ABSTRAK
Masalah Nyeri akut pada psien post op sectio caesarea dapat menggangu
aktivitas ibu dan juga proses pemberian ASI pada bayi. Keluhan yang dirasakan
ibu yaitu nyeri yang berasal dari insisi abdomen. Ada dua macam penatalaksanaan
nyeri yaitu dengan farmakologi dan non farmakologi. Tujuan Penelitian ini
untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada psien post op sectio
caesarea dengan memberikan asuhan keperawatan untuk mempercepat
penyembuhan luka sehingga nyeri yang di rasakan menurun. Metode penelitian
ini adalah deskriftif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksporasi masalah
asuhan keperawatan pada pasien Post Op Sectio Caesarea. Pendekatan yang di
gunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis
keperawatan, peerencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terjadi penurunan skala nyeri setelah di lakukan intervensi
keperawatan manajemen nyeri dan pencegahan infeksi pada pasien post op sectio
caesarea. Kesimpulan setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada
2 responden, pada responden 1 nyeri menurun dari skala 5 menjadi skala 2,
sedangkan pada responden 2 nyeri menurun dari skala 6 menjadi skala 3
Kata Kunci : Sectio Caesarea, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, asuhan
keperawat
Daftar pustaka : ( 2011-2021)
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ABSTRACT
Xi Home Page + 75 Core
Pages Icha Dian Lestari, Novi Lasmadasari
Acute Pain Problems in post op sectio caesarea can interfere with maternal
activities and also the process of breastfeeding the baby. The complaint felt by the
mother is pain that comes from the abdominal incision. There are two types of
pain management, namely pharmacological and non-pharmacological. The
purpose of this study is to obtain an overview of nursing care in post op sectio
caesarea by providing nursing care to accelerate wound healing so that the pain
felt decreases. This research method is descriptive with a case study approach to
exporting nursing care problems in Post Op Sectio Caesarea patients. The
approach used is nursing care which includes assessment, nursing diagnosis,
planning, implementation, and evaluation. The results showed that there was a
decrease in the scale of pain after nursing interventions in pain management and
infection prevention in post op sectio caesarea patients. Conclusion after nursing
care for 3 days in 2 respondents, in respondent 1 the pain decreased from a scale
of 5 to a scale of 2, while in respondent 2 the pain decreased from a scale of 6 to a
scale of 3.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelsaikan Laporan Tugas Akhir (LTA)
ini. Penulisan LTA ini di lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti. Laporan Tugas Akhir ini terwujud
atas bimbingan dan pengarahan dari Ibu Ns. Novi Lasmadasari,M.Kep selaku
pembimbing serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Hj. Djusmalinar, SKM, M.Kes selaku ketua STIKes Sapta Bakti Bengkulu
sekaligus sebagai ketua panitia penguji
2. Ibu Ns. Indaryani, M.kep sebagai anggota penguji
3. Segenap dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Khususnya prodi DIII keperawatan yang telah meluangkan waktu dan
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis
4. Keluarga penulis yang telah memberikan materi dan dukungan
5. Sahabat penulis yang telah mendukung penulis dalam meyelsaikan tugas akhir
ini
6. Orang yang berpegaruh besar yang menyemangati penulis untuk menyelsaikan
program pendidikan ini dengan semaksimal mungkin dan yang mengajar
pentingnya bersosialisai dalam kehidupan penulis serta orang-orang yang
penulis sayangi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala dukungan dan kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
Laporan Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................ 3
C. Tujuan studi kasus ............................................................................... 3
D. Manfaat penelitian............................................................................... 4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 State of rate ..................................................................................... .......17
Tabel 2.2 Pengkajian anamnesa ....................................................................... .......20
Tabel 2.3 Pemeriksaan fisik............................................................................. .......22
Tabel 2.4 Diagnosa keperawatan pasien post operasi SC ................................ .......25
Tabel 2.5 Intervensi keperawatan .................................................................... .......27
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Pasien dengan Nyeri Post Op Sectio Caesarea.... .......33
Table 4.2 Hasil Aktivitas Sehari-hari pasien dengan gangguan rasa nyaman . .......34
Table 4.4 Hasil pemeriksaan diagnostik Responden 1 .................................... .......37
Table 4.5 Penatalakanan terapi klien dengan gangguan kebutuhan
pemenuhan rasa nyaman .................................................................. .......37
Tabel 4.6 Intervensi responden 1 dan 2 ........................................................... .......42
Tabel 4.7 Implementasi pelaksanaan responden 1dan 2 .................................. .......50
Tabel 4.8 Evaluasi keperawatan ..................................................................... .......56
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
DS : Data Subjektif
DO : Data Objektif
HB : Hemaglobin
HT : Hematocrit
TBC : Tuberkulosis
DAFTAR ISTILAH
Preventif : Pencegahan
Kuratif : Penyembuhan
Kolaboratif : Kolaborasi
Konstipai : Sembelit
Abdomen : Perut
Indikasi : Penyebab
Insisi : Pembedahan
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalianan adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup
bulan yaitu sekitar 37- 42 minggu dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18-24 jam disertai dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin (Nurul Jannah, 2017). Persalinan dilakukan dengan dua cara
yaitu persalinan melalui vagina atau disebut dengan persalinan normal dan
persalinan dengan cara operasi sectio caesar (SC). Dimana persalinan SC
merupakan persalinan buatan, janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh
serta diatas 500 gram (intan, 2020).
Menurut WHO (Word Health Organization) angka kejadian post SC
meningkat di negara-negara berkembang. Indikator persalinan SC sebesar
10-15% di setiap negara, apabila tidak sesuai indikasi operasi sectio caesarea
dapat meningkatkan resiko morbilitas dan mortalitas pada ibu dan bayi (Word
Health Organization, 2015).
Di Indonesia angka kejadian SC juga terus meningkat baik di Rumah
Sakit pemerintah maupun swasta . Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan
angka kejadian ibu melahirkan secara SC sebesar 17,3% persalinan dilakukan
melalui operasi caesarea. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit
Umum Daerah Harapan Dan Doa Kota Bengkulu mencatat pada tahun 2017
jumlah Post SC terjadi 160 kasus. Pada tahun 2018 berjumlah 171 kasus dan
pada tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah kasus berjumlah 182 kasus, pada
tahun 2020 ada sebanyak 77 kasus. Sedangkan untuk tahun 2021 sebanyak
104 kasus ditemukan ( Dinkes Bengkulu, 2020).
Indikasi dilakuannya persalinan SC antara lain yaitu karena letak
bayi yang lintang, ibu dengan gangguan hipertensi, gawat janin dan kala
pembukaan lama, rupture uteri iminen, pendarahan antepartum, ketuban
pecah dini, fetal distress dan besar janin melebihi 4.000 gram. Namun saat ini
seiring dengan perubahan adnya kemajuan teknologi serta adanya jaminan
pelayanan kesehatan nasional yang mengurangkan beban biaya operasi,
1
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
sehingga banyak ibu yang melahirkan secara SC atas kemauan sendiri dan
keluarga hal ini yang memicu meningkatnya persalinan secara SC (intan,
2020).
Tindakan insisi pada persalinan SC dapat menyebabkan luka sayatan
yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya (Intan, 2020).
Persalinan SC memiliki resiko 5 kali lebih besar dibandikan dengan
kelahiran normal. Penyebab dan masalah yang paling banyak mempengaruhi
pascabedah adalah pendarahan dan terjadinya ILO (Infeksi Luka Operasi)
yang dialami ibu, penyebab dari pendarahan karena dilakukannya tindakan
pembedahan, jika cabang arteria uterine ikut terbuka dan dapat terjadi karena
atonia uteri. Jahitan bekas operasi akan menimbulkan ketidaknyamanan dan
nyeri dibagian abdomen sehingga mengakibatkan ibu kesulitan beraktivitas
(Ferinawati & Hartati 2019).
Berdasarkan hasil penelitian rasa nyeri yang timbul setelah operasi
dinding abdomen adalah nyeri ringan 25% dari 14 pasien, nyeri sedang 48,2%
sebanyak 27 pasien, dan nyeri berat 26,8% dengan 15 pasien ( Fitri, Trisyani
& maryanti 2012). Infeksi Luka Operasi juga merupakan salah satu
komplikasi pascabedah dan merupakan masalah yang serius, karena dapat
meningkatkan morbiditas dan lama perawatan yang tentunya akan menambah
biaya perawatan, mungkin pula dapat mengakibatkan cacat dan bahkan
kematian. Infeksi pada ibu post SC dapat dilihat dengan tanda lochea yang
keluar banyak seperti nanah dan berbau busuk, uterus lebih besar dan lembek
dari yang seharusnya dan fundus masih tinggi, Berdasarkan data yang di
dapat dari Riskesdas Bengkulu Tahun 2020 data kejadian infeksi paska
operasi ada sebanyak 5, 1%.
Beberapa masalah keperawatan utama yang muncul pasca SC adalah
nyeri akut. Selain itu, masalah keperawatan yang kemungkinan juga terjadi
adalah resiko infeksi pada luka operasi. Sedangkan menyusui tidak efektif
terjadi akibat bendungan ASI pada payudara yang terjadi akibat
peningkatan aliran darah di payudara pada minggu hari-hari pertama setelah
melahirkan. Peningkatan aliran darah membantu payudara menghasilakan
2
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ASI tetapi juga dapat menyebabkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, serta
kurangnya persiapan ASI sebelum melahirkan (koekoeh hardjito,2022)
Intervensi keperawatan yang tepat di berikan kepada ibu melahirkan
secara SC adalah perawatan pasca persalinan SC. Pada manajemen nyeri
perawat mengidentifikasi nyeri, mengajarkan teknik nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri, dan kolaborasi pemberian analgetik. Penelitian ini
telah dilakukan oleh widiattie (2015), hasil penelitian menyatakan terdapat
pengaruh yang signifikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien post SC.
Sedangkan intervensi selanjutnya adalah memonitor kondisi luka dan
balutan, fasilitasi kontak kulit ke kulit dengan bayi, berikan dukungan
menyusui dini, serta edukasi peningkatan nutrisi TKTP untuk meningkatkan
produksi ASI dan mempercepat penyembuhan luka. Hasil penelitian
kurniasari pratiwi, dkk (2021) menyatakan bahwa proses menyusu yang baik
sejak dini (inisiasi menyusu sejak dini) akan memperkuat ikatan antara ibu
dan bayi (bounding attachment) yang penting untuk perkembangan emosi dan
kepercayaan diri di kemudian hari. Serta inisiasi menyusui dini yang
mempercepat penyembuhan luka.
Berdasarkan latar belakang uraian diatas penulis ingin melakukan
penelitian mengenai “Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea di rumah sakit harapan dan doa Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk studi kasus yaitu “Bagaimanakah Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Pasien post sectio caesarea di RSUD Harapan dan doa kota
Bengkulu”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Telah melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Sc
2. Tujuan Khusus
a. Telah melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post Sc
b. Telah merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post SC
3
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sectio Caesarea
1. Definisi sectio caesarea
Section caesarea adalah suatu bentuk proses persalinan mlalui insisi dinding
abdomen hingga uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 400
gram atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu ( Astutik & Kurnilawati,
2017).
2. Anatomi fisiologi
a. Kulit
1) Lapisan Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat.
Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk oleh
lapisan germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh
sel-sel baru kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan.
2) Lapisan dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
elastin.Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa
sejumlah papilla kecil. Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf.
5
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3) Lapisan subkutan
Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh
darah dan ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit secara longgar
dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya
dengan tindakan SC, lapisan ini adalah pengikat organ-organ yang ada di
abdomen, khususnya uterus. Organ-organ di abdomen dilindungi oleh
selaput tipis yang disebut peritonium. Dalam tindakan SC, sayatan
dilakukan dari kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus
(Gibson, J. 2002).
b. Anatomi uterus
6
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b) Korpus Uteri
Korpus uteri yaitu bagian badan uterus yang paling utama dan terbesar.
Korpus uteri akan tampak menyempit di bagian bawahnya dan berlanjut
sebagai serviks.
c) Serviks Uteri
Serviks uteri atau serviks yaitu bagian penonjolan ke dalam vagina pada
dinding depan uterus.
d) Pars vaginalis atau porsio serviks
Pars Supravaginalis , bagian serviks uteri yang terletak di atas vagina
Saluran yang terbentuk pada serviks disebut kanalis serviks, saluran ini
berupa saluran lonjong dengan panjang sekitar 2,5 cm. Pintu saluran
serviks yang berada di dalam uterus disebut ostium uteri internum,
sedangkan pintu yang berada di vagina disebut ostium uteri eksternum.
2) Fungsi Uterus (Rahim)
Fungsi utama rahim yaitu sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan
dari hasil pembuahan sel ovum oleh sel sperma. Hasil fertilisasi atau
pembuahan ini akan tumbuh dan berkembangan menjadi janin, ukurannya
akan terus bertambah hingga tiba waktu melahirkan. Selain itu, uterus
(rahim) memiliki fungsi lain diantaranya yaitu:
a) Untuk mengalirkan darah ke organ seksual selama berhubungan intim,
mempermudah proses persalinan dengan kontraksi otot-otot
penyusunannya. Komponen penyusunan dari uterus bisa me mbantu orang
lain seperti kandung kemih, usus, tulang pelvis untuk menjalankan
fungsinya dengan normal.
7
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c. Fasia
8
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
9
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
10
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
kurang nya proteksi akan menyebabkan inovasi bakteri (Bakteri masuk dan
menyebar kearea dalam atau sekitar luka) sehingga menimbulkan masalah
resiko infeksi. Setelah kelahiran bayi kadar hormon Progresteron dan estrogen
akan menurun, dan hormon prooklatin akan di lepas, sehingga proklaktin
meningkat menyebabkan ejeksi ASI, ejeksi ASI yang tidak ade kuat membuat
asi tidak keluar sehingga bayi mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada
menyusui, hal ini terjadi karena ketidakadekuatan suplai nutrisi dan kurangnya
pengetahuan perawatan payudara sehingga muncul lah masalah keperawatan
ketidak-efektifan pemberian ASI pada bayi.
11
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
5. Woc
Panggul sempit, Pre-eklamasi, ketuban pecah dini, partus
lama/tidak meju, plasenta previa tolalis, Bayi kembar, faktor
hambatan jalan lahir, kelainan letak kepala/sungsang
Sectio caesarea
Jaringan Jaringan
terputus terbuka
Proteksi
Merangsang
kurang
area sensorik
Inovasi
Gangguan bakteri
rasa nyaman
(nyeri)
MK :
Resiko
MK : infeksi
Nyeri Akut
Bagan 2 1 Woc (ema lestari 2017)
12
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
6. Klasifikasi
Bentuk pembedahan Sectio Caesarea menurut Manuaba 2012, meliputi :
a. Sectio Caesarea Klasik
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.
Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjang 10 cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya
melahirkan melalui vagina apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan
pembedahan ini.
b. Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu
sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini
dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup
tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal. Sebagian
sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
c. Sectio Caesarea Histerektomi
Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah
janin dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pengangkatan
rahim.
d. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang pada
seorang pasien yang sebelumnya mel;akukan Sectio Caesarea. Biasanya
dilakukan di atas bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan
dengan insisi dinding dan faisa abdomen sementara peritoneum dipotong
ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus
dapat dibuka secara ekstraperitoneum.
7. Komplikasi
a. Komplikasi operasi section caesarea (SC) dapat dibedakan menjadi
Komplikasi jangka pendek
Komplikasi jangka pendek akibat section caesarean (SC) dapat terjadi
intraoperative ataupun pasca operasi. Komplikasi yang dapat terjadi antara
lain:
13
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1) Infeksi
Infeksi pasca operasi section caesarea (SC) paling sering disebabkan
oleh endometritis, infeksi luka bekas operasi, dan tromboflebetis akibat
akses intravena. Pemberian profilaksis antibiotic serta teknik operasi
yang baik dapat mengurangi infeksi pasca partum pada section
caesarea. Infeksi juga dapat terjadi akibat pemasangan kateter.
2) Pendarahan
Pendarahan merupakan salah satu komplikasi SC yang paling sering
terjadi. Pendarahan dapat terjadi secara langsung ataupun
lambat/delayed. Factor resiko pendarahan pasca SC antra lain adalah
plasenta previa, distosia, pendarahan antepartum, fibroid eterus,
obesitas, pemakaian anastesi umum. Pendarahan umumnya disebabkan
karena Antonia uteri, trauma jarinagan, trauma kandung kemih,
gangguan koagulasi, atau maslah plasenta. Penanganan akan sangat
bergantung dari penyebab pendarahan. Apabila terjadi atonia uterus,
dapat dilakukan pemijatan uterus, pemberian oksitoksin, dan bila
diperlukan dapat dilakukan histerektomi.
b. Komplikasi jangka panjang sectio caesarea :
1) Komplikasi luka
Kompikasi yang dapat terjadi antara lain bekas luka insisi keloid.
2) Adhesi
Adhesi adalah komplikasi SC yang paling sering terjadi, resiko seorang
wanita mengalami adhesi meningkat sering dengan bertambahnya
operasi SC, prevalensi adhesi pada SC kedua adalah 12- 46% dan SC
yang ketiga adalah 26-75%.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Hemogblobin atau hematocrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama pendarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
14
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
9. Penatalaksanaan
Menurut Manuaba (2012), beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai
penatalaksanaan pada ibu post Sectio caesarea antara lain :
a. Pemberian cairan : Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi,
maka pemberian cairan perintavena harus cukup banyak.
b. Mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau
komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan
biasanya DS 10%, garam, fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi
darah sesuai kebutuhan.
c. Diet : Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita
flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.
Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan
pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
d. Mobilisasi : Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi, Miring kanan
dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi, Latihan pernafasan
dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah
sadar. Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. Kemudian
posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler). Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi.
e. Kateterisasi : Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
f. Pemberian obat-obatan, Antibiotik, Analgetik dan obat untuk
memperlancar kerja saluran pencernaan, obat-obatan lain.
g. Perawatan luka : Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila
basah dan berdarah harus dibuka dan diganti
15
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
16
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
17
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1. Pengkajian
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmia yang
digunakan keperawatan dalam mencapai atau mempertahankan keadaan
biopsikososial dan spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian,
identifikasi, diagnosa keperawatan, penentuan rencana keperawatan,
implementasi tindakan keperawatan serta evaluasi (Hidayat, 2016).
a. Pengkajian anamnesa
Tabel 2.3 pengkajian anamnesa
18
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
19
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Pada kasus ibu post partum dengan penyembuhan luka
operasi post sectio caesarea biasanya kedaan umum
lemah
20
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Pemeriksaan a. Inspeksi
abdomen Pada kasus ibu post partum dengan penyembuhan luka
operasi post operasi sectio caesarea pembesaran perut
sesuai dengan lamanya nifas atau tidak, bentuk perut,
linea alba atau nigra, striac albican atau lividae dan
ada bekas operasi, luka tampak merah, nyeri, perih
dengan panjang insisi kurang lebih 10-15 cm
b. Palpasi
TFU (tinggi fundus uteri) untuk mengetahui TFU,
pembesar sesuai dengan hari
c. Auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan
bunyi bising usus
21
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c. emeriksan dianostik
a) Pemeriksaan diagnostik
1) Hemoglobin atau hematocrit (HB/HT) bisa terjadi penurunan
efek kehilang darah pada pembedahan
2) Leukosit meningkat karena adanya proses radang pada luka
insisi bedah pada bagian abdomen pasien
3) Urinalisis/kultur urine
4) Pemeriksaan elektrolit
d. Penatalaksanaan
Tabel 2. 3 penatalaksanaan terapi medis
22
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
Tabel : 2.4 diagnosa keperawatan pasien post operasi SC
23
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d klien tampak meringis
2) Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif d.d kerusakan integritas kulit
24
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4. Intervensi keperawatan
Tabel : 2.5 intervensi keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Luaran utama : Intervensi utama : Manajemen nyeri
pencedera fisik d.d (L.08066) Tingkat nyeri
Observasi
klien tampak Setelah dilakukan
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, identitas
meringis (D.0077) tindakan keperawatan nyeri
selama 3x24 jam 2. Identifikasi skala nyeri
diharapkan: 3. dentifikasi respons non verbal
1. Keluhan nyeri 4. Identifikasi respon yang memperberat dan memperingan nyeri
menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
2. Meringis menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3. Frekuensi nafas
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di
membaik (16- berikan
24x/menit) 9. Monitor efek samping pengguaan analgetik
4. Frekuensi nadi Terapeutik
membaik (60- 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
100x/m) (mis, TENS, hypnosi, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
komprea hangat/dingin, terapi bermain.
2. kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis, suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalampemiihan strategi
meredakan nyeri
25
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Resiko infeksi Luaran utama : Intervensi utama ( I.14539 ) : Pencegahan infeksi
d.befek prosedur (L.08066) Tingkat nyeri
invasive d.d area Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sitematik
luka tampak Terapeutik
selama 3x24 jam
kemerahan diharapkan: 2. Batasi jumlah pengunjung
1. Kebersihan 3. Berikan perawatan kulit pada area edema
( D.0142) 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
tangan
meningkat lingkungan pasien
2. Kebersihan 5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
badan meningkat Edukasi
3. Nafsu makan 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
meningkat 2. Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
4. Kemerahan 3. Ajarkan etika batuk
menurun 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Nyeri menurun 5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kultur area luka 6. Anjurkan meningkatkan asupan cairaran
membaik Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
26
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Studi kasus
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan yang di mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
B. Subjek penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 responden post SC dan
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut.
1. Subjek penelitian :
Penentuan subjek penelitian berdasarkan kriteria Inklusi dan Ekslusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien post operasi Sectio caesarea dengan anastesi spinal yang
memiliki kesadaran penuh
2) Pasien 5-6 jam post operasi section caesarea
3) Skala nyeri ringan-sedang (5-6)
b. Kriteria Ekslusi
1) Pasien tidak kooperatif selama studi kasus
2) Pasien post section caesarea mengalami kondisi :
a. Meninggal dunia
b. Pulang
c. Penurunan kesadaran tiba-tiba
d. Pendarahan hebat
C. Definisi Oprasional
1. Asuhan keperawatan pasca SC adalah tindakan keperawatan yang di mulai
dari pengkajian sampai evaluasi pada 2 orang pasien post sc.
2. Perawatan pasca SC adalah intervensi keperawatan yang terdiri dari
observasi, teraupetik, edukasi dan kolaborasi untuk menurunkan nyeri,
mempercepat penyembuhan luka, mencegah terjadinya infeks. Minimal 3
hari.
27
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
G.
Tidak bersedia jadi responden
Responden dipilih
sesuai kriteria
inklusi dan kriteria
Bersedia
H. jadi responden eksklusi
Intervensi sesuai
Implementasi
dengan siki, Perawatan pasca SC
intervensi utama
dan pendukung
Evaluasi
Analisa Data
28
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
29
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Jalan penelitian
a. Persiapan
Persiapan penelitian yang pertama dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan mulai dari lembar informed consent, lembar persetujuan
responden, lembar SOP, lembar ceklis (pemilihan responden), lembar
observasi untuk melakukan mobilisasi dini, kemudian alat yang
digunakan yaitu tensimeter, handscoon, jam tangan, buku catatan.
Setelah alat dan bahan sudah siap peneliti langsung melakukan
penelitian pada Ny A dan Ny M selama 3 hari di mulai pada tanggal 01
agustus 2022 sampai tanggal 03 agustus 2022 di ruang musdalifah
dengan melakukan ”Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio
Caesarea di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu”
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 01 agustus 2022 sampai
dengan tanggal 03 agustus 2022 dimulai dengan menentukan responden
sesuai dengan kriteria inklusi dengan menggunakan lembar ceklis di
dapatkan 4 responden 2 responden memenuhi kriteria insklusi dan 2
responden tidak memenuhi kriteria inklusi dikarnakan pasien
mengalami pendarahan. Pada tanggal 01 Agustus 2022 kedua
responden sudah menyetujui lembar informed consent sehingga peneliti
melakukan pengkajian dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi lebih kurang 1 jam. Setelah itu melakukan analisa data untuk
menegakan diagnosa keperawatan dimana analisa data terdapat data
subjektif dan objektif, selanjutnya peneliti merencanakan intervensi
keperawatan. evaluasi dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah
melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari setelah itu peneliti
melakukan evaluasi sumatif.
30
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
31
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
32
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
ada
9. Psikologis
Adaptasi psikologi Klien mengatakan Klien mengatakan
nyeri pada bagian nyeri pada bagian
perut akibat luka perut akibat luka
oprasi oprasi
Penerimaan Klien mengatakan Klien mengatakan
terhadap bayi menerima dan sangat menerima dan sangat
bersyukur karna senang atas kehadiran
kehadiran bayi nya anak laki-laki
pertamanya
Kemampuan Klien mampu Klien mampu
menyusui menyusui dengan menyusui dengan
baik baik
b. Pola aktivitas sehari-hari
Table 4.2 Hasil Aktivitas Sehari-hari pasien dengan gangguan rasa
nyaman.
No Pola sehari- Responden 1 Responden 2
hari Sebelum Selama Sebelum Selama
sakit sakit sakit sakit
1. Pola nutrisi
Makan
jenis Nasi Nasi Nasi Nasi
jumlah Sedang sedang Sedang Sedang
waktu 3x Sehari 3x Sehari 3x Sehari 3x Sehari
dengan dengan
porsi porsi
sedikit sedikit
2. Minum
Jenis air putih air putih Air putih Air putih
dan susu dan susu
Jumlah 2 liter 1 liter 2 liter 1 liter
Waktu Pagi, Pagi, Pagi, Pagi,
siang, siang, siang siang,
malam malam malam malam
3. Istirahat
Siang ±4 jam <2 jam ±4 jam <2 jam
Malam ±8 jam <6 jam ±8 jam <6 jam
4. BAB 1x sehari 1x sehari 2x sehari 1x sehari
5. BAK 4-5x 2-3x 4-5x 2-3x
sehari sehari sehari sehari
33
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c. Pemeriksaan fisik
table 4.3 hasil pemeriksaan fisik pasien dengan gangguan rasa nyaman
No Observasi Hasil observasi
Responden 1 Responden 2
1. Keadaan umum Lemah Lemah
2. Kesadaran Compos mentis Compos mentis
GCS : 15 GCS : 15
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah 110/80 mmHg 120/90 mmHg
Nadi 80x/menit 85x/menit
Pernafasan 20x/menit 22x/menit
Suhu 36,0˚c 36,5˚c
Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
keperawatan
4 Kepala dan leher
Wajah dan Klien tampak Klien tampak
muka meringis, klien meringis, klien
tampak pucat tampak pucat
Mata Konjungtiva Konjungtiva
ananemis, tampak ananemis, tampak
anikterik anikterik
Bibir Mukosa bibir kering Mukosa bibir kering
5. Pemeriksaan dada
Jantung Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk
dada simetris dada simetris
Auskultasi : terdengar Auskultasi : terdengar
bunyi lup dup bunyi lup dup
34
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
35
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
d. Pemeriksaan diagnostic
Table 4.4 hasil pemeriksaan diagnostic Responden 1
Janis Nilai rujukan Hasil pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan Responden 1 Responden 2
Hemoglobin Lk: 13.0-18.0 gr/dl. Pr: 12,9 g/dl 14,6 g/dl
12.0-16.0 gr/dl
Hematocrit Lk: 37-47% Pr: 40-54% 43% 48%
Leukosit 4.000-10.000 Mm3 7000 Mm3 9.600
Trombosit 150.000-450.000 220.000 234.000
Sel/Mm3
Sel/Mm3 Sel/Mm3
e. Pelaksanaan terapi
Table 4.5 penatalakanan terapi klien dengan gangguan kebutuhan
pemenuhan rasa nyaman
No Nama obat Cara kegunaan Dosis waktu
pemberian
Responden 1
1. RL Cairan 1500/hari
tubuh
2. Ceftriaxone Inj Antibiotik 2x1 10.00
3. Cetorolac Inj Antibiotik 3x10 mg 14.00
4. Asam Oral Analgetik 3x1 04.00,
mefenamat 20.00
5. Transamin Inj koagulan 3x1 12.30
6. Antrain Inj Analgetik 3x1 11.00
Responden 2
1. RL 1500/hari
2. Ceftriaxone Oral Antibiotik 200 mg 10.45
3. Asam Oral Analgetik 3x1 04.00,
mefenamat 20.00
4. Cetorolac Inj Antibiotik 3x1 16.00
5. Transamin Inj koagulan 3x1 12.30
6. Antrain Inj Analgetik 3x1 10.00
36
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
f. Diagnosa keperawatan
a) Analisa data
No Data Etiologi Masalah kep.
Responden 1
1. DS: Sectio caesarea Nyeri Akut
1. Klien mengatakan
nyeri pada bagian luka
post oerasi sectio Luka post oprasi
caesarea
2. P: Nyeri efek dari luka
operasi sectio caesarea Jaringan terputus
Q: nyeri seperti di
tusuk- tusuk
R: Nyeri di rasakan di Merangsang area
sekitar area luka sensorik
operasi
S: Skala nyeri 5,
T: Nyeri hilang timbul Gangguan rasa
sekitar 15 menit sekali nyaman (nyeri)
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Klien berposisi MK : Nyeri Akut
meringankan nyeri
3. P : 20x/menit
4. N : 100x/menit
37
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Responden 2
1. DS: Sectio caesarea Nyeri Akut
1. Klien mengatakan
nyeri pada bagian luka
post oerasi sectio Luka post oprasi
caesarea
2. P: Nyeri efek dari luka
operasi sectio caesarea Jaringan terputus
Q: nyeri seperti di
tusuk- tusuk
R: Nyeri di rasakan di Merangsang area
sekitar area luka sensorik
operasi
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul Gangguan rasa
sekitar 15 menit sekali nyaman (nyeri)
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Klien berposisi MK : Nyeri akut
meringankan nyeri
3. P : 22x/menit
4. N : 110x/menit
b) Diagnosa keperawatan
Responden 1
1. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera
fsik (prosedur operasi) ditandi dengan klien tampak
meringis dan mengeluh nyeri
38
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
39
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c) Intervensi keperawatan
Table 4.6 intervensi Responden 1
Diagnosa Kep Luaran Intervensi keperawatan
Nyeri akut Luaran utama : (L.08066) Tingkat Intervensi utama: (I.08238)Manajemen nyeri
berhubungan dengan nyeri Tindakan
agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi
(prosedur operasi) 1. Identifikasi PQRST
keperawatan selama 3x24 jam
ditandi dengan klien 2. Melakukan pengukuran tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu tubuh
tampak meringis dan diharapkan: 3. Identifikasi respons non verbal
mengeluh nyeri 1. Skala nyeri menurun Edukasi
(D.0077) 2. Klien tidak meringis 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
3. Frekuensi nafas 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
membaik (16- 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
24x/menit) 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
4. Frekuensi nadi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
membaik (60-100x/m
Intervensi pendukung : terapi komplementer mobilisasi dini
Terapeutik
1. Mengajarkan relaksasi nafas dalam
2. Mengajarkan ROM aktif
3. Mengarkan miring kiri dan miring kanan
4. Mengajarkan duduk semi fowler
5. Mengajarkan duduk tegak
1. Mengajarkan berjalan
Resiko infeksi Luaran utama : (L.14137) tingkat Intervensi utama : (I. 14539) pencegahan infeksi
berhubungan dengan infeksi Tindakan
kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan Observasi
kulit (I.0142) keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
40
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
diharapkan: Terapeutik
1. Kebersihan tangan 1. Berikan perawatan kulit pada area edema
meningkat 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
2. Kebersihan badan lingkungan pasien
meningkat Edukasi
3. Nafsu makan meningkat 1. Jelaskan tanda dan gejalan infeksi
4. Kemerahan menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
5. Nyeri menurun 3. Ajarkan etika batuk
6. Kultur area luka membaik 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Intervensi pendukung : (I.01019) pengaturan posisi
Tindakan
Observasi
1. Mengajarkan mobilisasi dini secara bertahap
Terapeutik
Tempatkan pada tempat tidur yang tepat
1. Atur posisi yang disukai jika tidak kontraindikasi
2. Atur posisi untuk mengurangi sesak (semi fowler)
3. Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cederah dengan cepat
4. Berikan bantal yang tepat pada leher
5. Motivasi melakukan Rom aktif atau pasif
6. Hindari posisi yang dapat meningkatkan nyeri
7. Hindari posisi yang dapat menimbulkan ketegangan pada luka
Edukasi
1. Anjurkan mengubah posisi setiap 2 jam
Intervensi pemberian obat antibiotik
41
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
42
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
43
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut Hari pertama senin 01 1. Mengkaji Provokatif, - P: Nyeri efek dari S:
berhubungan agustus 2022 Qualitas, Region, Skala, luka operasi sectio
Time caesarea - Klien mengatakan
dengan agen
15.00-15.45 wib Q: nyeri seperti di Skala nyeri 5
pencedera fisik
tusuk- tusuk
(prosedur operasi) R: Nyeri di O:
ditandi dengan rasakan di sekitar - Wajah klien tampak
klien tampak area luka operasi meringis, frekuensi
meringis dan S: Skala nyeri 5, nafas : 20x/menit,
mengeluh nyeri T: Nyeri hilang Frekuensi Nadi
timbul sekitar 15 80x/menit
(D.0077)
menit sekali
A :Masalah belum teratasi
2. Melakukan pengukuran 2. Td : 120/80
tekanan darah, mmHg, P : P :Intervensi dilanjutkan
pernafasan, nadi, suhu 20x/menit,
tubuh N:80x/menit, I:
S:36˚c
- Mengidentifikasi
3. Mengobservasi respons 3. Wajah klien
P,Q,R,S,T
non verbal tampak meringis
- Melakukan
menahan nyeri
pengukuran tekanan
4. Kolaborasi pemberian 4. Kolaborasi
darah, pernafasan,
obat analgesic pemberian
nadi, suhu tubuh
cetorolac 10 mg
- Kolaborasi
44
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
pemberian obat
5. Mengajarkan pasien 5. Klien sudah bisa analgesic
distraksi relaksasi nafas melakukan teknik - Mengajarkan pasien
dalam sebanyak 3x di nafas dalam di saat distraksi relaksasi
saat adanya nyeri adanya nyeri nafas dalam
sebanyak 3x di saat
6. Mengajarkan ROM 6. Klien sudah bisa adanya nyeri
aktif (tangan, kaki) melakukan ROM - Mengajarkan ROM
aktif secara aktif (tangan, kaki)
7. Mengajarkan miring mandiri - Mengajarkan miring
kiri miring kanan tahan 7. Klien sudah bisa kiri miring kanan
selama 1 menit melakukan tahan selama 1
sebanyak 3x gerakan miring kiri menit sebanyak 3x
dan miring kanan - menganjurkan ibu
dengan bantuan mengkonsumsi
8. Klien mengatakan nutrisi tinggi kalori
8. menganjurkan ibu mengonsumsi tinggi protein
mengkonsumsi nutrisi makanan tinggi - Menganjurkan
tinggi kalori tinggi kalori dan protein mengubah posisi 2
protein (ikan, ayam dan jam sekali
telur) E:
9. Klien mengatakan
megubah posisi - Nyeri akut belum
9. Menganjurkan setiap 2 jam di teratasi
mengubah posisi 2 jam bantu dengan R:
sekali keluarga dan
perawat - Tidak ada
perubahan
intervensi
45
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi b.d Senin, 01 agustus 1. Ajarkan mengenali 1. klien tampak S : klien dan keluarga
kerusakan tanda dan gejala memperhatikan dan mengatakan tidak
2022
integritas kulit infeksi mengerti apa yang di mengetahui tentang cara
(1.0142) 19. 18 wib 2. Anjurkan ajarkan perawatan luka post operasi
meningkatkan 2. klien mengatakan O : terdapat luka post op sc
asupan nutrisi makan 3 kali sehari di abdomen kilit area luka
3. kolaborasi 3. kolaborasi pemberian tampak kemerahan
pemberian obat obat antibiotic
antibiotik Ceftriaxone 200 mg A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
46
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
berhubungan selasa, 02 agustus Qualitas, Region, luka operasi sectio - Klien mengatakan
dengan agen 2022 Skala, Time caesarea skala nyeri 4
pencedera fisik Q: nyeri seperti di O:
(prosedur operasi) 08.30 wib tusuk- tusuk - Frekuensi nafas :
ditandi dengan R: Nyeri di 20x/menit,
klien tampak rasakan di sekitar Frekuensi Nadi
meringis dan area luka operasi 80x/menit
mengeluh nyeri S: Skala nyeri 4,
(D.0077) T: Nyeri hilang A : Masalah teratasi
timbul sekitar 15 sebagian
menit sekali
2. Melakukan 2. TD : 110/90, P : intervensi dilanjutkan
pengkuran tekanan P : 20x/menit,
darah, suhu dan N : 80x/menit, I:
pernafasan S : 36,0˚c - Mengidentifikasi P,
Q, R, S, T
- Melakukan
3. Kolaborasi 3. Kolaborasi pemberian pengukuran tekanan
pemberian obat analgesic cetorolac 10 darah, suhu dan
analgesic mg pernafasan
- Kolaborasi
4. Mengajarkan teknik 4. Klien sudah mengerti pemberian obat
nafas dalam di saat cara melakukan teknik analgesic
adanya nyeri nafas dalam di saat - Mengejarkan klien
adanya nyeri duduk tegak
- Mengevaluasi klien
5. Klien sudah bisa berjalan ke toilet
5. Mengevaluasi ROM melakukan ROM aktif E : nyeri akut belum teratasi
aktif secara mandiri R : tidak ada perubahan
6. Klien sudah bisa intervensi
47
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi Selasa , 02 agustus 1. Menanyakan pada klien 1. klien tampak bisa S : klien dan keluarga
berhubungan tanda dan gejala infeksi menjelaskan tanda mengatakan sudah mengerti
2022
dengan kerusakan dan gejala infeksi bagaimana tanda dan gejala
integritas kulit 13. 00 wib 2. Anjurkan meningkatkan 2. klien mengatakan infeksi
(I.0142) asupan nutrisi makan 3 kali sehari O : terdapat luka post op sc
di abdomen kilit area luka
3. menganjurkan 3. klien mengatakan tampak kemerahan
meningkatkan asupan minum air putih dan
cairan susu A : Masalah sedikit teratasi
P : intervensi dilanjutkan
4. kolaborasi pemberian 4. kolaborasi pemberian I : Menanyakan pada klien
obat antibiotik obat antibiotic tanda dan gejala infeksi,
Ceftriaxone 200 mg Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi,
menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan, kolaborasi
pemberian obat antibiotik
48
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
49
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi Rabu, 03 agustus 1. Ajarkan mengenali 1. klien tampak bisa S : klien dan keluarga
berhubungan tanda dan gejala menjelaskan tanda dan mengatakan sudah mengerti
2022
dengan kerusakan infeksi gejala infeksi bagaimana tanda dan gejala
integritas kulit 13.25 wib 2. Anjurkan 2. klien mengatakan infeksi
(I.0142) meningkatkan makan 3 kali sehari O : terdapat luka post op sc
asupan nutrisi 3. kolaborasi pemberian di abdomen kilit area luka
3. kolaborasi obat antibiotic tampak kemerahan
pemberian obat Ceftriaxone 200 mg A : masalah sedikit teratasi
antibiotik P : intervensi dihentikan
I : Ajarkan mengenali tanda
dan gejala infeksi
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi,
menganjurkan kolaborasi
pemberian obat antibiotik
E :Resiko infeksi teratasi
R :Tidak ada perubahan
intervensi
50
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
51
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi Senin, 01 agustus 2022 1. Ajarkan 1. klien tampak S : klien dan keluarga
52
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut selasa 02 agustus 2022 1. Mengkaji Provokatif, 1. P: Nyeri efek dari S:
berhubungan Qualitas, Region, luka operasi sectio - Klien mengatakan
dengan agen 09.00 wib Skala, Time caesarea skala nyeri 4
pencedera fisik Q: nyeri seperti di O : Frekuensi nafas
(prosedur operasi) tusuk- tusuk 20x/menit, Frekuensi nadi
ditandi dengan R: Nyeri di rasakan 80x/menit
klien tampak di sekitar area luka
meringis dan operasi A : Masalah teratasi sebagian
53
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
54
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi Selasa 02 agustus 2022 1. Menanyakan pada 1. klien tampak bisa S : klien dan keluarga
berhubungan klien menjelaskan tanda mengatakan sudah mengerti
dengan kerusakan 14.00 wib tanda dan gejala dan gejala infeksi bagaimana tanda dan gejala
integritas kulit infeksi 2. klien mengatakan infeksi
(I.0142) makan 3 kali sehari O : terdapat luka post op sc
2. Anjurkan di abdomen kilit area luka
meningkatkan asupan 3. klien mengatakan tampak kemerahan
nutrisi minum air putih dan
susu A : Masalah sedikit teratasi
3. menganjurkan P : intervensi dilanjutkan
meningkatkan asupan 4. kolaborasi pemberian I : Menanyakan pada klien
cairan obat antibiotic tanda dan gejala infeksi,
Ceftriaxone 200 mg Anjurkan meningkatkan
4. kolaborasi pemberian asupan nutrisi, menganjurkan
obat antibiotik meningkatkan asupan cairan,
kolaborasi pemberian obat
antibiotik
55
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
56
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
atau perawat
Resiko infeksi Rabu, 03 agustus 2022 1. Ajarkan 1. klien tampak bisa S : klien dan keluarga
berhubungan mengenali tanda menjelaskan tanda mengatakan sudah mengerti
dengan kerusakan 14.00 dan gejala infeksi dan gejala infeksi bagaimana tanda dan gejala
integritas kulit 2. Anjurkan 2. klien mengatakan infeksi
(I.0142) meningkatkan makan 3 kali sehari O : terdapat luka post op sc
asupan nutrisi 3. kolaborasi pemberian di abdomen kilit area luka
3. kolaborasi obat antibiotic tampak kemerahan
pemberian obat Ceftriaxone 200 mg A : masalah sedikit teratasi
antibiotik P : intervensi dihentikan
I : Ajarkan mengenali tanda
dan gejala infeksi
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi, menganjurkan
kolaborasi pemberian obat
antibiotik
E :Resiko infeksi teratasi
R :Tidak ada perubahan
intervensi
57
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
e). Evaluasi
Merupakan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir asuhan keperawatan
yang mengacu pada kriteria hasil di setiap diagnosa yang di angkat.
Table 4.8 evaluasi keperawatan pada kasus sectio caesarea di tanggal 01
Agustus 2022
Diagnosa Evaluasi sumatif
Nyeri akut Responden 1
berhubungan dengan S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah
agen pencedera fisik berkurang dari sebelumnya
(prosedur operasi) O : P: Nyeri efek dari luka operasi sectio caesarea
ditandi dengan klien Q: Nyerinya terasa perih seperti berdenyut-
tampak meringis dan denyut dibagian perut bawah,
mengeluh nyeri R: Nyeri di rasakan di sekitar area luka operasi
(D.0077) S: Skala nyeri 2
T: Nyeri terasa 15 menit sekali
A : Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
Responden 2
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah
berkurang dari sebelumnya
O : P: Nyeri efek dari luka
operasi sectio caesarea
Q: Nyerinya terasa sangat perih seperti
ditusuk-tusuk dibagian perut bawah,
R: Nyeri di rasakan di sekitar area luka operasi
S: Skala nyeri 3
T: Nyeri terasa 15 menit sekali
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
58
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
B. Pembahasan
Pada BAB sebelumnya penulis telah menjabarkan berbagai permasalahan
tentang kasus Post Operasi sectio caesarea. Sedangkan tujuan kasus
diperoleh melalui studi langsung pada pasien Ny. A dan Ny.M pada
tanggal 01 Agustus 2022 diruang kebidanan rumah sakit harapan dan do’a
kota Bengkulu. Penulis akan membahas mengenai hasil dari studi kasus
yang telah dilakukan dengan teori yang telah disajikan sebelumnya untuk
mengetahui apakah terdapat kesenjangan antara hasil yang ditemukan
penulis dengan teori. Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah
terdapat kesenjangan seperti yang dimaksudkan di atas, maka penulis
membahas dengan menggunakan asuhan keperawatan pada pasien post
sectio caesarea. Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada
pasien tersebut, penulis mengacu pada pendekatan keperawatan yang
meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan.
59
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon
klien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien. Area yang termasuk
respon klien antara lain kegiatan seharihari, emosional, sosio ekonomi,
kultural dan spiritual, sectio caesarea yaitu tindakan operasi untuk
mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh.(Wiknjosatro,
2011).
Pada responden 1 ditemukan keluhan saat ini adalah nyeri karena luka
post operasi sectio caesarea. Nyerinya terasa perih seperti di tusuk-
tusuk, nyeri di rasakan di sekitar area pembedahan, skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul sekitar 15 menit sekali. Pada responden 2 ditemukan
keluhan saat ini adalah nyeri karena post operasi sectio caesarea,
dibagian perut bawah, nyeri di rasakan di sekitar area luka operasi,
skala nyerinya 6, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk.
Pada kedua responden ditemukan skala nyeri sedang (4-6), teori nyeri
yang dirasakan klien merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh
operasi sectio caesarea yang dilakukan. Pada umumnya pasien post
sectio caesarea mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi.
Menurut (Fitri, Trisyani & Maryati, 2012). rasa nyeri yang timbul
setelah operasi dinding abdomen adalah nyeri ringan 25%, nyeri
sedang 48,2%, dan nyeri berat 26,8%.
Pada pemeriksaan abdomen responden 1 dan 2 ditemukan adanya
luka post operasi sectio caesarea. Tindakan insisi pada persalinan
sectio caesarea dapat menyebabkan luka sayat yang harus diperhatikan
derajat kesembuhan lukanya (Intan, 2020). Hasil pemeriksaan
psikologis pada responden pertama diketahui Klien mengatakan
merasa tidak nyaman saat beraktivitas karena rasa nyeri yang
ditimbulkan dari luka operasi sectio caesarea, pada responden kedua
60
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2. Diagnose keperawatan
Pada diagnosa keperawatan, penulis mengalisa data yang diperoleh
dari pengkajian sebelum menegakkan diagnosa keperawatan. Dalam
asuhan keperawatan secara teori penulis terdapat 5 diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien post operasi sectio caesaea
yaitu : nyeri akut, intoleransi aktivitas, menyusui tidak efektik,
konstipasi, resiko infeksi. Berdasarkan hasil pengkajian saat penelitian
dapat dirumuskan 2 masalah keperawatan yang sama dengan teori
yaitu : Diagosa keperawatan responden 1 dan responden 2 memiliki
diagnosa yang sama yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik di tandai
dengan klien mengeluh nyeri dan ekspresi wajah meringis ditandai
dengan kondisi pembedahan (D.0077)
b. Resiko infeksi (I.0142) berhubungan dengan kerusakan integritas
kulit d.d adanya luka post op SC
Pada pengkajian dan analisa data yang telah dilakukan pada pasien
tersebut, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana
diagnosa yang dapat diangkat dari hasil pengkajian tersebut yaitu nyeri
akut dan resiko infeksi. Dimana pada pathway yang ada diteori
61
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
62
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
63
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
64
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
65
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data subjektif dan
objektif. Dari data subjektif responden 1 Ny. A mengatakan mengeluh
nyeri pada bagian abdomen. Data objektif didapatkan P: Klien mengatakan
nyeri karena luka operasi sectio caesarea, Q: nyeri yang di rasakan seperti
berdenyut-denyut, R: nyeri di rasakan di sekitar area luka operasi, S: skala
nyeri yang di rasakan 5, T: nyeri di rasakan hilang timbul selama 15 menit
sekali . Tampak meringis. sedangkan dari data subjektif responden 2 Ny.
M mengatakan mengeluh nyeri pada bagian abdomen Data objektif
didapatkan P: Klien mengatakan nyeri karena luka operasi sectio caesarea,
Q: nyeri yang di rasakan seperti ditusuk-tusuk , R: nyeri di rasakan di
sekitar area luka operasi, S: skala nyeri yang di rasakan 6, T: nyeri di
rasakan terus-menerus. Tampak meringis
2. Diagnose
Yang ditegakan pada responden 1 yaitu Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik (prosedur operasi) ditandi dengan klien tampak
meringis dan mengeluh nyeri (D.0077) dengan kondisi pembedahan skala
nyeri dan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ditandai
dengan klien mengeluh tidak nyaman setelah beraktivitas , sedangkan pada
responden 2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(prosedur operasi) ditandi dengan klien tampak meringis dan mengeluh
nyeri (D.0077) dengan kondisi pembedahan skala nyeri 6 dan
3. Intevensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang
disesuaikan dengan standar intervensi keperawatan Indonesia, serta
disesuaikan juga dengan kemampuan penulis dan keadaan responden .
66
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang
telah disusun dan direncanakan, serta mengevaluasi setiap respon hasil
atau kemajuan responden setelah dilakukan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi disemua tindakan keperawatan dikatagorikan berhasil. Nyeri akut
pada responden 1 dan 2 menurun. Responden 1 skala nyeri setelah
dilakukan evaluasi adalah 2. Masalah gangguan mobilitas fisik Ny. A
teratasi Ny. A mampu beraktivitas. Sedangkan pada Ny. M skala nyeri
setelah dilakukan evaluasi adalah 3, masalah gangguan mobilitas teratasi
sebagian Ny. M mampu beraktivitas dengan bantuan.
B. Saran
1. Rumah sakit
Rumah sakit Harapan dan doa kota bengkulu perawat dapat
mengembangkan dan melakukan mobilisasi dini sebagai intervensi untuk
mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka pada
pasien post Sectio Caesarea
2. Untuk instusi pendidikan
Mahasiswa keperawatan dapat melanjutkan penerapan mobilisasi dini.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mengembangkan dan melanjutakan penelitian ini dengan
memodifikasi mobilisasi dini pada pasien dengan keluhan gangguan rasa
nyaman:nyeri dan intoleransi aktivitas pada semua kasus
67
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR PUSTAKA
Amita, Dita, Fernalia Fernalia, and Rika Yulendasari. "Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pos Operasi sectio
caesarea Di Rumah Sakit Bengkulu." Holistik Jurnal Kesehatan 12.1
(2018): 26-28.
Puspitasari, Herlina Abriani, and Tri Sumarsih. "Faktor-faktor yang
mempengaruhi Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea
(SC)." Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 7.1 (2011).
Wardhani, Yunita Rizqi, and Sulastri S. Kp. Upaya Pencegahan Infeksi Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Di RSU Assalam Gemolong. Diss.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
Wardhani, Y. R., & Kp, S. S. (2016). Upaya Pencegahan Infeksi Pada Pasien
Post Sectio Caesarea Di RSU Assalam Gemolong (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
68
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
L
A
M
P
I
R
A
N
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
JADWAL PENELITIAN
Jadwal Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan buku panduan dan
kerangka acuan
Sosialisasi buku panduan
Pegajuan judul LTA
Penyusunan proposal LTA
a. Proses bimbingan BAB I
b. Proses bimbingan BAB II
c. Proses bimbingan BAB III
d. PKK Keluarga & PKL
Melengkapi persyaratan ujian
Ujian seminar proposal LTA
Perbaikan/revisi proposal LTA
Perjanjian penelitain
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data dan proses
bimbingan
Ujian Seminar hasil LTA
Penjilitan
Pengumpulan LTA yang telah
disahkan oleh Dewan Penguji
KHS
Registrasi Semester Genap
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1. Kami adalah Penelitian berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti
Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi
dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan perawatan pasca
sectio caesarea
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah Mengetahui gambaran Asuhan
Keperawatan pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan perawatan pasca
sectio caesarea di rumah sakit harapan dan doa Kota Bengkulu. manfaat berupa untuk
Tempat Penelitian, Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan
pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya prosedur
keperawatan. Menambah wawasan, inovasi dan dapat memberikan masukan bagi para
tenaga kesehatan khususnya perawat dalam rangka meningkatkan mutu Asuhan
Keperawatan pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dengan perawatan pasca
sectio caesarea. Dan untuk Peneliti Lain, Memberikan informasi baru kepada peneliti
selanjutnya dan dapat menambah wawasan pengetahuan sehingga akan bermanfaat
untuk pengembangan pedidikan selanjutnya serta dapat dijadikan refrensi penelitian
berikutnya dalam bidang yang sama.
3. Proposal pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir
karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan/pelayanan kesehatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini adalah
anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap
dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silakan
menghubungi peneliti pada no Hp:
PENELITI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipasi)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa atas nama Icha Dian Lestari dengan judul Asuhan Keperawatan pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea di rumah sakit RSHD Kota Bengkulu
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada peneliti ini secara suka rela
tanpa ada paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka
saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
..................................... ...........................................
No Kriteria Ekslusi
1. Pasien menolak intervensi
2. Pasien mengalami penurunan kesadaran
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
0
Hari Pertama Hari Kedua Hari ketiga
Responden 1 Responden 2
MILIK STIKES SAPTA BAKTI