LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA
2.1 Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang
memebri jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskuloaponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong, dan isi
hernia.
Hernia inkarserata (obstruksi hernia), yaitu kondisi ketika usus terjebak di dinding
perut atau di dalam kantung hernia (ingunal canal), sehingga mengganggu kerja usus.
2.3 Etiologi
Hernia disebabkan oleh kombinasi antara kondisi otot yang tertarik dan melemah. Ada
beberapa hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yaitu:
- Usia
- Batuk kronis
- Bawaan lahir, terutama dipusar dan diafragma
- Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut
Selain itu, ada sejumlah factor yang diduga dapat meningkat risiko seseorang mengalami
hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. Diantaranya adalah:
Pelaksanaan:
1.Setelah pasien dilakukan pembiusan oleh tim anastesi, atur posisi pasien, supine
posisition.
2.Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon dan keringkan dengan
doek steril, kemudian pasang ground couter.
3.Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten melakukan tindakan
yang sama , bantu operator dan assisten.
4.Berikan desinfeksi klem , cuching berisi betadine dan deepers pada assisten untuk
antiseptik area operasi
5.Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas dan bawah , doek
sedang menutup kanan dan kiri dan di klem dengan doek klem.
6.Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi dengan doek klem
7.Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa kering, kemudian
dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja operasi.
8.Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang akan dibedah/di insisi.
9.Berikan handvatmess dan terpasang mess no 10 pada operator, berikan mosquito,
couter dan kassa untuk merawat perdarahan pada assisten.
10.Insisi dilakukan dengan couter sampai fat, berikan langenbeck kombinasi untuk
memperlebar pandangan pada assisten.
11.Berikan pisau untuk membuka fasia dan berikan 2 kocher lurus untuk menjepit fasia
kiri dan kanan.
12.Berikan gunting kasar /prepare untuk memperlebar irisan,berikan pinset anatomi
pada operator untuk melindungi jaringan dibawah fasia.
13.Setelah fasia diperlebar ditemukan muskulus kemudian di split dengan still deepers ,
dengan bantuan crub sonde atau jari untuk mencari vesikuli.
14.Setelah ditemukan vesikuli di berikan pita tegel yang dibasahi NaCl 0,9 kemudian
jepit dengan kosher lurus
15.Untuk mencari kantong hernia berikan double pinset pada operator dan gunting
metzemboung
16.Setelah kantong ditemukan beri kocher bengkok pada sisinya
17.Untuk memisahkan kantong distal dan proximal di vesikuli berikan gunting
metzembaum dan couter pada operator.
18.Setelah kantong terlepas dari vesikuli klem dengan kocher disatukan kemudian
dijahit dari dalam dengan vicryl 2-0, kemudian kantong dipotong
19.Klem dan pita tegel dilepas , bagian tengan kantong diberi mersyln mess, dijahit ke
vesikuli dengan vicryl 2-0
20.Fasia dan fat dijahit dengan vicryl 2-0, kulit dijahit dengan t lene 3-0
21.Bersihkan luka post operasi dengan kassa dibasahi NaCl 0,9, keringkan, beri sofratule
tutup dan kassa steril, tutup hepafix
22.Operasi selesai alat-alat dihitung dan dibersihkan dan di set kembali
23. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo.
Intervensi :
a. Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya , faktor pencetus atau yang
memperberat
b. Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi semi
fowler.
c. Batasi aktivitas selama fase akut
d. Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi
e. Kolaborasi dalam pemberian terapi
2) Diagnosa keperawatan : Defisit nutrisi b.d mual muntah
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
DS & DO yang mendukung :
a. Data subjek mayor :
b. Data Objektif mayor : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
c. Data subjektif minor : Cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu
makan menurun
d. Data Objektif minor :Bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan
lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun.
Kriteria hasil :
a. Meningkatnya masukan oral
b. Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui
Intervensi :
a. Tentukan kebutuhan kalori harian sesuai kebutuhan, kolaborasi dengan ahli gizi
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, diskusikan dengan klien tujuan
masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan yang kecil
c. Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium
d. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau klien
dalam melakukan personal hygiene
e. Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan
ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah dan mengurangi nafsu
makan
3) Diagnosa keperawatan : Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
DS & DO yang mempengaruhi :
a. Data subjektif mayor : Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
b. Data objektif mayor : kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun
c. Data subjektif minor : Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa
cemas saat bergerak
d. Data objektif minor : sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas,
fisik lemah
Kriteria hasil :
a. Klien meningkatan dalam aktivitas fisik
b. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
NANDA. (2015). Buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta:EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi Dan
Indikator Diagnostik.Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Edisi 8.Jakarta :EGC