Anda di halaman 1dari 23

Rokok, Narkoba dan Alkohol

Dosen Pembimbing :
Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.
Berti Yolida, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah; Toksikologi
Disusun Oleh :

Cindi Emalia (2113024028)


Maya Aulia Putri (2113024038)
Pelangi Fortuna (2113024046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat beserta Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Toksikologi ini dengan Judul “Narkoba, Rokok dan Alkohol”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rini Rita T. Marpaung, S.Pd.,
M.Pd. dan ibu Berti Yolida, S.Pd., M.Pd, selaku dosen yang telah membimbing.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai toksisitas rokok, narkoba dan
alkohol. Kami memohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan materi,
maupun kesalahan lainnya. Saran dan kritik yang membangun sangat membantu.

Bandar Lampung, 2 Maret 2023

Penyusun, Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rokok ....................................................................................... 3

2.2 Kandungan Rokok ...................................................................................... 3

2.3 Wujud Efek Toksik Rokok ........................................................................ 5

2.4 Solusi Untuk Pecandu Rokok .................................................................... 9

2.5 Pengertian Narkoba .................................................................................... 9

2.6 Jenis-jenis Narkoba serta Efek Toksik yang Ditimbulkan ......................... 10

2.7 Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba ................................................ 12

2.8 Pengertian Alkohol..................................................................................... 13

2.9 Sumber Alkohol ......................................................................................... 14

2.10 Mekanisme Alkohol ................................................................................. 15

2.11 Solusi Untuk Pecandu Alkohol ................................................................ 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 18

3.2 Saran…… ................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Informasi mengenai pemberian grasi atau pengurangan hukuman, apapun
namanya untuk para gembong Narkoba, sungguh sangat menyedihkan. Sebagai
seorang praktisi klinis, setiap waktu ada saja korban yang datang akibat
narkoba. Berbicara soal narkoba, memang tidak bisa dilepaskan dengan alkohol
dan rokok. Seharusnya penanganan ketiga masalah ini berlangsung satu paket.
Kenapa demikian? Ketiga racun ini "rokok, narkoba, alkohol" sama-sama
membawa dampak buruk buat kesehatan seseorang, sama-sama bersifat adiksi
(ketagihan). Karena sifat ketagihan ini, sangat sulit bagi seseorang yang sudah
adiksi untuk melepaskan diri dari ketiga bahan berbahaya ini. Kecenderungan
para perokok remaja akan mencoba alkohol, dan akhirnya narkoba. Penelitian
di Universitas Colombia Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu
menunjukkan, para perokok remaja akan cenderung minum alkohol 5 kali lipat,
dan menggunakan mariyuana 13 kali lipat dibandingkan remaja yang tidak
merokok. Ketiganya juga sulit untuk diberantas apapun alasannya kalau
komitmen pemberantasannya setengah hati. Rokok mengandung kurang lebih
4.000 jenis bahan kimia dan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker), setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif
lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan
jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama
pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan
ketergantungan. Misalnya alkohol, termasuk dalam zat adiktif, yang
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan, sehingga dapat menyebabkan
keracunan atau mabuk

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa kandungan rokok yang dapat menjadi toksik bagi manusia?
2. Apa saja jenis-jenis narkoba?
3. Bagaimana toksik narkoba bagi kesehatan manusia?

1
4. Apa solusi untuk pecandu alkohol, rokok dan narkoba?

1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis kandungan rokoko yang dapat menjadi toksik bagi
manusia
2. Menjelaskan jenis-jenis narkoba
3. Menganalisis toksi narkoba bagi kesehatan
4. Menjelaskan solusi untuk kecanduan alkohol, rokok dan narkoba.

2
BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rokok


Rokok adalah hasil olahan dari tembakau terbungkus yang
meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Sitepoe,
2000).
2.2 Kandungan rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi
komponen lainnya misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi
asap bersama-sama dengan komponen lainya terkondensasi. Dengan
demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari
bagian gas (85%) dan bagian partikel 15% (Sianturi, 2003).
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia dan
40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker),
setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada
rokok adalah tar, nikotin dan karbonmonoksida (CO). Selain itu dalam
sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah
beracun (Ellizabet,2010). Berikut daftar bahan kimia yang terdapat dalam
asap rokok dapat dilihat pada table di bawah ini :

Daftar bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok yang dihisap

No Bagian partikel Bagian Gas


1 Tar Karbonmonoksida
2 Indol Ammoniak
3 Nikotin Asam hydrocyanat
4 Karbozol Nitrogen Oksida
5 Kresol Formaldehid
Sumber: (Sitepoe, 1997)

a) Nikotin

3
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang
terdapat dalam Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies
lainnya yang bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan
ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni syaraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan
menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya.
Jumlah nikotin yang dihisap dipengaruhi oleh berbagai faktor kualitas
rokok, jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan dan
menggunakan filter rokok atau tidak.
b) Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida yang dihisap oleh perokok tidak akan
menyebabkan keracunan CO sebab pengaruh CO yang dihirup oleh
perokok dengan sedikit demi sedikit dengan lamban namun pasti akan
berpengaruh negatif pada jalan nafas. Gas karbonmonoksida bersifat
toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun
penggunaannya. Dalam rokok terdapat CO sejumlah 2%-6% pada saat
merokok sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah
sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan
kadar karboksihaemoglobin dalam darah sejumlah 2%–16% (Sitepoe,
1997).
c) Tar
Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan
nikotin dan uap air diasingkan, beberapa komponen zat kimianya
karsinogenik (pembentukan kanker). Tar adalah senyawa polinuklin
hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya
kandungan bahan kimia yang beracun sebagian dapat merusak sel
paru dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu tar dapat
menempel pada jalan nafas sehingga dapat menyebabkan kanker. Tar
merupakan kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen
padat asap rokok. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga
mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi,

4
saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara
3 mg-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar
24 mg-45 mg. sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat
mengalami penurunan 5 mg-15 mg. walaupun rokok diberi filter efek
karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru ketika pada saat
merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan
jumlah rokok yang digunakan bertambah banyak (Sitepoe, 1997).
d) Timah Hitam (Pb)
Merupakan partikel asap rokok timah hitam (Pb) yang
dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 mikrogram. Sebungkus rokok
(isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10
mikrogram. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke
dalam tubuh antara 20 mikrogram per hari. Bisa dibayangkan
bilaperokok berat menghisap rerata 2 bungkus rokok perhari, berapa
banyak zat berbahaya ini masuk kedalam tubuh (Sitepoe, 1997).
e) Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri
dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat
merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammoniak
sehingga jika masuk sedikitpun kedalam peredaran darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
2.3 Wujud Efek Toksik
1. Perubahan biokimia
• Gangguan respirasi selular
Didalam rokok adanya gangguan respirasi selular, yaitu posisi paru-
paru dalam sistem peredaran darah yang membuat kanker mudah
menyebar ke seluruh tubuh. Metastase kanker ke otak dan bagian
kritis lainnya menjadi penyebab kematian (Jaya, 2009).
• Perubahan kesetimbangan cairan dan elektrolit
Tidak terjadi perubahan kesetimbangan cairan dan elektrolit dalam
3 senyawa yang terkandung didalam rokok(tar, nikotin, karbon
monoksida).

5
• Gangguan pasok energi
Didalam karbon monoksida menghambat respirasi, maka akan
terjadi hambatan energi didalam tubuh.(Tandra,2003).
2. Perubahan fungsional
• Anoksia (kekurangan/ketiadaan oksigen di jaringan). Akibat proses
aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke
otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.
Rokok akan lebih difokuskan pada peran nikotin dan karbon
monoksida. Kedua-dua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan
oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung sehingga
akhirnya merugikan kerja otot jantung. Karbon monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung
persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk ke otot
jantung. Karbon monoksida menggantikan tempat oksigen di
hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat
arterosklerosis. Dengan demikian, karbon monoksida menurunkan
kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga
mempermudah penggumpalan darah. (Tandra, 2003).
• Gangguan Pernafasan
Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, serta
penyakit paru-paru lain yang bersifat kronis dan obstruktif, seperti
bronkitis dan emfisema. Sekitar 85% dari penderita penyakit ini
disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk
kronik, berdahak, dan gangguan pernafasan (Jaya,2009).
• Gangguan sistem syaraf pusat
Bagi sistem saraf pusat, nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan
tremor tangan dan kenaikan berbagai hormon dan neurohormon
dopamin di dalam plasma. berdasarkan rangsangannya terhadap
chemoreceptors trigger zone dari sumsum tulang belakang dan
stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan
muntah. (Gondodiputro, 2007).

