Anda di halaman 1dari 7

Kajian Pustaka : Kardiomiopati Dilatasi

(DILATED CARDIOMYOPATHY)

Nur Baiti1, I Gede Soma2


1
Mahasiswa Profesi Dokter Hewan,
2
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana,
Jl. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234
Telp/Fax: (0361) 223791
Email: baiti.nur0924@gmail.com
ABSTRAK
Dilatated Cardiomyopathy (DCM) merupakan kelainan dilatasi pada sel-sel otot
jantung yang menyebabkan melemahnya kontraksi jantung dan penurunan kemampuan
memompa darah keseluruh tubuh.
Kata kunci : anjing, kardiomati dilatasi, kucing
ABSTRACK
Dilatated Cardiomyopathy (DCM) is a dilatation disorder in the heart muscle cells
that causes weakened heart contractions and decreased ability to pump blood throughout the
body.
Keywords: dog, dilated cardiomyopathy, cat
PENDAHULUAN
Dilatated Cardiomyopathy (DCM) merupakan kelainan dilatasi pada sel-sel otot
jantung yang menyebabkan melemahnya kontraksi jantung dan penurunan kemampuan
memompa darah keseluruh tubuh. DCM ditandai dengan pembesaran organ jantung dengan
dinding ventrikel yang tipis ( Tidholm et al., 2001). Beberapa faktor seperti nutrisi, infeksius,
dan jenis ras hewan diyakini sebagai penyebab DCM. Dilated kardiomyopathy ditandai oleh
hilangnya kontraktilitas jantung secara progresif sehingga curah jantung akan menurun.
Peningkatan volume dan tekanan darah mengakibatkan dilatasi jantung terutama pada atrium
dan ventrikel kiri. Tanda-tanda distres pernapasan, takikardia, hipotensi, kolaps dan lesu yang
menunjukkan gagal jantung kongestif dan, tromboemboli dapat terlihat pada kucing dengan
DCM (Sevymi et al., 2021).
MATERI DAN METODE

Metode penulisan yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah menggunakan
literatur dari jurnal penunjang/pendukung. Dengan melakukan pencarian data dari jurnal,
buku dan artikel yang terkait berkaitan dengan kardiomiopati dilatasi pada kucing. Jurnal
yang di gunakan merupakan jurnal 5 tahun terakhir. Data dari literatur kemudian
dikumpulkan seperti anamnesis, sinyalmen, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang
untuk digunakan sebagai pembanding antar kasus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hewan dirujuk ke rumah sakit hewan dengan keluhan anoreksia dan kelemahan,
mukosa pucat pernfasan dengan mulut terbuka, pemeriksaan fisik normotermia (380 0C) ,
CRT >3 detik, detak jantung >250 bpm, denyut nadi lemah, adanya murmur jantung.
Pemeriksaan penunjang berupa hitungan darah lengkap (CBC), analisi profil serum (Tabel 1)
radiografi toraks menunjukkan kerdiomegali dengan peningkatan permukaan kontal sternum.
Ekokardiografi mengkonfirmasi DCM (Gambar 1) menunjukkan kardiomegali berat dengan
edema paru (Gambar 2) takikardia sinus dan elevasi segmen ST depresi (Gambar 3). pada
ekordiografi menunjukkan penipisan septum interventrikular dan ventrikel kiri dan pancaran
regurgitasi terdeteksi di atas katup mitral dan trikuspid dengan gradien tekanan yang
terdeteksi doppler (Gambar 4, Tabel 2). Diagnosis definitif DCM dibuat berdasarkan riwayat
temuan pemeriksaan dan aplikasi diagnostik dan obat-obatan, pengobatan yang diberikan
diantaranya : pimobendan (0,2 mg/kg BID, PO) furosemide (mg/kg BID, PO) dan taurin (250
mg) setiap 72 jam secara PO.

