Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM BEDAH

OVARIOHISTERECTOMY

KELOMPOK A POLI 5

DISUSUN OLEH :

Intah Fiqhil Maqosid 061823143068

Inara Putri Prahandita 061823143076

Erva Fatmareta Indarluki 061823143085

Izzu Ar Rifqi Rabbani 061823143105

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN XXXI


DEPARTEMEN KLINIK VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
OVARIOHISTERECTOMY

Ovariohisterectomy merupakan istilah dalam kedokteran yang teriri dari


ovariectomy dan histerectomy. Ovariectomy merupakan tindakan mengamputasi,
mengeluarkan dan menghilangkan ovarium dari rongga abdomen. Histerectomy
adalah tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari
rongga abdomen. Sehingga Ovariohisterectomy dapat diartikan sebagai tindakan
pengambilang ovarium, corpus uteri dan cornua uteri. Ovariohisterectomy
dilakukan pada kasus pyometra, metritis dan salphingitis ataupun keduanya .

Indikasi dilakukannya Ovariohisterectomy adalah sebagai berikut :

1. Sterilisasi, agar tidak estrus


2. Terapi, yaitu tumor, cysta ovarium, tumor uterus, pyometra
3. Memodifikasi tingkah laku sehingga lebih mudah dikendalikan, lebih
jinak, dan membatasi jumlah populasi.
4. Penggemukan.

Beberapa kerugian jika kucing tidak dilakukan Ovariohisterectomy yaitu :

- Spontaneous ovulators : maksudnya kucing betina akan ovulasi hanya


pada saat kawin, jadi jika kucing betina mengalami estrus (selama 3-6
hari) dan tidak dikawinkan maka betina tersebut akan estrus lagi setiap 14-
21 hari sampai ahirnya dikawinkan. Sehingga pola fisiologis dan tingkah
lakunya akan tertekan selama kawin dan membuat frustasi.
- Kucing betina yang sedang estrus akan berusaha keluar rumah untuk
mencari pejantan dan memungkinkan kucing tertabrak, berkelahi dengan
kucing lain. Selain itu kucing betina yang estrus dan belum di OH akan
spray urinnya.
- Kanker mammae merupakan no. 3 kanker yang umum dijumpai pada
kucing betina. Karena hormon reproduksi merupakan salah satu penyebab
utama kanker mammae. Kucing yang sudah di OH memiliki resiko 40-
60% lebih rendah pada perkembangan kanker mammae dari pada kucing
yang tidak di OH.
- Tumor akan muncul pada uterus dan ovarium sehingga OH mengeliminasi
kemungkinan munculnya tumor.
- Kucing yang tidak di OH berkemungkinan akan mengalami pyometra.

Pelaksanaan Bedah Ovariohisterectomy

Waktu : Senin, 24 September 2019

Tempat : Ruang Operasi Lt. 3 Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas


Airlangga, Surabaya

Penguji : Dr. Ira Sari Yudaniayanti, M.P., drh.

Pasien : Kucing Bolu

Pemilik : Fairuz Jihan Mareta

Alamat : Juanda Regency A-10

Alat Bedah

Alat-alat yang digunakan:

1. Gunting preparir
2. Gunting bulu
3. Gunting tumpul tajam
4. Gunting tajam
5. Gunting lurus bengkok
6. Gunting bengkok tumpul tajam
7. Retractor
8. Groove director
9. Artery clamp/hemostat lurus
10. Artery clamp/hemostat bengkok
11. Towel clamp
12. Needleholder
13. Pinset anatomis
14. Pinset chirugis
15. Spay hook
16. Catgut chromic dengan needle ukuran 2.0
17. Braided silk ukuran 2.0
18. Needle ujung segitiga
19. Scalpel dan blade
20. Duck clamp
21. Alice forcep
22. Drape
23. Neir beken

Bahan Bedah

 Acepromazin : 0,2 x BB / 2 = 0,2 x 2,8 / 2 = 0,28 ml


 Atropin sulfat : 0,02 x BB / 0,25 = 0,02 x 2,8 / 0,25 = 0,224 ml
 Ketamin : 20 x BB / 100 = 20 x 2,8 / 100 = 0,56 ml + 0,25 ml

Persiapan Hewan

 Signalment
Nama hewan : Bolu
Jenis Hewan : Kucing
Ras : Persia
Umur : 4 tahun
Berat : 2,8 kg
Warna : Putih Hitam
 Pemeriksaan fisik
Temperatur rektal : 38,4
Frekuensi pulsus : 126
Frekuensi respirasi : 30
Turgor kulit :1
CRT :1
Kulit dan bulu : Normal