6
• Hiper/hipotensi
Didalam nikotin menyebabkan hipertensi(tekanan darah
tinggi)(Jaya,2009).
• Perubahan kontraksi dan relaksasi otot
Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian
membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur
imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem
dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya
pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem
adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan
serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan
senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau
memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam
perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor
(Gondodiputro, 2007).
• Hipo/hipertermi
Temperatur rokok pada bibir adalah 30°C, sedangkan ujung rokok
yang terbakar bersuhu 900°C. Asap panas yang berhembus secara
terus-menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas
yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi
pengeluaran saliva. Akibatnya, rongga mulut menjadi kering dan hal
ini mewujudkan suasana anaerob sehingga memberikan lingkungan
yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam plak. (Sitepoe,
2000).
3. Perubahan Struktural
• Perlemakkan (degenerasi melemak)
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri
yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan
menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang
menyebabkan arterosklerosis (Tandra,2003).
• Nekrosis

7
Banyak bukti menunjukkan bahwa merokok dapat menurunkan
densitas tulang, dan menyebabkan fraktur tulang panggul pada
wanita yang sudah mati haid. Terdapat mekanisme yang terlibat
dalam proses ini. Zat nikotin dan zat kadmium yang terdapat dalam
asap rokok mempunyai efek langsung pada sel-sel tulang. Densitas
tulang pada perokok juga dipercayai berkurang akibat rendahnya
absorpsi kalsium dan vitamin D, serta terdapat perubahan
metabolisme dari beberapa hormon tubuh, terutamanya estrogen,
yang terlibat secara tidak langsung dalam pembentukan tulang
(Yorulmaza, F & Dalkilic, A., 2002).
• Karsinogenesis
Pada tangan perokok itu, kelihatan bekas kehitaman yang
diakibatkan tar, sejenis zat karsinogenik pada rokok. (WHO, 2002)
Asap yang dihembus oleh para perokok dapat dibagikan atas asap
utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau
yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping
merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang
akan dihirup oleh orang lain, atau perokok pasif. Telah ditemukan
hampir 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik, di mana bahan racun ini lebih
banyak terdapat pada asap samping. Misalnya, karbon monoksida
ditemukan 5 kali lipat lebih banyak pada asap samping berbanding
asap utama. Begitu juga dengan benzopiren, dengan 3 kali lipat, dan
amoniak dengan 50 kali lipat. Bahan-bahan ini dapat bertahan
sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
(Tandra, 2003).
• Mutagenesis
Rokok berbahaya terhadap wanita hamil. Bahan teratogenik dapat
menimbulkan bayi lahir dengan cacat lahir berupa cacat fisik yang
nampak maupun tidak nampak. Contoh kecacatan fisik yang nampak
misalnya bibir sumbing, keanehan bentuk anggota gerak, kelainan
bentuk kepala, tubuh maupun organ lain yang nampak dari luar.

