Public Health Internship (PHI) peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Oleh
NPM. 201107011048
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
WHO (2004), melaporkan bahwa pada tahun 2000 sudah terdapat 250 juta (4,2%)
penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran dari dampak kebisingan dalam
berbagai bentuk. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Tahun 2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menyatakan bahwa NAB
kebisingan di rumah sakit maksimal sebesar 78 dB (A). Sumber penyumbang kebisingan
di rumah sakit antara lain dari unit laundry. Proses pencucian di unit laundry
menimbulkan adanya kebisingan yang diakibatkan oleh mesin pencucian Dari akibat yang
ditimbulkan dapat menurunkan ambang pendengaran petugas, mengganggu psikologis
petugas dan berdampak pada penurunan tingkat produktivitas. Dengan waktu kerja 8 jam
per hari atau 40 jam per minggu dan karakteristik petugas laundry yang berbeda-beda
maka intensitas kebisingan yang diterima oleh petugas juga berbeda.
1.2 Manfaat
Mendapatkan masukan yang bermanfaat dari observasi dan analisis yang dilakukan
mahasiswa mengenai potensi-potensi bahaya yang menyangkut aspek keselamatan dan
Kesehatan kerja di ruang Labolatorium dan lokasi sekitarnya
1.3 Lokasi
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit mengambil setiap
langkah yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan semua individu yang
melakukan aktivitas di area sekitar rumah sakit yang melibatkan identifikasi, pencegahan,
dan pengelolaan resiko dan bahaya yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan
pelayanan Kesehatan. Berikut beberapa aspek penting yang mencakup ruang lingkup K3
dirumah sakit khususnya pada ruang Labolatorium :
1. Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko dan bahaya yang ada di ruang
Labolatorium, cedera fisik, dan sebagainya.
2. Pencegahan Infeksi: penggunaan alat pelindung diri (APD)
3. Kesehatan Mental: Menyediakan dukungan bagi staf untuk menjaga kesehatan mental
mereka dalam lingkungan yang seringkali menuntut secara emosional.
BAB II
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) Cisarua Bogor terletak di
Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. RSPG memiliki luas
lahan 69.661m2. Berawal dari sebuah Zending School yang didirikan pada tahun 1908 yang
selanjutnya tahun 1928 diambil oleh Stichting Centrale Voor Tuberculose Bestrijding
(SCVT). Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1938 dilakukan peletakan batu pertama
pembangunan serta tanggal 15 Nopember 1938 dilakukan pembukaan pertama Sanatorium
vor Lunlojders. Pada tahun 1978 berubah namanya menjadi RSTP (Rumah Sakit Tuberkulosa
Paru-Paru) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
137/SK/MENKES/IV/78 tanggal 28 April 1978 tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru. Kemudian pada tahun 2004 berubah lagi namanya dari
RSTP (Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru) menjadi Rumah Sakit Paru (RSP) dengan nama
Rumah Sakit Paru (RSP) Dr.M.Goenawan Partowidigdo berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 190/Menkes/SK/II/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Paru. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 251/Menkes/Per/III/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru Dr.M.Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor,
RSPG mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara
paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan paru
secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya
serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
226/KMK.05/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Paru Dr.M.Goenawan Partowidigdo
Cisarua Bogor Pada Departemen Kesehatan Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum, RSPG merupakan instansi pemerintah yang
menerapakan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan status Badan Layanan
Umum secara penuh (BLU penuh).
Visi
Menjadi Center Pelayanan Paru dan Bedah Toraks Nasional
Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh
lapisan Masyarakat.
2. Mengembangkan pelayanan infeksi paru, kanker paru, intervensi paru dan bedah
toraks serta layanan penunjangnya;
3. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian ilmu penyakit paru;
4. Memantapkan tata kelola rumah sakit yang akuntabel, transparan, responsible dan
inovatif berbasis teknologi informasi.
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) Cisarua Bogor memiliki
total 469 orang pekerja yang terdiri dari; Medis 45 orang (9,6%), Perawat & Bidan 186 orang
(39,7%), Penunjang medis 73 orang (15,6%), dan Non medis 165 orang (35,2%).
Rumah Sakit Paru Dr.M.Goenawan Partowidigdo, Gedung IPSRS Jalan Raya Puncak KM
83 Kotak Pos 28, Cisarua – Bogor 16750
6. Membuat laporan hasil Safety Patrol dan membuat laporan M1, M2, R2, R3, L,
tindak lanjut Safety Patrol E1, E4
Bekerja memerlukan fokus yang tinggi agar pekerja tidak mengalami ketidaknyamanan
dalam bekerja ataupun stress kerja, khususnya bekerja di Rumah sakit. Ketika berbicara tentang
rumah sakit, hal yang sering menjadi perhatian adalah tingkat kebisingan di lingkungannya, karena
suasana yang tenang, nyaman, dan damai sangat penting bagi pasien yang sedang dalam perawatan
medis agar mereka dapat pulih dengan cepat dan optimal serta merasa nyaman selama berada di
rumah sakit. Situasi yang kerap menjadi sorotan dalam lingkungan rumah sakit adalah tingkat
kebisingan yang terjadi, terutama di dalam laboratorium, di mana para tenaga medis dan melakukan
pekerjaan mereka, dan juga di ruang pasien, di mana kenyamanan dan ketenangan sangat penting.
Labolatorium pada rumah sakit yang besar harus memiliki alat-alat yang canggih agar dapat
menunjang segala pemeriksaan sampel pasien yang dilakukan dirumah sakit. Beberapa alat yang
terdapat dalam ruang Labolatorium dapat menyebabkan masalah yang mengganggu bagi lingkungan
rumah sakit contohnya adalah mesin blower yang berfungsi sebagai output udara dalam
labolatorium yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dalam labolatorium yang mana
kemungkinan sudah terkontaminasi oleh sampel pasien, Reagen, dan Zat kimia lainnya penggunaan
alat ini menyebabkan kebisingan yang sangat mengganggu di lingkungan rumah sakit.
No Masalah Program
1 Sumber suara yang menyebabkan Pemeliharaan rutin pada alat agar
kebisingan dan rasa tidak nyaman mengurangi kebisingan yang terjadi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi