Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KERTEK 2
Jln. Sindoro- Sumbing Km.08, Reco Kertek
No. Telp : (0286) 3322028
Kode Pos 56371

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PUSKESMAS KERTEK 2
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini jumlah angkatan kerja di Indonesia lebih dari seratus juta jiwa,
dengan penyebaran yang tidak merata 70%-80% masih belum teroganisir (sector
informal). Di era globalisasi dan pasar bebas, K3 merupakan salah satu yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara dan mempunyi aturan sendiri dan mesti
dipatuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia. Hal ini merupakan kenyataan
dan tantangan berat harus kita hadapi.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, yang akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai hal tersebut manusia harus
berupaya dalam bentuk bekerja, berkarya. Agar kinerja optimal diperlukan suatu
upaya lain bagi pemeliharaan kesehatan jasmani maupun rohani, yaitu upaya kesehatan
dan keselamatan kerja yang merupakan kebutuhan pokok bagi pekerja, dan juga
masyarakat sekitar atau dapat terkena dampaknya.

Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dan 15 upaya kesehatan yang


tercantun dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, dalam pasal 23 dinyatakan
bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal, agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekeliling, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal,
sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Kesehatan kerja adalah kesehatan fisik maupun fisik pekerja sehubungan


dengan pekerjaannya.Pelaksanaan upaya kesehatan kerja ini tentunya dapat
dilaksanakan diseluruh tempat kerja agar pekerja terhindar dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
B. LATAR BELAKANG
Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 23 disebutkan
bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja,khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai keryawan paling sedikit 10. Orang.

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat


(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunnyai risiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja, oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai risiko tinggi,
karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan
tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai
transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV,AIDS dan juga potensial sebagai
media penularan penyakit yang lain.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa Puskesmas
merupakan Unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan Kesehatan di
wilayah kerjanya.
Jumlah Puskesmas pada Februari 2007 sebanyak 8.114 Puskesmas Pembantu
22.347 dan dilengkapi dengan sarana kendaraan roda empat sebanyak 6.544,
ambulance sebanyak 1.335 dan perahu sebanyak 616 buah serta jumlah petugas di
Puskesmas mencapai 166.154 orang (Ditjen Binkesmas 2007)
Risiko petugas Puskesmas terhadap kesehatan dan penyakit akibat
kecelakaan kerja dapat digambarkan sepeti hasil penelitian di Jakarta Timur 2004,
menunjukan bahwa rendahnya perilaku petugas kesehatan di Puskesmas
terhadap kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan kewaspadaan
universal dengan benar hanya 18,3%, status vaksin hepatitis B petugas
kesehatan Puskesmas masih rendah sekitar 12,5%, riwayat pernah tertusuk jarum
bekas sekitar 84,2% (kuwat Sri Hudoyo Th 2004).
Mengingat tingginya risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas di
puskesmas dan adanya amanat dalam undang-undang untuk menerapkan kesehatan
kerja ditempat kerja, maka perlu penerapan kesehatan kerja dan kesehatan kerja
diwilayah puskesmas.
Oleh karna itu perlu pedoman manajemen kesehatan kerja dipuskesmas.
Kesehatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu satuan yang saling
berkaitan,sehigga sulit untuk dipisahkan. Rendahnya pengetahuan pekerja informal
akan kesehatan dan kesehatan kerja menyebabkan mereka sangat beresiko untuk
terkena penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Untuk mencegah berbagai
penyakit dan kecelakaan kerja serta untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan kerja bagi pekerja informal, maka pekerja informal tersebut perlu
diberdayakan dalam bidang kesehatan kerja sehingga mereka dapat hidup
sehat dan selamat serta produktif dalam bekerja. Agar upaya pemberdayaan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan untuk memudahkan petugas
kesehatan/petugas terkait melakukan pembinaan maka pekerja informal
tersebut perlu didorong untuk membentuk suatu wadah untuk melaksanakan
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK).
Pos UKK adalah merupakan wadah dari serangkaian upaya
pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
pekerja.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

1. Menjadi petunjuk dalam melaksanakan kegiatan Kesehatan


Keselamatan Kerja di UPTD Puskesmas Kertek 2

2. Menjadi petunjuk dalam pelaksanaan pembinaan Pos UKK di


UPTD Puskesmas Kertek 2

b. Tujuan Khusus
1. Untuk memantau penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
UPTD Puskesmas Kertek 2

2. Meningkatkan derajat kesehatan pekerja informal, yang dilakukan


pembinaan baik secara promotif, preventif, maupun kuratif.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Perencanaan
- Adanya Komitmen dan Kebijakan dari Kepala
Puskesmas Pembentukan Tim K3

- Perencanaan K3

- Melaksanakan SMD dengan perangkat


desa/Linsek Menyajikan hasil SMD dengan
kelompok masyarakat, menentukan prioritas
masalah untuk penanggulangan lebih lanjut

- Merencanakan kegiatan pembentukan Pos


UKK

Pelaksanaan
- Penyusunan SOP, Tanda Bahaya, Petunjuk
K3 Pembudayaan K3

- Penyediaan Kebutuhan dan Sarana K3

- Pelayanan Kesehatan Kerja(MCU,Emergency


Plan, Mapping Bahaya, Penyiapan Prasarana
tanggap darurat) Pengelolaan dan
Pemeliharaan Alat Puskesmas

- Pengelolaan Limbah Medis

- Peningkatan Kapasitas SDM


Penyediaan Sarandan Dukungan K3 (APAR,
APD, Vaksin, Antiseptik)

- Penilaian Risiko K3 di Puskesmas Pembinaan


ke Pos UKK

- Melakukan Penyuluhan (Promotif)/preventif,


dan pengobatan (kuratif)
Evaluasi
- Monitoring dan Pemantauan K3 di
Puskesmas Pencatatan dan Pelaporan
semua Kegiatan K3 Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan

- Merekap jumlah anggota Pos UKK yang


hadir pada saat pembinaan, serta yang
melakukan pemeriksaan kesehatan di pos
UKK

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan K3 dilakukan dengan cara Promotif, Preventif,Kuratif dan
Rehabilitatif Kegiatan Pembinaan Pos UKK dilaksanakan dengan melakukan
penyuluhan dan Pemeriksaan kesehatan bagi anggota Pos UKK.

F. SASARAN
Petugas Puskesmas, dan Pengguna Jasa Puskesmas , anggota Pos UKK

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilakukan setiap hari. Kegiatan
Pemeriksaan Pos UKK dilaksanakan tiap bulan sekali ke masing-masing Pos
UKK

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dan pelaporan dilakukan tiap akhir bulan, dan adanya tindakan
perbaikan dan pencegahan. Kegiatan pelaporan dilaksanakan tiap bulannya
didapat dari hasil kunjungan (pembinaan Pos UKK).
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan Perekapan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dilakukan tiap bulan dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
Pencatatan dan perekapan kegiatan pembinaan Pos UKK dilakukan tiap bulan
dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.

Anda mungkin juga menyukai