama : Tn. Y.O

Umur : 52 Thn Umur : 71 Thn

Agama : Katholik Agama : Katolik

Suku : Kei Suku : Kei

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buru Kasar

Alamat : Ohoijang Pantai Alamat : Pokarina

Identitas Penanggung Jawab Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. V.W Nama : Ny. M.R

Umur : 52 Thn Umur : 71 Thn

Agama : Katolik Agama : Katolik

Suku : Kei Suku : Kei

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Sopir Pekerjaan : IRT


Alamat : Ohoijang Pantai Alamat : Pokarina

Hubungan dengan pasien: suami Hubungan dengan pasien: istri

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 memiliki latar belakang pendidikan yang sama pada kepala

keluarga yaitu SMA.

2. komposisi keluarga

Tabel 4.2 komposisi keluarga

Subjek 1 Subjek 2

1. Nama :Ny.A.U 1. Nama :Tn.Y.O

L/P :Perempuan L/P :Laki-Laki

Usia :52 Tahun Usia :71tahun

Hub.Keluarga :Istri Hub.Keluarga :Suami

Pendidikan :Sma Pendidikan :Sma

Pekerjaan :Ibu RT Pekerjaan :Buruh Kasar

Status Kesehatan :Sakit Status Kesehatan :Sakit

2. Nama :Tn. Y.W 2. Nama :Tn .R.O

L/P : Laki-Laki L/P :Laki-Laki

Usia :23 Tahun Usia :47 Tahun

Hub.Keluarga :Anak Hub.Keluarga :Anak

Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA

Pekerjaan :- Pekerjaan : -

Status Kesehatan :Sehat Status Kesehatan :Sehat

3. Nama :An.A.W 3. Nama :Ny .A.O

L/P :Laki-Laki L/P :Perempuan

Usia :19 Tahun Usia :43 Tahun

Hub.Keluarga :Anak Hub.Keluarga :Anak


Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA

Pekerjaan : - Pekerjaan :-

Status Kesehatan :Sehat Status Kesehatan :Sehat

4. Nama :An.Y.W 4. Nama :Tn.C.O

L/P :Perempuan L/P :Laki-Laki

Umur :15 Tahun Umur :45 Tahun

Hub.Keluarga :Anak Hub.Keluarga :Anak

Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA

Pekerjaan :- Pekerjaan :Buruh Bangunan

Status Kesehatan :Sehat Status Kesehatan :Sehat

5. Nama :An.T.W 5. Nama :Tn.H.O

L/P :Perempuan L/P :Laki-Laki

Umur :13 Tahun Umur :39 Tahun

Hub.Keluarga :Anak Hub.Keluarga :Anak

Pendidikan :SMP Pendidikan :SMP

Pekerjaan : - Pekerjaan :Buruh Bangunan

Status Kesehatan :Sehat Status Kesehatan :Sehat

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai komposisi keluarga yang sama yakni subjek 1

mempunyai 4 anak dan subjek 2 mempunyai 4 orang anak.


3. Genogram

Subjek 1

Ket: : laki-laki : perempuan

: laki-laki meninggal : perempuan meninggal

: subjek -------- : tinggal serumah


Subjek 2

ket:

: laki-laki meninggal : :perempuan : subjek

: laki-laki : perempuan ------ : tinggal serumah


4. Tipe keluarga

Tabel 4.4. Tipe keluarga

Subjek 1 Subjek 2

1. Tipe keluarga: nuclear family 1. Tipe keluarga: nuclear famili

2. Masalah yang terjadi dengan tipe 2. Masalah yang terjadi dengan tipe
tersebut: terkadang terjadi tersebut: terkadang terjadi
pertengkaran antara suami dan istri pertengakaran antara suami dan
dikarenakan masalah ekonomi istri dikarenakan sifat suami

Penjelasanya

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai tipe keluarga yang sama yaitu

nuclear family tetapi terdapat perbedaan pada masalah yang terjadi dengan

tipe tersebut.

4. Suku bangsa

Tabel 4.5. Suku bangsa

Subjek 1 Subjek 2

1. Asal suku bangsa: kei - 1. Asal suku bangsa: kei -

Indonesia Indonesia

2. Budaya yang berhubungan 2. Budaya yang berhubungan

dengan Ny.A mengatakan dengan kesehatan Tn.Y

bahwa selalu membersihkan mengatakan bahwa selalu

rumah dan lingkungannya membersihkan rumah dan

agar terhindar dari penyakit lingkungan sekitar agar


terhindar dari penyakit.

Penjelasanya

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai kesamaan pada asal suku bangsa

dan budaya yang berhubungan dengan kesehatan.

5. Status sosial dan ekonomi keluarga

Tabel 4.6 Status sosial dan ekonomi keluarga

Subjek 1 Subjek 2

1. Anggota keluarga yang mencari 1. Anggota keluarga yang

nafkah: Tn.V mencari nafkah: Tn.Y

2. Penghasilan per bulan: tidak 2. Penghasial per bulan: tidak

menentu menentu

3. Harta benda yang dimiliki: 3. Harta benda yang dimiliki:

televisi, motor dan rumah televisi, motor dan rumah

4. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap 4. Kebutuhan yang dikeluarkan

bulan: tidak menentu tiap hari: tidak menentu

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai status sosial dan ekonomi keluarga

yang sama yaitu terdapat penghasilan yang tidak menentu, harta benda yang

dimiliki sama dan kebutuhan yang dikeluarkan tidak menentu dari subjek 1 dan

subjek 2
6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Table 4.7 riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Subjek 1 Subjek 2

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: 1. Tahap perkembangan keluarga

tahap perkembangan keluarga Ny.A saat ini: tahap perkembangan

yaitu keluarga dengan anak dewasa keluargan Tn.Y yaitu keluarga

dengan anak dewasa


2. Tahap perkembangan keluarga yang

belum menyeimbangkan kebebasan dan 2. Tahap perkembangan keluarga

tanggung jawab untuk anak-anaknya yang belum menyeimbangkan

kebebasan dan tanggung jawab


3. Riwayat kesehatan saat ini
untuk anak-anaknya
- Riwayat kesehatan saat ini bahwa
3. Riwayat kesehatan saat ini
anggota keluarga Tn.V yaitu Ny.A

mempunyai masalah kesehatan yakni - Riwayat kesehatan saat ini

Hipertensi. bahwa anggota keluarga Tn.Y

yang mempunyai penyakit


- Penyakit keturunan: Tn.V memiliki
turunan
penyakit keturunan dan istrinya

mempunyai penyakit keturunan yang di - Riwayat kesehatan masing-

wariskan dari orang tuanya. masing anggota keluarga:

- Riwayat kesehatan masing-masing 1. Nama :Tn.Y

anggota keluarga:
Umur :71 Tahun

1. Nama :Tn.V
BB :50kg

Umur :52 tahun


BB :60 kg Keadaan Kes :Baik

Keadaan kes :Baik Imunisasi :-

Imunisasi :- Masalah Kes:Sakit

Masalah kes :sehat 2. Nama :An.R

2. Nama :An.Y Umur :47 Tahun

Umur :23 Tahun BB :60kg

BB :50 Kg Keadaan Kes:Baik

Keadaan Kes :Baik Imunisasi :Imunisasi

Lengkap
Imunisasi :Imunisasi Lengkap

Masalah Kes:Sehat
Masalah Kes :Sehat

3. Nama :An.A
3. Nama :An.A

Umur :43 Tahun


Umur :19 Tahun

BB :50 Kg
BB :48kg

Keadaan Kes:Baik
Keadaan Kes :Baik

Imunisasi :Imunisasi
Imunisasi :Imunisasi Lengkap
Lengkap
Masalah Kes :Sehat
Masalah Kes:Sehat
4. Nama :An.Y
4. Nama :An.C
Umur :15 Tahun
Umur :45 Tahun
BB : 45kg BB : 58kg

Keadaan Kes :Baik Keadaan Kes:Baik

Imunisasi :Imunisasi Imunisasi :Imunisasi

Lengkap Lengkap

Masalah Kes :Sehat Masalah Kes:Sehat

5. Nama :An.T 5. Nama :An.H

Umur :13 Tahun Umur :39 Tahun

BB :44 Kg BB : 51kg

Keadaan Kes :Baik Keadaan Kes:Baik

Imunisasi :Imunisasi Lengkap Imunisasi :Imunisasi

Lengkap
Masalah Kes :Sehat

Masalah Kes :Sehat

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai pendidikan dan tahap perkembangan

keluarga yang berbeda

7. Lingkungan rumah keluarga

Table 4.8 lingkungan rumah keluarga


Subjek 1 Subjek 2

a. Karakteristik rumah a. Karakteristik rumah:

1. Luas rumah: 11,20 m2 1. Luas rumah: 9x16m2

2. Tipe rumah: permanen 2. Tipe rumah: permanen

3. Kepemilikan: pribadi 3. Kepemilikan: pribadi

4. Jumlah kamar: 6 kamar 4. Jumlah kamar: 3 kamar

5. Ventilasi jendela: cukup dengan 5. Ventilasi jendela: cukup dengan

terdapat ventilasi di setiap kamar dan terdapat ventilasi di setiap kamar

rungan lainnya dan ruang lainnya

6. Pemanfaatan ruangan: baik 6. Pemanfaatan ruangan: baik

7. Sumber air: PAM 7. Sumber air: PAM

8. Kamar mandi: terdapat 1 kamar mandi 8. Kamar mandi: terdapat 1 kamar

menyatuh dengan WC mandi menyatuh dengan WC

9. Sampah: pembuangan diangkut 9. Sampah: pembuangan diangkut

oleh mobil sampah


oleh mobil sampah

b. Mobilisasi geografis keluarga:


b. Mobilisasi geografis keluarga: keluarga

Tn.V sebelumnya tidak pernah berpindah Keluarga Tn.Y telah lama tinggal di

tempat tinggal. daerah kei

Penjelasanya:

Pada pengkajian keluarga terdapat perbedaan yaitu pada luas rumah antara subjek 1

dan subjek 2
9. Struktur keluarga

Table 4.9 struktur keluarga

Subjek 1 Subjek 2

Pola komunikasi keluarga di antara Pola komunikasi keluarga di antara

anggota keluarga terbina hubungan anggota keluarga terbina hubungan yg

yang harmonis harmonis

a. Struktur kekuatan keluarga: a. Struktur kekuatan keluarga:

merupakan nuclear family yang merupakan nuclear family yang

terdiri dari ayah ibu dan anak-anak terdiri dari ayah ibu dan anak-anak

b. Struktur peran keluarga: b. Struktur peran keluarga

1. Tn.V 1. Tn.Y.O

- Peran informal: Tn.V sebagai - Peran informal: Tn.Y

orang yang dihormati dan sebagai sebagai orang yang

orang yang mengambil keputusan dihormati dan orang yang

mengambil keputusan
- Peran formal: menjadi kepala

keluarga suami ayah. - Peran formal: menjadi

kepala keluarga suami


2. Ny.A
ayah.
- Peran informal: Ny.A sebagai
2. Ny.M
orang penyayang terhadap anak-

anaknya - Peran informal: Ny.M

sebagai orang penyayang


- Peran formal: sebagai ibu rumah
terhadap anak-anaknya
tangga,istri dan ibu - Peran formal: sebagai ibu

rumah tangga
3. An.Y

3. An.R
- Peran informal: sebagai anak

pertama - Peran informal: sebagai anak

pertama
- Peran formal: sebagai pelindung

- Peran formal: An.R berperan


4. An. A
sebagai pelindung
- Peran informal: sebagai anak
4. An.A
kedua

- Peran informal: sebagai


- Peran formal: sebagai penghibur
anak kedua
5. An.Y
- Peran formal: sebagai
- Peran informal: sebagai anak ketiga penghibur

- Peran formal: sebagai penghibur 5. An.C

6. An. T - Peran informal: sebagai anak

- Peran informal: sebagai anak ketiga

keempat - Peran formal: sebagai

- Peran formal: sebagai penghibur penghibur

d. Nilai dan norma keluarga: nilai dan 6. An.H

norma yang berlaku dalam keluarga - Peran informal: sebagai


menyesuaikan dengan agamanya anak keempat

- Peran formal: sebagai


penghibur

d. Nilai dan norma keluarga: nilai dan

norma yang berlaku dalam keluarga

menyesuaikan dengan ajaran

agamanya.

Penjelasanya:

Pada struktur keluarga antara subjek 1 dan subjek 2 terdapat persamaan pada struktur

kekuatan dalam anggota keluarga yaitu pada pasien 1 mempunyai 4 anak dan pasien

2 mempunyai 4 anak.

10. Fungsi keluarga

Table 4.10 fungsi keluarga

Subjek 1 Subjek 2

a. Fungsi afektif: keluarga cukup a. Fungsi afektif: dalam keluarga

rukun dan perhatian dalam saling mendukung antara

membina hubungan rumah suami dan istri

tangga
b. Fungsi sosial:

b. Fungsi sosial:
1. Kerukunan hidup

1. Kerukunan hidup dalam dalam keluarga

keluarga: rukun dengan baik kerukunan terjaga

dengan baik.
2. Interaksi berhubungan dalam

keluarga: interaksi 2. Interaksi berhubungan

berhubungan dengan dalam keluarga


keluarga sangat baik interaksi dalam

keluarga baik
3. Anggota keluarga yang

dominan dalam 3. Anggota keluarga

berkeputusan: Tn.V yang dominan dalam

sebelumnya berkomunikasi mengambil keputusan

dengan istri. adalah Tn.Y

4. Kegiatan keluarga waktu 4. Kegiatan di waktu

luang: menghabiskan waktu luang: istirahat dan

bersama anak dan istri menghabiskan waktu

bersama istri
c. Fungsi perawatan kesehatan

c. Fungsi perawatan kesehatan:


1. Mengenal masalah

kesehatan: Ny.A 1. Mengenal masalah

mengatakan belum kesehatan: Ny.M

mengetahui pemakaian mengatakan bahwa di

garam dimasakan dan lingkungan rumah itu

Ny.A mengatakan sering sangat penting untuk

pusing tetap menjaga

kesehatan anggota
2. Mengambil keputusan
keluarga.
mengenai tindakan yang

tepat: keluarga Tn.V saat 2. Mengambil keputusan

ada anggota keluarga mengenai tindakan

yang sakit ringan yang tepat: keluarga

langsung pergi ke Tn.Y saat ada anggota

puskesmas untuk berobat. yang sakit langsung di


3. Merawat anggota bawah ke puskesmas

keluarga yang sakit: untuk berobat

keluarga Tn.V saat ini ada


3. Merawat anggota
anggota keluarga yang
keluarga yang sakit
mengalami sakit yaitu
adalah Tn.Y yang
hipertensi sejak 3 tahun.
mengalami hipertensi.
Keluarga Tn.V sudah

membawa Ny.A ke 4. Memelihara

puskesmas untuk di lingkungan rumah

lakukan pemeriksaan. yang sehat:

lingkungan rumah
4. Memelihara
Ny.M terlihat bersih
lingkungan rumah yang
dan rapi
sehat lingkungan rumah

Ny. A terlihat bersih dan 5. Menggunakan

tertata dengan baik pelayanan kesehatan:

Tn.Y mengatakan jika


5. Menggunakan
ada keluarga yang
pelayanan kesehatan di
sakit mereka akan
masyarakat: Ny.A
pergi ke puskesmas
mengatakan jika ia
untuk meakukan
merasa badanya lemas
pengobatan.
baru ia pergi ke

puskesmas. d. Fungsi reproduksi: keluarga

Tn.Y sudah tidak mau untuk


d. Fungsi reproduksi:keluarga
memiliki keturunan lagi di
Tn.V dan Ny.A tidak
karenakan usia mereka sudah
memikirkan untuk mempunyai
anak lagi beranjak tua.

e. Fungsi ekonomi:Tn.V bekerja e. Fungsi ekonomi: Tn. Y sudah

sebagai sopir mobil dan bisa tidak bekerja dan hanya

memenuhi kebutuhan menerima uang pensiun yang

ekonomi keluarganya. di miliki Ny.M untuk

memenuhi kebutuhan

keluarga

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai fungsi keluarga yang berbeda-beda

yaitu terletak pada fungsi afektif dan fungsi sosial, sehingga dapat

mempengaruhi dalam keluarga masing-masing

11. Stres dan koping keluarga

Table 4.11 stres dan koping keluarga

Subjek 1 Subjek 2

a. Stresor jangka pendek: a. Stresor jangka pendek:

keluarga Ny.A ingin anak- keluarga Tn.Y ingin agar

anak sehat anak-anaknya selalu sehat

b. Stresor jangka panjang: b. Stresor jangka panjang:

keluarga Ny.A berharap keluarga Tn.Y berharap

kedepanya anak-anaknya kedepannya anaknya menjadi

bisa menjadi anak yang anak baik dan bisa membuat

mandiri dan sukses orang tua bangga

c. Respon keluarga terhadap c. Respon keluarga terhadap


stresor: jika ada masalah stresor: keluarga Tn.Y selalu

keluarga menyelesaikan menyelesaikan masalah

secara terbuka atau bersama dengan istrinya

berunding bermusyawarah
d. Strategi koping: Tn.Y dan
dan mengambil keputusan
istrinya selalu berdiskusi jika
dalam keluarga adalah suami
terjadi masalah di dalam
sebagai kepala keluarga.
keluarga

d. Strategi koping:

menyelesaikan secara

terbuka atau berunding

bermusyawarah dan

mengambil keputusan

Penjelasanya:

Antara subjek 1 dan subjek 2 mempunyai stresor dan koping keluarga yang

berbeda-beda yaitu terletak pada stresor jangka panjang yaitu subjek 1

menginginkan agar anaknya hidup mandiri dan sukses pada subjek 2

menginginkan agar anaknya menjadi anak yang baik dan bisa membuat

orang tua bangga

12. Harapan keluarga

Table 4.12 harapan keluarga

Subjek 1 Subjek 2

a. Terhadap masalah a. Terhadap masalah

kesehatan: Ny.A berharap kesehatan: keluarga Tn.Y

agar ia bisa sembuh dari berharap agar keluarganya


penyakitnya dan tidak lagi di tidak mengalami penyakit

alami oleh anaknya yang sama dan lebih

waspada serta menjaga


b. Petugas kesehatan yang
kesebrsihan
ada:keluarga Tn.V berharap

agar petugas memberikan b. Petugas kesehatan yang

pelayanan dengan baik ada:keluarga Tn.Y berharap

agar petugas kesehatan yang

ada mampu memberikan

pelayanan kesehatan yang

baik dan sama rata.

Penjelasanya:

Harapan keluarga antara subjek 1 dan subjek 2 memiliki harapan yang sama

yaitu selalu berharap agar anggota keluarganya tidak mengalami penyakit yang

sama yang di derita oleh mereka.

13. Pemeriksaan fisik

Table 4.13 pemeriksaan fisik

Subjek 1

No Jenis Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga

Istri An.1 An.2

1. Kesadaran Composmentis composmentis composmentis

2. TTV:

TD 160/100 mmHg 110/80 mmHg 120/70 mmHg


Suhu 36,5 C° 36,7 C° 36,5C°

Nadi 95x/m 88x/m 86x/m

pernapasan 20x/m 20x/m 20x/m

3. BB dan TB 60 Kg 50Kg 49Kg

159 cm 170 cm 160cm

4. Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Bentuk simetris,rambut Bentuk Bentuk simetris,

berwarna hitam, kulit simetris,rambut rambut

kepala bersih berwarna hitam, berwarna hitam,

kulit kepala kulit kepala


Palpasi:
bersih bersih
Tidak terdapat benjolan
Palpasi: Palpasi:
di kepala

Tidak terdapat Tidak terdapat

benjolan di benjolan di

kepala kepala

5. Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Sklera berwarna putih, Sklera berwarna Sklera berwarna

konjungtiva tidak putih, konjungtiva putih,

anemis tidak anemis konjungtiva

tidak anemis

6. Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran

getah bening kelenjar getah kelenjar getah

bening bening
Palpasi:

Palpasi: Palpasi:
Tidak terdapat

benjolan. Tidak terdapat Tidak terdapat

benjolan benjolan

7. Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Bentuk simetris, bersih Bentuk simetris, Bentuk simetris,

tidak ada serumen bersih, tidak ada bersih tidak ada

serumen serumen.

8. Mulut Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Lembab, tidak ada Lembab, tidak Lembab, tidak


stomatitis ada stomatitis ada stomatitis

9. Hidung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Tampak bersih, tidak


terdapat lesi Tampak bersih Tampak bersih
dan tidak ada
dan tidak ada lesi lesi

0 Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

10. Paru-paru Bentuk simetris Bentuk simetris Bentuk simetris

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Pengembangan paru Pengembangan Pengembangan

sama
Askultasi: paru sama paru sama

Bunyi sonor Askultasi: Askultasi:

Bunyi sonor Bunyi sonor

11. Jantung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Tidak tampak letus Tidak tampak Tidak tampak


cordis. letus cordis. letus cordis.

Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


12. Abdomen
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
pembesaran pada pembesaran pembesaran
perut. pada perut pada perut

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Tidak terdapat nyeri Tidak terdapat Tidak terdapat


tekan, tidak terdapat nyeri tekan, tidak nyeri tekan,tidak
benjolan. terdapat terdapat
benjolan. benjolan.

