A YAK AN AR
T A
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S Disusun Oleh:
INTISARI
Latar Belakang : Data statistik tahun 2008 di Indonesia menunjukkan dari 43,3
juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat, remaja putri
Indonesia dari 23 juta yang berusia 15-24 tahun, 83,3% pernah berhubungan
seksual (Widyastuti, 2009). Pola perilaku yang negatif dan beresiko tentang
kesehatan reproduksi pada remaja akan berdampak pada masa depan mereka,
sehingga diperlukan sebuah pendidikan yang khusus membahas tentang kesehatan
reproduksi. Media audiovisual dan leaflet merupakan media yang dapat digunakan
dalam penyampaian informasi pendidikan kesehatan reproduksi. Studi
AN
pendahuluan terhadap 5 orang dari 216 siswa kelas VII didapatkan hasil bahwa
siswa tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi.
T A
A YAK AR
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
pendidikan kesehatan melalui media
Kaudio visual dan leaflet terhadap
A OG
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel
Boyolali.
S T ANI Y
P AL A U .Y
Metode Penelitian : Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi
Eksperiment) dan menggunakan desain Non Equivalent Pre-Post Design. Sampel
R
diambil dengan teknik propotional random sampling yaitu murid kelas VII di
E ER
SMP Negeri 2 Ampel Boyolali sebanyak 140 orang. Instrumen penelitian adalah
P
kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test
JE
N D
dan uji Kolmogorov-Smirnow
Hasil penelitian : Pengetahuan siswa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
ES
reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali sebagian besar kurang
T I K
sebanyak 71 siswa (50,7%). Pengetahuan siswa setelah dilakukan pendidikan
S
kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali sebagian besar
baik sebanyak 72 siswa (51,4%). Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test melalui
media leaflet diperoleh p-value 0,000 < 0,05 terdapat 55 siswa mengalami
peningkatan pengetahuan. Sedangkan melalui media audio visual diperolah p-
value 0,000 < 0,05 terdapat 39 siswa mengalami peningkatan pengetahuan. Hasil
uji kolomogorov smirnov diperoleh p-value 0,020 < 0,05.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan pendidikan kesehatan melalui media audio
visual dan leaflet terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi
remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolai
Kata kunci : pendidikan kesehatan, media audio visual, media leaflet
1
Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen POLTEKES KEMENKES Yogyakarta
3
Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
COMPARISON OF EDUCATION HEALTH VIA THE MEDIA AUDIO
VISUAL AND LEAFLETS TO THE KNOWLEDGE OF STUDENTS ON
HEALTH REPRODUCTIVE ADOLESCENT IN SMP 2 AMPEL
BOYOLALI
ABSTRACT
AN
people from 216 students in grade VII showed that students did not know about
health reproductive.
T A
A YAK AR
Research Objectives: This study aims to determine the ratio of health ducation
K
via media audio visual and leaflets to students' knowledge about health
A OG
reproductive adolescent in SMP Negeri 2 Ampel Boyolali.
S T ANI Y
Research Methods: The method in this study was quasi-experimental (quasi
P AL A U .Y
experiment) and the use of design Non Equivalent Pre-Post Design. Samples were
taken by technique proportional random sampling is a class VII student at SMPl 2
R
Ampel Boyolali much as 140 people. The instruments of the study questionnaire
E ER
and test results were analyzed with Wilcoxon Signed Ranks Test and the
P
Kolmogorov-Smirnow.
JE
N D
Results of the study: Knowledge of students' prior education health was
reproductive adolescent in the SMP Negeri 2 Ampel Boyolali largely lacking as
E S
many as 71 students (50,7%). Knowledge students' after the adolescent
T I K
reproductive health education in SMP 2 Ampel Boyolali well as most of the 72
S
students (51,4%). The results test Wilcoxon Signed Ranks Test via the media
leaflet obtained p-value 0,000 < 0,05 there are 55 students to increase knowledge.
While the media audio visual obtained through p-value 0,000 < 0,05 there are 39
students have increased knowledge. The results test Kolomogorov Smirnov
obtained p-value 0,020 < 0,05.
Conclusion: There is a difference in education health via media audio visual and
leaflets to knowledge students about health reproductive of adolescents in SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali.
Key words: Education health, media audiovisual, media leaflet
____________________________________________
1
Students PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer POLTEKES KEMENKES Yogyakarta
3
Lecturer PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
KATA PENGANTAR
1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti S. Kep.,Ns selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis
Ilmiah.
3. Ibu Rosa Delima,S.Kp.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan,
pelaksanaan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
AN
4. Ibu Masta Hutasoit,S.Kep.,Ns selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan,T A
A YAK AR
K
pelaksanaan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5.
A OG
Ibu Ida Nursanti,S.Kep.,Ns.MPH selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak
T ANI Y
masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6.
S
Seluruh Dosen Keperawatan STIKES Jenderal A.YANI yang telah memberikan ilmu
pengetahuan.
U .Y
7.
P AL A
Seluruh karyawan STIKES Jenderal A.YANI yang telah membantu peneliti dalam
R
8.
9. P E ER
memberikan surat izin untuk studi pendahuluan, dan izin penelitian.
Ibu RR. Binarni Rahayu,S.Pd selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali.
D
Bapak Tadzkin,BA selaku Kepala Sekolah di SMP PGRI Ampel Boyolali.
N
10.
JE
Kedua orangtua dan adik tercinta beserta semua keluarga yang sudah memberikan
S
banyak hal dalam kehidupan saya.
11. I K E
M. Syamsul Hasan yang telah memberi motivasi, kesabaran, kedewasaan terimakasih
S T
banyak atas dukungannya sehingga penulis dapat menyesalikan tugas ini.
12. Sinta, Syerli dan Amalia serta semua teman-teman A-Troyeer PSIK STIKES Jendral
A.YANI 2008 suka duka kita lalui bersama, walau penuh duri krikil tajam alhamdulilah
kita dapat melaluinya songsong masa depan tetap semangat, serta semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah membantu tersusunnya penelitian ini.
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan dalam daftar pustaka.
A YAK AN AR
T A
K
A OG
ST
Esa Rara Regina
IY NPM : 3208029
PU AN
.Y
ER L A
A
P J E N D E R
E S
T I K
S
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
E. Keaslian Penelitian............................................................... 5
A OG
B. Pengetahuan ......................................................................... AK12
8
ST
C. Kesehatan Reproduksi Remaja ............................................ 15
D. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Remaja Pria dan wanita IY 20
PU A N
E. Proses Reproduksi Manusia ................................................. 23
.Y
ER L A
F. Landasan Teori..................................................................... 24
A
G. Kerangka Teori .................................................................... 25
J E
P N
ER
H. Kerangka Konsep .................................................................
D
I. Hipotesis ..............................................................................
26
26
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 53
B. Saran .................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A YAK AN AR
T A
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
ix
DAFTAR TABEL
AN
Melalui Media Leaflet ................................................................... 44
Tabel 4.7 Hasil Uji Wiloxon Signed Rank Tesr Pengaruh Pendidikan
T A
Kesehatan Melalui Media Leaflet Terhadap Pengetahuan
A YAK AR
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Perbandingan K
Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja .............................
A OG
44
S T ANI Y
Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audio Visual
P AL A U .Y
dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja ..................................................... 45
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
x
DAFTAR GAMBAR
A YAK AN AR
T A
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
xi
DAFTAR LAMPIRAN
A YAK AN AR
TA
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan suatu masa individu dimana pada masa remaja terjadi
eksplorasi psikologis untuk menemukan identititas diri. Pada masa remaja terjadi
kelabilan mental dan psikologis bagi sebagian remaja yang tak bisa menyadari dan
melewati masa remaja dengan baik. Banyak kasus yang terjadi pada masa remaja
seperti hubungan seksual di luar nikah, penggunaan narkoba, kehamilan dini, dan
penyakit menular seksual (BKKBN, 2008).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Kusmiran (2011), remaja
(adolescent) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sekitar 1 miliar manusia atau
A AN A R TA
setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup
A K
di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang
sangat cepat. Jumlah remaja pada tahun 2011 mencapai 63 juta jiwaY
G
A K
(BPS, 2011).
S T I YO Berencana Nasional
Berdasarkan video Badan Kependudukan Dan Keluarga
P U
(BKKBN) tahun 2008 bahwa survey Persatuan
. Y AN Keluarga Berencana Indonesia
E R
(PKBI) tahun 2006 menunjukkan pertama
A L A kali remaja melakukan seks pra nikah
P E
pada usia 13 – 18 tahun. Survey
E
R
Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33
ND fakta kehidupan remaja 97% remaja Sekolah
S J(SMP) dan Sekolah Menangah Atas (SMA) pernah melihat VCD
kota tahun 2006 mengungkap
E
Menengah Pertama
IK remaja SMP dan SMA pernah berciuman, meraba-raba dan oral seks.
S T
porno, 94%
Data statistik tahun 2008 di Indonesia menujukkan dari 43,3 juta jiwa remaja berusia
15-24 tahun berperilaku tidak sehat, remaja putri Indonesia dari 23 juta yang berusia
15-24 tahun, 83,3% pernah berhubungan seksual (Widyastuti, 2009).
Remaja merasa bahwa membahas soal seks, kesehatan reproduksi remaja,
perilaku seksual lebih terbuka dan lebih senang bila dilakukan dengan teman sebaya
sendiri (peer group) dari pada dengan orang tua sehingga sangat dimungkinkan
remaja akan mendapatkan informasi kesehatan reproduksi yang tidak benar.
Kekeliruan ini akan menyulitkan remaja untuk membentuk perilaku reproduksi sehat
dan memicu munculnya berbagai kasus permasalahan yang berhubungan dengan
1
2
kesehatan reproduksi seperti tertular HIV AIDS, IMS (Infeksi Menular Seksual), dan
pernikahan usia muda (Saroha, 2009).
Dinkes Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa pada tahun 2009 jumlah
penderita HIV AIDS mencapai 421 kasus dan penderita IMS 7213 kasus, sedangkan
di Kabupaten Boyolali 2 kasus HIV AIDS, IMS (Infeksi Menular Seksual) 45 kasus
dan pelecehan seksual remaja 27 kasus. Pada tahun 2009 remaja yang menikah umur
10 – 15 mencapai 13,10%, umur 16-18 sejumlah 36,98%.
Dari uraian tersebut di atas menunjukkan betapa kurangnya pengetahuan
remaja dalam masalah kesehatan reproduksi. Apabila hal ini tidak diatasi maka akan
menjadi kendala dalam proses pembangunan negara. Mengingat remaja adalah
termasuk kelompok produktif yang nantinya akan memegang peranan penting dalam
pembangunan negara maka peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan
A YAK AN
reproduksi perlu dilakukan agar nantinya remaja memiliki sikap dan perilaku yang
AR
T A
positif tentang kesehatan reproduksi.
K
A OG
Pola perilaku yang negatif dan beresiko tentang kesehatan reproduksi pada
S T ANI Y
remaja akan berdampak pada masa depan mereka, sehingga diperlukan sebuah
P AL A U .Y
pendidikan yang khusus membahas tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan
R
E ER
merupakan alat yang mendasar dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
P
seorang remaja dalam menjaga dirinya. Pendidikan kesehatan merupakan pendekatan
JE
N D
yang tepat dalam meningkatkan sikap dan pengetahuan kesehatan, karena pendidikan
E S
kesehatan lebih menitik beratkan pada upaya pencegahan (Notoatmojo, 2007).
T I K
S Pendekatan Pendidikan Kesehatan reproduksi harus dimulai dari umur 10 –
15 tahun, yaitu secara psikologis anak sudah masuk remaja dimana seorang
mengalami puber. Pendidikan kesehatan remaja efektif diberikan di sekolah karena
mengajarkan anak-anak tentang prilaku yang sehat dan tidak sehat serta konsekuensi
melakukan tindakan tersebut. Pendidikan kesehatan sangat berguna sejak anak
menjalani masa pubertas karena merupakan masa yang sangat beresiko. Hal ini
menjadi tanggung jawab bersama untuk membentuk anak yang pintar dengan moral
serta kesehatan yang baik (BKKBN, 2008).
Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah dapat dilakukan
dengan bantuan media pendidikan kesehatan. Media audiovisual dan leaflet
3
A AN R
A juga
TA
terjadi 1 kejadian KTD (kehamilan yang tidak diinginkan), yang mengakibatkan
A K
siswi tersebut harus berhenti sekolah. Pada Januari 2012 pihak sekolah
G
mendapatkan laporan dari pihak luar yang mengetahui ada siswa YSMP
K
A Negeri 2
S T
Ampel yang sedang berciuman di tempat umum. Guru I Y O
Bimbingan dan Konseling
P U
juga mengungkapkan bahwa dengan adanyaYA
.
N
kejadian-kejadian tersebut, pihak
E R
sekolah telah meminta bantuan pihak
A L APuskesmas Ampel untuk melakukan
P J
penyuluhan dari Puskesmas
D ERpada siswa namun belum ada realitas pelaksanaan
pendidikan kesehatan reproduksi
EN Ampel. Hasil wawancara terhadap 5 orang dari 216
siswa kelasE S didapatkan hasil bahwa kegiatan ekstra UKS (Usaha Kesehatan
VII
I K
ST atau PMR (Palang Merah Remaja) tidak berjalan dengan baik. Hasil
Sekolah)
wawancara juga memberikan informasi bahwa mereka tidak memahami dampak dari
seks bebas. Mereka juga tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi, alat
reproduksi wanita dan pria, haid, masa subur atau masa reproduksi yang baik pada
wanita, dan rata-rata mereka masih malu dalam membahas tentang kesehatan
reproduksi. Berbekal dari data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan pendidikan kesehatan melalui media audio visual
dan leaflet terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pendidikan kesehatan
AN
melalui media audio visual dan leaflet terhadap pengetahuan siswa tentang
kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali. T A
A YAK AR
K
A OG
2. Tujuan Khusus
S T ANI Y
U .Y
a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dilakukan pendidikan
P AL A
R
kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali.
P E ER
b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa setelah dilakukan pendidikan
ND
kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
E
S J pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audio visual
c. Mengetahui
E
S TIKterhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali
d. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2
Ampel Boyolali.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan wawasan untuk
menambah pengetahuan dalam pemberian pendidikan kesehatan reproduksi
melalui media audio visual dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Instansi Sekolah
Memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada anak didik.
AN
b. Bagi masyarakat dan keluarga
T A
A YAK
Memberikan informasi pada masyarakat dan keluarga tentang perlu dan
AR
K
A OG
pentingnya pengetahuan remaja yang baik tentang kesehatan reproduksi.
S T ANI Y
c. Bagi petugas kesehatan / Puskesmas
U .Y
Memberikan masukan dalam membuat kebijakan dan program yang tepat
P AL A
R
mengenai kesehatan reproduksi remaja di wilayah Kecamatan Ampel
E ER
P
Boyolali.
JE
N D
E S
T I K E. Keaslian Penelitian
S
1. Pandiangan (2005) dengan judul “Pengaruh Kesehatan Reproduksi Melalui
Metode Ceramah, Media Audio Visual, Ceramah Plus Audio Visual Pada
Pengetahuan Dan Sikap Remaja SLTP.” Metode dan rancangan penelitian ini
adalah quasi eksperiment dengan populasi siswa kelas VIII SMP N 2, SMP N 3,
dan SMP N 4 di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Besar sampel
sejumlah 40 responden, yang diambil menggunakan teknik “Purposive
Sampling”. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis
data dengan dengan Anova satu jalur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi melalui metode ceramah, media
6
audio visual, serta perpaduan ceramah plus audio visual terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap remaja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode yang
paling bermakna mempengaruhi peningkatan pengetahuan dan sikap remaja
pada pendidikan kesehatan reproduksi ialah perpaduan metode ceramah plus
audio visual, audio visual, dan pengaruh terkecil adalah ceramah. Pandiangan
(2005) Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan
adalah tempat, populasi, sampel, dan variabel penelitian, sedangkan
persamaannya adalah sama-sama meneliti pengaruh pendidikan kesehatan
sebagai variabel bebas. pendidikan kesehatan diterapkan untuk mempengaruhi
pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi sedangkan pada
penelitian ini media pendidikan kesehatan diterapkan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi saja.
A AN
2. Iga (2009) dengan judul “Promosi Kesehatan Menggunakan Media Audio R TA
AVisual
A K G
dalam Meningkatkan Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Terhadap
K
YA Pencegahan
S T
HIV/AIDS Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) I YOdi Kabupaten Ngada-
P U
NTT”. Metode dalam penelitian ini Yadalah
A.
AN eksperimen semu (quasi
R
eksperimental) dengan rancanganL
E A non-equivalent control group with pretest and
P J
(PJTKI) di Kabupaten
D ERpenelitian ini adalah calon tenaga kerja Indonesia
posstest design. Subyek pada
EN Ngada. Jumlah responden pada kelompok eksperimen dan
kelompok E Skontrol masing sebanyak 30 orang. Analisis data menggunakan uji
K
TI paired t-test dan uji independent t-test. Penelitian ini menyimpulkan
Sstatistik
bahwa ada peningkatan yang bermakna pada pengetahuan, persepsi dan sikap
calon tenaga kerja Indonesia terhadap pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan
pada kelompok kontrol dan eksperimen. Promosi kesehatan menggunakan media
audio visual VCD dapat meningkatkan pengetahuan, presepsi, dan sikap calon
TKI terhadap pencegahan HIV/AIDS. Penelitian Yohana Iga (2009) ini memiliki
kesamaan dengan penelitian seperti yang akan penulis lakukan, yaitu sama-sama
menggunakan variabel media pendidikan kesehatan audio visual sebagai
variabel bebas. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
penulis lakukan adalah tempat, populasi, sampel, dan variabel terikat. Variabel
7
terikat pada peneltian tersebut adalah pengetahuan, persepsi dan sikap terhadap
pencegahan HIV/AIDS, sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan
adalah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.
A AN A R TA
menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik paired t-test
A K
dan uji regesi linier. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
G
reproduksi melalui electronic-file multimedia untuk meningkatan
K
YApengetahuan
S T I YO sekolah menengah
kesehatan reproduksi remaja dapat diterapkan di lingkungan
P U
pertama (SMP). Penelitian Arfan (2009)
. Y AiniNmemiliki kesamaan dengan
E R
penelitian seperti yang akan penulis
A L Alakukan, yaitu sama-sama menggunakan
P
materi Ceria BKKBN E
J
reproduksi remaja
D danR menggunakan variabel pengetahuan kesehatan
ENsebagai variabel terikat, sedangkan perbedaan penelitian
S penelitian yang penulis lakukan adalah tempat, populasi,
tersebutEdengan
K
TI dan variabel bebas. Variabel bebas pada peneltian tersebut adalah
Ssampel,
metode electronic-file multimedia materi Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Metode tatap muka di kelas, sedangkan variabel bebas pada penelitian yang
penulis lakukan adalah pendidikan kesehatatan melalui media audio visual dan
leaflet.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
AN
April 1979.
T A
A YAK
Jejang akreditasi SMP Negeri 2 Ampel Boyolali adalah A. Jumlah guru 40
AR
K
A OG
orang, guru tidak tetap 2 orang dan staf tata usaha 9 orang. SMP Negeri 2 Ampel
T ANI Y
Boyolali terdiri dari 605 siswa dan 17 kelas, yaitu kelas I sebanyak 6 kelas dengan
S
U .Y
jumlah siswa 216, kelas II sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa 180 dan kelas
P AL A
R
III sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa 209.
E ER
P
Lokasi SMP Negeri 2 Ampel Boyolali ini cukup dekat dengan sumber
ND
informasi, seperti internet, media elektronik, media masa dan memiliki
E
S J yang bermacam-macam. Pengetahuan tentang kesehatan
karakteristik masyarakat
E
IK diperoleh siswa dari Bimbingan Konseling (BK) dan pelajaran Biologi.
reproduksi
T
S SMP Negeri 2 Ampel Boyolali belum pernah mendapatkan pendidikan
Siswa
kesehatan tentang kesehatan reproduksi.
39
40
Media penyuluhan
Karakteristik Audio visual Leaflet Total
F % F % F %
Jenis kelamin
Laki-laki 45 64,3 42 60,0 87 62,14
Perempuan 25 35,7 28 40,0 53 37,86
Umur
12 tahun 15 21,4 15 21,4 30 21,4
13 tahun 41 58,6 40 57,1 81 57,9
14 tahun 12 17,1 12 17,1 24 17,1
15 tahun 2 2,9 2 2,9 4 2,9
16 tahun 0 0 1 1,4 1 0,7
Sumber: Data Primer Tahun 2012
AN
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar siswa kelas VII di SMP Negeri 2
A A R T A
A K
Ampel Boyolali berjenis kelamin laki-laki sebanyak 87 orang (62,4%), K
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53 orang (37,86%).GY
A
sedangkan
S T
Jenis kelamin sebagian besar siswa yang diberiI YO pendidikan kesehatan
P U N
YA sebanyak 45 orang (64,3%).
menggunakan media audio visual adalah .laki-laki
R A
Jenis kelamin sebagian besar siswaLyang diberi pendidikan kesehatan melalui
E A
P E
media leaflet adalah laki-laki
J
Usia sebagian
N
R
D sebanyak 42 orang (60%).
Ebesar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
E S
berumur
I K13 tahun sebanyak 81 orang (57,9%). Umur sebagian besar murid yang
ST pendidikan kesehatan melalui media audio visual adalah 13 tahun sebanyak
diberi
41 orang (58,6%). Umur sebagian besar murid yang diberi pendidikan kesehatan
melalui media leaflet adalah 13 tahun sebanyak 40 orang (57,1%).
A. Analisis Univariat
1. Tingkat Pengetahuan Siswa Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali.
Hasil analisis data tingkat pengetahuan siswa sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2
Ampel Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.2
41
AN
2. Tingkat Pengetahuan Siswa Setelah Dilakukan Pendidikan Kesehatan
T A
A YAK
Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
AR
K
A OG
Hasil analisis data tingkat pengetahuan siswa setelah dilakukan
T ANI Y
pendidikan kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel
S
U .Y
Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.3
P AL A
R
E ER
Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Siswa Setelah
Dilakukan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
P E ND
di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali Tahun 2012
J pengetahuan
Tingkat Frekuensi Prosentase (%)
E S Kurang
I K 4 2,9
ST Cukup
Baik
64
72
45,7
51,4
Jumlah 140 100
Sumber: Data Primer Tahun 2012
B. Analisis Bivariate
1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audio Visual
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan
reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali sebelum dan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audio visual
disajikan pada table 4.4.
Pengetahuan
A YAK AN AR
T
Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual
A
Tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja
K
Sebelum
A OG
Frekuensi %
Sesudah
Frekuensi %
ST
Kurang 36 51,4 0 0
Cukup 21 IY
30,0 25 35,7
PU
Baik 13 A N
18,6 45 64,3
.Y
ER
Jumlah 70 100 70 100
L A
Sumber: Data Primer Tahun 2012
A
P J E N D ER
Tabel 4.4 menunjukkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
S
melalui media audio visual sebagian besar siswa memiliki pengetahuan
Ekurang
T I K sebanyak 36 siswa (51,4%). Setelah diberikan pendidikan
S kesehatan sebagian besar siswa memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 45 siswa (64,3%).
Pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audio visual
terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di
SMP Negeri 2 Ampel Boyolali dianalisis menggunakan uji Wilcoxon
Signed Ranks Test.
43
AN RT
dilakukan pendidikan kesehatan. Peningkatan pengetahuan siswa dari
A A
A
A K G Y
K
kurang ke cukup sebanyak 23 orang (32,9%), Peningkatan pengetahuan
APeningkatan
S T
siswa dari kurang ke baik sebanyak 13 orang (18,6%)
Y O
dan
I 19 orang (27,1%).
pengetahuan siswa dari cukup ke baik sebanyak
P U . YA
N
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Wilcoxon Signed
E R
Ranks Test diperoleh p-value
A
A
L sebesar 0,000 < (0,05) berarti ada
P J
kesehatan
N D ER antara tingkat pengetahuan siswa tentang
perbedaan bermakna
Ereproduksi remaja sebelum dan setelah dilakukan pendidikan
S
IKE
kesehatan tentang kesehatan reproduksi menggunakan media audio
ST visual. Artinya bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan
menggunakan media audio visual berpengaruh terhadap peningktan
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja.
2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet Terhadap
Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan
reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali sebelum dan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet disajikan
pada table 4.6.
44
AN
pengetahuan kurang sebanyak 35 orang (50%). Setelah diberikan
T A
A YAK AR
pendidikan kesehatan sebagian besar siswa memiliki tingkat
K
A OG
pengetahuan cukup sebanyak 39 orang (55,7%).
T ANI Y
Pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet
S
U .Y
terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja
P AL A
Rdi SMP Negeri 2 Ampel Boyolal dianalisis menggunakan uji
E ER
P Wilcoxon Signed Ranks Test.
E ND
J4.7. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Pengaruh Pendidikan
SKesehatan
Tabel
E
IK Melalui Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Siswa
ST Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
AN
leaflet berpengaruh terhadap peningkata pengetahuan siswa tentang
A YAK AR
T A
kesehatan reproduksi remaja.
K
A OG
T ANI Y
3. Perbandingan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audio Visual dan
S
Leaflet Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi
U .Y
P AL A
Remaja Di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
R
P E ER
Perbandingan pendidikan kesehatan melalui media audio visual
D
dan leaflet terhadap pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi
N
JE
remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali dianalisis menggunakan uji
S
K E
Kolmogorov smirnov.
STI
Tabel 4.8. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Perbandingan Pendidikan
Kesehatan Melalui Media Audio Visual dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
Media Z p-value
Audio visual -1,521 0,020
Leaflet
Sumber: Data primer tahun 2012
A AN
pengetahuan lebih baik dari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.
Sehingga dapat disimpulkan media audio vidual lebih efektifA RT
A
A K OG
Y AK remaja
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
dalam
S T
dibandingkan media leaflet.
NI
Y
P U .Y
A
E R A L A
P J
D ERB. Pembahasan
EN Siswa Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan
1. Tingkat Pengetahuan
E S
I K
Reproduksi
T Remaja di SMP Negeri 2 Ampel Boyolali
S Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada siswa di SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian
besar adalah kurang sebanyak 71 orang (50,7%). Pengetahuan merupakan
hasil dari proses pengindraan panca indra terhadap suatu obyek tertentu, yang
terbagi dalam enam tingkatan, yaitu tingkatan tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi,
budaya, pengalaman, sosial ekonomi, dan umur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi, hal ini dapat disebabkan
47
A AN
Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada siswa di SMP
A RT
A
A K G Y
besar adalah baik sebanyak 72 orang (51,4%). Anak sekolah
K
Negeri 2 Ampel Boyolali setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian
Amerupakan
S T YOpembaharuan, karena
kelompok yang sangat peka menerima perubahanI atau
P U
kelompok anak sekolah sedang berada
. Y
N taraf pertumbuhan dan
Adalam
E R L
perkembangan. Pada taraf ini anak
A
Adalam kondisi peka terhadap stimulus
P J
N
ER diarahkan maka pendidikan kesehatan yang
sehingga mudah dibimbing,
D
diberikan dapatEmempermudah meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini
sesuai E S Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan kesehatan merupakan
I K pendapat
ST
pendekatan yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, karena
pendidikan kesehatan lebih menitik beratkan pada upaya pencegahan.
Pengetahuan yang baik dari siswa tentang kesehatan reproduksi remaja
diharapkan nantinya remaja memiliki sikap dan perilaku yang positif tentang
kesehatan reproduksi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan setelah diberikan pendidikan
kesehatan terdapat siswa yang tingkat pengetahuannya tidak mengalami
peningkatan atau tetap sebanyak 46 orang (32,8%). Tidak adanya peningkatan
pengetahuan siswa setelah diberikan pendidikan kesehatan disebabkan oleh
faktor karakteristik siswa, yaitu bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya
48
A AN
tentang kesehatan reproduksi remaja menggunakan media audio visual adalah
A RT
A
A K Y AK tingkat
kurang sebanyak 36 orang (51,4%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan
OG pengetahuan
melalui media audio visual sebagian besar siswa memiliki
S T Y
NI suara dan gambar yang
pengetahuan yang baik sebanyak 45 orang (64,3%). Peningkatan
P U .Y
siswa disebabkan siswa menerima informasi A berupa
E R
diterima beberapa indra dan L
A
A
disampaikan dalam pendidikan kesehatan
P N D danR
sehingga mudah diingat E
Hasil ujiEWilcoxon
J
menghindari kebosanan.
Signed Ranks Test menunjukkan pemberian
E S kesehatan melalui media audia visual berpengaruh signifikan
T I K
pendidikan
S terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja.
Media audio visual adalah alat yang dapat membantu untuk menstimulasi
indra pendengaran dan penglihatan pada waktu proses penyampaian bahan
pendidikan atau pengajaran. Menurut Mubarak (2011), media audio visual
memiliki kelebihan diantaranya lebih mudah dipahami dan lebih menarik
karena ada suara dan gambar. Penggunaan media yang menarik untuk
menyampaikan informasi sangat sangat penting dalam tercapainya
tujuan penyuluhan dan akan lebih meningkatkan pengetahuan yang
diterima.
49
A AN
kurang. Setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media leaflet
sebagian besar siswa (55,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang A RT
A
A K
Peningkatan pengetahuan siswa setelah diberi pendidikan
G Y AKkesehatan
cukup.
S T
menggunakan media leaflet dikarenakan siswa ItelahYOmenerima informasi
P U
pendidikan kesehatan yang disampaikanY
A.
AN media leaflet. leaflet dapat
melalui
E R
dibawa pulang, dan dibaca ulang L
dirumah.
A Ranks Test menunjukkan pemberian
P J E
E
Hasil uji Wilcoxon RSigned
NDmelalui media leaflet berpengaruh signifikan terhadap
pendidikan kesehatan
E S pengetahuan
I K
peningkatan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja. Hal ini
ST
sesuai pendapat Mubarak (2011), bahwa leaflet merupakan salah satu media
yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan
kesehatan bagi masyarakat atau klien. Hasil penelitian ini sesuai pendapat
Notoatmodjo (2007) bahwa media leaflet merupakan media yang efektif
dalam penyampaian informasi pendidikan kesehatan reproduksi.
5. Perbandingan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audio Visual dan Leaflet
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMP
Negeri 2 Ampel Boyolali
Hasil uji statistik menggunakan uji Komogorov Smirnov menunjukkan
adanya perbedaan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi antara siswa
50
A AN
sekilas dan lebih difokuskan menstimulus indra penglihatan, media ini tidak
A RT
A
A K Y AK berupa
dapat menstimulus efek suara dan efek gerak, sedangkan penyuluhan
OGantara penglihatan
menggunakan media audio visual (video), informasi yang disampaikan
S T Y
NI menjadi lebih menarik
suara dan gambar yang bisa diterima dua indra sekaligus
P U .Y
dan pendengaran. Penggunaan media audia A visual
E R L A
perhatian responden sehingga membangkitkan
A antusiasme responden untuk
Salah satu manfaat leaflet adalah dapat dibawa pulang untuk dibaca, sehingga
apabila post test dilakukan pada hari setelah diberikan perlakuan manfaat
leaflet tidak akan tampak. Apabila post test dilakukan dalam waktu 1 bulan,
dikhawatirkan siswa akan lupa dengan materi pendidikan kesehatan yang telah
diberikan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Pandiangan (2005) yang
menyimpulkan bahwa metode yang paling bermakna mempengaruhi
peningkatan pengetahuan dan sikap remaja pada pendidikan kesehatan
reproduksi ialah perpaduan metode ceramah plus audio visual, audio visual,
dan pengaruh terkecil adalah ceramah.
C. Keterbatasan Penelitian
A YAK AN AR
T A
K
A OG
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan
T ANI Y
hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:
S
U .Y
1. Kelemahan Dalam Penelitian
P AL A
R
a. Pengumpulan data tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
E ER
P remaja dengan kuesioner tertutup, sehingga siswa tidak dapat
ND
memberikan banyak keterangan tentang pengetahuan yang dimiliki
E
E S Jsebatas mengisi jawaban yang sudah ada pada kuesioner.
namun
IK
ST b. Penyuluhan yang dilakukan peneliti hanya 1 kali pertemuan sehingga
informasi yang diterima oleh siswa masih terbatas.
c. Pengukuran tingkat pengetahuan setelah diberi penyuluhan dilakukan
6 hari setelah intervensi, ada kemungkinan siswa mendapat tambahan
informasi dari sumber-sumber informasi lain.
d. Variable penggangu dalam penelitian adalah faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, yang tidak dikendalikan oleh peneliti
adalah faktor informasi dan pengalaman.
e. Dalam penelitian ini terdapat 13 siswa yang telah memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi sebelum
52
A YAK AN AR
T A
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
A YAK AN AR
T A
1. Bagi Instansi Sekolah
K
A OG
Pihak sekolah hendaknya secara berkala mendatangkan petugas kesehatan
S T ANI Y
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
P AL A U .Y
remaja. Agar pendidikan kesehatan yang diberikan dapat efektif, pihak
R
E ER
sekolah hendaknya menggunakan media audio visual guna mendukung
P
pelaksanaan pendidikan kesehatan
JE
N D
2. Bagi masyarakat dan keluarga
E S hendaknya turut berperan aktif untuk
Keluarga memberikan informasi
TI K
S tentang kesehatan reproduksi remaja kepada siswa dengan cara mendorong
siswa untuk mengikuti pendidikan kesehatan baik yang diadakan di
sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal.
3. Bagi petugas kesehatan/Puskesmas Ampel 1 Boyolali.
Puskesmas Ampel 1 Boyolali dalam memberikan pendidikan kesehatan
dapat menggunakan media audio visual karena media ini terbukti lebih
efektif meningkatkan pengetahuan siswa.
4. Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
dengan jenis eksperimen murni dan jumlah sampel yang lebih besar, atau
53
54
A YAK AN AR
T A
K
A OG
S T ANI Y
P AL A U .Y
R
E ER
P JE
N D
E S
T I K
S
DAFTAR PUSTAKA
AN
BPS Indonesia (2011) Jumlah Remaja Indonesia Tahun 2011. 25 Maret 2012.
A YAK AR
T A
K
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=bps+jumlah+remaja+di+indon
A OG
esia+tahun+2010&source=web&cd=10&ved=0cheqfjaj.
S T ANI Y
Dahlan, M S. (2011). Statisitik Untuk Krdokteran dan Kesehatan. Jakarta:
P AL A
Salemba Medika. U .Y
R
E ER
DinKes Jawa Tengah. (2009). Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2009. Jawa
P
Tengah : Dinkes Jawa Tengah.
E ND
Gibson, J. (2003).JFisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
E S
K
I Aziz A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
ST Jakarta:
Hidayat,
Salemba Medika.
AN
Romalui, S dan Vindari, A V, (2009). Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi
Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika.
A YAK AR
T A
K
A OG
Medika.
S T ANI Y
Saroha, P. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba
P AL A U .Y
Soekanto, (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
R
E ER
Persada.
P ND
Sudjana, (2011). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
E
Sugiyono, (2010).JStatistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
E S
I K
STHamzah B. (2011). Perencanan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno,
Ustom, A. (2009 ) Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan. 5 Januari 2012.
http://www.chevichenko.wordpress.com
Wawan, A. & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.