Anda di halaman 1dari 6

PENETAPAN KADAR NIKOTIN PADA SAMPEL TEMBAKAU

1Ellen AR Mawangi, 2Ribbialif Wiga Fatullah, 3Fitri Lestari, 4Revanandita


Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jalan Ir. H. Juanda No 95 Ciputat Jakarta 15412 Indonesia

Abstrak

Nikotin merupakan komponen toksik utama yang terdapat di dalam rokok. Telah
dilakukan penelitian kandungan nikotin dalam rokok yang beredar di masyarakat. Penelitian
dilakukan dengan cara titrimetri secara asidimetri dengan tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan kadar Nikotin dalam rokok yang beredar di masyarakat agar dapat memberikan
informasi kepada masyarakat akan bahaya rokok (Nikotin) sehingga perokok bisa membatasi
diri dan melengkapi tentang informasi ilmiah tentang kadar nikotin pada rokok yang beredar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nikotin yang terdapat dari hasil praktikum bahwa
Kadar nikotin dalam rokok bermerk Gudang Garam 22,62 mg, U Mild 13,70 mg, PS Djeram
49,6 mg, Sampoerna Kretek 64,9 mg, Filter 32,22 mg dan pada Tembakau Tanpa Merk 31,23
mg, Tembakau Madu 5,52 mg. Dengan blanko negative sebesar 7 mL larutan titran HCl maka
hasil tersebut menunjukan bahwa semua sampel tembakau positif mengandung nikotin.

Kata Kunci : tembakau, rokok, kadar nikotin, asidimetri

1. PENDAHULUAN Adapun Rokok berdasarkan penggunaan


filter. Bahan kimia berbahaya yang akan
Tembakau merupakan jenis tanaman menimbulkan penyakit-penyakit dalam
yang sangat dikenal di kalangan masyarakat tubuh manusia.
Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh Pada zaman modern ini, rokok
Nusantara dan mempunyai kegunaan yang bukanlah benda asing lagi, bagi mereka
sangat banyak terutama untuk bahan baku yang hidup di kota maupun di desa,
pembuatan rokok. Bahan utama rokok sebagian orang, rokok sudah menjadi
adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum) kebutuhan hidup yang tidak bisa
kering yang merupakan sumber utama ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan
nikotin. (Yuni Susilowati, Eka. 2006) sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas
Rokok merupakan salah satu zat adiktif seseorang akan merokok, baik setelah
yang bila digunakan mengakibatkan bahaya makan, setelah minum kopi atau teh,
kesehatan bagi individu maupun bahkan sambil bekerja pun seringkali
masyarakat, oleh karena itu diperlukan diselingi dengan merokok. Rokok sudah
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi menjadi budaya manusia. (Jaya
kesehatan. Rokok adalah hasil olahan Muhammad, 2009) Rokok mengandung
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu
bentuk lainnya yang dihasilkan dari diantaranya telah dinyatakan berdampak
tanaman Nicotiona tabacum l, Nicotiana tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya adalah Aceton (bahan pembuat cat),
yang mengandung nikotin dan tar dengan Naftalene (bahan kapur barus), Arsenik
atau tanpa bahan tambahan. Rokok Filter (penyebab kematian aktivis HAM, Munir),
(RF) adalah rokok yang pada bagian Tar (bahan karsinogen penyebab kanker),
pangkalnya terdapat filter semacam gabus. metanol (bahan bakar roket), Vynil Chloride
Rokok Non Filter (RNF) adalah rokok yang (bahan plastik PVC), Fenol Butane (bahan
pada bagian pangkalnya tidak terdapat bakar korek api), Potassium Nitrat (bahan
gabus. kandungan Rokok itu sendiri, baku pembuatan bom dan pupuk),
sebenarnya mengandung lebih dari 4000, Polonium -201 (bahan radioaktif), Amonia
(bahan untuk pencuci lantai), DDT Bahan dan Alat
(digunakan untuk racun serangga), Bahan yang digunakan dalam
Hidrogen Sianida (gas beracun yang penelitian ini adalah beberapa contoh uji
digunakan dikamar eksekusi hukuman seperti, Sampel Tembakau, Pelarut Eter,
mati), Nikotin (zat yang menimbulkan NaOH 20%, Indicator Methyl Red, HCl
kecanduan), Cadmium (digunakan untuk 0,01 N,. Sedangkan alat yang digunakan
aki mobil), dan Karbonmonoksida (asap untuk penelitian ini adalah peralatan gelas
dari knalpot kendaraan). Dan zat pada pada umumnya, Mortar, Corong Pisah,
rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Erlenmeyer, Buret dan alat gelas lainnya
Nikotin dan Karbonmonoksida.
(Muhammad jaya, 2009)
Prosedur Kerja
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa
pirrolidin yang terdapat dalam Nicotiana Di masukkan 1 gram bahan yang sudah
tabacum l, Nicotiana rustica dan spesies dihaluskan (berupa tepung) ke dalam
lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif Erlenmeyer 50 ml yang tertutup dan
dan dapat mengakibatkan ketergantungan.
tambahkan 1 ml 20% NaOH dengan
Merokok dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, gangguan kesehatan ini dapat menggunakan pipet ukur. Aduk sampai
disebabkan oleh nikotin yang berasal dari merata dengan gelas pengaduk,
asap arus utama dan asap arus samping dari ditambahkan eter 20 ml dan tutup rapat,
rokok yang di hisap oleh perokok. Dengan lalu Kocok agar homogen sambil menekan
demikian penderita tidak hanya perokok tutupnya, diamkan selama 30 menit hingga
sendiri (perokok aktif) tetapi juga orang bagian atas eter menjadi jernih.
yang berada di lingkungan. Nikotin adalah
suatu alkaloid yang sudah lama dikenal, Di pipet 10 ml cairan eter ini dengan
dalam asap rokok lama kelamaan akan tera- pipet dan pindahkan ke erlemeyer lain. lalu
kumulasi pada dinding pembuluh darah
diuapkan pelarut pada penangas air, hingga
perokok menyempitkan pembuluh darah.
Nikotin dalam asap rokok yang masuk ke cairan tinggal lebih kurang 2 ml (selama 2
paru-paru dengan cepat diabsorpsi dari menit) tambahkan aquades 10ml dan dua
paru-paru ke dalam darah dan efisiensinya tetes indicator methyl red, lakukan titrasi
hampir sama dengan apabila diberikan dengan 0,01 N HCl sehingga warna hijau
secara intravena. Senyawa ini mencapai kekuningan berubah menjadi merah muda.
otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.
(Yuni Susilowati, Eka. 2006). Perhitungan

2. METODE PENELITIAN 1 ml HCl 0.01 N = 1,6223 mg nikotin


Percobaan ini dilaksanakan pada
tanggal 8 April 2019 di Pusat Laboratorium Apabila normalitas larutan HCl = N, maka
Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dalam 1 ml HCl = N /0.01 x 1,6223 mg nikotin.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengujian Contoh Uji Tembakau


Volume HCl (mL)
No Sampel Rata-Rata kadar
Simplo Duplo
Gudang
1 14,6 13,3 13,95 22,63 mg
Garam
2 U Mild 8,5 8,4 8,45 13,70 mg
3 PS Djeram 29,7 31,5 30,6 49,6 mg
Sampoerna
4 68,6 11,4 40 64,9 mg
Kretek
Tembakau
5 19,5 19 19,25 31,23 mg
Tanpa Merk
Tembakau
6 3,3 3,5 3,4 5,52 mg
Madu
7 Filter 23,2 16,5 19,85 32,22 mg

kloroform, eter, kerosin, dan sejenisnya


Pada percobaan kali ini, kami (Tassew 2007).
melakukan percobaan untuk menentukan
kadar nikotin pada tembakau, dalam Nicotiana rustica dan spesies
percobaan kali ini kami menggunakan lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif
tembakau tanpa merk. Pada dasarnya sehingga dapat mengakibatkan
alkaloid merupakan senyawa yang ketergantungan (PP RI No.19 Tahun 2003).
mengandung substansi dasar nitrogen basa, Kandungan nikotin bisamencapai 0,3
dan nikotin merupakan golongan dari sampai 5% dari berat kering tembakau yang
alkaloid. Hal ini juga terbukti karena pada berasal dari hasil biosintesis diakar dan
percobaan yang telah dilakukan terbentuk diakumulasikan di daun. Zat ini bersifat
endapan berwarna coklat diakhir karsinogen, dan mampu memicu kanker
percobaan. Kadar nikotin merupakan kunci paru-paru.
untuk menentukan kualitas tembakau.
Pada percobaan penetapan kadar
Banyak faktor yang memengaruhi kadar
nikotin ini berdasarkan metode acidimetri,
nikotin ini, yaitu jenis tembakau, jenis
acidimetri adalah salah satu metode
tanah, kadar nitrogen tanah, tingkat
penetapan kadar dengan larutan standart
kematangan tembakau, dan masa
asam sebagai titrannya. Prinsip penetapan
penguningan (Tassew 2007). Senyawa ini
kadar nikotin adalah reaksi penetralan asam
terdapat sekitar 0.6-3 % dalam tembakau
basa, nikotin (C10H14N2) yang merupakan
kering. Senyawa ini dibentuk selama
alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
biosintesis yang berlangsung di akar dan
dengan HCl akan mengikat satu atom H+
terakumulasi di daun. Nikotin berbentuk
dan melepaskan ion Cl-. Reaksi ini terjadi
cair seperti minyak tidak berwarna sampai
pada kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai
warna kuning pucat dan akan berubah
indikator methyl red,titik akhir titrasi
menjadi coklat apabila terkena udara atau
diketahui dengan terbentuknya warna
sinar matahari, bersifat higroskopis, dapat
merah yang konstan.
bercampur dengan air pada suhu di bawah
60 °C, sangat larut dalam alkohol, Nikotin yang merupakan alkaloid
dari tembakau kering. Mula-mula basa
NaOH ditambahkan ke tembakau kering. bereaksi dengan asam untuk mengikat H+
Penambahan basa ini bertujuan dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi
menggaramkan asam yang tergabung pada kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai
dengan nikotin yang terdapat dalam indikator methyl red, titik akhir titrasi
tembakau karena nikotin umumnya diketahui dengan terbentuknya warna
tergabung dengan asam yang terdapat merah yang konstan.
dalam tumbuhan. Nikotin sendiri
merupakan basa (basa Lewis) yang ditandai
dengan adanya pasangan elektron bebas
pada atom nitrogen. Penambahan 20%
NaOH pada percobaan juga sebagai
pembasah pada tembakau kering.
Pembasahan sebelum dilakukan penyarian
Gambar 1 Reaksi Nikotin dengan HCl
dimaksudkan memberikan kesempatan
sebesar-besarnya kepada cairan penyari
memasuki seluruh pori-pori pada tembakau Karena setiap 1 mL HCl 0,1 N setara
rokok sehingga mempermudah penyarian dengan kandungan nikotin sebanyak 1,6223
selanjutnya.(Anonim 1986). mg. Jadi dalam percobaan kali ini sampel
yang digunakan mengandung nikotin
Kemudian penambahan basa ini sebanyak 31, 229 mg. Dengan blanko
dilanjutkan dengan penambahan eter. negative sebesar 7 mL larutan titran HCl
Penambahan eter ini berfungsi melarutkan maka hasil tersebut menunjukan bahwa
nikotina yang telah terbebas dari asam semua jenis sampel tembakau yang diteliti
karena nikotina dapat larut dalam pelarut positif mengandung nikotin.
seperti eter atau dengan kata lain eter
sebagai larutan penyari untuk Tembakau biasa digunakan sebagai
mengekstraksi nikotin yang terdapat dalam bahan pembuat rokok. Standar umumnya
tembakau. Kemudian didiamkan selama 30 kandungan nikotin adalah 1-3 mg. Syarat
menit untuk memberi waktu pada cairan batas keamanan yang ditetapkan
penyari untuk mengekstraksi nikotin dalam pemerintah yaitu kandungan nikotin dalam
tembakau. Seharusnya setelah didiamkan sebatang rokok tidak melebihi 1,5 mg.
terbentuk dua lapisan antara eter dan basa Dalam agama Islam mengatakan merokok
NaOH. Batas antara dua senyawa tersebut itu adalah haram, Dalampenelitian secara
tidak terlihat mungkin disebabkan oleh medis, merokok sangat merugikan
ketidakmurnian senyawa yang digunakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
sehingga kedua senyawa tersebut dapat kematian. Menghisap rokok secara teratur
tercampur. atau rutin sama saja menumpuk-numpuk
nikotin dan tar yang merusak kesehatan.
Kemudian cairan diuapkan di hot
plate hingga hanya tersisa 2 mL saja. Eter Unsur nikotin dalam rokok dapat
yang telah diuapkan diencerkan dengan 10 pula dikategorikan makruh, bila mana
mL aquadest. Lalu diitambah metil merah dalam penggunaannya belum nampak
dan dilakukan titrasi dengan HCl. Titrasi membahayakan bagi yang
dengan HCl karena Nikotin bersifat alkalis mengkomsumsinya. Olehnya itu lebih baik
(basa) karena memiliki pasangan elektron ia meninggalkannya dalam artian tidak
bebas dari N oleh karena itu ia dapat mengkomsumsi nikotin atau rokok. Dalam
kondisi ini penggunaan nikotin dapat
dikategorikan makruh, artinya lebih baik Berdasarkan hasil praktikum
meninggalkanya atau tidak memakainya. analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa Kadar nikotin dalam
Nikotin yang menyebabkan rokok bermerk Gudang Garam 22,62 mg, U
ketergantungan yang menstimulasi otak Mild 13,70 mg, PS Djeram 49,6 mg,
untuk terus menambah jumlah nikotin yang Sampoerna Kretek 64,9 mg, Filter 32,22 mg
dibutuhkan, semakin lama, nikotin dapat dan pada Tembakau Tanpa Merk 31,23 mg,
melumpuhkan otak dan rasa, serta Tembakau Madu 5,52 mg. Dengan blanko
meningkatkan adrenalin, yang negative sebesar 7 mL larutan titran HCl
menyebabkan jantung di beri peringatan maka hasil tersebut menunjukan bahwa
atas reaksi hormonal yang membuatnya sampel tembakau positif mengandung
berdebar lebih cepat dan bekerja lebih nikotin. Tembakau biasa digunakan sebagai
keras. Artinya, jantung membutuhkan lebih bahan pembuat rokok. Standar umumnya
banyak oksigen agar dapat terus memompa. kandungan nikotin adalah 1-3 mg. Syarat
Nikotin juga menyebabkan pembekuan batas keamanan yang ditetapkan
darah lebih cepat dan meningkatkan resiko pemerintah yaitu kandungan nikotin dalam
serangan jantung.Nikotin membuat sebatang rokok tidak melebihi 1,5 mg.
ketagihan. Itulah sebabnya para perokok Dalam penelitian secara medis, merokok
ingin terus menghisap tembakau secara sangat merugikan kesehatan bahkan bisa
rutin karena mereka ketagihan nikotin. menyebabkan kematian. Menghisap rokok
