Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG DAHLIA (PENYAKIT BEDAH) RS TK. II KARTIKA HUSADA

KUBU RAYA

DI SUSUN OLEH :

AMELDA ZASKIA SALSABILA 212133004


DESTERINA PALMA ANPESTER 212133008
FITER HIDAYAT 212133014
FUJI RAHMAWATI 212133015
JUANA KASANOVA 212133021
KHOIRUL MUTTAKIN 212133023
PUTRI 212133036
SYAFARI NUR SHIDIQ 212133045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK

PRODI NERS

2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG DAHLIA (PENYAKIT BEDAH)
RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA
KUBU RAYA

Telah mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik (Clinical


Teacher) dan Pembimbing Klinik (Clinical Instructure)
Telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pontianak, Agustus 2022

Pembimbing Klinik / CI Pembimbing Akademik/Dosen

Anisa Widyasari, S.Kep., Ners Ns. Suharyanto, S.Kep., M.Kep


NIP. 198607202011011007
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Kompetensi.

2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang


Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.

3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam


Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.

4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang


Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.

5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal maupun Regional.


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat membuat laporan hasil yang berjudul “Laporan
Hasil Praktik Manajemen Keperawatan di Ruangan Dahlia (Penyakit Bedah) Rumah
Sakit Tk. II Kartika Husada”.

Dalam penyusunan laporan pendahuluan penulis banyak mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Bapak Kolonel CKM dr. Agus Hari Wahyono, Sp.An., M.Kes selaku Kepala RS Tk.
II Kartika Husada.
3. Ibu Nurbani, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
4. Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan dan
Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. Bapak Ns. Suharyanto,Kep M.Kep. selaku koordinator mata kuliah Praktik Klinik
Stase Manajemen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
6. Bapak Andi Lukman, Amd.Kep selaku Kepala Ruang Dahlia Rumah Sakit Tk. II
Kartika Husada.
7. Ibu Anisa Widyasari S.Kep, Ners selaku Pembimbing Klinik Di Ruang Dahlia
Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada.
8. Semua Dosen Program Studi Profesi Ners Pontianak yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.
9. Semua Teman-teman Mahasiswa Profesi Ners Angkatan IV Kelompok I yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan laporan hasil.

Pontianak, Agustus 2022

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat dimana rumah sakit harus mempunyai
suatu standar yang dikenal sebagai akreditasi. Pada Pasal 3 dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus berbentuk
Unit Pelaksana Teknis dari instansi yang bertugas di bidang kesehatan, atau
instansi tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin
Mendirikan dan Izin Operasional merupakan perizinan berusaha sektor kesehatan
yang diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota berdasarkan
kewenangan masing-masing melalui Lembaga OSS sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Operasional di setiap rumah sakitpun sangat
beragam, tergantung dari metode kepemimpinan, infrastruktur dan dukungan
teknologi informasi yang dimiliki. Proses akreditasi dirancang untuk
meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas di rumah sakit, sehingga
senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan pelayanannya. Melalui proses
akreditasi salah satu manfaatnya rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada keselamatan
pasien dan mutu pelayan (Hidayah, 2014 & Kemenkes RI, 2020).
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 3 tahun 2020
tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit menetapkan dalam BAB II Pasal 5
bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam BAB IV Pasal 21 (1) Setiap
Rumah Sakit wajib memiliki izin setelah memenuhi persyaratan. Pasal 23 (1)
Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) harus
memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan serta
kemudahan. Pasal 24 (1) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu. (2)
Tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diangkat dan ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit. Pasal 26 (1) Peralatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) meliputi peralatan medis dan
peralatan nonmedis yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan, dan laik pakai (Kemenkes RI, 2020).
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat,
sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan
masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai
atau memuaskan. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan,
maka salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kualitas pelayanan
keperawatan (Hidayah, 2018).
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan sudah menjadi
hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh dari
sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat dipengaruhi oleh
pelayanan keperawatan yang ada didalamnya. Supaya manajemen dapat berjalan
sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan organisasi, maka pemahaman tentang
prinsip-prinsip manajemen sangatlah dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen
yang harus ketahui, yaitu: Perencanaan (Planning), yang merupakan fungsi dasar
dan pertama dalam manajemen (the first function of management). Semua fungsi
manajemen tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses
berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan peramalan
(forecasting). Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time) yang
berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan waktu yang tepat dan
memungkinkan berjalannya roda organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi.
Pengambilan keputusan (Decision making), yang merupakan suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di
antara beberapa alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat
keputusan. Pengelola/Pemimpin (Manager/Leader), yang bertugas mengatur
manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota
menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Tujuan sosial (Social goal),
manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam
bentuk visi, misi dan tujuan organisasi. Pengorganisasian (Organizing), yaitu
pengelompokan sejumlah aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Perubahan (Change), yaitu proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya
yang berbeda dari sebelumnya. Manajemen Keperawatan lebih ditekankan pada
bagaimana manajer keperawatan (secara struktural) mengatur anggota staf
keperawatan dan sumber daya yang lain untuk dapat menyelesaikan tugas,
sedangkan manajemen asuhan keperawatan digunakan oleh perawat dalam
menyelesaikan masalah pasien atau bisa dikatakan bahwa perawat adalah manajer
asuhan keperawatan (Mugianti, 2018).
Proses manejemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung, sebagaimana proses
keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil, karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang
pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Keberhasilan pelayanan keperawatan
di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan dalam melaksanakan
peran dan fungsinya.
Perubahan paradigma akreditasi mulai dilakukan pada tahun 2012 ini.
Standar akreditasi berubah menjadi berfokus kepada pasien, yang dikembangkan
dengan mengacu kepada standar dari Joint Commission International (JCI)
ditambah dengan sasaran program Millenium Development Goals (MDGs).
Penambahan Sasaran Program MDGs merupakan bentuk komitmen Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dalam mensukseskan program-program
pemerintah. Standar akreditasi baru tersebut terdiri dari 4 kelompok, yaitu:
standar pelayanan berfokus pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran
keselamatan pasien, sasaran program MDGs. Perubahan standar perlu pula diikuti
dengan perubahan instrumen akreditasi dan perubahan metode survei. Survei
akreditasi lama lebih fokus ke input atau dokumen-dokumen, sedangkan
akreditasi baru selain input juga proses dan output/outcome yang akan dinilai dan
ditelusuri oleh para surveior. Metode telusur merupakan hal yang penting didalam
survei standar akreditasi baru ini. Baik telusur individu maupun telusur sistem
akan dilakukan oleh para surveior dalam melakukan survei akreditasi. Karena itu
rumah sakit tidak hanya melengkapi dokumen tetapi perlu melakukan persiapan
pelaksanaan survei akreditasi melalui simulasi survei sehingga dapat diketahui
proses kegiatan yang sudah memenuhi standar dan yang belum. Simulasi survei
memang bisa dilakukan sendiri oleh rumah sakit, namun bisa juga dilakukan oleh
pihak luar.
RS Tk. II Kartika Husada merupakan rumah sakit yang berada dibawah
naungan Kesehatan Daerah Militer XII/Tanjungpura yang bertugas melayani
kesehatan seluruh prajurit TNI dan PNS serta melayani masyarakat umum yang
berada di wilayah Kodam XII/Tanjungpura meliputi Provinsi Kalimantan Barat.
Rumah sakit yang terletak di Jalan Adi Sucipto Km. 6,5 Sei Raya
Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat ini telah ditetapkan oleh KARS
(Komisi Akreditasi Rumah Sakit) pada tanggal 14 Februari 2018 sebagai Rumah
Sakit yang terakreditasi Paripurna berdasarkan surat keputusan ketua komisi
akreditasi rumah sakit No. KARS –SERT/1216/II/2018. Adapun visi dari rumah
sakit ini adalah Menjadi rumah sakit pilihan pertama dan kebanggaan bagi prajurit
TNI, PNS KEMHAN dan keluarganya serta masyarakat umum di Wilayah
Kalimantan Barat. Sedangkan misi dari rumah sakit ini adalah memberikan
pelayanan kesehatan kepada prajurit TNI, PNS KEMHAN dan keluarganya serta
masyarakan umum secara koperehensif dengan mengedepankan mutu dan
keselamatan pasien, melaksanakan dukungan kesehatan yang handal,
mewujudkan sdm yang berkualitas.
Ruang Dahlia adalah salah satu ruang perawatan yang ada dalam lingkup
RS Tk. II Kartika Husada, dimana ruangan ini dikhususkan untuk merawat
penderita penyakit bedah. Dalam hal itu Ruang Dahlia terdiri dari kelas 1, kelas 2,
dan 3. Berdasarkan data yang sudah didapatkan pada rentang 08 Agustus hingga
21 Agustus 2022, rata-rata penyakit yang sering ditemui ialah penyakit Fraktur,
Appendicitis, Hernia, Tumor, Abses, Peritonitis, dan Polip.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik Manajemen Keperawatan ini dilaksanakan di Ruang
Dahlia (Penyakit Bedah) RS Tk. II Kartika Husada yang berlangsung selama dua
minggu dari tanggal 08-21 Agustus 2022.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik Klinik Manajemen Keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan serta mampu menganalisis berdasarkan 5M dalam proses
manajemen keperawatan yang meliputi (man, material, method, money, and
marketing).
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang akan dipilih secara efektif
dan efisien agar mencapai pada suatu tujuan.
b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji situasi kemudian
melakukan penyesuaian dan koreksi jika ada sesuatu penyimpangan pada
suatu pelaksanaan strategi.
c. Memperbaharui strategi yang dirumuskan untuk sesuai pada
perkembangan lingkungan eksternal.
d. Meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada
peluang yang ada.
e. Melakukan inovasi atas kegiatan sehingga dapat lebih teratur.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Adanya program Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di RS
Tk. II Kartika Husada diharapkan pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan, pasien dan keluarga merasa dihargai, dan merasa sebagai subjek
bukan hanya sebagai objek serta mendapat kenyamanan dalam pemberian
asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan pasien yang optimal.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disipplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah yang ada di Ruang Dahlia berkaitan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.
b. Menganalisis masalah yang ada dengan metode (Strength, Weakness,
Opportunities, and Threats) SWOT serta menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
secara optimal.
4. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman pada peluang yang ada di RS Tk. II Kartika Husada Kubu Raya.