8
Sedangkan cacat lahir yang tidak nampak misalnya kelainan otak,
penurunan kecerdasan atau IQ, kelainan bentuk jantung,
pembentukan sekat jantung yang tidak sempurna, gangguan reaksi
metabolisme tubuh, kelainan ginjal atau bahkan kelainan organ
reproduksi (Tandra, 2003).
• Teratogenik
Senyawa didalam rokok dapat menyebabkan kematian
(embriotoksik), kelainan bawaan/cacat bawaan (teratogenik),
perlambatan pertumbuhan, gangguan fungsional (Tortora dan
Derrickson, 2006).
2.4 Solusi Untuk Pecandu Rokok
Dengan rutin melakukan kegiatan fisik seperti olahraga, kamu juga
bisa mengurangi kecanduan akan nikotin dan berhenti dari merokok. Ketika
rasa ingin merokok kembali datang, pergilah temukan kegiatan yang kamu
sukai.
2.5 Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan
adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong
makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan,
berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya kerja otak berubah (meningkat
atau menurun), demikian juga fungsi vital organ tubuh lain ( jantung,
peredaran darah, pernapasan dan lainnya)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau
narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa
sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.
Menurut istilah kedokteran, narkotika adalah obat yang dapat
menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah
viresal atau alat-alat rongga dada dan rongga perut, juga dapat menimbulkan
efek stupor atau bengong yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta
menimbulkan adiksi atau kecanduan.

9
Narkotika menurut UU no 35 tahun 2009 adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
yang terlampir dalam Undang-Undang. Sedangkan penyalah guna adalah
orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum
Sehingga dapat disimpulkan, Narkotika adalah obat atau zat yang
dapat menenangkan syaraf, mengakibatkan ketidaksadaran, atau
pembiusan, menghilangkan rasa nyeri dan sakit, menimbulkan rasa
mengantuk atau merangsang, dapat menimbulkan efek stupor, serta dapat
menimbulkan adiksi atau kecanduan, dan yang ditetapkan oleh Menteri
kesehatan sebagai Narkotika.(Mardani, 2008 : 18)
2.6 Jenis-jenis Narkoba serta Efek Toksik yang Ditimbulkan
Ilmu toksikologi adalah ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek
berbahaya zat kimia atau racun terhadap mekanisme biologis suatu
organisme. Racun adalah senyawa yang berpotensi memberikan efek yang
berbahaya terhadap organisme. Sifat racun dari suatu senyawa ditentukan
oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor, sifat fisiko kimis toksikan
tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap
organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. DI bawah ini beberapa jenis
narkotika beserta efek toksik yang ditimbulkan :
1. Opium
Getah berwarna putih yang keluar dari kotak biji tanaman papaper
sammi vervum yang kemudian membeku, dan mengering berwarna
hitam cokelat dan diolah menjadi candu mentah atau candu kasar.
2. Morpin
Morphine dalam dunia pengobatan digunakan untuk bahan obat
penenang dan obat untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri, yang
bahan bakunya berasal dari candu atau opium.
3. Ganja

10
Di istilahkan dengan marihuana (marijuana), yang berarti
memabukkan atau meracuni pohon ganja termasuk tumbuhan liar, yang
dapat tumbu dai daerah tropis maupun subtropis disesuaikan dengan
musim dan iklim daerah setempat.
4. Cocaine
Merupakan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat
perangsang, kebanyakan cocaine tumbuh di Amerika selatan, Ceylon,
India, dan Jawa.
5. Heroin
Tidak seperti Morphine yang masih mempunyai nilai medis, heroin
yang masih berasal dari candu, setelah melalui proses kimia yang sangat
cermat dan mempunyai kemampuan yang jauh lebihkeras dari
morphine.
6. Sabu-sabu
Berbentuk seperti bumbu masak, yakni kristal kecil-kecil berwarna
putih, tidak berbau, serta mudah larut dalam air alkohol. Pemakaiannya
segera akan aktif, banyak ide, tidak merasa lelah meski sudah bekerja
lama, tidak merasa lapar, dan memiliki rasa percaya diri yang besar.
7. Ekstasi
Zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika atau alcohol,
dan merupakan jenis zat adiktif yang tergolong simultansia
(perangsang)
8. Putaw
Merupakan minumam khas Cina yang mengandung alkohol dan sejenis
heroin yang serumpun dengan Ganja, pemakaiannya dengan menghisap
melalui hidung atau mulut, dan menyuntikkan ke pembuluh darah.
9. Alkohol
Termasuk dalam zat adiktif, yang menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan, sehingga dapat menyebabkan keracunan atau mabuk
10. Sedativa / Hipnotika
Di dunia kedokteran terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagai obat
penenang, dan golongan ini termasuk psikotropika golongan IV.

11
2.7 Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Ada 3 (tiga) cara yang sederhana dalam menanggulangi bencana narkoba,
yaitu :
1) Pencegahan
Mencegah jauh lebih bermanfaat daripada mengobati, untuk
ini dapat dilakukan.
2) Pengobatan
Merupakan upaya yang harus segera dilakukan bila individu
secara positif sudah memberikan tanda-tanda kecanduan
narkotika/obat keras. Disadari bahwa penyakit yang ditimbulkan
karena kecanduan narkotika ini mempunyai permasalahan sendiri
dan berbeda dengan penyakit lainnya. Karena rumit dan
kompleksnya masalah ini, yang menyangkut aspek organobiologi,
sosial cultural, pengibatan terhadap ketergantungan narkotika dan
obat keras ini sangat sulit. Dalam pengobatan tidak hanya persoalan
deteksifikasi serta pengawasan saja, perlu pula disertai evaluasi serta
bimbingan psikiatrik yang kontinyu, walaupun penderita sudah
kembali ke masyarakat, serta diperlukan juga partisipasi serta
pengertian maupun penerimaan masyarakat untuk membantu
penderita menjalani kehidupan yang wajar. (Weresniwiro, 2004 :
75)
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi/pengembalian korban ke tengah-tengah
masyarakat merupakan upaya yang paling akhir, akan tetapi cukup
rumit disebabkan oleh karena :
2.1 Adanya “post addiction syndrome“ keadaan sudah
mengalami pengobatan penderita masih menunjukkan gejala- gejala
anxietas, depresi, keinginan untuk memakai obat, keadaan
emosional yang masih sangat labil.
2.2 Penderita masih sangat mudah terpengaruh pada lingkungan,
sebabnya karena adanya gangguan struktur kepribadian dasar,
sehingga adanya penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian diri

12
sangat labil. Di sinilah perlunya partisispasi serta pengawasan
professional.
2.3 Mengingat kompleksnya masalah ini di mana menyangkut
banyak segi-segi kehidupan di masyarakata, maka diperlukan
kerjasama dengan instansi-instansi lain (prinsip pendekatan multi
disipliner)
2.4 Terbatasnya fasilitas pengobatan dan rehabilitasi serta tenaga
professional yang terdidik. Dalam keadaan seperti ini penderita yang
dilandasi cinta kasih kepada si korban betul-betul diperlukan, baik
dari orang tua maupun keluarga lainnya. Partisispasi masyarakat di
mana korban biasa bergaul diperlukan sekali untuk memberikan
semangat baru kepada si korban dan diberikan harapan bahwa masa
depan akan lebih berhasil.
2.9 Pengertian Alkohol
Alkohol adalah derivat dari hidroksi yang mempunyai ikatan langsung
maupun rantai cabang dari alifatik hidrokarbon. Bentuk rantai alcohol yang
sering ditemukan adalah yang mengandung tiga gugus hidroksil dengan ikatan
satu gugus hidroksi dalam satu rantaii karbon. Sedangkan jenis alcohol lainnya
ialah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksi dalam satu
karbon. Jenis alkohol yang kedua inilah yang bersifat toksik yaitu ethanol (ethyl
alkohol), methanol (methyl alkohol) dan isopropanol (isoprophyl alkohol). Pada
umumnya semakin Panjang rantai karbon maka semakini tinggi daya
toksisitasnya (Prawita, 2010: 2)
2.10 Sumber Alkohol
Alkohol banyak terdapat dalam berbagai minuman dan sering menimbulkan
keracunan. Keracunan alkohol menyebabkan penurunaan daya reaksi atau
kecepatan, kamampuan untuk menduga jarak dan keterampilan mengemudi
sehingga cendrung menimbulkan kecelakaan lalu lintas di jalan, pabrik, dan
sebagainya. Penurunan kemampuan untuk mengontrol diri dan hilangnya
kapasitas untuk berpikir kritis mungkin menimbulkan tindakan
yang melanggar hukum seperti perkosaan, penganiayaan, kejahatan lain
ataupun tindakan bunuh diri. Alkohol terdapat dalam berbagai minuman seperti:

13
whisky, brandy, rum, rodka, gin (mengandung 40% alkohol); wines (10-20%);
beer dan ale (48%). Alkohol (etanol) sintetik seperti air tape, tuak dan brem,
dihasilkan dari peragian secara kimia dan fisiologik. Bau alkohol murni tercium
di udara bila mencapai 4,5-10 ppm.
2.11 Mekanisme Alkohol
Di balik kenikmatan sesaat setelah konsumsi minuman beralkohol, tubuh
akan mengalami serangkaian perubahan. Hal ini karena alkohol yang masuk ke
dalam tubuh akan langsung diserap dan menyebar melewati organ-organ tubuh
melalui aliran darah, dan sisanya masuk ke saluran pencernaan, mulai dari
kerongkongan, lambung, sampai ke usus untuk dialirkan ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Jantung akan memompa darah bercampur alkohol ini
ke seluruh bagian tubuh, sampai ke otak. Baru terakhir, hati (liver) akan
membakar atau menghancurkan alkohol dibantu dengan enzim khusus untuk
dikeluarkan melalui air seni dan keringat. Alkohol mengganggu keseimbangan
antara eksitantasi dan inhibisi di otak, ini terjadi karena penghambatan atau
penekanan saraf perangsangan. Sejak lama diduga efek depresi alcohol pada
SSP berdasarkan melarutnya lewat membran iipid. Efek alkohol terhadap
berbagai saraf berbeda karena perbedaan distribusi fosfoliid dan kolesterol di
membran tidak seragam. Data eksperimental menyokong dugaan mekanisme
kerja alcohol di SSP serupa barbiturate.
Etanol adalah bahan cairan yang telah lama digunakan sebagai obat dan
merupakan bentuk alkohol yang terdapat dalam minuman keras seperti bir,
anggur, wiskey maupun minuman lainnya. Etanol merupakan cairan yang jernih
tidak berwarna, terasa membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan.
Etanol mudah sekali larut dalam air dan sangat potensial untuk menghambat
sistem saraf pusat terutama dalam aktifitas sistem retikular. Aktifitas dari etanol
sangat kuat dan setara dengan bahan anastetik umum. Tetapi toksisitas etanol
relatif lebih rendah daripada metanol ataupun isopropanol. Secara pasti
mekanisme toksisitas etanol belum banyak diketahui. Beberapa hasil penelitian
dilaporkan bahwa etanol berpengaruh langsung pada membran saraf neuron dan
tidak pada sinapsisnya (persambungan saraf). Pada daerah membran tersebut
etanol mengganggu transport ion. Pada penelitian invitro menunjukkan bahwa

14
ion Na+, K+, ATP ase dihambat oleh etanol. Pada konsentrasi 5 – 10% etanol
memblok kemampuan neuron dalam impuls listrik, konsentrasi tersebut jauh
lebih tinggi daripada konsentrasi etanol dalam sistem saraf pusat secara invivo.
Pengaruh etanol pada sistem saraf pusat berbanding langsung dengan
konsentrasi etanol dalam darah. Daerah otak yang dihambat pertama kali ialah
sistem retikuler aktif. Hal tersebut menyebabkan terganggunya sistem motorik
dan kemampuan dalam berpikir. Disamping itu pengaruh hambatan pada daerah
serebral kortek mengakibatkan terjadinya kelainan tingkah laku. Gangguan
kelainan tingkah laku ini bergantung pada individu, tetapi pada umumnya
penderita turun daya ingatnya. Gangguan pada sistem saraf pusat ini sangat
bervariasi biasanya berurutan dari bagian kortek yang terganggu dan merambat
ke bagian medulla.
Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, zat
tersebut diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke seluruh
jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang ada di
dalam tubuh. Dan konsumsi alkohol yang berlebihan selama jangka waktu yang
panjang memiliki efek buruk pada hampir setiap organ dan sistem tubuh, yaitu:
1) Otak : Mengkerutkan jaringan otak dan merusak sel-sel otak.
2) Mulut dan tenggorokan: 50% kanker di daerah ini berhubungan dengan
alkohol.
3) Paru-paru : Mengganggu protein yang mengakibatkan keluarnya cairan
tubuh pada rongga paru-paru.
4) Jantung: Meningkatkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
5) Hati: Organ utama yang terlibat dalam menetralisir alkohol, konsumsi
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.
6) Lambung: Menyebabkan ekskresi asam lambung berlebihan.
7) Ginjal: Mengganggu kemampuan ginjal untuk mengatur cairan tubuh,
keseimbangan asam- basa, hormone tertentu,dan mineral.
8) Pankreas: Mengurangi jumlah enzim pencernaan.
9) Usus halus dan usus besar: Kerusakan sel-sel lapisan usus, mem-blok
penyerapan, dan merusak nutrisi.