Inspeksi: Inspeksi:
13. Kulit Inspeksi:
Kulit berwarna Kulit berwarna
Kulit berwarna saomatang dan saomatang dan
saomatang dan tidak tidak kering tidak kering
kering.
Palpasi: Palpasi:
Palpasi:
Turgor kulit Turgor kulit
Turgor kulit elastis elastis kering

Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


14. Ekstremitas atas Pergerakan baik, tidak Pergerakan Pergerakan baik
dan ekstremitas terdapat lesi. baik,tidak tidak terdapat
bawah
terdapat lesi lesi

Subjek 2
No Jenis pemeriksaan Nama anggota keluarga

Suami An.1 An.2

1. Kesadaran composmentis composmentis composmentis

2. TTV:

TD 140/90 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg

Suhu 36,5 c° 36,5 C° 36,7 C°

Nadi 96 x/m 88 x/m 90 x/m

Pernapasan 20x/m 20 x/m 20 x/m

3. BB dan TB 50kg 60kg 50kg

159 cm 160cm 161cm

4. Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Bentuk Bentuk simetris, Bentuk simetris,


simetris,rambut rambut kepala rambut kepala
kepala hitam, kulit hitam, kulit hitam,kulit
kepala bersih kepala bersih kepala bersih

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


benjolan di kepala benjolan di benjolan di
kepala kepala

5. Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Sklera berwarna Sklera berwarna Sklera berwarna


putih, konjungtiva putih, putih,
tidak anemis konjungtiva tidak konjungtiva
anemis tidak anemis
6. Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


benjolan benjolan benjolan

7. Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,


bersih , tidak ada bersih, tidak ada bersih tidak ada
serumen serumen serumen

8. Mulut Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Lembab,tidak ada Lembab, tidak Lembab,tidak


stomatitis ada stomatitis ada stomatitis

9. Hidung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


Tampak bersih
Tampak bersih tidak ada lesi Tampak bersih
tidak ada lesi tidak ada lesi

Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


Bentuk simetris
10. Paru-paru Bentuk simetris Bentuk simetris

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Pengembangan Pengembangan Pengembangan


paru sama paru sama paru sama

Akulstasi: Akulstasi: Akulstasi:

Bunyi sonor Bunyi sonor Bunyi sonor

11. Jantung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak


letus cordis. letus cordis. letus cordis.

Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

12. Abdomen Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


pembesaran pada pembesaran pembesaran
perut. pada perut. pada perut

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat


nyeri tekan, tidak nyeri tekan, tidak nyeri tekan,
terdapat benjolan. terdapat tidak terdapat
benjolan benjolan

13. Kulit Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:

Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna


saomatang dan saomatang dan saomatang dan
tidak kering tidak kering tidak kering

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Turgor kulit elastis Turgor kulit Turgor kulit


elastis elastis
Inspeksi:
Inspeksi: Inspeksi:
14. Ekstremitas atas dan Pergerakan pada
ekstremitas bawah ekstremitas atas Pergerakan baik, Pergerakan baik
pada tangan kiri tidak terdapat tidak terdapat
mengalami sakit. lesi lesi

4.1.2 Analisis data

Table 4.1.14 Analisis Data

Pasien No Data fokus Problem Etiologi

1. 1. Data subjektif: Defisit pengetahuan Ketidakmampuan


keluarga
- Ny.A mengatakan mengenal
Ny.A dan keluarga masalah
sering kesehatan dalam
menggunakan merawat anggota
garam pada keluarga yang
masakan tidak sakit.
sesuai takaran dan
tidak mengerti
mengatur takaran
garam yang baik

Data objektif

- Kesadaran:
composmentis

- TD: 160/100 mmHg

- Nadi: 95 x/m

- Pernapasan: 20x/m

- Suhu: 36,5 c°

- BB: 60 Kg

2. 2. Data subjektif Defisit pengetahuan Ketidakmampuan


keluarga
- Tn.Y mengatakan mengenal
masih belum masalah
mengerti tetang kesehatan dalam
mengurangi garam merawat anggota
pada makanan keluarga yang
untuk pasien sakit.
hipertensi.

Data objektif

- Kesadaran:
composmentis

- TD: 140/90 mmHg

- Nadi: 96 x/m

- Pernapasan: 20 x/m

- Suhu: 36,5c°

Penjelasanya:

Analisa data antara subjek 1 dan subjek 2 terletak pada subjektif, objektif, dan etiologi
sehingga mempengaruhi data yang di peroleh dari perbandingan subjek 1 dan subjek 2

a. Skoring

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal edukasi diit rendah garam yang di alami oleh anggota keluarga
karena sakit hipertensi.
Table 4.1.15 hasil skoring

Subjek 1

No Kriteria Skala Pembenaran

1. Sifat masalah 3x1: 1 Ny.A dan keluarga sering menggunakan garam


aktual pada masakan tidak sesuai takaran dan tidak
1 mengerti mengatur takaran garam yang baik

2. Kemungkinan 1/2x2=2 Masalah harus segera di atasi agar mencegah


masalah dapat terjadinya darah tidak normal
diubah:

3. Potensial masalah 2/3x1=3 Masalah cukup di cegah jika keluarga mampu untuk
untuk di cegah: merawat klien dengan mengatur pola makan
cukup dengan baik agar penyakit tidak berkelanjutan dan
menjaga darah tetap normal

4. Menonjolnya 1/2x1=1 Keluarga merasa keadaan tersebut telah


masalah: masalah berlangsung lama dan tidak pernah ada kejadian
di rasakan tetapi yang mengakibatkan suatu kondisi yang lebih
tidak perlu segera parah, sehingga keluarga hanya mengatur takaran
tidak di tangani garam pada masakan agar penyakit yang lebih
serius dan darah tetap normal.

Total 2/3

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami oleh anggota keluarga
karena sakit hipertensi.

Subjek 2

No Kriteria Skala Pembenaran

1. Sifat masalah aktual 3x1:1 Tn.Y mengatakan masih belum mengerti


tetang mengurangi garam pada makanan
untuk pasien hipertensi.

2. Kemungkinan 1/2x2=2 Masalah harus segera di atasi agar mencegah


masalah dapat terjadinya darah tidak normal
diubah: sebagian

3. Potensial masalah 2/3x1=3 Masalah cukup di cegah jika keluarga mampu


untuk di cegah: untuk merawat klien dengan mengatur pola
cukup makan dengan baik agar penyakit tidak
berkelanjutan dan menjaga darah tetap normal

4. Menonjolnya 1/2x1=1 Keluarga merasa keadaan tersebut telah


masalah : masalah berlangsung lama dan tidak pernah ada
di rasakan tetapi kejadian yang mengakibatkan suatu kondisi
tidak perlu segera yang lebih parah, sehingga keluarga hanya
tidak di tangani mengatur takaran garam pada masakan agar
penyakit yang lebih serius dan darah tetap
normal.

Total 2/3

4.2 Diagnosa Keperawatan

Table 4.1.16 diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Dengan


Hipertensi Melalui Pemberian Diet Rendah Garam Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ohoijang Watdek.

Subjek 1 Ny.A Subjek 2 Tn.Y

1. Defisit pengetahuan tentang diit rendah 1. Defisit pengetahuan tentang diit


garam berhubungan dengan rendah garam berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal ketidakmampuan keluarga mengenal
edukasi diit rendah garam yang dialami edukasi diit rendah garam yang di
oleh anggota keluarga karena sakit alami oleh anggota keluarga karena
hipertensi. sakit hipertensi.

