Anda di halaman 1dari 116

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO

VISUAL TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN LANSIA DI DUSUN COPOL DESA
PESANTREN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN
PEMALANG

Usulan Penelitian Untuk Skripsi

Diajukan Oleh :

DESTI AYU NINGSIH

1218005531

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Usulan Penelitian untuk Skripsi dengan judul “Pengaruh Edukasi Kesehatan Dengan
Media Audio Visual Tentang Hipertensi Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia Di
Dusun Copol Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ” ini telah
disetujui untuk diujikan pada ujian hasil dihadapan tim penguji pada tanggal 01
Agustus 2022.

Pembimbing I Pembimbing II

Siwi Sri Widhowati, S.Kep.,Ns.,M.Sc., Ph.D. Anik Indriono, S.Kep., Ns.,M.H

NPP. 111013321 NPP. 110411229

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

Remilda Armika V.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

NPP. 111009206

ii
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL


TENTANG HIPETENSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DI
DUSUN COPOL DESA PESANTREN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN
PEMALANG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Desti Ayu Ningsih

NPM. 1218005531

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal

Penguji

Sri Mumpuni Yuniarsih.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NPP. 111009204

Pembimbing I Pembimbing II

Siwi Sri Widhowati, S.Kep.,Ns.,M.Sc., Ph.D. Anik Indriono, S.Kep., Ns.,M.H

NPP. 111013321 NPP. 110411229

Mengetahui

Fakultas Ilmu Kesehatan

Dekan,

Rr. Vita Nurlatif, S.KM.,M.Kes.

NPP. 111009181

iii
LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Desti Ayu Ningsih

NPM : 1218005531

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tahun Akademik : 2018/2019

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Saya tidak
melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul : “ Pengaruh Edukasi
Kesehatan Dengan Media Audio Visual Tentang Hipertensi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Lansia Di Dusun Copol Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten
Pemalang ” Apabila suatu saat nanti terbukti bahwa saya melakukan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya.

Pekalongan, Agustus 2022


Mahasiswa

(Desti Ayu Ningsih)

iv
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA
DI DUSUN COPOL DESA PESANTREN KECAMATAN ULUJAMI
KABUPATEN PEMALANG

Desti Ayu Ningsih

Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan

Email : destiayuningsih0701@gmail.com

Telepon : 085291532507

INTISARI
Latar Belakang : Sebanyak 2 miliar perkembangan lansia di dunia dan laju kecepatan
pertambahan populasi lansia di Indonesia mulai dari 18 juta jiwa (2010) diperkirakan akan
terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa pada tahun (2035) (Kemenkes RI, 2019). Penyakit
yang dialami para lansia bersifat degeneratif salah satunya adalah penyakit hipertensi.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi. Penderita
hipertensi harus mengontrol tekanan darah agar mereka terhindar dari penyakit komplikasi.
Akan tetapi sebagian besar penderita hipertensi memiliki pola hidup tidak sehat. Edukasi
kesehatan adalah faktor pengaruh tingkat pengetahuan penderita hipertensi untuk berperilaku
hidup sehat. Media audio visual adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam
memberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi pada lansia. Media ini dianggap lebih
menarik, mudah dipahami, dan lebih berefek karena melibatkan dua indra yaitu indra
penglihatan dan pendengaran yang dapat memberikan informasi dengan jelas.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi melalui media audio visual.

Metode : Metode penelitian ini adalah rancangan penelitian pra-eksperimental dengan one
group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 responden. Hasil
penelitian dianalisis dengan uji statistik nonparametrik, uji wilcoxon sign rank test.

Hasil : Sebelum diberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi (pre test) nilai median 6 dan
range 0-26, setelah diberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi (post test) nilai 22 dan
range 6-24. Hal ini menunjukan ada perubahan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan
edukasi kesehatan dengan media audio visual, dengan p value 0.01 < 0.05.

Kesimpulan : Ada pengaruh signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan edukasi
kesehatan dengan media audio visual tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia

Kata Kunci : Lansia, Edukasi Kesehatan dengan media audio visual, tingkat pengetahuan.

v
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH AUDIO VISUAL MEDIA
ON HYPERTENSION ON ELDERLY KNOWLEDGE LEVEL IN COPOL
HAMLET PESANTREN VILLAGE ULUJAMI DISTRIK PEMALANG

Desti Ayu Ningsih

Nursing Study Program, Faculty of Health Sciences, Pekalongan University

Email : destiayuningsih0701@gmail.com

Telephone : 085291532507

ABSTRACT

Background : A total of 2 billion elderly developments in the world and the rate of growth of
the elderly population in Indonesia starting from 18 million people (2010) are expected to
continue to increase to 48.2 million people in (2035) (Ministry of Health RI, 2019). Diseases
experienced by the elderly are degenerative, one of which is hypertension. Most people with
hypertension do not know that they are hypertensive. Patients with hypertension must control
their blood pressure so that they avoid complications. However, most people with
hypertension have an unhealthy lifestyle. Health education is a factor that influences the
level of knowledge of hypertension sufferers to behave in a healthy life. Audio visual media
is one of the media that can be used in providing health education about hypertension in the
elderly. This media is considered more interesting, easy to understand, and more effective
because it involves two senses, namely the senses of sight and hearing which can provide
information clearly.
Objective : This study aims to determine the effect of health education on the level of
knowledge of the elderly about hypertension through audio-visual media.
Methods : This research method is a pre-experimental research design with one group pre-
post test design. The sample in this study were 19 respondents. The results of the study were
analyzed by nonparametric statistical tests, Wilcoxon sign rank test.
Results : Before being given health education about hypertension (pre test) the median value
was 6 and ranged from 0-26, after being given health education about hypertension (post
test) the value was 22 and ranged 6-24. This shows that there is a change in knowledge
before and after being given health education with audio-visual media, with a p value of 0.01
< 0.05.
Conclusion : There is a significant effect between before and after health education with
audio-visual media about hypertension on the level of knowledge of the elderly
Keywords : Elderly, Health Education with audio visual media, level of knowledge.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
penelitian dengan judul “Pengaruh Edukasi Kesehatan Dengan Media Audio Visual
Tentang Hipertensi Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia Di Dusun Copol Desa
Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang ”. Dengan selesainya skripsi ini,
penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya :

1. Ibu Rr. Vita Nur Latif, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan.
2. Ibu Remilda Armika V.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi
Keperawatan yang telah memberikan fasilitas, dan dukungan.
3. Ibu Siwi Sri Widhowati, S.Kep.,Ns.,M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing 1 yang
telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Anik Indriono, S.Kep.,Ns.,M.H selaku Pembimbing 2 yang telah
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Orang tua yang telah mendoakan dan memberikan dukungan penuh.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat


keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman, serta waktu. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekalongan, Juli 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... iv
INTISARI .................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 11

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 11

B. Kerangka Teori ......................................................................................... 27

C. Kerangka Konsep ...................................................................................... 28

D. Hipotesis ................................................................................................... 29

viii
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 30

A. Jenis dan rancangan penelitian ................................................................. 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 32

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 33

E. Definisi Operasional ................................................................................. 34

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 35

G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 36

H. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 39

I. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 41

J. Etika Penelitian ......................................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 45

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 46

C. Pembahasan ............................................................................................... 50

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................................... 58

B. Saran .......................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 60

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian..................................................................................... 7

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ......................................................................... 20

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian........................................................................................ 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................................. 34

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian ................................................... 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian .............................................. 39

Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian ................................................................47

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan

edukasi kesehatan tentang hipertensi melalui media audio visual ............................47

Tabel 4.3 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan Edukasi

Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia .......................................................48

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden setelah diberikan

edukasi kesehatan tentang hipertensi melalui media audi visual ..............................48

Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Responden Setelah Diberikan Edukasi

Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia .......................................................49

Tabel 4.6 Hasil Uji Wixocon Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Media Audio

Visual Tentang Hipertensi terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia ...........................50

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................... 28

Gambar 3.1 Metode Penelitian One group pre-post test ........................................... 30

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan tentang penelitian ............................................................... 67

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan menjadi responden ............................................... 68

Lampiran 3 : Standar Operasional Prosedur (SOP) ................................................... 69

Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi (SAP) ....................................... 72

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian ............................................................................ 79

Lampiran 6 : Perizinan Penelitian ............................................................................. 81

Lampiran 7 : Proses Persetujuan Menjadi Responden ............................................... 87

Lampiran 8 : Proses Penelitian di SD Negeri 4 Pesantren ........................................ 89

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penuaan populasi menjadi masalah global baik di negara maju maupun

negara berkembang. Perkembangan lansia didunia menurut World Health

Organitation (WHO) mulai dari 600 juta lansia pada tahun 2012 akan meningkat

menjadi 2 milyar di tahun 2050, populasi lansia akan bertambah sekitar 82 %

(Darmojo & Boedhi, 2014). Laju kecepatan pertambahan populasi lansia di negara

maju sekitar 6,0 % menjadi 7,1 % (Bahruddin, 2010). Namun, laju kecepatan

pertambahan populasi lansia di negara berkembang lebih tinggi sekitar 9,3 %

dibandingkan negara maju (Kemenkes RI, 2013). Sebagai salah satu negara

berkembang, Indonesia juga mengalami pertambahan populasi lansia yang cukup

besar. Pertambahan jumlah lansia di Indonesia mulai dari 18 juta jiwa (7,56%) pada

tahun 2010 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019 dan diperkirakan akan

terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035 (Kemenkes RI,

2019).

Seiring dengan bertambahnya penduduk lansia di Indonesia, maka bertambah

pula masalah kesehatan yang dialami para lansia (Raudhotun Nisak et.al 2018).

Penyakit yang dialami para lansia merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang

bersifat degeneratif. Penyakit-penyakit degeneratif misalnya penyakit jantung,

diabetes mellitus, stroke, rematik, cidera dan hipertensi (Kemenkes RI, 2019).

1
2

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan

paling banyak disandang lansia (Kemenkes, 2019). Peningkatan angka prevelensi

hipertensi pada lansia di Indonesia sebesar 26,4% pada tahun 2013 menjadi 34,1%

pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Tengah (2020) peningkatan angka prevelensi penyakit hipertensi sebanyak

2.542.187 jiwa dan di Kabupaten Pemalang sebanyak 75.598 jiwa (Dinkes

Kabupaten Pemalang, 2020). Sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui

bahwa dirinya hipertensi, sehingga tidak mendapatkan pengobatan (Kemenkes RI,

2018). Oleh sebab itu hipertensi terkenal sebagai the silent killer karena penderita

tidak mengalami keluhan.

Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan

penyakit komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus

(DM), gagal ginjal, dan kebutaan. Menurut Kemenkes RI (2017), hipertensi

merupakan penyebab kematian tertinggi. Kurangnya pengetahuan para lansia tentang

penyakit hipertensi akan berdampak dalam hal perawatan lansia (Anjarsari, 2017).

Kemenkes RI (2014) menyatakan bahwa mencegah dan mengatasi masalah

hipertensi harus dimulai dengan menambah tingkat kesadaran dan tingkat

pengetahuan para lansia dalam membuat perubahan kebiasaan hidup yang lebih

sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Morika et.al (2021) menyatakan bahwa

kelompok lansia yang memiliki tingkat pengetahuan rendah mempunyai proporsi

penderita hipertensi yang lebih besar. Penderita yang memiliki tingkat pengetahuan

rendah tentang hipertensi akan berperilaku hidup yang tidak sehat, seperti

mengkonsumsi natrium yang tinggi, obesitas, stress, merokok, dan minum alkohol
3

(Padila, 2013). Di sisi lain, tingkat pengetahuan lansia yang tinggi tentang hipertensi

akan mempengaruhi perilaku hidup yang sehat, seperti halnya menjaga pola makan

yang sehat, melakukan olahraga, tidak merokok dan patuh dalam pengobatan

(Fernalia et.al 2019).

Oleh karena itu, agar para lansia memiliki kesadaran dan kepedulian tentang

kesehatan terutama kesehatan tentang penyakit hipertensi yang diderita dan memiliki

perilaku kesehatan yang baik, tenaga kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan

lansia mengenai hipertensi (Suprayitno et.al 2020). Upaya ini dapat dilakukan

dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada lansia (Warjiman et.al 2020).

Pendidikan kesehatan merupakan proses yang dapat meningkatkan tingkat

pengetahuan seseorang terhadap derajat kesehatannya (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah hal yang sangat penting,

membantu para lansia agar dapat mengambil sikap yang bijaksana terhadap

kesehatan dan kualitas hidup (Rahmatika et.al 2017). Dalam melakukan pendidikan

kesehatan terhadap lansia yang kebanyakan sudah mengalami kemunduruan fungsi

fisik maupun kognitifnya membutuhkan suatu media pendidikan kesehatan yang

dapat dipahami dan diterima (Ulya et.al 2017). Penyampaian edukasi kesehatan

tentang hipertensi pada lansia ini dapat menggunakan berbagai media. Media

pendidikan kesehatan yang biasa digunakan untuk memberikan edukasi diantaranya

seperti, media poster, power point, dan media audio visual.

Media audio visual adalah satu media yang sudah banyak digunakan dalam

pendidikan kesehatan pada lansia. Media ini mengandung unsur suara dan gambar

sesuai dengan materi penyuluhan. Simamora et.al (2018) menyatakan penggunaan


4

media audio visual pada penyuluhan kesehatan secara signifikan dapat meningkatkan

pengetahuan pada lansia tentang asam urat. Yusan et.al (2017) menyatakan dalam

penelitiannya bahwa penggunaan media audio visual dapat mempengaruhi kepatuhan

pasien diabetes mellitus. Wardani et.al (2018) menyatakan penggunaan media leaflet

dapat meningkatkan pengetahuan pada penderita hipertensi. Sari et.al (2018) juga

menyatakan dalam penelitiannya bahwa penggunaan media powet point dapat

meningkatkan pengetahuan pada lansia dalam mencegah hipertensi. Ulya et.al (2017)

menyatakan dalam penelitiannya bahwa penggunaan media poster mempengaruhi

pengetahuan self management pada penderita hipertensi.

Penelitian terdahulu menyatakan bahwa media audio visual memiliki

pengaruh yang signifikan dalam pendidikan kesehatan kepada lansia penderita asam

urat, dan diabetes mellitus. Penelitian terdahulu juga menerapkan media edukasi

pada penderita hipertensi, tetapi penelitian tersebut tidak menggunakan media audio

visual sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh penggunaan media audio

visual pada penderita hipertensi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian “Pengaruh Edukasi Kesehatan Dengan Media Audio Visual Tentang

Hipertensi Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia di Dusun Copol Desa Pesantren

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ adakah pengaruh edukasi kesehatan melalui media audio

visual tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia”


5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

lansia tentang penyakit hipertensi melalui media audio visual.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi

sebelum dilakukan edukasi kesehatan menggunakan media audio.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia sesudah dilakukan

edukasi kesehatan menggunakan media audio visual.

c. Menganalisis pengaruh edukasi kesehatan menggunakan media audio

visual terhadap tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Responden (Lansia)

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang cara

pencegahan penyakit hipertensi agar lansia peduli terhadap kondisi yang

dialami dan mempunyai perilaku hidup yang lebih sehat.

b. Manfaat bagi Desa

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan mempengaruhi tingkat

pengetahuan para lansia tentang hipertensi. Dari pengaruh penyuluhan ini

kader dapat mengembangkan program posbindu di Dusun Copol Desa

Pesantren.
6

c. Manfaat bagi Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan masukan

dalam melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan

media audio visual tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia

dan dapat menambahkan media pendidikan kesehatan dengan media audio

visual.

d. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran

faktor-faktor yang mendukung pemilahan pelayanan kesehatan sebagai

layanan kesehatan bagi penderita hipertensi, sehingga tenaga kesehatan

dapat melakukan promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan yang tepat

dan cepat untuk meminimalisir lansia terkena hipertensi.


7

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama Penulis Judul Jurnal Metode Penelitian Tempat Penelitian Populasi dan Hasil
Sampel
Ratna Wardani, “Pengaruh Pendidikan Journal of Menggunakan Posyandu Lansia Sampel penelitian Hasil analisis mengatakan
Kharisma Syahda Kesehatan Hipertensi Community One Group Pre- Kelurahan adalah 23 lansia bahwa sebelum di berikan
Widyastika, Olivia terhadap pengetahuan Engagement in Test Post-Test Manisrenggo dengan kategori penyuluhan, tingkat
Junita Ardiana, Ice lansia di Posyandu Health Design kurang sebesar 13 pengetahuan responden
Marselina Sila, Lansia Kelurahan %, cukup 43% dan mengenai penyakit
Rindang Larose Tri Manisrenggo ” baik sebesar 9%. hipertensi kebanyakan masih
Asri. baik dan sebagian masih ada
( 2018) yang kurang, nilai ini
didapatkan dari hasil
jawaban kuisioner yang
dibagikan dimana soalnya
ada 10 poin dan diberikan
kategori yang berbeda.
Kebanyakan mereka kurang
paham di soal bahwa
hipertensi itu bisa terjadi
karena pola hidup yang tidak
sehat. Akan tetapi setelah
dilakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi
ternyata ada perubahan yang
signifikan dimana presentase
dominan sebelumnya adalah
cukup, dan setelah dilakukan
penkes kategori baik
menjadi dominan.

Lestari Lorna Lolo, Dampak Edukasi Jurnal Voice of Metode Pre- Posyandu Lansia Sampel penelitian Hasil penetitian ini bahwa
Sumiati (2019) Hipertensi Berbasis Midwifery Eksperimental wilayah kerja adalah 36 edukasi kesehatan berbasis
8

Budaya Luwu Design dengan Puskesmas Wara responden lansia budaya salah satunya dengan
Terhadap One group pre Utara Kota Palopo. dengan kriteria menggunakan bahasa daerah
Pengetahuan and posttest responden dengan dapat mempengaruhi
Penderita Hipertensi design usia 55-64 tahun penerimanaan lansia
sebanyak 29 orang terhadap informasi yang
(80,6%), usia diberikan.
kurang dari 75
tahun sebanyak 2
orang (5,6%).
Yusdianti Rista Sari, Pengaruh Penddikan Jurnal Metode yang Panti Wredha Populasi berjumlah Hasil penelitian meunjukkan
Wiwin Priyantari Kesehatan tentang Kesehatan digunakan Budhi Dharma 51 orang, Sampel distribusi frekuensi usia
(2018) hipertensi terhadap Samodra Ilmu penelitian Yogyakarta sebanyak 41 orang. berada pada rentang 45
pengetahuan lansia kuantitatif quasi Subyek yang diteliti sampai 60 tahun. Usia
dalam mencegah experiment adalah lansia responden terbanyak 60
hipertensi di panti dengan design sebanyak 41 orang tahun, hal tersebut
wredha budhi dharma pre-test and post- dengan kriteria menunjukkan bahwa
Yogyakarta test non lansia yang sudah semakin bertambahnya usia
equivalent control pernah dan belum maka semakin berisiko
group. pernah mengikuti terjadinya hipertensi.
program pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi dan
bersedia menjadi
responden
Zakiyatul Ulya, dkk Pengaruh Pendidikan Jurnal Metode yang Desa Banteran, Sempel berjumlah Hasil penelitian
(2017) Kesehatan Dengan Keperawatan digunakan Kabupaten 32 orang dan dibagi meunjukkan distribusi
Media Poster Soedirman penelitian Banyumas dalam 2 kelompok frekuensi usia berada pada
Terhadap kuantitatif quasi yaitu kelompok rentang 45 sampai 60
Pengetahuan experiment intervensi dan tahun. Usia responden
Manajemen dengan design kontrol. terbanyak 60 tahun, hal
Hipertensi Pada pre-test and post- tersebut menunjukkan
Penderita Hipertensi test non bahwa semakin
equivalent control bertambahnya usia maka
group. semakin berisiko
terjadinya hipertensi.
9

Honesty Diana Hubungan Tingkat Jurnal Deskritif analitic Puskesmas Koto Populasi seluruh Hasil penelitian
Morika, dkk (2021) Pengetahuan dan Syedzasaintika dengan desain Lolo Kerinci lansia yang menunjukan responden
Aktivitas fisik cross sectional berkunjung di mengalami hipertensi
terhadap kejadian Puskesmas Koto dengan tingkat
hipertensi pada lansia Lolo Kerinci pengetahuan rendah yaitu
Sampel berjumlah 93,1%.
36 orang

Roymond Penyuluhan kesehatan Jurnal Metode Ceramah Kelurahan Medan Populasi dilakukan Hasil penelitian
Hamonangan masyarakat : Pendidikan dan dengan Sunggal pada lansia di 14 menunjukkan adanya
Simmamora, dkk Penatalaksanaan Pemberdayaan menggunakan Kelurahan Medan manfaat penyuluhan
(2018) perawatan penderita Masyarakat audiovisual. Sunggal dengan 60 masyarakat dengan
asam urat Penyebaran responden. menggunakan media
menggunakan media kuesioner dan audiovisual terhadap
audiovisual wawancara pengetahuan masyarakat
penderita asam urat.
Pengetahuan masyarakat
yang tadinya 5% menjadi
88,3% menjadi kategori
baik.
Raudhotun Nisak, Upaya Pemberdayaan Jurnal metode instrumen Dusun Karang Sampel 54 lansia di Hasil penelitian
dkk (2018). masyarakat melalui Pengabdian alat tulis, alat Pucang, Desa Dusun Karang menunjukkan sebagian
deteksi dini dan Masyarakat pengukuran Ngancar, Pucang, Desa besar lansia yang terlibat
pengendalian Kesehatan tekanan darah, Kecamatan Pitu, Ngancar, dalam pengabdian
penyakit degenaratif penatalaksanaan Kabupaten Ngawi. Kecamatan Pitu, masyarakat ini memiliki
pada lansia di Dusun dalam penelitian Kabupaten Ngawi. tekanan darah dan gula
Karang Pucang, Desa ini menggunakan darah normal, namun,
Ngancar, Kecamatan leaflet memiliki kadar asam urat
Pitu, Kabupaten dan kolestrol diatas
Ngawi. normal.
10

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari aspek media

pendidikan kesehatan yang digunakan, tempat penelitian, metode penelitian.

Penelitian ini menggunakan media audio visual, sedangkan penelitian terdahulu

menggunakan media leaflet (Ratna Wardani et.al 2018), media media berbasis

budaya (Lola, 2019), media poster (Ulya, 2017), Media audio visual dalam

perawatan penderita asam urat (Roymond Hamonangan Simamora. et.al 2018).

Media audio visual dalam kepatuhan pasien diabetes mellitus (Yusan et.al 2017),

Media leaflet dalam upaya pengendalian penyakit hipertensi pada lansia (Raudhotun

Nisak et.al 2018). Dalam hal tempat penelitian, penelitian ini dilakukan di Dusun

Copol Desa Pesantren, berbeda dengan semua penelitian tabel 1.1


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan artinya segala upaya yang direncanakan dapat

mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok warga maupun

masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku, yang tersirat dalam pendidikan adalah input sasaran pendidikan

baik individu, kelompok, dan masyarakat (Notoatmodjo. 2012). Kesehatan

adalah keadaan sehat baik secara fisik, intellectual, spiritual, maupun

sosial setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi

(Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan yaitu suatu aplikasi atau penerapan pendidikan

dibidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan ialah seluruh

aktivitas yang dapat memberikan dan meningkatkan pengetahuan perilaku,

baik individu, kelompok, atau masyarakat dalam memelihara kesehatan

mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut widyasari (2010) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

mengubah pola pikir bahwa kesehatan memberikan sesuatu yang bernilai

11
12

dalam hidup, meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia tentang

kesehatan, mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana

pelayanan kesehatan secara tepat.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ( Kholid ahmad, 2015).

1) Mengembangkan pembangunan dalam wawasan kesehatan.

2) Mengembangkan kemitraan dan suasana yang mendukung.

3) Memperkuat dalam kegiatan pendidikan kesehatan kepada

masyarakat.

4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan.

5) Mengarahkan dalam pelayanan kesehatan yang lebih dekat dengan

memberdayakan masyarakat.

d. Sasaran Pendidikan Kesehatan

1) Sasaran primer

Sasaran primer atau sarana utama yaitu sekelompok masyarakat yang

akan diubah perilakunya. Sasaran primer ini dikelompokkan menjadi

kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita,

anak sekolah. Remaja, pekerja ditempat kerja, dll.

2) Sasaran sekunder

Kelompok yang termasuk dalam sasaran sekunder adalah tokoh

masyarakat (formal maupun informal) dapat memberikan keefektifan

dalam menyampaikan pesan tentang kesehatan dan tokoh masyarakat

ini menjadi contoh dalam perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya.


13

3) Sasaran tertier

Kegiatan pendidikan kesehatan dapat menjadikan para pejabat atau

tokoh masyarakat setempat sebagai sasaran tertier agar mendukung

dalam program pendidikan kesehatan yang lebih sehat.

2. Konsep Media Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Media Pendidikan Kesehatan

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk dari medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar dimana media ini sebagai

mediator untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Menurut

Scramm (1977) seperti dikutip Kholid (2015) menyatakan bahwa media

pembelajaran merupakan media pembawa pesan yang bisa dimanfaatkan

dalam proses belajar.

Media atau alat peraga pada edukasi kesehatan ialah sebagai alat

bantu dalam memberikan edukasi kesehatan yang dapat ditinjau, didengar,

diraba, dirasa, atau dicium dimana akan digunakan untuk memperlancar

komunikasi serta dalam penyebaran informasi (Kholid, 2015). Media

audio visual pada hakikatnya adalah suatu penyajian yang realitis,

terutama melalui pengindraan, penglihatan dan pendengaran yang

bertujuan untuk mempertunjukan pengalaman dalam edukasi kesehatan

pada audience.

Dari pemaparan diatas kita mampu memahami bahwa media

pembelajaran audio visual merupakan sebuah alat bantu dalam


14

pembelajaran yang dapat menyampaikan pesan berupa gambar serta suara,

sehingga dapat memberikan motivasi dan mempermudah audience pada

proses menerima pesan/isu.

b. Kegunaan Media

Menurut Daryanto (2013) ada beberapa manfaat dalam penggunaan

media pembelajaran :

1) Memperjelas pesan agar mudah dipahami

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

3) Menimbulkan gairah untuk belajar, dan dapat berinteraksi langsung

antara audience dengan sumber belajar.

4) Menimbulkan audience belajar mandiri dengan kemampuan visual

5) Memberikan persamaan dalam rangsangan pembelajaran.

c. Media yang digunakan dalam penelitian

1) Media Poster terhadap pengetahuan manajemen hipertensi pada

penderita hipertensi

2) Media Leaflet dalam pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi

terhadap pengetahuan lansia di posyandu

3) Media leaflet dalam upaya pengendalian penyakit hipertensi pada

lansia

4) Media audio visual dalam perawatan penderita asam urat

5) Media audio visual dalam kepatuhan pasien diabetes mellitus


15

d. Pengertian Audio Visual

Media audio visual adalah media yang memberikan pesan atau

informasi dalam bentuk gambar dan terdapat suara, dimana gambar dan

suara ini dikeluarkan secara bersamaan pada saat ditampilkan. Kelebihan

menggunakan media audiovisual adalah memberikan gambar dan suara

yang dapat memberikan retensi memori yang lebih lama karena media

audio visual menampilkan gambar dan suara lebih menarik dan dapat

diingat (Yanti, 2015).

e. Fungsi Media Pembelajaran Media Audio Visual

Levie & Lentz dalam (Azhar Arsyad, 2014) mengemukakan ada

beberapa fungsi di media audio visual :

1) Fungsi atensi

Fungsi atensi media audio visual ialah inti, hal ini sangat menarik

serta dalam menyampaikan arahan perhatian pada audience untuk

berkonsentrasi penuh terkait dalam menggunakan media audio

visual yang ditampilkan.

2) Fungsi afektif

Memberikan kenikmataan secara eksklusif dalam melihat gambar

serta mendengarkan suara, yang mana akan memberikan emosi dan

sikap audience saat melihat.


16

3) Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif pada media audio visual ini akan memperlancar

pencapaian tujuan dalam memahami serta mengingat isu atau

informasi pesan yang terkandung pada gambar dan suara.

4) Fungsi Kompensatoris

Dalam media audio visual bisa menyampaikan feedback baik buat

audience yang lemah serta lambat dalam menerima dan memahami

dari isi pesan yang sudah disampaikan.

3. Konsep Lansia

a. Definisi Lansia

Lansia artinya tehap akhir perkembangan pada kehidupan manusia.

Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia

ialah orang yang telah memasuki usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2015).

b. Klasifikasi Lansia

Depkes RI (2003) seperti dikutip Dewi (2015) mengklasifikasikan lansia

dalam kategori berikut :

1) Pralansia : Usia antara 45-59 tahun

2) Lansia : Usia 60 tahun atau lebih

3) Lansia resiko tinggi : Usia 70 tahun atau lebih yang mengalami

dilema kesehatan.

4) Lansia potensial : Lansia yang masih melakukan kegiatan sehari-

hari (lansia produktif)


17

5) Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya dalam

melakukan aktivitas ataupun dalam mencari nafkah, kehidupannya

bergantung pada orang lain.

c. Klasifikasi lansia menurut WHO adalah :

1) Elderly : 60-74 tahun

2) Old : 75-89 tahun

3) Very old : >90 tahun

d. Karakteristik Lansia

Lansia mempunyai 3 karakteristik sebagai berikut : Dewi (2015)

1) Berusia lebih dari 60 tahun atau lebih

2) Rentang sehat hingga sakit, kebutuhan serta masalah kesehatan

yang sangat bervariasi.

3) Lingkungan dalam kehidupan yang sangat bervariasi

Karakteristik Penyakit Lansia di Indonesia (Haryono, 2013).

1) Penyakit persendian dan tulang : rematik, osteoporosis,

osteoartritis.

2) Penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung koroner, hipertensi,

kolesterolemia, angina, cardiac attack, stroke, anemia (kurang

darah).

3) Penyakit pencernaan : gastritis dan ulkus peptikum

4) Penyakit Urogenital : infeksi saluran kemih (ISK), gagal ginjal

akut atau kronis, benign prostathi perplasia.

5) Penyakit metabolik atau endokrin : diabetes mellitus, obesitas.


18

6) Penyakit pernafasan : asma dan tuberculosis paru.

7) Penyakit keganasan : kanker.

8) Penyakit lainnya : pikun, alziemer, depresi, parkinson

4. Pengalaman belajar pada lansia

Pengetahuan tentang kesehatan juga dapat diperoleh melalui

pengalaman dan proses belajar baik bersifat formal juga non formal, dimana

pengetahuan ini tidak selalu baik, dimana tindakan tersebut dapat dilakukan

untuk mempengaruhi proses belajar seseorang. Dengan demikian ada

hubungan yang mempengaruhi antara pengetahuan dan pengendalian masing-

masing seseorang terkait hipertensi. Kebiasaan yang dilakukan lansia yaitu

melakukan pengendalian tekanan darah, akan tetapi permasalahan kesehatan

lansia seringkali timbul tidak hanya satu penyakit, melainkan terdapat

beberapa penyakit. Hal ini dipengaruhi penurunan fungsi fisiologis pada

kenaikan usia seseorang. Responden yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang baik terkait penyakit hipertensi akan memberikan dampak

dan tindakan baik agar tidak terjadi hipertensi pada dirinya sendiri.

Oleh karena itu sikap yang dimiliki oleh responden akan memberi

dampak pada kesehatannya. Pengalaman pribadi adalah salah satu dari

perilaku responden yang akan membawa pengaruh besar bagi kesehatannya.

Sehingga, banyak responden yang tidak menyadari bahwa kegiatan yang

dilakukan sehari-hari itu dapat mengendalikan tekanan darah (Anggreani,

2020).
19

Beberapa pengalaman belajar lansia pada pencegahan hipertensi :

(Anggreani, 2020)

a. Melakukan pola makan sehat

b. Diet makan

c. Melakukan kegiatan fisik secara teratur

5. Konsep Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Seseorang dikatakan penderita hipertensi apabila memiliki tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,

dengan pemeriksaan secara berulang (Perhimpunan Dokter Spesialis

Kardiovaskuler Indonesia, 2015). Hipertensi atau penyakit darah

tinggi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas batas normal (Wardani, 2018).

b. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut Palmer (2005) seperti dikutip

Manuntung (2019) :

1) Hipertensi esensial (Primer)

Penyebab terjadinya hipertensi primer belum diketahui dengan

jelas, akan tetapi hipertensi primer ini dikaitkan dengan faktor

pola hidup seperti kurangnya bergerak dan pola makan yang

tidak sehat.
20

2) Hipertensi sekunder

Penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah karena kondisi

medis atau reaksi dari obat-obatan seperti pil KB, akan tetapi

tipe hipertensi sekunder jarang terjadi .

Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Brashers (2008) seperti

dikutip Manuntung (2019).

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 < 80

Pre Hipertensi 120-139 80-89


Hipertensi Tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi Tahad 2 ≥ 160 ≥ 100

c. Etiologi

1) Hipertensi Primer : bertambahnya umur, stres psikologis, dan

keturunan.

2) Hipertensi Sekunder : Penyakit ginjal, gangguan kelenjar

tiroid, kelainan hormonal, obat-obatan, penyalahgunaan

alkohol, dll.

d. Faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi (Nurrahmani, 2011)

1) Umur

Dimana seseorang jika sudah berumur 40 tahun keatas maka

biasanya rentan terhadap meningkatnya tekanan darah, jika

terjadi secara terus menerus maka akan menjadi hipertensi

dengan bertambahnya umur seseorang.


21

2) Jenis kelamin

Laki-laki atau perempuan akan memiliki kesamaan dalam

mengalami hipertensi. Laki-laki beresiko terjadi hipertensi jika

sudah memasuki umur 45 tahun, akan tetapi wanita akan

beresiko hipertensi jika sudah memasuki umur 65 tahun,

kondisi ini dipengaruhi oleh hormon.

3) Geografis

Dari segi geografis, didaerah pantai lebih besar terkena

hipertensi disebabkan daerah pantai banyak mengandung

kadar garam dibandingkan dengan daerah gunung, dan

keadaan suhu juga mempengaruhi terjadinya hipertensi.

4) Urbanisasi

Penduduk sekarang sangat padat dan salah satu pemicu

timbulnya hipertensi karena penduduk sekarang sibuk, pola

makan dan pola hidupnya kurang sehat sehingga orang-orang

lebih memilih beli makanan yang siap saji dibandingkan

memasak sendiri.

5) Kebiasaan merokok

Merokok dapat menyebabkan denyut jantung dan kebutuhan

oksigen untuk disuplai ke otot jantung mengalami

peningkatan, merokok dapat memperparah hipertensi dan

dapat menyebabkan penyakit generative lain seperti stroke dan

penyakit jantung.
22

6) Konsumsi alkohol dan kafein berlebih merupakan salah satu

faktor resiko terjadinya hipertensi, karena ada peningkatan

kadar kortisol, peningkatan volume sel darah merah dan

kekentalan darah yang mengakibatkan tekanan darah

meningkat. Sedangkan kafein diketahui dapat membuat

jantung bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan darah lebih

banyak setiap detiknya. Akan tetapi kafein memiliki reaksi

yang berbeda setiap orang.

7) Obesitas merupakan suatu kelebihan berat badan, dimana

kegemukan ini tidak baik untuk kesehatan. Seseorang yang

memiliki berat badan berlebih cenderung memiliki tekanan

darah lebih tinggi dibandingkan seseorang yang kurus, akan

tetapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang kurus juga

dapat memiliki tekanan darah yang tinggi. Seseorang yang

mengalami kegemukan jantung akan bekerja lebih keras dalam

memompa darah karena pembuluh darah mengalami

penyempitan akibat penumpukan lemak yang terlalu banyak.

8) Konsumsi garam berlebihan

Natrium yang masuk ke dalam darah secara berlebihan dapat

menahan air sehingga mengakibatkan peningkatan volume

darah sehingga kerja jantung saat memompa darah sangat

cepat.
23

9) Stress

Stres merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan

mengalami ketegangan jiwa, merasa tertekan, takut, merasa

bersalah, keadaan ini akan memicu jantung berdernyut lebih

kuat sehingga tekanan darah meningkat.

10) Riwayat Keluarga

Faktor genetik dalam keluarga yang memiliki tekanan darah

tinggi dapat mengakibatkan risiko menderita hipertensi.

Individu dengan orang tua yang menderita hipertensi akan

mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk menderita

hipertensi dibandingkan orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi.

e. Manifestasi

Seseorang yang menderita hipertensi, biasanya tidak

mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi, karena hipertensi ini

tidak menimbulkan gejala yang berat, akan tetapi hanya menimbulkan

gejala yang ringan seperti : sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak

nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang,

terasa berat ditengkuk.

f. Komplikasi

Penderita hipertensi sangat berisiko terhadap penyakit

kardiovaskuler (Tamosiunas, et al. 2014 ). Hipertensi merupakan

salah satu faktor risiko yang paling utama dalam kejadian stroke,
24

gagal jantung, dan gagal ginjal. Ada komplikasi yang diakibatkan oleh

hipertensi salah satunya adalah retinopati hipertensi dimana keadaan

ini ditandai dengan kelainan pada vaskuler retina pada penderita

hipertensi Afsar (2014) seperti dikutip Kurnia (2021).

g. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Riordon (2013) seperti dikutip Kurnia (2021)

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Hipertensi Berat

Hipertensi berat pentalaksanaannya bisa melakukan terapi

farmakologi akan tetapi tetap menjaga pola hidup yang sehat.

2) Hipertensi Ringan

Hipertensi ringan penatalaksanaannya bisa melakukan terapi

nonfarmakologi :

a) Mengurangi konsumsi garam

Mengkonsumsi garam yaitu dengan tidak menambahkan

garam ke dalam makanan yang dihidangkan di meja atau

yang sedang dimasak. Kadar sodium yang

direkomendasikan oleh WHO adalah tidak lebih dari

mmol (sekita 2,4 gram sodium atau 6 gram garam)

perhari.

b) Berhenti Merokok

Rokok terbukti memicu terjadinya penyakit-penyakit

kronis, salah satunya adalah hipertensi nikotin yang


25

terdapat didalam rokok meyebabkan tekanan darah

meningkat.

c) Mengendalikan berat badan

Untuk setiap kilogram berat badan yang hilang, maka

dapat menurunkan tekanan darah sekitar mmHg, jadi jika

tekanan darah mengalami sedikit peningkatan dapat

kembali normal dengan menurunkan berat badan menjadi

ideal.

d) Berhenti konsumsi alkohol

Alkohol berpengaruh terhadap tekanan darah, dimana

alkohol ini dapat mengganggu system kerja saraf pusat

maupun saraf tepi. Jika kerja saraf simpatis terganggu,

maka akan menyebabkan gangguan pada pengaturan

darah.

e) Mengurangi makanan berkolestrol tinggi

Hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi,

seperti daging, gorengan, makanan yang dimasak

menggunakan minyak bekas.

f) Mengurangi konsumsi kafein

Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman

bersoda bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.


26

g) Perbanyak konsumsi buah dan sayur

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan

mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium

dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

h) Olahraga secara teratur

Aktivitas fisik atau berolahraga secara teratur sangat

mempengaruhi penurunan tekanan darah. Namun pada

lansia tidak disarankan melakukan olahraga yang terlalu

berat.

Olahraga yang dianjurkan bagi lansia adalah berjalan kaki,

jogging, bersepeda, dan senam (senam lansia).


27

B. Kerangka Teori
Hipertensi pada lansia

Manajemen
Hipertensi

Farmakologi
Non Farmakologi

Obat Hipertensi

Edukasi Menjaga berat Olahraga


badan

Kontrol tekanan darah Pengetahuan meningkat

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

- Faktor predisposisi (usia,jenis kelamin, tingkat


pendidikan, lama menderita hipertensi, tingkat
pengetahuan hipertensi, motivasi berobat, status
tinggal, sosial ekonomi).
- Kebiasaan hidup (Konsumsi garam yang tinggi)
- Stres, obesitas

Sumber : Wardani (2018), Manutung (2019), Anggreani (2020), Kurnia (2021),

Nurrahmani (2011)
28

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti

membuat skema yang menggambarkan pengaruh edukasi kesehatan dengan

media audio visual tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia,

yang digambarkan dalam skema berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Edukasi Hipertensi dengan Tingkat pengetahuan penderita


media audio visual hipertensi

Variabel Antara

a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
d. Pekerjaan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


29

Keterangan :

: Variabel Yang diteliti

: Variabel Antara

: Pengaruh antara variabel yang diteliti

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah edukasi kesehatan menggunakan media

audio visual secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan lansia

tentang hipertensi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada angka atau numerik dalam

bentuk hitungan (Nasehudin, 2012). Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rancangan penelitian pra-eskperimental dengan one

group pre-post test design yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

memberikan tes diawal (pre-test) sebelum diberikan perlakuan, dan setelah

edukasi diberikan tes akhir (post-test) (Hidayat, 2017). Perlakuan dalam

penelitian ini adalah pemberian edukasi kesehatan dengan media audio visual

pada kelompok lansia dengan hipertensi. Bentuk rancangan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Gambar 3.1 Metode Penelitian dengan one group pre-post test

(Hidayat, 2017)

30
31

Keterangan :

01 : Penderita hipertensi sebelum diberikan edukasi kesehatan dengan media

audio visual tentang hipertensi.

02 : Penderita hipertensi sesudah diberikan edukasi kesehatan dengan media

audio visual tentang hipertensi.

X : Edukasi kesehatan dengan media audio visual pada kelompok lansia

penderita hipertensi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Pesantren Dusun Copol Kecamatan

Ulujami Kabupaten Pemalang bertempat di SD Negeri 04 Pesantren.

Peneliti memilih lokasi tersebut karena lokasi yang sangat strategis dekat

dengan lingkungan masyarakat dan mudah dijangkau oleh semua orang.

Sebagian besar responden mengetahui keberadaan SD Negeri 04

Pesantren. Tidak hanya mudah dijangkau akan tetapi lokasi penelitian ini

juga sangat membantu responden memahami edukasi yang diberikan oleh

peneliti karena terdapat meja dan kursi yang dapat memberikan

kenyamanan responden pada saat mengikuti penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak bulan April 2022. Pengambilan data

dilakukan pada tanggal 24 April 2022.


32

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

No Kegiatan September- Januari Februari- Mei


Desember 2021 2022 April 2022
2022

1. Pembekalan dan
Penyusunan Proposal
2. Ujian Proposal dan
Revisi
3. Proses Pengambilan
Data
4. Pengolahan Data dan
Analisa Data
5. Ujian Hasil

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah kejadian yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dibuat oleh peneliti

sehigga dapat dipelajari dan menjadi suatu kesimpulan (Sugiyono, 2016).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia di Desa Pesantren Dusun

Copol RT 04 RW 01 yang menderita hipertensi, yaitu sejumlah 25 orang.

Data 25 orang ini diambil dari Posbindu. Kader Posbindu mendata semua

lansia di Desa Pesantren kemudian melakukan cek kesehatan termasuk cek

tekanan darah. Hasil dari cek kesehatan tersebut terdapat 25 orang lansia

penderita hipertensi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang harus dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2016). Pemilihan sampel dalam penelitian ini


33

menggunakann teknik sampling jenuh dimana cara pengambilan datanya

dari seluruh anggota populasi dan sampelnya kurang dari tiga puluh, maka

diambil keseluruhanya (Hidayat, 2017). Oleh karena itu sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi di Desa

Pesantren Dusun Copol sejumlah 25 orang lansia.

a. Kriteria inklusi

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Lansia berusia 60 tahun ke atas.

2) Lansia dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg.

3) Bersedia menjadi responden penelitian

b. Kriteria eksklusi

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Lansia yang mengalami gangguan pendengaran dan

penglihatan.

2) Lansia yang tidak mengikuti intervensi dari awal hingga akhir

penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan titik fokus peneliti untuk diamati. Variabel

adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan outcome terhadap

sesuatu yang diteliti (Nursalam, 2013).

Menurut Nasution (2017) variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu :
34

1. Variabel Independent (mempengaruhi) ialah variabel yang memiliki

peran untuk memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel Independent adalah edukasi kesehatan

menggunakan media audio visual.

2. Varibel dependent (terpengaruh) adalah dimana variabel dependent

ini sebagai faktor yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel dependent adalah tingkat pengetahuan lansia

tentang hipertensi.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah dimana karakteristik definisi yang diamati, diukur

dari hal yang akan didefinisikan. Karakteristik ini yang diamati serta diukur

oleh peneliti dalam observasi pada fenomena yang mungkin dilakukan

kembali oleh orang lain (Nursalam, 2013).

Tabel.3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
1. Edukasi Proses pemberian - - - -
kesehatan materi kesehatan
dengan tentang hipertensi
media audio dengan
visual menggunakan
media audio
visual (media
audio visual yaitu
media
pembelajaran
yang dapat dilihat
dan didengar,
karena
mengandung
unsur suara dan
gambar yang
35

dapat memotivasi
dan
mempermudah
audience dalam
proses menerima
informasi).

2. Tingkat Kemampuan Kuesioner Kuesioner Skor tertinggi : Ordinal


pengetahuan lansia dalam berjumlah 26, dengan
lansia memahami materi 13 item kategori skor :
tentang tentang dengan a. Jawaban
hipertensi hippertensi. pertanyaan salah nilai 0
yaitu : b. Jawaban
a. Respon benar nilai 2
dengan c. Rentang
menja nilai 0-26
wab
benar
nilai
(2)
b. Respon
dengan
menja
wab
salah
nilai
(0)

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yaitu suatu alat dalam pengumpulan data yang

disusun berdasarkan keinginan untuk memperoleh data baik dalam data

kuantitatif ataupun data kuantitatif (Nursalam, 2013). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dapat diartikan

sebagai alat dalam pengumpulan data untuk memperoleh data yang baik dan

akurat, dimana kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengukur tingkat

pengetahuan responden dan jawaban sesuai dengan tingkat kepahaman

responden (Hidayat, 2014).


36

Kuesioner ini dikembangkan sendiri oleh peneliti dan sudah melalui

uji expert. Setelah dilakukan uji expert peneliti melakukan perbaikan sesuai

dengan arahan dan masukan dari dua pakar dibidang keperawatan gerontik

dan bidang keperawatan dasar. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan cara kuesioner diuji cobakan pada 30 responden di Desa

Sidokare, akan tetapi responden tersebut bukan responden yang dijadikan

penelitian.

Edukasi kesehatan dalam penelitian ini menggunakan media audio

visual yang dapat diakses di youtube https://youtu.be/VGA4enmEP2c . Media

ini berisi materi edukasi kesehatan tentang pengertian, gejala, penyebab,

komplikasi penyakit, dan cara mencegah penyakit hipertensi.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner yang sesungguhnya,

maka kuesioner sudah diuji keasliannya dan kehandalannya dengan

dilakukannya uji validitas dan reliabilitas (Notoatmodjo, 2010).

Prosedur uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan software SPSS dengan menghitung nilai korelasi.

Responden yang diperlukan untuk melakukan uji validitas sebanyak 30

responden dilakukan di Desa Sidokare Kecamatan Ampelgading

Kabupaten Pemalang pada tanggal 23 – 27 Januari 2022 , dimana nilai

30 responden ini termasuk nilai standar minimal, akan tetapi responden


37

dalam uji validitas tidak boleh di masukkan ke dalam sampel penelitian

(Wibowo, 2014).

Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dengan uji

pearson product moment. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui

kehandalan dan kesesuaian kuesioner yang digunakan oleh peneliti

dalam mengukur dan memperoleh data penelitian dari responden.

Dalam uji validitas ini jika nilai signifikasi ( r ) < 0,05 maka item

pertanyaan dinnyatakan valid, dan sebaliknya jika nilai signifikasi ( r )

> 0.05 maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian

No Variabel r-hitung Keterangan

1. Soal 1 0,329 Tidak Valid

2. Soal 2 0,003 Valid

3. Soal 3 0,148 Tidak Valid

4. Soal 4 - Tidak Valid

5. Soal 5 0, 727 Tidak Valid

6. Soal 6 0,010 Valid

7. Soal 7 0,000 Valid

8. Soal 8 0,001 Valid

9. Soal 9 0,046 Valid

10 Soal 10 0,000 Valid

11. Soal 11 0,001 Valid

12. Soal 12 0,000 Valid

13. Soal 13 0,026 Valid


38

14 Soal 14 0,004 Valid

15. Soal 15 0,000 Valid

16. Soal 16 0,126 Valid

17. Soal 17 0,0159 Valid

18 Soal 18 - Tidak Valid

19. Soal 19 - Tidak Valid

Hasil uji validitas ini menyatakan bahwa dari total 19 item

pertanyaan terdapat 13 item pertanyaan yang valid dan 6 item

pertanyaan tidak valid sebagaimana tertera dalam tabel 3.4. Oleh karena

itu item pertanyaan yang valid digunakan dalam instrumen penelitian,

tetapi item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam

instrumen penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas yaitu masalah yang sejauh mana dalam

pengukurannya dapat dipercaya karena sesuai dengan keadaan. Suatu

kuesioner bisa dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten terhadap jawabannya.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran

yang dapat menghasilkan data yang reliabel (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabel dalam penelitian menggunakan software SPSS dengan

cronbachs alpha. Jika nilai cronbachs alpha lebih dari 0,6 maka

kuesioner dapat dinyatakan reliabel (Priyatno, 2016).


39

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Nilai Cronbachs alpha Keterangan

Tingkat Pengetahuan 0,707 Reliabel

Hasil Uji Reliabilitas kuesioner penelitian ini nilai cronbach

alpha sebesar 0,707, sehingga kuesioner dalam penelitian ini

dinyatakan reliabel.

H. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu runtutan kegiatan penelitian yang

didalamnya terdapat pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau

seluruh populasi yang dapat meningkatkan hasil penelitian (Suharman et al,

2016). Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer, data primer

pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan responden secara

mandiri secara langsung dari obyek yang akan diteliti sehingga dapat

digunakan untuk penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah lembar

kuesioner dan pengukuran tekanan darah dengan teknik pengumpulan data.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian

ini yaitu :

a. Tahap awal penelitian adalah uji etik ke Komite Etik Penelitian

Kesehatan (KEPK) FIK Unikal.

b. Setelah perizinan disetujui oleh pihak KEPK FIK Unikal,

selanjutnya ijin penelitian ke Kesbangpol, Bappeda Kabupaten


40

Pemalang, Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Puskesmas Mojo

Kecamatan Ulujami, Kelurahan dan Bidan Desa Pesantren.

c. Selanjutnya peneliti menentukkan calon responden sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi, setelah peneliti mendapatkan calon

responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti

menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan kerugian/resiko yang

diterima dalam mengikuti penelitian.

d. Setelah penjelasan tentang penelitian dipahami oleh calon

responden, maka peneliti memberikan informed consent terhadap

calon responden sebagai bukti persetujuan sebagai responden

penelitian.

e. Setelah responden menyetujui informend consent dengan

menandatangani lembar persetujuan, responden diberikan penjelasan

mengenai cara pengisian kuesioner dan dianjurkan respon bertanya

jika tidak jelas dengan pertanyaan.

f. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk

dilakukannya pre test kemuadian dilanjutkan pendidikan kesehatan

tentang hipertensi dan akan diberikan kuesioner kembali untuk post

test. Bagi lansia yang tidak bisa membaca dan menulis maka

pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara.

g. Semua data sudah diperoleh kemudian data diolah dan dianalisis

oleh peneliti.
41

I. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan

statistik dengan cara mengolah dan menganalisis data kemudian dilakukan

dengan cara sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012):

a. Collecting

Pengumpulan data yang diperoleh dari kuesioner maupun wawancara.

b. Checking

Pemeriksaan kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar hasil

wawancara dengan tujuan agar data diolah dengan benar, sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan reliabel.

c. Coding

Peneliti memberikan kode pada variabel-variabel yang diteliti, dengan

cara nama responden menjadi nomer 1,2,3. . .dan seterusnya.

d. Entering

Data entry, yaitu jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk kode (angka atau huruf) kemudian dimasukkan kedalam

komputer dengan program SPSS. Pengkodean dilakukan sesuai dengan

variabel yang diteliti.

e. Data Processing

Semua data yang sudah di input ke dalam SPSS kemudian diaolah sesuai

dengan kebutuhan peneliti.


42

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dan tingkat

pengetahuan responden tentang hipertensi sebelum dan sesudah edukasi

kesehatan. Variabel penelitian dengan skala kategorik dideskripsikan

menggunakan nilai frekuensi dan presentase. Untuk variabel dengan

skala numerik seperti usia, tingkat pengetahuan, tekanan darah,

dideskripsikan menggunakan nilai median dan nilai range karena data

tidak terdistribusi normal.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan responden tentang hipertensi

dengan menggunakan uji wilcoxon sign rank test. Uji ini termasuk dalam

uji statistik nonparametrik yang digunakan untuk mengukur 2 kelompok

dalam satu sampel. Uji ini dipilih karena sampel penelitian ≤ 30

responden sehingga tidak memenuhi untuk dilakukan uji parametrik

(Munro, 2005).

J. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu bentuk pendoman dalam penelitian

yang melibatkan dalam pihak peneliti, pihak diteliti dan masyarakat yang

memperoleh dampak dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian

ini peneliti menggunakan sampel 25 responden sehingga peneliti harus


43

mengetahui pedoman penelitian agar tidak melanggar hak etik dalam

penelitian serta tidak melanggar hak etik kemanusiaan.

Dalam penelitian ini berupa pemilahan orang-orang lansia yang sudah

terdaftar di Posbindu Desa Pesantren khususnya di Dusun Copol Desa

Pesantren, dan diperoleh 25 orang lansia akan tetapi peneliti tidak

memaksakan responden untuk ikut serta dalam penelitian, penelitian ini

berupa atas kesukarelaan dari 25 responden tersebut. Penelitian ini terdapat

empat prinsip utama dalam etika penelitian keperawatan :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Penelitian harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia .

Subyek memiliki hak untuk ikut serta dalam penelitian atau tidak ikut

serta dalam penelitian. Tidak ada paksaan atau penekanan atau

penekanan tertentu agar subyek bersedia ikut dalam penelitian. Subyek

dalam penelitian juga berhak bertanya terkait keterbukaan tentang

pelaksanaan penelitian meliputi tujuan, manfaat, prosedur, resiko,

keuntungan, dalam penelitian. Setelah mendapat penjelasan yang lengkap

dan mempertimbangkannya dengan baik, maka subyek dapat

menentukkan apakah akan ikut serta atau tidak dalam penelitian yang

diadakan, prinsip ini ada didalam informend consent yaitu persetujuan

untuk berpartisipasi sebagai subyek dalam penelitian. Subyek dari

penelitian ini adalah lansia yang berumur ≥ 60 tahun, maka informend

consent akan ditanda tangani oleh lansia itu sendiri, sedangkan lansia
44

yang tidak bisa tanda tangan maka informend consent dilakukan secara

verbal.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek.

Subyek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan

kerahasiaan informasi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa

penelitian akan menyebabkan terbukanya informasi tentang subyek,

maka dari itu peneliti merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut

privasi subyek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang

dirinya diketahui oleh orang lain.

3. Menghormati keadilan dan iklusivitas

Prinsip keadilan mengandung makna bahwa penelitian memberikan

keuntungan untuk timbal balik menjadi responden dengan memberika

bingkisan yang bermanfaat. Responden diberikan kuesioner dengan

pembahasan yang sama, waktu yang sama dan tidak memaksa responden.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang besar bagi subyek penelitian dan

meminimalisir resiko yang merugikan subyek penelitian. Penelitian ini

memberikan manfaat dari segi pengembangan ilmu pengetahuan bagi

responden.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan SD Negeri 04 Pesantren sebagai lokasi

penelitian. Penggunaan lokasi penelitian ini sudah mendapatkan ijin dari pihak

sekolah. Peneliti memilih lokasi di SD Negeri 04 Pesantren karena lokasi ini

sangat strategis yaitu dekat dengan lingkungan masyarakat dan mudah dijangkau

oleh semua orang. Sebagian besar responden mengetahui keberadaan SD Negeri

04 Pesantren. Tidak hanya mudah dijangkau, tetapi lokasi penelitian ini juga

menyediakan fasilitas berupa meja dan kursi yang dapat memberikan kenyamanan

responden lansia pada saat mengikuti penelitian ini.

SD Negeri 04 Pesantren adalah salah satu satuan pendidikan dengan

jenjang SD yang berlokasi di Jl.Raya Desa Pesantren Dusun Copol, Kecamatan

Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 1985 dengan

akreditasi A penggunaan kurikulum 2013. Dalam menjalankan kegiatannya, SD

Negeri 04 Pesantren berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Secara geografis SD Negeri

04 Pesantren berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut :

Sebalah Utara : berbatasan dengan laut jawa

Sebelah Timur : berbatasan dengan sungai Comal, Desa Mojo dan

Limbangan

45
46

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Kandang

Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Kendaldoyong

SD Negeri 04 Pesantren ini didirikan di atas tanah seluas 1,100 m 2

dengan ruang kelas 6 dan sanitasi siswa 2. Area yang cukup luas memberikan

kenyamanan tersendiri bagi para guru dan siswa. Terdapat tanaman hias dan

pedagang disekitar sekolah menambah kenyamanan dan kesenangan tersendiri

untuk siswa dalam semangat belajar. Namun, penelitian ini dilaksanakan pada hari

libur sekolah, sehingga tidak mengganggu proses belajar siswa disekolah tersebut.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik subyek penelitian

Karakteristik subyek penelitian dalam penelitian ini digambarkan

berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan tekanan darah

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden lansia berjumlah 19 orang

yang terdiri dari 3 lansia laki-laki (15.8%) dan 16 lansia wanita (84.2%).

Mayoritas responden berada pada kategori usia elderly (55-65) tahun dan tidak

memiliki riwayat sekolah. Nilai median tekanan darah sistolik responden

adalah 140 mmhg dengan rentang nilai 120-200 mmHg, sedangkan nilai

median tekanan darah diastolik adalah 90 mmHg dengan rentang nilai 80-100

mmHg.
47

Tabel 4.1
Karakteristik subyek penelitian ( n = 19)
Variabel Frekuensi Median (range)
Jenis Kelamin
Laki-laki
3 (15.8 %)
Wanita
16 (84.2 %)
Usia
Lansia (elderly)
10 (52.6 %)
Lansia muda (young old)
6 (31.6 %)
Lansia tua (old)
3 (15.8 %)
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
17 (89.5%)
Tidak Tamat SD
1 (5.3%)
SD
1 (5.3 %)
Tekanan Darah
Sistolik 140 (120-200)
Diastolik 90 (80-100)

2. Deskripsi tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan

kesehatan tentang hipertensi melalui media audio visual.

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan
edukasi kesehatan tentang hipertensi melalui media audio visual.

Variabel Median (Range)


Pretest tingkat pengetahuan 6 (0-26)

Tabel 4.2 menunjukkan deskripsi tingkat pengetahuan responden

secara keseluruhan sebelum diberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai tengah (median) tingkat

pengetahuan adalah 6 dengan range 0-26, yang dalam skala lain termasuk
48

kategori pengetahuan yang rendah (Madanijah, 2004 seperti dikutip dalam

Widyawati, 2016)

Tabel 4.3
Karakteristik tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi
kesehatan berdasarkan jenis kelamin dan usia
Variabel Median (range)
Jenis kelamin
Laki-laki 18 (0-26)
Wanita 5 (0-24)
Usia
Kategori Elderly 11 (0-26)
Kategori Young Old 2 (0-24)
Kategori Old 10 (2-12)

Tabel 4.3 menunjukan karakteristik tingkat pengetahuan responden

sebelum diberikan edukasi kesehatan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Data

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan laki-laki cenderung lebih tinggi

dibanding dengan wanita, sedangkan jika dilihat dari segi usia, lansia muda

(young old) mempunyai tingkat pengetahuan yang paling rendah dibandingkan

lansia (elderly) dan lansia tua (old).

3. Deskripsi tingkat pengetahuan responden setelah diberikan edukasi kesehatan

tentang hipertensi melalui media audio visual.

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden setelah diberikan
edukasi kesehatan tentang hipertensi melalui media audi visual.

Variabel Median (Range)


Posttest tingkat pengetahuan 22 (6-24)
49

Tabel 4.4 menunjukkan deskripsi pengetahuan responden setelah

diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi (Posttest) dengan nilai

tengah (median) 22 dan range 6-24, yang dalam skala lain termasuk kategori

pengetahuan yang tinggi (Madanijah, 2004 seperti dikutip dalam Widyawati,

2016)

Tabel 4.5
Karakteristik tingkat pengetahuan responden setelah diberikan edukasi
kesehatan berdasarkan jenis kelamin dan usia

JK Tingkat Pengetahuan (Posttest)


Median (range)
Jenis kelamin
Laki 22 (0)
Wanita 19 (6-24)
Usia
Lansia (Elderly) 22 (6-24)
Lansia Muda (Young Old) 16 (10-24)
Lansia Tua (Old) 24 (20-24)

Tabel 4.5 menunjukan karakteristik tingkat pengetahuan responden

setelah diberikan edukasi kesehatan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Data

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tampak meningkatkan tingkat

pengetahuan semua lansia baik dari segi jenis kelamin dan usia. Hal ini

menunjukkan data tidak terpaut terlalu jauh dibandingkan dengan tingkat

pengetahuan mereka sebelum diberikan edukasi kesehatan (Pretest).


50

4. Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Media Audio Visual Tetang Hipertensi

terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia di Dusun Copol Desa Pesantren

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.

Tabel 4.6
Hasil uji wixocon pengaruh edukasi kesehatan dengan media audio visual
tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia.

Variabel Median (Range) P value

Pretest 6 (0-26)
0.01
Posttest 22 (6-24)

Tabel 4.6 menunjukan hasil uji wilxocon dengan p value (0.01). Nilai

p value ini < 0.05 yang menyatakan nilai posttest secara signifikan lebih tinggi

dari nilai pretest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari edukasi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

lansia di Dusun Copol Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten

Pemalang.

C. Pembahasan

Hipertensi sering mengakibatkan keadaan yang berbahaya karena

sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi,

sehingga tidak mendapatkan pengobatan (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi

yang tidak mendapatkan penanganan yang baik menyebabkan penyakit

komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus (DM),

gagal ginjal, dan kebutaan (Kemenkes RI, 2018).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposing yang dapat

mempengaruhi kejadian hipertensi. Setiap orang yang sudah berusia lanjut


51

akan mengalami penurunan fungsi-fungsi fisiologis maupun psikologis yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan lansia tentang suatu hal. Selain itu,

responden yang memiliki pengetahuan rendah juga didasari oleh beberapa

faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal seperti faktor pendidikan,

faktor pekerjaan, dan faktor usia. Sedangkan faktor eksternal seperti faktor

lingkungan dan faktor sosial budaya (Solehati et.al, 2018). Tinggi rendahnya

pengetahuan lansia juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia,

tingkat pendidikan, dan pengalaman.

Pengetahuan dinilai sebagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap

sikap, tindakan dan perilaku seseorang, salah satu upaya dalam meningkatkan

pengetahuan adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan (Machfoedz,

2010). Pencegahan hipertensi dilakukan dengan memberikan pendidikan

kesehatan melalui media audio visual karena lebih menarik dan mudah

dipahami dan lebih berefek karena melibatkan dua indra yaitu indra

penglihatan dan indra pendengaran yang mana dapat memberikan informasi

terkait edukasi kesehatan kepada penderita hipertensi (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang tingkat

pengetahuan sebelum, setelah dan pengaruh edukasi kesehatan dengan media

audio visual tentang hipertensi pada lansia sebagai berikut :


52

1. Tingkat pengetahuan responden sebelum mengikuti kegiatan edukasi kesehatan

tentang hipertensi.

Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan lansia sebelum diberikan

edukasi kesehatan dengan media audio visual masih rendah. Nilai tengah

(median) tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi adalah 6 dengan

rentang nilai 0-22. Hal ini dapat disebabkan oleh lansia yang tidak mengenyam

pendidikan sekolah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan jenis kelamin

lansia laki-laki tingkat pengetahuannya lebih tinggi daripada wanita. Hal ini

merupakan sebagian dari pengalaman dan kematangan jiwa lansia laki-laki

lebih tinggi dibandingkan lansia wanita. Dan berdasarkan usia, lansia muda

(young old) lebih rendah tingkat pengetahuannya dibadingkan dengan usia

lansia (elderly) dan lansia tua (old) dengan nilai median 2 dan rentang nilai 0-

24. Tingkat pengetahuan lansia berdasarkan usia dapat disebabkan dari

pengalaman lansia muda (young old) lebih sedikit dibandingkan dengan usia

lansia (elderly) dan lansia tua (old).

Hubungan pendidikan dengan pengetahuan dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pendidikan seseorang

berhubungan dengan kemampuan orang tersebut dalam memahami suatu

informasi yang menalar menjadi sebuah pengetahuan. Apabila perubahan

perilaku didasari dengan pengetahuan dan sikap yang positif maka akan

menyebabkan langgengnya perilaku (long lasting). Tingkat pengetahuan lansia

juga dapat dipengaruhi sering atau tidaknya berada dirumah, jika lansia sering
53

berada dirumah dan jarang bertemu dengan orang lain akan menyebabkan

rendahnya penyerapan informasi tentang hipertensi. Dalam penelitian Dewi

(2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan pekerjaan dengan kemampuan

merawat penyakit hipertensi, pekerjaan yang dimiliki seseorang berhubungan

dengan informasi yang diterima, sehingga seseorang yang bekerja di luar

rumah memiliki informasi kesehatan lebih baik daripada di rumah. Tingkat

pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang, semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kemampuan memahami dan menalar

suatu informasi menjadi lebih baik sehingga pengetahuannya juga semakin

baik (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses untuk meningkatkan

kemampuan seseorang dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan

(Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan tidak hanya sebatas memberikan

informasi kesehatan akan tetapi juga akan memberikan motivasi, skill dan rasa

percaya diri seseorang dalam mengambil tindakan untuk meningkatkan

kesehatannya (WHO, 2012).

Edukasi kesehatan tidak lepas dari penggunaan media, salah satunya

media audio visual, dimana penyampaian informasi melalui suara dan gambar,

dan informasi dapat disampaikan lebih menarik, mudah dipahami serta dapat

diterima dengan jelas (Alini dan Indrawati, 2018). Media audio visual dapat

memaksimalkan dalam pemberian informasi karena lebih berefek, media ini

melibatkan dua indra yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran yang mana
54

dapat memberikan informasi terkait edukasi kesehatan kepada penderita

hipertensi (Notoatmodjo, 2012).

Oleh karena itu, salah satu pencegahan hipertensi dilakukan dengan

memberikan edukasi kesehatan dengan media audio visual karena lebih

menarik dan mudah dipahami oleh semua kalangan usia, yang mana dapat

memberikan informasi terkait edukasi kesehatan kepada penderita hipertensi

(Notoatmodjo, 2012).

2. Pengaruh edukasi kesehatan dengan media audio visual tentang hipertensi

terhadap tingkat pengetahuan lansia

Tingkat pengetahuan lansia setelah diberikan edukasi kesehatan

dengan media audio visual didapatkan nilai tengah 22 dan nilai range 6-24. Hal

ini menunjukan ada perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

edukasi kesehatan dengan media audio visual. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh luthfiani et.al (2021) mengenai pengaruh penyuluhan dengan

menggunakan media video terhadap pengetahuan pra lansia mengenai

hipertensi menunjukkan adanya pengaruh dalam penyuluhan tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmayunita, 2019

bahwa ada pengaruh signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan metode media audio visual terhadap pengetahuan

pengendalian hipertensi pada lansia. Analisa pengaruh edukasi kesehatan

dengan media audio visual tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan

lansia dilakukan dengan memberikan kuesioner pretest dan posttest.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan


55

responden dari pretest nilai median adalah 6 dengan nilai range 0-26 dan nilai

median posttest adalah 22 dengan nilai range 6-24. Hasil ini menunjukkan

bahwa frekuensi jawaban benar posttest mengalami peningkatan disetiap

variabel pertanyaan.

Hasil analisa diketahui bahwa nilai median dan nilai range post test

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai median dan nilai range pret test, hal ini

disebabkan karena sebelum dilakukan post test, responden diberikan edukasi

kesehatan dengan media audio visual, sehingga tingkat pengetahuan responden

meningkat. Hasil penelitian ini dapat dikatakan ada pengaruh dalam

memberikan edukasi kesehatan dengan media audio visual tentang hipertensi.

Pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan (practice)

merupakan tahapan perubahan perilaku atau pembentukan perilaku. Untuk

mewujudkan pengetahuan yang baik, maka seseorang di stimulus dengan

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan media

apapun, salah satu media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

audio visual. Edukasi kesehatan dengan media audio visual ini bisa

meningkatkan tingkat pengetahuan di semua umur baik lansia laki-laki dan

lansia wanita karena media audio visual salah satu media yang cocok dalam

pemberian edukasi kesehatan kepada lansia, selain itu media audio visual yang

digunakan dalam penelitian ini mengandung unsur suara, gambar, dan materi

yang dapat dilihat, dibaca dan didengar dengan jelas pesan yang disampaikan

untuk lansia. Kelebihan dari penelitian edukasi kesehatan dengan media audio

visual yaitu lebih jelas maknanya sehingga dapat memberikan pemahaman


56

kepada lansia, baik lansia laki-laki maupun lansia wanita, penyampaian pesan

yang bervariasi, karena penyampaian media audio visual akan lebih menarik

perhatian lansia, penyampaian ini tidak hanya melakukan komunikasi verbal

akan tetapi terdapat gambar yang dapat diperhatikan dan diamati oleh lansia,

Sehingga dari hasil yang diamati lansia tersebut akan memberikan motivasi

masyarakat dalam melakukan pola hidup yang sehat.

Menurut Dian, 2019 mengemukakan bahwa media audio visual

merupakan salah satu media pembelajaran yang baik, karena mampu

mengoptimalkan stimulasi panca indera dan panca pendengaran pengetahuan

ke otak melalui mata dan telinga kurang lebih 75-85 % sedangkan 13 – 25 %

pengetahuan manusia diperoleh dan disalurkan melalui panca indera yang lain

sehingga media audio visual dipilih sebagai media penyuluhan dalam

penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Firdaus,

2016 menunjukan bahwa media audio visual dapat meningkatkan pengetahuan

karena melibatkan imajinasi dan meningkatkan motivasi belajar.

Maka dari itu, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan

pengetahuan lansia tentang cara pencegahan penyakit hipertensi agar lansia

peduli terhadap kondisi yang dialami dan mempunyai perilaku hidup yang

lebih sehat. Selain itu diharapkan untuk Desa dapat mengembangkan program

Pos Binaan Terpadu (Posbindu) di Desa Pesantren Kecamatan Ulujami

Kabupaten Pemalang.
57

D. Keterbatasan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi

melalui media audio visual. Peneliti sudah melaksanakan penelitian dengan

sebaik-baiknya, akan tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian yang

dilakukan belum sempurna. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti tidak mengukur perubahan sikap responden setelah dilakukan

edukasi kesehatan tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia

2. Peneliti memiliki keterbatasan waktu dalam pemberian edukasi kesehatan

tentang hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia, dimana peneliti

hanya memberikan kuesioner tanpa melakukan observasi secara langsung,

hal ini yang akan menyebabkan terjadinya bias dalam penelitian karena

kemungkinan responden tidak jujur saat mengisi kuesioner.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan di bab IV maka dapat diambil

simpulan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan lansia terhadap hipertensi sebelum dilakukan edukasi

kesehatan ditemukan nilai median 6 dan nilai range 0-26.

2. Tingkat pengetahuan lansia terhadap hipertensi setelah dilakukan edukasi

kesehatan ditemukan nilai median 22 dan nilai range 6-24.

3. Ada pengaruh signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan edukasi

kesehatan dengan media audio visual tentang hipertensi terhadap tingkat

pengetahuan lansia di Dusun Copol Desa Pesantren Kecamatan Ulujami

Kabupaten Pemalang, dengan nilai signifikan dengan hasil p value 0.01 <

0.05.

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan meningkatkan pengetahuan lansia tentang cara pencegahan

hipertensi agar lansia peduli terhadap kondisi yang dialami dan mempunyai

perilaku sehat.

58
59

2. Bagi Desa

Diharapkan memberikan informasi dan mempengaruhi tingkat pengetahuan

para lansia tentang hipertensi, dan dapat mengembangkan program posbindu

di Desa Pesantren.

3. Bagi Keilmuan

Diharapkan menjadi pedoman dan masukan dalam melakukan penelitian

tentang pengaruh edukasi kesehatan dengan media audio visual tentang

hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia dan dapat menambahkan

media pendidikan kesehatan dengan media audio visual.


DAFTAR PUSTAKA

Alini dan Indrawati (2018) Efektifitas Proomosi Kesehatan Melalui Audi Visual dan
Leaflet Tentang SADARI’, Jurnal Ners, 2(2), pp. 1–9.

Anggreani, N. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Riwayat

Hipertensi Dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia Di Puskesmas

Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Anjarsari, R. A., Widodo, A., Kartinah, S. K., Hudiyawati, D., & Kep, M.

(2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hipertensi Terhadap Pengetahuan

Dan Persepsi Lanjut Usia Tentang Penyakit Hipertensi Di Desa

Malangjiwan Kecamatan Colomadu (Doctoral dissertation, Uiversitas

Muhammadiyah Surakarta).

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Bahruddin, B. (2010). Pengarusutamaan Lansia dalam Pelayanan Sosial. Jurnal Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, 13(3), 275-290.

Darmojo & Boedhi. 2014. Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke 5. Jakarta : FKUI

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.

Dewi KCC. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan

Penatalaksanaan Diet Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan Kelurahan

Tonja. Jurnal Keperawatan Coping Ners. Edisi Januari-April 2016.

Denpasar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana.

Dewi, S. R., & Ners, S. K. (2015). Buku ajar keperawatan gerontik. Deepublish.

60
61

Dian, Oktavianti (2019). Pengaruh pemberian informasi obat dengan Media Video

terhadap Kepatuhan Minum Obat Hipertensi di Ungaran, Indonesia. Journal

Of Pharmacyand Natural Product (online). Universitas Ngudi Waluyo.

Fernalia, F., Busjra, B., & Jumaiyah, W. (2019). Efektivitas Metode Edukasi

Audiovisual terhadap Self Management pada Pasien Hipertensi. Jurnal

Keperawatan Silampari, 3(1), 221-233.

Firdaus A., Sukarno A., dan Sary RM. 2016. Penerapan Media Audio Visual Pada

Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Kelas IV SD

Negeri 02 Doro. Prodising Seminar Nasional Universitas PGRI Semarang,

FIP.

Hidayat, A Aziz Alimul. 2017. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan.

Salemba Medika. Jakarta Selatan.

Kemenkes R.I., 2013, Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Kemenkes. (2014). Hipertensi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes. (2017, mei 17). Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak

Menyadarinya. Retrieved Agustus 29, 2018, from Kementrian Kesehatan

RI: http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-

penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.htm.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) „Hipertensi Si Pembunuh

Senyap‟. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

RI, pp. 1–6. Available at:


62

https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/20031000002/hipertensi-

sipembunuh-senyap.html.

Kholid, Ahmad. 2015. Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku,

Media, dan Aplikasinya. Jakarta. Perpustakaan Nasional.

Kurnia, A. (2021). Self Management Hipertensi. Jakad Media Publishing.

Lolo, L. L., & Sumiati, S. (2019). Dampak Edukasi Hipertensi Berbasis Budaya

Luwu Terhadap Pengetahuan Penderita Hipertensi. Voice of Midwifery, 9(1),

823-832.

Luthfiani, R., Lina, N., & Maywati, S. (2021). Pengaruh Penyuluhan Dengan

Menggunakan Media Video Terhadap Pengetahuan Pra Lansia Mengenai

Hipertensi . Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(2).

Machfoedz, M. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: Cakra Ilmu.

Manuntung, N. A., & Kep, M. (2019). Terapi perilaku kognitif pada pasien

hipertensi. Wineka Media.

Masrizal, M. (2012). Mixed Method Research. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Andalas, 6(2), 53-56.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Rencana aksi nasional

penanggulangan penyakit tidak menular tahun 2015-2019. Menteri kesehatan

republik indonesia. Jakarta.

Morika, H. D., Nur, S. A., Jekzond, H., & Amalia, R. F. (2021, February). Hubungan

Tingkat Pengetahuan dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Hipertensi Pada

Lansia. In Prosiding Seminar Nasional Stikes Syedza Saintika (Vol. 1, No. 1).
63

Munro, B. H. (2005). Statistical methods for health care research (Vol. 1). lippincott

williams & wilkins.

Nasehudin, T. S., & Gozali, N. (2012). Metode penelitian kuantitatif.

Nasution, S. (2017). Variabel penelitian. Jurnal Raudhah, 5(2).

Nisak, R., Maimunah, S., & Admadi, T. (2018). Upaya Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Deteksi Dini Dan Pengendalian Penyakit Degeneratif Pada Lansia Di

Dusun Karang Pucang, Desa Ngancar, Kecamatan Pitu Wilayah Kerja

Puskesmas Pitu Kabupaten: Community Empowerment Efforts Through

Early Detection And Degenerative Disease Control In Elderly In Dsn. Karang

Pucang, ds. Ngancar, Kec. Pitu Pitu Health Centre Working Area Ngawi

District. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan, 4(2), 59-63.

Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta. Machfoedz, Machfoedz, M. (2010) Komunikasi Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Cakra Ilmu

Notoatmodjo, S., Anwar, H., Ella, N. H., & Tri, K. (2012). Promosi kesehatan di

sekolah. Jakarta: rineka cipta, 21-23.

Notoatmojo, S. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurmayunita, M. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio

visual terhadap perilaku perawatan hipertensi pada lansia di dusun beji

wetan sendangsari pajangan bantul yogyakarta. (Doctoral dissertation,

Universitas Aisyiyah Yogyakarta).

Nurrahmani, U. 2011. Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia.


64

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan: Salemba

Medika.

Padila, N. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Pikir, B. S. (2015). Hipertensi Manajemen Komprehensif. Airlangga University

Press.

Priyatno, Duwi. 2016. Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan

SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Rahmatika, I. V., Ismonah, I., & Supriyadi, S. (2017). Efektivitas pendidikan

kesehatan dan booklet terhadap kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan, 3(2). Retrived from

http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/jikk/article/view/557.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Sari, Y. R., & Priyantari, W. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

hipertensi terhadap pengetahuan lansia dalam mencegah hipertensi di Panti

Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. JURNAL KESEHATAN SAMODRA

ILMU, 9(2), 125-134.

Simamora, R. H., & Saragih, E. (2019). Penyuluhan kesehatan masyarakat:

Penatalaksanaan perawatan penderita asam urat menggunakan media

audiovisual. JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan

Masyarakat), 6(1), 24-31.


65

Solehati, T., Sari, C. W. M., Lukman, M., & Kosasih, C. E. (2018). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Deteksi Dini Dan Pencegahan
Anemia Dalam Upaya Menurunkan AKI Pada Kader Posyandu. Jurnal
Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 4(1), 7-12.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprayitno, E., & Huzaimah, N. (2020). Pendampingan lansia dalam pencegahan

komplikasi hipertensi. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat

Berkemajuan, 4(1), 518-521.

Novianto, D. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehtaan Dengan Metode Audio Visual

Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi.

Udjianti , Wajan J (2010). Keperawatan kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Ulya, Z., Iskandar, A., & Triasih, F. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan

media poster terhadap pengetahuan manajemen hipertensi pada penderita

hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman, 12(1), 38-46.

Wardani, R., Widyastika, K. S., Ardiana, O. J., Sila, I. M., & Asri, R. L. T. (2018).

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hipertensi terhadap Pengetahuan Lansia di

Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo. Journal of Community

Engagement in Health, 1(2), 25-28.

Warjiman, Er, U. E., Yohana, G., Hapsari, & Dwi, F. (2020). Skrining dan edukasi

penderita hipertensi. Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM), 2(1), 15–26.

Widyasari, D. F., & Candrasari, A. (2010). Peningkatan Pengetahuan Tentang

Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Dukuh Gantungan Desa

Makamhaji Kartasura Sukoharjo.


66

Widyawati, W., Sarbini, D., & Muwakhidah, S. K. M. (2016). Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Pemberian Makanan Pendamping Asi

(MP-ASI) dengan Status Gizi pada Balita Usia 6-24 Bulan di Kelurahan

Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta (Doctoral dissertation,

Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Yanti, E. D., & Dewi, Y. I. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan

menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja

mengenai upaya pencegahan penyakit menular seksual (Doctoral

dissertation, Riau University).

Yusan, L. Y., Rochmah, N., Rahem, A., & Purnamayanti, A. (2017). The Affect od

audio visual education towards knowledge and the adherence DMT1

patients.
LAMPIRAN 1

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Dengan Hormat

Bersama ini saya,

Nama : Desti Ayu Ningsih

NPM : 1218005531

Institusi : Universitas Pekalongan

Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Edukasi Kesehatan

Dengan Media Audio Visual Tentang Hipertensi Terhadap Tingkat Pengetahuan

Lansia Di Dusun Copol Desa Pesantren ”. Responden penelitian ini adalah lansia

yang menderita hipertensi, yang telah menyatakan bersedia untuk menjadi responden

dengan mengisi lembar informed consent. Penelitian ini tidak akan menimbulkan

akibat yang merugikan ibu/bapak sebagai responden, kerahasiaan semua informasi

yang diberikan akan di jaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

Melalui penjelasan ini diharapkan bapak/ibu/saudara/saudari bersedia untuk

menjadi responden. Atas segala perhatian dan kesediaanya, saya ucapkan

terimakasih.

Peneliti

Desti Ayu Ningsih

67
68

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Dengan Hormat,

Dengan ini saya,

Nama :

Alamat :

Setelah saya mendapatkan penjelasan dengan benar dari peneliti maka, saya
bersedia/tidak bersedia menjadi responden penelitian yang berjudul “Pengaruh
Edukasi Kesehatan Dengan Media Audio Visual Tentang Hipertensi Terhadap
Tingkat Pengetahuan Lansia Di Dusun Copol Desa Pesantren” oleh mahasiswa Prodi
Keperawatan Universitas Pekalongan :

Nama : Desti Ayu Ningsih

NPM : 1218005531

No.Hp : 085291532507

Tanpa paksaandan tekanan dari pihak siapapun, dan saya berhak


mengundurkan diri sewaktu-waktu saya merasa tidak perlu.

Demikian persetujuan ini saya buat.

Saksi
Pemalang, 24 April 2022
Hormat Kami

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan Responden)


69

LAMPIRAN 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

EDUKASI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TENTANG


HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DI DUSUN
COPOL DESA PESANTREN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN
PEMALANG

SOP PENGARUH EDUKASI KESEHATAN


DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL:
TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA
I. PENGERTIAN Kegiatan ini dilakukan untuk
memberikan edukasi, edukasi disini
menggunakan media audio visual,
dimana media audio visual ini terdapat
suara dan gambar yang akan membantu
responden memahami materi hipertensi
yang disampaikan. Edukasi akan
dilakukan selama 5 menit, selajutnya
akan diberikan kuesioner untuk
mengukur tingkat pengetahuan lansia
tentang hipertensi.
II. TUJUAN Memberikan edukasi kesehatan tentang
hipertensi
III. PERSIAPAN 1. Responden
a. Mengisi daftar hadir
b. Memberikan salam
c. Memperkenalkan diri
2. Alat
a. Tensimeter dan Stetoskop untuk
70

pengecekan tekan darah.


b. Proyektor, speaker, mic sebagai
alat bantu dalam pemutaran audio
visual
c. Bolpoin
IV. PROSEDUR 1. Tahap pra interaksi
- Persiapan Alat
2. Tahap Orientasi
- Memberikan salam
- Mengabsen daftar hadir
- Mengkaji tingkat pengetahuan
responden tentang hipertensi
- Mengkaji responden dengan
memberikan kuesioner dan
meminta responden agar mengisi
kuesioner yang telah diberikan.
- Kumpulkan kuesioner yang sudah
di isi (pre test)
- Menampilkan media edukasi
kesehatan yaitu media audio visual
tentang hipertensi
- Memberikan kuesioner (post test)
setelah dilakukan edukasi
kesehatan tentang hipertensi
- Meminta responden untuk mengisi
kuesioner yang telah dibagikan
- Mengumpulkan kuesioner yang
telah diisi
3. Tahap Terminasi
- Mengucapkan terimakasih atas
71

partisipasi responden.
V. HASIL - Evaluasi respon pasien
- Memberikan reinforcement positif
- Mengakhiri kegiatan dengan baik
VI. DOKUMENTASI - Mencatat kegiatan yang telah
dilakukan
- Mencatat respon responden
- Dokumentasi
72

LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI

Pokok Pembahasan : Pengaruh Edukasi Kesehatan Dengan Media Audio


Visual Tentang Hipertensi Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia di Dusun Copol
Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

Sub Pokok pembahasan : Hipertensi

Sasaran : Lansia yang berumur 60 tahun ke atas

Hari/Tanggal : Minggu/17 Februari 2022

Tempat : Di SD Negeri 04 Pesantren

Pukul : 09.00-09.45 WIB

Penyuluhan : Desti Ayu Ningsih

A. Analisa Situasi
1. Fisik
Luas :
Penerangan :
Tempat : Ruang Kelas
2. Peserta
Jumlah : 25 Responden
Umur : ≥ 60 Tahun
Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah-Perguruan Tinggi
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Setalah diberikan penyuluhan peserta dapat memahami dan meningkatkan
pengetahuan tengtang hipertensi.
73

Tujuan Khusus :
1) Menjelaskan pengertian hipertensi
2) Menjelaskan Penyebab Hipertensi
C. Metode
1) Audio Visual
2) Tanya Jawab
D. Materi : Terlampir
E. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh

: Audience

F. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan 5 Menit a. Mengucap salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri dan
c. Menggali memperhatikan
pengetahuan c. Menyetujui
lansia tentang kontrak waktu
hipertensi
74

2. Isi 30 a. Pemutaran materi a. Mendengarkan


Menit melalui video dan
b. Memberikan memperhatikan
evaluasi dengan video
tanya jawab b. Aktif bertanya
3. Penutup 10 a. Menyimpulkan a. Mendengarkan
Menit materi dan
b. Mengevaluasi memperhatikan
audience atas b. Menjawab
penjelasan pertanyaan yang
penyuluh, diberikan
menanyakan c. Menjawab
kembali salam
mengenai
penyuluhan
c. Salam Penutup

G. Evaluasi
Pada evaluasi penyuluhan ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui
adakah pengaruh edukasi kesehatan melalui media audio visual tentang
hipertensi terhadap tingkat pengetahuan lansia.
H. Materi
Terlampir
75

LAMPIRAN MATERI

Edukasi Kesehatan Hipertensi terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia

A. Konsep Lansia

1. Definisi Lansia

Lansia artinya tehap akhir perkembangan pada kehidupan manusia. Menurut

UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia ialah

orang yang telah memasuki usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2015).

2. Klasifikasi Lansia

Depkes RI (2003) seperti dikutip Dewi (2015) mengklasifikasikan lansia


dalam kategori berikut :

a. Pralansia : Usia antara 45-59 tahun

b. Lansia : Usia 60 tahun atau lebih

c. Lansia resiko tinggi : Usia 70 tahun atau lebih yang mengalami dilema

kesehatan.

d. Lansia potensial : Lansia yang masih melakukan kegiatan sehari-hari

(lansia produktif)

e. Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya dalam melakukan

aktivitas ataupun dalam mencari nafkah, kehidupannya bergantung

pada orang lain.


76

B. Konsep Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Seseorang dikatakan penderita hipertensi apabila memiliki tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,

dengan pemeriksaan secara berulang (Perhimpunan Dokter Spesialis

Kardiovaskuler Indonesia, 2015). Hipertensi atau penyakit darah tinggi

adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas batas normal (Wardani, 2018).

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Brashers (2008) seperti

dikutip Manuntung (2019).

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 < 80
Pre Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Tahap 1 140-159 90-99


Hipertensi Tahad 2 ≥ 160 ≥ 100

3. Etiologi

a. Umur

b. Jenis Kelamin

c. Geografis

d. Urbanisasi

e. Kebiasaan merokok
77

f. Konsumsi alkohol dan kafein

g. Konsumsi garam berlebih

h. Stress

i. Riwayat keluarga

j. Obesitas

4. Manifestasi

a. Sakit Kepala

b. Kelelahan

c. Mual muntah

d. Sesak nafas

e. Gelisah

f. Pandangan kabur dan berkunang-kunang

g. Tengkuk terasa berat

5. Komplikasi

a. Stroke

b. Gagal ginjal

c. Jantung koroner

d. Retinopati

6. Penatalaksanaan Hipertensi

a. Hipertensi Berat

Hipertensi berat pentalaksanaannya bisa melakukan terapi

farmakologi akan tetapi tetap menjaga pola hidup yang sehat.


78

b. Hipertensi Ringan

Hipertensi ringan penatalaksanaannya bisa melakukan terapi

nonfarmakologi :

1) Mengurangi konsumsi garam

2) Berhenti Merokok

3) Mengendalikan berat badan

4) Berhenti konsumsi alkohol

5) Mengurangi makanan berkolestrol tinggi

6) Mengurangi konsumsi kafein

7) Perbanyak konsumsi buah dan sayur

8) Olahraga secara teratur


79

LAMPIRAN 5

KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L/P
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
a. Tidak Sekolah
b. Tidak tamat SD
c. SD/Sederajat
d. SMP
e. SMA
f. Perguruan Tinggi
Riwayat Hipertensi : Ada/Tidak
Tekanan Darah :

Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda


centang (√) pada jawaban yang benar (B) dan salah (S).
No Pertanyaan Benar Salah
(B) (S)
1. Semakin tua seseorang, maka tekanan darah akan semakin
meningkat.
2. Tekanan darah tinggi adalah penyakit keturunan.
3. Melakukan pola hidup sehat dapat mencegah tekanan darah
tinggi.
4. Mengkonsumsi makanan yang berkolestrol tinggi dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi.
5. Mengkonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi.
6. Mengkonsumsi makanan atau minuman manis tidak
menyebabkan tekanan darah tinggi.
7. Kegemukan atau obesitas dapat menyebabkan terkena
tekanan darah tinggi.
8. Merokok dan minum alkohol dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi.
9. Mengkonsumsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan
80

tekanan darah tinggi.


10. Stress dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
11. Kurang aktivitas fisik dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi
12. Pusing merupakan gejala tekanan darah tinggi.
13. Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan stroke, gagal
ginjal, dan gagal jantung.

Keterangan :
Benar :2
Salah :0
81

LAMPIRAN 6

PERIZINAN PENELITIAN
82
83
84
85
86
87

LAMPIRAN 7

PROSES PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

1. Proses persetujuan kepada calon responden untuk bersedia menjadi responden


dalam penelitian dan peneliti menjelaskan tentang penelitian tersebut.

2. Proses persetujuan kepada calon responden untuk bersedia atau tidak menjadi
responden dalam penelitian dan peneliti menjelaskan tentang penelitian tersebut
serta membantu dalam mengisi lembar persetujuan.
88

3. Proses persetujuan kepada calon responden untuk bersedia atau tidak menjadi
responden dalam penelitian dan peneliti menjelaskan tentang penelitian tersebut
serta membantu dalam mengisi lembar persetujuan.
89

LAMPIRAN 8

PROSES PENELITIAN DI SD NEGERI 04 PESANTREN

1. Proses penelitian di SD N 04 Pesantren, peneliti sedang memberikan


pertanyaan atau membacakan kuesioner sebelum dilakukan edukasi (pre test)
kepada responden.

2. Proses penelitian di dalam ruang kelas pemberian edukasi kesehatan dengan


media audio visual, responden antusias dan tenang dalam mengikuti
penelitian ini, responden sedang melihat dan mendengarkan video yang
ditayangkan oleh peneliti.
90

3. Proses penelitian di dalam ruang kelas, pemberian kuesioner kepada


responden setelah dilakukan edukasi kesehatan dengan media audio visual
tentang hipertensi (Post test)
91

4. Proses penelitian selesai, dan melakukan foto bersama dengan para lansia.
92

LAMPIRAN 8

HASIL SPSS

A. Karakteristik Responden

JK

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Laki-Laki 3 15.8 15.8 15.8

Valid Wanita 16 84.2 84.2 100.0

Total 19 100.0 100.0

Usia_Coding

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Lansia 10 52.6 52.6 52.6

lansia muda 6 31.6 31.6 84.2


Valid
lansia tua 3 15.8 15.8 100.0

Total 19 100.0 100.0


93

Pendidikan

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Tidak sekolah 17 89.5 89.5 89.5

Tidak tamat SD 1 5.3 5.3 94.7


Valid
SD 1 5.3 5.3 100.0

Total 19 100.0 100.0

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 150.00 5.723

95% Confidence Interval for Lower Bound 137.98


Mean Upper Bound 162.02

5% Trimmed Mean 148.89

Median 140.00

Variance 622.222

Sistolik Std. Deviation 24.944

Minimum 120

Maximum 200

Range 80

Interquartile Range 40

Skewness .600 .524

Kurtosis -.534 1.014

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 92.11 1.447

95% Confidence Interval for Lower Bound 89.07


Mean Upper Bound 95.14

Diastolik 5% Trimmed Mean 92.34

Median 90.00

Variance 39.766

Std. Deviation 6.306


94

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 10

Skewness -.173 .524

Kurtosis -.311 1.014


Mean 8.74 1.843
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.86
Mean Upper Bound 12.61
5% Trimmed Mean 8.26
Median 6.00
Variance 64.538
Pretest Std. Deviation 8.034
Minimum 0
Maximum 26
Range 26
Interquartile Range 12
Skewness .819 .524
Kurtosis -.229 1.014
Mean 19.16 1.245

95% Confidence Interval for Lower Bound 16.54


Mean Upper Bound 21.77

5% Trimmed Mean 19.62

Median 22.00

Variance 29.474
Posttest Std. Deviation 5.429

Minimum 6

Maximum 24

Range 18

Interquartile Range 8

Skewness -.990 .524

Kurtosis .248 1.014


95

B. Analisa Data Baseline

1. Karakteristik Tekanan Darah Resonden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia


Descriptives

JK Statistic Std. Error

Mean 180.00 10.000

95% Confidence Interval for Lower Bound 136.97


Mean Upper Bound 223.03

5% Trimmed Mean .

Median 190.00

Variance 300.000

Laki-Laki Std. Deviation 17.321


Minimum 160

Maximum 190

Range 30

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .
Sistolik
Mean 144.38 5.550

95% Confidence Interval for Lower Bound 132.54


Mean Upper Bound 156.21

5% Trimmed Mean 142.64

Median 140.00

Variance 492.917

Wanita Std. Deviation 22.202

Minimum 120

Maximum 200

Range 80

Interquartile Range 35

Skewness 1.035 .564

Kurtosis 1.193 1.091

Descriptives
96

JK Statistic Std. Error

Mean 96.67 3.333

95% Confidence Interval for Lower Bound 82.32


Mean Upper Bound 111.01

5% Trimmed Mean .

Median 100.00

Variance 33.333

Laki-Laki Std. Deviation 5.774

Minimum 90

Maximum 100

Range 10

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .
Diastolik
Mean 91.25 1.548

95% Confidence Interval for Lower Bound 87.95


Mean Upper Bound 94.55

5% Trimmed Mean 91.39

Median 90.00

Variance 38.333

Wanita Std. Deviation 6.191

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness -.060 .564

Kurtosis .055 1.091

Descriptives

Usia_Coding Statistic Std. Error

Mean 162.00 7.860

95% Confidence Interval for Lower Bound 144.22


Sistolik lansia
Mean Upper Bound 179.78

5% Trimmed Mean 161.67


97

Median 160.00

Variance 617.778

Std. Deviation 24.855

Minimum 130

Maximum 200

Range 70

Interquartile Range 50

Skewness .313 .687

Kurtosis -1.440 1.334

Mean 131.67 5.426

95% Confidence Interval for Lower Bound 117.72


Mean Upper Bound 145.62

5% Trimmed Mean 131.30

Median 130.00

Variance 176.667

lansia muda Std. Deviation 13.292

Minimum 120

Maximum 150

Range 30

Interquartile Range 23

Skewness .326 .845

Kurtosis -2.253 1.741

Mean 146.67 14.530

95% Confidence Interval for Lower Bound 84.15


Mean Upper Bound 209.18

5% Trimmed Mean .

Median 150.00

Variance 633.333

lansia tua Std. Deviation 25.166

Minimum 120

Maximum 170

Range 50

Interquartile Range .

Skewness -.586 1.225

Kurtosis . .
98

Descriptives

Usia_Coding Statistic Std. Error

Mean 95.00 1.667

95% Confidence Interval for Lower Bound 91.23


Mean Upper Bound 98.77

5% Trimmed Mean 95.00

Median 95.00

Variance 27.778

lansia Std. Deviation 5.270

Minimum 90

Maximum 100

Range 10

Interquartile Range 10

Skewness .000 .687

Kurtosis -2.571 1.334

Mean 90.00 2.582

95% Confidence Interval for Lower Bound 83.36

Diastolik Mean Upper Bound 96.64

5% Trimmed Mean 90.00

Median 90.00

Variance 40.000

lansia muda Std. Deviation 6.325

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 5

Skewness .000 .845

Kurtosis 2.500 1.741

Mean 86.67 3.333

95% Confidence Interval for Lower Bound 72.32

lansia tua Mean Upper Bound 101.01

5% Trimmed Mean .

Median 90.00
99

Variance 33.333

Std. Deviation 5.774

Minimum 80

Maximum 90

Range 10

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

2. Karakteristik Tingkat Pengetahuan Resonden sebelum diberikan edusaki


berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Descriptives

JK Statistic Std. Error

Mean 14.67 7.688

95% Confidence Interval for Lower Bound -18.41


Mean Upper Bound 47.75

5% Trimmed Mean .

Median 18.00

Variance 177.333

Laki-Laki Std. Deviation 13.317

Minimum 0

Maximum 26

Range 26
Pretest Interquartile Range .

Skewness -1.056 1.225

Kurtosis . .

Mean 7.63 1.685

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.03


Mean Upper Bound 11.22

5% Trimmed Mean 7.14


Wanita
Median 5.00

Variance 45.450

Std. Deviation 6.742

Minimum 0
100

Maximum 24

Range 24

Interquartile Range 10

Skewness .961 .564

Kurtosis .611 1.091

Descriptives

Usia_Coding Statistic Std. Error

Mean 11.00 2.481

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.39


Mean Upper Bound 16.61

5% Trimmed Mean 10.78

Median 11.00

Variance 61.556

lansia Std. Deviation 7.846

Minimum 0

Maximum 26

Range 26

Interquartile Range 13

Skewness .497 .687

Kurtosis -.088 1.334

Pretest Mean 5.33 3.783

95% Confidence Interval for Lower Bound -4.39


Mean Upper Bound 15.06

5% Trimmed Mean 4.59

Median 2.00

Variance 85.867

lansia muda Std. Deviation 9.266

Minimum 0

Maximum 24

Range 24

Interquartile Range 9

Skewness 2.309 .845

Kurtosis 5.454 1.741


lansia tua Mean 8.00 3.055
101

95% Confidence Interval for Lower Bound -5.14


Mean Upper Bound 21.14

5% Trimmed Mean .

Median 10.00

Variance 28.000

Std. Deviation 5.292

Minimum 2

Maximum 12

Range 10

Interquartile Range .

Skewness -1.458 1.225

Kurtosis . .

3. Karakteristik Responden setelah diberikan edukasi berdasarkan jenis kelamin


dan usia
a
Descriptives

JK Statistic Std. Error

Mean 18.63 1.446

95% Confidence Interval for Lower Bound 15.54


Mean Upper Bound 21.71

5% Trimmed Mean 19.03

Median 19.00

Variance 33.450

Posttest Wanita Std. Deviation 5.784

Minimum 6

Maximum 24

Range 18

Interquartile Range 10

Skewness -.715 .564

Kurtosis -.339 1.091

a. Posttest is constant when JK = Laki-Laki. It has been omitted.


102

Descriptives

Usia_Coding Statistic Std. Error


Mean 19.20 1.843

95% Confidence Interval for Lower Bound 15.03


Mean Upper Bound 23.37

5% Trimmed Mean 19.67

Median 22.00

Variance 33.956

lansia Std. Deviation 5.827

Minimum 6

Maximum 24

Range 18

Interquartile Range 9

Skewness -1.458 .687

Kurtosis 1.903 1.334

Mean 17.33 2.290

95% Confidence Interval for Lower Bound 11.45


Mean Upper Bound 23.22
Posttest
5% Trimmed Mean 17.37

Median 16.00

Variance 31.467

lansia muda Std. Deviation 5.610

Minimum 10

Maximum 24

Range 14

Interquartile Range 11

Skewness .266 .845

Kurtosis -1.321 1.741

Mean 22.67 1.333

95% Confidence Interval for Lower Bound 16.93


Mean Upper Bound 28.40
lansia tua
5% Trimmed Mean .

Median 24.00
Variance 5.333
103

Std. Deviation 2.309

Minimum 20

Maximum 24

Range 4

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

C. Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Media Audio Visual Tentang Hipertensi


Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia di Dusun Copol Desa Pesantren
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 8.74 1.843

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.86


Mean Upper Bound 12.61

5% Trimmed Mean 8.26

Median 6.00

Variance 64.538

Pretest Std. Deviation 8.034

Minimum 0

Maximum 26

Range 26

Interquartile Range 12

Skewness .819 .524

Kurtosis -.229 1.014

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 19.16 1.245

Posttest 95% Confidence Interval for Lower Bound 16.54


Mean Upper Bound 21.77
104

5% Trimmed Mean 19.62

Median 22.00

Variance 29.474

Std. Deviation 5.429

Minimum 6

Maximum 24

Range 18

Interquartile Range 8

Skewness -.990 .524

Kurtosis .248 1.014

a
Test Statistics

Posttest -
Pretest
b
Z -3.361
Asymp. Sig. (2- .001
tailed)

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

Anda mungkin juga menyukai