Anda di halaman 1dari 121

Laporan Praktik Kerja Lapangan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDAMAN BANJARBARU

Disusun Oleh :

Ahmad Mughnie AK122051

Almira Shafa Dwinaya AK122071

Dewi Purbowati AK122062

Gusti Nadya Maulidawaty AK122066

Nur Ajizah AK122074

Rikesha Denakia AK122052

Yuni Yuliani AK122065

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BORNEO LESTARI

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Rumah Sakit Umum

Daerah Idaman Banjarbaru telah disetujui dan disahkan dihadapan pembimbing

Banjarbaru, April 2023

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lapangan,

Nafila, M.Si Siswanti. W, Amd.AK


NIDN. 1125038701 NIP. 197511131998032001

Mengetahui

KaProdi D3 Analis Kesehatan Universitas Borneo Lestari

Muhammad Arsyad, S.ST., M.Kes


NIK. 010912030
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kesempatan

yang diberikan kepada kita sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Idaman

Banjarbaru dari tanggal 13 Maret – 08 April 2023. Laporan ini terselesaikan tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak.

Dengan rasa hormat dan ketulusan hati, penulis menyampaikan penghargaan

dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Dany Indrawardhana, MMRS selaku Direktur Umum Rumah Sakit

Umum Daerah Idaman Banjarbaru

2. Bapak Muhammad Arsyad, S.ST., M.Kes selaku Ka.Prodi D3 Analis

Kesehatan Universitas Borneo Lestari

3. Ibu dr. Yinyin Wahyuni, Sp. PK selaku Kepala Laboratorium Rumah Sakit

Umum Daerah Idaman Banjarbaru

4. Siswanti. W, A.Md. Kes selaku pembimbing lapangan di Laboratorium

Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru yang telah membimbing,

memberikan dukungan dan arahan dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan (PKL)

5. Ibu Nafila, M.Si selaku pembimbing institusi yang telah memberikan ilmu

dan bimbingan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


6. Seluruh staff Laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman

Banjarbaru yang telah, membimbing dan memberikan ilmu dan banyak

pengalaman selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai tingkat pelayanan lanjutan setelah puskesmas

tentunya harus mempunyai pelayanan yang lebih baik. Bukan hanya

sebagai penunjang kesehatan di dalam wilayah kecil seperti kecamatan,

namun dalam cakupan lebih luas seperti kabupaten ataupun kota.

Seseorang yang datang berobat ke rumah sakit mempunyai harapan tinggi

akan pelayanan kesehatan yang diberikan. Karena masyarakat

beranggapan kualitas pelayanan rumah sakit pasti berkualitas dengan

didukung fasilitas, sumber daya manusia di rumah sakit lebih bisa

menanggulangi masalah kesehatan mereka (Listiyono, 2015).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah

sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

pada semua bidang penyakit. Hakikat dasar rumah sakit adalah pemenuhan

kebutuhan dan tuntutan pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah

kesehatannya pada rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya rumah


sakit yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya

penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya. Pasien

mengaharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap, dan nyaman terhadap

keluhan penyakit pasien (Listiyono, 2015).

Laboratorium medik sering juga disebut dengan laboratorium klinik,

sering pula hanya disebut dengan laboratorium saja. Laboratorium medik

merupakan salah satu bagian lab yang dilengkapi dengan berbagai

instrument biomedis, peralatan, bahan dan reagen (bahan kimia) untuk

melakukan berbagai kegiatan pemeriksaan lab dengan menggunakan

specimen biologis (Whole blood, serum, plasma, urine, feses, sputum, dan

lain-lain). Jadi secara singkat, laboratorium klinik atau laboratorium medis

ialah lab dimana berbagai macam tes dilakukan pada specimen biologis

untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien (Suprayogi, et al.,

2020).

Instalasi laboratorium adalah salah satu instalasi di rumah sakit yang

merupakan pelayanan yang bertujuan untuk : (Suprayogi, et al., 2020).

1. Membantu diagnose suatu penyakit sehingga dokter dapat mengenai

suatu penyakit dengan tepat, cepat, dan akurat.

2. Menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu

penyakit dapat secara dini.

3. Menentukan prognosis atau perjalanan penyakit sehingga dapat

digunakan sebagai pemantau perkembangan dan keberhasilan

pengobatan suatu penyakit.


B. Tujuan (Umum & Khusus)

1. Tujuan Umum

Memantapkan keterampilan mahasiswa/i yang diperoleh selama masa

perkuliahan

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh pengalaman dan perluasan dari ilmu-ilmu di tempat

kerja praktek yang belum dikenal oleh mahasiswa/i 

b. Mendorong mahasiswa/i supaya dapat menciptakan lapangan kerja

bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya 

C. Menetapkan disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap profesional

dalam bertugas sehingga menambah pengalaman dalam persiapan

untuk terjun langsung ke dunia kerja sesungguhnya.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Agar dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah

dengan praktek yang nyata di dunia kerja dan masyarakat serta

b. Melatih diri dan menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan

dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Bagi Akademik
a. Praktek kerja lapangan ini diharapkan berguna bagi perkembangan

ilmu teknologi laboratorium medik sehingga dapat dijadikan

referensi bagi mahasiswa selanjutnya

b. Dapat memperluas pengenalan jurusan teknologi laboratorium

medik

c. Serta mempererat Kerjasama antara akademik dengan instansi

3. Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk lebih

meningkatkan kualitas dan kuantitas Rumah Sakit serta ikut serta

memajukan pembangunan dalam bidang Pendidikan.

D. Sejarah Instansi Lahan Praktek

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjarbaru berdiri pada tahun

1965 adalah sebuah Usaha Kesehatan Ibu dan Anak ( UKIDA ) milik

Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan, pembentukannya bertujuan agar

para ibu dan anak terhindar dari berbagai penyakit menular yang

mewabah, kemudian pada tahun 1965 ditingkatkan menjadi Balai

Kesehatan Ibu dan Anak ( BKIA ) Pada tahun 1971 dengan respon

masyarakat yang sangat tinggi dikembangkan lagi dan ditetapkan

menjadi sebuah Rumah Sakit Umum type “D”oleh Pemerintah Propinsi

Kalimantan Selatan dengan jumlah tempat tidur 40 buah.

Kemudian RSUD banjarbaru berdasarkan Kepmenkes.104/ menkes

/SK/I/1995, tanggal, 30 Januari 1995 tentang peningkatan kelas RSUD


Banjarbaru ditingkatkan statusnya menjadi Rumah sakit type “ C “ dengan

kapasitas 75 tempat tidur.

Selanjutnya dengan semangat otonomi daerah khususnya adanya

kewenangan Wajib bagi kabupaten/kota maka pada tanggal, 14 Agustus

2003 dilakukan serah terima pengelolaan kewenangann RSUD Kota

Banjarbaru beserta Pembiayaan, Personil, Peralatan/asset dan Dokumen

dari Gubernur Kalimantan Selatan ( Bapak H.Muhammad Syahril

Darham ) kepada Walikota Banjarbaru (Bapak H. Rudy Resnawan).

Dengan demikian Pemerintah kota Banjarbaru adalah pemilik dan

penanggng jawab pengelolaan RSUD Kota Banjarbaru, dengan

berpedoman PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat

daerah saat ini RSUD Banjarbaru dibentuk dengan Peraturan Daerah kota

Banjarbaru nomor 12 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi lembaga

tekhnis daerah dan Satuan Pamong Praja Kota Banjarbaru dan peraturan

Walikota Banjarbaru nomor 48 ttahun 2008 tentang tugas pokok dan

fungsi RSUD kota Banjarbaru serta Peraturan Walikota Banjarbaru nomor

43 tahun 2009 tentang uraian tugas RSUD kota Banjarbaru.

Di dalam era pelayanan Rumah sakit yang penuh persaingan,

menuntut setiap rumah sakit bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya

kepada masyarakat serta terjangkau dan profesional sehingga tuntutan

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dibidang kesehatan dapat

terpenuhi.
RSUD Banjarbaru sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) kota Banjarbaru yang melaksanakan tugas pokok

memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan dengan fungsi

penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat

secara profesional dapat terjangkau dan sebaik mungkin.

Saat ini RSUD Banjarbaru dihadapkan kepada tantangan yang

berat yaitu usaha peningkatan mutu, pemenuhan tuntutan masyarakat

adanya kompetisi yang semakin ketat atar rumah sakit pemerintah ataupun

rumah sakit swasta melaksanakan fungsi social serta beban ekonomi

masyarakat yang semakin berat karena sekmen yang dilayani harus sampi

kepada masyarakat ekonomi bawah sedangkan sisi lain dihadapkan pada

suatu keadaan keterbatasan terutama birokrasi dalam pengelolaan

keuangan.

Dengan diberlakukan PP No.23 tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang

pedoman tehnis pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah

maka rumah sakit dapat mengubah pola pengelolaan keuangannya.

Penerapan peraturan ini memberikan kesempatan kepada rumah sakit

untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan pola

pengelolaan keuangan fleksible dengan menonjolkan

produktifitas,efesiensi, dan efektifitas.

RSD Banjrabaru pada tahun 2005 terakreditasi dengan 5 (lima)

pokja yaitu:
1. Pokja Pelayanan Kamar Operasi

2. Pokja Pelayanan Laboratorium

3. Pokja Pelayanan Radiologi

4. Pelayanan IGD

5. Pokja Pelayanan Medik

kemudian dikembangkan lagi menjadi 12 (dua belas) pokja pada

tahun 2009 yaitu:

1. Pokja Pelayanan Kamar Operasi

2. Pokja Pelayanan Laboratorium

3. Pokja Pelayanan Radiologi

4. Pokja Pelayanan IGD

5. Pokja pelayanan Medik

6. Pokja Pelayanan Administrasi dan Manajemen

7. Pokja Rekam Medic

8. Pokja Farmasi

9. Pokja K3

10. Pokja Pelayanan Keperawatan

11. Pokja Pengendalian Infeksi

12. Pokja Pelayanan Perinatal Resti

13. Sejarah Direktur RSD Idaman Banjarbaru

Terdapat beberapa direktur yang pernah menjabat di RSD Idaman

Kota Banjarbaru, diantaranya yaitu:

1. dr. Ari Dodo tahun 1971-1972


2. dr. M. Farid Aziz bersama wakil direktur dr. Mimin tahun 1972-

1975

3. dr. Iskandar bersama wakil direktur dr. Hartono tahun 1975-1979

4. dr. Susanto bersama wakil direktur dr. Masripin Kadir tahun 1979-

1982

5. dr. EE Rungun bersama wakil direktur dr. Ana tahun 1982-1985

6. dr. Suwandi Yapari bersama wakil direktur dr. Farida Djafar tahun

1985-1987

7. dr. Farida Djafar tahun 1987-1991

8. dr. Suwandi Yapari, MARS tahun 1991-2002

9. dr. L. Tarigan tahun 2002-2004

10. dr. Hj. Nurlenny Saleh tahun 2004-2006

11. dr. Agus Widjaja, MHA tahun 2006-2010

12. dr. Hj. Nurlenny Saleh tahun 2010-2011

13. dr. Muhammad asnal, Sp.B tahun 2011-2012

14. dr. Hj. Endah Labati S.MH. Kes tahun 2012-2022

15. dr. Dany Indrawardhana, MMRS 2022 sampai sekarang

E. Visi & misi Instansi Lahan Praktek

1. Visi

Banjarbaru maju, agamis, sejahtera

2. Misi

Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan

berakhlak mulia.
F. Struktur Organisasi Instansi Lahan Praktek

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Instansi Lahan Praktek


G. Alur Layanan Pemeriksaan (Dalam bentuk flow chart/ bagan alur)

1. Alur Pelayanan Rawat Jalan

Adapun alur pelayanan laboratorium RSD Idaman untuk pasien

rawat jalan sebagai berikut :

Gambar 1.2 Alur Pelayanan Rawat Jalan


2. Alur Pelayanan Rawat Inap

Adapun alur pelayanan laboratorium RSD Idaman untuk

pasien rawat inap sebagai berikut :

Gambar 1.3 Alur Pelayanan Rawat Inap


BAB 2

GAMBARAN IDEAL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pra Analitik

1. Menghadapi pasien/klien/customer

Dalam menghadapi pasien yang perlu diperhatikan adalah aspek dari

kepuasan pelanggan, mulai dari pasien datang sampai

dikeluarkannya blanko hasil pemeriksaan. Dalam menghadapi pasien

sebaiknya seorang petugas harus dengan ramah, senyum, mengerti

dengan keluhan pasien, komunikatif dan tidak membuat pasien

merasa takut tetapi memberi rasa aman serta menjelaskan maksud

pengambilan spesimen.