Pembahasan

DCM ditandai oleh hilangnya kontraktilitas jantung secara progresif sehingga curah
jantung akan menurun. Peningkatan volume dan tekanan darah mengakibatkan dilatasi
jantung terutama atrium dan vebtrikel kiri. Kardiomiopari dapat menyebabkan gagal jantung
kongesif yang akan menyebabkan kematian, kardiomiopati mengalami dekompensasi dan
menyebabkan edema paru kardiogenik (Lutzi et al., 2022). DCM mengakibatkan terjadinya
penurunan output jantung untuk mensuplai darah ke seluruh tubuh sehingga mengaktifkan
mekanisme Renin Angiostenin Aldosteron System (RAAS). RAAS merupakan mekanisme kompleks
yang berfungsi untuk menjaga homeostatis dalam tubuh. Penurunan volume darah menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan darah di glomerulus (hipotensi/renal artery stenosis) ( Ikhsan dn
Putriningsih, 2021). Kehilangan asupan nutrisi dan cairan yang masuk kedala tubuh tubuh
kucing mengakibatkan timbul gejala-gejala tersebut.
Gambar 1. Kardiomegali pada tampilan ventrodorsal
(a). Edema paru yang nyata pada bidang paru
kaudal. Pandangan dorsoventral (b).
Terjadinya takikardia yang disebabkan oleh, anemia, infrak miokard, miokarditis dan
gagal jantung stress, pemberian obat-obatan, latihan yang berat, dehidrasit anemia, infrak
miokard, miokarditis (Devi et al., 2009 dalam Ikhsan dn Putriningsih, 2021). Infark miokard
adalah kematian sel-sel jantung yang dapat disebabkan oleh berkurangnya suplai oksigen.
Sel-sel miokardium yang nekrosis akan dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot ventrikel
dalam memompa darah ke seluruh tubuh (Devi et al., 2009).Takikardia berkelanjutan dapat
menyebabkan DCM. Takikardia supraventrikulars diamati dalam evaluasi elektrokardiografi,
dengan tanda-tanda kongesti, gangguan pernafasa, kolaps, kelesuan, tromboemboli yang
dapat di temukan pada penyakit DCM (Sevymi et al., 2020). Adanya ST depresi dapat
mengindikasikan kelainan pada jantung dalam bentuk infrak miokardium, iskemia,
miopericarditis, intoksikasi digitalis dan eneurisma ventrikel (Battler et al., 1980 dalam
Ikhsan dn Putriningsih, 2021). Pemeriksaan darah rutin menunjukkan kucing mengalami
anemia mikrositik hiperkromik, anemia yang disebabkan defisiensi Fe (besi). Pada anjing
mengalami hiperglikemia (162 mg/dL) dan hipokalemia (3,1 mmol/L) adanya aritmia sinus
pernapasan dengan kompleks prematur ventrikel multifokal (Gambar 5). Cobalt protein dan
asam folat defisien zat tersebut akibat kurangnya asupan dari luar karena hilangnya nafsu
makan dan minum pasien.
Pembesaran jantung dapat disebabkan oleh dilatasi atau hipertropi otot jantung.
Dilatasi jantung merupakan perubahan morfologi jantung yang mengakibatkan perluasan
ruang jantung, jantung bagian kanan lebih sering mengalami dilatasi dibanding jantung kiri.
Dilatasi jantung kanan dapat disebabkan oleh degenerasi katup atrio ventrikular, infeksi
cacing jantung kronis, kelainan jantung bawaan (kongenital), dan penyakit infeksius (Martin
et al., 2009 dalam Ikhsan dan Putriningsih, 2021). Pada anjing ditemukan peningkatan
amplitudo gelombang P (4 persen), kompleks QRS tengah rendah (8 persen) dan
pengingkatan amplitudo R (24 persen). Perubahan segmen ST seperti coving (24 persen), ST
depresi (20 persen) dan ST elevasi (8 persen). Temuan elektrokardiografi umum yang diamati
dalam studi retrospektif dari 369 anjing yang terkena DCM adalah fibrilasi atrium (AF)
sebesar 45 persen diikuti oleh kompleks prematur ventrikel (VPC) (31%) dan kompleks
prematur supraventrikular (SVPC) sebesar sembilan persen. Fibrilasi atrium adalah temuan
paling menonjol yang terlihat pada jenis anjing ras besar. Adanya fibrilasi atrium juga
menyebabkan takikardia (Vishnurahav et al., 2017) (Gambar 6). Fibrali atrium (aritmia),
Penyakit ini ditandai dengaan aktivitas elektrik atrialyang sangat cepat yang mengakibatkan
kehilangan kontribusi atrial dalamkontribusi untuk pengisian ventrikel serta tingkat respons

ventrikel tidak teraturdan biasanya cepat. 

