OVARIOHYSTERECTOMY
2013 C
Dina Triassanti
135130100111034
Ilman Rois S
135130100111033
Ida Sukma K
135130100111036
Arnes Widya A
135130101111010
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovariectomy
adalah
tindakan
mengamputasi,
mengeluarkan
dan
pada
penyayatan
dilakukan lebih ke cranial, karena badan uterus terletak lebih cranial apabila dibandingkan
dengan kucing (Hickman,1995).
BAB III
ISI
3.1 Definisi Ovariohysterectomi
Ovariohysterectomy merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan
histerectomy.
Ovariectomy
adalah
tindakan
mengamputasi,
mengeluarkan
dan
kucing. Prosedur bedah dilakukan di bagian posterior karena organ yang akan diangkat yaitu
ovarium dan uterus berada di bagian ventral abdomen (Sardjana, 2011).
Persiapan alat
Sterilisasi pada alat-alat bedah bertujuan untuk menghilangkan bakteri
ataupun agen penyebab kontaminasi yang terdapat pada alat-alat bedah. Prosedur
tersebut bertujuan agar jaringan, organ ataupun pembuluh darah tetap dalam keadaan
steril dan tidak terdapat kontaminasi dari luar. Peralatan bedah minor yang dapat
digunakan meliputi: allis tissue forcep, duk clamp, scapel dan blade, pinset anatomis
dan cirrurgis, arteri klem, kain duk, tampon kotak dan bulat dimana alat-alat ini
disterilisasi panas sedangkan alat lain seperti needle holder, gunting tumpul-tumpul
dan gunting tajam tumpul disetril dengan menggunakan alkohol 70% (Hartiningsih,
2007).
Persiapan Operator
Operator dan pembantu operator sebelum dan selama pelaksanaan operasi
harus selalu dalam kondisi steril. Sebelum operasi dilaksanakan, operator dan
pembantu operator mempersiapkan diri dengan mencuci tangan mulai dari ujung
tangan sampai batas siku, menggunakan air sabun, kemuadian dibilas dengan air
bersih yang mengalir, setelah itu tangan direndam dalam larutan antiseptik dengan
menggunakan larutan PK 4% atau alkohol 70%. Selama operasi, operator dan
pembantu operator harus menggunakan masker, topi operasi, dan sarungtangan yang
bersih serta pakaian khusus untuk operasi untuk mengurangi kontaminasi. Apabila
operator dan pembantu operator sudah dalam keadaan steril maka tidak boleh
efek
samping
anestesi.
Kemudian
kucing
diinduksi
anestesi
menggunakan campuran ketamin dan xylazin rute intramuscular sesuai dosis. Tahap
ini bertujuan untuk menghilangkan kesadaran kucing dan menghilangkan rasa sakit
(Hartiningsih, 2007).
Setelah hewan tidak sadarkan diri tahapan selanjutnya adalah hewan direstrain
atau difiksasi anggota geraknya dan diposisikan rebah dorsal agar memudahkan
operator saat melakukan operasi. Setelah itu dilakukan pencukuran rambut di daerah
operasi minimal 10 cm disekitar sayatan. Daerah sayatan dibersihkan dengan alcohol
dan povidon iodine secara melingkar dimulai dari pusat agar benda asing dari luar
tidak mengontaminasi bagian dalam abdomen saat pembedahan. Selanjutnya tubuh
pasien ditutup dengan menggunakan drape yang disesuikan dengan daerah luas
penampang yang akan dilakukan operasi. Drape kemudian difiksir dengan
menggunakan towel clamp pada keempat ujung lubang drape. Setelah itu pasien siap
untuk dilakukan operasi(Hartiningsih, 2007).
3.2.2 Operasi
Ovariohisterectomy ini menggunakan teknik laparotomi posterior dimana dengan
sayatan medianus sesuai dengan posisi ovarium uterus. Uterus tersebut berada pada
daerah abdominal (flank) bagian posterior, tepatnya di anterior dari vesica urinaria.
Setelah kucing tersebut teranastesi atau pingsan, kucing tersebut diletakkan diatas meja
operasi dengan posisi dorsal recumbency. Kemudian bersihkan bulu pada daerah yang
akan dilakukan insisi atau pembedahan dengan disemprotkan terlebih dahulu sabun pada
area yang akan dicukur, kemudian cukur di daerah abdomen, posterior umbilical. Setelah
semua bulu tercukur dengan bersih, kemudian daerah yang akan diinsisi dibersihkan dan
disinfeksi dengan menggunakan iodine dan alkohol, caranya dengan arah memutar dari
dalam keluar, hal ini berfungsi untuk menjaga kesterilan area yang akan diincisi. Setelah
itu, buatlah sayatan sekitar 2-3 cm dari umbilicus arah caudal, pada linea alba dengan
panjang kurang lebih 3-4 cm. Lapisan pertama yang disayat adalah kulit kemudian
subkutan. Daerah di bawah subkutan kemudian dipreparir sedikit hingga bagian
peritoneum dapat terlihat. Setelah itu, bagian peritoneum tersebut dijepit menggunakan
pinset, disayat sedikit tepat pada bagian linea alba menggunakan scalpel hingga ruang
abdomen terlihat. Kemudian, sayatan tersebut diperpanjang ke arah anterior dan posterior
menggunakan gunting dengan panjang sesuai dengan sayatan yang telah dilakukan pada
kulit. Diusahakan sayatan seminimal mungkin dengan tujuan agar proses penjahitan dan
penyembuhan tidak terlalu lama, karena semakin sedikit luka yang dibuat makan proses
kesembuhan akan semakin cepat. Setelah rongga abdomen terbuka, kemudian dilakukan
pencarian organ uterus dan ovarium dengan cara memasukkan jari kelingking dan
melakukan perabaan pada daerah uterus, tepat didaerah dorsal disebalah kanan dan kiri.
Setelah di dapat organ uterus, uterus ditarik keluar hingga daerah percabangan uterus
(bivurcatio uteri) dan terlihat ovarium. Penarikan uterus dilakukan secara perlahan agar
tidak terputus.Selanjutnya, klem tepat diatas ovarium dan tepat diatas cervix. Ligasi
diatas klem pertama (diatas ovarium) dan klem kedua (diatas cervix). Ligasi dilakukan
dengan kuat dan terikat erat agar tidak terjadi kebocoran pembuluh darah. Lakukan
ligase pada 2 ovarium sebelah kanan dan kiri secara bergantian. Setelah diligasi dengan
kuat potong uterus, lepas klem. Pastikan ligasi kuat dan tidak lepas, serta tidak ada
rembesan darah dari saluran yang telah di potong. Setelah proses pemotongan selesai,
masukkan kembali peritoneum. Namun ketika dilakukan ligasi pada biforcartio uteri,
ligasi udah patah terlebih dahulu dan masuk kembali kedalam sehingga kesulitan dalam
pengambilannya kembali dari dalam. Hal ini disebabkan jarum yang digunakan untuk
ligasi menggunakan jarum triangular. Seharusnya untuk meligasi biforcatio uteri
digunakan jarum round tip. Bagian linea alba ditutup kembali tapi sebelum itu diberi
antibiotic kemudian ditutup dengan penjahitan aponeurose di m.obliqous abdominis
externus m. abdominis externus dengan menggunakan teknik terputus sederhana. Dan
pastikan jahitan tidak melukai atau mengenai organ didalamnya. Penjahitan pada kulit
dengan menggunakan benang silk dengan teknik jahitan simple terputus, dan dilanjutkan
dengan jahitan terputus sederhana. Selama penjahitan diberi vicilin sebagai antibiotik
pada bagian dalam organ sedikit demi sedikit hingga merata, kemudian diusap dengan
betadin diatas jahitan, diberi bioplacenton pas pada jahitan secara merata kemudian
ditutup dengan hypavix dan gurita untuk melindungi jahitan agar cepat kering, tidak ada
kontaminasi dan tidak lepas (McGrath, Holly and Eric Davis, 2004).
Gambar 3.AnatomiOvariohisterektomi
3.2.3 Post-Operasi
Prosedur bedah ovariohisterectomi umumnya didukung perawatan post operatif.
Pengecekan tersebut antara lain efek anastesi dan meyakinkan bahwa persembuhan luka
berjalan dengan baik (Hedlund, 2002). Komplikasi sering kali menyertai operasi seperti
reaksi alergi jahitan, seroma, hematoma, self trauma, dan ketidaknyamanan pasien. Terapi
cairan harus dilanjutkan pada kebanyakan hewan pasca operasi abdomen. Elektrolit,
asam-basa, dan protein serum harus diperhatikan dan dikoreksi pasca operasi untuk
memastikan bahwa pasien dengan memiliki asupan kalori yang memadai pasca operasi.
Perawatan seperti pemberian antibiotik, terapi cairan, perawatan balutan, anti inflamasi
akan membantu persembuhan luka setelah operasi. Penanganan post operatif sangat
penting karena dapat mempengaruhi persembuhan hewan (pasien). Beberapa hal yang
perlu diperhatikan terhadap pasien bedah post operatif untuk perawatan pasien bedah,
dianataranya hewan dibawa ke ruang pemulihan yang tenang, hewan tetap dimonitor
dengan diukur suhu, frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung, serta diameter pupil.
Diperhatikan membran mukosa, limphonodus, dan selaput lendir, serta pasien diberikan
obat untuk mengatasi rasa nyeri selama 1 sampai 3 hari setelah operasi (Hedlund, 2002).
Diberikan infus bila terjadi muntah dan diare hebat, disfungsi ginjal dan penyakit hati
dengan memperhatikan laju infus dan jenis infus yang diberikan. Apabila pasien
hypothermia, diberi penghangat menggunakan air hangat, diberikan suplemen oksigen,
kateter apabila diperlukan (Mc Curnin, 2012).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ovariohysterectomy merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan
histerectomy.
Ovariectomy
adalah
tindakan
mengamputasi,
mengeluarkan
dan
mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga abdomen. Pada pre
operasi yang perlu diperhatikan yaitu preparasi ruang operasi, persiapan alat, persiapan
operator dan pesiapan hewan. Ovariohisterectomy ini menggunakan teknik laparotomi
posterior dimana dengan sayatan medianus sesuai dengan posisi ovarium uterus. Uterus
tersebutberadapadadaerah abdominal (flank) bagian posterior, tepatnya di anterior dari vesica
urinaria. Prosedur bedah ovariohisterectomi umumnya didukung perawatan post operatif.
Pengecekan tersebut antara lain efek anastesi dan meyakinkan bahwa persembuhan luka
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hartiningsih. 2007. Persiapan Operasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hedlund CS, Donald AH, Ann LJ, Howard BS, Michael DW, Gwendolyn LC. 2009. Small
Animal Surgery 2nd Edition. USA: Mosby of Elsevier.
Hickman, Jhon.dkk. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery. University press, Cambridge :
Great Britain.
Mc Curnin DM, Joanna MB. 2012. Clinical Textbook For Veterinary Technicians 6rd Edition.
USA: Elsevier Sabre Faundation.
McGrath, Holly and Eric Davis. 2004. Lateral Flank Approach for Ovariohysterectomy in
Small Animals. Compendium.
Sardjana, I.K.W. dan Diah K. 2011. Buku Ajar Bedah Veteriner. Surabaya: Pusat penerbitan