Roswandono1*, Aji Setyonugroho1, Era Hari Mudji Restijono1, Dian Ayu Kartika Sari1
1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
*Email: atmajaros@uwks.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine how the pH, water holding capacity and the Eber test or rot
test on duck meat taken in several traditional markets in Kediri Regency. The samples were taken
as many as 30 samples from 3 different markets. From each market taken as many as 10 different
samples in each market. The type of research is quantitative and descriptive using qualitative
laboratory examinations. The results showed that for the pH test and water holding capacity there
was no significant difference from the three markets, but in the Eber test that was carried outno
significant difference between the three markets for the pH test and water holding capacity. Still,
there were several positive and some negative samples in the Eber test that was carried out. It is
due to several factors that refer to the process of slaughtering animals, the type of animal, the
lack of sterilization of slaughterhouses, and the lack of understanding for the community.
Therefore, it is essential to improve the quality of safe, healthy, whole, halal products.
PENDAHULUAN
Bebek atau itik adalah nama umum bahan kualitas produk terjaga aman dan
untuk beberapa spesies burung dalam famili nyaman terhadap konsumen, konsumen harus
Anatidae. Bebek umumnya adalah burung bisa melilih produk asal hewan dengan
akuatik yang sebagian besar berukuran lebih melihat warna, tekstur, aroma dan
kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan keempukan pada daging sehingga konsumen
angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan bisa melihat kualitas daging tersebut dan
hampir di seluruh Indonesia. Bebek sedangkan nilai karkas dilihat dari kualitas
merupakan jenis ternak yang memproduksi daging dan jumlah daging. Setelah hewan
telur maupun daging yang dikonsumsi dipotong pH daging akan berubah karena
masyarakat Indonesia, karena dibutuhkan produksi asam laktat yang dapat menurunkan
untuk memenuhi protein hewani. Masyarakat pH daging (Fikri, dkk., 2017).
Indonesia membudidayakan bebek atau itik Daging itik lokal mempunyai kualitas
sebagai sumber pendapatan keluarga yang beraroma yang khas, merah gelap dan tekstur
menjanjikan karena hanya membutuhkan dagingnya keras. Pengaruh daging yang
modal pesawahan yang banyak air untuk mempunyai kualitas baik merupakan sifat-
pengembalaan bebek atau itik serta di daerah sifat daging yang harus diketahui oleh
sekitar sungai yang terdapat ikan kecil atau konsumen dan kualitas daging itik impor
keong-keong kecil sebagai sumber makanan lebih baik dibandingkan dengan daging itik
(Ismoyowati dan Imam Suswoyo, 2011). lokal yang masih rendah dan aroma yang
RPH merupakan tempat pemotongan khas membuat konsumen masih rendahnya
hewan yang di buat guna memutus atau permintaan konsumen dipasaran yang gelap
mencegah penyakit yang bersifat zoonisis (Dihansih, dkk., 2017).
menular kepada manusia dan dapat menjamin Daging itik mempunyai kadar air yang
standar bahan makanan asal hewan yang tinggi dan pH mendekati normal sehingga
aman dan layak konsumsi ASUH (Aman, mudah terkontaminasi bakteri dan daging
Sehat, Utuh, Halal). Food safety dilakukan akan mudah rusak (perishable food).
untuk menjaga bahan asal hewan supaya Daging bebek merujuk kepada daging yang
26
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
27
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
28
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
Tabel 2. Tabel Daya Ikat Air di Pasar cemaran mikroba dalam pangan, di tetapkan
Tradisional Kediri bahwa Batas Maksimum Cemaran Mikroba
(BMCM) pada daging segar, beku adalah
Pasar Rata-rata ± SD (%)
sebesar 1x106 koloni/g. Perubahan-
PS1 38.0910 ±13.95383 perubahan yang terjadi pada daging yang
PS2 33.0130 ± 9.14536 mengalami pembusukan adalah bau yang
PS3 43.7150 ± 12.13382 disebabkan oleh produksi produk ahir
volatile, warna disebabkan oleh produksi
Hasil penelitian mengenai awal pigmen bakteri atau oksidasi myoglobin dan
kebusukan pada daging bebek segar yang tekstur menjadi lunak karena proteinase
menunjukan bahwa awal kebusukan daging (BSN, 2009).
