Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI RUMAH SAKIT UMUM MAWAR BANJARBARU


TAHUN 2023

Disusun Oleh :

P071332190

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
BANJARBARU
2023
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI RUMAH SAKIT UMUM MAWAR BANJARBARU
TAHUN 2023

Disusun Oleh :

P071332190

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
BANJARBARU
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Mawar


Banjarbaru telah disetujui dan disahkan sebagai laporan PKL Politeknik
Kesehatan Banjarmasin Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana
Terapan Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Banjarbaru, Maret 2023

Disetujui Oleh :

Penanggung jawab mata kuliah PKL

Dr. Tien Zubaidah, S.KM, M.KL.


NIP. 197511041999032002

ii
ABSTRAK

iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru

Tahun 2023 tepat pada waktunya.

. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat dalam penyusunan Laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak H. Mahpolah, M.Kes Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Banjarmasin

2. Bapak Zulfikar Ali As, S.KM, M.T Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

3. Ibu Dr. Isnawati, S.KM. M.Kes Ketua Program Studi Sanitasi Lingkungan

Program Sarjana Terapan Jurusan Kesehatan Lingkungan

4. Ibu Dr. Tien Zubaidah, S.KM, M.KL selaku Penanggung Jawab Mata

Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)

5. Bapak Dr. Juanda, S.KM, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

6. Bapak Abdul Harris, S.KM, M.T selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

7. Ibu Noor Hidayah, S.Tr.Kes selaku Pembimbing Lapangan Mata Kuliah

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

iv
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis sangat memerlukan saran,

kritik, dan masukan yang membangun untuk penulisan yang akan datang, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Banjarbaru, Februari 2023

Mahasiswa PKL

v
DAFTAR ISI

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan untuk umum, tempat

berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, yang memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat

menjadi tempat penularan penyakit. Pencemaran dapat terjadi karena di

rumah sakit terdapat polutan baik dalam bentuk fisik, kimia maupun

bakteriologis. Bentuk pencemaran fisik bersumber dari tempat antara lain

bau limbah yang dihasilkan dan dari hasil pembakaran limbah medis dar

insenerator. Pencemaran kimia bersumber dari laboratorium dan laundry.

Rumah Sakit berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan

kesehatan kepada masyarakat baik secara kuratif maupun rehabilitatif,

rumah sakit juga menjadi tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang

sehat, sehingga beresiko terjadi penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan dan berpotensi

terjadinya penyebaran penyakit dan pencemaran tersebut berasal dari

pelayanan kuratif dan rehabilitative rumah sakit (Kepmenkes RI No.

1204/Menkes/SK/X/2004).

Selain dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, rumah sakit

juga dapat menjadi tempat penularan penyakit. Penularan penyakit dapat

terjadi apabila pengunjung atau pasien yang masuk ke rumah sakit untuk

pengobatan suatu penyakit tertentu terinfeksi oleh kuman yang terdapat di l

1
27

lingkungan rumah sakit. Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut

Infeksi Nosokomial.

Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan prinsip-prinsip yang

telah diungkapkan oleh Ehler dan Stele (1958), yaitu pengendalan faktor

lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit dan

pencegahan penyakit. Ilmu sanitasi bertujuan membantu dalam

memperbaiki, menjaga, dan memulihkan lingkungan manusia, sehingga

kehidupan yang sehat dapat terwujud. Oleh karena itu penerapan sanitasi

mencakup berbagai segi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Dalam lingkup rumah sakit, upaya penyehatan yang dilakukan

antara lain : 1) Penyehatan bangunan dan ruang termasuk pencahayaan,

penghawaan, kebisingan, serta kelembaban, 2) Penyehatan makanan dan

minuman, 3) Penyediaan air bersih, 4) Penanganan sampah, 5) Penyehatan

tempat pencucian umum, termasuk pencucian linen, 6) Pengendalian

serangga dan binatang pengganggu, 7) Sterilisasi dan desinfeksi ruangan, 8)

Pencegahan infeksi nosokomial, dan 9) Upaya promosi kesehatan dar aspek

kesehatan lingkungan.

Pelayanan di bidang sanitasi lingkungan rumah sakit akan berjalan

dengan baik apabila didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan

professional. Salah satu kegiatan pada Pendidikan kesehatan lingkungan

adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dengan adanya Praktek Kerja

Lapangan di Rumah Sakit Umum Mawar Kota Banjarbaru dapat menjadi


28

sarana pembelajaran bagi calon sanitarian untuk menjadi sanitarian yang

terampil dan professional.

I.2 Tujuan

I.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari PKL ini adalah untuk mengetahui


gambaran umum tugas pokok dan kegiatan yang dilakukan unit
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru
I.2.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di unit
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru
b. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di unit Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru
c. Menentukan prioritas masalah dan mengetahui penyebab
masalah di unit Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum
Mawar Banjarbaru
d. Menemukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas
masalah yang ditemukan di unit Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Umum Mawar Banjarbaru

I.3 Manfaat

I.2.1 Menambah pengalaman mahasiswa bekerja secara bersama dalam


pengkajian, penemuan masalah dan pemecahan masalah secara
langsung, sehingga tumbuh sikap profesional dalam diri dan
peningkatan keahlian bidang Kesehatan Lingkungan.
29

I.3.2 Instansi memperoleh manfaat dari bantuan tenaga mahasiswa dalam

melaksanakan program kesehatan lingkungan sebagai tanggung

jawabnya.

I.3.3 Institusi memperoleh berbagai permasalahan kesehatan lingkungan

yang dapat digunakan sebagai contoh materi perkuliahan,

menemukan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian dan

pengambdian kepada masyarakat.

I.4 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Senin, 13 Februari 2023 s.d Kamis, 09 Maret 2023

Tempat : Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru, Jl. Panglima

Batur Timur, No. 52, Loktabat Utara, Kec. Banjarbaru

Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714.

I.5 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan serta alokasi waktu per hari berisikan uraian dengan

tahapan- tahapan kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Mawar

Banjarbaru Kota Banjarbaru terdapat pada lampiran 11.


30

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 Sejarah RSU Mawar

Tabel 2.1
Informasi Umum RSU Mawar
Nama Perusahaan/Pemrakarsa PT. Panasea Hospital Medicalindo

Nama Unit Usaha Rumah Sakit Umum Mawar

Alamat Jl. Panglima Batur Nomor 52


Banjarbaru Kalimantan Selatan

Nomor Telepon 0511-4780717/0511-4774152

Email rumahsakitumummawar@gmail.com

Status Permodalan Milik Perseroan Terbatas

Bidang Usaha Jasa Pelayanan Kesehatan

Surat Izin Operasional 137 Tahun 2018

Rumah Sakit Umum Mawar didirikan pada Tahun 2005. Beralamat

di Jalan Panglima Batur No.52 RT.01 RW.022 Kelurahan Mentaos

Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Rumah Sakit Umum

Mawar Banjarbaru sebelumnya berstatus Klinik Bersalin dan Perawatan

Anak “Mawar” Banjarbaru Pemrakarsa pada saat itu adalah H. Mawardi

sekaligus juga sebagai pemilik tunggal. Mulai beroperasional pada tanggal

13 April 2007. Kemudian pada tanggal 07 Desember 2007 dengan

beberapa pertimbangan dan untuk perkembangan Klinik Bersalin dan


31

Perawatan Anak “Mawar”, kemudian berproses berubah nama menjadi

RSU Mawar Banjarbaru. dengan kepemilikan bersama oleh Tn. Lihan

serta Tn. Dermawan Jaya Setiawan yang dikukuhkan dengan Akta No.22

Tanggal 04 Maret 2009.

Pada tahun 2015, terjadi perubahan status kepemilikan yang

disesuaikan dengan akta Nomor 28 Tanggal 05 Februari 2015, dengan

pemilik dr. Handy Indradjaja di bawah naungan PT. Panasea Hospital

Medicalindo. Dengan dengan Kapasitas tempat tidur pada saat itu 15 bed.

Pada Tahun 2016 Rumah Sakit Umum Mawar meningkatkan kelasnya

menjadi RSU type D dengan kapasitas tempat tidur menjadi 50 buah.

Melalui Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun

2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

II.2 Visi, Misi, Motto, Falsafah, dan Tujuan RSU Mawar

II.2.1 Visi

Menjadi rumah sakit pilihan dan terpercaya di Banjarbaru

II.2.2 Misi

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang didukung oleh tenaga

profesional dan prasarana yang memadai.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

II.2.3 Motto

“ Idaman dalam pelayanan”.


32

II.2.4 Falsafah

Kenyamanan dan kepuasan pelanggan dengan pelayanan sepenuh

hati.

II.2.5 Tujuan Rumah Sakit Mawar

a. Meningkatkan kemampuan pelayanan dan masyarakat dalam

mencapai derajat kesehatan yang lebih baik

b. Pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan individu yang

bermutu

c. Efisien efektif dan merata di lingkungan RSU Mawar

Banjarbaru

II.3 Gambaran Umum

II.3.1 Tata Letak Rumah Sakit Umum Mawar

Rumah Sakit Umum Mawar terletak di Jl. Panglima Batur

Nomor 52 RT.01 RW.02 Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru

Utara Kota Banjarbaru. Jenis usaha yang dilakukan adalah pelayanan

jasa kesehatan. Jarak terdekat dan arah lokasi kegiatan dengan :

a. Ibu Kota/Kabupaten : 1,7 Km

b. Fasilitas Umum

 Sekolah (TK) : 0 m (sebelah timur)

 Pasar : 2,2 km (ke arah barat daya)

 Tempat ibadah (mesjid) : 50 m (Sebelah Timur)

 Puskesmas : 3,6 km (sebelah selatan)


33

c. Rumah Sakit Lainnya

 Rumah Sakit Nirwana : 400 m (sebelah timur)

d. Minimarket

 Indomaret : 25 m (sebelah timur)

 Az-zahra : 750 m (sebelah timur)

e. Pemukiman Penduduk

 Sebelah Utara :0m

 Sebelah Timur : 100 m

 Sebelah selatan : 25 m

 Sebelah barat :0m

f. Polsek Banjarbaru Kota : 1,8 km (sebelah barat)

g. Kawasan Lindung

 Hutan pinus : 1,4 km (sebelah barat laut)

II.3.2 Luas Lahan dan Bangunan Rumah Sakit Umum Mawar

Rumah Sakit Umum Mawar menempati lahan seluas 1.270 m 2

dengan rincian sebagai Luas Tanah pada Bangunan Pertama atau yang

sekarang sedang beroperasi 875 m2 dan dibelakang RSU Mawar ada

tanah kosong seluas 395 m2..