Ketagihan tersebut ditandai dengan secara teratur atau rutin sama saja
keinginan yang menggebu untuk selalu menumpuk-numpuk nikotin dan tar yang
mencari dan menggunakan, meskipun merusak kesehatan.
mengetahui akan konsekuensi negatif
terhadap kesehatan. Saran
Dari sifat ketergantungan alami Perlu dilakukan Penelitian dengan
yang muncul ditemukan bahwa nikotin pengujian untuk menentukan kadar nikotin
mengaktifkan jaringan otak yang secara GC MS dan karakteristik ekstrak
yang nantinya sebagai acuan untuk
menimbulkan perasaan senang, tenang, dan
menentukan mutu ekstrak daun tembakau.
rileks. bahan kimia otak termasuk dalam Karakteristik ekstrak yang diuji adalah
perantara keinginan untuk terus kadar air, berat jenis, cemaran mikroba
mengkonsumsi, yakni neurotransmiter yaitu angka kapang khamir (AKK), angka
dopamine, dalam penelitian menunjukkan lempeng total (ALT) dan most probable
bahwa nikotin meningkatkan kadar number (MPN) Coliform.
dopamine tersebut. Efek akut dari nikotin
dalam beberapa menit menyebabkan
perokok melanjutkan dosis secara
frekuentif per harinya sebagai usaha
mempertahankan efek kesenangan yang
timbul dan mempertahankan diri dari efek
ketergantungan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA 14:41–29.
Tassew Z. 2007. Levels of nicotine in
Anonim. SNI 0766-1989-A. Rokok kretek. Ethiopian tobacco leaves. [disertasi]
Jakarta: Dewan Standarisasi Addis Ababa: Addis Ababa
Nasional; 1989. University.
The Merck Index, 1983, editor Marta
Benowitz NL, Hukkanen J, Jacob P.
Windholz, An Encyclopedia of
Nicotine chemistry, metabolism,
Chemicals, Drugs and Biologicals
kinetics and biomarkers. Handb Exp
Raahway, N.J., Merck and Co. Inc.
Pharmacol. 2009;92:29–60.
USA.
Jaya, Muhammad. Pembunuh Berbahaya Wahyuni, S. 2012. Penetapan Kadar
itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Nikotin Dalam Rokok Putihyang
Riz’ma, Beredar Di Makassar. Skripsi.
2009. Fakultas Ilmu Kesehatan. UIN
Kementerian Kesehatan. Laporan Riset Alauddin Makassar.
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Wassenaar CA, Dong Q, Amos CI, Spitz
Penelitian dan Pengembangan MR, Tyndale RF. Pilot study of
Kesehatan; 2013. CYP2B6 genetic variation to explore
Nurjanah, Kresnowati L, Mufid A. the contribution of nitrosamine
Gangguan fungsi paru dan kadar activation to lung carcinogenesis. Int
cotinine pada urin karyawan yang J Mol Sci. 2013;14:8381–92.
terpapar asap rokok orang lain. Jurnal Yuni Susilowati, Eka. 2006,“Identifikasi
Kesehatan Masyarakat. 2014:10(1);43- Nikotin dari Daun Tembakau
52. (Nikotina tabacum) kering dan Uji
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Efektivitas Ekstrak Daun Tembakau
tahun 2012 tentang Pengamanan sebagai Insektisida Penggerek
bahan yang mengandung zat adiktif Batang Padi (Scirpophaga
berupa produk tembakau bagi innonata)”.
kesehatan. Kementerian Hukum dan
Hak Azasi Manusia R.I. 2012.
Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2000 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 81
Tahun 1999 tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan. Sekretaris
Negara R.I 2000.
Schaal C, Chellappan SP. Nicotine-
mediated cell proliferation and tumor
progression in smoking-related
cancers. Mol Cancer Res.
2014;12:14–23.
Sergei A, Grando SA. Connections of
nicotine to cancer. Nat Rev Cancer
2014;

Anda mungkin juga menyukai