Anda di halaman 1dari 29

a. Definisi Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menutup colostomi atau ileostomi b.

Ruang lingkup - Usus halus - Kolon c. Indikasi operasi Penderita dengan colostomy/ileostomi yang telah memungkinkan untuk di tutup. d. Kontra indikasi operasi - Umum - Khusus (tidak ada) e. Pemeriksaan penunjang - Loopagrafi untuk evaluasi bagian proksimal dan distal dari stomp Tekhnik Operasi Sebelum dilakukan operasi penderita harus disiapkan dulu untuk menjalani operasi penutupan stoma, yaitu dengan mengatur diet yang rendah residu dan antibiotik oral dan usus harus dibuat sekosong atau sebersih mungkin sebelum operasi. Selama 24 jam sebelum operasi harus dilakukan irigasi pada kedua arah stoma. Penderita dalam posisi terlentang Dapat dilakukan spinal atau general anesthesia Penutupan dimulai dengan membuat incisi circumferential disekeliling stoma, termasuk sebagian kecil dari kulit. Incisi circumferential diperdalam hingga menembus peritoneum dan colon/intestine dan omentum disekitarnya dapat dipisahkan dari dinding abdomen. Kemudian stoma ditarik keluar melalui incisi tadi dan bagian serosanya harus tampak jelas seluruhnya.Hal ini memerlukan reseksi omentum dan jaringan ikat serta lemak disekeliling serosa tadi. Setelah hal ini dapat dilakukan maka penutupan stoma dapat segera dilakukan. Penutupan stoma yang sudah disiapkan tadi dapat dilakukan dengan : linier stapling device 1. Hand suture closure 2. end to end anastomosis Komplikasi operasi

Perdarahan Kebocoran anastomosis atau stenosis Mortalitas (tidak ada) Perawatan Pasca Bedah Cairan parenteral dan antibiotik diberikan untuk beberapa hari, kemudian dilanjutkan dengan diet cair untuk beberapa hari. Kemudian diikuti dengan diet rendah residu. Diet reguler/biasa dapat dilakukan jika fungsi usus telah baik. Follow Up Sesuai dengan penyakit yang mendasari dilakukan kolostomi ileostomi

Ileostomi 21 Maret 2010 bedahumum Tinggalkan komentar Go to comments Introduksi a. Definisi Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proximal dari usus halus. b. Ruang lingkup Usus halus c. Indikasi ileostomi Cancer colon atau rectum Inflamatory disease seperti ulcerative colitis Familial adenomatous polyposis coli Trauma abdomen Intestinal obstruksi Sigmoid volvulus

d. Kontra indikasi operasi (tidak ada)

e. Diagnosis banding (tidak ada) f. Pemeriksaan Penunjang Foto polos abdomen 3 posisi Colonoscopy Foto Follow through

Tehnik operasi Secara singkat tehnik dari ileostomi dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah penderita diberi narkose dengan endotracheal penderita diletakkan dalam posisi supine.Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen steril.Penempatan stoma adalah hal yang sangat penting. Quadrant kanan dan kiri bawah abdomen merupakan tempat yang dianggap ideal untuk stoma. Alternatif lain dapat dipergunakan quadrant atas , umbilicus atau midline. Beberapa type dari ileostomi : 1. End ileostomy 2. Loop ileostomy 3. Loop end ileostomy 4. Continent ileostomy Diawali dengan incisi mediana laparotomi hingga membuka peritoneum , untuk mempertahankan konfigurasi dinding perut dibawah stoma dilakukan traksi menggunakan Kocher clamps pada dermis , fascia dan peritonium. Kurang lebih diameter 2 3 cm lateral dari incisi mediana kulit dan lemak dilakukan incisi longitudinal kurang lebih 3 4 cm disepanjang lapisan dengan menggunakan 2 3 retraktor setiap lapisan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan menekan ke atas dengan satu jari dari dalam dinding abdomen dan jari lain mempertahankan kocher clamps. Musculus rectus kemudian disisihkan secara vertical dengan arteri clamps dan perdarahan dirawat. Kemudian fascia posterior dan peritonium dipotong dengan melindungi bagian bawah abdomen.Kemudian 2 jari dimasukkan dari bawah untuk memastikan opening cukup untuk mengakomodasi ileum.Jari tengah harus dapat keluar masuk sampai interphalang dan ujung jari tengah dapat terlihat. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi opening yang terlalu besar yaitu hernia atau prolaps atau terlalu kecil dengan obstruksi simtom.Ileum kemudian dibawa ke dinding abdomen dengan babcock clamp secara lurus dan diamati jangan sampai mesentrium terpelintir. Tepi mesenterium kemudian dijahit anterior dinding abdomen dengan interrupted atau continous suture.Penjahitan dimulai dari tepi stoma dengan meninggalkan 2,5 cm gap sampai ke ligament falciforme jangan sampai merusak vascularisasi mesentrium. Penjahitan stabilisasi dilakukan dengan 3.0 absorbable pada lapisan seromuscular ileum dan peritoniumdisekeliling internal aperture.

Maturasi dari stoma dilakukan setelah dinding abdomen ditutup dan ujung stoma ditutup untuk mengurangi kontaminasi.Apabila diragukan suplai pembuluh darah ileum dapat direseksi kembali.Protusi dan eversi dari stoma dilakukan dengan menggunakan benang chromic 3.0 melalui full thickness dari ileum dengan lapisan subcutis. Terdapat delapan titik suture pada stoma dan dilakukan secara vertical untuk mencegah ischemi.Melengkapi pembentukan akhir dari ileostomi dipasang kantong ileostomi bag. Yang harus diperhatikan dari stoma adalah warna stoma , swelling operasi dari mucocutan. Komplikasi operasi Komplikasi operasi pada ileostomi dapat berupa hernia atau prolaps dari ileostomi atau terjadinya obstruksi. Mortalitas Tergantung penyakit yang mendasari dilakukannya operasi ileostomi. Perawatan Pasca Bedah Yang harus diperhatikan sesudah operasi adalah warna stoma , swelling dari operasi dan kelancaran dari ileostomi serta pemasangan bag yang benar. Follow-up Penderita pasca ileostomi harus diperhatikan intake dari cairan dan kalori agar tidak terjadi malnutrisi. Reanastomose dapat dilakukan 3 6 minggu pasca operasi.

Perawatan ileostomi
A. Pengertian Ileostomi merupakan pembukaan ileum ke dinding abdominal melalui operasi sehingga merupakan saluran untuk mengeluarkan isi intestinal. Pasien dengan ileostomi memerlukan perawatan secara teratur khususnya pada area yang terpasang ileostomi. B. Tujuan Tujuan prosedur ini untuk mencegah kebocoran, mengkaji integritas kulit di sekitar stoma, membimbing klien mengendalikan bau. C. Waktu Perawatan  Setiap pagi, sebelum sarapan atau 2-4 jam setelah sarapan  Bila perlu, terutama jika klien mengeluh panas atau gatal-gatal pada area stoma. D. Persiapan Alat - Perlengkapan perawatan ileostomi (tanpa ban pinggang)

- Sabun - Air - Lap mandi - Kasa - Pelindung kulit (bubuk karaya, pasta karaya, cincin karaya, stomahesive, dll) - Piala ginjal - Plester hipoalergis E. Prosedur 1. Mencuci tangan 2. Menjelaskan tujuan perawatan ileostomi. Menjelaskan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan 3. Mengatur posisi klien sehingga klien merasa relaks dan nyaman 4. Menutup pintu / memasang penyekat ruangan / tirai 5. Membuka area ileostomi; membuka ikat pinggang khusus ileostomi (bila ada) 6. Mengatur posisi lampu; mencuci tangan 7. Membuka peralatan (kantong yang lama). Dengan berdiri pada posisi yang memudahakan untuk melaksanakan prosedur. 8. Mengisi wadah dengan cairan sesuai program medis, mengisi penetes obat dengan cairan; meneteskan beberapa tetes cairan diantara piringan dan kulit. Tidak menarik peralatan secara paksa 9. Membersihkan bekas plester / piringan dengan cairan khusus dan kasa 10. Membersihkan kulit : - Mengangkat sisa kotoran dengan kertas toilet - Membersihkan kulit dengan cermat memakai lap mandi, sabun dan air atau menganjurkan klien untuk mandi sebelum memasang kantong yang baru - Mengeringkan kulit dengan cermat setelah dibersihkan atau setelah mandi 11. Memasang kantung bila tidak ada iritasi kulit : - Memasang pelindung kulit disekitar stoma, sebelum memasang kantung - Memasang pelindung kulit lainnya, bila perlu - Melepas penutup perekat pada piringan atau kantung ileostomi habis pakai dan langsung dipasang pada kulit sekitar stoma - Menekannya selama 30 detik 12. Menutup kantung bagian bawah dengan menggunakan klip yang tersedia 13. Merapikan peralatan dan mencuci tangan 14. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien

PERAWATAN ILEOSTOMI 7 Januari 2009 oleh PRO-HEALTH

A.

Pengertian

Ileostomi merupakan pembukaan ileum ke dinding abdominal melalui operasi sehingga merupakan saluran untuk mengeluarkan isi intestinal. Pasien dengan ileostomi memerlukan perawatan secara teratur khususnya pada area yang terpasang ileostomi.

B.

Tujuan

Tujuan prosedur ini untuk mencegah kebocoran, mengkaji integritas kulit di sekitar stoma, membimbing klien mengendalikan bau.

C.

Waktu Perawatan

* Setiap pagi, sebelum sarapan atau 2-4 jam setelah sarapan * Bila perlu, terutama jika klien mengeluh panas atau gatal-gatal pada area stoma.

D. -

Persiapan Alat Perlengkapan perawatan ileostomi (tanpa ban pinggang) Sabun Air Lap mandi Kasa Pelindung kulit (bubuk karaya, pasta karaya, cincin karaya, stomahesive, dll) Piala ginjal Plester hipoalergis

E. 1.

Prosedur Mencuci tangan

2. Menjelaskan tujuan perawatan ileostomi. Menjelaskan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan 3. 4. 5. 6. Mengatur posisi klien sehingga klien merasa relaks dan nyaman Menutup pintu / memasang penyekat ruangan / tirai Membuka area ileostomi; membuka ikat pinggang khusus ileostomi (bila ada) Mengatur posisi lampu; mencuci tangan

7. Membuka peralatan (kantong yang lama). Dengan berdiri pada posisi yang memudahakan untuk melaksanakan prosedur. 8. Mengisi wadah dengan cairan sesuai program medis, mengisi penetes obat dengan cairan; meneteskan beberapa tetes cairan diantara piringan dan kulit. Tidak menarik peralatan secara paksa 9. Membersihkan bekas plester / piringan dengan cairan khusus dan kasa

10. Membersihkan kulit : Mengangkat sisa kotoran dengan kertas toilet

Membersihkan kulit dengan cermat memakai lap mandi, sabun dan air atau menganjurkan klien untuk mandi sebelum memasang kantong yang baru Mengeringkan kulit dengan cermat setelah dibersihkan atau setelah mandi

11. Memasang kantung bila tidak ada iritasi kulit : Memasang pelindung kulit disekitar stoma, sebelum memasang kantung Memasang pelindung kulit lainnya, bila perlu

Melepas penutup perekat pada piringan atau kantung ileostomi habis pakai dan langsung dipasang pada kulit sekitar stoma Menekannya selama 30 detik

12. Menutup kantung bagian bawah dengan menggunakan klip yang tersedia 13. Merapikan peralatan dan mencuci tangan 14. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien

ILLEOSTOMI Pengertian: Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding abdomen untuk tujuan diversi fekal . Ileostomi dapat bersifat sementara atau permanen dan dapat dibuat sebagai stoma ujung,stoma lop atau stoma barrel ganda. Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai konsistensi lebih cair,terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secarakontinue. Pembedahan ileostomi dilakukan dalam dua tahap . Operasi pertama melibatkan kolektomi abdomen ,pembuatan kantung illeum,mukosektomi rektum,anastomosis ileoanal dan membuat pengalihan ileostomi. Operasi ke dua dilakukan untuk menurunkan ileotomi sementara dalam upaya untuk mengembalikan kontinuitas aliran feses. Indikasi Illeotomi : 1. Infeksi yang menyebabkan patologi usus halus ( kolitis ulseratif,enteritis regional 2. Keganasan pada daerah usus halus. 3. Trauma abdomen ( ruptura yeyunum atau illeum )

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Post Operasi Illeostomi : 1. Pengkajian ( data fokus ) : a. Aktivitas/istirahat : Mengalami kelemahan, kelelahan malaise, insomnia, gelisah , ansietas dan pembatasan aktivitas sehubungan dengan post operasi. b. Sirkulasi: Takhikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.)Tekanan Darah : Hipotensi, (postural ). Kulit/membran mukosa :turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah, ( dehidrasi,malnutrisi ) c. Integritas Ego : Ansietas, ketakutan, emosi labil, ( perasaan tak berdaya, tak ada harapan ) Stress: berhubungan dengan hospitalisasi, berpisah dengan keluarga, pekerjaan, pengobatan yang mahal. d. Eliminasi : Tekstur feses bervariasi dari bentuk cair dan bau, frekuensi tak terkontrol, ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari sesuai dengan bahan yang masuk ) bising usus menurun, peristaltik terganggu. Eliminasi uri ; oliguria.

e. Makanan/cairan :Anoreksia, mual atau muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diet, /buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak, f. Higiene : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,stomatitis menunjukan kekurangan vitamin,bau badan.

g. Nyeri/kenyamanan: Nyeri tekan abdomen/distensi. Kerusakan jaringan kulit ( operasi ).. h. Keamanan : Eritema pada kulit sekitar stoma, alergi terhadap makan/produk susu.Terjadi peningkatan suhu karena dehidrasi atau proses inflamasi). i. j. Seksualitas; frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksualitas. Interaksi sosial : Masalah hubungan peran sehubungan dengan kondisi dan ketidakmampuan aktif dalam kegaiatan sosial

Diagnosa Keperawatan : Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagaiberikut 1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d aliran feses dan flatus dari stoma, reaksi terhadap produk kimia, pemakaian atau pengangkatan adhesif tak tepat. 2. Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh ( stoma ) 3. Nyeri akut b/d faktor fisik; kerusakan kulit/jaringan ( insisi/drain )Biologis; aktivitas proses penyakit( kanker,trauma)faktor psikologis: takut,ansietas.. 4. Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal,tertahannya sekresi,gangguan sirkulasi,edema atau malnutrisi. 5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi. 6. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

Perencanaan Keperawatan

NO. 1.

Diagnosa kep. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d aliran

Tujuan-Kriteria Mempertahankan integritas kulit dgn. Kriteria : *Kulit sekitar

Intervensi *Observasi area kulit peristomal setiap penggantian kantong, besihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi,

Rasional Memantau proses penyembuhan mengidentifikasi masalah dan mencegah

feses/flatusdari stoma .

stoma tidak eritema

kemarahan, ( warna gelap atau kebiru-biruan ) y Ukur stoma secara periodik ,selama 6 minggu pertama dan sebulan selama 6 bulan.

kerusakan kulit.

Sesuai dengan penyembuhan edema pasca 0perasi, ukuran kantong harus tepat, shg.feses terkumpul dan kontak dgn. Kulit dpt.dicegah. Melindungi kulit dari perekat kantong. Mencegah iritasi jaringan/kerusakan

* Berikan pelindung kulit yang efektif *Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong ,lakukan dgn. perlahan, kemudian cuci dgn. Baik. *Observasi keluhan nyeri, rasa terbakar, gatal,melepuh disekitar stoma.

Antisipasi terhadap infeksi kandida yang memerlukan intervensi. 2 Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh ( stoma ) Dapat menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa disertai harga diri yang negatif.. Kriteria; Menunjukan penerimaan dengan melihat, menyentuh stoma. y Berpartisipasi dalam perawatan diri. y Kontak dengan klien secara sering, perlakukan klien dengan hangat dan sikap yang positif Dorong [pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang stoma. y Membina saling percaya.

Berikan kesempatan kepada pasien/orang terdekat untuk melihat dan menyentuh stoma

Membantu pasien untuk mengenali perasaan sebelum dapat menerima dengan efektif.. Membantui pasien dalam proses penerimaan.

Menyatakan perasaan tentang stoma .

Berikan kesempatan kepada pasien untuk menerima illeostomi melalui partisipasi pada perawatan diri. Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

* MDgn. Mencoba merawat didi sendiri, dapat membantu meningktkan kepercayaan diri * Meyakinkan klien bahwa dia dapat menangani hal tsb.dan meningkatkan harga diri. Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan kefektifan analgesik Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan, menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan relakasasi. Menurunkan ansietas.sehingga dapat meningkatkan Relaksasi.

Nyeri akut b/.d kerusakan kulit (insisi/drain),aktiv itas proses penyakit,( kanker,trauma),ta kut atau ansietas.

Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol Kriteria : y Menyatakan nyeri hilang, *Mampu tidur/istirahat dengan tepat Pasien dapat rileks.

Kaji nyeri, karakteristik, catat lokasi, dannnnnnnn intensitas. Berikan tindakan kenyamanan mis.pwt. mulu, pijatan punggung, atau ubah posisi.

Dorong pasien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktifdan berikan dudkungan dengan penerimaan Kolaborasi :berikan obat analgesia s/d program therapi..

Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan. Perdarahan post operasi sering terjadi pada 48 jam pertama an infeksi dapat terjadi kapan

Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal,

Penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda-tanda

Observasi lkua dan catat karakteristik drainase.

tertahannya sekresi/drainase, gg. Sirkulasi, edema dan nutrisi.

infeksi. Kriteria : Luka sembuh tanpa komplikasi: Ganti balutan sesyuai dengan kebutuhan dan gunakan tehnik aseptik dan aniseptika. Rubah posisi tidur,anjurkan untuk tidur miring, atau setengan duduk Kolaborasi: Irigasi luka sesuai dengan indikasi gunakan cairan garam faal atau cairan lain.

saja. Menurunkan iritasi kulit dan mencegah terjadinya infeksi

Menurunkan resiko. Pengumpulan dan meningkatkan drainage. Diperlukan untuk mengobati inflamasi .

Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi

Mempertahankan hidrasi adekuat. Kriteria: Membran mukosa lembab. Turgor kulit baik. Pengisian kapiler baik. Tanda vital stabil. Intake dan out put seimbang.

Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair, dan timbang berat badan setiap hari

Kehilangan cairan yang paling besar terjadi pada illeostomi, tetapi secara umum tidak lebih dari 500-800 ml/hari.

Perubahan gejala tsb. Menunjukan status Observasi tanda vital, catat hidrasi, shg. Dpt hipotensi postural, memperkirakan takhikardia dan evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler kebutuhan cairan. dan membran mukosa Kolaborasi : Catat dan observasi hasil lab. ( Ht. Dan elektrolit ). Deteksi homeostasis, membantu menentukan kebutuhan cairan. Dapat mempertahankan ferfusi jaringan adekuat. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai dengan indikasi.

Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya gangguan absorpsi.

Memrpertahankan berat badan Kriteria : Menunjukan peningkatan berat badan bertahap Hb. Normal ( L.1317,P:11-15)

Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama Auskultasi bising usus.

Mengidentifikasi kebutuhan Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk mencerna kembali. Menurunkan insiden kram abdomen dan mual. Sensitivitas thd. Makanan tertentu tidak umum setelah bedah usus. Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi klien. Diet rendah sisa dpt.dipertahankan sampai 6-8 minggu pertama, untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan usus. Untuk mengantisipasi kebutuhan tubuh dalam metBOLISME.

Mulai dengan nutrisi cairan perlahan

Identifikasi bau yang ditimbulkan oleh makanan dan sementara batasi diet secara bertahap, Konsul dengan shli

Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah sisa ,bila masukan oral dimulai..

Berikan makanan enteral/parenteral jika diindikasikan.

Analisa Data Nama Klien : NY.N Ruangan : Bedah A.

TGL 14-01-02

Data S: Riwayat Sebelum MRS batukbatuk lama lebih dari 2 bulan, demam, dahakpurulen, sesak nafas. O:BB,:23 Kg.TB 150cm.conjunctiva bulbi &tarsalis pucat pemriksaan HB. : 11,2 gr%, Albumin 2,52 ( Tgl. 13-01-02) sedang dapat program terapi TPN.

Etiologi TB. Paru Primer

Masalah Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan .

Usus halus ( sekunder )

Ferforasi

Peritonitis Generalisata

Reseksi usus Halus

Op. Illeostomi

Op. Tutup Illeostomi

Peningkatan kebutuhan nutrisi S.: Klien mengeluh tak enak dengan adanya NGT dan kateter inginnya dicabut O.: Cairan lambung, ada,warna Kurangnya pengetahuan tentang fungsi pemasangan alat bantu. Kurang efektifnya regimen terapetik

kuning jernih.kateter urin ada warna kuning jernih. S.: Klien post. Operasi tutup illeostomi hari ke 6 O.:Terlihat operasi sepanjang 20 cm. Pada daerah bawah puast sampai atas simpisis ,keadaan luka :bengkak (-),merah(-)keluar cairan eksudat(-) S.:Klien mengeluh sulit tidur,siang tidak dapat tidur,malam sering terbangun. Pengaruh fisik ( ruangan ) dan posisi tidur Gangguan pola tidur. Luka operasi tutup illeostomi. Kerusakan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas 1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan kebutuhan tubuh akan zat-zat nutrisi. Ditandai dengan :Riwayat sebelum MRS. Pernah batuk-batuk lama,lebih dari 2 bulan disertai demam,sesak nafas,dahak purulenBB. 23 Kg.TB. 150 cm.conjunctiva bulbi dan tarsalis pucat, Hb,11,2 gr%, Albumin 2,52 dan sekarang sedang dalam program NPE.. 2. Kerusakan integritas kulit b/d luka operasi tutup illeostomi hari ke 6 ditandai terlihat insisi luka sepanjang 20 cm.antara pusat dan simpisis,tanda infeksi tidak ada.

2. Kurang efektif regimen penatalaksanaan terapetik b/d kurangnya pengetahuan klien tentang fungsi pemasangan alat-alat.

3. Gangguan pola tidur b/d pengaruh fisik ruangan dan posisi tidur ditandai dengan : klien mengeluh sulit tidur.

RENCANA KEPERAWATAN Nama Klien : Ny. Nur. Ruang : Bedah A.

Diagnosa Keperawatan Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan kebutuhan tubuh akan zat-zat nutrisi .

Tujuan Kriteria Setelah dilakukan tindakan keperawatan ,klien dapat menunjukan perubahan nutrisi. Kriteria : BB meningkat ,HB. ( 11,4-15,1)Albumin (3,24,4),GDA kurang dari 140mfg/dl.

Intervensi Observasi dan catat perubahan cairan lambung. Auskultasi bising usus. Berikan program NPE sesuai dengan program: Tgl.14-01-02 (oral glukosa 40% 25 cc tiap 3 jam ) Tgl.15-01-02(diganti susu entrasol 25 cc tiap 3 jam) Selanjutnya (ditingkatkan dengan susu entrasol 100 cc tiap 3 jam ) Berikan caiaran aminovel 600 :500 cc/24 jam Triofusin E 1000: 500cc/24 jam Extra RL sesuai dengan balans cairan Monitor dan catat pemeriksaan GDA,Hb., Elektrolit dan albumin.

Rasional Evaluasi fungsi penyimpanan, pencampuran dan pengosongan kimus.

Menggantikan fungsi alamiah usus.

Evaluasi kesesuaian dengan proses

glukoneogenesis.

Kerusakan integritas kulit b/d luka operasi tutup ileostimi hari ke 6.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan integritas kulit dapat dikurangi. Kriteria : Luka operasi sembuh tanpa komplikasi.

Observasi dan catat perubahan proses penyembuhan luka. Rawat luka setiap hari dengan memperhatikan aseptik dan antiseptika. Jaga luka jangan kena air. Anjurkan klien dan keluarga jangan membuka balutan dan memegang luka. Observasi vital sign; suhu,TD.Nadi RR.

Evaluasi tanda tanda terjadinya infeksi. Mencegah terjadinya infeksi.

Kurang efektif regimen penatalaksanaan terapi b/d kurangnya pengetahuan klien tentang fungsi pemasangan NGT dan kateter.

Serelah dilakukan tindakan keperawatan penatalaksanaan regimen terapi efektif. Kro\iteria : Kilen dapat mengerti tentang fungsi pemasangan NGt dan kateter. Klien dapat bekerjasama pada penatalaksanaan terapi.

Jelaskan tentang fungsi dari pemasangan NGT dan kateter.

Ajarkan klien tentang penggantian kantong NGT.

Dengan memberi penjelasan klien dapat mengerti sehingga dapat bekerjasama dalam penatalaksanaan perawatan. Memberi kenyamanan dan mencegah terjadinya infeksi.

Vulva hygiene dan ganti kateter s/d protap.

Observasi tempat pemasangan iinfus,NGT dan kateter. Berdiskusi dengan klien apa yang menyebabkan klien tidak dapat tidur. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

Gangguan pola tidur b/d pengaruh fifik ruangan dan posisi tidur.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan tidur klien

terpenuhi. Kriteria : Klien dapat tidur minimal 6-8 jam/hari.

Anjurkan klien untuk mengubah posisi tidur sesuai dengan kebutuhan

masalah. Dengan mengubahubah posisi tidur dan dan ,mencoba rileks dapat memebantu mengatasi kesulitan tidur.

Ajarkan tehnik relaksasi dengan cara menutup mata,lemaskan seluruh otot-otot tubuh lepaskan masalah yang membebani lalu bawa tidur dengan berdoa..

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. Nur. Ruang : Bedah A.

Hari/Tgl/jam Senin,14-01-02 08.00.

Tindakan Keperawatan Melakukan observasi vital sign. ( suhu,nadi,TD,RR) Memberikan injectie cefotaxim,1 gr.IV dan toradol 1 Amp. Merawat luka post op. Tutup illeostoimi Memberikan glukosa 40%/oral 25 cc. Melakukan observasi vital sign.(sushu, ND,TD, RR) Melakukan pengkajian data dasar dan pemeriksaan penunjang

Perawat Rini Hendari

10.00 Memberikan glukosa 40% /oral 25 cc Melakukan observasi tanda vital (suhu,ND,TD dan RR.) Memberikan cairan Aminovel 600,500/24jam. Memberikan glukosa 40% /oral,25 cc. 11.00

13.00 Selasa,15-01-02 16.00 Memberi susu entrasol 25 cc/oral. Memasang cairan Triofusin E.1000 500cc/24 jam. Memberi suntikan Vit C. 1 amp. 17.00 18.00 Observasi vital sign.TD.90/60 mmHg., ND.92X/m, suhu,36,8C., RR., 20X/m. Klien mengeluh keluar keringat dingin. Memberi susuentrasol 25 cc/oral. 19.00 Dx. Kep. 2. Menjelaskan tentang fungsi alat-alat NGT,Kateter dan infus. 19.00 Mengajarkan untuk mengganti kantong NGT. Sendiri. Melakukan observasimtemapt pemasangan infus,NGT, dan kateter. DX. Kep. 3. Melakukan observasi vital sign ( suhu,373C, TD.90/60mmHg., Nadi 92X/m, dan RR. 16X/m Berdiskusi dengan klien tentang proses penyembuhan luka sekaligus mengajarkan kepada agar luka jangan kena air dan jangan dipegang-pegang. Memberi injectie xefotaxim 1 gr iv. DX. Kep. 4 Menanyakan kembali apakah klien dapat tidur hari ini. Menganjurkan kepada klien untuk mengubah posisi tidur,sekaligus menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat. Melatih klien untuk mencoba rileks dengan menutup mata Rini Hendari

13.30

17.00

rapat-rapat, lemaskan seluruh otot-otot tubuh , lupakan kesulitan sesaat bawa tidur dengan berdoa. .

17.00 Rabu,16-01-02 13.30 Klien pindah ruangan A ( Bed. No. 18 ) DX. Kep. 1. Klarifikasi tentang nutrisi oral(entrasol susu) jam 13.00asebanyak 100 cc. Observasi pemberian infus Aminovel 600,500 CC 16.00 19.00 Memberi susu entrasol 100 CC. Observasi cairan RL. Dan mengklem infus Aminovel (habi) Memberi cairan susu entrasol 100 CC. DX. Kep. 2. Melakukan vulva hygiene( kateter masih terpasang ) 15.00. Observasi cairan NGT. DX. Kep. 3. Observasi luka operasi ( luka sudah dirawat pagi jam 10.00) 16.00 Observasi vital sign.( Suhu,36.6C., ND. 88X/m., TD.90/60 mmHg. Obat injectie xefotaxim dan flagyl sup. habis (kolaborasi dr. ) DX. Kep. 4 Menanyakan kembali apakah klien bisa tidur,klien bisa tidur selasa malamjam 21.00-24.00,pagi01-05,siang belum. Rini Hendari

17.00

19.00

Kamis,17-01-02 08.00 DX. Kep. 1. Memberi susu entrasol 100CC.. Observasi tetesan infus ( maintenance) 11.00 Memberi susu entrasol 100 CC. DX. Kep. 3. 10.00 Memberikan injectie Xefotaxim 1 gr.IV Merawat luka operasi tutup illeostomi hari ke 9,sekaligus mengangkat jahitan selang seling. DX. Kep. 2. 10.30 Melepas selang NGT. Melepas dower kateter,merawat vulva hygiene. 12.00 Observasi vital sign.TD.90/60mmHg., ND.88X/m, RR. 16X/m,suhu37.1C.,

Rini Hendari

EVALUASI Nama Klien : Ny. Nur. Ruang :Bedah A.

Hari,tanggal,jam 17-01-02 14..00

Diagnosa Keperawatan dan Evaluasi DX. Keperawatan 1. S.: Klien mau minum susu entrasol 100CC/3 jam O.:Berat Badan Bising usus,6X/menit Hasil lab.(15-001-02)GDA.86,K.2,7, Na.125, Klorida 94,Hb.:10,8gr5,albumin:2,85. Program TPN.sudah diberikan,infuss di aff.tgl.17-01-02 A.: Masalah teratasi P. : Perencanaan dilanjutkan dengan diet selanjutnya

Nama Perawat Rini Hendari

DX. Keperawatan 2. S.: Klien dapat bekerjasama dalam penatalaksanaan keperawatan,klien memahami fungsi pemasangan alat NGT dan kateter. O.:Dower kateter,dan NGT.sudah di aff Vulva hygiene sudah dilakukan. A.:Masalah teratasi. P.: Dihentikan.

DX. Keperawatan 3. S. : Klien tidak mengeluh rasa sakit pada daerah operasi

O; Luka kering,tanda-tanda infeksi tidak ada,jahitan sudah diangkat sebagian Obat-obat sudah diberikan.(Cefotaxim injectie.dan Metronidazole A.: Masalah sebagian teratasi,perawatan luka duteruskan. P.: Dilanjutkan.

DX. Keperawatan 4. S. : klien tidak mengeluh gangguan sulit tidur. A.: Masalah teratasi. P,: Perencanaan dihentikan. 18-01-02 08.00 Diagnosa Keperawatan 1. S. : Klien mau makan,diet bubur saring TKTP. O.: Makan dihabiskan A. : Masalah diantisipasi P.: Diet dilanjutkan. Rini Hendari

DX. Keperawatan 3. S. : Klien sudah jalan-jalan,keluhan sakit pada daerah operasi tidak ada. ). Tanda-tanda vital TD. 90/60mmHg.ND.88X/m.RR,16x/m,suhu,36.4C.keadaan luka baik,belum dirawat. A. Perawatan luka diteruskan P,: Perencanaan dilanjutkan.. .

ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI Post operasi tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan pembedahan pada post kolostomi sementara. Perjalanan dan riwayat tindakan. Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon, kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon (asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen. Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara , sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan . Berdasarkan lubang kolostomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup. 2. Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses. 3. Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post kolostomi: - Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi - Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI. Rencana Keperawatan terintegrasi: 1. Perawatan pascaoperasi 2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

3. Terapi intra vena 4. Imobilitas 5. Nyeri. Pengkajian Data Dasar 1. Pemeriksaan fisik terhadap daerah penutupan kolostomi: - Keadaan luka: tanda kemerahan, pengeluaran cairan - Adanya pembengkakan dan menutup sempurna 2. Pemeriksaan daerah rektum: - Pengeluaran feses 4. Kecemasan 5. Nyeri Diangosa keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi 2. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap disfungsi rektum 3. Resiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan . Intervensi

Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi Tanda-tanda Subyektif: - Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah perut. Obyektif: - Merintih, menangis - Melindungi sisi nyeri. - Nadi meningkat

Kriteria evaluasi: - Mengungkapkan tidak ada nyeri - Tidak merintih, menangis - Ekspresi wajah rileks INTERVENSI 1. Kaji keluhan dan derajat nyeri 2. Motivasi untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian 3. Hindari sentuhan seminimsl mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri 4. Pertahankan puasa 4. Berikan analgetik sesuai dengan program medis. RASIONAL Untuk mengetahui sifat dan tingkat nyeri sehingga memudahkan dalan memberi tindakan. Relaksasi dan retraksi dapat mengurangi rangsangan nyeri Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri Untuk mengistirahatkan usus. Analgesik membantu memblok jaras nyeri.

Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi rektum Tanda-tanda: Subyektif: - Mengeluh takut kalau anusnya tidak bisa berfungsi normal - Melaporkan perasaan gugup Obyektif: - Ekspresi wajah tegang - Nadi meningkat. Kritria evaluasi: - Ekspresi wajah rileks - Cemas dan gugup berkurang - Mengungkapkan pemahaman tentang proses pemulihan fungsi rektum.

INTERVENSI 1. Jelaskan proses pemulihan fungsi anus secara bertahap dan butuh waktu agak lama. 2. Lakukan pendekatan dengan tenang dan berikann dorongan urtuk bertanya. 3. Libatkan keluargan dalam setiap tindakan.

RASIONAL Pemahaman dapat mengurangi kecemasan Dengan kondisi tenang akan lebih memudahakan pemahaman. Dengan keterlibatan keluarga akan memberi perhatian yang lebih bagi klien.

Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan daerah abdomen Tanda-tanda Subyektif: - Mengeluh deman - Mengekuh nyeri - Mengeluh kaku Obyektif: - SDP > 10.000/mm3 - Suhu > 37,2 Kriteria evaluasi: - Suhu <> - SDP <> - Tidak terdapat tanda-tanda radang: panas, kemerahan, bengkak, kekakuan daerah perut. INTERVENSI 1. Pantau hasil: - Hasil SDP - Suhu tiap 4 jam Teknik steril untuk pencegahan pemindahan kuman. Dan cairan untuk memperlancar RASIONAL Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan

2. Implementasikan tindakan untuk mencegah infeksi: - Rawat luka dengan teknik steril - Tingkatkan intake cairan 2-3 liter/hari - Tingkatan nutrisi dengan diet TKTP - Gunakan pelunak feses bila terdapat konstipasi. 3. Berikan antibiotika sesuai program medis. 4. Pantau tanda-tanda radang: panas, merah, bengkak, nyeri, kekakuan. ARTIKEL BERKAITAN Medikal Bedah

pengeluaran . Sedangkan nutrisi untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercepat pertumbuhan jaringan. Antibiotika untuk menghambat dan membunuh kuman patogen. Untuk mengetahui secara dini terjadinya infeksi.

Anda mungkin juga menyukai