Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Sejarah Rokok di Indonesia

Menurut Poetra (2012) kebiasaan merokok di Indonesia diperkirakan

dimulai pada awal abad ke-19, dimana warisan budaya luhur bangsa

Indonesia ialah rokok kretek. Rokok kretek merupakan rokok khas

Indonesia, rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan

cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan rasa dan aroma tertentu dan

saat dihisap terdengar bunyi “kretek”. Rokok kretek proses pembuatannya

dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat

bantu sederhana. Sejarah rokok kretek di Indonesia bermula dari kota

Kudus, Jawa Tengah.

2.1.2 Definisi Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan

dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotin Rustica dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan

tambahan, dengan kertas rokok berukuran 70-120 mm dengan diameter 10

mm. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan

mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat (Halim,

1991).

6
7

Gambar 1.2 Rokok Kretek

filter (Heryani, 2014).

2.1.2 Bahan Baku Rokok

Satu – satunya negara di dunia yang menghasilkan rokok dengan

bahan baku tembakau dan cengkeh hanyalah di Indonesia, dengan sebutan

rokok kretek dengan perbandingan tembakau dan cengkeh 60 : 40,

sedangkan pembungkusnya, rokok digulung dengan berbagai jenis

pembungkus, ada yang menggunakan kertas, seperti rokok kretek dan

rokok putih, daun nipah, pelepah tongkol jagung atau disebut rokok klobot,

dan dengan tembakau sendiri atau disebut rokok cerutu. Lapisan

pembungkus rokok kretek dibuat dua lapis sehingga minyak cengkeh

ditahan oleh lapisan paling dalam, sedangkan pembungkus lapisan luar

tidak tembus oleh minyak cengkeh sehingga warna rokok tetap putih.

Rokok biasanya terdiri dari rokok dengan atau tanpa filter. Filter digunakan

untuk menyaring bahan – bahan yang berbahaya didalam asap rokok yang

dihisap (Saktyowati, 2008).

Menurut Sitepoe (2003), terdapat bahan baku yang digunakan

membuat rokok yaitu sebagai berikut :


8

1. Tembakau

Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia

termasuk dalam spesies Nicotiana Tobacum.

2. Cengkeh

Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar. Bunga

cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan

di bawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan diranjang

dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam campuran tembakau

untuk membuat rokok kretek.

3. Saus Rahasia

Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk

menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang menjadi

pembeda antara setiap merek dan varian kretek.

2.1.3 Bahan – bahan yang terkandung dalam asap rokok

Menurut Mulyadi (2010), racun rokok yang paling utama adalah

sebagai berikut :

1. Nikotin

Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung

berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung

meningkat dan kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan

tekanan darah meningkat.


9

2. Tar

Tar adalah cairan-cairan dan partikel-partikel kecil yang berasal

dari asap rokok yang lengket bersama membentuk bahan berwarna

hitam kecoklat-coklatan dan berbau. Tar mengandung bahan kimia yang

beracun sebagian merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker

3. Karbon Monoksida (CO)

Karbon Monoksida (CO) merupakan gas berbahaya yang

terkandung dalam asap pembuangan kendaraan. CO menggantikan 15%

oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah. CO juga

dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan meningkatkan

endapan lemak pada dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan

pembuluh darah tersumbat.

2.1.4 Pembagian Jenis Rokok

Menurut Rahmadini (2010) berdasarkan bahan bakunya, rokok

dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Rokok putih

Rokok yang bahan baku dan isi rokok ini hanya daun tembakau

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok putih mengandung 14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin.

2. Rokok kretek

Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok
10

kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 44 - 45 mg nikotin

(Alamsyah, 2009).

3. Rokok klembak

Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan

kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

Menurut Rahmadini (2010), rokok dibagi menjadi dua kelompok

yaitu:

1. Rokok filter adalah rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.

2. Rokok non filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

2.1.5 Dampak Rokok Bagi Kesehatan

Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Taryaka (2011),

merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok

menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan, seperti berikut :

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok

mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second

(FEVI), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita

PPOK (Soeharto, 2004).


11

2. Pengaruh Rokok terhadap gigi

Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan

penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya

kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibandingkan pada

bukan perokok (Andina, 2012).

3.Pengaruh rokok terhadap mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuclear, yang terjadi di

bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak

logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat

merusak protein lensa (Muhibah, 2011).

1. Pengaruh terhadap sistem reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun

wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan

mengalami penurunan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian janin

(Anggraini, 2013).

2. Meningkatkan tekanan darah

Secara langsung tidak ada kaitan antara peningkatan tekanan darah

dengan merokok. Tetapi merokok dapat mengakibatkan terjadinya

vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah di ginjal

sehingga terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 10 – 25 mmHg serta

menambah detak jantung 5 – 20 kali permenit.


12

3. Menggangu sistem pernafasan

Dalam asap rokok, nikotin tidak diserap dengan sempurna sehingga

sebagian kecil yang mencapai aliran darah, sehingga terjadi perangsangan

terhadap saluran nafas yang dapat menyebabkan seseorang perokok mudah

tereserang penyakit saluran nafas seperti faringitis dan sindrom pernafasan

merokok (Soeharto, 2004).

2.2 Nikotin

Nikotin (C10H14N2) merupakan senyawa organik alkaloid, yang

umumnya terdiri dari karbon, hydrogen, dan nitrogen. Senyawa kimia

alkaloid memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap tubuh manusia.

Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau.

Sebatang rokok mengandung 8-20 mg nikotin (Hawari, 1991).

Nikotin termasuk senyawa alkaloid yang mempunyai rumus bangun

seperti pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.1 Rumus Molekul Nikotin (Arifin, 2001).


13

2.2.1 Sifat – sifat nikotin

Nikotin memiliki berat molekul sebesar 162,23 gram/mol. Dalam

suhu kamar berwujud cair, berwarna kuning pucat dan terkadang tidak

berwarna, berbau, titik didihnya sebesar 247 ºC, titik lelehnya -79 ºC, dan

memiliki kerapatan (densitas) yang lebih besar dari air, yaitu 1,01 gram/
3
cm . Nikotin memiliki pH sebesar 8-10.2, yang berarti bersifat basa (bisa

tercampur dengan air). Nikotin bersifat peka terhadap cahaya, sehingga jika

terkena cahaya atau terjadi kontak dengan udara sekitar, warnanya akan

berubah menjadi coklat gelap, sangat larut di dalam alkohol, kloroform,

ether, kerosin, dan minyak (Chitra, 2012).

2.2.2 Proses Metabolisme Nikotin dalam Tubuh

Ada beberapa cara bagi nikotin untuk terserap dalam tubuh

manusia, yaitu melalui:

1. Kulit

2. Paru-paru

3. Mucous membranes

Terserap melalui salah satu cara diatas, nikotin akan masuk ke

dalam sistem peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh

sistem tubuh. Merokok atau proses inhalasi adalah cara yang paling

umum dan cepat bagi nikotin untuk terserap dalam darah. Nikotin

menyebabkan tubuh melepaskan adrenalin. Di dalam organ hati, enzyme


14

yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar 80% nikotin akan menjadi

kotinin, nikotin yang tersisa dalam darah akan disaring di dalam ginjal

dan akan dikeluarkan melalui urin (Soeharto, 2004).

2.2.3 Kegunaan nikotin

Nikotin merupakan racun yang sangat kuat, sehingga digunakan

untuk membunuh serangga. Pada tembakau jenis Nicotiana tabacum

mengandung nikotin sebesar 1-3 % digunakan sebagai bahan kenikmatan

seperti cerutu, sigaret dan susur. Nikotin digunakan juga untuk pembuatan

preparat-preparat insektisida (Chitra, 2012).

2.2.4 Analisis Kadar Nikotin

Metode Asidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan

larutan standar asam sebagai titrannya. Prinsip penetapan kadar nikotin

(C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi

dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini

terjadi pada kisaran pH 6,0 – 6, 2 sehingga menggunakan indikator methyl

red, titik akhir titrasi diketahui dengan terbentuknya warna merah yang

konstan (Abdul Rohman, 2011).

Pengukuran Kadar Nikotin menggunakan Spektofotometer UV-Vis.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain methanol, petroleum

eter, NaOH 2 M, zink asetat, kalium ferrosianida dan aquadest. Penetapan

kadar nikotin sampel rokok dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis


15

dengan panjang gelombang 262 nm. Methanol digunakan sebagai pelarut

(Harborne, 2006).

2.3 Pengertian Spektrofotometer Sinar Tampak (UV-Vis).

Spektrofotometer Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi

cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar

ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan

sinar tampak (visible) mempunyai gelombang 400-750 nm. Pengukuran

spektofotometer menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan

energy elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga

spektrofotometer UV-Vis lebih banyak digunakan untuk analisis kuatitatif.

Konsentrasi dari analit di dalam larutan dapat ditentukan dengan mengukur

absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum

Lambert-Beer (Rohman, 2007).

2.4 Pita Cukai

Pita cukai adalah kertas yang berbentuk pita yang ditempelkan pada

bungkus rokok sebagai bukti bahwa produsen rokok tersebut telah

melunasi cukai tembakau sesuai dengan UU No. 11 tahun 1995 tentang

barang kena cukai. Pada rokok kretek yang berpita cukai biasanya

dicantumkan kadar nikotin dan tar pada rokok tersebut (Richard, 2001).

Menurut Sugianto, 2008 cukai adalah pungutan negara yang

dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau

karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun


16

2007. Barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik

yaitu:

1. Komsumsinya perlu dikendalikan

2. Peredarannya perlu diawasi

3. Pemakaianya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau

lingkungan hidup.

4. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan

keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai