Phula Kerti Sanglah dan Pasar Tradisional Badung, Kota Denpasar, Bali
(THE QUALITY OF MEAT AND PROCESSED MEAT PRODUCTS SOLD IN DENPASAR
CITY'S BADUNG AND SANGLAH TRADITIONAL MARKET AREAS)
Meiliani Herna Suprihatin1, Kresensia Cyntia Dosom1, I Gede Galyes Pranadinata1, Kevin
Dominika1, Ida Bagus Ngurah Swacita2
1
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan
2
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234
Telp/Fax (0361) 223791
Email: meilianikjmaa@gmail.com
ABSTRAK
Daging merupakan salah satu hasil peternakan yang menjadi sumber utama protein
hewani dan sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok di Indonesia. Kualitas
fisik daging merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan, karena kualitas fisik
yang baik menghasilkan mutu daging yang berkualitas dan layak dikonsumsi. Untuk mengetahui
kualitas daging sapi, daging babi, daging ayam dan daging ikan serta produk olahan daging yang
diambil dari Pasar tradisional Badung dan Pasar tradisional Phula Kerti Sanglah maka perlu
dilakukan tinjauan dari uji subjektif yaitu bau, warna, rasa, tekstur dan konsistensi, dan uji
objektif yang meliputi; Nilai pH daging, daya ikat air (DIA), kadar air daging, dan perkiraan
jumlah bakteri, serta membandingkan kualitas daging sapi, daging babi, daging ayam dan daging
ikan. Berdasarkan hasil uji subjektif dan objektif tersebut menunjukkan bahwa daging dan
produk olahan daging yang di dapat dari Pasar Phula Kerti Sanglah dan Pasar Badung masih
aman untuk dikonsumsi kecuali pada daging ikan yang berasal dari Pasar Phula Kerti Sanglah
karena jumlah kumannya melebihi standar maksimal.
Kata kunci: daging; olahan daging; kualitas; uji subjektif; uji objektif
ABSTRACT
Meat is one of the agricultural products which is the main source of animal protein and is
very useful in meeting basic food needs in Indonesia. The physical quality of meat is a very
important thing that must be considered, because good physical quality produces quality meat
that is suitable for consumption. To determine the quality of beef, pork, chicken and fish meat as
well as processed meat products taken from the Badung Traditional Market and the Phula Kerti
Sanglah Traditional Market, it is necessary to conduct a review of subjective and objective tests.
Subjectively including meat color, smell, consistency, meat texture while objective testing is
done by testing pH, water holding capacity, water content, and the amount of bacterial
contamination. Results Based on the subjective and objective tests, it showed that meat and
processed meat products from the Phula Kerti Sanglah and Badung markets were still safe for
consumption, except for fish meat from the Phula Kerti Sanglah market, where microbial
contamination exceeded the maximum standard.
Key words: meat; processed meat; quality; objective test; subjective test
PENDAHULUAN
Daging merupakan bahan makanan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi, selain
mutu proteinnya yang tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino essensial yang
lengkap dan seimbang (Pereira and Vicente, 2013). Daging umumnya tersusun atas air, lemak,
protein, mineral dan karbohidrat. Kandungan nutrisinya yang lengkap dan variasi produk
olahannya menjadikan daging sebagai bahan makanan yang hampir lekat dengan kehidupan
manusia (Prasetyo et al., 2013). Kandungan gizi daging terdiri dari 19% protein, 75% air, 2,5%
lemak dan 3,5% bahan non protein (Soeparno, 2005).
Kebutuhan akan daging setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan sehingga
menuntut adanya produksi lebih agar mampu menjangkau banyak konsumen di berbagai daerah.
Hal ini menyebabkan produsen daging harus memperhatikan kualitas daging yang akan
dipasarkan sehingga daging menjadi aman dan layak untuk dikonsumsi (Wibisono, 2011).
Kualitas produksi daging tergantung pada pertumbuhannya, produksinya tinggi dapat dicapai
dengan pertumbuhan yang cepat. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, sarana dan prasarana rumah potong hewan (RPH), kondisi ternak sebelum dipotong,
kelancaran penyembelihan dan penanganan karkas, proses pengangkutan daging, dari proses
penjualan hingga pengolahan.
Untuk mengetahui kualitas daging baik secara fisik maupun kimiawi dapat diketahui dari
beberapa metode pengujian kualitas daging diantaranya adalah pemeriksaan terhadap kualitas
daging secara subjektif yang meliputi pemeriksaan warna, bau, konsistensi, tekstur, keadaan
tenunan pengikat, dan kepualaman daging sedangkan pemeriksaan terdahap kualitas daging
secara objektif meliputi pemeriksaan pH, daya ikat air, kadar air, dan penetapan jumlah kuman
(Suardana et al., 2020). Berdasarkan kepentingan dari pemenuhan kualitas daging bagi
konsumen maka perlu dilakukan pengujian secara laboratorium terhadap kualitas daging sapi,
babi, ayam dan ikan, serta produk olahan asal hewan berupa sosis dan bakso yang dijual di pasar
Badung dan pasar Sanglah.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah sampel daging sapi, daging babi,
daging ayam, daging ikan serta produk olahan berupa bakso ayam, bakso babi, bakso ikan, dan
bakso sapi yang diambil dari area pasar yang berbeda, yaitu Pasar Badung, dan Pasar sanglah
yang berada di Denpasar Barat. Peralatan yang digunakan antara lain pisau, talenan, kertas label,
pulpen, sendok, pH meter digital, oven, desikator, neraca analitik, pinset, cawan pengering,
lempengan kaca, kertas HVS, beban seberat 35 kg, cawan petri, pipet mikro, inkubator, mortar
dan stamper, gelas beaker, termometer, tabung eppendorf, yellow tip, dan kompor listrik.
Dan untuk bahan yang digunakan antara lain, aquadest, media Nutrient Agar (NA), dan
daging serta olahan produk yang telah disiapkan. Pemeriksaan kualitas daging dan olahan produk
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Universitas Udayana. Pemeriksaan
dilakukan pada Kamis, 19 Januari 2023. Metode penilaian kualitas daging dan produk olahannya
dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara subjektif dan objektif. Pemeriksaan subjektif berupa
pemeriksaan warna dan pemeriksaan bau serta pemeriksaan konsistensi dan tekstur. Pemeriksaan
secara objektif yaitu penetapan pH, penetapan daya ikat air, penetapan kadar air, dan penetapan
jumlah mikroba.
Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan subjektif dilakukan pada daging dan produk olahannya. Adapun
pemeriksaan subjektif meliputi pemeriksaan warna, konsistensi dan teksture, dan bau.
Pemeriksaan Obyektif
Penetapan Ph
Daging sebanyak 10 gr digerus menggunakan mortar dan stamper, kemudian
ditambahkan aquadest sebanyak 10 ml lalu diambil ekstrak dagingnya. Setelah itu, pH dapat
diukur dengan menggunakan pH meter, dicatat dan diulang sebanyak 3 kali.
Hasil Pengujian
Daging
Hasil dari pengujian kualitas daging segar yang dilakukan dengan dua cara yaitu subjektif
dan objektif. Sampel daging segar yang diuji didapat dari dua pasar tradisional yang berbeda
yaitu Pasar Sanglah dan Pasar Badung. Sampel Berjumlah delapan yang terdiri dari 2 sampel
daging sapi, dua sampel daging babi, dua sampel daging babi, dan dua sampel daging ikan. Hasil
uji sampel daging segar dimuat pada dua tabel, yakni Tabel 1 merupakan hasil uji subjektif yang
meliputi warna, aroma, konsistensi dan tekstur daging. Sedangkan Tabel 2 merupakan hasil uji
objektif yang meliputi pH, daya ikat air, kadar air dan pertumbuhan bakteri.
Tabel 1. Hasil Uji Subjektif Sampel Daging Segar Pasar Sanglah dan Pasar Badung
Pasar Badung
Daging Sapi Merah Tua Darah Segar Liat Halus
Daging Babi Coklat Darah Segar Liat Halus
Daging Ayam Coklat Muda Darah Segar Liat Halus
Daging Ikan Coklat Merah Tua Amis Liat Halus
Tabel 2. Hasil Uji Objektif Sampel Daging Segar Pasar Sanglah dan Pasar Badung
Sampel pH Daya Ikat Air Kadar Air Pertumbuhan Bakteri
(ALTB)
Pasar Sanglah
Daging Sapi 5,5 91,6% 77,04% 483 x 103 CFU/g
Daging Babi 5,5 84,9% 74,9% 581 x 103 CFU/g
Daging Ayam 5,5 76,0% 78,2% 512 x 103 CFU/g
Daging Ikan 6 69,5% 70,0% 1.365 x 103 CFU/g
Pasar Badung
Daging Sapi 5,5 88,5% 76,3% 520 x 103 CFU/g
Daging Babi 5,5 87,3% 76,8% 396 x 103 CFU/g
Daging Ayam 6 84,2% 79,6% 564 x 103 CFU/g
Daging Ikan 5,5 82,5% 74,7% 962 x 103 CFU/g
Produk olahan daging diuji secara subjektif dan objektif. Uji subjektif dilakukan dengan
mengamati warna, aroma, konsistensi, dan tekstur, sedangkan uji objektif dilakukan dengan
penukuran pH. Produk olahan daging yang diuji adalah bakso dan sosis yang terdiri dari daging
sapi, daging babi, daging ayam dan daging ikan. Sampel didapat dari Pasar Sanglah dan Pasar
Badung. Hasil pemeriksaan produk olahan daging berupa bakso disajikan pada Tabel 3 dan
produk olahan daging berupa sosis disajikan pada Tabel 4.
Tabel 3. Hasil Uji Subjektif dan Objektif Produk Olahan Daging (Bakso)
Sampel Warna Aroma Konsistensi dan pH
Tekstur
Pasar Sanglah
Bakso Sapi Abu Khas daging + bumbu Kenyal kasar 6
Bakso Babi Putih Khas daging babi Kenyal halus 6
Bakso Ayam Putih keabuan Khas daging ayam Kenyal halus 6
Bakso Ikan Putih Khas ikan Kenyal halus 5
Pasar Badung
Bakso Sapi Putih Khas daging sapi Kenyal kasar 5
Bakso Babi Putih gading Khas daging babi +++ Kenyal halus 6
Bakso Ayam Putih Khas daging ayam Kenyal halus 5
Bakso Ikan Putih keabuan Khas ikan Super kenyal halus 6
Tabel 4. Hasil Uji Subjektif dan Objektif Produk Olahan Daging (Sosis)
Sampel Warna Aroma Konsistensi dan pH
Tekstur
Pasar Sanglah
Sosis Sapi Coklat kemerahan Khas daging sapi Kenyal halus 6
Sosis Babi Coklat kehitaman Khas daging babi Kenyal kasar 5,5
Sosis Ayam Coklat muda Khas daging ayam Kenyal halus 5,5
Sosis Ikan Putih kekuningan Khas ikan Kenyal kasar 6
Pasar Badung
Sosis Sapi Coklat kemerahan Khas daging sapi ++ Kenyal halus 6
Sosis Babi Coklat kehitaman Khas daging babi + Kenyal kasar 5,5
Sosis Ayam Putih kekuningan Khas daging ayam Kenyal halus 6
Sosis Ikan Putih Khas ikan Kenyal kasar 6
Pembahasan
Penilaian Kualitas Daging Segar (subjektif)
Warna daging
Standar warna daging yang dipakai sesuai dengan Photographic Calour Standard for
Muscle Department of Agriculture. Western Australia (1982), terdapat enam parameter penilaian
warna yang disajikan dalam tabel berikut:
Aroma daging
Hasil pemeriksaan aroma terhadap seluruh daging sapi, babi dan ayam baik yang dibeli di
Pasar Sanglah maupun di Pasar Badung memiliki aroma darah segar. Sedangkan, hasil
pemeriksaan aroma daging ikan yang dibeli di Pasar Sanglah dan Badung juga memiliki aroma
yang sama yaitu aroma amis. Perubahan atau perbedaan aroma daging ini dapat disebabkan oleh
proses awal dari pembusukan daging. Pembusukan daging dapat diakibatkan oleh pertumbuhan
dan aktifitas mikroorganisme pada daging tersebut. Aktifitas metabolism bakteri mengakibatkan
terbentuknya amonia (NH3), terbentuknya amonia ini akan menyebabkan daging memproduksi
bau yang tidak sedap (busuk). Pertumbuhan mikroba pada makanan ditandai dengan mucnulnya
bau busuk dan perubahan rasa.Aroma tidak hanya ditentukan oleh satu komponen tetapi juga
oleh beberapa komponen tertentu yang menimbulkan aroma yang khas serta perbandingan
berbagai komponen. Aroma suatu produk banyak menentukan kelezatan produk tersebut. Aroma
atau bau baru dapat dikenali bila berbentuk uap. aroma daging segar tidak berbau masam/busuk,
tetapi beraroma khas daging segar. Aroma daging dipengaruhi oleh jenis hewan, pakan, umur
daging, jenis kelamin, lemak, lama waktu, dan kondisi penyimpanan. Aroma daging dari hewan
yang tua relatif lebih kuat dibandingkan hewan muda, demikian pula daging dari hewan jantan
memiliki aroma yang lebih kuat daripada hewan betina (Susanti et al, 2017).
Aroma
Hasil uji subjektif aroma atau bau terhadap produk olahan daging baik itu bakso dan sosis
menunjukkan aroma khas daging sesuai dengan bahan utama penyusun produk tersebut. Hal ini
sama dengan pendapat Astuti, (2019), bahwa aroma produk olahan daging yang normal akan
sesuai dengan bahan dasar yang digunakan dalam membuat produk tersebut seperti apabila yang
digunakan dalam pembuatan sosis dan bakso adalah daging ayam maka aroma produk tersebut
khas daging ayam begitu juga dengan daging yang lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji subjektif dan objektif terhadap kualitas daging dan produk olahan
daging yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa daging dan produk olahan daging-daging
yang didapatkan dari Pasar Badung masih aman dikonsumsi. Sedangkan untuk daging ikan yang
didapatkan dari Pasar Phula Kerti Sanglah tidak aman untuk dikonsumsi karena memiliki
cemaran mikroba yang melewati batas maksimal.
SARAN
Perlu dilakukan pengecekan berkala oleh pemerintah atau pengawas bahan pangan
setempat untuk mengevaluasi daging-daging yang aman dan tidak aman dikonsumsi. Selain itu
dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang tata cara melaksanakan sanitasi dan hygiene
dengan baik untuk menghindari adanya kontaminasi bakteri yang berlebih sehingga
mempercepat pembusukan pada daging dan produk olahan daging, menyebabkan tidak aman
dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
No Nama NIM
Link Video
https://drive.google.com/file/d/19WbZVZ4b8ynTe2LMpERa3mf3-OTp8MYr/view?
usp=drivesdk