dari Pasar Tradisional Brenggolo, Pasar Daya mengikat air (DMA) oleh protein
Tradisinal Ngurah dan Pasar Tradisional daging atau Water Holding Capacity (WHC)
Pahing yang di ambil 30 sampel dari 3 pasar atau Water Binding Capacity (WBC) adalah
menunjukan bahwa 5 sampel positif dan 25 kemampuan daging untuk mengikat air yang
negatif. Sampel positif pada daging segar terikat dalam daging dibagi tiga komponen
dapat di sebabkan banyak terkontaminasi yaitu air diikat secara kimiawi oleh protein
secara fisik maupun biologis, alat-alat yang di daging sebesar 4-5% yang merupakan lapisan
gunakan pada proses penyembelihan bebek monomolekuler pertama, lapisan kedua
yang kurang steril dan lingkungan adalah air yang terikat agak lemah dari
penyembelihan atau pemotongan yang tidak molekul air terhadap kelompok hidrofilik
SOP (Standar Operasional Prosedur) serta yakni sebesar 4% dan pada lapisan ketiga
lingkungan penjualan yang kurang terjaga merupakan air bebas di antara
kebersihanya yang dapat mempercepat molekulmolekul protein yang memiliki
proses pembusukan daging. Faktor sebelum jumlah terbanyak dan perubahan molekul
dan sesudah pemotongan dapat yang disebabkan oleh denaturasi protein
mempengaruhi kualitas karkas. Faktor daging, sedangkan jumlah air terikat lebih
sebelum pemotongan yang dapat lemah, yaitu diantara molekul protein dan
mempengaruhi kualitas daging antara lain: akan menurun bila protein daging mengalami
genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis denaturasi ( Rompis, 2015 ).
kelamin, umur dan tingkat stres. Faktor Daya ikat air dan tingkat erat kualitas
setelah pemotongan mempengarui kualitas erat hubunganya dengan pH. Jika konsentrasi
daging antara lain adalah pelayanan, glikogen otot pada pemotongan cukup, maka
perlakuan, pemasaran, pH karkas dan pH akan mengalami penurunan. Laju
lingkungan (Dangur, dkk. 2020). penurunan pH karkas juga merupakan
Kebusukan pada daging di tandai dengan penentu utama dari daya ikat air. Besarnya
bau busuk, pembentukan lendir, perubahan penurunan pH karkas akan mempengaruhi
tekstur, pembentukan pigmen. Indikasi awal daya ikat air dan makin tinggi pH ahir maka
pembusukan pada daging segar adalah adalah makin kurang daya ikat air pada daging
bau busuk yang timbul karena pertumbuhan (Lawrie, 2016).
mikroba mencapai jumlah 107 CFU/cm2.
Pada fase ini mikroba beralih dari glukosa Uji Eber
yang semakin menurun jumlahnya di daging
menjadi asam amino yang berfungsi untuk Hasil penelitian yang sudah
substrat yang diperlukan untuk pertumbuhan. dilakukan untuk daging bebek segar yang
Metabolisme mikroba menghasilkan di ambil dari 3 pasar yang berbeda bisa di
campuran kompleks ester volatil, alkohol, lihat Ppada Tabel 3.
keton dan sulfur yang menyebabkan
timbulnya bau busuk pada daging (Lawri, Tabel 3. Tabel Hasil Penelitian Daging
2017). Bebek Segar
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Pasar Positif Negatif
7388 tahun 2009 mengenai batas maksimum PS1 2 8
29
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
30
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
31