2
3
normal
Daging kenyal
Daging berwarna putih
4
5
6
Kekuningan
Tekstur daging lembut
Kulit berwarna putih cerah
Tidak ada bercak darah
Kulit elastis
Bau ayam normal
membeku
Kulit mudah mengelupas
Bau bangkai
7
8
darah
c) Kekenyalan Objektif
Uji kekenyalan objektif dilakukan dengan Texture Analyzer
XT2Tri. Sampel daging dada ayam yang digunakan bervolume
1,5 x 1,5 x 1,5cm3. Sampel ditekan dengan sebuah probe berkode
Sms p/35 yang merupakan alat penekan khusus kekenyalan.
Sebelum proses penekanan, dilakukan pengaturan alat agar sesuai
dengan kriteria pengukuran sampel. Hold until timeyang
digunakan sebesar 60 detik. Penekanan dilakukan hanya sekali.
Proses penekanan dilakukan secara otomatis dan grafik hasil
proses penekanan dapat terbaca di layar komputer. Data yang
diperoleh terdiri dari dua macam, yaitu pada saat Max Forcedan
Specific Time. Nilainya berupa besar gaya yang diberikan dan
waktunya (s). Pada saat Max Force, daging ayam masih dapat
memberikan gaya reaksi untuk menahan gaya penekanan yang
diberikan alat atau sampai daging ayam tepat akan pecah. Proses
ini ditunjukkan dengan grafik yang semakin meningkat sampai
semula.
Proses
ini
merupakan
persentase
dari
tersebut
kemudian
dihancurkan
ke
dalam
alat
pengenceran
10-2,
pengenceran
10-3,
10-4,dan
b) Metode Swab
Dengan menggunakan batang pengoles (swab) steril, yaitu batang
lidi yang pada bagian ujungnya dibungkus kapas, oleskan
permukaan contoh seluas 2 cm x 2 cm dengan cara mengoles ke
kiri dan kanan masing-masing sebanyak tiga kali. Kemudian
batang pengoles direndam di dalam 5 ml larutan pengencer,
diputar-putar dan diperas pada dinding tabung untuk melepaskan
mikroba yang melekat pada kapas pengoles tersebut. Larutan
sampel diambil secara aseptis dan dibuat pengenceran hingga 10-8
. Tiap-tiap pengenceran yang dipilih, dipipet secara aseptis
sebanyak 1 ml sampel untuk dimasukkan ke dalam cawan petri
steril secara duplo dan ditambahkan media agar PCA (Plate
x 5 ml x
3. Uji Organoleptik
Sampel yang akan diuji deskripsi adalah sampel ayam normal
mentah, ayam normal goreng, ayam normal bumbu, ayam tiren
mentah, ayam tiren goreng, dan ayam tiren bumbu. Pengujian ini
dilakukan melibatkan 30 orang panelis tidak terlatih. Panelis diminta
untuk mendeskripsikan aroma, warna, dan tekstur dari setiap sampel
yang disajikan dan menuliskannya pada form isian dengan kata-kata
sendiri. Pada atribut aroma, warna, dan tekstur, ditentukan pula
ini
b. Warna
Warna merupakan salah satu parameter mutu daging ayam.
Perubahan warna pada daging ayam menjadi salah satu indikator
c. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu parameter yang juga digunakan
untuk mengukur kualitas daging ayam. Tekstur yang iinginkan
oleh konsumen adalah tekstur yang empuk sehingga mudah
digigit dan dinikmati setelah dimasak (Anonim, 2002).
Pertumbuhan bakteri pada daging ayam dapat menyebabkan
perubahan tekstur daging tersebut. Bakteri tersebut dapat
menggunakan protein, karbohidrat, lemak dan komponen
makanan lainnya untuk pertumbuhannya (Fardiaz, 1992). Respon
panelis terhadap tekstur daging ayam normal dan ayam tiren
mentah yang diuji disajikan pada Gambar berikut.