E. Cara Pengumpulan Data


Melakukan pengumpulan data di Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada
dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,
inventaris ruangan, proses pelayanan, dan asuhan keperawatan kepada pasien
secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat
pelaksana, pasien, dan keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang
proses pelayanan pasien dan proses dari kegiatan yang dilakukan oleh
perawat.

3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
tindakan dan inventaris ruangan dengan melihat status pasien dan laporan
administrasi.

F. Peserta Praktik

Mahasiswa Praktik Klinik Manajemen Keperawatan Profesi Ners


Keperawatan Pontianak yang terdiri dari :

1. Amelda Zaskia Salsabila


2. Desterina Palma Anpester
3. Fiter Hidayat
4. Fuji Rahmawati
5. Juana Kasanova
6. Khoirul Muttakin
7. Putri
8. Syafari Nur Shidiq

G. Sistematika Penulisan

1. BAB I Pendahuluan
Pada pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Waktu dan Tempat
Pelaksanaan, Tujuan, Manfaat, Cara Pengumpulan Data, Kategori Penilaian,
Peserta Praktik, dan Sistematika Penulisan.
2. BAB II Tinjauan Lahan
Pada tinjauan lahan terdiri dari Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruangan
Tempat Praktik, Hasil Pengkajian Ruang Kenanga, Analisa Data (SWOT),
Identifikasi Masalah (Fish Bone), Prioritas Masalah, dan Rencana Strategis
(POA) Berdasar pada Artikel Internasioal Terindeks SCOPUS dan Nasional
Terindeks SINTA (Evidence Based Management Nursing).
3. BAB III Penutup
Pada penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruangan Tempat Praktik


Alamat : Jl. Adi Sucipto Km. 6,5 Sungai Raya, Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Telp : 0561-721391
Fax : 0561-721392
Web : https://www.rskartikahusada.com/
E-mail : rumahsakitkartikahusada@yahoo.com
Kode Pos : 78391
Luas Tanah : 31.798 m2
No. Sertifikat Tanah : NIB. 14.14.07.01.23020
Status Tanah : Tanah Negara
Luas Bangunan : 5.061 m2
Listrik – PLN : 60.000 Watt
Genset : 30.000 Watt (4 Buah Genset Kecil) + 30.000 Watt (1
Buah Genset Besar)
Air : Bak Penampungan Air Sungai atau Hujan Hasil Swadaya
Rumah Sakit
B. Sejarah Singkat Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada
Rumah Sakit Tk. II Kartika husada sebelumnya bernama Djawatan
Kesehatan Sub Teritorium (DKT) I/VI yang diserahkan Belanda pada tahun
1950 kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada Tahun 1968 Djawatan
Kesehatan Sub Teritorium I/VI (DKT) berubah nama menjadi Rumkit
Kesdam XII/Tanjungpura. Pada tahun 1985 Kodam XII/Tanjungpura yang
berkedudukan di Pontianak Kalimantan Barat dilikuidasi menjadi Kodam
VI/Tanjungpura yang berkedudukan di Balikpapan Kalimantan Timur
(Kaltim) dan Rumkit Kesdam XII/Tanjungpura berubah nama menjadi Rumah
sakit Tk. III Pontianak berkedudukan di Jalan Jendral Sudirman Nomor 1
Pontianak. Pada tahun 1990 Rumah Sakit Tk. III Pontianak yang beralamat di
Jalan Sudirman Nomor 1 Pontianak dipindahkan kedudukannya ke gedung
yang baru dengan alamat Jalan Adi Sucipto Km. 7 Sei Raya Kabupaten Kubu
Raya, yang diresmikan oleh Wakasad Letnan Jenderal TNI Sahala
Rajagukguk pada tanggal 26 Oktober 1990.
Bertepatan hari ulang tahun di tahun 2007 Kesehatan Angkatan Darat
yang ke-62 sebutan Rumah Sakit Tk. III Pontianak menjadi Rumah Sakit Tk.
III Kartika Husada Pontianak, yang diresmikan oleh Komandan Detasemen
Kesehatan Wilayah 06.04.04 Pontianak Letkol Ckm dr. Dony Hardono. Di
2010 Wilayah Kalimantan dibagi menjadi 2 Kodam (Kodam XII/Tanjungpura
wilayah Kalbar dan Kalteng dan Kodam VI/Mulawarman wilayah Kaltim dan
Kalsel) dan Rumah Sakit Tk. III Kartika Husada Pontianak di Bawah Kesdam
XII/Tanjungpura. Pada akhirnya di tahun 2012 Rumah Sakit Tk. III Kartika
Husada Pontianak, berubah status menjadi RS Tk. II Kartika Husada dengan
dasar: Peraturan Panglima TNI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Peningkatan
Status Rumah Sakit Tingkat II di Lingkungan TNI dan Peraturan KASAD No.
Perkasad/8/VI/2012 tentang Penigkatan Status 6 Rumah Sakit dari Tingkat III
menjadi Tingkat II di Jajaran Kodam VI/MLW, IX/UDY, XII/TPR,
XVI/PTM, XVII/CEN dan IM.
Berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial pada tanggal 1 Januari 2014 RSKH menjadi
FKTL berubah sistem pelayanannya menjadi sistem pelayanan Rujukan
Berjenjang. Pada tanggal 14 Februari 2018 oleh KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit) menetapkan RSKH terakreditasi Paripurna berdasarkan surat
keputusan ketua komisi akreditasi rumah sakit No.
KARS–SERT/1216/II/2018.
Terdapat banyak ruang perawatan di RS Tk. II Kartika Husada salah
satunya adalah Ruang Dahlia yang mana ruangan ini adalah ruangan penyakit
bedah. Ruang Dahlia terdiri dari 1 Nurse Station, 1 Ruang Kepala Ruangan, 1
Ruang Perawat,3 Toilet yaitu 1 toilet petugas dan 2 toilet paisen, Kelas I berisi
II bed, Kelas 2 berisi 5 bed, dan Kelas III terdiri dari 2 ruangan yang masing-
masing ruangan terdiri dari 8 bed.
C. Moto, Visi, dan Misi
a. Moto RS Tk. II Kartika Husada
R : Respect
S : Senyum, Salam, Sapa, Sentuh, Sembuh
K : Kualitas
H : Humanis
b. Visi Rs Tk. II Kartika Husada
“Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama dan kebanggaan bagi Prajurit TNI,
PNS Kemhan dan Keluarga serta masyarakat umum di Wilayah
Kalimantan Barat”
c. Misi RS Tk. II Kartika Husada
1) Memberikan Pelayanan kepada prajurit TNI, PNS Kemhan dan
Keluarganya serta masyarakat umum secara komprehensif dengan
mengedepankan mutu dan keselamatan pasien
2) Melaksanakan dukungan kesehatan yang handal
3) Mewujudkan SDM yang berkualitas
D. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
a. Kedudukan

Gambar 2.2 Kedudukan RS Tk. II Kartika Husada

b. Tugas Pokok RS Tk. II Kartika Husada


1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Prajurit TNI, PNS
Kemhan, Purnawirawan dan Keluarganya serta Masyarakat umum.
2) Menyelenggarakan dukungan kesehatan bagi satuan TNI di wilayah
Kodam XII/Tpr, dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
c. Fungsi RS Tk. II Kartika Husada
1) Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan yang bermutu
dan sesuai standar, meliputi: pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
pemulihan.
2) Menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana yang memadai
dalam rangka mendukung tugas pokok RS Tk. II Kartika Husada.
3) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang
berkualitas di bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas
SDM dan pengembangan RS Tk. II Kartika Husada.
4) Menyelenggarakan kegiatan lain (meliputi: werving, bakti sosial dan
medical chek up) yang optimal dalam mendukung pelaksanaan tugas
RS Tk. II Kartika Husada.
5) Menyelenggarakan pembinaan keuangan khususnya pola keuangan
BLU yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan
tugas RS Tk. II Kartika Husada.
6) Menyelenggarakan pembinaan tertib administrasi dan manajemen
yang efektif dan efisien dalam mendukung pelaksanaan tugas RS Tk.
II Kartika Husada.
1. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas Rawat Jalan

1) Poli Penyakit Dalam 9) Poli Saraf


2) Poli Bedah Umum 10) Poli Gigi
3) Poli Kandungan 11) Poli Fisioterapi
4) Poli Anak 12) Poli VCT
5) Poli Mata 13) Poli TB Dots
6) Poli THT 14) Poli Jantung
7) Poli Orthopedi 15) Poli Vaksin
8) Poli Jiwa 16) Poli Kulit & Kelamin

b. Fasilitas Unit Gawat Darurat (UGD)


c. Fasilitas ruang rawat inap

1) Ruang Flamboyan 5) Ruang Sambiloto


2) Ruang Anggrek 6) Ruang Dahlia
3) Ruang Mawar 7) Ruang Kenanga
4) Ruang Melati 8) Ruang ICU

d. Pelayanan penunjang
1) Radiologi
2) Laboratorium Patologi Klinik
3) CT-Scan
e. Fasilitas Penunjang Perawatan

1) Farmasi 6) Fisioterapi
2) Kamar Operasi 7) Ambulance
3) CSSD 8) Kamar Jenazah
4) Laundry 9) Hemodialisa
5) Dapur atau Ruang
Gizi

E. Hasil Pengkajian Ruang Dahlia (Bedah)


1. Data Umum Ruangan
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Andi Lukman Amd.Kep

Kepala Tim I  CI  Kepala Tim II


 Selvira Febriani S.Kep. Ners Anisa Widyasari S.Kep.Ners Resky Ulpitayani R Amd.Kep

Perawat Pelaksana : Perawat Pelaksana :


Ira Fitriani Amd.Kep Antik Yuli Amd.Kep
Letnawati Rista Niar Elsa Fiskalni Amd.Kep
Amd.Kep Kiki Ambriati Amd.Kep
Karlina Indah P Amd.Kep Siwi Fajar S.Kep.Ners
Listika H Amd.Kep Diah Amd.Kep
Danang Amd.Kep

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Ruang Dahlia


2) Tenaga Keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan beserta tingkat pendidikannya di Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Dahlia

Jenis Status
No Nama Pendidikan Jabatan
Kelamin Kepergawaian
1 Andi Lukman, Amd.Kep L DIII Kepala Ruangan PNS
2 Selvira Febriani, S.Kep,Ners P S1 + Profesi Ketua Tim 1 Sukwan
3 Resky Ulpitayani R, Amd.Kep P DIII Ketua Tim 2 Sukwan
4 Ira Fitriani, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
5 Lenawati Rista Niar, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
6 Karlina Indah P, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
7 Listika Hutasoit, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
8 Danang, Amd.Kep L DIII Perawat Pelaksana Sukwan
9 Anisa Widyasari, S.Kep,Ners L S1 + Profesi Perawat Pelaksana Sukwan
10 Antik Yuli P, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
11 Elsa Fiskalni, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
12 Kiki Ambriati, Amd.Kep P DIII Perawat Pelaksana Sukwan
13 Ns. Siwi Fajar Utami, S.Tr.Kep P S1+Profesi Perawat Pelaksana Sukwan
Sumber: Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada
3) Tenaga Non Keperawatan

Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Dahlia

No. Kualifikasi Jumlah


1. Cleaning Service 2 Orang
Sumber: Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada

4) Pembagian dinas

Jumlah dinas tenaga kesehatan keperawatan tanggal 08 – 21 Agustus 2022.

Dina
Libur/
Tenaga s Total
Lepas
Pagi Sore Malam
Karu 5 0 0 6 11
Perawat
3 3 3 2 11
Pelaksana
Total 3 2 2 8 15
Sumber : Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada

5) Penganturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a) Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-2 jam/hari.
b) Perawatan partial yang memerlukan waktu 3-4 jam/hari.
c) Perawatan total care yang memerlukan waktu 5-6 jam/hari
Dalam menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan
klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaitu teori
self care defici
F. Bangunan Denah Ruang, Sarana, dan Prasarana (M2 – Material)
Penerapan proses praktik profesi manajemen keperawatan mahasiswa program
pendidikan Profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak di
Ruang Dahlia. Pengkajian data awal dilakukan tanggal 08-10 Agustus 2022. Adapun
data yang didapat adalah sebagai berikut :
1) Ruang Perawatan
Ruang Dahlia tergabung atas ruang kelas I, II dan III yang terdiri dari 21 bed.
a) Ruang Perawatan Kelas I
(1) Ruang perawatan kelas I terdapat dari satu ruangan.
(2) Jumlah bed pada ruang perawatan kelas I ada 2 bed.
(3) Setiap bed diberi nama dengan penomoran, dimulai dari A1 dan A2
b) Ruang Perawatan Kelas II
(1) Ruang perawatan kelas II terdapat dari satu ruangan.
(2) Jumlah bed pada ruang perawatan kelas II ada 5 bed.
(3) Setiap bed diberi nama dengan penomoran, dimulai dari nomor B1, B2,
B3, B4, dan B5
c) Ruang perawatan kelas III
(1) Ruang perawatan kelas III terdapat di dua ruangan.
(2) Jumlah bed pada ruang perawatan kelas III ada 16 bed.
(3) Setiap bed diberikan nama dengan penomoran, dimulai dari nomor C1,
C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8.

2) Sarana dan Prasarana


Tabel 2.7 Fasilitas di Ruang Dahlia

Jumlah Jumlah
No Barang Inventaris Kondisi
kebutuhan yang ada
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 Bantal 25 25 25
2 Alas Kasur 25 25 25
3 Tempat Tidur Pasien 25 25 25
4 Sprei/Laken 50 0
5 Sarung Bantal 50
6 Baju piyama 0 0 0
7 Daster pasien wanita 0 0 0
8 Selimut pasien 25
9 Horden/screm 40 40 40
10 Tiang Infus 25 22 22
11 Kasur 25 25 25
12 Kursi penunggu pasien 25 25 20 3 2
13 Kursi plastic perawat 8 4 4
14 Kulkas 2 1 1
15 AC 13 12 12
16 Kipas angin 0 0
17 Lemari besi pasien 25 25 25
18 Lemari plastic Napoli 2 0
19 Rak sepatu 6 4 4
20 Tong sampah 7 4 4
21 Kursi panjang penunggu 4 4 4
22 Kasur Perawat 2 2 2
23 Nurse Station 1 1 1
24 Meja Kayu 2 1 1
25 Box file 11 10 10
28 Jam Dinding 2 2 2
30 Komputer 1 1 1
31 Most and Keyboard 1 1 1
32 Printer EPSON 1 1 1
33 Lampu ruangan dahlia 45
34 Brankar pasien 1 1 1
35 Bak mandi figer glass 5 4 4
36 Gayung mandi 5 5 5
37 Ember besar 2 0
38 Helm CODE RED 4 3 3
39 Tabung apar 1 1 1
Tempat cuci tangan di
40 25 1 1
ruangan
41 Botol tempat cuci tangan 28 2 2
ALKES
1 Tensimeter Air Raksa 0 0
2 Tensimeter Digital 2 1 1
3 Thermometer Digital 2 1 1
4 Ambu bag dewasa 1 1 1
5 Nebulizer 1 1 1
6 Pen light 1 0
7 Accu cek 1 0
8 Regulator 5 0
9 Oximetri 2 1 1
10 Mesin EKG 1 1 1
11 Syering Pump 1 0
12 Alat suction 1 0
13 Alat Sterilisator 1 0
14 Tromol besar 2 0
15 Tromol kecil 2 0
16 Meja troli mesin EKG 1 1 1
17 Meja troli tindakan 1 1 1
18 SET BEDAH MINOR
Pinset cirelugis 1 0
Pinset anatomis 1 1 1
Klem bengkok sedang 2 0
Arteri klem sedang 2 2 2
Sumber: Data Primer Ruang Melati RS Tk. II Kartika Husada

Berdasarkan hasil observasi terhadap sarana dan prasarana di


Ruang Dahlia dapat disimpulkan bahwa fasilitas alat medis dan non
medis cukup memenuhi standar.
(1) Situasi Lingkungan Ruang Dahlia
(a) Pencahayaan pada ruangan cukup baik, keterangan cahaya
cukup untuk membaca
(b) Ventilasi di ruangan perawatan terdapat jendela, dapat dibuka
namun jarang dibuka. Ruangan terpasang 12 buah AC.
(c) Lantai keramik, bersih, dan kering.
(d) Atap rapat, tidak bocor, bagian dalam bersih.
(e) Dinding kuat, tidak retak, bersih.
(f) Dapur cukup bersih, namun menjadi satu ruangan dengan
penyapu dan pengepel.
(g) Sarana air bersih tersedia.
(h) Pembuangan air limbah lancar.
(i) Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
(2) Ruang Dahlia memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan
tindakan keperawatan pasien.
(3) Ruang Dahlia tersedia daftar nama pasien yang dituliskan dalam
buku TTV, dan ditemukan papan nama-nama pasien yang dirawat
di ruangan.

G. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 – Method)


1) Penerapan Pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan mulai dari tanggal 08
Agustus 2022 didapatkan data metode asuhan keperawatan yang
dilakukan di Ruang Dahlia saat ini adalah metode tim dan pada
pelaksanaanya sudah berjalan secara optimal dan sesuai dengan
prosedur. Dalam metode tim merupakan pemberian asuhan
keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif. Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan
adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu,
metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat
dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of
knowledge dan transfer of experiences di antara perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan
konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah
berorientasi pada tugas atau pada pasien. Metode tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi
dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
diharapkan mutu asuhan keperawatan kepada pasien meningkat.
Metode tim menggunakan pengorganisasian Polikeperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok pasien dan perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat berijazah dan berpengalaman
serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua tim. Selain
itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengatur anggotanya sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan Polikeperawatan pasien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan. Pembagian tugas dalam tim keperawatan dapat didasarkan
pada tempat atau kamar pasien, tingkat penyakit pasien, jenis penyakit
pasien, jumlah pasien yang dirawat dan ketua tim bertugas memberi
pengarahan dan menerima laporan kemajuan Polikeperawatan pasien
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala
ruang tentang kemajuan poli atau asuhan keperawatan terhadap pasien.
Metode keperawatan ini mendukung adanya komunikasi yang
adekuat antar perawat. Hal ini juga yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan rencana keperawatan secara kontinyu. Dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan Ruang Dahlia sudah dilakukan sesuai SOP dan
sesuai dengan keadaan di ruangan yang mementingkan kenyamanan
dan keamanan pasien yang di rawat di ruangan. Dimana tugas ketua
tim membuat perencanaan, membuat penugasan, supervisi dan
evaluasi, mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien, mengembangkan kemampuan anggota,
menyelenggarakan konferensi, menggunakan komunikasi yang efektif
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, dan membuat discharge
planning untuk pasien yang pulang. Sesuai dengan pengisian kuesioner
yang dibagikan yang diisi oleh anggota tim maka pembagian tugas dan
tanggung jawab ketua tim dalam melaksanakan metode kasus di Ruang
Dahlia sudah sesuai, serta tugas anggota tim atau perawat pelaksana di
ruang Dahlia juga sudah sesuai yaitu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya bagian yang
sama dengan anggota tim dan antar tim dan memberikan laporan.
2) Operan Jaga
Hasil pengumpulan data melalui pengkajian, observasi, dan
wawancara yang dilakukan mulai dari tanggal 08 Agustus 2022 di
Ruang Dahlia didapatkan operan jaga di ruangan dilaksanakan 3 kali
sehari yaitu pada shift pagi dari pukul 07.00-14.00, shift sore dari
pukul 14.00-20.00, dan shift malam 20.00-07.00. Setiap operan jaga
dihadiri oleh perawat yang bertugas dan pada shift pagi ada kepala
ruang. Berdasarkan observasi yang kami lakukan di ruangan,
pelaksanaan operan jaga dilakukan sudah seusai dengan teori yaitu
data pasien dengan metode komunikasi SBAR (situation, background,
assesment, recommendation). Situation meliputi nama pasien, usia,
diagnosa medis, nama dokter yang menangani, hari rawat, dan masalah
keperawatan. Background meliputi perkembangan pasien saat ini,
seperti kemajuan tingkat kesadaran, mobilisasi, dan lain-lain.
Assesment meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, serta informasi klinik yang mendukungevaluasi
perkembangan pasien. Recommendation meliputi intervensi yang perlu
dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan. Pelaksaan operan jaga dipimpin oleh ketua tim dan
dilakukan secara lisan dan tertulis dengan menggunakan format
timbang terima yang sesuai dengan standar dan buku operan jaga di
Ruang Melati. Rencana tindakan keperawatan ke pasien sudah
tersampaikan pada shift berikutnya dan pada tim yang bertanggung
jawab. Mekanisme operan jaga sudah sesuai standar baku, misalnya
lebih difokuskan pada planning tindakan kolaboratif, tetapi tindakan
mandiri sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Dahlia RS Tk. II
Kartika Husada, Ruang Dahlia mendukung dilakukannya kegiatan
ronde keperawatan. Kegiatan ronde keperawatan dilakukan dengan
cara mengelilingi semua pasien yang ada di ruangan sesuai dengan
prosedur tetapi semenjak ada pandemi seperti ini ronde keperawatan di
ruangan tidak dijalankan karena untuk meminimalisir penyebaran
kasus covid, sehingga di ruang Sambiloto hanya diberlakukan aplusan
pada setiap pergantian shift.
4) Supervisi
Hasil wawancara yang dilakukan mulai dari tanggal 08 Agustus
2022 kepada Kepala Ruang ruangan Dahlia RS Tk. II Kartika Husada
menyatakan bahwa didapatkan sudah ada standar operasional
pelaksanaan supervisi, serta supervisi di rumah sakit Kartika Husada
tidak dilakukan di ruangan tetapi ke seluruh ruangan rumah sakit untuk
mengkaji masalah yang didapat pada ruangan baik itu masalah dalam
pemunahan asuhan keperawatan atau dalam hal sarana dan prasarana
sesuai SOP yang ada.
5) Perencanaan pulang
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 08 Agustus
2022, didapatkan hasil bahwa perawat di ruang Dahlia mengerti
tentang discharge planning dan bisa mengisi form yang ada dalam
discharge planning. Data menunjukkan perawat mengatakan teknik
yang digunakan saat pemberian discharge planning secara lisan dan
tertulis. Bahasa yang digunakan saat melakukan discharge planning
adalah sebagian besar bahasa Indonesia dan sebagian lainnya
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
6) Dokumentasi keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang dimulai dari tanggal 08 Agustus
2022 diperoleh di ruangan Dahlia seluruh perawat menunjukkan
bahwa terdapat format pendokumentasian yang baku. Berdasarkan
hasil observasi langsung terhadap instrumen dokumentasi keperawatan
yakni Rekam Medis (RM) pasien sudah tersedia sarana prasana
dokumentasi untuk tenaga kesehatan. Didapatkan hasil bahwa
penggunaan instrumen pengkajian menggunakan format head to toe.
Format diagnosis keperawatan, intervensi, dan implementasi
terintegrasi dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
Dari hasil observasi menunjukkan perawat ruang Dahlia telah mampu
mengisi format pendokumentasian secara benar dan tepat.
H. Pembiayaan (M4 – Money)
Sumber dana keuangan RS Tk. II Kartika Husada berasal dari BLU
dan dana BPJS yang dikelola oleh rumah sakit, sedangkan pembayaran
pasien sebagian besar dari iuran BPJS, KIS, dan pembayaran umum. Biaya
perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan di Ruang Dahlia
terdiri dari kelas I, II dan III.

Tabel 2.8 Tarif Pelayanan Rawat Inap: Tarif Pelayanan 1


Hari

No. Jenis Pelayanan Kelas I Kelas II Kelas III

1 Sewa Kamar 190.000 140.000 90.000


2 Visit DPJP 90.000 75.000 75.000
3 Visit Dokter Fungsional 90.000 25.000 20.000
4 Konsul 80.000 80.000 80.000
5 Jasa Perawat 50.000 20.000 15.000
6 Tarif Makan (Sudah Per paket Per paket Per paket
Termasuk Tarif Rawat Inap)
Sumber: Sistem Informasi Manajemen RS Tk. II Kartika Husada
Tabel 2.9 Tarif Pelayanan Pertindakan Penunjang
Tarif Paket Tarif Paket
No. Jenis Satuan
Pemeriksaan Lengkap Standar

Pemeriksaan Dokter
1 Dokter Umum Pertindakan 50.000 50.000
2 Dokter Gigi Pertindakan 50.000 50.000
4 PPBPAD Pertindakan 20.000 20.000
Pemeriksaan Laboratorium
5 Darah Lengkap Pertindakan 50.000 50.000
6 Pertindakan 36.000 36.000
GD
7 UrineS Rutin Pertindakan 35.000 35.000
8 SGOT & Pertindakan 57.000 57.000
SGPT
9 Ureum & Pertindakan 64.000 64.000
Creatinin
10 Trigliserida Pertindakan 48.000 48.000
11 HBsAg Pertindakan 52.000 -
12 HIV Pertindakan 52.000 -

Pemeriksaan Penunjang
13 Foto Thorax Pertindakan 70.000 70.000
14 Pertindakan 60.000 66.000
EK
15 USGG Abdomen Pertindakan 175.000
Per
16 Administrasi 35.000 35.000
Kunjunga
n
Jumlah 950.000 671.000
Sumber: Sistem Informasi Manajemen RS Tk. II Kartika Husada

Tabel 2.10 Tarif Pelayanan Pertindakan


No. Jenis Pemeriksaan Satuan Tarif
1 Aff Drain Pertindakan 14.000
2 Ganti Verban
14.000
a. Kecil
Pertindakan
b. Sedang 22.000
c. Besar
33.000

3 Pleural Punctie Pertindakan 242.000


4 Evakuasi Cairan Pleura Pertindakan 825.000
5 Pasang WSD Pertindakan 726.000
6 Ascites Punctie Pertindakan 242.000
7 Evakuasi Cairan Ascites Pertindakan 726.000
8 Phlebotomi Pertindakan 160.000

Sumber: Sistem Informasi Manajemen RS Tk. II Kartika Husada


I. Pemasaran (M5 – Marketing)
Pada RS Tk. II Kartika Husada khususnya di Ruang Dahlia rata-rata
pasien yang dirawat inap merupakan pasien yang bertempat tinggal di
sekitaran rumah sakit. Usaha yang dilakukan ruangan untuk meningkatkan
mutu pelayanan pasien yaitu dengan menyediakan buku indikator mutu
pasien dimana dari buku indikator mutu tersebut nanti dapat dievaluasi
untuk meningkatkan fasilitas pelayanan di Ruang Dahlia khususnya
meningkatkan pelayanan perawatan terhadap pasien.
1) Bed Occupancy Rate (BOR) Ruang Dahlia
Penilaian BOR ini menghitung angka rata-rata tempat tidur terisi yang
dihitung bulan Juli 2022 di Ruang Dahlia RS Tk. II Kartika Husada.
BOR = Jumlah Hari Perawatan
x 100%
Jumlah Bed x periode
BOR = 457
x 100%
25 x 30
BOR = 60 %
2) Beban Kerja Di Ruangan Dahlia menggunakan Rumus Gillies
TP = A X B X 365
(Hari pertahun – hari libur masing perawat) X Jam kerja/hari
Keterangan :
TP = Tenaga perawat
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = Rata-Rata Jumlah pasien
365 = Jumlah hari pertahun

Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari : 5 Jam/hari


Rata-rata jumlah pasien/hari : 15 pasien
Jumlah hari per tahun : 365 hari
Hari libur masing-masing perawat : 9 hari/bulan x 12 bulan =
108 hari/tahun
Jumlah jam kerja masing perawat : 7 jam/hari
5 x 15 x 365
(365-108) x 7
27.375 = 15 orang
1.799
Berdasarkan penghitungan rumus Gillies di dapatkan bahwa di
ruangan dahlia personil di butuhkan sebanyak 15 orang
Sedangkan yang ada sebanyak 14 orang dimana
1 orang cuti melahirkan per tanggal 1 Agustus 2022
1 orang merupakan pinjaman dari ruangan kenanga
1 orang merupakan masa orientasi
Sehingga perawat sesungguhnya yang tersisa hanya tinggal 11 orang
untuk bulan Agustus Tahun 2022
3) Data Kasus Terbanyak di Ruang Dahlia
a) Fraktur
b) Appendicitis
c) Hernia
d) Tumor
e) Peritonitis
J. Fungsi Manajemen di Ruang Dahlia
A. Perencanaan (Planing)
1) Visi dan Misi
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan visi misi ruangan ada, dan telah terpajang
diruangan.
b) Observasi :
Hasil pengamatan di ruang Dahlia belum terlihat visi-misi
keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat terbaca
dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya
c) Masalah :
Perumusan visi dan misi ruangan sudah terlihat
2) Standar Asuhan Keperawatan
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
ruang Dahlia ada, SAK merupakan salah satu pedoman para staf
dalam melakukan asuhan keperawatan di ruangan.
b) Observasi :
Hasil pengamatan di Ruang Dahlia terlihat Standar Asuhan
Keperawatan yang sudah dijilid rapi
c) Masalah : -
3) Standar Operasional Prosedur
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan Standar Operasional Prosedur (SOP)
ruang Dahlia ada, SOP merupakan salah satu pedoman para staf
dalam melakukan asuhan prosedur di ruangan
b) Observasi :
Hasil pengamatan di ruang Dahlia terlihat Standar Operasional
Prosedur yang sudah dijilid rapih.
c) Masalah : -
B. Pengorganisasian (organizing)
1) Struktur organisasi
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan stuktur organisasi di ruangan Dahlia ada,
namun tidak dipasang karena perawata sering di roling (pindah
ruangan).
b) Observasi :
Hasil pengamatan di Ruang Dahlia belum terlihat struktur
organisasi terpajang di ruangan
c) Masalah :
Strukutur organisasi belum terpajang
2) Uraian Tugas
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan di ruang Dahlia para tenaga keperawatan
sudah mempunyai uraian tugas dalam bentuk file yang di simpan
setiap staf . Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup
jelas dengan dibuat job discription dimasing-masing ruangan.
Uraian tugas ada dua :
(1) Berdasarkan jabatan fungsional :
Mahir, Terampil dan Penyelia untuk D3. Ahli pertama untuk S1
(2) Berdasarkan jabatan di ruangan contoh :
Kepala ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
b) Observasi :
Hasil pengamatan di Ruang Dahlia tenaga kesehatan sudah sesuai
dengan uarain tugas
c) Masalah : -
3) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan Dahlia metode pemberian asuhan
keperawatan bersumber dari SDKI, SLKI, SIKI.
b) Observasi :
Hasil pengamatan di Ruang Dahlia tampak para perawatan
melakukan tindakan asuahan keperawatan sesuai dengan sumber
SDKI, SLKI, SIKI.
c) Masalah : -
4) Hambatan dalam Pengembangan MPKP
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan, tidak ada hambatan yang dialami di
Ruang Dahlia
b) Observasi :
Hasil pengamatan di Ruang Dahlia tampak manajemen sudah
cukup baik.
c) Masalah : -
C. Pengaturan Staf (Staffing)
1) Tenaga Keperawatan
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan Dahlia tenaga keperawatan di ruangan
sudah sesuai dengan beban kerja yag ada di ruangan
b) Observasi :
Jumlah perawat cukup dengan dinas rincian dinas sebagai berikut
Pagi 4 orang, Siang 3 orang dan malam 2 orang. Untuk dinas pagi
ditambah 1 kepala ruang
c) Masalah : -
2) Penjadwalan Dinas
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang pengaturan shif yang dilakukan oleh Kepala
ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan
tidak berdasarkan pada tingkat ketergantungan pasien, karena
disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi Rumah Sakit.
Dengan jadwal pagi 4 orang, Siang 3 orang dan malam 2 orang.
b) Observasi :
Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah
perawat yang ada
c) Masalah : -
3) Pengaturan Perawat Profesional dan vokasi
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia ia mengatur perawat profesional
(ners) yang senior sebagai ketua tim dan perawat vokasi (D3)
sebagai perawat pelakana
b) Observasi :
Hasil pengamatan di struktur organisasi Ruang Dahlia tampak
ketua tim merupakan perawat profesional (ners) dan tampak
perawat vokasi (D3) sebagai perawat pelaksana
c) Masalah : -
4) Pendelegasian Tugas
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia saat ia akan melakukan
pendelegasian tugas ia akan menyerahkan ke ketua tim di ruangan.
b) Observasi :
Hasil pengamatan ketua tim mampu untuk menerima
pendelegasian tugas dari kepala ruangan.
c) Masalah : -
D. Pengarahan (Actuating)
1) Supervisi
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia supervisi dilakukan oleh setiap
kepala ruangan di Rumah Sakit Kartika Husada, supervisi
dilakukan dengan cara mengobservasi seluruh ruangan yang ada di
rumah sakit.
b) Observasi :
Hasil pengamatan jika ada supervisi ke ruangan akan
mengobservasi keadaan ruangan saat itu seperti jumlah pasien
ruangan
c) Masalah : -
2) Hand Over
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia hand over dilakukan setiap hari saat
pergantian shift dalam bentuk aplusan sesuai dengan kondisi pasien
yang disuvervisi oleh kepala ruanagan
b) Observasi :
Hasil pengamatan hand over yang dilakukan oleh perawat
ruanagan setiap pergantian shift
c) Masalah : -
3) Pre and Post Conference
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia pre post confrence dilakukan setiap
hari saat pergantian shift
b) Observasi :
Hasil pengamatan pre post confrence yang dilakukan oleh perawat
ruanagan setiap pergantian shift
c) Masalah : -
4) Ronde Keperawatan
a) Wawancara :
Menurut kepala ruang Dahlia menerapkan ronde keperawatan yang
dilakukan dengan berkeliling ruangan melihat kondisi pasien,
tetapi semenjak pandemi seperti ini ronde keperawatan tidak
dijalankan hanya dilakukan aplusan saja setiap pergantian shift
b) Observasi :
Hasil pengamatan ronde keperawatan di ruangan tidak dilakukan
c) Masalah :
Kurang efektifnya ronde keperawatan disituasi pandemi
5) Manajemen Konflik
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan jika di ruang Dahlia menghadapi konflik
maka akan dibicarakan secara baik-baik
b) Observasi :
Hasil pengamatan para staf di ruangan akan membicarakan secara
baik-baik jika terjadi konflik antar rekan kerja
c) Masalah : -
E. Pengendalian (Controling)
1) Penerapan SAK dan SOP
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan jika di Ruang Dahlia penerapan SAK
sudah sesuai dan untuk penerapan SOP dilakukan seusai dengan
kenyamanana dan keamanana pasien.

b) Observasi :
Hasil pengamatan para staf di ruangan Dahlia sudah menerapkan
SAK dan SOP dengan baik.
c) Masalah : -
2) Tim Mutu
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan sudah ada tim mutu di ruangan Dahlia
b) Observasi :
Hasil pengamatan tim mutu di ruangan yaitu salah satu staf di
ruangan
c) Masalah : -
3) Penilaian Mutu
a) Perhitungan BOR
(1) Wawancara :
Menurut kepala ruangan dalam perhitungan BOR di Ruang
Dahlia dilakukan oleh Kepala Rawat Inap Rumah Sakit Kartika
Husada
(2) Observasi :
Hasil pengamatan perhitungan bor dilakukan oleh Kepala
Rawat Inap Rumah Sakit Kartika Husada.
(3) Masalah : -
b) Perhitungan ALOS
(1) Wawancara :
Menurut kepala ruangan dalam perhitungan Alos di ruang
Dahlia dilakukan oleh Kepala Rawat Inap Rumah Sakit Kartika
Husada
(2) Observasi :
Hasil pengamatan perhitungan ALOS dilakukan oleh Kepala
Rawat Inap Rumah Sakit Kartika Husada
(3) Masalah : -
c) Perhitunngan TOI
(1) Wawancara :
Menurut kepala ruangan dalam perhitungan TOI di ruang
Dahlia dilakukan oleh Kepala Rawat Inap Rumah Sakit Kartika
Husada
(2) Observasi :
Hasil pengamatan perhitungan toi dilakukan oleh Kepala Rawat
Inap Rumah Sakit Kartika Husada
(3) Masalah : -
d) Perhitungan Angka Hais dan Pethitungan angka cidera
(1) Wawancara :
Menurut kepala ruangan dalam perhitungan angka hais dan
perhitungan cidera di Ruang Dahlia dilakukan oleh Kepala
Rawat Inap Rumah Sakit Kartika Husada
(2) Observasi :
Hasil pengamatan perhitungan perhitungan angka hais dan
perhitungan cidera dilakukan dilakukan oleh Kepala Rawat
Inap Rumah Sakit Kartika Husada
(3) Masalah : -
4) Evaluasi Mutu
a) Wawancara :
Menurut kepala ruangan evaluasi mutu dilakukan oleh kepala
ruangan dan ketua tim
b) Observasi : Hasil pengamatan tim mutu di ruangan evaluasi mutu
dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua tim
c) Masalah : -
ANALISA MAN
DATA SWOT
IFAS EFAS
STRENGTH (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN) OPPORTUNITY (PELUANG) THREATENED (ANCAMAN)
1. Terdapat tenaga 1. Belum semua perawat 1. Adanya kesempatan untuk 1. Banyaknya lulusan perawat
perawat dengan diruangan mengikuti melanjutkan pendidikan lebih pendidikan DIII
berbagai jenjang pelatihan-pelatihan yang tinggi 2. Adanya tuntutan tinggi dari
pendidikan ( DIII, dan mendukung untuk kegiatan 2. Peluang perawat untuk masyarakat untuk
S1+ Ners keperawatan) asuhan keperawatan di meningkatkan pendidikan pelayanan yang lebih
di Ruang Dahlia Ruang Dahlia (pengembangan SDM) melalui profesional
2. Tenaga perawat yang pelatihan asuhan keperawatan 3. Sistem informasi yang
berpendidikan S1+ dari lembaga keperawatan. semakin canggih sehingga
Ners terdiri dari 3 orang 3. Adanya program akreditasi akses informasi kesehatan
3. Adanya kewajiban rumah sakit dimana komponen mudah diketahui
perawat untuk MPKP merupakan salah satu masyarakat dalam evaluasi
melaksanakan dari penilaiannya asuhan keperawatan
pendokumentasian 4. Adanya tawaran gaji yang
4. Adanya keinginan dari lebih tinggi untuk perawat
perawat untuk ditempat lain
melakukan universal
pre caution
MONEY
1. Biaya pembelian1. Kebutuhan yang diajukan 1. Adanya pengembalian jasa 1. Prosedur keuangan rumah
barang berasal dari dipenuhi dalam jangka waktu pelayanan ke Rumah Sakit sakit yang bersentral,
anggaran rumah sakit yang lama sehingga dapat meningkatkan membuat ruangan lama
2. Pergantian alat yang2. Barang yang biasanya didapat kesejahteraan pegawai. dalam hal membutuhkan
rusak diruangan tidak sesuai dengan yang 2. Pasien dan keluarga dana.
dilaporkan oleh perawat diajukan mendapatkan kesempatan 2. Adanya tawaran gaji yang
pelaksana kepada untuk memperoleh informasi lebih tinggi untuk perawat di
perawat penanggung yang berkaitan dengan tempat lain.
jawab alat dan perawat informasi kesehatan.
penanggung jawab 3. Pembayaran jasa pelayanan
membuat laporan umum dan BPJS langsung
kepada bagian instalasi dilakukan transaksi di kasir RS
dan atas persetujuan Tk II Kartika Husada sesuai
kepala ruangan Dahlia dengan rincian tindakan
MATERIAL
1. Pasien sudah dilengkapi 1. Lemari mulai rusak 1. Sarana dan prasarana 1. Kurangnya keikutsertaan
dengan gelang nama. 2. Kondisi alat sarana dan penunjang cukup tersedia. pasien dan keluarga dalam
2. Sarana dan prasarana prasarana pemeriksaan 2. Adanya teknisi khusus pemeliharaan peralatan
yang sudah cukup kurang memadai elektromedik di RS Tk. II 2. Pelayanan kesehatan
lengkap 3. Kurangnya alat sarana terhambat karena alat yang
3. Terdapat nurse station seperti hand scrub, safety Kartika Husada rusak serta belum ada di
4. Telah tersedia tempat box yang tidak layak. Ruang Dahlia
sampah yang berbeda 4. Banner Struktur
untuk jenis sampah Organisasi belum
medis, domestic dan terpajang.
alat-alat tajam.
METHOD
1. Adanya pembagian 1. Operan kurang efektif, 1. Adanya program 1. Meningkatnya kesadaran
jadwal dinas karena hanya dilakukan bimbingan teknis tentang masyarakat tentang
2. Adanya buku khusus di nurse station, dan manajemen di rumah sakit tanggung jawab dan
dalam mencatat setiap tidak dilakukannya ronde tanggung gugat
program pada hari itu keperawatan 2. Makin tinggi kesadaran
3. Timbang terima sudah 2. Kurang pemahaman dan masyarakat akan hukum.
dilakukan setiap kepatuhan keluarga
pergantian shift pasien terhadap peraturan
4. Pendokumentasian dan tata tertib penunggu
asuhan keperawatan dan pengunjung di
sudah dilakukan pada ruangan
masing-masing pasien 3. Visi misi ruangan belum
5. Adanya evaluasi asuhan terpajang
keperawatan dengan
menggunakan SOAP 4. Struktur organisasi
6. Ruangan Dahlia belum terpajang
memberikan pelayanan
kepada pasien umum
dan BPJS
MARKET
1. Menjangkau semua 1. Kebutuhan yang diajukan 1. Adanya keinginan dari 1. Masyarakat lebih
lapisan masyarakat dipenuhi dalam jangka pihak rumah sakit untuk memilih berobat ke
untuk mendapatkan waktu yang lama. melengkapi peralatan dan Pontianak.
fasilitas kesehatan unit pelayanan khusus 2. Adanya tuntutan dari
2. Merupakan rumah sakit 2. RS Tk. II Kartika Husada masyarakat yang
rujukan Tk II merupakan salah satu semakin tinggi terhadap
3. Ruang Dahlia berfokus rumah sakit rujukan Tk II. pelayanan yang lebih
pada pelayanan dan profesional.
keamanan
Sumber: Hasil Observasi Ruang Melati RS Tk. II Kartika Husada

