Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Dina Puyang Sari
2. Else Favorita
3. Emmy Asfara
4. Ersa Aliefia Arianti
5. Farah Nadhiah
6. Gumbeg Sunu Baroto
7. Haidir Ali
Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital dan saluran
reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen. Semua organ tersebut
dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi.
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati perut
atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat didefenisikan
sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi
adalah celiotomi.( Fossum, 2002).
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus
dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif Mansjoer, 2000).
Laparatomi adalah prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen dengan
tujuan eksplorasi.
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-
pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
2.2 Indikasi
a. Trauma abdomen
b. Peritonitis
c. Pendarahan saluran pencernaan
d. Sumbatan pada usus besar
e. Masa pada abdomen
Page 2
2.3 Komplikasi
a. Stitch abscess
Biasanya muncul pada hari ke 10 postopersi atau bisa juga sebelumnya, sebelum jahitan insisi
tersebut diangkat.. Abses ini dapat superficial ataupun lebih dalam. Jika dalam ia dapat
berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika di raba. Abses ini biasanya
akan diabsopsi dan hilang dengan sendirinya, walaupun untuk yang superficial dapat kita
lakukan insisi pada abses tersebut. Antibiotik jarang diperlukan untuk kasus ini.
c. Gas Gangrene
Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72 jam setelah
operasi, peningkatan temperature (39° -41° C), Takhikardia (120-140/m), shock yang berat.
Keadaan ini ddapat diatasi dengan melakukan debridement luka di ruang operasi, dan
pemberian antibiotika, sebagai pilihan utamanya adalah, penicillin 1 juta unit IM dilanjutkan
dengan 500.000 unit tiap 8 jam.
d. Hematoma
Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang dengan
sendirinya, ataupun jika hematom itu cukup besar maka dapat dilakukan aspirasi.
e. Keloid Scars
Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian orang
mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain. Jika keloid scar
yang terjadi tidak terlalu besar maka injeksi triamcinolone kedalam keloid dapat berguna, hal
ini dapat diulangi 6 minggu kemudian jika belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Jika
Page 3
keloid scar nya tumbuh besar, maka operasi excisi yang dilanjutkan dengan skin-graft dapat
dilakukan.
Penatalaksanaan Perawatan
a. Pengkajian meliputi obyektif dan subyektif.
1) Data subyektif meliputi;
a) Nyeri yang sangat pada daerah perut.
2) Data obyektif meliputi :
a) Napas dangkal
b) Tensi turun
c) Nadi lebih cepat
d) Abdomen tegang
e) Defense muskuler positif
f) Berkeringat
g) Bunyi usus hilang
h) Pekak hati hilang
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman, abdomen tegang sehubungan dengan adanya rasa nyeri di
abdomen.
2) Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan adanya sayatan / luka operasi
laparatomi.
3) Potensial kekurangan caiaran sehubungan dengan adanya demam, pemasukkan
sedikit dan pengeluaran cairan yang banyak.
Page 4
c. Hasil yang diharapkan
1) Pasien akan tetap merasa nyaman.
2) Pasien akan tetap mempertahankan kesterilan luka operasinya.
3) Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Diagnosis
1) Foto polos abdomen
2) CT scan abdomen
3) USG abdomen
Page 5
c. Setelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat diberikan kesempatan pads
anestesi untuk memperbaiki volume darah.
d. Bila terdapat perforasi atau laserasi usus diadakan penutupan lubang perforasi atau
reseksi usus dengan anastomosis.
e. Diadakan pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi larutan NaCl fisiologik.
f. Sebelum rongga peritoneum ditutup harus diadakan eksplorasi sistematis dari seluruh
organ dalam abdomen mulai dari kanan atas sampai kiri bawah dengan
memperhatikan daerah retroperitoneal duodenum dan bursa omentalis.
g. Bila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum digunakan drain dan subkutis serta
kutis dibiarkan terbuka.
Page 6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi lebih umum
pembedahan perut (harjono. M, 1996). Jenis laparatomi menurut tekhnik pembedahan yakni
insisi pada garis tengah abdomen (mid-line incision), Insisi pada garis tranversal abdomen
(pfannenstiel incision), insisi cherney, paramedian dan transverse upper abdomen incision.
Sedangkan menurut indikasi, jenis-jenis laparatomi meliputi Adrenalektomi, apendiktomi,
gasterektomi, histerektomi, kolektomi, nefrektomi, pankreatomi, seksiosesaria, siksetomi dan
selfigo oofarektomi.
B. SARAN
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen (Spencer) yang dapat
dilakukan pada bedah digestif dan kandungan.Oleh karena itu sebagai perawat hendaknya
mengetahui tentang tekhnik dan perawatan pada klien dengan laparatomi.
Page 7