2. Pengambilan sample/spesimen

a. Persiapan pasien secara umum

1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12

jam sebelum diambil darah seperti :

Glukosa Puasa, TTG (Tes Toleransi Glukosa), Glukosa

kurva harian, Asam Urat, VMA, Renin (PRA) Puasa 10 – 12

jam Insulin dan C. Peptidae Puasa 8 jam Trigliserida,

Gastrin, Aldosteron, Homocystine, Lp (a), PTH Intact Puasa

12 jam, Apo AB dan Apo B Dianjurkan Puasa 12 jam.

2) Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul

07.00– 09.00.
3) Menghindari obat-obatan sebelum specimen diambil :

a) Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum

obat 24 jam sebelum pengambilan spesimen.

b) Untuk pemeriksaan dengan spesimen urine, tidak minum

obat 72 jam sebelum pengambilan spesimen.

c) Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan

untuk dihentikan, harus diinformasikan kepada petugas

laboratorium.

Contoh: sebelum pemeriksaan gula 2 jam pp pasien

minum obat antidiabetes.

4) Menghindari aktifitas fisik / olahraga sebelum specimen

diambil

Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari

perubahan posisi, dianjurkan pasien duduk tenang

sekurangkurangnya 15 menit sebelum diambil darah.

5) Memperhatikan posisi tubuh

Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari

perubahan posisi, dianjurkan posisi pasien duduk atau

berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus dan rileks,

jangan membengkokkan siku.

b. Peralatan

Secara umum yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:

1) Bersih.
2) Kering.

3) Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.

4) Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada

pada spesimen.

5) Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.

6) Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus

menggunakan peralatan yang steril. Pengambilan spesimen

yang bersifat invasif harus menggunakan peralatan yang

steril dan sekali pakai buang.

c. Wadah

Wadah specimen harus memenuhi syarat :

1) Terbuat dari gelas atau plastik.

2) Tidak bocor atau tidak merembes.

3) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.

4) Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen.

5) Bersih.

6) Kering.

7) Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen.

8) Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.

9) Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak

atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu

digunakan botol berwarna coklat.


10) Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah

harus steril. Untuk wadah spesimen urin, dahak, tinja

sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar.

d. Antikoagulan dan Pengawet

Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah

sampel darah membeku. Pengawet adalah zat kimia yang

ditambahkan ke dalam sampel agar analit yang akan diperiksa

dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu

tertentu.

e. Waktu

Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari,

terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan

imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada

keadaan basal. Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu

pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan

penyakit dan fluktuasi harian, misalnya :

1) Demam Tifoid

Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan

pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau tinja

dilakukan pada minggu II atau III.

2) Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan

penyembuhan.

3) Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman


Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotik.

4) Pemeriksaan Gonorrhoe

Untuk menemukan kuman gonorrhoe, pengambilan sekret

uretra sebaiknya dilakukan 2 jam setelah buang air kecil

yang terakhir.

5) Pemeriksaan Mikrofilaria

Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam darah,

pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu malam

(antara jam 20.00-23.00).

6) Pemeriksaan Tuberkulosis

Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun

tidur memungkinkan ditemukan bakteri M.tuberkulosis lebih

besar dibandingkan dengan dahak sewaktu.

7) Pemeriksaan Narkoba

Pemeriksaan urin untuk deteksi amphetamine (AMP),

Methamphetamine (MET), Morphine (MOP),

THC/Marijuana, Cocain (COC), Benzoidazepin (BZO), dan

Carisoprodol (SOMA) yang dipengaruhi oleh waktu/lama

sejak mengonsumsi.

f. Lokasi

Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu

lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan

yang diminta, misalnya :


1) Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena

umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen

darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di

pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha.

Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan

atau jari manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3

bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi.

Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan

peredaran darah seperti "cyanosis" atau pucat dan

pengambilan tidak boleh di lengan yang sedang terpasang

infus.

2) Spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di

tempat yang sedang mengalami infeksi, kecuali darah dan

cairan otak. Lokasi pengambilan darah untuk pemeriksaan :

a) Mikrofilaria : Sampel diambil dari darah kapiler (jari

tangan) atau darah vena dengan antikoagulan

b) Gas darah : Sampel berupa darah heparin yang diambil

dari pembuluh arteri

g. Volume

Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan

pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili

objek yang diperiksa.


h. Teknik

Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang

benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang

sebenarnya. Teknik pengambilan untuk beberapa spesimen yang

sering diperiksa:

1) Darah Vena –

a) Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan

pasien harus lurus, jangan membengkokkan siku. Pilih

lengan yang banyak melakukan aktivitas.

b) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.

c) Pasang tourniquet ± 7,5 cm di atas lipat siku.

d) Lakukan palpasi, kemudian minta responden

mengepalkan tangan untuk mempermudah menemukan

lokasi pungsi vena. Tourniquet tidak boleh terpasang

lebih dari satu menit.

e) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya

dengan alcohol swab secara melingkar dari bagian dalam

ke arah luar searah jarum jam. Biarkan alkohol

mengering dengan sendirinya.

f) Jarum diposisikan pada sudut 15 sampai 30 derajat

terhadap permukaan kulit dengan lumen menghadap ke

atas. Tusukkan jarum menggunakan jari telunjuk dan ibu


jari tangan kanan. Tangan kiri memegang lengan

responden untuk imobilisasi lengan dan vena. Setelah

jarum mengenai vena, tangan kiri menjaga spuit agar

tidak bergeser dan tangan kanan menarik piston

(plunger). Tourniquet dilepaskan segera setelah darah

mengalir masuk ke dalam spuit atau sebelum tourniquet

membebat satu menit. Lanjutkan mengisap darah hingga

terisi 20 penuh. Secara bersamaan, minta responden

membuka kepalan tangan secara perlahan.

g) Setelah spuit terisi penuh, kain kasa atau kapas kering

diletakkan pada lokasi penusukan tanpa menekannya.

Jarum dilepaskan secara perlahan dan segera tekan lokasi

tusukan dengan menggunakan kain kasa selama kurang

lebih satu menit, kemudian plester bagian lokasi

penusukan selama ± 15 menit.

h) Masukkan sampel darah ke dalam tabung vakum,

kemudian homogenkan.

i) Tabung diberi label dengan identitas responden meliputi

nama lengkap responden, nomor rekam medik, tanggal

lahir, jenis kelamin, alamat/ruangan.

2) Darah kapiler –

a) Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol

swab dan biarkan sampai kering dengan sendirinya.


b) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan

tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.

c) Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari

tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik

kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun telinga

tusuklah pinggirnya, jangan sisinya. Tusukan harus

cukup dalam supaya darah mudah keluar, jangan

menekan-nekan jari atau 21 telinga untuk mendapat

cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu

telah bercampur dengan cairan jaringan sehingga

menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam

pemeriksaan.

d) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan

memakai segumpal kapas kering, tetes darah berikutnya

boleh dipakai untuk pemeriksaan.

3) Urine

A. Pada wanita

Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah yang

dilakukan oleh penderita sendiri, sebelumnya harus

diberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun

kemudian dikeringkan dengan handuk.


2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan

satu tangan.

3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril

dengan arah dari depan ke belakang.

4. Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa

steril yang lain.

5. Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin,

aliran urin yang pertama keluar dibuang. Aliran urin

selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah

disediakan.

6. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.

7. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis.

8. Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke

laboratorium.

B. Pada laki-laki

1. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun.

2. Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang,

keluarkan urin, aliran yang pertama keluar dibuang,

aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang

sudah disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi

wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran

urin habis.
3. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke

laboratorium.

4) Feses (tinja)

Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari

defekasi spontan (tanpa bantuan obat pencahar), jika

pemeriksaan sangat diperlukan, dapat pula sampel tinja

diambil dari rektum dengan cara colok dubur.

5) Sputum (dahak) Pasien diberi penjelasan mengenai

pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan, dan

dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah. Bila pasien

mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari

sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat

gliseril guayakolat 200 mg.

a) Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta untuk

berkumur dengan air.

b) Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas.

c) Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.

d) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali

kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk

yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.

e) Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung di dalam

wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.


Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik

akan tampak kental purulen dengan volume cukup (3-5

ml).

f) Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.

i. Pemberian Identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal

yang penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir

permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah

spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap :

1) Tanggal permintaan

2) Tanggal dan jam pengambilan spesimen

3) Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin,

alamat/ruang) termasuk rekam medik.

4) Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)

5) Nomor laboratorium

6) Diagnosis/keterangan klinik

7) Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian

8) Pemeriksaan laboratorium yang diminta

9) Jenis spesimen

10) Lokasi pengambilan spesimen

11) Volume spesimen

12) Transpor media/pengawet yang digunakan


13) Nama pengambil spesimen

14) Informed concern

Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke

laboratorium harus memuat :

1) Tanggal pengambilan spesimen

2) Nama dan nomor Pasien

3) Jenis spesimen

3. Penanganan sample/spesimen

Hasil pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh kualitas sampel

yang diperiksa. Agar dapat menggambarkan kondisi tubuh dengan

baik dan akurat, diperlukan sampel yang baik pula. Karena itu,

sampel harus diambil, dikumpulkan dan ditangani dengan cara yang

tepat oleh petugas yang terlatih. Untuk menjaga kualitas sampel,

harus diperhatikan jenis tabung atau wadah sampel. Tabung sampel

darah misalnya, dipilih sesuai jenis pemeriksaan yang akan

dilakukan nantinya, dan perlu zat tambahan khusus yang berbeda-

beda untuk menjaga agar sampel tetap stabil sampai diperiksa. Zat

tambahan ini dilapiskan pada dinding tabung saat diproduksi di

pabrik. Untuk membedakan tabung berdasarkan zat tambahan, tutup

tabung diberi warna berbeda-beda. Spesimen atau sampel yang telah

diambil dari pasien akan diberi label barcode yang merupakan

identitas pasien (ID) untuk mencegah tertukar dengan spesimen atau

sampel lain, selanjutnya diproses sesuai dengan persyaratan masing-


masing pemeriksaannya. Sampel adalah spesimen yang telah melalui

proses lanjutan dan siap untuk diperiksa. Hal-hal lain yang harus

diperhatikan selama penanganan sampel adalah suhu, cahaya,

pelabelan, pengemasan (jika dengan alasan tertentu dirujuk ke

tempat lain), transportasi, dan keselamatan petugas. Untuk sampel

darah, misalnya, setelah diambil dari vena pasien, harus didiamkan

selama 30 menit sebelum diputar (disentrifugasi), dan dipisahkan

serumnya. Selanjutnya, serum diperiksa, cadangan disimpan atau

untuk pemeriksaan khusus maka serum dirujuk atau dikirim ke pusat

rujukan. Setelah sampel dianggap layak periksa sesuai dengan

persyaratan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium.

4. Pengiriman spesimen

Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk),

sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu

diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain :

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas

spesimen.

b. Tidak terkena sinar matahari langsung.

c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium

termasuk pemberian label yang bertuliskan "Bahan

Pemeriksaan Infeksius" atau "Bahan Pemeriksaan Berbahaya".

d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

e. Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi.


5. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena

stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

stabilitas spesimen antara lain :

a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.

b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.

c. Terjadi penguapan.

d. Pengaruh suhu.

e. Terkena paparan sinar matahari. Beberapa spesimen yang tidak

langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan

jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan

penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan

laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen,

antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya.

Beberapa cara penyimpanan spesimen :

a. Disimpan pada suhu kamar.

b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 -8°C.

c. Dibekukan suhu -20°C, -70°C atau -120°C (jangan sampai

terjadi beku ulang).

d. Dapat diberikan bahan pengawet.

e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

Beberapa cara pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini:

a. Darah (Whole Blood)


Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah

berisikan antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi

dengan cara membolak-balik tabung kira-kira 10-12 kali secara

perlahanlahan dan merata.

b. Serum

Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar

selama 20-30 menit, kemudian disentrifuge 3000 rpm selama

5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam

waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Serum yang

memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh

(lipemik).

c. Plasma

1) Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara

pelan-pelan.

2) Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah

pengambilan spesimen.

3) Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah

dan keruh (lipemik).

d. Urine

Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus,

kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam,

sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan

pengolahan terlebih dahulu dengan cara :


1) Wadah urin digoyangkan agar memperoleh sampel yang

tercampur (homogen).

2) Masukkan ±15 ml urin ke dalam tabung sentrifus.

3) Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.

4) Buang supernatannya, sisakan sedimen

B. Analitik

1. Pemeriksaan Spesimen 

Pemeriksaan spesimen pasien di laboratorium klinik pada dasarnya

adalah kegiatan pengukuran analit yang terkandung didalam sampel

tersebut dengan suatu instrumen dan metode tertentu untuk

mengetahui kadar/jumlah analit yang dimaksud. Pengukuran

dilakukan untuk mengetahui kadar/jumlah analit tertentu. misalkan

pada pengukuran kandungan biokimia darah, dilakukan untuk

mengetahui kadar glukosa darah, kadar protein darah, kadar lemak

darah dan lain -lain. Pada pengukuran jumlah sel-sel darah, dilakukan

untuk mnegetahui jumlah sel darah putih (Leukosit), sel darah merah

(Eritrosit), sek trombosit dan kandungan kadar hemoglobin dalam

darah, serta pada pengukuran kandungan (titer) antibodi/antigen yang

ada dalam tubuh seseorang. 

2. Pemeliharaan dan kalibrasi alat 

Kalibrasi peralatan diperlukan untuk mendapatkan hasil

pemeriksaan laboratorium yang tepat. Kalibrasi dilakukan pada saat

awal ketika alat baru diinstal dan diuji fungsi. Pemeliharaan dan
kalibrasi dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam

satu tahun atau sesuai dengan Standar Pedoman Pabrikan Prasarana

alat kesehatan serta peraturan undang-undang instruksi pabrik. 

Setiap peralatan laboratorium harus dilakukan pemeliharaan sesuai

dengan petunjuk penggunaan agar diperoleh kondisi yang optimal,

dapat beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan

pemeliharaan dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat sehingga

diperoleh peningkata  kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja,

pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti, penekanan waktu

luang/penggangguran bagi tenaga pelaksana serta penurunan biaya

perbaikan. setiap alat mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan

didekat atau disamping alat tersebut untuk mencatat setiap tindakan

pemeliharaan yang dilakukan. bila ditemukan kelainan dalam hal

pemeliharaan alat harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab

alat untuk dilakukan perbaikan.

3. Uji Kualitas Reagen 

Dalam proses pemeriksaan laboratorium reagen berperan penting

dalam interpretasi hasil laboratorium. Sebelum melakukan

pemeriksaan, reagen terlebih dahulu harus diuji mutu untuk

mengetahui kelayakan reagen untuk pemeriksaan, sehingga dapat

menghindari kesalahan dalam pemeriksaan dan memperoleh hasil

yang valid. Pengujian kualitas reagen dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui nilainya. 


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 

a. E-tiket/label wadah 

Pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode

bahan, tanggal produksi, dan batas kadaluarsa serta nomor

batch reagen tersebut. 

b. Batas kadaluarsa

Perhatikan batas kadaluarsa yang tercantum dalam kemasan

c. KEadaan fisik 

Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan

tidak terjadi perubahan warna.

d. Penyimpanan

Penyimpanan reagen harus mengikuti ketentuan yag

berlaku untuk setiap jenis reagen. 

e. Cara Pemakaian

Setiap reagen dilengkapi dengan petunjuk cara pemakaian

yang dibuat oleh produsen untuk itu pemakaian reagen harus

sesaui dengan petunjuk yang diberikan.

Uji Kualitas Reagen harus dilakukan ketika : 

a. Bila sudah mendekasi masa kadaluarsa 

b. bila ditemukan atau terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul

kekeruhan, perubahan warna, timbul endapan)

c. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan 

4. Uji ketelitian 
Uji ketelitian dapat digunakan bahan kontrol assayed atau

unassyed. Kegiatan yang harus dilakukan dalam pengujian ini

adalah : 

a. Periode pendahuluan 

Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan

nilai rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya.

b. Periode Kontrol 

Periode ini untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada

hari tersebut. Prosedur periode kontrol untuk pemeriksaan kimia

klinik, hematologi, dan urinalisa

5. Uji Ketepatan

Pada uji ketepatan menggunakan serum kontrol yang telah

diketahui rentang nilai kontrolnya (assayed). Hasil pemeriksaan uji

ketepatan ini dilihat apakah terletak didalam atau diluar rentang nilai

kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. apabila hasil terletak

didalam rentang kontrol, dianggap hasil pemeriksaan tersebut masih

tepat. sehingga, dapat dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen

juga tepat. apabila hasil terletak diluar rentang nilai kontrol, hasil

tersebut dianggap tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan terhadap

spesimen juga dianggap tidak tepat. 

C. Pasca Analitik

1. Cara pencatatan hasil


Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus

dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi

hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam

penyampaian hasil pemeriksaan. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu

pencatatan kegiatan pelayanan, pencatatan keuangan, pencatatan

logistik, pencatatan kepegawaian, pencatatan pemantapan mutu

internal, keamanan kerja dan lain-lain. Pencatatan pelayanan dapat

dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut:

a) Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi data

pasien dan jenis pemeriksaan.

b) Buku register besar/induk berisi: data-data pasien secara lengkap

serta jenis pemeriksaan spesimen.

c) Buku register/catatan kerja harian tenaga kerja. Hal-hal yang

perlu diperhatikan adalah kesesuaian antara pencatatan dan

pelaporan hasil, penulisan angka yang digunakan.

2. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

Spesimen yang telah diperiksa dicatat dan dilaporkan dalam buku

register masing-masing. Bila terjadi pengukuran/pemeriksaan yang

abnormal maka pemeriksaan diulang sebanyak 2-3 kali dan hasil

pemeriksaan dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis Patologi

Klinik atau Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

3. Cara pelaporan
Pelaporan hasil pemeriksaan di olah menjadi laporan kegiatan rutin

harian/bulanan/triwulan/tahunan. Hasil pemeriksaan laboratorium

hematologi, kimia klinik, imunoserologi, urinalisis, rapid test

antigen, rapid test antibodi dan parameter lainnya sesuai dengan

permintaan dicatat dan dilaporkan dalam bentuk blanko hasil

pemeriksaan yang terpisah dan ditanda tangani oleh penanggung

jawab laboratorium atau petugas laboratorium yang memeriksa.

4. Keselamatan kerja

Berbagai tindakan yang dilakukan di dalam laboratorium, baik akibat

spesimen maupun alat laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi

petugas. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas

laboratorium harus melakukan pekerjaannya menurut praktek

laboratorium yang benar.

A. Cara Mencegah Tertelan dan Terkenanya Kulit Serta Mata Oleh

Bahan Infeksi

1) Selama bekerja, partikel dan droplet (diameter > 5 m) akan

terlepas ke udara dan menempel pada permukaan meja serta

tangan petugas laboratorium.

2) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan.

Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.

3) Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau

menyimpan makanan/minuman dalam laboratorium.

4) Jangan menaruh kosmetik dalam laboratorium.


5) Gunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat resiko

percikan bahan infeksi saat bekerja

B. Cara Mencegah Tertusuk Bahan Infeksi

Bekerja dengan hati-hati, mempergunakan jarum suntik sejarang

mungkin, membuka ataupun menutup jarum suntik

menggunakan satu tangan.

C. Tindakan Khusus Terhadap Darah dan Cairan Tubuh

Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas

laboratorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah

seperti virus Hepatitis B, HIV dan lain-lain. Mengambil,

memberi, melabel dan membawa spesimen menggunakan

sarung tangan, hanya 35 petugas laboratorium yang boleh

melakukan pengambilan darah. Setelah pengambilan darah,

lepaskan jarum dari spuit dengan alat khusus yang sekaligus

merupakan wadah penyimpan jarum habis pakai. Tabung

spesimen dan formulir permintaan harus diberi label bahaya

infeksi.

D. Peralatan Yang Perlu Disiapkan Dalam Keamanan Kerja Di

Laboratorium :

1) Baju khusus untuk bekerja (hazmat, jas lab, goun dll)

2) Sarung tangan

3) Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin

desinfektan) dan air mengalir


4) Face shield

5) Masker

6) Penutup kepala

7) Alas Kaki

8) Alkohol 70%

9) Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, lancet

10) Pemancur air (emergency shower)

11) Kabinet keamanan biologis kelas I atau II atau III.

BAB 3

HASIL PRAKTEK KERJA (Kerja Yang sebenarnya)

A. Hematologi

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

Dalam menghadapi pasien dimulai dari pasien datang lalu seorang

petugas menyambut dengan salam, ramah, senyum dan komunikatif.

pasien diarahkan untuk mengisi formulir pendaftaran guna

mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan lalu melakukan

registrasi untuk mendapatkan barcode pasien. Selanjutnya pasien

diarahkan untuk pengambilan sampel untuk pemeriksaan

b. Pengambilan sample/specimen

Pengumpulan sampel dari setiap bangsal dalam tiga shift dengan jam

yang telah ditentukan, kecuali pasien emergensi dan pasien baru


yang harus diketahui hasilnya. untuk waktu pengambilan sampel

dibagi menjadi 3 waktu, yaitu : 

 Waktu dinas pagi 10.00 WITA

 Waktu dinas siang 15.00 WITA 

 Waktu dinas Subuh 05.30 WITA

1. Rapid Test Antigen (Swab Antigen)

Untuk pasien IGD atau pasien yang akan rawat inap maka

dilakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen untuk menghindari

adanya paparan Covid-19. Adapun prosedur dalam pengambilan

spesimen Rapid Test Antigen : 

a. Petugas laboratorium memberikan salam 

b. petugas laboratorium memperkenalkan diri kepada pasien 

c. menjelaskan tindakan yang akan dilakukan 

d. buka kemasan alat swab hidung, masukkan alat swab ke

rongga hidung ( 2-3cm). usapkan swab di sekeliling

dinding setiap rongga hidung 

e. buka tutup tube yang telah berisi cairan, segera masukkan

alat swab ke dalam tube terbuka yang telah berisi cairan

hingga menyentuh dasar tube, aduk dan putar alat swab

sampai tercampur. Tutup tube yang berisi cairan dan

sampel.

f. siapkan test strip, lalu teteskan 2-3 tetes pada lubang

sampel. Tunggu selama 5 menit.


g. Lalu baca hasilnya.

2. Pengambilan darah vena menggunakan spuit

a. Alat dan Bahan

1) Spuit (3cc dan 1cc)

2) Touniquet

3) Kapas Alkohol

4) Bantalan

5) Plester

6) Tabung Vakum

b. Prosedur Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

mengambil darah vena.

2) Mencocokkan identitas pasien dan memberikan barcode

pada tabung sesuai dengan formulir pemeriksaan 

3) Meminta pasien untuk meluruskan tangannya pada

bantalan diatas meja dengan telapak tangan menghadap

keatas.

4) Memasangkan touniquet pada lengan pasien kira-kira 10

cm diatas lipatan siku.

5) Meminta pasien untuk mengepalkan dan membuka

tangannya beberapa kali untuk mengisi pembuluh darah.

6) Melakukan palpasi untuk mendapatkan area vena atau

tempat yang akan di tusuk.


7) Lokasi tersebut di bersihkan dengan kapas alkohol dan

dibiarkan mengering.

8) Jarum spuit dipegang dengan tangan kanan dan ujung

telunjuk menekan ujung semprit

9) Kulit pasien dikencangkan dengan jari telunjuk dan ibu

jari kiri di atas pembuluh darah agar pembuluh darah

tidak bergerak, kemudian jarum dimasukkan dengan sisi

menghadap keatas dan membentuk sudut 25 derajat.

jarum dimasukkan sepanjang pembuluh darah lebih

kurang 1-1,5 cm. Dengan tangan kiri phlebotomis,

penghisap jarum spuit ditahan perlahan-lahan, sehingga

darah masuk kedalam jarum spuit.

10) Kepalan tangan pasien dibuka dan ikatan tourniquet di

lepaskan sampai didapat sejumlah darah yang

dibutuhkan.

11) Pada tempat tusukan di letakkan kapas kering dan jarum

ditarik kembali. Bekas tusukan di plester.

12) Jarum dilepaskan dari sempritnya dan alirkan darah

kedalam tabung melalui dinding.

3. Pengaambilan darah vena menggunakan vacutainer

a. Alat dan Bahan

1) Jarum dua sisi 

2) Holder 
3) Tourniquet

4) Kapas Alkohol 

5) Bantalan 

6) Plester 

7) Tabung Vacutainer

b. Prosedur Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

mengambil darah vena

2) Mencocokkan identitas pasien dan memberikan

barcode pada tabung sesuai dengan formular

pemeriksaan

3) Meminta pasien untuk meluruskan tangannya pada

bantalan meja dengan telapak tangan menghadap keatas

4) Memasangkan tourniquet pada lengan pasien kira-kira

10 cm diatas lipatan siku

5) Meminta pasien untuk mengepalkan dan membuka

tangannya beberapa kali untuk mengisi pembuluh

darah.

6) Melakukan palpasi untuk mendapatkan area vena atau

tempat yang akan di tusuk.

7) Lokasi tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol dan

dibiarkan mengering.
8) Sebelumnya telah dipasangkan jarum dua sisi dengan

holder dan disiapkan beberapa tabung vacutainer yang

diperlukan sesuai jenis pemeriksaan.

9) kulit pasien dikencangkan dengan jari telunjuk dan ibu

jari kiri di atas pembuluh darah agar pembuluh darah

tidak bergerak, kemudian jarum ditusukkan dengan sisi

menghadap ke atas dan membentuk sudut 25 derajat.

Jarum ditusukkan sepanjang pembuluh darah lebih

kurang 1-1,5 cm. Jika jarum telah masuk ke dalam

vena, akan terlihat darah masuk ke dalam indikator

pada jarum. Lalu pasangkan tabung vacutainer sesuai

jenis pemeriksaan, tunggu sampai tabung vacutainer

terisi penuh sesuai kapasitas tabung.

10) Setelah tabung vacutainer terisi penuh tabung

vacutainer dicabut, kemudia torniquet dilepaskan.

11) Menutup bagian tusukan dengan kapas lalu jarum

dicabut kemudia tempelkan plester pada bekas tusukan.

c. Penanganan sample/specimen

Setelah pengambilan sampel, sampel beserta form permintaan

pemeriksaan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa 

d. Pengiriman specimen

1. Untuk pemeriksaan tertentu, spesimen dikirim ke laboratorium

lain 
2. Spesimen yang dikirim berupa serum atau whole blood

tergantung pemeriksaannya 

3. Spesimen dimasukkan ke dalam tabung yang ditutup rapat dan

tidak bocor serta diberi identitas pasien (nama, nomor RM,

tanggal lahir, tanggal pengambilan sampel, asal ruangan, nama

dokter)

4. Dalam pengiriman, spesimen dimasukkan dalam tempat khusus

agar tidak terkena sinar matahari langsung.

e. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

Spesimen yang sudah diambil langsung diperiksa, setelah proses

pengambilan spesimen dan registrasi. Spesimen menggunakan darah

EDTA, sebelum dilakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu

dihomogenkan atau di rotator. Untuk PT dan APTT darah di

sentrifuge terlebih dahulu 3000 rpm selama 5 menit

B. Analitik

A. Pemeriksaan spesimen

1. Pemeriksaan Darah Rutin

a) Hematology Analyser Sysmex XN-L Series (XN-450) (5 diff)

Parameter : Hemoglobin, Hematokrit, MCV, MCH,MCHC,

Hitung jenis Leukosit, Hitung Jumlah Eritrosit,

Hitung Jumlah Trombosit, Morfologi Darah Tepi,


Laju Endap Darah (LED) 1-2/jam, Neutrophil

Lymphocytes Ratio (NLR) 

Prinsip    : Alat ini berjalan dengan metode tabung tertutup  

sehingga mengurangi terjadinya kontaminasi

pada sampel dan memprioritaskan hasil kualitas

sistem hematologi yang berkualitas.

mengidentifikasi yang cerdas dengan memulai

dan mengelola sampel dalam hitungan detik.

Sampel            : Darah EDTA 

Prosedur Kerja : 

“START UP”

1. Periksa tempat pembuangan limbah, buang bila penuh,

nyalakan IPU 

2. Log On IPU, Log On Name : Lab (abaikan password)

3. Tombol On/Off pada posisi On 

4. Alat akan melakukan pengecekan secara otomatis

selama 10 menit ( parameter yang di background check

adalah WBC-D, RBC, HGB, PLT-1, dan PLT-O.

5. Setelah selesai pengecekan maka lampu akan berwarna

hijau “Ready”

“RUNNING SAMPEL”

1. Tekan “Manual” analysis


2. Tekan “Input” tulis nomor RM pasien tekan “OK” lalu

tulis nama pasien tekan “OK”, isi jenis kelamin pasien

tekan “OK”.

3. Masukkan sampel kedalam aspiration port kemudian

tekan tombol hijau (tombol start)

4. Hasil ditulis pada buku register sysmex dan pada blanko

hasil pasien.

b) Hematology Analyser Swelab Alfa (3 diff)


Parameter  : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit,

Eritrosit, MCV, MCH, MCHC

Metode       : Colorimetri, Analyzer Calculates, Impedance 

Prinsip     : Penganalisisan dengan sistem Swelab Alfa yang

berjalan dalam metode terbuka. Alat ini

memprioritaskan hasil kualitas sistem

hematologi yang berkualitas , mengidentifikasi

yang cerdas dengan mulai dan mengelola

sampel dalam hitungan detik.

Sampel        : Darah EDTA

Prosedur Kerja  : 

1. Nyalakan stavolt, UVS dan hidupkan swelab alpha

dengan menekan ON pada bagian belakang alat.

2. Biarkan alat melakukan self inisiasi dengan meneka

EXIT sebelum digunakan. Tekan MENU klik Prime

Cycle tunggu hingga selesai.


3. Mencari nilai BACKGROUND COUNT, pilih NEW

SAMPLE kemudian pilih tombol NEXT pastikan diseq

tertulis BACKGROUND.

4. Tekan PLATE yang terdekat dibelakang jarum

prediluted tunggu hingga hasil BACKGROUND nya

keluar.

5. Pastikan nilai BACKGROUND masuk dalam rentang

normal maka nilai semua parameter akan nol yang

berarti dalam kondisi blank sudah baik.

6. ikuti sesuai dengan perintah dalam layar dengan

menekan tombol keypad dan keyboard yang telah

disediakan.

7. lakukan mode pengukuran sesuai dengan jumlah

spesimen darah dan human pasien : laki-laki, wanita,

anak, bayi.

8. RUNNING SAMPLE kemudian pilih menu NEW

SAMPLE, masukkan nama pasien dengan mengetik

ABC, memasukkan no RM pasien dengan mengetik

123, dan mengganti identitas pasien dengan menekan

NEXT PROFILE.

9. Menghomogenkan sampel dan perhatikan apakah ada

gumpalan.
10. Letakkan sampel dibawah jarum prediluted kemudian

tekan PLAT dibelakangnya, tuggu hingga di display

menampilkan REMOVING TUBE dan mengeluarkan

bunyi tanda aspirasi selesai. Tarik tabung dari jarum

aspirasi.

11. tunggu sampai hasil keluar. Hasil akan diprint out

secara otomatis.

12. Catat dalam buku register swelab dan pada blanko hasil

pasien 

c) Differential Counting (Pewarnaan apusan darah)

Parameter : Hitung Jenis Leukosit

Metode : Mikroskopik

Sampel : Darah EDTA (Whole Blood)

Prosedur kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan 

2. Menuliskan identitas pasien dengan format nama pada

slide 

3. Meneteskan lebih kurang 10 ul sampel darah diatas

slide 

4. meletakkan slide pendorong, buat sudut lebih kurang 45

derajat diantara slide apusan, biarkan darah menyebar

ke seluruh ujung slide pendorong 


5. Mendorong ke arah depan dengan tetap

mempertahankan sudutnya.

6. Mengeringkan slide apusan pada suhu ruang 

7. Meletakkan sediaan apus diatas bak tempat pewarnaan 

8. Meneteskan zat warna wright sampai menutupi

permukaan apusan 

9. Meneteskan aquadest dengan perbandingan 1:1 dengan

zat warna wright 

10. Meratakan zat warna pada permukaan slide agar zat

warna merata

11. Biarkan selama 15 menit

12. Membilas dengan air mengalir untuk menghilangkan

semua kelebihan zat warna

13. Meletakan sediaan apus dengan posisi tegak dan

biarkan mengering

14. Meneteskan oil imersi diatas sediaan apus 

15. Memeriksa di bawah mikroskop dengan perbesaran

100 

16. Mencatatat hasil jumlah leukosit segmen, stab cell,

monosit, limfosit, eosinofil, dan basofil.

d) Pemeriksaan Laju Endap Darah

Prinsip : Darah dengan antikoagulan (NaCl 0,9%)

dimasukkan kedalam tabung khusus dengan


pebandingan tertentu yang diletakkan tegak

lurus dan dibiarkan selama 1 jam, maka

eritrosit akan mengendap dan dihitung tinggi

plasma terhadap eritrosit.

Sampel             : Darah EDTA

Prosedur Kerja : 

1. Darah dimasukkan kedalam tabung sediplast berisi

antikoagulan NaCl 0,9% dengan perbandingan 1:4

(darah : koagulan)

2. Darah dihisap dengan sediplast sampai tanda 0

3. Letakkan pada rak tabung secara vertical

4. hasil pemeriksaan : tinggi plasma dibaca setelah 1 jam

dan dinyatakan dalam mm/jam

Interprestasi Hasil :

1. Laki-laki <50 th : 0-15 mm/jam 

2. Laki-laki >50 th : 0-20 mm/jam

3. Perempuan <50 th : 0-20 mm/jam

4. Perempuan >50 th : 0-30 mm/jam

e) PT dan APPT

Prinsip : Prinsip PT adalah mengukur lamanya terbentuk

bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada

subu 37oC ditambahkan reagen trombopastin

jaringan dan kalsium.


Prinsip APPT adalah mengukur lamanya terbentuk

bekuan bila ke dalam plasma ditambahkan reagen

tromboplastin parsial dan activator serta ion kalsium

pada suhu 37oC. reagen tromboplastin parsial adalah

fosfolipid sebagai pengganti PF-3.

Sampel : Darah Vena dengan antikogulan Natrium Sitrat

Prosedur Kerja :

1. Prosedur menghidupkan dan menjalankan sampel pada

Sysmex CA 600

a. Periksa ketersediaan botol solution 

b. Periksa keadaan limbah botol 

c. Periksa tempat limbah tabung reaksi 

d. Periksa tabung reaksi pada tempatnya

e. Periksa thermal paper 

f. Siapkan reagen yang akan dipakai 

g. Nyalakan analyser, pastikan pada alat “READY”

tunggu alat melakukan warning up 

h. Matikan alat dengan menyentuh layar dan ditahan

beberapa detik pilih menu shutdown

2. Running Sampel

a. Pilih parameter yang diperiksa yaitu PT dan APTT,

pastikan parameter yang dipilih pada tampilan

berupa lingkaran “O”


b. Ketik “ID No Entry” lalu ketik nomor RM sampel

yang akan diperiksa, tekan “Enter”

c. Tekan “Quit” dan klik “Start” untuk memulai

running.

d. Klik “First Tube” untuk memulai tabung dari awal

atau,

e. Klik “Continue” untuk melanjutkan dari posisi

tabung reaksi terakhir

f. Tunggu, hasil akan keluar pada printer dan pada

menu “Stored Data” dilayar

Interprestasi Hasil

a. Prothombin Time (PT) = 11 - 15 detik 

b. Activated Partial Tromboplastin Time (APTT) = 25

- 35 detik

f) Analisa Gas Darah

Prinsip : Gas sampel yang diambil melalui problr akan masuk

ke setiap sampel sel secara bergiliran dimana gas

sampel akan dibandingkan dengan gas standar

melalui pemancaran system inframerah dimana

akan menghasilkan perbedaan Panjang gelombang

yang akan di konfersi receiver menjadi sinyal

analog
Sampel : Darah dengan antiloagulan heparin

Prosedur kerja :

a. Simulator 

1. Tekan tombol ON/OFF pada analyzer klik Menu

(tampilan banyak), lalu tekan no 3 dan no 4

2. Simulator Barcode di scan dengan menekan tombol

SCAN 

3. Masukkan Electronic Simulator tunggu selama 60 detik 

4. Lihat hasil PASS atau FAIL, jika FAIL ulangi sekali

lagi, jika PASS alat siap digunakan

b. Persiapan Sampel 

1. Dari test MENU tekan no 2 ( I STAT CATRIDGE)

2. Masukkan atau scan Operator ID

3. Masukkan atau scan Pasien ID (untuk hold, tekan panah

kiri, pilih no 1 YES lalu ENTER)

4. Scan barcode catridge, alat siap digunakan 

5. usahakan menggunakan alat dalam waktu kurang dari

15 menit

c. Pemeriksaan Sampel 

1. Ambil sampel darah yang akan diperiksa 

2. Homogenisasi sampel selama 5 detik, buang sampai 2-3

tetes

3. masukkan sampel kedalam CATRIDGE sesuai fill mark


4. Tutup sampel well dengan snap closure

5. Masukkan catridge ke catridge port pada analyzer 

6. Letakkan analyzer pada permukaan datar 

7. tunggu hingga hasil pemeriksaan tertera pada display

screen 

8. Lakukan prosedur cetak hasil jika dibutuhkan 

9. Tekan angka 1 untuk melepaskan catridge 

d. Cetak Hasil 

1. Baca hasil pemeriksaan yang tertera pada display

screen 

2. Tekan ARROW KEY untuk melihat BAR GRAPH 

3. Cetak hasil dengan mendekatkan IR ANALYZER

dengan IR PRINTER dan tekan tombol PRINT 

4. Pastikan status printer dalam kondisi ON (lampu

menyala hijau)

5. Secara otomatis hasil tercetak dalam THERMAL

PAPER

B. Pemeliharaan dan kalibrasi alat

1. Sentrifuge 

a. Pemeliharaan 

1) Meletakkan sentrifuge pada tempat yang datar 


2) Membersihkan dinding bagian dalam dengan larutan

antiseptik setiap 1 bulan sekali atau bila terjadi tumpahan

atau ada tabung yang pecah

3) Menggunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai

dengan sentrifuge

4) Menyeimbangkan beban sebelum sentrifuge dijalankan

5) Memastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan

rapat sebelum di sentrifuge dijalankan

6) Menghentikan rotasi jangan dipaksa, biarkan sampai putaran

berhenti sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 

2. Mikroskop

a. Pemeliharaan 

1) Meletakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin 

2) Mematikan lampu mikroskop setelah selesai digunakan 

3) Membersihkan lensa obyektif dan lensa okuler 

4) Tidak boleh menyentuh lensa obyektif dengan jari 

5) Saat mikroskop tidak digunakan, lensa obyektif

dikembalikan pada perbesaran paling kecil dan menutup

makrometer 

3. Lemari es 

a. Pemeliharaan 

1) Mengusahakan agar lemari es selalu dalam keadaan hidup 

2) Mencatat suhu lemari es setiap hari


4. Swelab Alpha

a. Harian 

 Prime System 

1. Cari “Menu”

2. Tekan “Advance”, cari “Prime System”

3. Tunggu hingga proses selesai 

4. Tulis jam melakukan dan tandatangani di formulir

pemeliharaan alat

 Background

Cari Background dan tunggu sampai prosessing selesai 

5. Sysmex 

a. Running QC (Control)

1) Pada menu tekan QC analyzer, pilih menu analyzer level 1,

2 atau 3 klik “OK”

2) Tekan “Manual” analysis, letakkan control level 2

(NORMAL) pada aspiration pipette

3) Tekan tombol hijau atau start, analisa hasil QC, klik accept

4) Catat hasil control pada buku register control

C. Uji kualitas reagen

1. Mengganti reagen yang telah habis masa kadaluarsanya 

2. Untuk nilai-nilai kontrol dan kalibrator dengan lot baru harus

sesuai dengan metode yang dipakai pada pemeriksaan tersebut


3. Reagen dengan lot baru dikalibrasi dengan menggunakan

kalibrator

D. Uji ketelitian

1. Memasukkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi (SD) dan

batas peringatan (mean + SD) berdasarkan nilai rujukan control

pada alat 

2. Menentukan persyaratan hasil pemantapan mutu internal

terkontrol. Hasil pemeriksaan serum control harus terletak dalam

nilai batas yang dapat diterima

2. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)


7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung jawab

akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di loket

satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran

2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi

jika didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya

sebagai konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan

1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan pengecekan

ulang nilai hasil pemeriksaan 


2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis akan

dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab

d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard


4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium

7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


B. Kimia Klinik

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

Dalam menghadapi pasien dimulai dari pasien datang lalu seorang

petugas menyambut dengan salam, ramah, senyum dan komunikatif.

pasien diarahkan untuk mengisi formulir pendaftaran guna

mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan lalu melakukan

registrasi untuk mendapatkan barcode pasien. Selanjutnya pasien

diarahkan untuk pengambilan sampel untuk pemeriksaan

b. Pengambilan sample/spesimen

Pengumpulan sampel dari setiap bangsal dalam tiga shift dengan jam

yang telah ditentukan, kecuali pasien emergensi dan pasien baru

yang harus diketahui hasilnya. untuk waktu pengambilan sampel

dibagi menjadi 3 waktu, yaitu :


 Waktu dinas pagi 10.00 WITA

 Waktu dinas siang 15.00 WITA

 Waktu dinas Subuh 05.30 WITA

Untuk waktu pengambilan sample pasien rawat jalan terdapat tiga

shift yaitu:

 Waktu dinas pagi 08.00 - 13.00 WITA

 Waktu dinas siang 13.00 - 20.00 WITA 

 Waktu dinas malam 20.00 - 08.00 WITA

c. Penanganan sample/spesimen

Setelah pengambilan sampel, sampel dibawa ke laboratorium untuk

diperiksa

d. Pengiriman spesimen

1. Untuk pemeriksaan tertentu, spesimen dikirim ke laboratorium

lain

2. Spesimen yang dikirim berupa serum atau whole blood

tergantung pemeriksaannya

3. Spesimen dimasukkan ke dalam tabung yang ditutup rapat dan

tidak bocor serta diberi identitas pasien (nama, nomor RM,

tanggal lahir, tanggal pengambilan sampel, asal ruangan, nama

dokter)

4. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

e. Pengolahan dan Penyimpanan spesimen


2. Analitik

a. Pemeriksaan spesimen

1. Pemeriksaan kimia darah 

A. Biosystem BA-200 

Parameter : Gula darah, fungsi ginjal (BUN,

creatinine),

lemak (kolestrol, trigliserida, HDL, LDL),

protein (albumin, protein total), bilirubin,

CRP, dan asam urat.

Metode : Untuk mengetahui skrining dan

diagnosis  penyakit sehingga membantu

untuk menentukan terapi, memantau terapi

dan membantu menentukan faktor risiko

penyakit.

Prinsip : Alat melakukan pemipetan sampel dalam

cup yang berisi serum dan reagen dalam

alat

secara otomatis dan hasil akan terlihat pada

layer komputer yang tersambung dengan

program alat 

Prosedur Kerja :
1. Klik icon “TABUNG/SAMPLE REQUEST” kemudian

masukkan Nama Pasien dan Nomor RM pada kolom

“PATIENT/SAMPLE” .

2. Pilih “TEST” untuk menentukan parameter pemeriksaan.

3. Kemudian klik “ADDITIONAL SAMPLE

INFORMATION” untuk melengkapi nama pasien dan

jenis kelamin pasien, klik tanda “CHECKLIST (√)”. 

4. Setelah pasien telah terdaftar di “WORKSESSION

PREPARATION” klik “POSITIONING SELECTED

SAMPLE”. 

5. Klik tanda “TABUNG” (pojok kiri bawah), sampel

secara otomatis terdaftar di rak secara berurutan

6. Buku tutup cover utama alat dan cover bagian dalam. 

7. Jika semua sampel sudah berada pada posisi yang benar

maka klik tanda  “CHECKLIST (√)”, pastikan

WASHING terisi penuh, botol pembuangan kosong,

serta semua botol reagen dan sampel pada posisi yang

benar. 

8. Tutup cover utama dan bagian dalam.

9. Klik tanda pada control bar kemudian alat akan mulai

bekerja secara otomatis, dan hasil pemeriksaan akan

diprint out secara otomatis.


Contoh pemeriksaan :

B. Pentra C400 

Parameter : Gula darah, fungsi ginjal (BUN,

creatinine), lemak (kolestrol, trigliserida,

HDL, LDL),protein (albumin, protein

total), bilirubin, CRP, dan asam urat.

Tujuan : Untuk mngetahui skrining dan diagnosis 

penyakit sehingga membantu untuk 

menentukan terapi, memantau terapi, dan 

membantu menentukan faktor risiko

penyakit.

Prinsip : Alat melakukan pemipetan sampel dalam

cup  yang berisi serum dan reagen dalam

alat

secara otomatis dan hasil akan terlihat pada

layer komputer yang trsambung dengan

program alat. 

Prosedur Kerja :

1. Hidupkan alat tekan tombol POWER disebelah kanan

bawah alat.
2. Masukkan USERNAME dan PASSWORD.

3. Start UP, tunggu sampai ready.

4. Pilih menu “SERVICES”.

5. Pilih menu “CUSTOMER SERVICE”.

6. Klik “SAMPLE PRECUSSURE CAL” tunggu sampai

selesai.

7. Klik “REPLACE SYRINGE PLUNGER TIPS” tunggu

selesai.

8. Klik “CLEAN WASH TOWER” tunggu selesai.

9. Kembali ke menu awal (pilih hijau pojok kanan atas).

Mengerjakan Control :

1. Klik menu “WORKLIST”.

2. Pilih “CONTROL”. 

3. Klik tanda (+).

4. Pilih “No.1” (untuk CRP), “NO.2” untuk (Gluk, Ur, Cr,

UA).

5. Pilih “CHECKLIST (√)”.

6. Klik gambar tabung reagen (untuk melihat posisi

control).

7. Letakkan control sesuai posisi.

8. Kembali ke menu awal dan klik tombol “START” (pojok

kiri atas).

Mengerjakan Sampel Pasien :


1. Pilih menu “WORKLIST”, klik “PASIEN”.

2. Klik tana “(+)”, isi nama pasien dan nomor ID klik

parameter pemeriksaan.

3. Klik “CHECKLIST (√)”, kemudian klik “WORKLIST”

masukan sampel sesuai posisi.

4. Klik “START”.

5. Untuk memprint hasil pemeriksaan pilih menu

“RESULT VALIDATION”.

6. Pilih kaca pembesar, klik “DATA PRINT”.

Contoh hasil pemeriksaan : 

C. Elektrolit

Parameter : Elektrolit atau panel elektrolit adalah tes

darah yang berguna mengukur kadar

elektrolit dalam darah. Metode ini dapat

memeriksa kondisi, termasuk dehidrasi,

penyakit kardiovasskular dan penyakit

ginjal.

Tujuan : Untuk mengukur kadar elektrolit dalam

darah.

Prinsip : Alat akan mengisap sampel berupa serum

dengan mengeluarkan jarum dari dalam

alat. Celupkan jarum ke dalam serum dan

tekan alat untuk melakukan pemeriksaan


Prosedur Kerja :

a. Daily Cleaner 

1. Analyzer Blood tekan “No” 1x

2. Daily Cleaner tekan “Yes” 1x masukkan Daily

Cleaner ke dalam Probe Sample tekan “Yes” 1x.

b. Calibration

1. Analyzer Blood tekan “No” 3x.

2. Second Oper Funct tekan “Yes” 1x.

3. Calibration tekan “Yes” tunggu beberapa saat

kembali ke Analyzer Blood.

c. Kontrol

1. Analyzer Blood tekan “No” 3x.

2. Second Menu tekan “Yes” 1x, “No” 3x.

3. Quality Control tekan “Yes” 1x, Run Control tekan

“Yes”.

4. Normal Control (Tekan “Yes” 1x).

5. High Control (Tekan “No”).

6. Tekan “No” sampai muncul Analyzer Blood.

d. Sampel

1. Analyzer Blood tekan “Yes”.

2. Masukkan sampel ke dalam Probe tekan “Yes” 1x.


3. Tunggu beberapa saat sampai hasil terbaca pada

kertas print.

Contoh hasil pemeriksaan :

INI ISINYA FOTO

b. Pemeliharaan dan kalibrasi alat

c. Uji kualitas reagen

d. Uji ketelitian

e. Uji ketepatan

3. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)


7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung

jawab akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di

loket satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran

2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi jika

didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya sebagai

konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan

1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan pengecekan

ulang nilai hasil pemeriksaan 


2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis akan

dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab

d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard


4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium

7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

8. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


C. Urinalisa

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

Sebelum dilakukan pengambilan pada specimen dilakukan persiapan

pasien untuk bisa mendapatkan specimen yang sesuai pada jenis

pemeriksaannya. Pasien diarahkan untuk menampung urin diwadah

yang sudah disediakan oleh laboran. Kemudian pasien meletakkan

sampel ditempat yang sudah disediakan

b. Pengambilan sample/specimen

Syarat specimen yang dilakukan pemeriksaan harus memenuhi

syarat sesuai jenis pemeriksaannya :

1) Volume urin yang mencukupi

2) Tidak tercampur dengan air

3) Penampung wadah harus sesuai

4) Identitas dan data pasien harus benar


c. Penanganan sample/specimen

Dalam uji carik celup, tidak perlu adanya perlakuan khusus pada

spesimen, kecuali ada peeriksaan yang harus dilakukan sebelum 1

jam.

d. Pengiriman specimen

e. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

1) Pengolahan Spesimen

2) Penyimpanan Spesimen

Spesimen saat diambil harus segera dilakukan pemeriksaan,

karena dapat berubahnya stabilitas specimen. Berikut faktor yang

dapat mempengaruhi stabilitas specimen :

a. Terjadinya kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.

b. Terkena sinar matahari

c. Pengaruh pada suhu

2. Analitik

a. Pemeriksaan spesimen

1. Urinalisa

Metode : Makroskopis warna & kejernihan urine

Alat : Tabung Reaksi

Sampel : Urine

Cara Kerja :
1) Menulis identitas di tabung berupa nama pasien, No rekam

medik, dan keterangan kamar (pasien rawat inap)

2) Menulis identitas di tabung berupa nama pasien, No rekam

medik dan tanggal lahir (pasien luar dan baru)

3) Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering

4) Homogenkan terlebih dahulu urin pada pot sampel

5) Mengisi tabung reaksi dengan urin ±3/4 tabung

6) Mengamati warna dan kejernihan urin di tempat terang

7) Mencatat hasil

Interprestasi hasil :

a) Warna : Tidak berwarna / jernih, kuning muda, dan

kuning tua

b) Kejernihan : Jernih, agak keruh, keruh, dan sangat keruh

2. Kimia Urine

Metode : Carik Celup

Alat : Urine chemistry analyzer dan tabung reaksi

Reagen : Stick multi test urine

Sampel : Urine

Cara Kerja :

1) Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering

2) Mengisi tabung reaksi dengan urine ±3/4 tabung

3) Klik menu ESC 2 kali, pilih tombol klik menu

registration
4) Masukkan nama, warna, dan kekeruhan

5) Klik enter, kemudian klik ESC lagi 2 kali, kemudian pilih

menu one / one

6) Masukkan stik ke dalam tabung reaksi yang sudah

ditambahkan urine selama 10-15 detik. Kemudian masukkan

ke Urine chemistry analyzer

7) Kemudian klik enter

8) Menunggu hasil Analisa keluar, hasil yang akan keluar

diantaranya hasil pH, BJ, protein, bilirubin, urobilinogen,

glukosa, keton, eritrosit, leukosit, blood. Kemudian catat

hasil sesuai identitas pasien

3. Mikroskopis Urine

Metode : Mikroskopik

Alat : Mikroskop, sentrifuge, tabung reaksi objek glass

dan cover glass

Sampel : Urine

Cara Kerja :

1) Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering

2) Mengisi tabung reaksi dengan urine ±3/4 tabung

3) Sentrifuge urine selama 3 menit dengan kecepatan 40 rpm

4) Buang supernatant urine, kemudian homogenkan endapan

lalu tuang diatas objek glass kemudian tutup dengan cover

glass
5) Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 dan 40 x

6) Catat hasil

b. Pemeliharaan dan kalibrasi alat

1. Klik menu ESC 2 kali, pilih tombol klik menu kalibrasi

2. Klik enter, kemudian klik ESC lagi 2 kali, kemudian pilih menu

one / one

3. Masukkan stik ke dalam alat Urine chemistry analyzer

4. Kemudian klik enter

5. Menunggu hasil Analisa keluar,

3. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)


7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung jawab

akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di loket

satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran

2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi jika

didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya sebagai

konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan
1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan pengecekan

ulang nilai hasil pemeriksaan 

2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis akan

dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab

d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard


4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium

7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

8. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


D. Imunoserologi

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

Dalam menghadapi pasien dimulai dari pasien datang lalu

seorang petugas menyambut dengan salam, ramah, senyum dan

komunikatif. pasien diarahkan untuk mengisi formulir pendaftaran

guna mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan lalu

melakukan registrasi untuk mendapatkan barcode pasien.


Selanjutnya pasien diarahkan untuk pengambilan sampel untuk

pemeriksaan.

b. Pengambilan sample/specimen

Pengumpulan sampel dari setiap bangsal dalam tiga shift

dengan jam yang telah ditentukan, kecuali pasien emergensi dan

pasien baru yang harus diketahui hasilnya. untuk waktu pengambilan

sampel dibagi menjadi 3 waktu, yaitu : 

 ·   Waktu dinas pagi 10.00 WITA

 ·   Waktu dinas siang 15.00 WITA 

 ·   Waktu dinas Subuh 05.30 WITA

c. Penanganan sample/specimen

Setelah pengambilan sampel, sampel dibawa ke

laboratorium untuk diperiksa.

d. Pengiriman specimen

1. Untuk pemeriksaan tertentu, spesimen dikirim ke laboratorium

lain.

2. Spesimen yang dikirim berupa serum atau whole blood

tergantung pemeriksaannya.

3. Spesimen dimasukkan ke dalam tabung yang ditutup rapat dan

tidak bocor serta diberi identitas pasien (nama, nomor RM,

tanggal lahir, tanggal pengambilan sampel, asal ruangan, nama

dokter).
4. Dalam pengiriman, spesimen dimasukkan dalam tempat khusus

agar tidak terkena sinar matahari langsung.

e. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

Spesimen yang sudah diambil langsung diperiksa, setelah

proses pengambilan spesimen dan registrasi. Spesimen

menggunakan darah EDTA, sebelum dilakukan pemeriksaan darah

terlebih dahulu dihomogenkan atau di rotator. Untuk pemeriksaan

imunoserologi, darah di sentrifuge terlebih dahulu 3000 rpm selama

5 menit.

2. Analitik

a. Pemeriksaan spesimen

Pemeriksaan Imunoserologi adalah pemeriksaan dengan spesimen

utamanya berupa darah/plasma/serum untuk mendeteksi awal adanya

infeksi virus, memperkirakan status imun dan pemantauan respon

pasca vaksinasi. adapun pemeriksaan yang digunakan dalam

menunjang bidang imunoserologi sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Golongan Darah 

Prinsip  :Reaksi antigen yang terdapat pada permukaan

eritrosit dengan antibody yang sama sehingga

terbentuk aglutinasi

Prosedur Kerja :
1) Teteskan 1 tetes reagen anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D

secara terpisah di atas slide aglutinasi.

2) tambahkan masing-masing 1 tetes darah di atas slide yang

sudah diberi reagen lalu homogenkan, kemudian di

goyang selama 2 menit.

3) dilihat adanya aglutinasi pada slide.

Interpretasi Hasil

Reagen Reagen Reagen Reagen


Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D

A+ (+) (-) (+) (+)

B+ (-) (+) (+) (+)

AB+ (+) (+) (+) (+)

O+ (-) (-) (-) (+)

Contoh pemeriksaan golongan darah :

2. Rapid Test Antigen Covid-19

Tujuan : Untuk skrining orang yang beresiko dan

untuk isolasi kasus positif secara tepat.


Prinsip :  Antibodi SARS-CoV- dilapisi partikel di

garis uji. selama pengjian, spesimen akan

bereaksi dengan membran dengan gaya

kapilaritas dan bereaksi dengan lapisan

antibodi SARS-CoV-2 di daerah garis uji.

Campuran tersebut akan bermigrasi menuju

membran dengan kapilaritasnya dan bereaksi

dengan lapisan antibodi SARS-CoV-2 di

daerah garis uji. Jika, spesimen mengandung

antigen SARS-CoV-2 maka akan muncul

muncul warna pada garis test. Jika, spesimen

tidak mengandung antigen SARS-CoV-2

tidak akan muncul warna merah pada garis

test

Prosedur Kerja :

1) Pasien dipersilahkan untuk duduk dan diharuskan untuk

mendongakkan kepalanya dan tetap menutup mulut

dengan maskernya.

2) Pasien diharapkan menarik nafas dan menahannya saat

swab steril sudah dimasukkan ke dalam saluran hidung

(jika pasien gugup atau tegang harap untuk

menenangkannya dan dibuat rileks).


3) Swab steril dimasukkan ke dalam hidung dan apabila

sudah mencapai area pengambilan lender nasofaring,

maka putarlah swab perlahan dengan cara hati-hari.

4) Apabila dirasa lender sudah terkumpul pada ujung swab,

maka keluarkanlah swab steril secara perlahan. Swab

bagus tidak mengandung darah.

5) Selanjutnya, swab dimasukkan ke dalam extraction

buffer tube. Sambal diremas pada tubenya dan diputar

lebih dari 5 kali hingga homogen.

6) Kemudian keluarkan swab sambal menekan sisi tube

untuk mngeluarkan cairan dari ujung kapas swab.

7) Tutup tube nozzele cap ( tutup nosel) sampai rapat.

8) Tambahkan 3 tetes specimen dari extraction buffer tube

ke sumur specimen pada perangkat uji. (tidak ada

penambahan buffer lagi).

9) Tulis waktu saat specimen sudah diteteskan ke perangkat

uji.

10) Baca hasil tes dalam rentang 15-30 menit (rata-rata

waktu paling lama 20 menit).

Interprestasi Hasil

a) Positif : Terdapat garis bewarna merah pada ‘’C’’

dan ‘’T’’.
b) Negatif : Hanya terdapat garis bewarna

merah pada ‘’C’’ saja

c) Invalid : tidak terdapat garis bewarna merah

pada’’C’’.

Contoh Pemeriksaan Rapid Test Antigen Covid-19

3. ViroCheck HIV 1/2

Prinsip  : Saat spesimen diteteskan ke dalam sumuran pada kaset,

konjugat dan spesimen bermigrasi dengan difusi pasif,

kemudian konjugat dan spesimen berikatan dengan

antigen rekombinan yang dimobilisasi pada membran

nitroselulosa. Kompleks antigen-antibodi HIV tipe 1 atau

HIV tipe 2 dengan spesimen, menghasilkan warna pada

area tes 1 dan area tes2 dalam waktu -20 menit.


Spesimen selanjutnya bergerak terus mengantarkan

konjugat untuk berikatan dengan kontrol sehingga

terbentuk warna pada area kontrol.

Prosedur Kerja :

1) Semua alat harus dibiarkan berada dalam suhu ruang (20-30 derajat

C) sebelum digunakan.

2) Buka kemasan, ambil alat tes dan tempatkan pada bidang datar dan

bersih.

3) Teteskan 10 ul serum/plasma atau 20 ul darah lengkap ke dalam

sumuran ( bila menggunakan pipet droopper kapiler yang tersedia,

sampai batas garis untuk 10 ul dan 2 kalinya untuk 20 ul).

4) Tambahkan 3 tetes (-100 ul) diluent buffer ke dalam sumuran.

5) Baca hasil dalam waktu 15-20 menit.

Interpretasi Hasil

Warna akan muncul pada area kontrol (C) dan tes (1 dan 2)

a) Reaktif (+) : satu dan/atau dua warna muncul pada area tes (1

dan/atau 2) dan kontrol (C) .

b) Non-Reaktif (-) : hanya satu warna yang muncul pada area kontrol

(C) .

c) Invalid : jika warna tidak muncul pada area kontrol.

Contoh Pemeriksaan ViroCheck HIV 1/2

4. Tes HBsAg
Prinsip  : Ketika spesimen dimasukkan ke dalam wadah

sampe pada kaset uji, spesimen akan bermigrasi mengikuti

gerakan aksi kapiler sepanjang kaset. HBsAg yang berada

dalam spesimen akan terikat konjugat anti-Ab. Komplek

imun kemudian ditangkap di strip membran oleh antibodi

anti HBsAg tidak terkonjugasi yang dilapisi pada garis T,

membentuk garis bewarna merah anggur, menunjukkan

hasil tes HBsAg positif, Tidak adanya garis T menunjukkan

hasil negatif.

Prosedur Kerja :

1) Semua alat harus dibiarkan berada dalam suhu ruang (20-30 derajat C)

sebelum digunakan.

2) Buka kemasan, ambil alat tes dan tempatkan pada bidang datar dan

bersih.

3) Teteskan 45 ul serum/plasma

4) Tambahkan 1 tetes diluent buffer ke dalam sumuran.

5) Baca hasil dalam waktu 15-20 menit.

Interpretasi Hasil
5. Tes HCV Ab Plus

Prinsip : 

Prosedur Kerja :

1) Seimbangkan spesimen dan komponen-komponen alat uji ke suhu

ruangan jika sebelumnya didinginkan atau dibekukan . setelah

dicairkan, aduk spesimen dengan baik sebelum melakukan pengujian.

2) bila sudah siap untuk melakukan pengujian, bukalah kemasan pada

ujungnya dan keluarkan perangkat. Letakkan perangkat alat uji pada

permukaan yang berseih dan datar.

3) isilah pipet penetes plastik dengan spesimen.

4) Peganglah pipet secara vertikal, dan keluarkan 1 tetes ( sekitar 30-45

ul) spesimen ke sample pad.


5) Segera tambahkan 1 tetes (sekitar 35-50 ul) pengencer sampai ke

sample pad dengan cara memegang botol pengencer secara vertikal.

6) Atur timer/perhatikan jam.

7) bacalah hasil uji dalam 15 menit. hasil positif dapat terlihat secepat 1

menit pertama. hasil negatif harus dikonfirmasi pada akhir 10 menit.

hasil yang dibaca di luar rentang waktu 15-20 menit harus dianggap

tidak valid dan harus diulang. 

Interpretasi Hasil

6. Rapid Test Anti-HAV

Prinsip  :

Prosedur Kerja :

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Rapid HAV dikeluarkan dari wadah dan diletakkan pada tempat kering

dan datar.

3) Serum dipipet sebanyak 5 ul dengan menggunakan dispossible pipet

atau mikropipet kemudian diletakkan pada sumur bertanda ‘s’.

4) Reagen diluents ditambahakan ke dalam sumur diluents sebanyak 4

tetes.

5) hasil diinterpretasikan pada waktu 20 menit.

Interpretasi Hasil
7. Rapid Test ID Humanis Dengue NS1

Prinsip  :

Prosedur Kerja :

1) Ambil spesimen dan alat, biarkan pada suhu kamar selama 15 menit

sebelum pengujian.

2) Buka pembungkus dan keluarkan alat.

3) Ambil 100 ul (3 tetes) darah utuh atau plasma/serum menggunakan

pipet atau alat penetes dan teteskan spesimen pada lubang pemasukan

sampel.

4) Tunggu hingga 15-20 menit, kemudian bacalah hasilnya. jangan

nmenginterpretasikan hasil pengujian setelah 20 menit.

Interpretasi Hasil

8. Widal (Metode Aglutinasi)

Prinsip :

Prosedur Kerja :

1) Persiapkan alat dan bahan

2) Teteskan serum ke dalam well

3) Teteskan reagen widal

4) homogenkan menggunakan batang pengaduk

5) baca hasil pemeriksaan dalam waktu 1 menit

Interpretasi Hasil
9. TUBEX

Prinsip  : Ketika partikel magnet yang diselimuti oleh

antigen dicampurkan dengan Blue Latex Antibodi-Coated

indikator partikel yang diselimuti oleh anti-S typhi LPS

antibodi, maka kedua jenis partikel ini akan  berikatan

dengan satu dengan yang lain . Ketika pada akhir

ekperimen tabung berbentuk V tempat terjadinya proses

reaksi di atas diletakkan di atas magnet stand, maka

Antigen-Coated Magnetic Partikel akan tersedimentasi di


bawah tabung. Begitu juga  Blue Lateks Partikel yang telah

berikatan dengan Antigen-Coated Magnetic Partikel akan

tersedimentasi. Sehingga terjadi perubahan warna dari biru

menjadi merah, hal ini menunjukkan tidak adanya Anti-S

typhi O9 antibodi pada seruml dan hasil reaksi dikatakan

neugatif

Prosedur Kerja :

1) Tempatkan Tubex chamber pada tempat yang rata.

2) Tambahkan 45 ul tubex reagen lateks Brown pada lubang chamber.

3) Tambahkan 45 ul sampel/kontrol positif/negatif, campur dengan

menyedot dan mengeluarkan dengan pipet 5010 kali (hindari busa) 

4) Inkubasi 2 menit.

5) Tambahkan 90 ul reagen lateks blue pada masing-masing lubang.

6) Tutup dengan sealing tape, ditekan agar tidak bocor.

7) Campur selama 2 menit (dengan memiringkan chamber 90 derajat,

kocok dengan arah ke depan dan ke belaknag.

8) Tempatkan tubex chamber pada colour scale.

9) Biarkan 5 menit dan baca warna supernatant.

Interpretasi Hasil
3. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)


7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung jawab

akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di loket

satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran

2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi jika

didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya sebagai

konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan

1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan pengecekan

ulang nilai hasil pemeriksaan 


2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis akan

dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab.

d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard


4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium

7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

8. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


E. Parasitologi

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

b. Pengambilan sample/specimen

c. Penanganan sample/specimen

d. Pengiriman specimen

e. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

2. Analitik

a. Pemeriksaan spesimen

b. Pemeliharaan dan kalibrasi alat

c. Uji kualitas reagen

d. Uji ketelitian

e. Uji ketepatan
3. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)

7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung jawab

akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di loket

satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran
2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi jika

didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya sebagai

konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan

1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan pengecekan

ulang nilai hasil pemeriksaan 

2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis akan

dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab
d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard

4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium


7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

8. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


F. Bakteriologi

1. Pra Analitik

a. Menghadapi pasien/klien/customer

b. Pengambilan sample/specimen

c. Penanganan sample/specimen

1) Tambahkan sputum dalam tabung bersih yang berisi NaOH

4% sama banyak

2) Kocok sputum dengan baik

3) Lalu inkubasi pada suhu kamar (25o – 30oC) selama 15-20

menit

d. Pengiriman specimen

e. Pengolahan dan Penyimanan spesimen

2. Analitik

a. Pemeriksaan spesimen

1. BTA
a) Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas

pada rak pewarnaan beri jarak kurang lebih 1 jari antara 1

sediaan dengan sediaan yang lain.

b) Tuangkan larutan carbol fuchsin 1% melalui kertas saring

hingga menggenangi seluruh permukaan sediaan.

c) Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap

sediaan sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).

d) Diamkan selama 5 menit.

e) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

f) Genangi dengan larutan asam alkohol 3%.

g) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

h) Ulangi pemberiaan larutan asam alkohol 3% sampai tidak

tampak warna merah fuchsin.

i) Genangi sediaan dengan larutan methylene blue 0,1% selama

10-20 detik.

j) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

k) Keringkan sediaan pada rak pengering.

l) Baca sediaan menggunakan mikroskop binokuler perbesaraan

1000X.

