Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS BEDAH SYSTEM UROGENITAL

“MANAJEMEN BEDAH UROLITIASIS PADA ANJING JANTAN”

Oleh:
Gelombang 21 J
I Nyoman Surya Tri Hartaputera 2209611043
Aisyah Setyah Ningrum 2209611028
Nur Baiti 2209611024
Matilda Krisnawati 2209611054
Luh Gede Winda Maheswari 2209611012

LABORATORIUM BEDAH DAN RADIOLOGI VETERINER


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
PENDAHULUAN

Urolith merupakan agregasi dari bahan kristal dan matriks yang mungkin
terdeposit di satu atau lebih lokasi dalam saluran kemih. Urolit dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis mineral utama yaitu urat (termasuk
amonium urat, natrium urat dan urat asam), sistin, magnesium amonium fosfat
dan kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat). Urolit yang terdiri dari
kandungan urat atau sistin jarang terjadi pada anjing dan kucing. Sedangkan urolit
yang paling sering terbentuk yaitu mineral dari jenis struvit (magnesium amonium
fosfat). Diagnosis urolith dan uterus harus dilakukan dengan riwayat klinis,
pemeriksaan fisik, radiolografi dan ultrasonografi (Synder et al., 2005). Cystotomi
adalah operasi membuka kantong kencing yang paling umum digunakan untuk
mengeluarkan kalkuli yang ada pada kantong kencing, tumor, trauma akibat
kecelakaan atau tertusuk oleh benda runcing dan untuk tujuan biopsi.

Sinyalemen dan Anamnesis

Anjing Labrado Jantang umur 3 tahun dengan berat badan 37 kg dibawa ke


klinik dengan keluhan anoreksia, muntah, adipsia sejak 3 hari terakhir. Sesuai
informasi dari pemiliknya awalnya ada tetesan urin disertai dengan darah dari
lubang uretra yang mengarah ke anuria. Kotoran anjing berwarna coklat tua.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa anjing mengalami dehidrasi ringan,


selaput lendir merah muda, suhu yang diperoleh 38,5 0C, perut buncit karena
akumulasi urin di kandung kemih

Gambar 1. Anjing dengan perut


buncit
Pemeriksaan Penunjang

Untuk melakukan konfirmasi diagnosa dengan bantuan radiologi abdomen,


USG abdomen, hematologi dan biokimia. Berdasarkan anamnesis, tanda klinis,
laporan radiografi abdomen, USG abdomen dan analisis hematologi dan biokimia.
Terdapat infeksi sistemik (polimorf 96%) dan post renal azotemia (BUN: 308 mg%,
kreatinin: 16,94 mg%). Radiografi menunjukkan bebrapa urolit dikandung kemih
dan urolit besar menghalangi uretra tepat dibelakang os penis. Pemeriksaan USG
menunjukkan kandung kemih yang tegang karena akumulasi urin.

Radiografi menunjukkan USG menunjukkan kandung


kalkuli pada kandung kemih kemih berisi urin

Diagnosa
Berdasarkan anamnesis, tanda klinis, laporan radiografi abdomen, USG
abdomen dan analisis hematologi dan biokimia, kasus ini didiagnosis sebagai
urolitiasis uretrolit dan sistolit. Dengan prognosis fausta.

Materi dan Metode

Pre Operasi

Anjing di bius menggunakan inj. Xylazine (1 mg/kg IM) setelah 10 menit


diinduksi menggunakan inj. Diazepam (0,25 mg/kg IV) dan inj. Ketamin (3 mg/kg
IV) dan dipertahankan menggunakan Isoflurane 1-2% dan oksigen.

Operasi

Cystotomi dilakukan untuk mengambil sejumlah besar batu pada kandung


kemih. . Insisi dilakukan pada kulit dan subkutan tepat searah dengan garis tubuh
(horizontal), insisi subkutan dan peritoneum. Setelah peritonium terbuka digunakan
allis tisue forceps untuk menjepit lapisan peritonium, subkutan dan kulit sehingga
dapat dilakukan eksplorasi organ. Eksplorasi dilakukan pada kandung kemih.
Apabila kandung kemih penuh berisi urin perlu dilakukannya aspirasi urin agar
tidak tumpah kedalam rongga abdomen. Insisi kandung kemih dilakukan pada
daerah avascularisasi. Setelah kandung kemih dibuka, selanjutnya dilakukan
pengangkatan kakuli seluruhnya dan dibilas menggunakan NaCl fisiologis..
Sistosentesis dilakukan dengan menggunakan jarum 22G dan spuit 20 ml.
Retrograde urohydropropulsion dicoba untuk menyiram urolit yang bersarang di
uretra ke dalam kandung kemih, untuk mengembalikan patensi uretra. Setelah
memastikan patensi uretra kandung kemih di tutup menggunakan dua lapisan
jahitan yaitu sederhana menerus dan dibantu dengan pola lembert menerus. Uretra
dikateterisasi dengan dari ofisum uretra hingga kandung kemih. Kateter dipasang
dengan jahitan terputus sederhana.

Kandung kemih terbuka Eksplorasi kandung kemih

Sistosentesis Pengeluaran urolit pada


kandung kemih dan uretra
Pasca Operasi

Perawatan pasca operasi diberikan inj. Amoxirum forte (15 mg/kg IV) inj.
Vetalgin (1 mg/kg IV) inj. Pantoprazole (0,5 mg/kg IV) inj. Metronidazol (15
mg/kg IV) inj. Natrium Bikarbonat (10 mg/kg) inj. Chlorpheniramine Maleate (1
mg/kg IM). Terapi dengan cairan Ringer Laktat dan NaCl. Pembersihan kateter
dengan NaCl setiap hari dan pemasangan elizabet colar.

DAFTAR PUSTAKA

Salve P, Hatzade R, Thorat M dan Raulkar R. 2021. Surgical management of


urolithiasis in a male dog. Journal of Entomology and Zoology Studies. 9(1):
1687-1690.

Anda mungkin juga menyukai