Identifikasi Masalah (Fish Bone)

Man
Kurang pemahaman dan kepatuhan keluarga pasien Metode
terhadap peraturan dan tata tertib penunggu dan
pengunjung di ruangan
Operan kurang efektif, karena hanya dilakukan di
nurse station, dan tidak dilakukannya ronde
keperawatan Belum semua perawat diruangan 1. Belum optimalnya
berpendidikan S1 sarana dan prasarana
keselamatan pasien di
Visi misi ruangan belum terpajang
ruangan dan
penandaan
keselamatan pasien
Banner Struktur Organisasi belum terpajang Kebutuhan yang diajukan 2. Belum optimalnya alat
dipenuhi dalam jangka waktu dan bahan penunjang
yang lama asuhan keperawatan
Kondisi alat sarana dan prasarana 3. Belum optimalnya
pemeriksaan kurang memadai Alokasi barang terbatas standar ruangan

Material Money

Gambar 2.7 Identifikasi Masalah (Fish Bone)


Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi,
2. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan,
3. Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah,
4. Nursing Concern (Nc), yaitu melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat,
5. Affordabilility (Af), yaitu ketersedian sumber daya.
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Nilai 1 = sangat kurang sesuai
2. Nilai 2 = kurang sesuai
3. Nilai 3 = cukup sesuai
4. Nilai 4 = sesuai
5. Nilai 5 = sangat sesuai

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas


1. Belum optimalnya sarana 4 5 4 5 4 22 1
dan prasarana
keselamatan pasien di
ruangan dan penandaan
keselamatan pasien
2. Belum optimalnya sarana 4 5 4 4 3 20 2
dan prasarana penunjang
asuhan keperawatan
3. Belum optimalnya 3 2 3 3 2 14 3
standar ruangan

Sumber: Data Primer RS Tk. II Kartika Husada


Rencana Strategis (POA)
Penanggung
No Problem Data Tujuan Kegiatan Indicator keberhasilan Waktu
jawab

1. Belum optimalnya 1. Setelah diobservasi Dalam waktu < 1 1. Menyediakan papan Papan penandaan patien Agustus
sarana dan tidak ada pagar minggu papan penanda resiko jatuh safety sudah ada 2022
prasana tempat tidur penanda resiko dan pasien puasa
keselamatan 2. Setelah diobservasi jatuh, pasien sudah ada
pasien di ruangan tidak ada papan puasa sudah ada
dan penandaan penanda resiko
keselamatan jatuh dan pasien
pasien puasa
2. Belum optimalnya 1. Setelah di observasi Dalam waktu < 1 1. Menyediakan safety Safety box yang layak Agustus
sarana dan safety box tidak minggu safety box yang layak dipakai dan tertutup 2022
prasarana layak untuk box sesuai SOP pakai dan sudah ada
penunjang asuhan digunakan karena sudah ada ditempatkan
keperawatan sifatnya terbuka dan ditempat tersendiri
terlalu dekat dengan (jauh dari
alat yang lain lingkungan aktivitas
perawat)
3. Belum optimalnya 1. Setelah diobservasi Dalam waktu < 1 1. Membuat visi dan 1. Terdapat visi dan Agustus
standar ruangan tidak terlihat visi minggu Visi dan misi ruang Dahlia misi Ruangan Dahlia 2022
misi di ruang Misi ada di 2. Menyediakan kartu 2. Tersedia kartu
Dahlia Ruang Dahlia penunggu pasien penunggu pasien
2. Setelah diobservasi serta ronde 3. Menyediakan 3. Tulisan nurse station
struktur organisasi keperawatan kotak saran sudah layak
ruangan belum dilaksanakan 4. Melakukan ronde 4. Kotak saran sudah
terpajang, nama keperawatan ada
nurse station 5. Serta dilakukannya
kurang efektif ronde keperawatan
karena ditulis
dengan kertas.
3. Setelah diobservasi
kotak saran
4. Setelah diobservasi
Operan kurang
efektif, karena
hanya dilakukan di
nurse station, dan
tidak dilakukannya
ronde keperawatan

Anda mungkin juga menyukai