DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS 2A SANITASI
DOSEN PENGAMPU
KAMSUL., S.ST., M.Kes
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan inspeksi sanitasi rumah sakit”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah sanitasi rumah sakit dengan
dosen pengampu bapak Kamsul.,SST.,M.Kes. Sebagaimana kami menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
tugas laporan ini.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit.............................................................................6
B. Definisi Rumah Sakit Ibu dan Anak..................................................................................7
C. Jenis Kegiatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak...................................................................7
D. Persyaratan Lingkungan Rumah Sakit ...........................................................................16
BAB III METODE OBSERVASI.........................................................................................20
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.......................................................................................20
B. Metode Kegiatan............................................................................................................. 20
C. Instrumen Observasi........................................................................................................20
D. Prosedur Penilaian ..........................................................................................................21
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................23
A. Hasil.................................................................................................................................23
B. Pembahasan.....................................................................................................................27
BAB III PENUTUP................................................................................................................30
A. Kesimpulan......................................................................................................................30
B. Saran................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat
bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan
kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan
yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi pemerintah dan
lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif
berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat
proses penyembuhan serta pemulihan penderita.
Sampah atau limbah rumah sakit diduga banyak mengandung bahaya atau resiko
karena dapat berumah sakitifat racun, infeksius dan juga radioaktif. Selain itu, karena
kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit bisa menjadi depot segala
macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi
penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan
dan lemah terhadap penyakit. Di rumah sakit pula dapat terjadi penularan baik secara
langsung (cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga
(vector borne infection) sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat umum.
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang tidak diinginkan dari institusi pelayanan
kesehatan ini, maka dirumuskan konsep sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk
mengendalikan faktor-faktor yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia terumah
sakitebut.
Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau
dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya
tahan hidup manusia.
Dalam lingkup rumah sakit, sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor
lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin
dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung
maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit.
Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan
layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya. Karena tujuan dari sanitasi rumah sakit
terumah sakitebut adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar tetap berumah
sakitih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari
lingkungan.
Menimbang rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
orang sakit atau orang sehat dan dapat menjadi penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan, maka dalam merespon
pentingnya dilakukan penertiban kondisi kesehatan dan sanitasi lingkungan di lingkungan
rumah sakit, yang bertujuan mengatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan
dari institusi pelayanan kesehatan, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 menetapkan Persyaratan Rumah Sakit yang
harus dipenuhi dan dilaksanakan setiap rumah sakit dalam hal kesehatan lingkungan
rumah sakit.
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat penataan suatu sarana pelayanan kesehatan
adalah dengan melakukan pengawasan dan pemantauan (inspeksi). Pengawasan dan
pemantauan ini merupakan suatu kegiatan pengawasan agar pengelola sarana pelayanan
kesehatan mentaati semua ketentuan perundangan lingkungan hidup dan kesehatan dan
perumah sakityaratan (baku mutu, ambang batas) limbah. Oleh karena itu kegiatan
pengawasan dan pemantauan yang rutin dan terprogram harus dilakukan secara terpadu
dan ditindak lanjuti dengan langkah kongkrit yaitu memberikan pujian (apresiasi) bagi
yang taat dan memberikan sangki bagi yang melanggar. Sehingga pengelola sarana
pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan
semua ketentuan yang berlaku.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, kami dituntut mampu menganalisis dan
menilai status sanitasi Rumah Sakit. Untuk itulah dalam kesempatan kali ini dalam mata
kuliah Sanitasi Rumah Sakit, kami mendapat tugas untuk melakukan observasi Rumah
Sakit. Dan Rumah Sakit yang menjadi tempat melakukan inspeksi (menilai Sarana
sanitasi) adalah Rumah Sakit Ibu & Anak “Mama” yang terletak di Jalan Lembing
Kampus No 15, Lorok Pakjo, Ilir Barat 1, Kota Palembang.
B. Tujuan
1. Mengetahui pemenuhan persyaratan sanitasi rumah sakit sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
2. Mengkategorikan pemenuhan persyaratan sanitasi rumah sakit secara keseluruhan
Rumah Sakit.
3. Memahami gambaran lapangan terkait pemenuhan persyaratan sanitasi rumah sakit
secara keseluruhan Rumah Sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Poli Anak
Merupakan unit yang melayani anak usia 0-12 tahun, pelayanan
berupa imunisasi, konsultasi kesehatan, perkembangan kesehatan anak
dan pengobatan penyakit anak.
Poli Kandungan dan Kebidanan
Berdasarkan ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, setiap rumah sakit
harus dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah satunya adalah unit
kandungan ini.
Poli Gizi
Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi dan gizi dari
pasiennya, khususnya ibu dan anak, karena diketahui baik ibu dan
anak membutuhkan asupan gizi yang cukup.
Unit Gawat Darurat
Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini bekerja
tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga merupakan unit
pengganti poliklinik ketika sudah tutup. Kegiatan pelayanan di UGD
meliputi : Pasien diterima di UGD, Pemeriksaan dan pengobatan oleh
dokter , Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk
pulang, namun jika tidak maka akan di bawa ke ruang perawatan.
b. Farmasi
Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan.
Sasarannya adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat
dilakukan ke bagian perawatan, pelayanan dan penunjang secara medis.
c. Terapi
Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk memulihkan
kondisi pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otot-otot motorik pada
tingkat sederhana baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.
d. Bedah
Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan untuk
menolong kelahiran secara operasi dan bagian persalinan normal.
e. Perawatan
Perawatannya dibrdakan antara perawatan normal dengan perawatan
isolasi. Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi, masing masing
bagian perawatan mendapat pengawasan dari stasiun perawat.beberapa
macam perawatan antara lain :
Perawatan umum
Perawatan kepada pasien yang bersifat umum, dalam arti tidak
memiliki penyakit khusus yang harus dirujuk ke unit lain.
Perawatan isolasi
Merawat pasien yang memiliki penyakit khusus, biasanya jenis
penyakit menular. Memiliki ruangan yang serba tertutup guna
menghindari persebaran penyakit.
ICU
Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan secara
intensif karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.
2. Kegiatan Non Medis
a. Kegiatan Administratif
Meliputi kegiatan pendaftaran pasien, mendata keluhan da penyakit
pasien, serta laporan perkembangan pasien
b. Kegiatan Perawatan Inap
Unit perawatan inap beserta seluruh pendukungnya
c. Unit-unit pendukung pelayanan medis
Fungsi-fungsi yang terkait seperti : laboratorium, farmasi, radiologi,
UGD, ICU, Instalasi bedah dan ruang bersalin.
d. Kegiatan Pendukung Non Medis
Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll.
e. Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial
Fungsinya sebagai salah satu pemasukan, meliputi : area parkir, kantin, wartel,
dll.
f. Service penunjang
Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos keamanan,
janitor, dll.
7. Kebisingan
Kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45 dBA, diruang poliklinik
maksimum 80 dBA, laboratorium maksimum 68 dBA, ruang cuci dapur
maksimum 78 dBA.
8. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar
mandi seperti pada table berikut :
9. Jumlah Tempat Tidur
Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai kamar perawatan dan
kamar isolasi sebagai berikut :
a. Ruang bayi :
1. Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur
2. Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur
b. Ruang dewasa :
1. Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur
2. Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur
10. Lantai dan dan Dinding
Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai berikut :
a. Ruang Operasi : 0 - 5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas gangren
b. Ruang perawatan : 5 – 10 CFU/cm2
c. Ruang isolasi : 0 – 5 CFU/cm2
d. Ruang UGD : 5 – 10 CFU/cm2
BAB III
METODE OBSERVASI
B. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah observasi, dimana dibantu dengan
lembar penilaian pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Rumah Sakit
sesuai dengan PERMENKES No 7 Tahun 2019, sehingga mempermudah dalam menilai
keadaan sanitasi di Rumah Sakit & Anak “ Mama ”.
C. Instrumen Observasi
Dalam melakukan observasi, kami menggunakan beberapa alat dan bahan antara
lain sebagai berikut :
1. Alat :
a. Bolpoin
b. Kamera digital
c. Meteran
d. Alat pengukur pencahayaan, kebisingan, dan kelembaban
e. Kalkulator
2. Bahan
a. Lembar penilaian Rumah Sakit (PERMENKES No 7 Tahun 2019)
D. Prosedur Penilaian
Langkah-langkah dalam observasi yang kami lakukan di RSIA Mama adalah
sebagai berikut :
1. Menggunakan instrumen penilaian atau lembar observasi dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Melakukan observasi secara bersama-sama seluruh anggota tim, sehingga penilaian
terhadap suatu titik pantau didasarkan atas persepsi yang sama seluruh anggota tim.
3. Pengambilan foto dibeberapa titik pantau.
4. Menghitung & mengisi komponen yang dinilai dari variabel upaya pada lembar
penilaian inspeksi Rumah Sakit.
Rumus :
Skor = Bobot x Nilai
5. Menarik kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
RSIA Mama terdiri dari tiga lantai yang digunakan untuk masing – masing
pelayanan, antara lain :
a. Lantai Dasar
Lantai dasar rumah sakit digunakan untuk pelayanan administrasi rumah sakit
(Front Office), poliklinik kandungan dan kebidanan, poliklinik anak, poliklinik
fisioterapi, pelayanan unit gawat darurat, pelayanan kamar bersalin, dan pelayanan
kamar operasi. Selain itu juga pada lantai dasar terdapat pelayanan penunjang medis
seperti ruang menyusui, instalasi farmasi, instalasi rekam medis dan penunjang
lainnya seperti musholla, kafetaria, dan kamar kecil.
b. Lantai Dua
Lantai dua rumah sakit digunakan untuk pelayanan ruang perawatan. Jumlah
tempat tidur yang disediakan adalah 28 tempat tidur yang terbagi dalam beberapa
ruang kelas perawatan yang terdiri dari :
Jumlah
Ruangan Perawatan Jumlah Kamar
Tempat Tidur
Ruang VIP (Tulip/Adelia) 4 kamar/1 bed 4 buah/ bed
Ruang Kelas I (Lily) 6 kamar/ 1 bed 6 buah/ bed
Ruang Kelas II (Asparaga) 3 kamar/ 2 bed 6 buah/ bed
Ruang Kelas III Anak (Sakura) 1 kamar/ 5 bed 5 buah/ bed
Ruang Kelas III Dewasa
1 kamar/ 6 bed 6 buah/ bed
(Sedap Malam)
c. Lantai Tiga
Lantai tiga rumah sakit dipergunakan untuk pelayanan administrasi perkantoran
rumah sakit yang terdiri dari ruang direktur, ruang rapat, keuangan, administrasi
umum, dan logistik. Selain itu juga terdapat ruangan penunjang pelayanan tumbuh
kembang anak.
FORMULIR
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) RUMAH
SAKIT
b. Tidak 0
c. tidak memiliki
peralatan pemantauan
kualitas lingkungan 0
minimal
b. Penanggung jawab
kesehatan lingkungan
3 rumah sakit kelas C
dan D (rumah sakit
pemerintah dan
swasta) adalah
memiliki pendidikan
bidang kesehatan
lingkungan/sanitasi/
teknik lingkungan/
100
teknik penyehatan
minimal berijazah
berijazah diploma
(D3).
300
Variabel Standar dan
No Bobot Komponen yang dinilai Nilai Skor
Persyaratan Kesling
c. Penanggung jawab
kesehatan lingkungan
rumah sakit tidak
25
sesuai dengan kriteria
di atas
Pembahasan
1. Lantai
karena kami melihat hanya beberapa saja yang lantainya berbentuk konus
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan bersama
petugas yang bertanggung jawab terhadap sanitasi yang ada pada RSIA Mama ini,
maka dapat disimpulkan bahwa RSIA Mama ini dalam keadaan baik dan memenuhi
persyaratan sanitasi rumah sakit. Meskipun tidak pada keseluruhan item penilaian
mendapatkan nilai perhitungan sempurna seperti pada item Lantai, atap, persyaratan air,
pencahayaan, Kelembapan, pintu kamar mandi, jendela rawat inap, dan kesehatan
pangan saji. secara keseluruhan item yang menjadi penilaian sanitasi yang telah
dilakukan di RSIA Mama ini sudah memenuhi syarat rumah sakit sesuai dengan
PERMENKES No 7 Tahun 2019 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit.
B. Saran
diadakannya kegiatan observasi dan pelaporan, maka didapatkan beberapa saran
yang diaharapkan dapat membantu meningkatkan sanitasi RSIA Mama ini, diantaranya
yaitu : Pedoman penilaian yang digunakan merupakan pedoman penilaian rumah sakit
secara umum, sehingga ruangan – ruangan yang secara spesifik hanya ada pada rumah
sakit bersalin tidak spesifik dalam penilaiannya misalnya ruang bersalin, ruang menyusui
dan lainnya. Sehingga perlu adanya pengembangan pedoman penilaian sanitasi rumah
sakit khusus bagi rumah sakit ibu dan anak.
40
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Persyaratan
41