15
2.12 Solusi Untuk Pecandu Alkohol
1) Menerapkan pola hidup sehat
Selain mencari support system, kebiasaan hidup yang buruk pun harus
diubah. Anda dapat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi
makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres, dan menerapkan pola
tidur yang baik. Kebiasaan ini akan memudahkan Anda mengatasi
kecanduan alkohol.
2) Melakukan kegiatan positif
Untuk mengatasi keinginan mengonsumsi minuman beralkohol, Anda dapat
mengalihkannya dengan melakukan kegiatan positif. Lakukan hobi atau
aktivitas yang Anda sukai, seperti berkebun, memancing, atau membaca
buku. Selain itu, ketika merasa stres dan ingin minum minuman beralkohol,
coba tenangkan pikiran Anda dengan melakukan olahraga, meditasi, atau
yoga. Cara-cara tersebut efektif untuk meredakan stres dan kecemasan.
3) Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis
Jika berbagai cara di atas sudah dilakukan tetapi Anda belum juga berhasil
lepas dari kecanduan alkohol, sebaiknya berkonsultasilah ke dokter untuk
mendapatkan penanganan. Dokter bisa merekomendasikan pilihan
pengobatan atau terapi yang sesuai dengan tingkat kecanduan Anda.
4) Detoksifikasi
Detoksifikasi bertujuan untuk mengeluarkan alkohol dan zat beracun dari
tubuh. Proses ini merupakan langkah penanganan pertama dan paling
penting untuk bisa lepas dari kecanduan alkohol. Terapi detoksifikasi
alkohol biasanya membutuhkan waktu sekitar 5–7 hari dan bisa dilakukan
di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO). Dalam proses detoksifikasi,
Anda akan merasakan gejala seperti gemetar, kebingungan, halusinasi, dan
kejang. Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan
tertentu.
5) Konseling dan terapi perilaku
Program ini dapat membantu Anda mempelajari cara mengatasi dorongan
untuk kembali minum. Ada beberapa jenis terapi perilaku yang bisa
membantu Anda mengatasi kecanduan alkohol, di antaranya:

16
-Terapi perilaku kognitif, untuk mengidentifikasi pemicu kecanduan
alkohol dan mengajarkan cara untuk mengatasinya
-Terapi peningkatan motivasi, untuk membangun dan memperkuat motivasi
sehingga dapat mengubah perilaku kecanduan alkohol
-Konseling pernikahan dan keluarga, untuk memperbaiki kemungkinan
adanya masalah dalam keluarga atau dengan pasangan yang menjadi
penyebab kecanduan alkohol
6) Obat-obatan
Ada beberapa obat medis yang dapat digunakan untuk mengatasi kecanduan
alkohol, antara lain:
-Disulfiram, jenis obat yang dapat memberikan efek rasa sakit pada tubuh
saat mengonsumsi minuman beralkohol, sehingga menurunkan keinginan
untuk minum minuman tersebut.
-Acamprosate, obat yang berkerja dengan cara menyeimbangkan kimia
tertentu di otak, sehingga mampu menahan keinginan untuk mengonsumsi
minuman beralkohol
-Naltrexone, untuk menghalangi munculnya efek senang atau nyaman yang
ditimbulkan oleh alkohol.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia dan 40 jenis
diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker),
setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama
pada rokok adalah tar, nikotin dan karbonmonoksida (CO). Jenis-jenis
narkoba diantaranya yaitu opium, Morpin, ganja, heroin, sabu-sabu,
ekstasi, putaw, alkohol, sedativa / hipnotika. Untuk alhohol memiliki
kandungan yang bersifat toksik yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol
(methyl alkohol) dan isopropanol (isoprophyl alkohol). Beberapa solusi
untuk pecandu rokok, narkoba dan alkohol yaitu
1) Menerapkan pola hidup sehat
Selain mencari support system, kebiasaan hidup yang buruk pun
harus diubah. Anda dapat menerapkan pola hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres,
dan menerapkan pola tidur yang baik. Kebiasaan ini akan
memudahkan Anda mengatasi kecanduan alkohol.
2) Melakukan kegiatan positif
3) Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis
4) Detoksifikasi
5) Konseling dan terapi perilaku

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga kami
membutuhkan saran dari pembaca. Bagi kitagenerasi muda mari
manfaat waktu kita uuntuk hal-hall positif, salah satunya menjauhi hal-
hal terkait pembahasan yaitu roko, narkoba dan alkohol karena hal ini
sangat merugikan bagi Kesehatan tubuh kita.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amin, 1996. Polusi Udara dan Rokok Alfa-I Antitripsin.Surabaya: Air Langga
University Press.
Aula, Lisa Ellizabet. 2010. Stop Merokok. Jogjakarta: Gerai Ilmu.
Barber, S., Adioetomo, S.M., Ahsan, A., & Setyonaluri, D. 2008. Ekonomi
Tembakau di Indonesia. Laporan Penelitian. Jakarta: Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Benowitz, N. L. 2010. Nicotine Addiction. The New England Journal of Medicine,
362 (24).
Burns, D.M. 2005. Nicotine Addiction. In D.L. Kasper, E. Braunwalds, A.S. Fauci,
S.L. Hauser, D.L. Longo, & J.L. Jameson (Eds), Harrison’s Principles
of Internal Medicine, 16th Edition, (p. 2573-2577).
Ester, M. 2005. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;.h.38-42.
Jaya, M., 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. 1st ed. Yogyakarta:
Riz’ma.
Mardani. H. 2008, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam Dan
Hukum Pidana Nasional, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Made Agus. 2008. Analisis Toksikologi Forensik dan Interpretasi Temuan Analisis,
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences, Vol. 1 No.1.
Prawita, Amiruddin. 2010. Intoksikasi Metanol, Jurnal Entropi, Vol. 5 No.2
Sianturi, G., 2003. Merokok dan Kesehatan. Available
from:http://aguscoy.wordpress.com.diakses tanggal 27 September 2015.
Sitanggang, B.A, 1999, Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika,
Jakarta, Karya Utama
Sitepoe, M. 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Cetakan I. Jakarta. Penerbit
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sitepoe, M., 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Cetakan pertama. Jakarta: PT
Grasindo.
Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.

19
Streppel, M.T., Boshuizen, H.C., Ocké, M.C., Kok, F.J. & Kromhout D. 2007.
Mortality and life expectancy in relation to long-term cigarette, cigar and
pipe smoking: the Zutphen Study. Tobacco Control. Vol. 16, No. 2.
Suryatin, Budi. 2014. Sains Materi Dan Sifatnya. Jakarta : Grasindo.
Tortora, G.J., & Derrickson, B., 2006. An Introduction to The Human Body.
Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley &
Sons, Inc, 4-7.
Wardoyo, 1996. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo: Toko Buku Agency.
Yorulmaza, F., Akturk, Z., Dagdeviren, N. & Dalkilic, A., 2002. Smoking Among
Adolescents: Relation to School Success, Socioeconomic Status,
Nutrition, and Self-esteem.Swiss Med Wkly 132: 449-454.

20

Anda mungkin juga menyukai