Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 6 No.

1, Mei 2011

DETEKSI PERMULAAN KEBUSUKAN DAGING AYAM BROILER


YANG DIJUAL PADA SUHU KAMAR (28 – 30OC) DI BEBERAPA
KIOS DAGING PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOGOR

Oleh:
Dwi Windiana
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara

ABSTRAK

Sampel penelitian adalah ayam broiler yang diambil dari dua pasar tradisional yang
berbeda. Dari setiap pasar diambil dua kios yang menjual ayam broiler dalam bentuk utuh
maupun potongan. Sebagai kontrol, digunakan ayam broiler dari farm yang disembelih
pada jam 5.00 WIB.
Rata-rata daging ayam broiler bentuk potongan yang dibeli di pasar sudah positif uji
postma pada jam ke-5 (jam 12.00 WIB) dihitung dari saat pengambilan sampel. (jam 5.00
WIB). Sedangkan kontrol (karkas ayam bentuk potongan dari farm) positif uji postma pada
jam ke-11 (jam 16.00 WIB). Saat awal kebusukan terjadi, pH sampel karkas ayam broiler
bentuk potongan dada adalah 5,8 sedangkan bagian paha 5,6.
Rata-rata daging ayam broiler bentuk utuh yang dibeli di pasar sudah positif uji
postma pada jam ke-5 (jam 12.00 WIB) dihitung dari saat pengambilan sampel. (jam 5.00
WIB). Sedangkan kontrol (karkas ayam bentuk utuh dari farm) positif uji postma pada jam
ke-11 (jam 16.00 WIB). Saat awal kebusukan terjadi, pH sampel karkas ayam broiler
bentuk utuh dada adalah 5,7 sedangkan bagian paha 6,5.

Kata kunci: Uji postma, pH, daging ayam broiler, pasar tradisional.

PENDAHULUAN perubahan pada jaringan otot. Dalam


keadaan masih hidup pH daging berkisar
Daging unggas merupakan sumber antara 6,8 – 7,2. Setelah disembelih terjadi
protein hewani yang baik, karena penurunan pH karena terjadi penimbunan
mengandung asam amino esensial yang asam laktat dalam jaringan otot akibat
lengkap dengan perbandingan jumlah yang proses glikolisis anaerob. Kemudian terjadi
cukup. Selain itu serat-serat dagingnya peningkatan pH akibat pertumbuhan
pendek dan lunak sehingga mudah dicerna. mikroorganisme.
Namun demikian, daging merupakan Penurunan pH daging ayam akan
sumber makanan yang baik juga untuk mencapai nilai 5,8 – 5,9 setelah melewati
pertumbuhan mikroorganisme. Mikro- fase pasca mortem selama 2 – 4,5 jam.
organisme penyebab pembusukan pada Kecepatan penurunan pH sangat dipenga-
daging dapat berasal dari infeksi saat ruhi oleh temperatur lingkungan. Pada
hewan hidup atau kontaminasi postmortem suhu tinggi, pH akan turun cepat.
(Departemen Pertanian, 2004). Kecepatan penurunan pH akan mem-
Setelah hewan disembelih maka pengaruhi kondisi fisik jaringan otot
aliran darah akan terhenti. Hal ini akan (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
menyebabkan terjadinya perubahan-

16
Deteksi Permulaan Kebusukan Daging Ayam... (Dwi Windiana)

METODE PENELITIAN ke-8, jam ke-11 dan jam ke-12. Semua


prosedur pengamatan diatas dilakukan
Tempat dan Waktu Penelitian sesuai dengan buku penuntun praktikum
Meat Hygiene dan Milk Hygiene (Sarwani,
Penelitian dilakukan di laboratorium Rumawas dan Soetardjo, 1985).
Kesehatan Masyarakat Veteriner, Balai Bahan yang digunakan untuk
Besar Pelatihan Kesehatan Hewan pengujian daging adalah kertas lakmus
Cinagara, Bogor pada tanggal 2 – 7 merah, bubuk Magnesium Oksida (MgO)
November 2010. untuk uji Postma, dan aquades steril untuk
pembuatan ekstrak daging.
Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah
Pada penelitian ini digunakan ayam kantong plastik,pinset, skalpel, gunting,
broiler yang diambil dari dua pasar jam, timbangan, penangas air. Thermo-
tradisional yang berbeda. Dari setiap pasar meter, pembakar Bunsen, labu Erlenmeyer,
diambil dua kios yang menjual ayam gelas piala, kertas saring, corong kaca dan
broiler dalam bentuk utuh maupun pH meter.
potongan. Sebagai kontrol, digunakan
ayam broiler dari farm yang disembelih Cara Pemeriksaan
pada jam 5.00 WIB. Pengukuran pH Ekstrak Daging
Ayam yang digunakan dalam Sebanyak lima gram daging
penelitian menjalani proses penyembelihan dipotong kecil-kecil dan dimasukkan
yang sama dengan ayam yang dijual kedalam labu Erlenmeyer lalu ditambah-
dipasar. Ayam yang telah disembelih kan 50 ml aquades yang telah dididihkan
dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing dan telah didinginkan kembali sesuai
kelompok terdiri dari empat ekor ayam. dengan suhu kamar, didiamkan selama 15
Karkas ayam kelompok pertama disedia- menit, kemudian disaring untuk mendapat-
kan dalam bentuk karkas utuh, sedangkan kan ekstrak (Gambar 1). Pemeriksaan pH
kelompok kedua dalam bentuk potongan dilakukan dengan menggunakan pH meter.
dada dan paha (paha atas dan bawah
menjadi satu). Setelah itu karkas ayam Uji Postma
dimasukkan kedalam kantong plastik dan
diikat rapat dan dibawa ke laboratorium. Sebanyak lima gram daging
Sampel kontrol masing-masing meng- dipotong kecil-kecil dan dimasukkan
gunakan dua ekor ayam. kedalam labu Erlenmeyer, lalu ditambah-
Di laboratorium karkas tersebut kan 50 ml aquades yang telah dididihkan
langsung diperiksa dan disimpan diatas dan telah didinginkan kembali sesuai suhu
meja laboratorium pada temperatur kamar. kamar, kemudian dikocok dan didiamkan
Pengamatan yang dilakukan pada karkas 15 menit. Kemudian disaring dan ekstrak-
ayam adalah pemeriksaan organoleptik nya diambil sebanyak 10 ml untuk
(warna, aspek, konsistensi, bau dan adanya dimasukkan ke dalam cawan petri yang
lendir), pengukuran pH ekstrak daging dan telah diisi dengan 100 mg MgO. Reaksi
uji Postma. Pemeriksaan dan pengujian dikatakan positif jika MgO dengan
untuk karkas ayam broiler bentuk potongan pertolongan panas dapat membebaskan
maupun bentuk utuh dilakukan pada jam NH3 dari ikatannya (misalnya asam laktat)
ke-5, jam ke-8, jam ke-11 dan jam ke-12. di dalam daging sehingga NH3 bebas yang
Sedangkan pemeriksaan dan pengujian bersifat basa keluar, ditandai dengan
untuk karkas bentuk utuh dari farm, berubahnya warna kertas lakmus merah
dilakukan mulai jam ke-2, jam ke-5, jam menjadi biru (Gambar 2).

17
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 6 No. 1, Mei 2011

50 ml aquadest
Timbang
5 gr
Potong Diamkan 15 menit
Kecil-
kecil
ekstraksi

Ekstrak diukur
dengan pH meter

Gambar 1. Pengukuran pH ekstrak daging.

Ekstraksi

50 ml aquadest
Timbang
5 gr Potong Diamkan
15 menit
kecil-kecil

Ambil dengan pipet 10 ml

100 mg MgO
Lakmus merah tetap _
berwarna merah
Penangas air, suhu
50°C, selama 5 menit
Lakmus merah
+
berubah warna biru

Gambar 2. Uji postma.

18
Deteksi Permulaan Kebusukan Daging Ayam... (Dwi Windiana)

Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Data yang diperoleh dilakukan
analisa secara deskriptif (rata-rata), dengan Uji Organoleptik
hipotesis: Untuk setiap waktu pengamatan Uji organoleptik meliputi
ada perbedaan waktu permulaan pemeriksaan terhadap warna, aspek,
kebusukan pada daging bentuk utuh dan konsistensi, bau dan adanya lendir. Hasil
bentuk potongan pada suhu kamar. pemeriksaan menunjukkan terjadi penyim-
pangan pada jam ke-11 (jam 16.00 WIB)
yaitu perubahan warna menjadi kecoklatan,
penurunan konsistensi otot daging,
penyimpangan bau, dan berair. Perubahan
fisik pada daging disajikan dalam
Gambar 3.

Jam 08.00 •Jam 12.00 Jam 14.00

Jam 16.00 Jam 17.00 Setelah 24 jam

Gambar 3. Perubahan fisik pada daging ayam.

19
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 6 No. 1, Mei 2011

Pembusukan merupakan gejala yang mikroorganisma akan menghidrolisa


terlihat dari aktivitas mikroorganisme jaringan ikat antara serabut otot,
dengan perubahan bau, rasa atau sehingga kesatuan serabut otot akan
penampilan dari daging yang menyimpang hilang.
(Gill, 1986), sedangkan Buckle et al. 2. Terbentuk lendir pada bagian
(1986) menyatakan pembusukan sebagai superficial dari otot yang berpengaruh
kerusakan daging oleh kerja mikro- terhadap pembentukan jumlah koloni
organisme yang merusak struktur daging mikroorganisma.
menjadi produk yang sangat lunak dan 3. Perubahan warna terjadi akibat peng-
berair. Daging merupakan sumber hancuran pigmen otot.
makanan yang baik bagi mikroorganisma 4. Bau tengik diproduksi oleh mikro-
untuk berkembangbiak secara cepat dan organisma anaerob melalui dekom-
mengakibatkan terjadi pembusukan dalam posisi protein atau asam.
waktu yang singkat (Gill, 1986). Frazier 5. Terbentuknya asam lemak bebas dan
dan Westholf (1978) secara umum pigmen berwarna kuning atau coklat
membagi tipe pembusukan daging ayam yang berasal dari lemak dipermukaan
berdasarkan tersedianya oksigen. daging.
Pembusukan pada keadaan aerob ditandai
oleh adanya lendir, perubahan warna Uji Postma
pigmen daging, perubahan lemak, rasa dan
Hasil penelitian menunjukkan
bau. Sedangkan pembusukan pada keadaan
bahwa rata-rata daging ayam broiler
anaerob ditandai oleh campuran bau dan
bentuk potongan yang dibeli di pasar sudah
rasa asam yang disebabkan oleh asam
positif uji postma pada jam ke-5 (jam
lemak bebas dalam jumlah banyak serta
10.00 WIB) dihitung dari saat pengambilan
proses pemecahan protein yang
sampel (jam 5.00 WIB), Sedangkan
menyebabkan bau busuk.
kontrol (karkas ayam bentuk potongan dari
Faktor-faktor yang mempengaruhi
farm) positif uji postma pada jam ke-11
pertumbuhan mikroorganisma pembusuk
(jam 16.00 WIB).
pada daging ialah temperatur, kelembaban,
Saat awal kebusukan terjadi, pH
tekanan osmotik, pH, potensial oksidasi-
sampel karkas ayam broiler bentuk
reduksi dan udara (Lawrie, 1974).
potongan dada adalah 5,8 sedangkan
Perubahan-perubahan pada daging akibat
bagian paha 5,6. Sampel kontrol
aktifitas bio-kimiawi mikroorganisma
menunjukkan pH yang sama baik pada
adalah sebagai berikut:
bentuk potongan dada maupun paha, yaitu
1. Otot mencair, akibat enzim
6,3.
kollagenase yang dihasilkan oleh

Tabel 1. Rata-rata pH daging ayam broiler pasar dari karkas ayam bentuk potongan

Pengamatan jam ke-


Sampel
0 5 8 11 12

Dada - pH : 5,8 pH : 6,4 pH : 6,3 pH : 6,0

Paha - pH : 5,6 pH : 6,2 pH : 5,7 pH : 5,6

20
Deteksi Permulaan Kebusukan Daging Ayam... (Dwi Windiana)

Tabel 2. Rata-rata pH daging ayam broiler farm dari karkas ayam bentuk potongan

Pengamatan jam ke-


Sampel
0 5 8 11 12

Dada - pH : 6,6 pH : 6,0 pH : 6,3 pH : 6,3

Paha - pH : 6,3 pH : 5,8 pH : 6,3 pH : 5,8

Hasil penelitian menunjukkan 6,5. Sampel kontrol menunjukkan pH


bahwa rata-rata daging ayam broiler bagian dada adalah 6,2 dan pH bagian
bentuk utuh yang dibeli di pasar sudah paha, yaitu 6,4.
positif uji postma pada jam ke-5 (jam Sumber kontaminan penyebab
10.00 WIB) dari saat pengambilan sampel. pembusukan daging ayam pada umumnya
(jam 5.00 WIB). Sedangkan kontrol sudah ditemukan pada saat penyembelihan
(karkas ayam bentuk utuh dari farm) dilakukan atau dipindahkan oleh pekerja
positif uji postma pada jam ke-11 (jam melalui alat pemotong, melalui air atau
16.00 WIB). udara, selama proses pencabutan bulu,
Saat awal kebusukan terjadi, pH pengeluaran jeroan, pemotongan daging
sampel karkas ayam broiler bentuk utuh dan saat pendinginan (Ayres, 1980).
dada adalah 5,7 sedangkan bagian paha

Tabel 3. Rata-rata pH daging ayam broiler pasar dari karkas ayam bentuk utuh

Sampel Pengamatan jam ke-


0 2 5 8

Dada - - pH : 5,7 pH : 5,9

Paha - - pH : 6,5 pH : 6,3

Tabel 4. Rata-rata pH daging ayam broiler farm dari karkas ayam bentuk utuh

Pengamatan jam ke-


Sampel 0 2 5 8 11 12

Dada - pH : 6,2 pH : 6,3 pH : 6,3 pH : 6,2 pH : 6,2

Paha - pH : 6,2 pH : 6,3 pH : 6,4 pH : 6,4 pH : 5,4

21
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 6 No. 1, Mei 2011

Pembusukan baru terjadi pada jam Saran


ke-11, karena diperlukan waktu untuk
1. Belilah daging pagi hari dan pada
penetrasi bakteri ke dalam daging. Untuk
akhir belanja saat hendak kembali ke
penetrasi bakteri diperlukan sejumlah
rumah. Daging harus dikemas dengan
bakteri tertentu untuk dapat masuk
baik dan terpisah dari jeroan dan
kedalam daging, juga diperlukan aktivitas
bahan makanan lain.
enzim proteolitik. Enzim proteolitik ini
2. Jika membeli daging hendaknya di
diproduksi hanya pada akhir phase
tempat penjualan atau kios daging
logaritmik dari pertumbuhan, bakteri (Gill,
resmi, bersih dan disimpan dalam
1986). Suhu penyimpanan dari karkas
kondisi dingin atau beku.
ayam sangat berpengaruh terhadap
3. Belilah daging ayam yang berwarna
pertumbuhan mikrorganisma pembusuk
cerah, tidak gelap, tidak ada warna
dan daya simpan dari karkas ayam.
atau bercak-bercak merah kecoklatan
Pada jam ke-5 dari uji Postma,
atau kebiruan, tidak berbau busuk,
karkas ayam bentuk potongan dan bentuk
tidak berbau menyengat dan tidak
utuh dari pasar sudah menujukkan hasil
berlendir.
positif dibandingkan sampel kontrol. Hal
ini disebabkan karena proses pemotongan
karkas menjadi potongan-potongan meng-
akibatkan terdapat permukaan daging yang DAFTAR PUSTAKA
lebih banyak terpapar pencemaran.
Sedangkan bentuk karkas utuh yang juga Ayres et al. 1980. Microbiology of Foods.
menunjukkan hasil positif pada jam ke-5 San Fransisco: WH Freeman and
menunjukkan bahwa tingkat pencemaran Company.
dalam penyediaan daging tersebut sangat Buckle, et al. 1985. Ilmu Pangan.
buruk. Penerjemah Hari Purnomo dan
Adiono. Jakarta: Universitas
Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
[Deptan] Departemen Pertanian. 2004.
Keamanan Pangan dalam
Kesimpulan
Penyediaan Pangan Asal Unggas.
Untuk setiap waktu pengamatan ada Direktorat Kesehatan Masyarakat
perbedaan waktu awal kebusukan pada Veteriner. Jakarta : Direktorat
daging bentuk utuh dan bentuk potongan Jenderal Bina Produksi Peternakan.
pada suhu kamar.
1. Daging ayam yang dijual di pasar Frazier WC dan Westhoff. 1978. Food
menunjukan hasil uji postma positif Microbiology. Singapore: McGraw
(mulai terjadi proses pembusukan) Hill Book Co.
sejak jam ke-5 pengambilan sampel. Gill CO. 1986. The Control of Microbial
2. Daging ayam kontrol (dari farm) Spoilage. England: MacMillan
menunjukan hasil uji postma positif Publishers.
sejak jam ke-11 pengambilan sampel.
3. Secara organoleptik proses pem- Lawrie. 1974. Meat Science. Pergamon
busukan baru dapat diamati mulai jam Pres. Toronto: Oxford New York.
ke-11 pengambilan sampel Muchtadi dan Sugiyono. 1992. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Bogor: Insitut Pertanian Bogor.

22
Deteksi Permulaan Kebusukan Daging Ayam... (Dwi Windiana)

Sawarni, Rumawas, R. Soetradjo. 1985. Hewan. Bogor: Institut Pertanian


Praktikum Meat Hygiene dan Milk Bogor.
Hygiene. Fakultas Kedokteran

23

Anda mungkin juga menyukai