2. Pewarnaan Gram

a) Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas

pada rak pewarnaan beri jarak kurang lebih 1 jari antara 1

sediaan dengan sediaan yang lain.


b) Tuangkan larutan gentian violet hingga menggenangi seluruh

permukaan sediaan.

c) Diamkan selama 5 menit.

d) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

e) Genangi dengan larutan lugol.

f) Diamkan selama 3 menit.

g) Cuci sediaan dengan acetot alkohol sampai bersih.

h) Genangi sediaan dengan larutan safranin selama 1 menit.

i) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

j) Keringkan sediaan pada rak pengering.

k) Baca sediaan menggunakan mikroskop binokuler perbesaraan

1000X.

1. Sekret Vagina

a. Pewarnaan Gram

1) Input namanya dibuku register lalu catat keterangan hasil :

warna dan bau.

2) Oleskan sekret vagina ke kaca objek glass.

3) Fiksasi objek glass pertama lalu dilanjutkan dengan

pewarnaan.
4) Tetesi larutan crystal selama 5 menit.

5) Kemudian bilas dengan air mengalir.

6) Lalu tetesi dengan larutan lugol selama 3 menit.

7) Kemudian bilas dengan air mengalir.

8) Lalu tetesi dengan asam alkohol kemudia bilas dengan air

mengalir.

9) Setelah itu tetesi larutan safranin selama 1 menit kemudian

bilas dengan air mengalir.

10) Baca sediaan menggunakan mikroskop binokuler

perbesaraan 1000X.

b. Pewarnaan KOH dan NaCl

1) Oleskan secret vagina ke kaca objek glass, kemudian tetesi

larutan KOH.

2) Kemudian tutup sediaan dengan cover glass

3) Amati menggunakan mikroskop perbesaran 10x dan 40x

c. Pewarnaan NaCl

1) Oleskan secret vagina ke kaca objek glass, kemudian tetesi

larutan NaCl.

2) Kemudian tutup sediaan dengan cover glass

3) Amati menggunakan mikroskop perbesaran 10x dan 40x

b. Pemeliharaan dan kalibrasi alat

1. Mikroskop
a. Pemeliharaan 

1) Meletakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak

licin 

2) Mematikan lampu mikroskop setelah selesai digunakan 

3) Membersihkan lensa obyektif dan lensa okuler 

4) Tidak boleh menyentuh lensa obyektif dengan jari 

5) Saat mikroskop tidak digunakan, lensa obyektif

dikembalikan pada perbesaran paling kecil dan menutup

makrometer 

3. Pasca Analitik

a. Cara pencatatan hasil

1. Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke dalam komputer

2. Penginputan hasil harus sesuai dengan parameter pemeriksaan

yang diajukan

3. Hasil pemeriksaan di cetak, kemudian laboran akan melakukan

pengecekan hasil. (Apabila terdapat parameter yang dibawah

angka kritis akan diberikan tanda merah) 

4. Setelah selesai pengecekan, lembar hasil akan di tanda tangani

oleh petugas laboran

5. Lembar hasil  dibawa ke ruang verifikasi untuk divalidasi

6. Validasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab (dokter akan

memberikan tanda tangan dan stempel jika hasil pemeriksaan

tersebut dianggap sudah sesuai)


7. Lembar hasil yang telah divalidasi oleh dokter penanggung

jawab akan diserahkan ke bagian administrasi loket 1

8. Pasien mengambil lembar hasil pemeriksaan laboratorium di

loket satu

b. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan

1. Lembar hasil yang telah selesai dicetak akan dilakukan

pengecekan ulang untuk melihat kesesuaian hasil pemeriksaan

oleh laboran

2. Laboran melakukan pengecekan nilai hasil pemeriksaan setiap

parameter dan  dicocokkan dengan nilai kritis di masing-masing

bidang laboratorium

3. Pemeriksaan yang menggunakan metode imunokromatografi

jika didapatkan hasil reaktif akan dilakukan step selanjutnya

sebagai konfirmasi dari step sebelumnya

4. Setelah selesai pengecekan Lembar hasil akan diserahkan

kebagian verifikasi untuk divalidasi

5. Validasi hasil akan dilakukan oleh dokter spesialis sebagai

penanggung jawab

6. Selanjutnya dokter akan mendiagnosa hasil pemeriksaan dengan

melakukan konsultasi dengan pasien

c. Cara pelaporan
1. Laboran menginput hasil di komputer dan melakukan

pengecekan ulang nilai hasil pemeriksaan 

2. Lembar hasil kemudian diserahkan kepada bagian verifikasi

3. Apabila terdapat hasil pemeriksaan yang dibawah nilai kritis

akan dilaporkan ke dokter penanggung jawab

4. Selanjutnya tahap validasi hasil dilakukan oleh dokter

penanggung jawab

d. Keselamatan kerja

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa :

a. Masker medis

b. Handscoon

c. Eyeglasses

d. Jas laboratorium

e. Sepatu laboratorium

f. Hair cap

2. Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris

3. Mengetahui simbol biohazard


4. Memahami pemeriksaan laboratorium sesuai dengan prosedur

kerja (Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik)

5. Memahami cara pengoperasian alat sesuai dengan kerja alat

6. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium

7. Melakukan 6 langkah tepat cuci tangan

8. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya


BAB 4

MASALAH & ANALISIS PENYEBAB MASALAH

A. Masalah

Berdasarkan hasil prakter kerja lapangan yang dilaksanakan dari tanggal 13 Maret

2023 - 08 April 2023 di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Idaman

Banjarbaru ditemukan masalah sebagai berikut : 

1. Alat pemeriksaan Elektrolit Ilyte- yang sering eror dan tidak dapat befungsi

sehingga menghambat pemeriksaan.

2. Ruang sampling yang kurang luas dan kurangnya kursi yang dalam keadaan

baik.

3. Beberapa parameter pemeriksaan laboratorium tidak tersedia di RSUD

Idaman Banjarbaru.

4. Alur Informasi pemeriksaan laboratorium masih kurang jelas.

B. Analisis Penyebab Masalah

1. Alat pemeriksaaan Elektrolit Ilyte- sering eror dikarenakan terjadinya

kesalahan dalam pengoperasian alat dan perlakuan sampel yang tidak tepat.

2. Kurang luasnya lahan rumah sakit menyebabkan terbatasnya lokasi untuk

pengambilan darah (ruangan sampling). sehingga ketika banyak pasien yang

datang untuk pengambilan darah, kondisi ruangan menjadi kurang kondusif.

3. Beberapa parameter pemeriksaan laboratorium yang tidak tersedia

diantaranya : Gamma GT, GTT, ALP,VDRL,TPHA,Siklamat dan Zat


Pewarna, Pemeriksaan Antimidin. Kurangnya parameter pemeriksaan

dikarenakan belum tersedianya alat dan reagen serta kurangnya permintaan

pasien untuk pemeriksaan tersebut. Sehingga pihak rumah sakit

mempertimbangkan untuk sementara belum bisa menyediakan beberapa

parameter tersebut. Dalam hal ini pihak laboratorium RSUD Idaman

Banjarbaru akan melakukan rujukan pemeriksaan ke rumah sakit atau

laboratorium klinik yang dapat melakukan pemeriksaan parameter yang tidak

terdapat di laboratorium RSUD Idaman Banjarbaru.

4. Kurangnya penjelasan informasi alur pelayanan pemeriksaan laboratorium

dari pihak loket poli sebelum ke loket laboratorium. Dan kurangnya

pemahaman serta minat baca dari pihak pasien sehingga sering terjadi

kesalahpahaman alur pemeriksaan antara petugas dan pasien.

5. Berdasarkan PERMENKES No. 41 Tahun 2010 Tentang Rujukan Pasal 29

Ayat 1, Laboratorium klinik yang tidak dapat melakukan pemeriksaan yang

telah ditentukan maka diharuskan untuk merujuk ke laboratorium klinik yang

menyediakan pemeriksaan yang diperlukan.

6. Memasang skema alur pelayanan pemeriksaan laboratorium tepat di depan

ruang tunggu pasien dan sekitar rumah sakit untuk memudahkan pasien

memahami alur pelayanan.


BAB 5

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Pihak laboratorium melaporkan kepada pihak penanggung jawab alat

(teknisi) untuk bantuan perbaikan alat

2. Jika setelah perbaikan alat masih mengalami eror maka disarankan untuk

mengganti dengan alat yang baru

3. Lebih mengedukasi petugas laboratorium untuk lebih berhati- hati dalam

pengoperasian alat dan perlakuan sampel sebelum dilakukan pemeriksaan.

4. Dikembalikan kepada pihak rumah sakit untuk mempertimbangkan

perluasan ruangan sampling. Atau dapat mengganti posisi loket 1 dengan

loket 2.
BAB 6

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan

di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru pada tanggal 13 Maret

- 08 April 2023 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Mahasiswa mendapat pengetahuan serta keterampilan dalam bekerja

terutama di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Hemostasis,

Imunoserologi, Urinalisis, Parasitologi, Bakteriologi, dan Narkotika.

2. Mahasiswa dapat mengetahui, membantu serta mendapat

kesempatan melakukan pemeriksaan spesimen di Laboratorium

Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

3. Mahasiswa mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam

menangani spesimen pemeriksaan. Contohnya dalam menangani

spesimen darah, urin dan feses.

4. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan secara langsung

seperti cara menghadapi pasien, membangun kerjasama dengan

rekan kerja, cara penanganan spesimen, pemeriksaan spesimen dan

pelaporan.

B. Saran

1. Bagi Laboratorium Rumah Sakit Suaka Insan Diharapkan agar kualitas

dari laboratorium yang sudah baik dipertahankan agar tetap baik, dari
segi pelayanan, penanganan, pemeriksaan dan pelaporan hasil untuk

seluruh pasien Rumah Sakit Idaman

2. Bagi Akademik Diharapkan institusi terus melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) sehingga mahasiswa mendapat banyak sekali

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui kegiatan PKL.

Selain itu, dengan adanya kegiatan PKL ini diharapkan dapat

membangun kerjasama dengan pihak institusi lahan PKL (Rumah

Sakit).

3. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat lebih membekali diri

dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat

menerapkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti kegiatan Praktik

Kerja Lapangan (PKL)


DAFTAR PUSTAKA

Listiyono, R. A., 2015. Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah


Sakit Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi
Rumah Sakit Tipe B. Kebijakan dan Manajemen Publik , 1(1), pp. 1-7.

Suprayogi, E., Hartono, B. & Nurwanto, T., 2020. Peningkatan Mutu dan
Kemampuan Pelayanan Laboratoriumoratorium di RS Harapan Sehati.
Jurnal ARSI, 7(1), pp. 28-32.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai