Skripsi
Oleh:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembangunan dapat dilihat sebagai salah satu keharusan dan senantiasa dianggap
sebagai hal yang positif.2 Untuk itu manusia melakukan berbagai aktivitas
daya alam.
setiap manusia yang tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumber daya alam,
Ruang wilayah negara kesatuan republik Indonesia, baik menjadi kesatuan wadah
yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara. Segala yang termasuk
ruang di dalam bumi juga yang menjadi sumber daya adalah karunia Tuhan Yang
Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola
1
UU No. 25/ 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
2
Huggan.G and Tiffin.H, Postcolonial Ecocriticsm, Literature, Environment, (New York,
Routledge, 2010) h.8
2
dengan amanat yang terkandung di dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar
pada umumnya terus bertambah yang terjadi dari tahun ke tahun, yang disebabkan
menjadi sangat serius di kota-kota besar yang mengalami laju pertumbuhan yang
sangat pesat. Ini terjadi karena tanah sebagai penunjang utama kegiatan
wilayah pemukiman, industri, dan tempat komersial lain tidak terbatas. Untuk
terus dilakukan dengan luas tanah yang tersedia dan kebutuhan penggunaan yang
bagi rakyat Indonesia. Bagi kota-kota yang disekitar wilayah pesisir, salah satu
jalan keluar yang dipilih untuk perkembangan kota adalah dengan melakukan
reklamasi perairan pantai.5 Campur tangan pemerintah adalah salah satu hal yang
mutlak, pemerintah sendiri telah mendapatkan salah satu solusi alternatif dari
reklamasi.
3
Urip Santoso, Hukum penata Ruang, Airlangga University Press, Surabaya, 2012. h. 1
4
http://bappeda.grobogan.go.id/beritaartikel/42-rencana-tata-ruang-pacu-pengembangan-
wilayah.html. di akses pada tanggal (10 Juli 2023)
5
UU No. 27/ 2007, tentang Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
3
Reklamasi adalah salah satu upaya penyediaan lahan untuk berbagai
wisata bahari dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan meningkatnya populasi
memenuhi kebutuhan manusia akan ruang yang semakin tinggi, demi memenuhi
kebutuhan ruang, manusia berfikir untuk mencari lahan baru guna menunjang
aktivitas. Dengan banyaknya pihak yang ikut terkait pada proses reklamasi berarti
banyak juga kepentingan yang harus di akomodasi kemudian itu berpotensi dalam
Dalam hukum islam, terdapat ada banyak ayat yang membahas tentang
lingkungan dengan baik adalah suatu hal yang penting, dan membuat kerusakan
yang berbunyi:
َو ِاَذ ا ِقۡي َل َلُهۡم اَل ُتۡف ِس ُد وۡا ِفۡى اَاۡلۡر ِۙض َقاُلۡو ۤا ِاَّنَم ا َنۡح ُن ُم ۡص ِلُح ۡو َن
Terjemahnya:
6
Sutaryono dan Sarjita, 2008, Alternatif Model Reklamasi Pantai dan Kebijakan
Pertanahan, Jurnal Bhumi, Nomor 24, Desember Tahun 2008. Yogyakarta : STPN Press, Hlm 104
4
Dan apabila seseorang yang telah diberi petunjuk oleh Allah berkata
fitnah dan memicu api peperangan,” mereka justru mengklaim bahwa diri mereka
orang yang melakukan perbaikan.” Itu semua adalah akibat dari rasa bangga diri
beberapa macam pro dan kontra, maupun dampak positif dan dampak negatif dari
beberapa aspek yang disebabkan karena adanya reklamasi tersebut. Sumber daya
alam menjadi salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, sebab itu
melihat kelestarian hidup sekitar.8 beberapa manfaat dari reklamasi itu yaitu untuk
penduduk yang sangat tinggi yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai lahan
aspek ekonoomi yaitu dapat menjadi Kawasan perindustrian serta Kawasan bisnis
7
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-11#tafsir-quraish-shihab (13 Juli 2023)
8
Erwin, Hukum Lingkungan, Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 47
5
sehingga dapat membuka lapangan kerja baru yang lebih banyak. Dengan adanya
tambahan daratan buatan ini berbagai macam kebutuhan yang di khususkan pada
untuk menghindari perluasan daerah kumuh yang semakin tidak tertata dari
negatif yaitu pencemaran laut akibat kegiatan di area reklamasi yang dapat
pendapatan para nelayan yang turun dan tercemarnya air laut di area reklamasi.
besar seperti contohnya pada provinsi Sulawesi selatan yang tepatnya di pulau lae-
lae kota makassar. Proyek reklamasi pulau Lae-lae yang akhir-akhir ini menjadi
sorotan media karena pembangunannya yang sampai saat ini masih menjadi
perdebatan. Awal mula adanya reklamasi ini pada tahun 2014 yang dimana
Indonesia (CPI) kepada KSO PT Ciputra dengan PT Yasmin Bumi Asri dengan
luas reklamasi 157,23 Hektar. Hasil reklamasi tersebut rencananya dibagi dua
9
Antik Bintari dan Talolo Muara, Op, Cit., h. 139
6
perihal penetapan lahan pengganti yang pembangunannya akan dipindahkan di
pulau Lae-lae.10
Bumi Asri ini sama sekali tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat pulau
lae-lae yang kenyataannya menjadi pihak yang paling terdampak atas segala
tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat nelayan pulau lae-lae namun juga
tersebut.
Sejauh ini berbagai upaya penolakan yang telah dilkakukan warga pulau
lae-lae, seperti aksi tanpa kekerasan yang tergabung dalam Koalisi Lawan
Reklamasi (KAWAL) pesisir yang terdiri dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Anging Mammiri, Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH
10
https://makassar.antarnews.com/berita/481398/warga-pulau-lae-lae-gelar-aksi-tolak-
reklamasi-di-makassar, di akses pada tanggal (10 juli 2023).
7
Peradi membentangkan spanduk saat melakukan parade perahu tolak reklamasi di
pesisir juga mangadakan aksi di depan Gedung DPRD Provinsi dan depan kantor
Gubernur Sulawesi Selatan. Dalam aksi yang dilakukan oleh warga pulau Lae-lae
tangkap nelayan, cabut pergub wisata bahari, Revisi Perda RT/RW Provinsi
dan laksanakan Reforma Agraria sejati diwilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 11
kontroversial, oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
1. Fokus Penelitian
proyek reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi
2. Deskripsi Fokus
kesejahteraan masyarakat dan bentuk gerakan sosial aktivis koalisi dalam menolak
11
https://lbhmakassar.org/press-release/aksi-warga-pulau-dan-koalisi-lawan-reklamasi-
pesisir-tolak-reklamasi-pulau-lae-lae/ diakses pada tanggal (10 Juli 2023)
8
diharapkan dapat memberikan gambaran jawaban dari judul penelitian yang
diangkat peneliti. Penelitian ini akan lebih fokus di pulau Lae-lae kota Makassar.
C. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
penulis sebagai bahan referensi dan acuan saat melakukan penelitian yang
yakni skripsi dan jurnal yang berkaitan dengan judul yang peneliti teliti.
Cilincing Jakarta Utara”. Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus dengan
2. Yusuf Saepul Zamil, Yulinda Adharani, Siti Sarah Afifah dalam jurnalnya
12
Hikmah, “Reklamasi Di Teluk Jakarta Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan
di Cilincing Jakarta Utara”, Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, (2018), h. 1
9
penelitian deskriptif analisis dengan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu
merupakan data sekunder dengan didukung oleh data primer. Hasil penelitian
4. Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Haykal Abdul Ghanie Djamil,
tersebut.15
13
Yusuf Saepul Zamil, “Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam
Perspektif Pembaruan Agraria, Jurnal Bina Mulia Hukum. (2020), h. 255
14
Herry Djainal, “Reklamasi pantai dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di
Wilayah Kepesisiran Kota Ternate.
15
Abdul Ghanie Djamil, “Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan dan Perekonomian
Warga Pesisir di Jakarta Utara”, Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, (2022), h. 296
10
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
16
Sandra Andika, “Penerbitan Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta (Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup
Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)”, Skripsi, University of
Surabaya, (2020), h. 1
11
2. Kegunaan Penelitian
reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi dan
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
12
1. Reklamasi
a. Pengertian Reklamasi
Istilah reklamasi ialah turunan dari istilah bahasa inggris, reclamation yang
berasal dari kata kerja reclaim yang artinya mengambil kembali, dengan
penekanan pada kata "return" kemudian berasal dari kosa kata dalam bahasa
inggris to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Menurut Kamus
Reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran
kawasan perairan yang rusak atau tidak berguna menjadi lebih baik dan
untuk mengubah permukaan tanah yang rendah untuk dijadikan lebih tinggi17
manusia dan menfaatan sumber daya alam untuk kepentingan yang lebih besar.
Dengan melihat kondisi saat ini seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah
yang tepat untuk pemanfaatan lahan. Reklamasi juga dapat ditujukan untuk
membuka lahan yang telah rusak lingkungannya agar dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan manusia. Menurut para ahli, reklamasi adalah pemanfaatan ruang untuk
kepentingan manusia dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan yang
lebih besar. Dengan melihat kondisi saat ini, seharusnya pemerintah dapat
17
Soehartono, ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan (Jakarta, Djambatan, 2008)
hlm. 38
13
mengambil langkah yang tepat untuk pemanfaatan lahan. Reklamasi juga dapat
ditujukan untuk membuka lahan yang telah rusak lingkungannya agar dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, misalnya apa yang dikatakan oleh Save
M. Dagun bahwa pemanfaatan lahan yang tidak ekonomis adalah untuk keperluan
pemukiman.18
pada Pasal 1 mengatakan bahwa “Reklamasi pantai adalah kegiatan di pantai yang
lahan dari segi lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara penimbunan, perizinan
atau drainase. Kawasan reklamasi pesisir adalah kawasan hasil perluasan kawasan
b. Tujuan Reklamasi
mengurangi tekanan kebutuhan lahan di bagian kota yang sudah padat penduduk;
Tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan perairan yang rusak atau
tidak berguna menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Kawasan baru tersebut
pertanian, dan obyek wisata. Reklamasi pulau merupakan langkah perluasan kota.
18
Soehartono, ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan (Jakarta, Djambatan, 2008)
hlm. 29
19
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor: 40 /PRT/M/2007/ Tentang Pedoman Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
14
Reklamasi dilakukan oleh negara-negara atau kota-kota besar yang laju
masalah penyempitan luas lahan (lahan yang terbatas). Dengan kondisi tersebut,
lahan baru.
muncul bukanlah bagian dari rencana. Oleh karena itu lebih tepat disebut sebagai
fenomena sosial merupakan fenomena yang saling terkait, maka tidak heran jika
perubahan yang terjadi pada satu atau beberapa aspek, baik diinginkan maupun
tidak, dapat mengakibatkan perubahan pada aspek lainnya. Dampak yang tidak
Perubahan dan dampak pulau akibat reklamasi tidak hanya bersifat lokal, tetapi
meluas. Reklamasi memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat dan
ekosistem pesisir dan laut. Dampak ini juga bersifat jangka pendek dan jangka
Perubahan pulau dan dampak akibat adanya reklamasi tidak hanya bersifat lokal,
masyarakat dan ekosistem pesisir dan laut. Dampak ini pun mempunyai sifat
jangka pendek dan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi ekosistem dan
masyarakat disekitar.21
20
Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995),
h. 165
21
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU
15
1. Dampak Positif
Ada dampak yang ditimbulkan dari pembangunan reklamasi ini, salah satunya
adalah dampak positif. Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya kebijakan
kawasan pesisir, menekan lahan yang diperkirakan kurang atau tidak berguna,
perairan yang layak huni, dan juga menyerap tenaga kerja. Pembangunan
ini memberikan alternatif dalam penyediaan lahan baru untuk perluasan kawasan,
gelombang pasang yang menggerus pantai. Selain itu, dampak positif dari
daratan.
2. Dampak Negatif
potensi banjir dan juga genangan di wilayah pesisir. Sedangkan dari segi biologi,
dampak negatif dari reklamasi ini antara lain terganggunya ekosistem mangrove,
keanekaragaman hayati.
Ruang publik yang semula untuk masyarakat kini akan hilang atau berkurang,
pesisir akan digunakan untuk kegiatan atau kepentingan pribadi. Selain itu,
16
keanekaragaman biota laut juga akan berkurang, baik flora maupun fauna akibat
timbunan TPA yang akan berdampak pada ekosistem yang ada. Perubahan debit
air juga akan berdampak pada area di luar reklamasi yang akan banyak air meluap,
berdampak pada hasil tangkapan dan juga berdampak pada penurunan pendapatan
masyarakat sekitar pantai seperti petani tambah, nelayan, dan buruh. Kekayaan
sangat rentan terhadap perubahan sehingga apabila terjadi perubahan baik secara
perairan. Apabila ekosistem perairan pesisir dalam jangka waktu yang lama
pesisir sehingga kondisi seperti ini akan berdampak pada kerusakan pesisir.22
2. Teori Pembangunan
ekonomi. Pembangunan akan berjalan lancar, jika disertai administrasi yang baik.
22
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Reklamasi
Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU
17
Pembangunan adalah suatu proses pembaharuan yang terus menerus dari suatu
budaya yang disengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
semakin kecil dan berbanding terbalik. Transformasi sosial dapat dilihat melalui
semangat nasionalisme dan nasionalisme, perubahan nilai dan norma yang dianut
proses yang sistemik akan menghasilkan output pada akhirnya. Kualitas output
dilakukan, dan seberapa besar pengaruh lingkungan dan faktor alam lainnya. Salah
satu input yang dimaksud adalah sumber daya manusia. Manusia dalam proses
23
Ujud Rusdia, Candrika Akhdan Taqiudin., “Peran Kepala Desa Dalam PembangunanFisik Melalui
Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Sementara(Tps) Di Desa Margamekar Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung”, Jurnal JISIPOL 6, no. 2 (2022), h. 118
18
manusia sebagai perencana pembangunan, dan manusia sebagai sasaran dari
proses pembangunan.
berikut:
alam, kesuburan tanah, iklim, potensi hutan, potensi tambang, potensi laut, dan
jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar berpotensi menjadi
produktivitas.
3. Modal
pembangunan. Sumber daya modal dibutuhkan oleh negara untuk mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat dan
memiliki nilai lebih tinggi dari bahan mentah. Investasi diperlukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan alam agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mampu
4. Lapangan Kerja
19
5. Keahlian dan kewirausahaan
tertentu. Sekalipun demikian, orang yang memiliki keahlian tetapi tidak memiliki
demikian dibutuhkan keahlian dan jiwa wirausaha yang dimiliki oleh masyarakat
6. Stabilitas politik
Kondisi politik yang tidak stabil membuat sangat sulit untuk menciptakan
7. Kebijakan pemerintah
Gerakan sosial dapat diartikan sebagai gerakan yang dilakukan oleh sejumlah
elemen tertentu dengan masyarakat luas. Selain itu, ada beberapa ciri dari
suatu gerakan sosial, antara lain adanya tujuan yang ingin dicapai (sasaran),
24
Syed Agung Afandi,dkk, "Pengantar Teori Pembangunan", (Yogyakarta: CV.Bintang
Semesta Media), h. 9-10
25
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 12
20
orang untuk menghambat atau mendorong perubahan tatanan sosial. Tindakan
tidak diakui sebagai sesuatu yang berlaku luas, umum dan sah dalam suatu
dalam gerakan sosial, gerakan sosial dipandang sebagai upaya yang positif.
perubahan dan tatanan kehidupan yang baru. Spencer menjelaskan bahwa ciri
perubahan baru ke tatanan kehidupan yang lebih baik dari tatanan yang ada.28
adalah gerakan bersama atau kolektif yang dilakukan secara masif untuk
kepentingan bersama.
26
Robert Mirsel , Teori Pergerakan Sosial (Jakarta: Resist Book, 2004), hlm 7
27
Suharko, “Gerakan Sosial Baru di Indonesia: Repertoar Gerakan Petani”, Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 10 (Juli 2006), h.3.
28
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial (Malang: Intrans Publishing, 2016)
21
1. gerakan ekspresif. Dalam masyarakat yang maju dan modern,
remaja dan anak muda berupa penciptaan model/gaya baru, baik dari segi
busana maupun penampilan yang dianggap unik oleh orang lain. Bahkan,
kategori gerakan ini juga bisa memasukkan genre musik seperti “Break
Dance” di kalangan remaja di Amerika pada awal tahun 1980-an dimana jenis
keadaan semula. Dengan kata lain, mereka yang melakukan gerakan sosial
regresif merasa kecewa dan frustasi dengan situasi sosial saat ini. Misalnya,
gerakan yang dilakukan kelompok Ku Klux Klan menginginkan hak sipil dan
kebebasan bagi orang kulit hitam (Black American) ditempatkan pada status
tertentu dalam masyarakat. Misalnya, pada Mei 1998 mahasiswa dari berbagai
reformasi dan perubahan, terutama yang berkaitan dengan kolusi, korupsi dan
22
nepotisme. Begitu juga di Uni Soviet pada tahun 1980-an, ketika rakyat
berdaulat.
kehidupan manusia dan tatanan sosial yang ada. Menurut Sztompka, revolusi
fungsi sosial. (c) perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, seperti
ledakan dinamit di tengah lambatnya arus proses sejarah. (d) Untuk semua
alasan ini, revolusi adalah tampilan perubahan yang paling menonjol, luar
dianggap ideal dan baik bagi mereka. Salah satu contohnya termasuk dalam
yang ingin membentuk negara baru dengan cara memisahkan diri dari sesuatu.
23
sekelompok orang terhadap penguasa yang dianggap tidak adil, diskriminatif,
kelompok tertentu dalam masyarakat. Dengan kata lain, yang dilakukan kaum
separatis tidak lain adalah mereka berjuang keras untuk mendirikan negara
baru yang mereka anggap ideal dan mampu menciptakan perdamaian serta
beberapa negara baru yang terbentuk akibat gerakan separatisme semacam ini
relatif lama.
gerakan ini merasa tidak puas dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi
mereka saat ini sehingga mereka memutuskan untuk pindah ke daerah lain
dengan harapan memperoleh kehidupan sosial ekonomi yang jauh lebih baik
kampung halamannya.29
Kerangka Konseptual
REKLAMASI
PULAU LAE-LAE
29
Andi Haris, dkk.,” Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial”, Hasanuddin
Journal Of Sociology 1, no. 1 (2019), h. 20-22
24
Dampak Positif Proyek Reklamasi Dampak Negatif
Pendampingan Aktivisn
Pendampingan Aktivis
Koalisis
Koalisi
koalisi.
BAB III
METODE PENELITIAN
25
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
Pendampingan Aktivis Koalisi Dalam Kasus Anti Reklamasi Pulau Lae-Lae Kota
penelitian. Mengenai apa saja proyek reklamasi yang akan dibangun dan
bagaimana pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau lae-lae
kota makassar.
B. Metode Penelitian
membahas sesuatu. Hal ini dikarenaka n penelitian ini membahas tentang proyek
reklamasi dCan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau
Lae-lae kota Makassar, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
C. Sumber Data
terbagi menjadi dua bagian yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Penelitian ini akan menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
langsung atau dari tangan pertama baik berupa kuesioner ataupun wawancara,
26
kelompok fokus dan panel.30 Dalam penelitian ini data primer akan dihasilkan dari
hasil wawancara bersama informan secara langsung yang sudah ditentukan oleh
penliti.
2. Data sekunder.
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh oleh peneliti dari sumber
atau data yang sudah ada, seperti laporan pemerintah, catatan perusahaan ataupun
data yang diperoleh dari literatur lainnya. 31 Data sekunder yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitiaan ini adalah jurnal, buku, website yang berkaitan dengan
1. Observasi
2. Wawancara
jawab secara lisan yang dilakukan langsung antara dua individu ataupun lebih.
30
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi penelitian sosial. (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia, 2019), h. 172.
31
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, h. 172
27
jawaban mengenai pertanyaan yang telah diajukan.32 Narasumber pada penelitian
ini antara lain: pihak yang bersangkutan atau pihak yang mengetahui proyek
Mammiri, Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH Peradi.
3. Dokumentasi
Menurut Hardani, dkk, akar kata dari dokumentasi adalah berasal dari kata
mengumpulkan data dengan cara mencatat data-data yang telah ada. Data-data
bentuk data ataupun dokumen dari perusahaan, jurnal, website yang berkaitan.
1. Instrument Penelitian
ataupun alat bantu dalam melakukan penelitian yakni peneliti sendiri. Menurut
data kemudian melakukan pengumulan data, dilanjut dengan menilai kualitas data,
32
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Yogyakarta: CV. Pustaka
Ilmu, 2020), h. 123.
33
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 149-150.
34
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 117.
28
Adapun alat bantu yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
camera handphone sebagai alat bantu dokumntasi berupa gambar dalam setiap
wawancara Bersama informan dalam bentuk rekaman atau audio, alat tulis seperti
yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan mengenai proyek reklamasi dan
pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau lae-lae kota
mennggunakan model analisis dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data
tentang proyek reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti
reklamasi pulau lae-lae kota makassar. Adapun analisis yang dikemukakan Miles
dan Huberman yaitu pertama reduksi data. Kedua, penyajian data. Ketiga,
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data.
memfokuskan pada data yang dianggap penting, sehingga data yang didapatkan
merupakan data yang valid. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilah-
milah jawaban hasil wawancara dari informan agar mendapatkan jawaban yang
2. Penyajian Data.
29
Penyajian data adalah proses penyusunan sekumpulan informasi setelah
tahap reduksi data. Penyajian data ini dilakukan dengan tujuan untuk
3. Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data. Pada tahap
verifikasi. Tujuan dari penarikan kesimpulan adalah untuk mencari makna data.
Kesimpulan yang didapat yakni temuan baru yang belum pernah ditemukan
sebelumnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Andi Haris, dkk.,” Mengenal Gerakan Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial”,
Hasanuddin Journal Of Sociology 1, no. 1 (2019), h. 20-22
Hikmah., Armen Zulham., & Zahri Nasution. (2018). Reklamasi Di Teluk Jakarta
Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat Nelayan di Cilincing Jakarta
Utara. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 8
(1). h. 1-12
Nurdin, Ismail dan Sri Hartati. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia, 2019.
31
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial (Malang: Intrans Publishing,
2016)
Robert Mirsel , Teori Pergerakan Sosial (Jakarta: Resist Book, 2004), hlm 7
Sarjita dan Sutaryono, 2008, Alternatif Model Reklamasi Pantai dan Kebijakan
Pertanahan, Jurnal Bhumi, Nomor 24, 2008. Yogyakarta : STPN Press,
Hlm 104
Urip Santoso, Hukum penata Ruang, Airlangga University Press, Surabaya, 2012.
h. 1
UU No. 27/ 2007, tentang Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
32
UU No. 25/ 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Zamil, Yusuf Saepul., Yulinda Adharani., & Siti Sarah Afifah. (2020).
Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam Perspektif
Pembaruan Agraria. Jurnal Bina Mulia Hukum. Vol 4 (2). h. 255
http://bappeda.grobogan.go.id/beritaartikel/42-rencana-tata-ruang-pacu-
pengembangan diakses pada tanggal 10 juli 2023.
http://www.ndaru.net/wp-content/uploads/undang-undang-nomor-27-tahun-2007-
ttg-pengelolaan- wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil.pdf.diakses pada
tanggal 13 juli 2023
https://.antarnews.com/berita/481398/warga-pulau-lae-lae-gelar-aksi-tolak-
reklamasi-di-makassar,diakses pada tanggal 10 juli 2023.
33