Penjelasannya:

Diagnosa keperawatan antara subjek 1 dan subjek 2 sama dan mengalami penyakit yang
sama.
4.1.3 Perencanaan

Table 4.1.17 Perenccanaan Tindakan Keperawatan

Pasien
Subjek 1

No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi


keperawatan
Umum Khusus kriteria Standar

1. Defisit Tujuan Setelah diberikan verbal 1. Keluarga menyetujui 1. Kontrak dengan


pengetahuan setelah tindakan keperawatan untuk melakukan keluarga
berhubungan dilakukan berupa selama 3x30 tindakan pada waktu
dengan ketidak edukasi menit,keluarga yang disepakati 2. Kaji tingkat
mampuan pemberian diit mampu pengetahuan
keluarga rendah garam 2. Keluarga mengetahui pasien dan
mengenal agar keluarga 1 mengetahui diit apa itu hipertensi dan keluarga tentang
edukasi diit dan pasien rendah garam pada tindakan apa yang penyakit hipertensi
rendah garam mengerti agar penyakit hipertensi harus di lakukan
dan cara diet yang keluarga - Menjelaskan
yang dialami penyakit tidak
benar: pengertian
oleh anggota semakin 3. Keluarga dan klien hipertensi
keluarga karena parah - Pengertian dapat menjelaskan
sakit hipertensi. - Menjelaskan
hipertensi tentang:
penyebab
- Penyebab - Pengertian hipertensi hipertensi
hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik - Menjelaskan
- Gejala sedikitnya 140 mmHg tanda dan gejala
hipertensi atau tekanan diastolik hipertensi
sedkitnya 90 mmHg - Membantu
- Penyebab hipertensi keluarga dan
meningkatnya pasien untuk
resistensi pembuluh memutuskan
darah perifer melaksanakan
tindakan
- Tanda dan gejala pemberian diet
hipertensi adalah sakit rendah garam
kepala,lemas, nyeri untuk mengatasi
dada sesak nafas hipertensi
- Memberikan diet
rendah garam adalah
tindakan untuk
mencegah hipertensi

2 membuat keputusan Afektif 1 edukasi pemberian diet 1. Berikan dukungan


yang tepat rendah garam adalah untuk atas keputusan
bagaimana cara mengatur pola makan yang di ambil
merawat anggota dengan baik bagi pasien keluarga
keluarga yang hipertensi
mengalami 2. Berikan
hipertensi dengan kesempatan
pemberian edukasi keluarga bertanya
diet rendah garam
3 memberikan
perawatan berupa
pemberian edukasi Psikomotor 1. Keluarga melakukan 1. Menjelaskan dan
diet rendah garam pemberian diet rendah mendemostrasikan
garam pada pasien memberikan
hipertensi sesuai edukasi cara
edukasi yang telah pemberian diet
diberikan rendah garam

2. Bersama keluarga
mengatur diet
rendah garam pada
pasien
4 memodifikasi Pengetahuan 1. Keluarga memodifikasi 1. Memotivasi
lingkungan rumah dan afektiv lingkungan dengan keluarga untuk
yang sehat dan cara: menciptakan
bersih untuk lingkungan rumah
mencegah penyakit - Membersihkan dalam yang aman nyaman
hipertensi rumah dan lingkungan untuk mencegah
rumah penyakit hipertensi
pada anggota
- Membuat ruang
keluarga lainnya
senyaman mungkin

- Membuat ruangan
terhindar dari suara
musik yang keras dan
keribut
5 menggunakan 1. Merekomendasikan 1. Mengkaji kebiasaan
fasilitas kesehatan kepada keluarga untuk keluarga
untuk mendapatkan Afektiv menggunakan menggunakan
perawatan dan puskesmas watdek fasilitas kesehatan
pengobatan bagi untuk memeriksa terdekat
anggota keluarga keluarga
yang sakit hipertensi 2. Memotivasi
keluarga untuk
secara rutin
memeriksa
kesehatan keluarga
di puskesmas dan
rumah sakit

3. Meminta keluarga
membawa anggota
keluarga yang sakit
hipertensi untuk
dirawat di rumah
sakit bila kondisi
kesehatan tidak
membaik
Subjek 2

No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi


keperawatan
Umum Khusus kriteria Standar

2 Defisit Tujuan Setelah diberikan verbal 1. Keluarga menyetujui 1. Kontrak dengan


pengetahuan setelah tindakan keperawatan untuk melakukan tindakan keluarga
berhubungan dilakukan berupa selama 3x30 pada waktu yang
dengan edukasi menit,keluarga disepakati 2. Kaji tingkat
ketidak pemberian mampu pengetahuan pasien
mampuan diit rendah 2. Keluarga mengetahui apa dan keluarga tentang
keluarga garam agar 1 mengetahui diit itu hipertensi dan tindakan penyakit hipertensi
mengenal keluarga rendah garam pada apa yang harus di lakukan
penyakit hipertensi keluarga - Menjelaskan
edukasi diit dan pasien
dan cara diet yang pengertian
rendah garam mengerti
benar: 3. Keluarga dan klien dapat hipertensi
yang dialami agar menjelaskan tentang:
oleh anggota penyakit - Menjelaskan
- Pengertian
keluarga tidak - Pengertian hipertensi penyebab
hipertensi
karena sakit semakin adalah peningkatan hipertensi
hipertensi. parah - Penyebab tekanan darah sistolik
hipertensi sedikitnya 140 mmHg atau - Menjelaskan
tekanan diastolik sedkitnya tanda dan gejala
- Gejala 90 mmHg hipertensi
hipertensi
- Penyebab hipertensi - Membantu
meningkatnya resistensi keluarga dan
pembuluh darah perifer pasien untuk
- Tanda dan gejala memutuskan
hipertensi adalah sakit melaksanakan
kepala,lemas, nyeri dada tindakan
sesak nafas pemberian diet
rendah garam
- Memberikan diet rendah untuk mengatasi
garam adalah tindakan hipertensi
untuk mencegah hipertensi

2 membuat keputusan Afektif 1 edukasi pemberian diet rendah 1. Berikan dukungan atas
yang tepat garam adalah untuk mengatur keputusan yang di
bagaimana cara pola makan dengan baik bagi ambil keluarga
merawat anggota pasien hipertensi
keluarga yang 2. Berikan kesempatan
mengalami keluarga bertanya
hipertensi dengan
pemberian edukasi
diet rendah garam
3 memberikan 1. Keluarga melakukan pemberian 1. Menjelaskan dan
perawatan berupa diet rendah garam pada pasien mendemostrasikan
pemberian edukasi Psikomotor hipertensi sesuai edukasi yang memberikan edukasi
diet rendah garam telah diberikan cara pemberian diet
rendah garam

2. Bersama keluarga
mengatur diet rendah
garam pada pasien
4 memodifikasi Pengetahuan 1. Keluarga memodifikasi 1. Memotivasi keluarga
lingkungan rumah dan afektiv lingkungan dengan cara: untuk menciptakan
yang sehat dan lingkungan rumah
bersih untuk - Membersihkan dalam yang aman nyaman
mencegah penyakit rumah dan lingkungan untuk mencegah
hipertensi rumah penyakit hipertensi
pada anggota
- Membuat ruang senyaman
keluarga lainnya
mungkin

- Membuat ruangan
terhindar dari suara musik
yang keras dan keribut
5 menggunakan 1. Merekomendasikan 1. Mengkaji kebiasaan
fasilitas kesehatan kepada keluarga untuk keluarga menggunakan
untuk mendapatkan Afektiv menggunakan fasilitas kesehatan
perawatan dan puskesmas watdek terdekat
pengobatan bagi untuk memeriksa
anggota keluarga keluarga 2. Memotivasi keluarga
yang sakit untuk secara rutin
hipertensi memeriksa kesehatan
keluarga di puskesmas
dan rumah sakit

3. Meminta keluarga
membawa anggota
keluarga yang sakit
hipertensi untuk
dirawat di rumah sakit
bila kondisi kesehatan
tidak membaik

Penjelasanya:

Subjek 1 dan subjek 2 memiliki perencanaan yang sama


Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Tabel 4.1.18. Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Subjek 1

No Waktu Implementasi Evaluasi

1 13 juli 1. Mengkaji pengetahuan S: Ny.A mengatakan


keluarga dan pasien belum mengerti
2021
tentang pengertian, pengertian,
penyebab, tanda dan gejala penyebab, tanda dan
hipertensi gejala hipertensi

2. Mengkaji pengetahuan O:Ny.A mengatakan


pasien dan keluarga belum mengerti
tentang takaran garam takaran garam pada
pada makanan makanan

3. Mengkaji pengetahuan A:Ny.A mengatakan


pasien dan keluarga belum mengerti
tentang diet rendah garam tentang diet rendah
untuk pasien hipertensi garam

4. Memotivasi keluarga dan P: Ny.A dan keluarga


pasien bagaimana terlihat antusias
merencenakan diet rendah dalam mengikuti
garam bagi pasien penyuluhan yang di
hipertensi lakukan di rumah
pasien

17 juli 1. Mengkaji pengetahuan S: Ny.A mengatakan


2021 keluarga pasien kembali sudah mengerti
tentang apa yang sudah di bagaimana tentang
jelaskan sebelumnya diet rendah garam
tentang pengertian, dan cara takaran
penyebab, tanda dan gejala garam pada pasien
hipertensi, dan bagaimana hipertensi
cara mengatur takaran O:Ny.A dan keluarga
garam pada makanan, terlihat antusias
bagaimana tentang diet dalam mengikuti
rendah garam penyuluhan tentang
2. Mendiskusikan dengan diet rendah garam
keluarga tentang penyakit pada pasien
hipertensi pada Ny.A hipertensi
A: Ny.A dapat
menjelaskan kembali
tentang penyuluhan
yang di lakukan
P: Ny.A mengatakan
sudah mengerti
bagaimana mengatur
takaran garam pada
makanan.

Subjek 2

No Waktu Implementasi Evaluasi

1 21 juli 1. Mengkaji pengetahuan S: Tn.Y mengatakan


2021 keluarga dan pasien belum mengerti
tentang pengertian, pengertian,
penyebab, tanda dan gejala penyebab, tanda dan
hipertensi gejala hipertensi
2. Mengkaji pengetahuan O:Tn.Y mengatakan
pasien dan keluarga belum mengerti
tentang takaran garam takaran garam pada
pada makanan makanan

3. Mengkaji pengetahuan A:Tn.Y mengatakan


pasien dan keluarga belum mengerti
tentang diet rendah garam tentang diet rendah
untuk pasien hipertensi garam

4. Memotivasi keluarga dan P: Tn.AYdan keluarga


pasien bagaimana terlihat antusias
merencenakan diet rendah dalam mengikuti
garam bagi pasien penyuluhan yang di
hipertensi lakukan di rumah
pasien

22 juli 1. Mengkaji pengetahuan S: Tn.Y mengatakan


2021 keluarga pasien kembali sudah mengerti
tentang apa yang sudah di bagaimana tentang
jelaskan sebelumnya diet rendah garam dan
tentang pengertian, cara takaran garam
penyebab, tanda dan gejala pada pasien hipertensi
hipertensi, dan bagaimana O:Tn.Y dan keluarga
cara mengatur takaran terlihat antusias dalam
garam pada makanan, mengikuti penyuluhan
bagaimana tentang diet tentang diet rendah
rendah garam garam pada pasien
2. Mendiskusikan dengan hipertensi
keluarga tentang penyakit A: Tn.Y dapat
hipertensi pada Tn.Y menjelaskan kembali
tentang penyuluhan
yang di lakukan
P: Tn.Y mengatakan
sudah mengerti
bagaimana mengatur
takaran garam pada
makanan.

Penjelasan:

Setelah di lihat dari implementasi dan evaluasi yang di lakukan antara subjek
1 dan subjek 2 dapat di lihat bahwa lebih fokus ke cara takaran garam pada
pasien hipertensi.

4.2 Pembahasan

pada pembahasan ini peneliti akan memaparkan hasil studi kasus dari ke

dua subjek dengan kasus yang sama berdasarkan teori dengan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah defisit pengetahuan diet rendah

garam yang telah dilakukan pada tanggal 29 juni- 29 juli 2021. Pengkajian

merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisa data dan perumusan

masalah pasien. Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat

menangani pasien yang mengalami diagnosa keperawatan defisit

pengetahuan baik dapat dilakukan melalui wawancara maupun observasi

pada klien dan keluarga.

4.2.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil data/informasi secara terus menerus terhadap

anggota keluarga yang dibinanya. (friedman, 2010)

berdasarkan data pengkajian, maka ditemukan data fokus pada

subjek 1 berupa : Ny.A mengatakan sering menggunakan garam

pada masakan tidak sesuai, pasien 1 dan keluarga belum

mengetahui tentang diet rendah garam pada pasien hipertensi.

Subjek 2 Tn.Y mengatakan tidak mengerti dengan diet rendah

garam dan tidak mengerti cara takaran garam pada pasien

penderita hipertensi.

Pada subjek 1 dan subjek 2 terdapat konsep teori yang sama diit

rendah garam pada pasien hipertensi pada tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yaitu: mengenal masalah kesehatan setiap

anggota yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah: suatu pernyataan

yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau

resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok di mana

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan menurunkan, mencegah, dan merubah (Hedman, T.

2011). Adapun daftar diagnosa keperawatan hipertensi yang


sesuai dengan studi kasus peneliti: defisit pengetahuan dan

resiko defisit nutrisi.

Secara teori ada berapa diagnosa keperawatan pada

penderita hipertensi sedangkan yang menonjol pada subjek 1 dan

2 adalah defisit pengetahuan setelah dilakukan analisa data

ditemukan satu masalah keperawatan pada subjek 1 dan subjek 2

yaitu: defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami oleh

anggota keluarga karena sakit hipertensi.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan keluarga, dengan merumuskan

tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternatif dan sumber, serta

menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak atau standar

tetapi di rancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat

keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).

dalam merumuskan rencana tindakan peneliti menetapkan 1 tujuan

yang akan dicapai yaitu: setelah dilakukan asuhan keperawatan

diharapkan pasien dapat mengerti diet rendah garam dan tahu cara

mengukur takaran garam pada makanan. Rencana tindakan yang

akan dilakukan dalam mengatasi permasalahn dari kedua subyek,

antara lain kaji tanda –tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang

diet rendah garam dan takaran garam pada makanan bagi pasien

hipertensi, jelaskan kepada keluarga tentang diet rendah garam dan

takaran bagi pasien hipertensi, anjurkan keluarga untuk mengurangi


konsumsi garam lebih pada makanan penderita hipertensi, keluarga

menyediakan diet rendah garam untuk mencegah darah pasien yang

tinggi.

4.2.4 Implementasi

Menurut Friedman (2010) implementasi adalah suatu proses

aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan sumber di dalam

keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan

keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka

dan mengembangkanya melalui implementasi yang bersifat

memampukan keluarga.

pelaksanaan tindakan keperawatan pada kedua subjek studi kasus

sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan

yaitu: kaji tanda – tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang diet

rendah bagi pasien hipertensi, jelaskan kepada keluarga tentang diet

rendah garam bagi pasien hipertensi. Menjelaskan kepada keluarga

bagaimana cara mengukur takaran garam pada makanan,

menjelaskan kepada agar kedua subjek anjurkan keluarga untuk

mengurangi garam berlebihan pada makanan pasien hipertensi,

keluarga menyediakan diet rendah garam agar darah tetap normal.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Menurut Herdman, T.(2011) evaluasi adalah rencana tindakan yang

telah di berikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilanya.

Bila belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.


dalam pelaksanaan tahap evaluasi tindakan keperawatan dengan

masalah defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami oleh

anggota keluarga karena sakit hipertensi. Melalui tindakan

keperawatan dalam waktu 2 hari, maka hasil evaluasinya antara lain:

subyek 1 S: pasien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui diet

rendah garam dan bagaimana mengatur takaran garam pada

makanan pasien hipertensi. Pasien sudah mengerti tentang

pengertian, penyebab, tanda gejala hipertensi O: TTV: TD:

160/100mmHg, S: 36,5c°, N:95x/m, RR: 20x/m , BB:60Kg, TB: 159

cm. A: masalah teratasi. P: tindakan tetap dipertahankan oleh pasien

dan keluarga. Subyek 2: S: pasien dan keluarga mengatakan sudah

mengetahui diet rendah garam dan bagaimana mengatur takaran

garam pada makanan pasien hipertensi. Pasien sudah mengerti

tentang pengertian, penyebab, tanda gejala hipertensi. O:

TTV:TD:140/90mmHg, S:36,5c°, N: 96x/m, RR: 20x/m, BB:50 Kg, TB:

159cm. A: masalah sebagian teratasi. P: tindakan tetap

dipertahankan oleh pasien dan keluarga.

4.3 Keterbatasan

Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemui beberapa

kendala dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan

4.3.1 penulis mengalami kesulitan dalam mendapat pasien

4.3.2 penulis mengalami kesulitan karena PPKM


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu menggambarkan Asuhan

Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Dengan

Hipertensi Melalui Pemberian Diet Rendah Garam Di Wilayah

Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek. pada kedua subyek maka

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan telah

dilaksanakan walaupun dengan berbagai kendala salah satu virus

corona tetapi peneliti tetap semangat untuk menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah.

5.1.1 Pengkajian

Berdasarkan data pengkajian, maka ditemukan data

fokus pada subjek 1 berupa : Ny.A mengatakan sering

menggunakan garam pada masakan tidak sesuai, subjek 1

dan keluarga belum mengetahui tentang diet rendah garam

pada pasien hipertensi. Subjek 2 Tn.Y mengatakan tidak

mengerti dengan diet rendah garam dan tidak mengerti cara

takaran garam pada pasien penderita hipertensi.

Pada subjek 1 dan subjek 2 terdapat konsep teori yang

sama diit rendah garam dalam penelitian pada hipertensi

tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu: mengenal


masalah kesehatan setiap anggota yang sakit, memodifikasi

lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

setelah dilakukan analisa data ditemukan satu masalah

keperawatan pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu: defisit

pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami

oleh anggota keluarga karena sakit hipertensi.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

dalam merumuskan rencana tindakan peneliti menetapkan 1

tujuan yang akan dicapai yaitu: setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan pasien dapat mengerti diet rendah

garam dan tahu cara mengukur takaran garam pada

makanan. Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam

mengatasi permasalahn dari kedua subyek, antara lain kaji

tanda – tanda vital, kaji pengetahuan keluarga tentang diet

rendah garam dan takaran garam pada makanan bagi pasien

hipertensi, jelaskan kepada keluarga tentang diet rendah

garam dan takaran bagi pasien hipertensi, anjurkan keluarga

untuk mengurangi konsumsi garam lebih pada makanan

penderita hipertensi, keluarga menyediakan diet rendah

garam untuk mencegah darah pasien yang tinggi.


5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan

pada kedua subjek studi kasus sesuai dengan rencana

tindakan keperawatan yang telah ditetapkan pada tahap

intervensi.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan

pada kedua subjek studi kasus sesuai dengan rencana

tindakan keperawatan yang telah ditetapkan pada tahap

intervensi.

evaluasi keperawatan dapat disimpilkan bahwa masalah defisit

pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga mengenal edukasi diit rendah garam yang dialami

oleh anggota keluarga karena sakit hipertensi. Melalui

tindakan keperawatan dalam waktu 2 hari, maka hasil

evaluasinya antara lain: subyek 1: pasien dan keluarga

mengatakan sudah mengetahui diet rendah garam dan

bagaimana mengatur takaran garam pada makanan pasien

hipertensi. Pasien sudah mengerti tentang pengertian,

penyebab, tanda gejala hipertensi Subyek 2: pasien dan

keluarga mengatakan sudah mengetahui diet rendah garam

dan bagaimana mengatur takaran garam pada makanan

pasien hipertensi. Pasien sudah mengerti tentang pengertian,

penyebab, tanda gejala hipertensi.


5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat peneliti menganggap

perlu adanya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang diharapkan agar dapat membantu keluarga dalam

memepertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan secara

optimal. Disini peneliti memberikan beberapa pihak yang

diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan penyakit Hipertensi:

5.2.1 bagi peneliti

Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan

mahasiswa dapat melakukan pengkajian yang lebih

lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mampu

memberikan asuhan yang kompeten bagi keluarga.

Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu

yang di perbolehkan selama proses pembelajaran baik di

kampus maupun di lingkungan.

5.2.2 bagi keluarga dan pasien

Diharapkan kepada keluarga dan pasien agar diet rendah

garam pada pasien hipertensi dapat dipahami dengan baik

5.2.3 bagi masyarakat

Disarankan bagi pasien dan keluarga untuk meningkatkan

tentang diet rendah garam pada pasien hipertesni melalui

konsultasi dengan petugas kesehatan atau membaca

buku-buku sumber yang tersedia di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., komang, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung

Seto.

Aji et al (2015). Penatalaksanaan hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia

Amirta, Y. (2007). Sehat Murah Dengan Air. Jakarta: Keluarga Dokter

APD,Salvari. 2013.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Bumi Aksara.

Dalimartha. (2008).Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta. Hipertensi

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. ed 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek

Edisi ke-5. Jakarta. EGC.

Hedman, T. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. Jakarta: EGC

Hidayat, (2008). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kurlansky, (2002). pengawasan Persediaan Bahan Baku Garam Kasar. Jakarta

Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek.

Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Nurarif

A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC.Jakarta: Mediaction

Nursalam & Efendi, F (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :

Salemba. Medika.

Nursalam, (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku ajar: keperawatan keluarga. Yogyakarta: Nuhu Medika


Puskesmas Ohoijang Watdek 2019. (Jumlah Kasus Hipertensi). Maluku tenggara

Ririn, (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu

Sandjaja Dkk.(2009). Kamus Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi, (2013). Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan (ed. 2).

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suliha, (2002). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Suparyanto. (2012). Konsep Dukungan Keluarga. Jakarta: EGC

Susriyanti, 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan

Hipertensi. Yogyakarta

Sylfia A. Price (2006). Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.

Jakarta : EGC.

Wollf,H.P (2008). Hipertensi . jakarta: PT.gramedia.


PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Program Studi Keperawatan Tual


dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam
penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Salah Satu Anggota
Keluarga Dengan Hipertensi Melalui Pemberian Diet Rendah Garam Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah dapat melakukan menambah
pengetahuan klien tentang penyakit dan diet rendah garam secara baik
dan benar dan dapat memberi manfaat berupa peningkatan mutu
palayanan kesehatan secara komprehensif. Penelitian ini akan
berlangsung selama 3-5 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin
dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih
kurang 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan
pengembangan asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah Anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan
asuhan/tindakan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 082198466489

PENELITI

ANTONIA. A.OHOILULIN
NIM. P07120218051
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh ANTONIA ANDREA OHOILULIN dengan judul Asuhan

Keperawatan Pada Salah Satu Anggota Keluarga Dengan Hipertensi Melalui

Pemberian Diet Rendah Garam Di Wilayah Kerja Puskesmas Ohoijang Watdek.

Langgur, ………….….. 2021

Yang Memberikan

Persetujuan

………………………………

Saksi

……………………………..

Langgur, ……………………….. 2021

Peneliti

ANTONIA ANDREA OHOILULIN


NIM. P07120218051

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama :

Umur :

Agama :

Suku :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Tanggal Pengkajian :

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama :

Umur :

Agama :

Suku :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Hub. Dengan klien :


c. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Usia Hub. Pendidikan Pekerjaan Status

Kelg Kesehatan

d. Genogram

e. Tipe Keluarga

1. Jenis atau tipe keluarga :................................................

2. Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga : ..................................

f. Suku bangsa

1. Asal suku bangsa : .........................

2. Budaya yang berhubungan dengan

kesehatan: ....................................

g. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi

kesehatan : .......................
h. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

1. Anggota keluarga yang mencari nafkah : .........................

2. Penghasilan : .............................................

3. Harta benda yang dimiliki : ..............................

4. Kebutuhan yang dikeluarkan keluarga tiap

bulan: ...............................

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : .................................................

b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi : ...........................................

c. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : .............................................

2. Riwayat penyakit keturunan : ...................................

N Nama Umur BB Keadaan Imunisas Masalah Tindakan

o kesehatan i kesehatan yang telah

(BCG/Po dilakukan

lio/DPT/

HB/Cam

pak)
3. Riwayat kesehatan anggota keluarga saat ini : ……………………..

4. Sumber pelayanan yang

dimanfaatkan: ............................................

5. Riwayat kesehatan keluarga

sebelumnya: ........................................

3. Pengkajian Keluarga

a. Karakteristik Rumah

1. Luas Rumah : ........... m2

2. Tipe Rumah : Permanen/Semi Permanen

3. Kepemilikan Rumah : Pribadi/Kontrak

4. Jumlah Kamar : ........ kamar

5. Ventilasi jendela : ……………..

6. Pemanfaatan ruangan : ..........................

7. Septic Tank : ..............................

8. Sumber Air : ..........................

9. Kamar mandi/wc : .........................

10. Sampah : .......................


11. Kebersihan lingkungan : .......................

12. Denah Rumah : ………………….

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

1. Kebiasaan : ................................

2. Aturan : .....................................................

3. Kebersihan : .......................................

4. Budaya : ............................................

c. Mobilitas Geografis Keluarga : .....................................................

d. Sistem Pendukung : .................................................................

4. Struktur Keluarga

a. Pola/cara komunikasi keluarga : .......................................

b. Struktur Kekuatan Keluarga : ...................................................

c. Struktur Peran Keluarga : ..........................................

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif : ..............................

b. Fungsi Sosial : .......................................

c. Fungsi Perawatan Kesehatan : ............................................

d. Fungsi Reproduksi : ........................................................


e. Fungsi Ekonomi : ..............................................

5. Stress dan Koping Keluarga

a. stressor jangka pendek : ................................

b. Stressor jangka panjang : ........................

c. Respon Keluarga terhadap stressor : ...............................

d. Strategi Koping : ................................................

e. Strategi adaptasi disfungsi : ......................................

7. Harapan Keluarga

a. Terhadap Masalah Kesehatan : ............................................

b. Petugas Kesehatan yang ada : .........................................

8. Pemeriksaaan Fisik

Nama anggota keluarga

No Jenis pemeriksaan

Istri An. I An. II

1 Kesadaran

2 TTV :

TD

Suhu
Nadi

Pernafasan

3 BB dan TB

4 Kepala

5 Mata

6 Leher

7 Telinga

8 Mulut

9 Hidung

10 Paru-Paru

11 Jantung

12 Abdomen

13 Kulit dan Kuku

14 Ekstremitas

9. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi


10. Diagnosa Keperawatan

1. ....................................................

2. ...................................................
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional


No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pemberian Edukasi Tentang Diet Rendah Garam Dengan Hipertensi Pada Keluarga

Topik :Diet Rendah Garam

Sub Topik :Pemberian Edukasi Tentang Diet Rendah Garam

Hari/Tanggal : -

Tempat : Puskesmas Ohoijang Watdek

Waktu : 45 Menit

Penyaji : Antonia Andrea Ohoilulin (Mahasiswa)

Sasaran : Keluarga penderita Hipertensi

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jantung,tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf,ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah

makin besar resikonya.(sylvia A.price)

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit,diharapkan dapat

mengerti tentang diet rendah garam pada penyakit hipertensi

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah di berikan penyuluhan tentang diet rendah garam pada hipertensi

sasaran di harapkan dapat:

a. Menjelaskan Pengertian hipertensi

b. Menjelaskan pengertian diet rendah garam

c. Menjelaskan macam diet rendah garam

d. Menjelaskan Syarat dan bahan makanan diet rendah garam


e. Menjelaskan Cara diit rendah garam

f. Menjelaskan Makanan yang boleh dan tidak di berikan

g. Menjelaskan Jadwal menu diet rendah garam

C. Materi

terlampir

D. Metode

1. Ceramah

2. Simulasi

3. Tanya jawab

E. Media

1. leaflet

F. Rencana Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN

PESERTA

1. 5 MENIT PEMBUKAAN:

1. Membuka kegiatan dengan Menjawab

mengucap salam salam

2. Memperkenalkan diri Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan

4. Menyebutkan materi pokok bahasan Memperhatikan

yang akan disampaikan


2 25 menit Menjelaskan materi secara berurutan dan

teratur

1. Menjelaskan pengertian diet Memperhatikan

rendah garam Bertanya dan

2. Menjelaskan macam diet menjawab

rendah garam pertanyaan

3. Menjelaskan syarat dan yang di ajukan

bahan makanan diet rendah

garam Memperhatikan

4. Menjelaskan cara diet dan berikan

rendah garam pertanyaan

5. Menjelaskan makanan yang

boleh dan tidak diberikan

6. Menjelaskan jadwal menu

diet rendah garam

3 10 menit Evaluasi Menjawab

Memberikan pertanyaan kepada peserta pertanyaan

tentang materi yang telah diberikan dan

reinforcement kepada pengunjung yang

dapat menjawab pertanyaan

4 5 menit Terminasi Mendengarkan

1. Menyimpulkan materi penyuluhan menjawab

yang telah disampaikan salam

2. Menyampaikan terima kasih atas

perhatian
3. Mengucap salam penutup

Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Desember Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Konsultasi
judul
proposal

2 Konsultasi
proposal

3 Perbaikan
proposal

4 Seminar
proposal

5 Penelitian

6 Analisa data

7 Penyusunan
hasil

8 Seminar
hasil

9 Perbaikan
hasil

Dokumentasi
Subjek 1

Subjek 2

Anda mungkin juga menyukai