PEMBAHASAN
tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif
dengan aroma yang harum, rasa isap yang ringan, menyegarkan dan tidak memiliki
ciri-ciri negatif seperti rasa pahit, pedas, dan menggigit. Kadar nikotin dalam
tembakau dibagi tiga kategori, yaitu kadar nikotin rendah < 2%, menengah 2-3% dan
tinggi > 3% . Alkaloid yang penting pada tembakau adalah nikotin. Nicotiana rustica
L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16%) biasanya digunakan untuk
membuat abstrak alkaloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida). Nicotiana
tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6%) jenis ini umumnya
kesehatan individu dan masyarakat. Karena dalam rokok terdapat kurang lebih 4000
macam zat kimia, antara lain nikotin yang bersifat karsinogenik dan dapat
32
33
dkk 2005 bahwa sembilan merk rokok yang beredar di Nganjuk didapatkan kadar
nikotin berkisar antara 1,10-2,17% dan 2 dari 9 rokok kretek filter yang beredar,
memiliki kadar nikotin yang melebihi standar yang ditetapkan dalam SNI 0766-1989-
Berdasarkan tabel 5.1 dan tabel 5.2 kandungan kadar nikotin pada rokok
kretek filter tidak bersegel didapatkan bahwa kadar nikotin berkisar 7,88 – 8,21%
dan rokok kretek filter bersegel didapatkan kadar nikotin berkisar 1,84- 2,59%.
Menurut Ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) nomor 0931-84 bahwa ambang
batas kadar nikotin yang diperbolehkan dalam rokok putih yaitu 1,8%, sedang
ambang batas kadar rokok kretek yang diperbolehkan yaitu 2%. Rokok kretek filter
menggunakan daun tembakau pasir (koseran) yang mengandung kadar nikotin lebih
tinggi daripada daun bawah dan daun tengah. Menurut Abdullah dan Soedarmanto,
(1982) daun pasir memiliki kualitas rendah, sehingga harganya murah jika dijual
dipasaran. Rokok kretek filter bersegel memiliki kadar nikotin terendah disebabkan
cenderung tipis. Daun tembakau yang tipis dan adanya pengurangan penggunaan
kadar nikotin antara lain tipe tanah, ketinggian tempat, kerapatan populasi tanaman,
karena memiliki kandungan tar dan nikotin yang cukup tinggi dibandingkan dengan
produk rokok lainnya yaitu sampai 60 mg nikotin dan 40 mg tar. Tingginya tingkat
ditunjang lemahnya peraturan Pemerintah tentang pembatasan kadar nikotin dan tar
Berdasarkan Tabel 5.5 dilakukan uji Mann Whitney U Test terhadap hasil
analisa kadar nikotin menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rokok
kretek filter bersegel cukai dan rokok kretek filter tidak bersegel didapatkan hasil
dimana nilai sig. (2-tailed) 0.000 (p < 0,05). Abdullah, A dan Soedarmanto. (1982)
menyatakan adanya perbedaan kadar nikotin pada rokok dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya varietas tembakau, kedudukan atau posisi daun dan teknik
daun, mulai dari daun bawah hingga keatas. Faktor budidaya juga dapat
mempengaruhi terhadap kadar nikotin, seperti pangkasan yang tidak tepat, dapat
meningkatkan kadar nikotin pada daun, demikian juga penggunaan pupuk yang