I.3.3 Perkembangan Rumah Sakit Umum Mawar

Rumah Sakit Umum Mawar yang beroperasi sejak 13 April 2007

terus membenahi segala persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dan


34

PERMENKES Ko. 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah

Sakit. Namun seiring berjalannya waktu, Rumah Sakit Umum Mawar

akan terus menambah kualitas pelayanan dan kuantitas tenaga kesehatan

dan non kesehatan secara bertahap.

II.3.6 Kegiatan Pelayanan

1) Pelayanan Gawat Darurat

2) Pelayanan rawat Jalan yang terdiri dari :

a. Poliklinik Umum

b. Poliklinik Penyakit Dalam

c. Poliklinik Anak

d. Poliklinik Bedah Umum

e. Poliklinik Saraf

f. Poliklinik Rehabilitasi Medik

g. Poliliknik Gigi

3) Pelayanan Rawat Inap terdiri dari

a. Lantai Satu (Melati kelas I, Anggrek Kelas II, Asoka Kelas III)

b. Lantai dua (VIP Mawar, Melati kelas I, Anggrek Kelas II, Asoka

Kelas III)

4) Pelayanan Medis Penunjang Lain Terdiri Dari

a. Pelayanan Farmasi

b. Pelayanan Laboratorium Klinik

c. Pelayanan Radiologi

d. Pelayanan Rehabilitasi Medis


35

e. Pelayanan Gizi

f. Pelayanan Rekam Medis

g. Pelayanan Kamar Jenazah

h. Pelayanan Ambulance/Mobil Jenazah

i. CSSD

5) Pelayanan Administrasi Dan Keuangan

6) Pelayanan Sanitasi Dan Pemeliharaan Alat

7) Pelayanan Penyehatan Lingkungan

II.3.5 Layanan Unggulan

1) Program Rehabilitasi Rawat Jalan

RSU Mawar Banjarbaru bekerjasama dengan Badan Narkotika

Nasional dalam Program Rehabilitasi Pasien NAPZA.

2) KIA Dan KB

3) Poli Kejiwaan

a. Konsultasi Masalah Kejiwaan

b. Konseling

c. Surat Keterangan Narkoba

4) Layanan Kesehatan Umum dan Kegawatdaruratan

a. Layanan Emergency 24 Jam

b. Ambulance Antar Jemput

5) Laboratorium 24 Jam
36

II.3.6 Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit Umum Mawar akan berupaya menambah jumlah tenaga

medis, paramedis, penunjang medis dan non kesehatan akan terus

ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.

1) Tenaga Medis

Tabel 2.2
Daftar Tenaga Medis
No. Jenis Tenaga
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Anak
3. Dokter Spesialis Syaraf
4. Dokter Gigi
5. Dokter Spesialis Radiologi
6. Dokter Spesialis Bedah
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik
8. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
9. Dokter Umum
2) Tenaga Paramedis

Tabel 2.3
Daftar Tenaga Paramedis
S1/ D4 Keperawatan
DIII Keperawatan
DIII Kebidanan
DIV Kebidanan
DIII Perawat Gigi
SPRG
37

3) Tenaga Paramedis Non Keperawatan

Tabel 2.4
Daftar Tenaga Paramedis Non Keperawatan
S1 Gizi
S1 Farmasi
DIII Farmasi
DIII Analis Kesehatan
DIV Analis Kesehatan
DIII Rekam Medik
S1 SKM
S1 Penyehatan Lingkungan
DIII Radiografer

4) Tenaga Non Medis


Tabel 2.5
Daftar Tenaga Non Medis
S1 Ekonomi-Akuntansi
S1 Komputer
S1 Hukum
38

II.4 Struktur Organisasi


STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM MAWAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSU Mawar


39

II.5 Struktur Organisasi Sanitarian


STRUKTUR ORGANISASI UNIT SANITASI RSU MAWAR

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Sanitasi RSU Mawar

II.6 Tugas Pokok Kesehatan Lingkungan

Sanitasi Rumah Sakit merupakan upaya sistem pelayanan


kesehatan di rumah sakit untuk menciptakan kondisi lingkungan rumah
sakit yang bersih, nyaman, sehat dan dapat mencegah terjadinya infeksi
silang serta tidak mencemari lingkungan (Gustini, 2021).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 7 Tahun 2019
tentang kesehatan lingkungan rumah sakit, pengertian Kesehatan
lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial di dalam lingkungan rumah sakit. Kualitas lingkungan
rumah sakit yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan
40

standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan pada


media air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, dan vektor dan
binatang pembawa penyakit. Standar baku mutu kesehatan lingkungan
merupakan spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media
lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap
kesehatan masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit. Sedangkan
persyaratan kesehatan lingkungan adalah kriteria dan ketentuan teknis
kesehatan pada media lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit.
II.6.1 Penyehatan ruang dan bangunan
Kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kualitas
lingkungan fisik dan mikrobiologi rumah sakit yang dilakukan
setiap 6 bulan sesuai dengan persyaratan kepmenkes 1204 /
menkes/sk/x/2004.
a. Kegiatan meliputi :
 Pemeriksaan kualitas fisik ruangan
- Pengukuran suhu dan kelembaban
b. Sasaran pemeriksaan :
 OK
 IGD
 Rawat inap
 Ruang poliklinik
 Dapur
c. Pelaksana :
Tenaga sanitasi dan pihak ke 3 (Laboratorium pemeriksaan yang
di tunjuk).
II.6.2 Terselenggaranya penyehatan makanan dan minuman di rumah
sakit
Hygiene sanitasi makanan dan minuman di Rumah Sakit
adalah salah satu upaya untuk menurunkan resiko terjadi nya KLB
yang berasal dari makanan dan minuman yang disajikan dan dapur
rumah sakit untuk pasien ataupun karyawan, waktu pelaksaan
41

dilakukan tiap 6 bulan sekali oleh labaratorium mikrobiologi


instansi yang di tunjuk.
Kegiatan meliputi :
- Pemeriksaan usap alat makan dan minum
- Pemeriksaan mikrobiologi makanan
- Pemeriksaan pencahayaan, kebisingan, suhu dan
kelembaban
Indikator mutu sesuai dengan kualitas peralatan makan dan
minum sesuai dengan persyaratan PERMENKES RI No.
1096/Menkes/Per/VI Tentang Hygiene sanitasi dan Jasa boga.
II.6.3 Terselenggaranya desinfeksi ruang
Tujuannya untuk menurunkan angka kuman yang dikarenakan
intesitas pemakaian yang tinggi ini yang selajutnya memungkinkan
terjadinya dekontaminasi atau mungkin pencemaran mikroba,
jamur atau jenis pencemar lainnya yang akan mempengaruhi
kesehatan sehingga diperlukan penanganan khusus yaitu dengan
melakukan desinfeksi. Kegiatan dilakukan bedasarkan permintaan
dari unit yang berkaitan, diantaranya :
a. Ruang perawatan (RANAP)
b. OK
c. IGD
d. Laboratorium

II.6.4 Penyehatan linen dan laundry


Tujuannya adalah untuk menekan adanya infeksi nosocomial
yang diakibatkan oleh kegiatan laundry.
Kegiatan meliputi :
a. Pemeriksaan usap linen bersih
b. Pemeriksaan kuliatas lingkungan fisik (suhu, kelembaban,
pencahayaan dan kebisingan ) ruang linen.
Lokasi pengambilan sampel meliputi :
42

Linen bersih di laundry di ruang penyimpanan linen bersih


di laundry dan ruang penyimpanan sementara. Indikator mutu
kualitas lingkungan fisik dan jumlah kuman linen bersih setelah
keluar dari proses sesuai dengan pedoman sanitas rumah sakit dan
Kepmenkes no. 1204/Menkes/X/2004 tahun 2004.
II.6.5 Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Tujuan untuk menekan adanya perkembangbiakan vector
dan binatang pengganggi sehingga tidak menjadi sarana pembawa
bibit penyakit di lingkungan rumah sakit.
a. Kegiatan meliputi :
Pemberantasan sarang nyamuk, pemantauan serangga dan
binatang pengganggu di lingkungan rumah sakit.
b. Pekerjaan dilakasanakan oleh petugas sanitasi dibantu oleh
pihak ketiga.
c. Lokasi pelayanan : Lingkungan dalam dan luar rumah sakit.
d. Indikator pelayanan :Populasi serangga dan binatang
pengganggu di lingkungan rumah sakit terkendali.

II.6.6 Pengelolaan limbah padat medis dan non medis di rumah sakit
Tujuannya untuk memenuhi aspek sanitasi rumah sakit dan
menekan terjadinya infeksi .Kegiatan meliputi :
a. Pemantaun limbah padat non medis
b. Pemantauan limbah padat medis
c. Pembersihan di ruang pelayanan dilakukan setiap hari oleh
d. petugas kebersihan ruangan.

II.6.7 Pengelolaan limbah cair


Tujuannya untuk menekan terjadinya infeksi nosocomial,
terselenggaranya pengelolaan limbah cair sesuai dengan pedoman
sanitasi rumah sakit tahun 2002 sehingga kulaitas effluent tidak
43

membahayakan bagi petugas, pasien, pengunjung dan lingkungan


masyarakat sekitar.
Kegiatan meliputi :
a. Pemantauan dan pengukuran debit
b. Pengukuran pH dan suhu
c. Pemberian bakteri
d. Pembersihan atau pengurasan IPAL
e. Pengecekan panel listrik dan pompa limbah
f. Pemeriksaan fisik, kimia dan mikrobiologi oleh laboratorium
Indikator mutu dari kegiatan pengelolaan limbah cair adalah
PermenLH no 5 tahun 2014.
II.6.8 Pengelolaan air bersih
Tujuannya untuk memperoleh kualitas dan kuantitas air
bersih sesuai dengan Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990
Kegiatan meliputi :
a. Pembersihan reservoir
b. Pembersihan tangki penampung
c. Pemeriksaan fisik, kimia dan biologi
II.6.9 Pengelolaan limah B3
Tujuannya untuk menekanterjadinya cemaran B3 terhadap petugas,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
Kegiatannya meliputi :
a. Pemisahan jenis limbah B3 ( limbah medis, sludge IPAL, obat-
obat kadaluarsa, kain terkontaminasi, kemasan bahan kimia dan
lampu)
b. Membuat neraca limbah B3

II.6.10 Penyuluhan kesehatan lingkungan


Tujuannya untuk memberikan edukasi / wawasan tambahan
tentang kesehatan lingkungan di rumah sakit.
44

Kegiatan meliputi :
a. Penyuluhan penularan penyakit yang diakibatkan oleh sampah
medis dan non medis
b. Kesadaran tentang pemakaian APD oleh tenaga pengelola
limbah
c. Pengetahuan tentang hand hygine
Sasaran meliputi :
a. Petugas / karyawan
b. Penunggu pasien
c. Pengunjung
II.6.11 Evaluasi program kesling
Evaluasi program kesling dilakukan setiap 3 bulan sekali
dalam bentuk laporan.

II.7 Sistem Kerja


Secara umum kegiatan atau system kerja sanitasi di Rumah Sakit
Umum Mawar Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut:
II.7.1 Membuat dan menyusun program kerja kesehatan lingkungan di
rumah sakit.
II.7.2 Inspeksi Sanitasi (IS) terhadap sarana fisik ruang dan bangunan
rumah sakit
II.7.3 Melaksanakan pemeriksaan
II.7.4 Pengambilan sampel kualitas
II.7.5 Melaporkan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan sesuai tugas
pokok dan fungsi
II.7.6 Memberikan ulasan/saran yang berhubungan dengan tugas pokok
dan fungsi
II.7.7 Menjabarkan semua kebijakan/arahan dari kepala instalasi
II.7.8 Melaksanakan koordinasi dengan program lainnya di lingkungan
rumah sakit
II.7.9 Melaporkan setiap hambatan/masalah yang terjadi dalam lingkup
kesehatan lingkungan
45

II.7.10 Melakukan evaluasi dan tindak lanjut


II.7.11 Melaksanakan tugas-tugas tambahan lainnya yang
diberikan oleh kepala instalasi sanitasi.
Sistem kerja instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit umum
mawar kota banjarbaru berdasarkan pada standar operasional proosedur
yang telah ditetapkan oleh direktur rumah sakit. Standar operasional
prosedur antara lain sebagai berikut :

a. SOP pembuangan limbah cair kimia (B3)

Gambar 2.3 SOP Pembuangan limbah cair kimia B3


46

b. SOP pembuangan sampah infeksius

Gambar 2.4 SOP Pembuangan sampah infeksius


c. SOP pembuangan sampah non infeksius

Gambar 2.5 SOP Pembuangan sampah non infeksius


47

d. SOP pembuangan sampah medis

Gambar 2.6 SOP Pembuangan sampah medis


e. SOP Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Gambar 2.7 SOP IPAL


48

f. SOP cuci tangan dengan sabun dan air

Gambar 2.8 SOP Cuci tangan dengan sabun dan air

g. SOP manajemen linen

Gambar 2.9 SOP Manajemen Linen


49

h. SOP alur linen kotor

Gambar 2.10 Alur linen kotor


i. SOP pengambilan linen di ruangan

Gambar 2.11 SOP Pengambilan linen di ruangan


50

j. SOP Pembersihan Tumpahan Cairan Tubuh

Gambar 2.11 SOP Pembersihan Tumpahan Cairan Tubuh


51

BAB III

HASIL PELAKSAAN PKL

III.1 Analisis Masalah


III.1.1 Permasalahan
Pelaksananaan PKL yang bertempat di Unit Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru dari tanggal
13 Februari sampai 9 Maret 2023. Berdasarkan hasil observasi
(pengamatan) dan formulir inspeksi kesehatan lingkungan rumah
sakit pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, permasalahan yang
didapat meliputi: pengendalian serangga dan binatang penganggu,
kesehatan sarana dan bangunan, serta manajemen kesehatan
lingkungan. Permasalahan dan penyebab yang terdapat di RSU
Nirwana Banjarbaru dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Permasalahan dan Penyebab Masalah
Di Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru
No. Permasalahan Penyebab
Diameter kawat kasa ventilasi yang
terlalu besar pada bagian beberapa
ruangan di area rumah sakit
menyebabkan nyamuk dapat masuk
Pengendalian serangga dan melalui celah ventilasi tersebut. Selain
1
binatang penganggu itu, penutup selokan belum permanen di
bagian pantry dan saluran pembuangan
air di toilet, hal tersebut dapat memicu
masuknya tikus dan kecoa ke dalam
area rumah sakit.
Rumah sakit hanya memiliki sebagian
peralatan pemantauan kualitas
Manajemen kesehatan
2 lingkungan, sehingga pemantauan
lingkungan
terhadap parameter kualitas lingkungan
rumah sakit masih kurang.
3 Kesehatan sarana dan Terdapat atap yang bocor di ruangan
bangunan radiologi hal tersebut membuat langit-
52

langit rusak dan menyebabkan


genangan air. Bagian lantai yang
berbentuk konus atau lengkung hanya
ada di ruangan operasi. Sedangkan di
ruangan lain belum memenuhi syarat
sehingga lantai sulit dibersihkan.
Terdapat penumpukan limbah medis
yang kedaluarsa, karena RSU Mawar
tidak memiliki incinerator untuk
pengelolaan limbah medis, dan
menunggu pihak ketiga untuk
4 Pengelolaan limbah medis
melaksanakan pengangkutan limbah
medis tersebut yang memerlukan biaya
yang tidak sedikit, sedangkan RSU
Mawar terkendala di bagian sumber
dana.

III.1.2 Penentuan Prioritas Masalah


Setelah ditemukannya masalah, maka ditentukan penentuan

prioritas masalah untuk diberikan pemecahan masalah. Prioritas

masalah dapat ditentukan dengan menggunakan metode Bryant

sebagai berikut (Tim EduNers, 2021):

a. Prevalance (PV), yaitu berapa banyak individu/kelompok

(pasien, petugas medis dan pengunjung) yang terkena masalah

tersebut.

Skor 1 = jumlah individu/kelompok yang terkena sangat

sedikit

Skor 2 = jumlah individu/kelompok yang terkena sedikit

Skor 3 = jumlah individu/kelompok yang terkena cukup besar

Skor 4= jumlah individu/kelompok yang terkena sangat besar


53

b. Seriousness (SS), yaitu sejauh mana dampak yang ditimbulkan

masalah tersebut.

Skor 1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat

Skor 2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat

Skor 3 = masalah yang ditimbulkan berat

Skor 4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat

c. Community Concern (CC), yaitu sejauh mana perhatian,

pengertian, dan sikap pasien, petugas medis dan pengunjung

rumah sakit terhadap masalah tersebut.

Skor 1 = tidak mendapat perhatian

Skor 2 = kurang mendapat perhatian

Skor 3 = cukup mendapat perhatian

Skor 4 = sangat mendapat perhatian

d. Manage Ability (MA), yaitu sejauh mana kemampuan untuk

mengatasinya dengan ketersediaan sumber daya (tenaga, dana,

sarana, dan metode/cara).

Skor 1 = tidak dapat dikelola dan diatasi

Skor 2 = cukup dikelola dan diatasi

Skor 3 = dapat dikelola dan diatasi


54

Skor 4 = sangat dapat dikelola dan diatasi

Berdasarkan masalah pada table 3.1 dan penentuan prioritas

masalah menggunakan metode Bryant, maka didapatkan prioritas masalah

dalam table 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2
Penentuan Prioritas Masalah
Kriteria dan Bobot
No
Permasalahan maksimal Total Prioritas
.
PV SS CC MA
Pengendalian serangga
1. dan binatang 2 3 3 3 54 I
penganggu
Manajemen kesehatan
2. 2 1 2 2 8 IV
lingkungan
Kesehatan sarana dan
3. 2 2 2 2 16 III
bangunan
Pengelolaan limbah
4. 2 3 2 2 24 II
medis

1. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu

a. Prevalance (PV)

Pada parameter prevalence diberi skor 2 ((jumlah

individu/kelompok yang terkena sedikit). Hal ini karena hanya

beberapa kelompok pasien yang menggunakan kamar yang

dapat terkena masalah dari kondisi ventilasi yang terbuka karena

lubang kawat kasa yang besar tersebut dan hanya beberapa

petugas medis seperti petugas pantry yang terkena dampak dari


55

kecoa maupun tikus karena bagian saluran yang terbuka hanya

ada di bagian pantry dan ruangan radiologi.

b. Seriousness (SS)

Pada parameter seriousness diberi skor 3 (masalah yang

ditimbulkan berat). Hal ini dikarenakan Pengendalian serangga

dan binatang penganggu dapat menimbulkan masalah kesehatan

yang disebabkan oleh binatang pembawa penyakit yang

melewati ventilasi tersebut seperti nyamuk dan kecoa, selain itu

terutama di bagian pantry terkadang terdapat kotoran tikus.

c. Community Concern

Pada parameter Community Concern diberi skor 3 (cukup

mendapat perhatian). Hal ini dikarenakan cukup mendapatkan

perhatian terkait permasalahan tersebut karena petugas unit

sanitasi sudah melakukan pencegahan nyamuk dengan

penyemprotan anti nyamuk, sudah pernah dilakukan

pemasangan perangkap tikus, namun masalah nyamuk, kecoa,

dan tikus masih belum dapat ditangani.

d. Manage Ability

Pada parameter Manage Ability diberi skor 3 (dapat dikelola

dan diatasi). Hal ini dikarenakan kemampuan rumah sakit

untuk mengatasi permasalahan pengendalian serangga dan

binatang penganggu dapat diatasi dengan beberapa alternatif

sesuai seperti dengan memasang kawat kasa untuk menutup


56

lubang pada ventilasi yang terbuka, pemasangan perangkap

tikus, dan menutup saluran di pantry dengan penutup

permanen.

2. Pengelolaan limbah medis

a. Prevalance (PV)

Pada parameter prevalence diberi skor 2 (jumlah

individu/kelompok yang terkena sedikit). Hal ini karena

kelompok yang terkena biasanya adalah petugas medis yang

menangani pengelolaan limbah medis seperti petugas sanitasi

dan cleaning service yang bersentuhan langsung dengan limbah

medis saat mengumpulkan di Tempat Penampungan Sementara.

b. Seriousness (SS)

Pada parameter seriousness diber skor 3 (masalah yang

ditimbulkan berat). Hal ini dikarenakan pengelolaan limbah

medis dapat menimbulkan masalah lingkungan dan masalah

kesehatan yang serius seperti petugas sanitasi dan cleaning

service membersihkan bisa tertusuk jarum dan limbah medis

kadaluarsa seperti (betadine, selang, handscoon, jarum suntik,

dan botol bahan kimia lainnya) menyebabkan penumpukan yang

menyebabkan kontaminasi akibat penanganan yang kurang baik.

c. Community Concern (CC)

Pada parameter Community Concern diberi skor 2 (kurang

mendapat perhatian). Hal ini dikarenakan kesadaran akan


57

masalah kesehatan dan masalah lingkungan kurang

diperhatikan yaitu masih terdapat penumpukan limbah medis

terutama yang sudah kadaluarsa di Tempat Penampungan

Sementara.

d. Manage Ability (MA)

Pada parameter Manage Ability diberi skor 2 (cukup dikelola

dan diatasi). Hal ini dikarenakan kemampuan rumah sakit untuk

mengatasi permasalahan pengelolaan limbah dapat diatasi

dengan meanggarkan dana untuk pengangkutan limbah medis

kepada pihak ketiga agar tidak terjadi penumpukan. Selain itu

dari sumber daya (tenaga dan metode kepada pihak ketiga) yang

tersedia masih terbilang cukup.

3. Kesehatan sarana dan bangunan

a. Prevalance (PV)

Pada parameter ini prevalence diberi skor 2 (jumlah

individu/kelompok yang terkena sedikit). Hal ini di karenakan

kelompok yang terkena biasanya adalah pasien dan petugas

kebersihan yang menangani langsung dengan kebersihan

ruangan di rumah sakit.

b. Seriousness (SS)

Pada parameter seriousness diber skor 2 (masalah yang

ditimbulkan cukup berat). Hal ini dikarenakan tikus bisa masuk


58

dan memicu penyebaran penyakit serta kotoran atau debu-debu

sulit dibersihkan.

c. Community Concern (CC)

Pada parameter Community Concern diberi skor 2 (kurang

mendapat perhatian). Hal ini dikarenakan kesadaran akan

masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh vector penyebar

penyakit kurang serta bangunan yang tidak diperhatikan

strukturnya menyebabkan kesulitan untuk membersihkannya.

d. Manage Ability (MA)

Pada parameter Manage Ability diberi skor 2 (cukup dikelola

dan diatasi). Hal ini dikarenakan kemampuan rumah sakit untuk

mengatasi permasalahan sarana dan bangunan dapat diatasi

dengan memperbaiki langit-langit yang berlubang dikarenakan

kebocoran dari atap, dan memperbaiki struktur lantai yang tidak

melengkung dengan menambahkan hospital plint.

4. Manajemen kesehatan lingkungan

a. Prevalance (PV)

Pada parameter ini prevalence diberi skor Pada parameter

prevalence diberi skor 2 ((jumlah individu/kelompok yang

terkena sedikit). Hal ini karena hanya hanya berdampak bagi

petugas medis dan pasien, yang dapat terganggu kesehatannya

secara langsung maupun jangka panjang terkait permasalahan di

lingkungan rumah sakit seperti suhu kelembapan, pencahayaan,


59

dan kualitas udara yang harus selalu dipantau agar sesuai

dengan standar dan baku mutu.

b. Seriousness (SS)

Pada parameter seriousness diber skor 1 (masalah yang

ditimbulkan tidak berat). Hal ini dikarenakan pada Manajemen

kesehatan lingkungan permasalahan kesehatan yang dapat

ditimbulkan kebanyakan tidak langsung dirasakan dan

memerlukan waktu kontak yang cukup lama untuk dapat

menimbulkan masalah kesehatan untuk orang-orang yang

berada di rumah sakit. Banyak pekerja dan petugas medis yang

melakukan sistem shift untuk bekerja sehingga dapat

meminimalisir paparan bahaya di lingkungan sekitar. Selain itu,

pasien di rumah sakit juga tidak terlalu lama berada di rumah

sakit untuk melakukan perawatan.

c. Community Concern (CC)

Pada parameter Community Concern diberi skor 2 (kurang

mendapat perhatian). Hal ini dikarenakan tidak banyak individu

atau kelompok yang mengalami masalah kehehatan terkait

kodisi lingkungan di rumah sakit karena pengaruh waktu kontak

dengan lingkungan rumah sakit yang tidak cukup lama,

sehingga kurang mendapatkan perhatian.


60

d. Manage Ability (MA)

Pada parameter Manage Ability diberi skor 2 (cukup dikelola

dan diatasi). Hal ini dikarenakan kemampuan rumah sakit untuk

mengatasi Manajemen kesehatan lingkungansesuai dengan

tenaga, dana, sarana, dan metode/cara yang tersedia masih

terbilang cukup. Tenaga sanitarian sudah cukup untuk

melakukan pengawasan terhadap manajemen di lingkungan

rumah sakit dan sebaiknya ditambah juga dengan penambahan

sarana pendukung untuk pemantauan kualitas lingkungan rumah

sakit serta diimbangi dengan metode yang lebih efektif lagi

dalam pelaksanaannya.

III.2 Rancangan Pemecahan Masalah


Berdasarkan masalah yang terdapat di Rumah Sakit Umum

Mawar Kota Banjarbaru maka pemecahan masalah yang disarankan

dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3
Pemecahan Masalah

No
Permasalahan Pemecahan Masalah
.
1. Pengendalian serangga dan Pada beberapa bagian ventilasi
binatang penganggu di rumah sakit terdapat
diameter kawat kasa yang
besar, hal ini dapat memicu
serangga atau binatang
pengganggu masuk ke dalam
bangunan dan mengganggu
kenyamanan, sehingga perlu
mengganti kawat kasa yang
diameternya lebih kecil pada
61

setiap ventilasi.
Memasang perangkap tikus di
setiap ruangan yang ada tanda-
tanda keberadaan tikus.
Pada saluran selokan di bagian
sebelah pantry sebaiknya
menggunakan penutup yang
permanen agar tidak ada celah
masuknya nyamuk, kecoa, dan
tikus.
2. Manajemen kesehatan Unit Kesling di Rumah sakit
lingkungan hanya memiliki sebagian
peralatan pemantauan kualitas
lingkungan yaitu thermometer
air raksa dan pH meter lakmus.
Sebaiknya mengalokasi
anggaran dana untuk
pembelian peralatan
pemantauan kualitas
lingkungan seperti:
a. lux meter untuk mengukur
pencahayaan pada ruang
kerja agar sesuai dengan
standar yang ada, untuk
meningkatkan
produktivitas pekerja yang
ada dirumah sakit.
b. sound level meter untuk
mengukur kebisingan di
lingkungan kerja rumah
sakit, karena lokasi rumah
sakit yang dekat dengan
jalan raya dan area
perumahan sehingga perlu
adanya pengontrolan serta
pengawasan rutn terkait hal
kebisingan.
c. termometer ruangan untuk
mengontrol suhu pada
setiap ruangan khususnya
62

pada ruangan pasien untuk


meningkatkan kenyamanan
pasien
d. (Dissolved Oxygen) DO
meter untuk mengukur
kadar oksigen yang terlarut
pada air yang digunakan
dan dikonsumsi oleh
pengguna rumah sakit,
karena DO merupakan
salah satu parameter yang
penting untuk diperhatikan
khususnya yang digunakan
oleh pasien yang sedang
menjalani perawatan di
rumah sakit.
e. pH meter lakmus juga
sebaiknya diganti dengan
pH meter digital yang
dapat lebih akurat untuk
mengukur tingkat pH air di
rumah sakit.
Perlu dilakukan perbaikan pada
atap yang bocor serta langit-langit
yang rusak di ruangan radiologi.
Dan disarankan menggunakan cat
waterproofing untuk memberikan
perlindungan atap yang baik dari
kebocoran.
Kesehatan sarana dan Pada beberapa bagian sudut-sudut
3
bangunan lantai rumah sakit belum berbentuk
konus atau lengkung sehingga
alangkah baiknya menggunakan
hospital plint untuk mencegah
kotor pada sudut lantai khususnya
di area dapur, kamar mandi, dan
toilet yang harus selalu bersih.

4 Pengelolaan limbah medis Perlu diperhatikan mengenai


penumpukan limbah medis yang
sudah kadaluarsa di Tempat
63

Pemampungan Sementara (TPS)


bisa menimbulkan dampak yang
tidak baik seperti dampak terhadap
lingkungan maupun dampak
kesehatan seperti tertusuk jarum,
mengandung berbagai bahan kimia
beracun. Sehingga disarankan
dengan cara meanggarkan dana
lebih untuk pengelolaan limbah
medis.
BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Instalasi Pemeliharaan Sarana RSU Mawar Banjarbaru dari tanggal 13

Februari 2023 sampai dengan 09 Maret 2023, analisis masalah dilakukan

dengan menentukan permasalahan, penyebab permasalahan lalu dilanjukan

dengan menentukan prioritas masalah menggunakan metode Bryant.

Adapun prioritas masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut:

a. Pengendalian serangga dan binatang penganggu

b. Pengelolaan limbah medis

c. Kesehatan sarana dan bangunan

d. Manajemen kesehatan lingkungan

Pemecahan masalah yang dapat dilakukan berdasarkan masalah

yang ada tersebut yaitu untuk pengendalian serangga dan binatang

penganggu, sebaiknya perlu mengganti kawat kasa pada setiap ventilasi.

memasang perangkap tikus di setiap ruangan yang ada tanda-tanda

keberadaan tikus. Pada saluran selokan di bagian sebelah pantry

sebaiknya menggunakan penutup yang permanen agar tidak ada celah

masuknya nyamuk, kecoa, dan tikus. Disarankan dengan cara

meanggarkan dana lebih untuk pengelolaan limbah medis untuk masalah

pengelolaan limbah medis. Untuk masalah sarana dan bangunan Perlu

dilakukan perbaikan pada atap yang bocor serta langit-langit yang rusak di

28
ruangan radiologi. Dan disarankan menggunakan cat waterproofing untuk

memberikan perlindungan atap yang baik dari kebocoran.Pada beberapa

bagian sudut-sudut lantai rumah sakit belum berbentuk konus atau

lengkung sehingga alangkah baiknya menggunakan hospital plint untuk

mencegah kotor pada sudut lantai khususnya di area dapur, kamar mandi,

dan toilet yang harus selalu bersih. Dan untuk masalah manajemen

kesehatan lingkungan yaitu melengkapi peralatan untuk pemantauan

kualitas lingkungan rumah sakit seperti lux meter, sound level meter,

termometer ruangan, dan (Dissolved Oxygen) DO meter.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait permasalahan di RSU Nirwana

Banjarbaru adalah sebagai berikut:

1. Mengganti kawat kasa yang diameternya lebih kecil pada setiap

ventilasi. Memasang perangkap tikus di setiap ruangan yang ada

tanda-tanda keberadaan tikus. Menggunakan penutup yang permanen

agar tidak ada celah masuknya nyamuk, kecoa, dan tikus.

2. Sebaiknya mengalokasi anggaran dana untuk pembelian peralatan

pemantauan kualitas lingkungan.

3. Menggunakan cat waterproofing untuk memberikan perlindungan atap

yang baik dari kebocoran. Dan menggunakan hospital plint untuk

mencegah kotor pada sudut lantai.

4. Meanggarkan dana lebih untuk pengelolaan limbah medis.

29
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI No. 07 tahun 2019, Peraturan Kesehtan RI Nomor 07 tahun 2019

tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Irfa’i M, 2021. Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Sanitasi

Lingkungan Sarjana Terapan Jurusan Kesehtan Lingkungan. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kepmenkes RI. No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit

PT Panasea Hospital Medicalindo.(2016).Dokumen Lingkungan Hidup

Kegiatan Pembangunan dan Operasional Rumah Sakit Umum Mawar

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai