Skripsi
Oleh:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat dilihat sebagai salah satu keharusan dan senantiasa dianggap sebagai hal yang
Perubahan memiliki arti suatu proses menuju peningkatan taraf hidup setiap
manusia yang tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumber daya alam, sehingga
pembangunan menjadi salah satu proses menuju perubahan tersebut. Seiring dengan
penduduk mencapai lebih dari 200 juta jiwa dapat membawa dampak yang sangat
darat, ruang laut, dan ruang udara. Segala yang termasuk ruang di dalam bumi juga
yang menjadi sumber daya adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa
Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan buat
1
UU No. 25/ 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
2
Huggan.G and Tiffin.H, Postcolonial Ecocriticsm, Literature, Environment, (New York,
Routledge, 2010) h.8
2
di dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indinesia tahun
1945.3
pada umumnya terus bertambah yang terjadi dari tahun ke tahun, yang disebabkan
sangat serius di kota-kota besar yang mengalami laju pertumbuhan yang sangat
pesat. Ini terjadi karena tanah sebagai penunjang utama kegiatan pembangunan
pemukiman, industri, dan tempat komersial lain tidak terbatas. Untuk mengatasi hal-
pengembangan wilayah.4
terus dilakukan dengan luas tanah yang tersedia dan kebutuhan penggunaan yang
bagi rakyat Indonesia. Bagi kota-kota yang disekitar wilayah pesisir, salah satu jalan
keluar yang dipilih untuk perkembangan kota adalah dengan melakukan reklamasi
perairan pantai.5 Campur tangan pemerintah adalah salah satu hal yang mutlak,
pemerintah sendiri telah mendapatkan salah satu solusi alternatif dari pemecah
3
Urip Santoso, Hukum penata Ruang, Airlangga University Press, Surabaya, 2012. h. 1
4
http://bappeda.grobogan.go.id/beritaartikel/42-rencana-tata-ruang-pacu-pengembangan-
wilayah.html. di akses pada tanggal (10 Juli 2023)
5
UU No. 27/ 2007, tentang Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
3
Reklamasi adalah salah satu upaya penyediaan lahan untuk berbagai
wisata bahari dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan meningkatnya populasi
kebutuhan manusia akan ruang yang semakin tinggi, demi memenuhi kebutuhan
ruang, manusia berfikir untuk mencari lahan baru guna menunjang aktivitas.
Dengan banyaknya pihak yang ikut terkait pada proses reklamasi berarti banyak
Dalam hukum islam, terdapat ada banyak ayat yang membahas tentang
lingkungan dengan baik adalah suatu hal yang penting, dan membuat kerusakan
berbunyi:
6
Sutaryono dan Sarjita, 2008, Alternatif Model Reklamasi Pantai dan Kebijakan
Pertanahan, Jurnal Bhumi, Nomor 24, Desember Tahun 2008. Yogyakarta : STPN Press, Hlm 104
4
Tafsir M. Quraish Shihab:
Dan apabila seseorang yang telah diberi petunjuk oleh Allah berkata kepada
memicu api peperangan,” mereka justru mengklaim bahwa diri mereka bersih dari
melakukan perbaikan.” Itu semua adalah akibat dari rasa bangga diri mereka yang
berlebihan.7
beberapa macam pro dan kontra, maupun dampak positif dan dampak negatif dari
beberapa aspek yang disebabkan karena adanya reklamasi tersebut. Sumber daya
alam menjadi salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, sebab itu harus
kelestarian hidup sekitar.8 beberapa manfaat dari reklamasi itu yaitu untuk
penduduk yang sangat tinggi yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pemukiman, memanfaatkan Kawasan pesisir pantai atau Kawasan berair yang rusak
7
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-11#tafsir-quraish-shihab (13 Juli 2023)
8
Erwin, Hukum Lingkungan, Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 47
5
dampak positif yang disebabkan oleh reklamasi tersebut mencakup aspek ekonoomi
yaitu dapat menjadi Kawasan perindustrian serta Kawasan bisnis sehingga dapat
membuka lapangan kerja baru yang lebih banyak. Dengan adanya tambahan daratan
perluasan daerah kumuh yang semakin tidak tertata dari sebuah Kawasan serta
reklamasi juga dapat menyebabkan beberapa dampak negatif yaitu pencemaran laut
keanekaragaman hayati perairan hingga pendapatan para nelayan yang turun dan
besar seperti contohnya pada provinsi Sulawesi selatan yang tepatnya di pulau lae-
lae kota makassar. Proyek reklamasi pulau Lae-lae yang akhir-akhir ini menjadi
sorotan media karena pembangunannya yang sampai saat ini masih menjadi
perdebatan. Awal mula adanya reklamasi ini pada tahun 2014 yang dimana
Indonesia (CPI) kepada KSO PT Ciputra dengan PT Yasmin Bumi Asri dengan luas
reklamasi 157,23 Hektar. Hasil reklamasi tersebut rencananya dibagi dua antara
9
Antik Bintari dan Talolo Muara, Op, Cit., h. 139
6
pemprov Sulawesi selatan dan KSO PT Ciputra-Yasmin Bumi Asri. Namun seiring
penolakan dari masyarakat terutama bagi nelayan dipesisir, namun proyek tersebut
Bumi Asri ini sama sekali tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat pulau
lae-lae yang kenyataannya menjadi pihak yang paling terdampak atas segala
tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat nelayan pulau lae-lae namun juga
wilayah rencana reklamasi ini merupakan daerah tangkap mereka. Ketika Pemprov
Sejauh ini berbagai upaya penolakan yang telah dilkakukan warga pulau lae-
lae, seperti aksi tanpa kekerasan yang tergabung dalam Koalisi Lawan Reklamasi
(KAWAL) pesisir yang terdiri dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar,
10
https://makassar.antarnews.com/berita/481398/warga-pulau-lae-lae-gelar-aksi-tolak-
reklamasi-di-makassar, di akses pada tanggal (10 juli 2023).
7
Mammiri, Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH Peradi
Pantai Losari, Makassar Sulawesi Selatan. Koalisi Lawan Reklamasi pesisir juga
mangadakan aksi di depan Gedung DPRD Provinsi dan depan kantor Gubernur
Sulawesi Selatan. Dalam aksi yang dilakukan oleh warga pulau Lae-lae dan dengan
pergub wisata bahari, Revisi Perda RT/RW Provinsi Sulawesi Selatan, Akui
kontroversial, oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
2. Deskripsi Fokus
kesejahteraan masyarakat dan bentuk gerakan sosial aktivis koalisi dalam menolak
11
https://lbhmakassar.org/press-release/aksi-warga-pulau-dan-koalisi-lawan-reklamasi-
pesisir-tolak-reklamasi-pulau-lae-lae/ diakses pada tanggal (10 Juli 2023)
8
pembangunan reklamasi pulau Lae-lae kota Makassar melalui informan yang
diangkat peneliti. Penelitian ini akan lebih fokus di pulau Lae-lae kota Makassar.
C. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
penulis sebagai bahan referensi dan acuan saat melakukan penelitian yang
diharapkan mampu memperkaya teori yang penulis gunakan saat penulis melakukan
Cilincing Jakarta Utara”. Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus dengan
2. Yusuf Saepul Zamil, Yulinda Adharani, Siti Sarah Afifah dalam jurnalnya
12
Hikmah, “Reklamasi Di Teluk Jakarta Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan di
Cilincing Jakarta Utara”, Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, (2018), h. 1
9
Perspektif Pembaruan Agraria”. Jenis penelitian ini menggunakan spesifikasi
merupakan data sekunder dengan didukung oleh data primer. Hasil penelitian
4. Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Haykal Abdul Ghanie Djamil,
tersebut.15
13
Yusuf Saepul Zamil, “Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam
Perspektif Pembaruan Agraria, Jurnal Bina Mulia Hukum. (2020), h. 255
14
Herry Djainal, “Reklamasi pantai dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di Wilayah
Kepesisiran Kota Ternate.
15
Abdul Ghanie Djamil, “Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan dan Perekonomian
Warga Pesisir di Jakarta Utara”, Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, (2022), h. 296
10
5. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andhika, Sandra dengan judul
akan peneliti lakukan adalah meneliti terkait Reklamasi. Adapun yang membedakan
dengan penelitian terdahulu ialah terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian,
koalisinya.
16
Sandra Andika, “Penerbitan Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta (Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup
Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)”, Skripsi, University of
Surabaya, (2020), h. 1
11
b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk gerakan sosial para aktivis koalisi
2. Kegunaan Penelitian
reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi dan sebagai
sumber informasi dan bahan rujukan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa studi
ilmu politik.
12
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
1. Reklamasi
a. Pengertian Reklamasi
Istilah reklamasi ialah turunan dari istilah bahasa inggris, reclamation yang
berasal dari kata kerja reclaim yang artinya mengambil kembali, dengan penekanan
pada kata "return" kemudian berasal dari kosa kata dalam bahasa inggris to reclaim
yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Menurut Kamus Besar Bahasa
proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Sesuai dengan
defenisinya, tujuan utama reklamasi adalah membuat kawasan perairan yang rusak
atau tidak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat dengan cara
manusia dan menfaatan sumber daya alam untuk kepentingan yang lebih besar.
Dengan melihat kondisi saat ini seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah
yang tepat untuk pemanfaatan lahan. Reklamasi juga dapat ditujukan untuk
membuka lahan yang telah rusak lingkungannya agar dapat dimanfaatkan untuk
17
Soehartono, ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan (Jakarta, Djambatan, 2008)
hlm. 38
13
kebutuhan manusia. Menurut para ahli, reklamasi adalah pemanfaatan ruang untuk
kepentingan manusia dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan yang
lebih besar. Dengan melihat kondisi saat ini, seharusnya pemerintah dapat
mengambil langkah yang tepat untuk pemanfaatan lahan. Reklamasi juga dapat
ditujukan untuk membuka lahan yang telah rusak lingkungannya agar dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, misalnya apa yang dikatakan oleh Save M.
Dagun bahwa pemanfaatan lahan yang tidak ekonomis adalah untuk keperluan
pemukiman.18
pada Pasal 1 mengatakan bahwa “Reklamasi pantai adalah kegiatan di pantai yang
dilakukan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan
dari segi lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara penimbunan, perizinan atau
b. Tujuan Reklamasi
mengurangi tekanan kebutuhan lahan di bagian kota yang sudah padat penduduk; 2)
18
Soehartono, ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan (Jakarta, Djambatan, 2008)
hlm. 29
19
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor: 40 /PRT/M/2007/ Tentang Pedoman Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
14
Tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan perairan yang rusak atau
tidak berguna menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Kawasan baru tersebut
pertanian, dan obyek wisata. Reklamasi pulau merupakan langkah perluasan kota.
masalah penyempitan luas lahan (lahan yang terbatas). Dengan kondisi tersebut,
perluasan kota ke arah daratan tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan lahan
baru.
muncul bukanlah bagian dari rencana. Oleh karena itu lebih tepat disebut sebagai
fenomena sosial merupakan fenomena yang saling terkait, maka tidak heran jika
perubahan yang terjadi pada satu atau beberapa aspek, baik diinginkan maupun
tidak, dapat mengakibatkan perubahan pada aspek lainnya. Dampak yang tidak
Perubahan dan dampak pulau akibat reklamasi tidak hanya bersifat lokal, tetapi
meluas. Reklamasi memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat dan
ekosistem pesisir dan laut. Dampak ini juga bersifat jangka pendek dan jangka
Perubahan pulau dan dampak akibat adanya reklamasi tidak hanya bersifat lokal,
tetapi meluas. Reklamasi memiliki dampak positif maupun negatif bagi masyarakat
20
Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995),
h. 165
15
dan ekosistem pesisir dan laut. Dampak ini pun mempunyai sifat jangka pendek dan
disekitar.21
1. Dampak Positif
Ada dampak yang ditimbulkan dari pembangunan reklamasi ini, salah satunya
adalah dampak positif. Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya kebijakan
kawasan pesisir, menekan lahan yang diperkirakan kurang atau tidak berguna,
perairan yang layak huni, dan juga menyerap tenaga kerja. Pembangunan reklamasi
juga memberikan banyak manfaat bagi pembangunan daerah. Aplikasi ini
pasang yang menggerus pantai. Selain itu, dampak positif dari pembangunan
2. Dampak Negatif
potensi banjir dan juga genangan di wilayah pesisir. Sedangkan dari segi biologi,
dampak negatif dari reklamasi ini antara lain terganggunya ekosistem mangrove,
terumbu karang, padang lamun, muara sungai dan juga penurunan keanekaragaman
hayati.
21
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU
16
Ruang publik yang semula untuk masyarakat kini akan hilang atau berkurang,
pesisir akan digunakan untuk kegiatan atau kepentingan pribadi. Selain itu,
keanekaragaman biota laut juga akan berkurang, baik flora maupun fauna akibat
timbunan TPA yang akan berdampak pada ekosistem yang ada. Perubahan debit air
juga akan berdampak pada area di luar reklamasi yang akan banyak air meluap,
Selanjutnya yang berdampak pada aspek sosial, reklamasi ini akan berdampak
pada hasil tangkapan dan juga berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat
sekitar pantai seperti petani tambah, nelayan, dan buruh. Kekayaan keanekaragaman
hayati di kawasan pesisir terhadap kondisi ekosistem ini sangat membantu manfaat
terhadap perubahan sehingga apabila terjadi perubahan baik secara alami maupun
Apabila ekosistem perairan pesisir dalam jangka waktu yang lama terganggu dapat
22
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU
17
2. Teori Pembangunan
ekonomi. Pembangunan akan berjalan lancar, jika disertai administrasi yang baik.
Pembangunan adalah suatu proses pembaharuan yang terus menerus dari suatu
budaya yang disengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
sektor industri dan jasa. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian semakin kecil dan
nasionalisme dan nasionalisme, perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat
manusia (seperti ekonomi, politik, dan sosial budaya). Pembangunan sebagai proses
23
Ujud Rusdia, Candrika Akhdan Taqiudin., “Peran Kepala Desa Dalam PembangunanFisik Melalui
Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Sementara(Tps) Di Desa Margamekar Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung”, Jurnal JISIPOL 6, no. 2 (2022), h. 118
18
pembangunan akan tergantung pada input, kualitas proses pembangunan yang
dilakukan, dan seberapa besar pengaruh lingkungan dan faktor alam lainnya. Salah
satu input yang dimaksud adalah sumber daya manusia. Manusia dalam proses
manusia sebagai perencana pembangunan, dan manusia sebagai sasaran dari proses
pembangunan.
berikut:
alam, kesuburan tanah, iklim, potensi hutan, potensi tambang, potensi laut, dan
jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar berpotensi menjadi
produktivitas.
3. Modal
pembangunan. Sumber daya modal dibutuhkan oleh negara untuk mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat dan
memiliki nilai lebih tinggi dari bahan mentah. Investasi diperlukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan alam agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mampu
19
4. Lapangan Kerja
Sekalipun demikian, orang yang memiliki keahlian tetapi tidak memiliki jiwa
dibutuhkan keahlian dan jiwa wirausaha yang dimiliki oleh masyarakat jika
6. Stabilitas politik
Kondisi politik yang tidak stabil membuat sangat sulit untuk menciptakan
7. Kebijakan pemerintah
Gerakan sosial dapat diartikan sebagai gerakan yang dilakukan oleh sejumlah
elemen tertentu dengan masyarakat luas. Selain itu, ada beberapa ciri dari suatu
24
Syed Agung Afandi,dkk, "Pengantar Teori Pembangunan", (Yogyakarta: CV.Bintang
Semesta Media), h. 9-10
20
gerakan sosial, antara lain adanya tujuan yang ingin dicapai (sasaran),
Pengertian gerakan sosial adalah suatu keyakinan dan tindakan yang tidak
diakui sebagai sesuatu yang berlaku luas, umum dan sah dalam suatu kesatuan
masyarakat. Menurut para pendukung atau mereka yang terlibat dalam gerakan
kesepakatan merupakan salah satu ciri yang membedakan suatu gerakan yang
melalui tindakan kolektif dan memposisikan diri sebagai gerakan yang berbeda
sosial merupakan upaya kolektif yang dilakukan untuk perubahan dan tatanan
kehidupan yang baru. Spencer menjelaskan bahwa ciri utama gerakan sosial
25
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 12
26
Robert Mirsel , Teori Pergerakan Sosial (Jakarta: Resist Book, 2004), hlm 7
27
Suharko, “Gerakan Sosial Baru di Indonesia: Repertoar Gerakan Petani”, Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 10 (Juli 2006), h.3.
28
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial (Malang: Intrans Publishing, 2016)
21
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan sosial
adalah gerakan bersama atau kolektif yang dilakukan secara masif untuk
kepentingan bersama.
remaja dan anak muda berupa penciptaan model/gaya baru, baik dari segi
busana maupun penampilan yang dianggap unik oleh orang lain. Bahkan,
kategori gerakan ini juga bisa memasukkan genre musik seperti “Break Dance”
di kalangan remaja di Amerika pada awal tahun 1980-an dimana jenis musik
keadaan semula. Dengan kata lain, mereka yang melakukan gerakan sosial
regresif merasa kecewa dan frustasi dengan situasi sosial saat ini. Misalnya,
gerakan yang dilakukan kelompok Ku Klux Klan menginginkan hak sipil dan
kebebasan bagi orang kulit hitam (Black American) ditempatkan pada status
3. gerakan progresif. Bagi mereka yang terlibat dalam gerakan ini, pada
22
di kalangan serikat buruh berupa demonstrasi dan protes menuntut kenaikan
reformasi dan perubahan, terutama yang berkaitan dengan kolusi, korupsi dan
nepotisme. Begitu juga di Uni Soviet pada tahun 1980-an, ketika rakyat
dan kemudian pecah menjadi beberapa negara merdeka, otonom, dan berdaulat.
kehidupan manusia dan tatanan sosial yang ada. Menurut Sztompka, revolusi
yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, seperti ledakan dinamit di tengah lambatnya
arus proses sejarah. (d) Untuk semua alasan ini, revolusi adalah tampilan
perubahan yang paling menonjol, luar biasa cepat dalam waktu dan karena itu
sangat diingat.
23
dianggap ideal dan baik bagi mereka. Salah satu contohnya termasuk dalam
gerakan sosial utopis, yaitu gerakan yang dilakukan di kalangan separatis yang
ingin membentuk negara baru dengan cara memisahkan diri dari sesuatu.
sejumlah negara di dunia. Namun harus dipahami bahwa gerakan sosial seperti
dalam masyarakat. Dengan kata lain, yang dilakukan kaum separatis tidak lain
adalah mereka berjuang keras untuk mendirikan negara baru yang mereka
hidup dan kesejahteraan mereka. Bahkan, ternyata ada beberapa negara baru
yang terbentuk akibat gerakan separatisme semacam ini yang masih dalam
gerakan ini merasa tidak puas dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi mereka
saat ini sehingga mereka memutuskan untuk pindah ke daerah lain dengan
dibandingkan keadaan sebelumnya. Selain itu, tentu ada faktor pendorong yang
pendidikan dan kesehatan, kurangnya fasilitas hiburan dan sejumlah faktor lain
29
Andi Haris, dkk.,” Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial”, Hasanuddin
Journal Of Sociology 1, no. 1 (2019), h. 20-22
24
Kerangka Konseptual
REKLAMASI
PULAU LAE-LAE
Pendampingan Aktivisn
Pendampingan Aktivis
Koalisis
Koalisi
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif
Pendampingan Aktivis Koalisi Dalam Kasus Anti Reklamasi Pulau Lae-Lae Kota
Makassar” sesuai dengan kondisi apa adanya di lapangan saat melakukan penelitian.
Mengenai apa saja proyek reklamasi yang akan dibangun dan bagaimana
pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau lae-lae kota
makassar.
Lokasi penelitian yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah pulau Lae-
B. Metode Penelitian
membahas sesuatu. Hal ini dikarenaka n penelitian ini membahas tentang proyek
reklamasi dCan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau Lae-
lae kota Makassar, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
C. Sumber Data
terbagi menjadi dua bagian yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Penelitian ini akan menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder.
26
1. Data primer
Data primer adalah informasi yang didapatkan oleh peneliti secara langsung
atau dari tangan pertama baik berupa kuesioner ataupun wawancara, kelompok
fokus dan panel.30 Dalam penelitian ini data primer akan dihasilkan dari hasil
wawancara bersama informan secara langsung yang sudah ditentukan oleh penliti.
2. Data sekunder.
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh oleh peneliti dari sumber
atau data yang sudah ada, seperti laporan pemerintah, catatan perusahaan ataupun
data yang diperoleh dari literatur lainnya. 31 Data sekunder yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitiaan ini adalah jurnal, buku, website yang berkaitan dengan
1. Observasi
observasi sehingga peneliti dapat memperoleh data yang tidak di dapatkan pada
saat wawancara.
2. Wawancara
jawab secara lisan yang dilakukan langsung antara dua individu ataupun lebih.
30
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi penelitian sosial. (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia, 2019), h. 172.
31
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, h. 172
27
pertanyaan, dan yang diwawancarai adalah orang yang memberikan respon
ini antara lain: pihak yang bersangkutan atau pihak yang mengetahui proyek
pesisir yang terdiri dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Konsersium
Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH Peradi.
3. Dokumentasi
Menurut Hardani, dkk, akar kata dari dokumentasi adalah berasal dari kata
gambar.33 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk data
1. Instrument Penelitian
Hardani, dkk, peneliti kualitatif yang merupakan human instrument berfungsi untuk
32
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu,
2020), h. 123.
33
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 149-150.
28
analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan dari temuannya. 34
Adapun alat bantu yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
camera handphone sebagai alat bantu dokumntasi berupa gambar dalam setiap
wawancara Bersama informan dalam bentuk rekaman atau audio, alat tulis seperti
pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau lae-lae kota
makassar. setelah data penelitian terkumpulkan selanjutnya peneliti akan
mennggunakan model analisis dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data
tentang proyek reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti
reklamasi pulau lae-lae kota makassar. Adapun analisis yang dikemukakan Miles
dan Huberman yaitu pertama reduksi data. Kedua, penyajian data. Ketiga,
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data.
memfokuskan pada data yang dianggap penting, sehingga data yang didapatkan
merupakan data yang valid. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilah-milah
jawaban hasil wawancara dari informan agar mendapatkan jawaban yang sesuai
34
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 117.
29
2. Penyajian Data.
tahap reduksi data. Penyajian data ini dilakukan dengan tujuan untuk
3. Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data. Pada tahap
verifikasi. Tujuan dari penarikan kesimpulan adalah untuk mencari makna data.
Kesimpulan yang didapat yakni temuan baru yang belum pernah ditemukan
sebelumnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Andika, Sandra “Penerbitan Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta (Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolahan Lingkungan Hidup Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang)”, Skripsi, University of Surabaya, (2020),
h.1
Andi Haris, dkk.,” Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial”,
Hasanuddin Journal Of Sociology 1, no. 1 (2019), h. 20-22
Djamil, Muhammad Haykal Abdul Ghanie., Muhammad Rizki Gumilanga., & Dedi
Hantono.(2022). Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan dan
Perekonomian Warga Pesisir di Jakarta Utara. Jurnal Pembangunan
Wilayah dan Kota. Vol 18 (3). h. 296-303
Djakapermana Deni Ruchyat, 2013. Reklamsi Pantai Sebagai Alternatif
Pengembangan Kawasan: Jurnal Direktorat Jenderal Penataan Ruang:
Departemen Pekerjaan Umum, h. 1-5.
Hikmah., Armen Zulham., & Zahri Nasution. (2018). Reklamasi Di Teluk Jakarta
Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan di Cilincing Jakarta Utara.
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 8 (1). h. 1-
12
Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka
Nurdin, Ismail dan Sri Hartati. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia, 2019.
31
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial (Malang: Intrans Publishing,
2016)
Robert Mirsel , Teori Pergerakan Sosial (Jakarta: Resist Book, 2004), hlm 7
Sarjita dan Sutaryono, 2008, Alternatif Model Reklamasi Pantai dan Kebijakan
Pertanahan, Jurnal Bhumi, Nomor 24, 2008. Yogyakarta : STPN Press, Hlm
104
Urip Santoso, Hukum penata Ruang, Airlangga University Press, Surabaya, 2012.
h. 1
UU No. 27/ 2007, tentang Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
32
UU No. 25/ 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Zamil, Yusuf Saepul., Yulinda Adharani., & Siti Sarah Afifah. (2020).
Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam Perspektif
Pembaruan Agraria. Jurnal Bina Mulia Hukum. Vol 4 (2). h. 255
http://bappeda.grobogan.go.id/beritaartikel/42-rencana-tata-ruang-pacu-
pengembangan diakses pada tanggal 10 juli 2023.
http://www.ndaru.net/wp-content/uploads/undang-undang-nomor-27-tahun-2007-
ttg-pengelolaan- wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil.pdf.diakses pada
tanggal 13 juli 2023
https://.antarnews.com/berita/481398/warga-pulau-lae-lae-gelar-aksi-tolak-
reklamasi-di-makassar,diakses pada tanggal 10 juli 2023.
33