Gambar 2. Sinus takikardia dengan keterlambatan


konduksi interatrial (P mitrale dan P pulmonale)
menunjukkan dilatasi biatrial. ST depresi

Gambar 3. Dilatasi LA dan LV yang parah


dengan penipisan septum interventrikular dan
dinding bebas ventrikel kiri.

Tabel 1. Analisis Darah Kasus

Gambar 4. aritmia sinus pernafasan

Gambar 5. Fibrilasi atrium (A), EKG kardiomiopati dilatasi (B)


SIMPULAN
DCM adalah penyakit yang mematikan yang mengkhawatirkan sebagain hewan salah
satunya kucing, memperhatikan nutrisi dan kesehatan hewan perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya DCM. DCM akan bertambah parah jika tidak segera di tangani.

SARAN

Perlu dilakukannya penunjang sumber jurnal lainnya untuk mengetahui penyakit


CDM pada setiap hewan terutama anjing dan kucing.
UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak


pengampu Koasistensi Ilmu Penyalit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana yang telah bersedia membantu penulis dalam memfasilitasi dan
membimbing sampai terselesaikannya kajian pustaka ini.

DAFTAR PUSTAKA

Battler, A., Froelicher, V.F., Gallagher, K.P., Kemper, W.S., Ross, J., 1980. Dissociation
Between Regional Myocardial Dysfunction and ECG Changes During Ischemia in The
Conscious Dog. Am. Hear. Assoc. Vol. 62(4).
Devi, S., Jani, R., Singh, R.D., Fernandes, K.A., 2009. Study on Clinical Symtoms in Canine
Cardiac Disease. Vet. World Vol. 2(8), Pp. 307- 308.
Fuentes VL, Abbott J, Chetboul V, Cote E, Fox PR, Ha ggstro m J, Kittleson MD, Schober
K, Stern JA. 2020. ACVIM consensus statement guidelines for the classification,
diagnosis, and management of cardiomyopathies in cats. J Vet Intern Med.1062-1077
(34).
Haggstrom J, Andersson ÅO, Falk T, et al. 2015 Effect of body weight on echocardiographic
measurements in 19,866 pure-bred cats with or without heart disease. J Vet Intern Med
2016; 30: 1601–1611.
Ikhsan HM., Putriningsih PAS. 2021. Dilatated Cardiomyopathy In Two Month Old Puppy.
JAVeST. 43-49
Karp SI., Freeman LM., Rush JE., Arsenault WG., Cunningham SM., DeFrancesco TC.,
Karlin ET., Laste NJ., Lefbom BK., Plante C., Rodriguez KT., Tyrrell WD., Yang VK.,
2021. Dilated cardiomyopathy in cats: survey of veterinary cardiologists and
retrospective evaluation of a possible association with diet. ELSEVIER. Journal
Veteriner Cardiology. 1760-2734.
Lutzi B., Adeline T., Kovacevic A., Durand A., Gurtner C., Kaiponen TS., Kooistra H.,
Campos M., Cui Y. 2002. Dilated cardiomyopathy in a cat with congenital
hyposomatotropism. JFMS
Martin, M.W.S., Johnson, M.J.S., Celona, B., 2009. Canine Dilatated Cardiomyopathy: A
Restrospective Study of Signalment, Presentation and Clinical Findings in 369 Cases. J.
Small Anim. Pract. Vol. 50(1), Pp. 23-29.
Sevymi K dan Colakoglu EC. 2020. Non-taurine responsive dilated cardiomyopathy in 2 cats.
Ankara Univ Vet Fak Derg. 301-306 (68).
Vezzos T., Tognett R., Burall C., Marchesotti F., Patata V., Zini E., Domenech O. 2018.
Home monitoring of heart rate and heart rhythm with a smartphonebased ECG in dogs.
Veterinary Record.
Vishnurahav Rb., Ajithkumar S., Usha Np., Unny Nm., Martin Kdj., Aravindashan Tv.,
Sunanda C. 2017. Electro Cardiographic, Radiographic And Blood Pressure Changes
Indogs With Dilated Cardiomyopathy. J Vet Anim. 83-86 (2).
Shimizu K., Suzuki R., Yoshitaka I., Maochizuki Y., Takahiro., Michisshita M., Matsumoto
H., Hedekazu koyama. 202. A case of juvenile form of dilated cardiomyopathy in a 6-
month-old Shiba Inu dog. Case report. Can Vet. 152-256 (63).
¸

Anda mungkin juga menyukai