Metode

1. Premedikasi dan anestesi


Sebelum dilakukan operasi terlebih dahulu dilakukan premedikasi untuk
membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendali, mengurangi dosis anestesi,
mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkan seperti hipersalivasi, dan
efek lain yang tidak diinginkan seperti vomit dan mengurangi rasa nyari
preoperasi. Obat-obatan premedikasi diberikan 10-15 menit sebelum pemberian
anestesi umum.
Pertama kucing di injeksi acepromazin sebanyak 0,28 ml secara
subcutan, kemudian setelah 10 menit dilanjutkan dengan pemberian injeksi
atropin sulfat sebanyak 0,34 ml secara subcutan. Ketika kucing sudah mulai
tenang, cukur bulu pada daerah abdomen dan juga kaki depan untuk pemasangan
infus. Setelah 10 menit berikan injeksi ketamin 0,56 secara intramuscular.
Pemasangan infus dilakukan dengan menggunakan cairan infus Nacl Fisiologis.
Setelah kucing teranastesi, kucing di letakkan di atas meja operasi
dengan posisi dorsal recumbency dengan ke empat kaki di ikat pada meja
operasi. Pemasangan tali harus lurus pada sumbu tubuh, ideal, proporsional dan
tidak miring. Bagian linea alba tepat ada di bagian tengah meja operasi.
Pemasangan drape dari umbilikus sampai tepi pelvis.

2. Tehnik Operasi

Teknik operasi dilakukan dengan cara pembuatan insisi (irisan/sayatan)


garis tengah (linea mediana) abdomen mulai dari kira-kira 1 cm di belakang
umbilikus ke arah caudal secukupnya (sepanjang kira-kira 5 cm). Struktur yang
terinsisi meliputi kulit, subkutan, linea alba, ligamentum falciformis (bila ada),
dan peritoneum. Pada hewan gemuk atau yang uterusnya mengalami pembesaran
(karena penyakit) dapat diperlukan insisi yang lebih panjang (sampai 10 cm). Jika
masih mengalami kesulitan dalam mengeluarkan organ reproduksi, insisi
abdomen dapat diperpanjang. Setelah dilakukan insisi, lapisan yang menghalangi
dikuakkan menggunakan retractor. Lakukan pengamatan terlebih dahulu lalu
mencari vesica urinaria. Vesica urinaria dikeluarkan untuk menemukan cornua
uteri. Jika pada pengamatan cornua uteri sudah terlihat, ke dalam rongga abdomen
pinset anatomis dimasukkan secara hati-hati ke sepanjang dinding abdomen kiri
dimana terletak cornua uteri kiri dan ligamentum suspesorium, dengan ujung
mengarah cranial sejauh mungkin sampai mencapai daerah spina. Kemudian
uterus diangkat (ditarik ke atas) dengan gerakan mengait (pengangkatan bagian
kiri insisi dinding abdomen dengan menggunakan. Bila tindakan kita tepat maka
yang terkait adalah ligamentum suspensorium dan cornua uteri kiri. Struktur lain
yang mungkin terkait adalah omentum, mesenterium, ligamentum vesica urinaria,
usus atau ureter. Jadi harus benar-benar diidentifikasi. Bila yang terkait bukan
ligamentum suspensorium atau cornua uteri kiri, maka tindakan tadi kita ulangi
lagi hingga berhasil. Kemudian cornua uteri diurutkan untuk menemukan
bifurkasio uterus yang terletak di bawah (proksimal) vesica urinaria bagian dorsal,
kemudian ditelusuri ke arah cranial cornua kiri sampai ditemukan ovarium kiri.
Dengan menggunakan klem dibuat lubang pada ligamentum dan diperlebar
sepanjang cornua (jangan terlalu dekat dengan pembuluh uteri. Dengan hemostat
ligamentum ovarium dijepit (di sebelah bawah/proksimal ovarium) dan
ligamentum penggantung ovarium dilepas dengan tekanan jari. Bila ligamentum
suspensorium telah terpisah maka ovarium dapat diangkat. Bagian atas/caudal
ovarium atau tepat di bawah/proksimal ovarium diklem. Dilakukan ligasi/ikatan
di bawah klem yang terletak paling jauh dari ovarium menggunakan benang
absorbable (catgut chromic). Ikatan ini sebaiknya sedekat mungkin dengan klem
melalui bagian tengah pedicle dan pertama disimpulkan bagian sisi yang
mengandung pembuluh darah dan kemudian diikatkan keseluruh pedicle dan
disimpulkan disisi yang berlawanan. Metode ovariohysterectomy yang digunakan
adalah Two Forceps Type. Pada anjing, metode yang digunakan adalah Three
Forceps Type dimana biasanya digunakan teknik ligasi transfikasi karena
pembuluh darah yang besar. Pada ujian Ovariohysterectomy kali ini tidak
dilakukan ligasi transfikasi, karena ukuran uterus dan pembuluh darah yang kecil.

Gambar 1. Tehnik ikatan transfiksasi pada pembuluh darah


Bagian atas klem bawah tersebut kemudian dipotong dan dipastikan tidak
ada perdarahan serta semua jaringan ovarium terbuang. Klem dilepas dan
potongan jaringan dibiarkan masuk rongga abdomen. Atau sebelum klem dilepas,
kita pegang dulu pedicle di bawah klem dengan menggunakan pinset, kemudian
klem dilepas. Setelah dipastikan tidak ada perdarahan, potongan jaringan
(pedicle) dibiarkan masuk ke dalam rongga abdomen. Ovarium kiri yang telah
terpotong kemudian ditarik ke arah caudal sampai bifurkasio uteri terlihat dan
cornua kanan ditarik ke luar dari insisi dan dipegang dengan kedua tangan dibuat
lubang pada ligamentum penggantungnya, kemudian dilakukan prosedur yang
sama seperti pada ovarium kiri

Gambar 2. Tehnik Operasi Ovariohysterectomy (pengangkatan ovarium)


Gambar 3. Tehnik Operasi Ovariohysterctomy (lanjutan)

Selanjutnya kedua ovarium dan cornua diangkat sampai bifurkasio terlihat.


Ligamentum yang lebar dipotong kira-kira dipertengahan diantara pertautannya
dengan menggunakan gunting, hati-hati terhadap pembuluh darah dekat uterus.
Corpus uteri dikeluarkan dari abdomen untuk diligasi. Corpus uteri diklem di
depan cervix dan dilakukan ligasi di caudal klem pada pembuluh darah di sisi kiri
dan kanan corpus uteri; corpus uteri diligasi dengan cara pertama benang
diikatkan mengelilingi lumen corpus uteri bersama dengan kedua Arteri uterina
media kemudian disimpulkan.

Gambar 4. Tehnik Operasi Ovariohysterectomy (pengangkatan corpus uterus)


Sebelum uterus dipotong, sebuah klem dipasang di depan dan berdekatan
dengan klem pertama (caudal), kemudian dilakukan eksisi di antara kedua klem
tersebut. Klem dilepas dan diperiksa terhadap adanya perdarahan. Bila telah
tidak ada perdarahan, sisa potongan corpus uteri dimasukkan ke dalam rongga
abdomen.

Penutupan muskulus dan peritoneum dilakukan dengan menggunakan teknik


jahitan Matras silang dengan dimulai dari pertengahan insisi. Penutupan
subcutaneus dilakukan dengan menggunakan teknik jahitan menerus sederhana,
dan penutupan kulit dilakukan dengan metode jahitan Matras Horisontal.

3. Pasca Operasi

Luka insisi dibersihkan dengan menggunakan povidone iodine, lalu


ditaburi Nebacetin powder kemudian ditutup dengan kasa steril, hypafix dan
difiksasi menggunakan gurita.

Perkembangan Pasca Operasi

Perkembangan pasca operasi dengan melakukan pengobatan, perawatan


luka operasi, dan observasi harian. Pengobatan dengan antibiotik peroral selama 5
hari berturut - turut dengan aturan minum dua kali sehari. Perlindungan daerah
luka menggunakan betadine dimulai sejak pasca operasi hari pertama kemudian
dibalut dengan kasa dan hipafix selanjutnya digunakan gurita pada pasien.
Pemberian antibiotik topikal nebacitin powder pada luka operasi sejak pasca
operasi sampai hari kesepuluh postoperasi hingga jahitan dilepas.

Perawatan luka operasi telah berlangsung selama 10 hari yaitu dari tanggal
24 September - 4 Oktober 2019 yang terdiri dari perawatan luka, pemberian obat
dan membuka jahitan setelah dipastikan luka sudah menutup dengan baik.
Perawatan pada hari berikutnya sampai luka benar - benar tertutup dan sembuh.
Perawatan harian juga dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta
perawatan yang intensif dan pemberian pakan recovery yang diharapkan dari hal
tersebut dapat mempercepat kesembuhan luka dan meminimalisir adanya
kontaminasi pada luka jahitan.

Komplikasi pasca operasi

Terdapat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, diantaranya yaitu :

1. Pendarahan/hemoragi : hal ini bisa disebabkan karena pembuluh ovarium


yang ruptur ketika ligamentum suspensorium ditarik.
2. Ovariant Remnant Syndrom : kelainan ini menyebabkan kucing tetap
estrus pas ca Ovariohisterectomy, hal ini dikarenakan pengambilan
ovarium tidak sempurna/tuntas.
3. Uterine Stump Pyometra, inflamasi dan granuloma
4. Fistula pada traktus reproduksi yang berkembang dari adanya respon
inflamasi terhadap material operasi (benang).
5. Urinary incontinence yaitu kejadian tidak dapat mengatur spinchter vesica
urinary. Hal ini dapat terjadi karena adanya perlekatan atau granuloma
pangkal uterus (sisa) yang mengganggu fungsi spincter vesica urinary.

Anda mungkin juga menyukai