Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

BEDAH KHUSUS VETERINER


RESUME
ONCOLOGY
(TUMOR GLANDS MAMMAE)

Disusun oleh:
Kelompok B4

Nadia eprillia sary darma ni komang 1709511048


Aditia permadi 1709511049
I Made Bayu Prayuda 1709511050
Martina Tiodora Sitohang 1709511063
Elma Alianva Gutetrres martins 1709511130

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
1.Pendahuluan
Tumor glandula mammae adalah tumor ganas (malignant) atau jinak (benign) pada glandula
mammae. Tumor umumnya terjadi pada anjing betina yang masih bereproduksi dan berumur
antara 5-10 tahun, namun  ± 80 % kasus didiagnosa pada anjing berusia lebih dari 7 tahun.  
Pernah juga dilaporkan tumor ditemukan pada anjing betina berumur 2 tahun, namun kasus ini
jarang terjadi. Tumor ini dapat soliter atau multisentrik, 30-50 % kasus merupakan
carcinoma/malignant. Glandula mammae keempat dan kelima lebih banyak ditemukan menderita
tumor. Selain umur dan reproduksi, bangsa anjing Toy dan miniatur Poodles, Spaniels, dan
German Shepherds memiliki resiko yang lebih besar menderita tumor mammae. Faktor resiko
kejadian tumor tinggi pada anjing yang masih aktif bereproduksi. Menurut beberapa peneliti
diduga berhubungan dengan produksi dan aktivitas hormon estrogen dan progesteron. Hormon
tersebut berperan dalam inisiasi awal terbentuknya tumor dan berperan dalam perkembangan
tumor selanjutnya. Gejala klinis yang terlihat biasanya adalah adanya pertumbuhan massa yang
perlahan, single atau multiple. Kurang lebih 50 % kejadian adalah multiple tumor. Tumor
mammae biasanya diindikasi saat terdeteksi massa selama pemeriksaan fisik. Lama waktu
dimana massa sudah berada di situ biasanya tidak diketahui, namun tingkat pertumbuhan bisa
saja berguna dalam menentukan prognosis. Palpasi nodus limfatikus regional dapat membantu
menentukan persebaran. Radiografi thorak, utamanya 3 pandangan (satu ventral-dorsal dan 2
lateral), harus dilakukan untuk mendeteksi metastasis pulmonum. Aspirasi dengan jarum kecil
dapat membedakan antara keradangan dan lesi neoplastik namun dapat menyebabkan
kesimpulan yang salah dan menunda pembedahan. Diagnosis ditentukan dengan histopatologi
dan diagnosis ini penting dalam menentukan penanganan dan prognosis,Prognosisnya didasarkan
pada banyak faktor. Kebanyakan tumor mammae pada anjing yang menyebabkan kematian
demikian juga dalam waktu 1 tahun. Sarkoma berhubungan dengan waktu hidup yang lebih
pendek daripada karsinoma. Faktor lain, termasuk ukuran tumor, keterlibatan nodus limfatikus,
dan differensiasi inti, juga mempengaruhi prognosis.Pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk
terapi tumor glandula mammae pada anjing adalah pembedahan, kemoterapi, radiasi,
immunoterapi, terapi hormonal dan diet. Tindakan pembedahan dan pengangkatan glandula
mammae (mastectomy) masih merupakan pilihan terapi terbaik.
Persiapan Pra Operasi
Sebelum melakukan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun
persiapan yang dilakukan adalah persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi,
persiapan hewan kasus dan operator.
a.  Persiapan alat, bahan dan obat
Sterilisasi alat dengan menggunakan autoclave selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum
disterilkan dengan dengan menggunakan alkohol 70%. 
Tujuan dilakukan sterilisasi alat adalah untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka
operasi yang dapat menghambat kesembuhan luka (Sudisma et al., 2006). Alat-alat operasi
dipersiapkan dalam keadaan steril yang diletakkan secara urut dan rapi diatas tatakan steril di
dekat meja operasi.
b.  Persiapan ruang operasi
Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi
dengan menggunakan alkohol 70%. Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang
operasi, oleh karena itu sebelum diadakannya operasi persiapan lampu operasi harus
mendapatkan penerangan yang cukup agar daerah/situs operasi dapat terlihat jelas.
c.  Persiapan operator
Operator dan pembantu operator sebelum dan selama pelaksanaan operasi harus selalu dalam
kondisi steril. Sebelum operasi dilaksanakan, operator dan pembantu operator mempersiapkan
diri dengan mencuci tangan mulai dari ujung tangan sampai batas siku, menggunakan air sabun,
kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir, setelah itu tangan direndam dalam larutan
antiseptik dengan menggunakan larutan PK 4% atau alkohol 70%. Selama operasi, operator dan
pembantu operator harus menggunakan masker, topi operasi, dan sarung tangan yang bersih serta
pakaian khusus untuk operasi untuk mengurangi kontaminasi. Apabila operator dan pembantu
operator sudah dalam keadaan steril maka tidak boleh bersentuhan atau memegang benda-benda
yang tidak steril.
d.  Persiapan hewan
Sebelum operasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kondisi tubuh hewan secara
umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hewan memenuhi syarat operasi atau tidak.
Bila hewan dinyatakan memenuhi syarat, maka operasi dapat dilaksanakan. Setelah itu,
persiapkan daerah operasi pada hewan.
Hal yang dilakukan sebelum operasi adalah peneguhan diagnosis dan mengevaluasi tingkat
metastasis tumor mammae yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan radiografi thoraks dengan tiga proyeksi untuk mengevaluasi metastasis pada
paru-paru dan limfonodus sternal
2. Radiografi atau USG daerah abdomen
3. Tes darah lengkap dan urinalisis
4. Evaluasi limfonodus regional dengan dipalpasi
5. Biopsi (bila massa tumor besar dan keras)

Jika pada pemeriksaan cytology atau biopsi menunjukkan massa tumor merupakan tumor sel
mast, maka hewan harus mendapatkan suntikan diphenhydramine secara intravena sebelum
pencukuran bulu dan persiapan operasi untuk mengurangi degranulasi sel mast, dan daerah
operasi harus dipersiapkan dengan hati-hati untuk menghindari pembengkakan.
Sebelum di operasi, massa tumor harus di ukur dan tegangan kulit harus dievaluasi untuk
memperkirakan penutupan luka. Jika memungkinkan, insisi harus dilakukan paralel untuk
mempermudah penutupan luka. Ukuran insisi tergantung dari tipe tumor. Posisi dan pencukuran
hewan harus disesuaikan dengan ukuran insisi dan teknik operasi. Jika prosedur operasi
diperkirakan lebih dari 1 jam, maka harus mempersiapkan antibiotik prophylatic.

Mastectomy regional
 Hewan dipersiapkan untuk operasi, dianestesi dan diletakkan pada posisi dorsal
recumbency.
 Buatlah insisi berbentuk elips pada kulit disekitar glandula yang akan diangkat dimulai
dari ventral midline
 Potong jaringan yang antara subkutaneus dan linea
 Lakukan ligasi atau cauterisasi pada pembuluh darah
 Potong jaringan subkutaneus lateral sampai fascia abdominalis externus
 Pada daerah cranial dari insisi, identifikasi tiap batas antara jaringan mammary dan
glandula yang berdekatan
 Dengan benang absorbable 2-0 atau 3-0, lakukan ligasi ganda pada jaringan dan
pembuluh darah diantara glandula lalu potong.
 Dari arah cranial atau medial, lakukan diseksi antara fascia abdominalis externus. Dari
arah caudal, gunakan diseksi tumpul dan tajam untuk mengangkat glandula mammae dari
dinding abdomen. Lalu ligasi pembuluh darah dan jaringan mammary dan potong.
 Jika glandula mammae caudalis akan diangkat, lakukan identifikasi vena dan arteri
epigastrikus superfisialis caudal pada daerah inguinalis. Ligasi dan potong terlebih
dahulu sebelum melanjutkan prosedur mastectomy
 Hindari dead-space dengan menggunakan jahitan terputus
(a) (b) (c)

Gambar. Prosedur mastectomy regional (a)Insisi pada kulit (b)memoting jaringan


( c) memotong jaringan subkutan

(d) (e ) (f)

(g)

Gambar. (d) identifikasi batas jaringan (e) melakukan ligasi (f) diseksi, ligasi, dan pemotongan
(g) penjahitan pola terputus

Pasca Operasi
Jaringan tumor yang diangkat harus dilakukan evaluasi histology. Drainase dapat dicabut setelah
24-48 jam pasca operasi. Hewan yang mengalami pembedahan unilateral, bilateral atau radical
harus diberikan analgesic selama 2-5 hari. Setelah operasi selesai, dilanjutkan dengan terapi
sinar-X (radiotheraphy) dan diberikan obat-obatan anti kanker seperti colchicin.
Perawatan hewan setelah pembedahan perlu diperhatikan. Kelainan setelah pembedahan seperti
perdarahan pada luka bekas sayatan dapat dicegah dengan membuat balutan tekan.  
Perlu pula dijaga agar luka bekas sayatan tidak terbuka kembali, luka harus tetap kering dan
aerasi yang cukup, kondisi lingkungan senyaman mungkin bagi pasien, pemberian salep untuk
mempercepat regenerasi jaringan dan antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder.
Penggunaan Elizabeth colar dapat sangat membantu mencegah pasien menjilati bekas luka.
Selain terapi, tindakan yang dapat dilakukan untuk mereduksi resiko terjadi atau berulangnya
tumor kelenjar mammae pada anjing betina adalah melalui ovariohisterektomi (OH).  Anjing
betina yang OH sebelum siklus estrus pertama kali sangat jarang menderita tumor kelenjar
mammae, dimana resiko tumor malignant kelenjar mammae hanya sebesar 0.05 %. Apabila OH
dilakukan setelah siklus estrus pertama resiko tersebut adalah sebesar 8 %, dan jika OH
dilakukan setelah siklus estrus kedua resiko kejadian adalah sebesar 26 %.

Kesimpulan
Penanganan tumor mammae pada anjing dan kucing paling banyak  dengan melakukan tindakan
pembedahan. Hal ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan kemoterapi.
Pembedahan tumor mammae sebenarnya dapat dilakukan dengan lumpectomy / nodulectomy
(pengangkatan jaringan tumor saja), simple (single) mastectomy atau mammectomy
(pengangkatan kelenjar yang terinfeksi saja), mastectomy
unilateral atau bilateral (pengangkatan semua rangkaian glandula mammae beserta limfonodus
yang berhubungan), mastectomy regional atau modified radical mastectomy (pengangkatan
kelenjar yang terinfeksi dan kelenjar yang membagi saluran limfatik dan nodus limfatikus yang
terkait), dan radical mastectomy (pengangkatan seluruh rantai mammae, rectus fascia, musculus,
dan nodus limfatikus terkait
DAFTAR PUSTAKA

Sudisma, I.G.N., Pemayun, I.G.A.G.P., Wardhita, A.A.G.J., Gorda, I.W. 2006. Ilmu Bedah
Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari: Denpasar.

Sorenmo K. 2003. Canine mammary gland tumors. 
Vet  Clin  North  Am  Small  Anim  Pract  33(3):573–596

Anda mungkin juga menyukai