Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN PRATIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH


PUSKESMAS PANDANWANGI KOTA MALANG

OLEH:

ERICSON EKAPUTRA SAPURANGA

191313251362

PROGAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

MALANG

2021
2
LAPORAN PRATIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH


PUSKESMAS PANDANWANGI KOTA MALANG

OLEH:

ERICSON EKAPUTRA SAPURANGA

1913.1325.1362

PROGAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

MALANG

2021

LEMBAR PERSETUJUAN
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan Ini Telah Di Periksa Dan Disetujui Sebagai
Hasil
Kegiatan PKL Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Program Sarjana
Kesehatan Lingkungan, STIKES Widyagama Husada

Periode, 14 Juni - 03 Juli 2021

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Lilik Yuliati S. KL
NIP: NDP.

Pimpinan Puskesmas Pandanwangi Ketua Program Studi

Dr. Wida Sekarani Paramita Irfany Rupiwardani, SE., MMRS


NIP : 19880405 201503 2 001 NDP. 2004. 14

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
Rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik
4
kerja lapangan (PKL) sebagai tugas akademik di STIKES WIDYAGAMA
HUSADA dengan judul “Inspeksi Kesehatan Lingkungan Di Wilayah
Puskesmas Pandanwangi Kota Malang”.
Dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr Rudy Joegijantoro, MMRS, selaku Direktur Stikes Widyagama Husada
Malang
2. Ibu Irfany Rupiwardani, SE., MMRS, selaku Ketua Program S-1
Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada
3. , selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
4. Lilik Yulianti, S. KL, selaku pembimbing lapangan yang meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis selama kegiatan berlangsung.

Penulis menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat mambanggun, penulis harapkan untuk perbaikan laporan praktik kerja
lapangan selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa kesehatan lingkungan.

Malang, 14 Juni 2021

Ericson E. Sapuranga
5
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Upaya
kesehatan di Puskesmas meliputi upaya kesehatan masyarakat meliputi pelayanan
promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan lingkungan. Promosi Kesehatan
adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran agar
mereka dapat menolong diri sendiri. Sedangkan Kesehatan Lingkungan adalah
upaya pencegahan penyakit dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial. Strategi promosi kesehatan lingkungan adalah Pemberdayaan, Bina
Suasana, dan Advokasi, serta dijiwai semangat Kemitraan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif karena bertujuan untuk mencari
deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia.
Penelitian deskriptif ini termasuk dalam kategori studi kasus karena mengangkat
fenomena pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kota
Malang. Kesimpulan Puskesmas Kota Malang terdiri atas 15 Puskesmas.
Pelaksanaan program promosi kesehatan lingkungan di lakukan oleh Sanitarian.
Kegiatan Promosi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di dalam Gedung
Puskesmas dan di luar Gedung Puskesmas. Faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan promosi kesehatan lingkungan di Puskesmas Kota Malang antara lain
SDM, Sarana dan Prasarana, Serta Pendanaan. Saran untuk Dinas Kesehatan agar
lebih memperhatikan upaya promotif dibandingkan kuratif, baik secara program
maupun pendanaan.
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Dalam
6
penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan, pemerintah daerah kabupaten/kota
berwenang menetapkan kebijakan untuk melaksanakan penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan, Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, dan
Persyaratan Kesehatan di tingkat kabupaten/kota dengan berpedoman pada
kebijakan dan strategi nasional dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah
provinsi. (PP No. 66 Tahun 2014)
Lux meter adalah satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan.
Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada
area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana inspeksi kesehatan lingkungan di puskesmas untuk mengetahui


standar baku mutu yaitu kualitas fisik: pencahayaan, kelembaban, laju ventilasi
udarah, kebisingan dan partikulat meter yaitu pm 2,5 dan pm 10?

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah kualitas fisik: pencahayaan, kelembaban, laju
ventilasi udarah, kebisingan dan partikulat meter yaitu pm 2,5 dan pm 10
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pencahayaan di dalam ruangan;
b. Mengetahui kelembaban di dalam ruangan;
c. Mengetahui laju ventikasi udarah di dalam ruangan;
d. Mengetahui kebisingan dalam ruangan;
e. Mengetahui partikulat meter pm 2,5 dan pm 10

1.3 Waktu dan Tempat


1. Hari/Tanggal : Jumat, 25 Juni 2020
2. Waktu Pelaksanaan : 09.00 – Selesai
3. Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Pandanwangi
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas merupakan unit teknis pelayanan Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disatu atau sebagaian wilayah kecamatan yang
mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat,
pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi Puskesmas
sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan (Alamsyah &
Muliawati, 2013)

2.1.2 Alur Kegiatan Pelayanan Puskesmas


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditunjukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun social guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Alur kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas dapat
dilihat pada skema dengan uraian berikut ini:
a. Pelayanan pasien yang menderita penyakit atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
b. Pelayanan pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah
kesehatan lingkungan (dapat disebut klien)
c. Luar Gedung Puskesmas

2.1.3 Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas


8
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana
tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya
ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat
tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum (Lomboan, dkk
2017).
Program dari kesehatan lingkungan sudah berjalan di masyarakat,
baik itu di posyandu melakukan penyuluhan dan di luar posyandu berupa
pengecekan ke tempat-tempat makan, depot air, dan tempat pembuangan
sampah di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari kesehatan lingkungan
lebih banyak turun di lapangan. Adapun kendala yang dihadapi dalam
program promosi kesehatan yakni sulitnya mengupulkan masyarakat
untuk melakukan penyuluhan.
2.1.4 Alur Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Berdasarkan kegiatan klinik sanitasi memiliki alur sebagai berikut:
Pasien yang datang ke puskesmas yang menderita penyakit berbasis
lingkungan seperti ISPA dan diare dengan latar belakang buruknya
kebersihan diri, keluarga dan lingkungan, maka pasien tersebut diobati di
poliklinik dan diarahkan ke klinik sanitasi. Sedangkan klien (masyarakat
umum) yang ingin berkonsultasi tentang masalah kesehatan lingkungan
bisa langsung datang ke klinik sanitasi. Petugas klinik sanitasi akan
memberikan konseling mengenai penyakit berbasis lingkungan dan
sanitasi lingkungan dan jika dirasa perlu, petugas akan melakukan
kunjungan ke rumah pasien dan atau klien (Lomboan, dkk 2017).
9

2.2 Pencahayaan
2.2.1 Definisi Pencahayaan

Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada


sebuah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan
didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang kerja,
dengan bidang kerja yang dimaksud adalah sebuah bidang horisontal
imajiner yang terletak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada seluruh
ruangan (SNI 03-6575-2001). Pencahayaan memiliki satuan lux
(lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari luas
permukaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan
sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat melihat
objek-objek yang dikerjakannya dengan jelas. Pencahayaan sebagai
faktor persepsi sangat berpengaruh terhadap fungsi kognitif dan
emosional. Informasi yang masuk 90% melalui visual. Mata menjadi
organ yang penting dalam melakukan pekerjaan dan profesi oleh karena
itu memerlukan pencahayaan yang tepat. Cahaya adalah radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang spektrum dan dibagi
menjadi tiga wilayah-ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah
masing-masing memiliki efek yang berbeda pada manusia. (Rostron,
2005). Panjang gelombang cahaya yang kasat mata adalah berkisar
antara 380-750 nm. Panjang gelombang yang kurang dan melebihi
angka tersebut, seperti gelombang ultraviolet dan infra merah tidak
dapat dilihat manusia tanpa alat bantu.

2.2.2 Baku Mutu Pencahayaan

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, sepanjang mengenai kualitas udara dalam ruang
rumah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
10
2.3 Kelembaban

2.2.1 Defenisi kelembaban

2.2

2.6 Etiologi

2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene Sanitasi


Rumah Makan

2.3.2 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

2.3.3 Faktor Pendukung (Enabling Factor)

a.

BAB III

TINJAUAN KASUS

1.1 Profil Puskesmas Gribig Kota Malang

Puskesmas Gribig mempunyai Visi “ Mewujudkan Pelayanan Kesehatan


yang berkualitas Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri “. Untuk mewujudkan
visi tersebut ada dua (2) misi yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran
petugas kesehatan Puskesmas Kendalsari yaitu;

1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas.


2. Mewujudkan Lingkungan Sehat yang Mendukung Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat.

Puskesmas Gribig memiliki Moto “ Kesehatan Anda Kebanggaan Kami “.

Puskesmas Gribig memiliki Janji Layanan “Kami Siap Memberikan Pelayanan


yang Berkualitas Secara Profesional “.
11
Puskesmas Gribig menerapkan Tata Nilai “ Kompak ” (KOM (komunikatif)
: mampu menyampaikan informasi secara efektif ; P (profesional) : bekerja sesuai
prosedur dan kewenangannya ; AK (aktif) : mampu bekerja sama lintas program
dan sektor dalam peningkatan mutu layanan). Puskesmas Gribig berlokasi Jl.
Raya Ki Ageng Gribig No.97, Madyopuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang,
Jawa Timur 65139. Puskesmas Gribig adalah salah satu puskesmas di Kota
Malang. Status Puskesmas : Puskesmas Rawat Jalan. Berada di wilayah
Kecamatan Kedungkandang. Wilayah kerja puskesmas meliputi :

1. Kelurahan Madyopuro
2. Kelurahan Lesapuro
3. Kelurahan Sawojajar
4. Kelurahan Cemorokandang
1.2 Penilaian di Lapangan Pada Rumah Makan & Restauran
a. Profil
1. Nama Rumah Makan/Restauran : Cokelat Klasik Sulfat
2. Alamat : Jl. Terusan Sulfat No. 12, Sawojajar, Kec. Kedungkandang, Kota
Malang, Jawa Timur 65139
3. Nama Pengusaha/Penanggung Jawab : Eduardus
4. Jumlah Karyawan : 18 Orang
5. Jumlah Penjamah Makanan : 60-70 Orang
6. Nomor Izin Usaha : 356.2/0210/3573313/2019
b. Uraian Detail Setiap Variabel

Penilaian Di Lapangan

No Variabel Komponen yang dinilai Besar Cekl Bob


. Nilai is ot
A. Lokasi & Bangunan
1 Lokasi a. Tidak berada pada arah angin dari 6 √ 2
sumber pencemaran debu, asap, bau
dan cemaran lainnya.
b. Tidak berada pada jarak ≤ 100 4 √
meter dari sumber pencemaran debu,
asap, bau dan cemaran lainnya
12
2 Bangunan a. Terpisah dengan tempat tinggal 4 √ 2
termasuk tempat tidur.
b. Kokoh/kuat/permanen 2 √
c. Rapat serangga 2
d. Rapat tikus 2
3 Pembagian a. Terdiri dari dapur dan ruang makan 4 √ 1
b. Ada toilet/jamban 2 √
Ruang
c. Ada gudang bahan makanan 1
d. Ada ruang karyawan 1 √
e. Ada ruang administrasi 1 √
f. Ada gudang peralatan 1
4 Lantai a. Bersih 4 √ 0,5
b. Kedap air 2 √
c. Tidak licin 1 √
d. Rata 1 √
e. Kering 1 √
f. Konus 1 √
5 Dinding a. Kedap air 4 √ 0,5
b. Rata 3
c. Bersih 3
6 Ventilasi a. Tersedia dan berfungsi baik 5 √ 1
b. Menghilangkan bau tak enak 3 √
c. Cukup menjamin rasa nyaman 2
7 Pencahayaan a. Tersebar merata disetiap ruangan 5 √ 1
b. Intensitas cahaya 10 f.c 3 √
/penerangan
c. Tidak menyilaukan 2 √
8 Atap a. Tidak menjadi sarang tikus dan 5 √ 0,5
serangga
b. Tidak bocor 3 √
c. Cukup landai 2 √
9 Langit-langit a. Tinggi minimal 2,4 m 4 √ 0,5
b. Rata dan bersih 4 √
c. Tidak terdapat lubang-lubang 2 √
10 Pintu a. Rapat serangga dan tikus 4 1
b. Menutup dengan baik dan membuka 3 √
arah luar
c. Terbuat dari bahan yang kuat dan 3 √
mudah dibersihkan
B. Fasilitasi Sanitasi
11 Air Bersih a. Jumlah mencukupi 5 √ 3
b. Tidak berbau, tidak berasa, dan 2
tidak berwarna
c. Angka kuman tidak melebihi nilai 2
ambang batas
13
d. kadar bahan kimia tidak melebihi 1
nilai ambang batas
12 Pembuangan a. Air limbah mengalir dengan lancar 3 √ 2
b. Terdapat grease trap 3
Air Limbah
c. Saluran kedap air 2 √
d. Saluran tertutup 2
13 Toilet a. Bersih 3 1
b. Letaknya tidak berhubungan 2 √
langsung dengan dapur atau ruang
makan
c. Tersedia air bersih yang cukup 2 √
d. Tersedia sabun dan alat pengering 1 √
e. Toilet untuk pria terpisah dengan 1
wanita
14 Tempat a. Sampah diangkut tiap 24 jam 4 √ 2
Sampah b. Di setiap ruang penghasil sampah 3
tersedia tempat sampah
c. Di buta dari bahan kedap air dan 2
mempunyai tutup
d. Kapasitas tempat sampah terangkat 1 √
oleh seorang petugas sampah

15 Tempat Cuci a. Tersedia air cuci tangan mencukupi 5 √ 2


Tangan b. Tersedia sabun/detergent dan alat 3 √
pengering/lap
c. Jumlahnya cukup untuk pengunjung 2 √
dan karyawan
16 Tempat a. Tersedia air dingin yang cukup 2 √ 1
Mencuci memadai
Peralatan b. Tersedia air panas yang cukup 2
memadai
c. Terbuat dari bahan yang kuat, aman 2 √
dan halus
d. Terdiri dari tiga bilik/bak pencuci 4

17 Tempat a. Tersedia air pencuci yang cukup 5 √ 1


Mencuci b. Terbuat dari bahan yang kuat, aman 3 √
dan halus
14
Bahan c. Air pencuci yang dipakai 2
Makanan mengandung larutan cuci hama

18 Loker a. Tersedia locker karyawan dari 2 √ 1


Karyawan bahan yang kuat, mudah dibersihkan
dan mempunyai tutup rapat
b. Jumlanya cukup 3
c. Letak locker dalam ruang tersendiri 3 √
d. locker untuk karyawan pria terpisah 2
dengan locker untuk wanita

19 Peralatan a. Setiap lubang ventilasi dipasang 3 2


Pencegah kawat kasa serangga
Masuknya b. Setiap lubang ventilasi dipasang 2
Serangga dan terali tikus
c. Persilangan pipa dan dinding 2
Tikus
tertutup rapat
d. Tempat tandon air mempunyai tutup 3 √
dan bebas jentik nyamuk

C. Dapur, Ruang Makan dan Gudang Bahann Makanan


20 Dapur a. Bersih 3 √ 7
b. Ada fasilitas penyimpanan makanan 2 √
dingin (kulkas, freezer)
c. Tersedia fasilitas penyimpan 2 √
makanan panas (thermos panas,
kompor panas, hiter)
d. Ukuran dapur cukup memadai 1 √
e. Ada sungkup dan cerobong panas 1
f. Terpasang tulisan pesan-pesan 1 √
Hygiene bagi penjamah/karyawan

21 Ruang a. Perlengkapan ruang makan selalu 3 √ 5


Makan bersih
b. Ukuran ruang makan minimal 0,85 2 √
M² perkusi tamu
c. Pintu masuk buka tutup otomatis 2
15
d. Tersedia fasilitas cuci tangan yang 2 √
memenuhi estetika
e. Tempat peragaan makanan jadi 1
tertutup

22 Gudang a. Tidak terdapat bahan lain selain 4 3


Bahan bahan makanan
Makanan b. Tersedia rak-rak penempatan bahan 2 √
makanan sesuai ketentuan
c. Kapasitas gudang cukup memadai 2 √
d. Rapat serangga dan tikus 2

D. Bahan Makanan dan Makanan Jadi2


23 Bahan a. Kondisi fisik bahan makanan dalam 3 √ 5
Makanan keadaan baik
b. Angka kuman dan bahan kimia 3
bahan makanan memenuhi persyaratan
yang ditentukan
c. Bahan makanan berasal dari sumber 2 √
resmi
d. Bahan makanan kemasa terdapat 2
pada Dep. Kesehatan

24 Makanan a. Kondisi fisik makanan jadi dalam 4 6


Jadi keadaan baik
b. Angka kuman dan bahan kimia 3
makanan jadi memenuhi persyaratan
yang ditentukan
c. Makanan jadi kemasan tidak ada 3 √
tanda-tanda kerusakan & terdaftar pad
Dep. Kesehatan

E. Pengolahan Makanan
25 Proses a. Tenaga pengolah memakai pakaian 5 √ 5
Pengolahan kerja dengan benar dan cara kerja
yang bersih
16
b. Pengambilan makanan jadi 3 √
menggunakan alat yang khusus
c. Menggunakan peralatan dengan 2 √
benar

F. Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi


26 Penyimpanan a. Suhu dan kelembaban penyimpan 3 √ 4
Bahan sesuai dengan persyaratan jenis
Makanan makanan
b. ketebalan penyimpanan ini sesuai 2 √
dengan persyaratan jenis makanan
c. Penempatannya terpisah dengan 2 √
makanan jadi
d. Tempatnya bersih dan terpelihara 2 √
e. Disimpan dalam aturan sejenis dan 1 √
disusun dalam rak

27 Penyimpan a. Suhu dan waktu penyimpanan 6 √ 5


Makanan dengan persyaratan jenis makanan jadi
4
Jadi
b. Cara penyimpanan tertutup
G Penyajian Makanan
28 Cara a. Suhu penyajian makanan hangat 3 √ 5
Penyajian tidak kurang dari 60⁰C
b. Pewadahan dan penjamah makanan 3 √
jadi menggunakan alat yang bersih
c. Cara membawa dan menyajikan 2 √
makanan dengan tutup
d. Penyajian makanan harus pada 2 √
tempat yang bersih

H Peralatan
29 Ketentuan a. Cara pencucian, pengeringan dan 4 √ 15
Peralatan penyimpanan peralatan memenuhi
persyaratan agar selalu dalam keadaan
bersih sebelum digunakan
17
b. Peralatan dalam keadaan baik dan 2 √
utuh
c. Peralatan makan dan minum tidak 2
boleh mengandung angka kuman yang
melebihi nilai amabang batas yang
ditentukan
d. Permukaan alat yang kontak 1 √
langsung dengan makanan tidak ada
sudut mayi dan halus
e. Peralatan yang kontak langsung 1
dengan makanan tidak mengandung
zat beracun

I. Tenaga Kerja
30 Pengetahuan/ a. Pemilik/pengusahanya pernah 2 √ 4
Sertifikat mengikuti kursus/temu karya
Penyehatan b. Supervisor pernah mengikuti kursus 2
4
Makanan
c. Semua penjamah pernah mengikuti
kurus
d. Salah seorang penjamah pernah 2
mengikuti kursus

31 Pakaian a. Bersih 3 √ 2
Kerja b. Tersedia pakaian kerja seragam e 2 √
stel atau lebih
c. Penggunaan khusus waktu kerja saja 2 √
d. Lengkap dan rapi 3 √

e. Tidak tersedia pakaian kerja 0


Seragam
32 Sertifikat a. Karyawan/penjamah 6 bulan sekali 3 2
Kesehatan check up kesehatan
b. Pernah vaksinasi chotypha/typhoid 2
c. Check up penyakit khusus 1
18
d. Bila sakit tidak bekerja dan berobat 2
ke dokter
e. Memiliki buku kesehatan karyawan 2

33 Personal a. Setiap karyawan/penjamah 3 √ 7


Hygiene berperilaku bersih dan berpakaian rapi
b. Setiap mau kerja cuci tangan 3 √
c. Menutup mulut dengan sapu tangan 2 √
bila batuk-batuk atau bersin
d. Menggunakan alat yang sesuai dan 2 √
bersih bila mengambil makanan

Jumlah Total Nilai 669,5


Keterangan :

DAFTAR PUSTAKA
19
Alamsyah, D., & Muliawati, R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Subhi, M. (2016, November). PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN
LINGKUNGAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS) DI KOTA MALANG. In Seminar Nasional 2016 (p. 167).
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
Daniel S, J. F. (2016). Analisa Efektifitas Penggunaan Lampu Led Yang
Dikombinasikan Dengan Lampu Metal Halide Sebagai Fish Attractor Ditinjau
Dari Jumlah Flux Dalam Penggunaan Night Fishing Pada Kapal Perikanan Di
Pelabuhan Paloh Paciran (Doctoral dissertation, Institut Technology Sepuluh
Nopember).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Ulfah, R. (2017). Karakteristik Ibu Hamil Yang Mengalami Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) di RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Karya Husada, 5(1).
Hiromi, R., Mulyadi, R., & Tamping, L. S. DISTRIBUSI PENCAHAYAAN
ALAMI GEDUNG OLAHRAGA BASKET.

Anda mungkin juga menyukai