Anda di halaman 1dari 5

Terapi pyometra

Pengobatan pyometra pada anjing dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu


metode operasi dan metode tanpa operasi (dengan obat-obatan). Metode terbaik
adalah dengan dilakukan operasi ovariohysterectomy. Teknik ovariohysterectomy
umum dilakukan pada pyometra jenis tertutup maupun terbuka,
ovariohysterectomy juga dapat mencegah kejadian pyometra berulang pada anjing
(Rootwelt-andersen dan Farstand 2006).

Gambar 1. Operasi Pyometra dengan Teknik Ovariohysterectomy


Sumber: Pyometra pada anjing oleh drh. Tiara Putri Sajuthi

Pada beberapa kasus pyometra, dapat terjadi komplikasi akibat terdapat sisa
pyometra dan dapat berkembang menjadi Ovarian Remmant Syndrome. Sindroma
ini juga dapat bersumber dari kontaminasi saat operasi, dan dapat mengakibatkan
akumulasi pus pada serviks. Selain itu komplikasi yang dapat terjadi setelah
ovariohysterectomy diantaranya ialah nafsu makan berlebihan dan obesitas (Musal
dan Tuna 2005).
Pengobatan pyometra dengan terapi obat-obatan adalah dengan pemberian
antibiotik dan terapi hormonal dengan preparat PGF2α berfungsi untuk kontraksi
myometrium, luteolisis dan relaksasi serviks. Terapi dengan PGF2α diberikan 5-10
hari hingga uterus kembali normal. Namun pemberian terapi hormone PGF2α
banyak menimbulkan efek samping, diantaranya gelisah, hipersalivasi,demam dan
prolapses uteri (Blendinger 2010)
Teknik Operasi
Anastesi pada bedah Ovariohysterectomy digunakan anastesi regional atau
anastesi umum. Sebelum anastesi, dilakukan pemberian premedikasi menggunakan
Atropin Sulfat. Selanjutnya dilakukan pencukuran rambut pada daerah ventral
abdomen, setelah hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency (terlentang)
kemudian daerah yang dicukur dibersihkan dan didesinfeksi.
1. Daerah ventral abdominal disiapkan sebagai daerah operasi, yaitu dari
xiphoid sampai daerah pubis.
2. Umbilikus diidentifikasi dan diperkirakan untuk mwmbagi daerah
abdominal menjadi tiga bagian.
3. Pada anjing dilakukan insisi dimulai dari caudal umbilikus 1/3 bagian
cranial abdominal ke caudal sepanjang 4-8 cm. insisi dilakukan lebih ke
caudal akan menyulitkan untuk mengangkat ovarium.
4. Pada kucing badan uterus berada agak ke caudal, sehingga insisi dilkukan
lebih ke caudal mulai dari 1/3 bagian tengah abdominal.
5. Insisi dilakukan pada kulit dan subkutan 4-8 cm untuk membuka linea alba.
Linea alba dipegang dan diangkat sedikit keluar untuk dapat melakukan
insisi. Insisi pada linea alba dilebarkan ke cranial dan kaudal untuk
membuka rongga abdomen.
6. Dinding abdominal kiri dikuakkan dan dimasukkan ovariectomy hook.
Hook dimasukkan menelusuri dinding bagian kiri abdominal, 2-3 cm ke
kaudal ginjal.
7. Hook digerakkan ke medial untuk mengangkat kornua uteri, ditelusuri ke
kaudal untuk menemukan bifurkasio uteri dan ke kranial untuk menemukan
ovarium.
8. Apabila koruna uteri tidak ditemukan dengan menggunakan hook,
dilakukan palpasi pada kantong kencing sepanjang insisi.
9. Corpus uteri berada diantara kantong kencing dan colon. Setelah ovarium
ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum suspensarium pada ujung
proximal ovarium.
10. Ligamentum ditelusuri dengan jari telunjuk, ditarik dan dilkukan pemutusan
di dekat ginjal tanpa merobek pembuluh darah.
11. Tanpa dilakukan pemutusan ligamentum, ovarium akan sulit dikeluarkan.
Dipasang 2 atau 3 clamp didekat ovarium untuk persiapan dilakukan ligasi.
12. Clamp paling maksimal digunakan untuk tempat ligase, clamp ditengah
digunakan untuk memegang saat menggunakan ligase, sedangkan clamp
paling distal digunakan untuk mencegah kembalinya aliran darah setelah
dilakukan transeksi.
13. Ligase pada pembuluh darah ovarium menggunakan bentuk ‘8’ dengan
benang absurable (2-0, 3-0 cromic catgut, polydioxanone, polyglyconat atau
polyglactin 910)
14. Dibuat ikatan kedua diatas ikatan pertama untuk mencegah perdarahan.
Dilakukan pemotongan ovarium dan control terjadinya perdarahan.
15. Ovarium diangkat, penggantungnya dipotong dan dikontrol terjadinya
perdarahan.
16. Cornua uteri ditelusuri sampai pada bivorkarsio uteri untuk mendapatkan
koruna dan ovarium sebelahnya.
17. Diletakan clamp dan dilakukan ligase seperti langkah yang telah dijelaskan
diatas. Setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dilakukan
ligase pada pembuluh darah kiri dan kanan korpus uteri dengan 2-0 cromic
catgut dan seluruh corpus uteri juga diikat didekat servix.
18. Dilakukan pemotongan badan uterus dan diamati terjadinya perdarahan.
Diligasi jika ada perdarahan.
19. Sisa potongan uterus dimasukan kedalam abdominal sebelum clamp
dilepaskan.
20. Dinding abdominal ditutup dan dilakukan dengan tiga lapisan (linea alba
dan peritonium dengan pola jahitan terputus, subcutan dan fascia menerus
dan kulit dengan pola jahitan terputus)
Post Operasi
Prinsip utama setelah dilakukan operasi ovariohysterectomy perlu
dilakukan pemantauan kondisi hewan seperti temperatur, frekuensi denyut jantung,
frekuensi nafas serta kondisi luka. Pemberian antibiotik spektrum luas perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Elizabeth collar dapat
digunakan untuk membatasi pergerakan anjing sehingga akan melindungi daerah
yang telah dioperasi. Jahitan dapat dibuka hari ke 7 post operasi dan selama masa
perawatan dilakukan pergantian verband dan diberikan yodium tincture dan juga
dilakukan pembersihan pada daerah sekitar jahitan.
Setelah selesai menjalani operasi maka anjing dirawat dengan perhatian
yang lebih khusus dengan memberikan lingkungan yang sehat dan bersih serta
makanan yang bergizi. Pemberian antibiotika untuk mencegah adanya infeksi
sekunder sangat perlu diberikan selama tiga sampai empat hari. Bekas luka operasi
diberikan penisilin powder untuk mencegah adanya infeksi. Benang jahitan dibuka
setelah 5 - 7 hari atau luka jahitan telah kering. Bila luka operasi telah kering dan
keadaan umum dari anjing tersebut baik maka anjing tersebut dapat dinyatakan
sembuh.

DAPUS :

Bledinger, K. 2010. Medical Treatment of the Canine Pyometra.www.blendivet.de.

Rootwelt-Andersen, V dan M. Farstand. 2006. Treatment Pyometra in Bitch : A


Survey Among Norwegian Small Animal Practicioners. EJCAP.16 : 195-198

Sudisma, I.G.N.,G.A.G.Pemayun.,A.A.G.J.Wardhita.,I.W.Gorda. 2006. Ilmu


Bedah Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari. Denpasar

Anda mungkin juga menyukai