Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KESMAVET 2

No. Perubahan Undang-Undang No. 6 Tahun Undang-Undang No. 41 Tahun 2014


1967
1 Pasal 1 point tentang Ternak: ialah hewan-piara, yang Ternak adalah Hewan peliharaan yang
ternak kehidupannya yakni mengenai produknya diperuntukan sebagai
tempat, perkembanganbiakannya penghasil pangan, bahan baku industri,
serta manfaatnya diatur dan diawasi jasa, dan/atau hasil ikutannya yang
oleh manusia serta dipelihara terkait dengan pertanian.
khusus sebagai penghasil bahan-
bahan dan jasa-jasa yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia;
2 Pasal 1 point tentang Perusahaan peternakan: ialah usaha Perusahaan Peternakan adalah orang
perusahaan perternakan peternakan, yang dilakukan di perseorangan atau korporasi, baik yang
tempat yang tertentu serta berbentuk badan hukum maupun yang
perkembangbiakan ternaknya dan bukan badan hukum, yang didirikan
manfaatnya diatur dan diawasi oleh dan berkedudukan dalam wilayah
peternak-peternak; Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang mengelola usaha Peternakan
dengan kriteria dan skala tertentu.
3 Tentang tindak pidana Pasal 24 ayat (1), (2), dan (3) yang Pasal 91 A dan 91 B yang berbunyi
yang berkaitan dengan berbunyi sebagai berikut: sebagai berikut:
ternak atau produk hasil (1) Peraturan pelaksanaan dari Pasal 91 A
ternak dan kessehatan Undang-undang ini dapat Setiap Orang yang memproduksi
masyarakat memuat sanksi pidana berupa dan/atau mengedarkan Produk Hewan
hukuman pidana penjara atau dengan memalsukan produk Hewan
kurungan dan/atau denda. dan/atau menggunakan bahan
(2) Ternak, benda-benda dan bahan- tambahan yang dilarang sebagaimana
5 Pasal 1 point tentang Kesejahteraan hewan: ialah usaha Kesejahteraan Hewan adalah segala
kesejahteraan hewan manusia memelihara hewan, yang urusan yang berhubungan dengan
meliputi pemeliharaan lestari keadaan fisik dan mental Hewan
hidupnya hewan dengan menurut ukuran perilaku alami Hewan
yang perlu diterapkan dan ditegakkan
pemeliharaan dan perlindungan untuk melindungi Hewan dari
yang wajar. periakuan Setiap Orang yang tidak
layak terhadap Hewan yang
dimanfaatkan manusia.
6 Pasal 16 ayat 2 tentang Impor ternak dan hewan lainnya Pengeluaran sebagaimana dimaksud
perdagangan ternak dan terutama ditujukan untuk pada ayat (1) dilarang dilakukan
bahan yang berasal dari memperbaiki mutu ternak dan terhadap Benih dan/ atau Bibit yang
ternak hewan di Indonesia. terbaik di dalam negeri.

7 Pasal 13 tentang tata Di daerah-daerah lain, jika Pemerintah dan/atau Pemerintah


cara perkembangbiakan dipandang perlu, diadakan Daerah sesuai dengan kewenangannya
perkembangbiakan/persilangan berkewajiban untuk melakukan
untuk mencapai jurusan produksi Pemuliaan, pengembangan usaha
8 Tentang pencegahan Dijelaskan pada pasal 20 ayat 2 Dijelaskan pada pasal pasal 41 B ayat 1
penyakit hewan berbunyi Pencegahan penyakit berbunyi Pencegahan Penyakit Hewan
hewan meliputi: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
a. karantina; b. pengawasan lalu- meliputi:
lintas hewan; c. pengawasan atas a. pencegahan masuknya Penyakit
impor dan ekspor hewan d. Hewan dari luar negeri ke dalam
pengebalan hewan; e. pemeriksaan wilayah Negara Kesatuan Republik
dan pengujian penyakit; f. tindakan Indonesia;
hygiene. b. pencegahan keluarnya penyakit
Hewan dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. pencegahan menyebarnya penyakit
Hewan dari satu pulau ke pulau lain di
dalam
d. pencegahan menyebarnya Penyakit
Hewan dari satu wilayah ke wilayah
lain dalam satu pulau; dan
e. pencegahan muncul, berjangkit, dan
menyebarnya Penyakit Hewan di
dalam suatu wilayah.
9 Tentang kesehatan Pasal 21 ayat (1) Kesehatan Pasal 58 ayat (1) dan (2) yang berbunyi
masyarakat veteriner masyarakat veteriner. sebagai berikut:
Untuk kepentingan pemeliharaan Pasal 58
kesehatan manusia dan ke Dalam rangka menjamin produk
tenteraman bathin masyarakat, Hewan yang aman,
sebagaimana termaksud pada pasal sehat, utuh, dan ha1al bagi yang
19 ayat (2), maka dengan Peraturan dipersyiratkan,
Pemerintah ditetapkan ketentuan- (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
ketentuan tentang: sesuai dengan kewenangannya
a. pengawasan pemotongan hewan; berkewajiban melaksanakan
b. pengawasan perusahaan susu, pengawasan, pemeriksaan,
perusahaan unggas, perusahaan pengujian, standardisasi, sertifikasi,
babi; c. pengawasan dan pengujian dan registrasi produk Hewan.
daging, susu dan telur; d. (2) Pengawasan, pemeriksaan, dan
pengawasan pengolahan bahan pengujian produk Hewan berturut-
makanan yang berasal dari hewan; turut dilakukan di tempat produksi,
e. pengawasan dan pengujian bahan pada waktu pemotongan,
makanan yang berasal dari hewan penampungan, dan pengumpulan,
yang diolah; f. pengawasan pada waktu dalam keadaan segar,
terhadap "Bahan-bahan Hayati" sebelum pengawetan, dan pada
yang ada sangkutpautnya waktu peredaian setelah
dengan hewan, pengawetan.
bahan-bahan pengawetan makanan
dan lain-lain.
10 Tentang tindak pidana Pasal 24 ayat (1), (2), dan (3) yang Pasal 91 A dan 91 B yang berbunyi
yang berkaitan dengan berbunyi sebagai berikut: sebagai berikut:
ternak atau produk hasil (1) Peraturan pelaksanaan dari Pasal 91 A
ternak dan kessehatan Undang-undang ini dapat Setiap Orang yang memproduksi
masyarakat memuat sanksi pidana berupa dan/atau mengedarkan Produk Hewan
hukuman pidana penjara atau dengan memalsukan produk Hewan
kurungan dan/atau denda. dan/atau menggunakan bahan
(2) Ternak, benda-benda dan bahan- tambahan yang dilarang sebagaimana
bahan lainnya tersangkut dimaksud dalam pasal 58 ayat (6),
dengan, diperoleh karena atau dipidana dengan pidana penjara paling
dipergunakan untuk melakukan lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
tindak pidana tersebut pada ayat paling banyak Rp10.000.000.000,00
(1) pasal ini dapat disita untuk (sepuluh miliar rupiah).
Negara dan kalau perlu Pasal 91 B ayat (1) dan (2)
dimusnahkan oleh Negara. (1) Setiap Orang ya1rg menganiaya
(3) Tindak pidana tersebut pada ayat dan/ atau menyalahgunakan Hewan
(1) pasal ini menurut sifat sehingga mengakibatkan cacat
perbuatan dapat dibedakan dan/atau tidak produktif
antara kejahatan dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
pelanggaran. 66A ayat (1) dipidana dengan
pidana kurungan paling singkat 1
(satu) bulan dan paling lama 6
(enam) bulan dan denda paling
sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dan paling banyak
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang mengetahui
adanya perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66A ayat (1)
dan tidak melaporkan kepada pihak
yang berwenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66A ayat (2)
dipidana dengan pidana kurungan
paling singkat 1 (satu) bulan dan
paling lama 3 (tiga) bulan dan
denda paling sedikit
Rp1.000.000,0O (satu juta rupiah)
dan paling banyak Rp3.000.000,00
(tiga juta rupiah).
11 Pasal 1 point tentang Peternakan adalah pengusahaan Peternakan adalah segala urusan yang
peternakan ternak. berkaitan dengan sumber daya fisik,
Benih, Bibit, Bakalan, Ternak
Ruminansia Indukan, Pakan, Alat dan
Mesin Peternakan, budi daya Ternak,
panen, pascapanen, pengolahan,
pemasaran, pengusahaan, pembiayaan,
serta sarana dan prasarana.

Nama : FEBYANA SIDABUTAR

NIM/ Kelas : 1709511051/ Kelas B

Anda mungkin juga menyukai