Lutung Jawa
(Trachypithecus auratus)
Taksonomi
Menurut Mace and Balmford
dalam the IUCN Red List of Threarened
Species (2000) serta supriatna dan
wahyono (2000), klasifikasi dari Lutung
Jawa (Trachypithecus auratus) adalah :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Morfologi
Family
: Cercopithecidae
Genus
: Trachypithecus
Spesies
: Trachypithecus auratus
Gambar 1
Makanan
Makanan utama dari lutung adalah
daun. Keuntungan daun sebagai makanan
pokok adalah jumlahnya yang berlimpah,
sedangkan kerugiannya yaitu daun tidak
mengandung gizi yang banyak. Cara
lutung untuk mendapatkan manfaat daun
sebanyak-banyaknya
adalah
dengan
mengembangkan
sistem
pencernaan
khusus, termasuk lambungnya yang
mampu
membesar.
Dalam
mempertahankan hidupnya, Lutung harus
makan dedaunan dalam jumlah banyak.
Berat makanan dan lambungnya yang
besar mencapai seperempat dari berat
badan keseluruhannya bahkan lebih
(Pratiwi,2008).
Lutung dapat makan setelah
bangun tidur hingga tidur kembali. Lutung
ketika
sedang
marah,
akan
memperingatkan
lawannya
dengan
menggerakkan kepala naik turun dan
matanya menjadi sangat bulat. Lutung
mengalami masa kanak-kanak yang lebih
lama dari pada manusia. Saling
membersihkan badan merupakan sarana
bersosialisasi dan mengakrabkan diri bagi
lutung. Lutng betina lebih sering
membersihkan badan daripada lutung
jantan (Atik, 2012).
Habitat
Lutung hidup di hutan dengan
berbagai macam variasi mulai dari hutan
bakau di besisir, hutan dataran rendah
hingga hutan dataran tinggi. Terkadang
lutung juga mendiami daerah perkebunan.
Sebagian besar waktunya dihabiskan di
atas pohon (Gambar 2). Terkadang lutung
juga turun ke tanah untuk mencari
serangga tetapi hal ini sangat jarang
terjadi. Daerah jelajah Lutung minimal 15
hektare. Area bermain dan mencari makan
Lutung dapat mencapai 1.300 meter (Atik,
2012).
Gambar 2
Status
Akibat pengurangan habitat untuk
berbagai keperluan manusia, maka
semenjak tanggal 22 September 1999,
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)
telah
dilindungi
undang-undang,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan No. 773/KptsII/1999. Menurut CITES (Convention on
International Trade in Endangered
Species) Lutung Jawa (Trachypithecus
auratus)
termasuk
dalam
kategori
Appendix II (Satwa yang tidak boleh
diperdagangkan karena keberadaannya
terancam punah) dan pada tahun 1966 oleh
IUCN (International Union for the
Conservation of Nature and Natural
Resources) dikategorikan sebagai primata
yang rentan
(vulnerable) terhadap
gangguan habitat karena terus terdesak
oleh kepentingan manusia (Supriyatna,
2000).
Lutung merupakan primata yang
paling
banyak
diperdagangkan
di
Indonesia yaitu sekitar 5000 ekor setiap
tahunnya. Beberapa lembaga yang
bergerak di bidang perlindungan satwa
mulai melakukan kampanye untuk
mengembalikan Lutung ke habitatnya.
Proses rehabilitasi untuk dilepasliarkan ke
alam memerlukan waktu lama, sekitar tiga
hingga enam bulan latihan perilaku, jika
lutung dalam keadaan sehat. Tetapi jika
lutung mengidap suatu penyakit akan
dilakukan pengobatan terlebih dahulu. Saat
Lutung tiba di penangkaran, petugas
langsung melakukan general medical
check up pada primata tersebut. Hal itu
untuk mengecek kesehatan Lutung dan
mencegah terjadinya penularan penyakit
seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis
C, TBC dan Herpes. Setelah menjalani
pemeriksaan selama tujuh sampai sepuluh
hari di laboratorium, Lutung yang terkena
penyakit diberikan perawatan khusus
terlebih dahulu di kandang isolasi.
Sementara yang dinyatakan sehat mulai
menjalani masa sosialisasi dengan Lutung
Penyakit
Herpes
Virus
2. Simian
(SIV)
Immunodeficiency
Virus
3. Virus hepatitis
Hepatitis yang terjadi pada manusia
dan lutung tidak menunjukkan gejala yang
sama
4. Tuberculosis (TBC)
Merupakan penyakit yang mudah
ditularkan
namun
sangat
sulit
penyembuhannya. TBC yang terjadi pada
manusia dan lutung menunjukkan gejala
yang sama.
Meru Betiri
Taman Nasional Meru Betiri
merupakan satu dari sembilan taman
nasional yang terletak di pulau jawa
menurut Departemen Kehutanan Republik
Indonesia. Taman nasional dengan luas
58.000 ha ini secara administrasi
pemerintahan terletak di Kabupaten
Jember dan Kabupaten Banyuwangi.
Sedangkan koordinat geografisnya berada
pada 8o21 - 8o34 LS, 113o37 - 113o58
BT, dengan ketinggian 900 1223 mdpl
dan curah hujan rata-rata 2.300mm/tahun.
Memiliki lima vegetasi yaitu hutan pantai,
hutan mangrove, hutan rawa, hutan
rheophyte, dan hutan hujan dataran rendah.